Anda di halaman 1dari 3

BERITA ACARA PERSIDANGAN

Nomor 08/SKLN-XIX/2019

Sidang panel Pemeriksaan Persidangan Mahkamah Konstitusi yang


mengadili pada tigkat pertama dan terakhir yang bersidang di sedang yang telah
ditentukan untuk ini di Gedung Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jalan
Medan Merdeka Barat Nomor 03 Jakarta Pusat, pada :

Hari Senin, 25 November 2019, Pukul 10.25 – 11.40 WIB.

Dalam Sengketa Kewenangan Lembaga Negara antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan
Kepolisian Republik Indonesia, yang diajukan oleh Herlambang, S. Sos, M. Si,
seorang Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang beralamat di Jalan KP
Badongan Nomor 72, Kelurahan Teluk, Kecamatan Labuan, RT 001/013, Medan,
Sumatera Utara. Berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 28 Oktober 2021
memberi kuasa kepada Delila Putri Laundya, S.H.,
M.H. kuasa hukum pada Kantor Lembaga Bnatuan Hukum Pradigta yang
beralamat di Gedung Setya Jaya, Jl. Pajajaran No.23, RT.04/RW.11,
Baranangsiang, Kec. Bogor Tim, Kota Bogor, Jawa Barat 16143 yang bertindak
sendiri maupun bersama-sama untuk dan atas nama pemberi kuasa, untuk
selanjutnya disebut sebagai PEMOHON.

Susunan Majelis hakim (Panel) :


Hakim Ketua : Belani Opcesar Kartika Sari
Hakim Anggota 1 : Al Muzamil Ridho
Hakim Anggota 2 : Amanda Hella Novanka
Hakim Anggota 3 : Nanda Arya Setyaningrum
Hakim Anggota 4 : Nala Sofil Mubarrod
Hakim Anggota 5 : Fannya Vidi Arsya
Hakim Anggota 6 : Divadenia Libelsha Yonantara
Hakim Anggota 7 : Dyaksha Faisheila Nurdiyanti

Rery Pasaribu Panitera Pengganti

Setelah pihak-pihak dipanggil masuk ruang sidang, pada pukul 10.25 WIB
sidang dibuka oleh Ketua Majelis dan dinyatakan terbuka untuk umum Ketua
Majelis menerangkan bahwa sidang hari ini adalah sidang panel pemeriksaan
untuk mendengarkan keterangan kuasa hukum pemohon terkait dengan
permohonan.
Pemohon principal hadir ke ruangan persidangan dan berada di bangku
hadirin sidang dan menyerahkan kepada Delila Putri Laundya, S.H., M.H. sebagai
kuasa hukum dari pemohon untuk menyampaikan perihal sidang.

1. Pokok Permohonan Pemohon


a. Menyatakan menerima dan mengabulkan gugatan pemohon untuk
seluruhnya
b. Menyatakan bahwa Pasal 41 ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan bertentangan dengan Pasal 28 G Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
c. Menyatakan penambahan ketentuan dalam pasal 41 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, terkait perizinan untuk
memperoleh keterangan data wajib pajak khususnya data keuangan bukan
hanya berdasakan perizinan Bank Indonesia namun juga memperoleh izin
dari pemilik data yang bersangkutan.
d. Menyatakan bahwa Pasal 41 ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat
sepanjang tidak adanya penambahan ketentuan yang telah diuraikan diatas.
e. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik
Indonesia sebagaimana mestinya.

2. Dalam Teori Legal Standing Pemohon


Memohonkan agar Mahkamah Konstitusi memutus perkara Sengketa
Kewenangan Lembaga Negara antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian
Republik Indonesia berdasarkan Pasal 24C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 “Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili
pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji
undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan
lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar,
memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil
pemilihan umum”.

3. Penjelasan Hakim
a. Terkait dengan petitum, di dalam perkara Sengketa Kewenangan Lembaga
Negara antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian Republik
Indonesia tidak berwenang untuk menyatakan suatu Undang-Undang itu
batal. Mahkamah berwenang hanya menyatakan atau bahwa Undang-
Undang itu bertentangan. Oleh karena itu pemeriksaan sebenarnya hanya
melakukan tes, apakah undang-undang itu secara konstiusional
bertentangan atau tidak. Terkait dengan petitum bisa dikoreksi terkait
panduannya di PMK Nomor 6 Tahun 2005 (Bukti P-6).
b. Terkait legal standing Yang Mulia, dari pemohon tersebut seharusnya
legal standing dari para pemohon harus di uraikan secara jelas.
Setelah kuasa hukum pemohon didengarkan keterangannya, ketua Majelis
mengatakan sidang hari ini telah berakhir, dan para pihak dipersilahkan menunggu
pemberitahuan dari kepaniteraan mengenai jadwal dan agenda sidang selanjutnya.
Selanjutnya Ketua Majelis mengakhiri sidang hari ini pada pukul 11.45
WIB. Demikian Berita Acara Sidang Pemeriksaan ini dibuat dan ditandatangani
oleh Ketua Majelis dan Panitera Pengganti.

Panitera Ketua Majelis


Rery Pasaribu Prof. Dr. Anwar, S,H., M.H.

Anda mungkin juga menyukai