Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 3

Demokrasi di Indonesia

Disusun Oleh :

Ardhy Akbar Pratama 44190177 44.8B.06


Dimas Stya Nugraha 44190305 44.8B.06
Farah Annisa 44190226 44.8B.06
Hana Lumban Gaol 44190909 44.8C.06
Hilman Balqi Fauzy 44190108 44.8B.06
Lia Nanda Wijaya 44190540 44.8B.06
Muhammad Bayu Alamsyah 44190308 44.8B.06
Reza Alfayed 44190184 44.8B.06
Sutini 44190192 44.8A.06

Ilmu Komunikasi
Pendidikan Kewarganegaraan

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA


Jl. SMA Kapin No.292A, RT.9/RW.8, Pondok Kelapa, Duren Sawit,
Kec. Duren Sawit, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
13450
➢ Pengertian Demokrasi Menurut Ahli
Harris Soche menjelaskan bahwa demokrasi ialah suatu bentuk pemerintahan
rakyat, karenanya kekuasaan pemerintahan melekat pada rakyat juga merupakan
HAM bagi rakyat untuk mempertahankan, mengatur dan melindungi diri dari setiap
paksaan dalam suatu badan yang diserahkan untuk memerintah.

➢ Pengertian Demokrasi Secara Umum


Secara etimologi atau bahasa, demokrasi itu berasal dari bahasa Yunani demokratia
yaitu demos yang artinya rakyat dan kratos yang artinya pemerintahan.

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki


hak yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
Demokrasi mengizinkan warga negara ikut serta—baik secara langsung atau
melalui perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.

➢ Sejarah Demokrasi di Indonesia


Mengutip dari buku Mengenal Lebih Dekat Demokrasi di Indonesia (2012) yang
ditulis oleh Nadhirun, sejarah demokrasi di Indonesia dimulai pada awal abad ke-20.
Pada fase ini, Indonesia masih mengalami penjajahan oleh Belanda dan pemikiran
demokrasi modern dari barat sudah mulai masuk ke Indonesia.

Tepatnya, anak-anak muda dan mahasiswa yang mengenyam pendidikan di Eropa


banyak membaca ide-ide demokrasi melalui buku serta ruang-ruang diskusi terbuka.
Kemudian, mereka banyak mendapatkan inspirasi mengenai konsep negara demokrasi
yang terbuka dan sangat kontradiktif dengan Indonesia.

Generasi pertama yang merasakan bagaimana indahnya demokrasi di negara-negara


Eropa adalah Mohammad Hatta yang kelak menjadi Wakil Presiden Indonesia. Hatta
belajar di Belanda dan menyerap berbagai ide-ide demokrasi.

Di generasi Hatta ini, ide-ide demokrasi meresap di benak anak muda Indonesia dan
memulai gerakan-gerakan kemerdekaan. Mengalami banyak ganjaran karena transisi
dari penjajahan Belanda ke penjajahan Jepang, akhirnya kemerdekaan resmi
diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
➢ Perkembangannya Demokrasi di Indonesia dari Masa ke Masa
Ada empat perkembangan demokrasi dari masa ke masa. Berikut penjelasannya:

1. Demokrasi Parlementer (1945 - 1959)


Demokrasi parlementer ini dimulai ketika Indonesia resmi menjadi negara yang
merdeka hingga berakhir di tahun 1959. Demokrasi parlementer adalah sistem
demokrasi yang menempatkan parlemen sebagai bagian fundamental di
pemerintahan.

Akan tetapi, konsep demokrasi ini dianggap kurang cocok untuk Indonesia.
Lemahnya budaya demokrasi untuk mempraktikkan demokrasi model barat ini
telah memberi peluang sangat besar kepada partai-partai politik mendominasi
kehidupan sosial politik.

Pada masa ini pula digelar Pemilu pertama pada 1955. Pemilu 1955 mendapat
pujian dari berbagai pihak, termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti
oleh lebih 30-an partai politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon
perorangan.

Beberapa hal yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran
berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR
adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak
menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk
menggiring pemilih yang menguntungkan partainya.

2. Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965)


Demokrasi terpimpin adalah sistem pemerintahan, di mana segala kebijakan atau
keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada satu orang, yaitu
pemimpin pemerintahan.

Demokrasi terpimpin ini dimulai pada tahun 1959 ketika Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ciri yang paling khas dari konsep
demokrasi terpimpin adalah kehadiran peran dan campur tangan presiden selaku
pemimpin tertinggi demokrasi dan revolusi yakni Presiden Sukarno.

Di lain sisi, demokrasi terpimpin juga terlihat dari pengaruh komunis dan
peranan tentara (ABRI) di politik Indonesia.

Pada masa demokrasi terpimpin banyak terjadi penyelewengan terhadap


Pancasila dan UUD 1945, seperti:
- Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis (Nasakom)
- Tap MPRS No. III/MPRS/1963 tentang Pengangkatan Soekarno sebagai
presiden seumur hidup
- Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden
- Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi menteri
negara oleh presiden
- GBHN yang bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959
yang berjudul 'Penemuan Kembali Revolusi Kita' ditetapkan oleh DPA
bukan MPRS

3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (1965 - 1998)


Setelah peristiwa G30S PKI terjadi di tahun 1965, terjadi pergantian pemimpin
dari Soekarno menuju Soeharto. Era orde baru ini juga dikenal dengan istilah
Demokrasi Pancasila yang menjadikan Pancasila sebagai landasan demokrasi.

Akan tetapi, rezim yang berkuasa selama 32 tahun juga dihantui dengan beberapa
penyimpangan, seperti:
- Penyelenggaraan pemilu yang tidak jujur dan tidak adil
- Penegakan kebebasan berpolitik bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS)
- Kekuasaan kehakiman (Yudikatif) yang tidak mandiri karena para hakim
adalah anggota PNS Departemen kehakiman
- Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat
- Sistem kepartaian yang otonom dan berat sebelah
- Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)
4. Demokrasi Reformasi (1998 - sekarang)
Berakhirnya rezim orde baru yang berkuasa selama 32 tahun melahirkan
demokrasi baru yang dikenal dengan istilah era reformasi. Era reformasi adalah
fase demokrasi yang kembali ke prinsip dasar demokrasi, seperti:
- Adanya Pemilu secara langsung
- Kebebasan Pers
- Desentralisasi
- Hak-hak dasar warga negara lebih terjamin
- Rekrutmen politik yang inklusif

➢ Ciri khas demokrasi di Indonesia


Demokrasi di Indonesia adalah demokrasi pancasila, Sehingga demokrasi di Indonesia
memiliki ciri khas sebagai berikut:
1. Bersifat kekeluargaan dan gotongroyong yang berlandaskan Ketuhanan Yang
Maha Esa.

2. Menghargai hak-hak asasi manusia serta menjamin adanya hak-hak minoritas.


3. Pengambilan keputusan berdasarkan asa musyawarah untuk mufakat.
4. Bersendikan hukum, rakyat berhak ikut secara efektif untuk menentukan
kehidupan bangsa dan negara.

➢ Landasan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia


Indonesia adalah negara demokrasi. Sistem demokrasi yang ada di Indonesia
adalah demokrasi pancasila. Berikut ini landasan pelaksanaan demokrasi pancasila di
Indonesia, yaitu:
1. Pancasila sila keempat
2. Pembukaan UUD 1945 alinea IV
3. Pasal 1 Ayat (2) yang berbunyi: Kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang dasar.
4. Tap MPR RI No. XII/MPR/1998 tentang pembahasan masa jabatan Presiden dan
wakil Presiden.
5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat,
6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1998 tentang Parpol,
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998 tentang Pemilu,
8. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Susunan dan Kedudukan MPR,
DPR, dan DPRD.

➢ Tujuan Demokrasi di Indonesia


Pada konsepnya, tujuan demokrasi dalam kehidupan bernegara juga meliputi
kebebasan berpendapat dan kedaulatan rakyat. Berikut beberapa tujuan demokrasi
secara umum beserta penjelasannya:

1. Kebebasan berpendapat
Tujuan demokrasi adalah memberi kebebasan dalam berpendapat dan
berekspresi. Negara yang menganut sistem pemerintahan demokrasi, di mana
rakyatnya memiliki kebebasan untuk memberikan pendapat dan menyuarakan
aspirasi dan ekspresi mereka. Hal ini menjadi hal yang fundamental bagi
negara demokrasi. Penjaminan hak dasar ini juga dilakukan dengan terbuka
sebagai cara mengungkap dan mengatasi adanya masalah sosial yang belum
terwujud.

2. Menciptakan keamanan dan ketertiban.


Demokrasi akan menjamin hak-hak setiap warga negara dan mengedepankan
musyawarah untuk memecahkan solusi bersama agar terjalin keamanan
bersama di lingkungan masyarakat.

3. Mendorong masyarakat aktif dalam pemerintahan


Demokrasi mengedepankan kedaulatan rakyat, sehingga rakyat akan
dilibatkan dalam setiap proses pemerintahan, mulai dari pemilihan umum
secara langsung hingga memberi aspirasi terkait kebijakan publik. Rakyat
yang didorong aktif terlibat dalam bidang politik guna memajukan kinerja
pemerintahan negara tersebut. Adanya peran rakyat dalam pemerintahan juga
akan membuat setiap warga negara lebih bertanggung jawab terhadap peran
yang dimilikinya sebagai seorang warga negara yang wajib menjaga keutuhan
negara.
4. Membatasi kekuasaan pemerintahan
Kekuasaan tertinggi dalam negara yang menganut sistem pemerintahan
demokrasi, ada di tangan rakyat. Artinya rakyat berhak memberi aspirasi dan
kritik pada pemerintahan. Sistem pemerintahan demokrasi juga bertujuan
membatasi kekuasaan pemerintahan, agar tidak menimbulkan kekuasaan
absolut atau diktator. Dengan demokrasi diharapkan akan menciptakan
pemerintah yang bertanggung jawab, di mana Pemerintahan hanya berfungsi
sebagai wakil rakyat yang ditugasi untuk merangkum semua kebutuhan
rakyat. Rakyat dapat menilai dan menuntut apabila ada ketidaksesuaian antara
kebutuhan dengan kebijakan yang dirumuskan. Rakyat dapat mengajukan
tuntutan apabila pemerintah melakukan penyelewengan terhadap kebijakan
yang telah dibuat.

5. Mencegah Perselisihan
Dalam suatu negara demokrasi, setiap masalah atau konflik yang terjadi, akan
diselesaikan dengan musyawarah. Sehingga, diharapkan dengan menganut
sistem demokrasi bisa mencegah adanya perselisihan antar kelompok dan
dapat menyelesaikan segala masalah secara damai.

➢ Macam-macam demokrasi di Indonesia


1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)
Macam-macam demokrasi di Indoensia yang pertama adalah demokrasi
parlementer yang menonjolkan peranan parlementer serta partai-partai.
Akibatnya, persatuan yang digalang selama perjuangan melawan musuh
bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif
sesudah kemerdekaan.

Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan


diproklamirkan dan kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1945
dan 1950. Banyak para ahli menilai bahwa demokrasi parlementer kurang
cocok untuk Indonesia. Karena lemahnya benih-benih demokrasi sistem
parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan Dewan
Perwakilan Rakyat.
Undang-Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya sistem parlemen di
mana badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala Negara
konstitusional beserta menteri-menterinya yang mempunyai tanggung jawab
politik. Karena fragmentasi partai-partai politik usai kabinet pada masa ini
jarang dapat bertahan lama. Koalisi yang dibangun dengan gampang pecah
hal ini mengakibatkan destabilisasi politik nasional.

Faktor-faktor semacam ini, ditambah dengan tidak memiliki anggota-anggota


partai yang tergabung dalam konstituante untuk mencapai konsensus
mengenai dasar Negara untuk undang-undang dasar baru. Kondisi tersebut
akhirnya mendorong Ir. Soekarno sebagai presiden untuk mengeluarkan
dekrit 5 juli yang menentukan berlakunya kembali UUD 1945. Dengan
demikian demokrasi parlementer di Indonesia berakhir.

2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)


Macam-macam demokrasi di Indonesia berikutnya adalah demokrasi
terpimpin. Demokrasi terpimpin ini telah menyimpang dari demokrasi
konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat.
Masa ini kuat ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai
politik, perkembangan pengaruh komunis dan peran ABRI sebagai unsur
sosial-politik semakin meluas.

UUD 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan


selama sekurang-kurangnya lima tahun. Namun ketetapan MPRS No.
III/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup telah
membatalkan pembatasan waktu lima tahun ini yang ditentukan oleh Undang-
Undang Dasar.

Selain itu, banyak sekali tindakan yang menyimpang atau menyeleweng


terhadap ketentuan-ketentuan Undang-Undang Dasar seperti pada tahun 1960
Ir. Soekarno sebagai presiden membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat hasil
pemilihan umum. Padahal dalam penjelasan UUD 1945 secara eksplisit
ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai wewenang untuk berbuat
demikian. Berakhirnya pemerintahan Soekarno menjadi akhir dari berlakunya
demokrasi terpimpin di Indonesia, yang kemudian digantikan dengan
demokrasi pancasila.
3. Demokrasi Pancasila Era Orde Baru (1966-1998)
Demokrasi pancasila merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan
sistem presidensial. Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD
1945, dan Tap MPRS/MPR dalam rangka meluruskan penyelewengan
terhadap UUD 1945 yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin. Namun,
dalam perkembangannya peran presiden justru semakin dominan terhadap
lembaga-lembaga Negara yang lain.

Melihat praktik demokrasi pada masa ini, nama pancasila hanya digunakan
sebagai legitimasi politik penguasa pada saat itu. Sebab kenyataannya yang
dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Demokrasi Pancasila pada era Orde Baru kerap ditandai dengan dominasi
peran ABRI, Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik,
pengebirian peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam
berbagai urusan partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi
ideologi negara, inkorporasi lembaga non pemerintah. Pemerintahan Orde
Baru sendiri berakhir pada tahun 1998 setelah Soeharto dilengserkan oleh
rakyatnya pada Mei 1998.

4. Demokrasi Pancasila Era Reformasi (1999-Sekarang)


Setelah Orde Baru berakhir, Indonesia mulai memasuki era Reformasi di
mana pemerintah Habibie mulai menjalankan demokrasi dengan
menyuburkan kembali alam demokrasi di Indonesia dengan jalan kebebasan
pers dan kebebasan berbicara. Keduanya dapat berfungsi sebagai check and
balances serta memberikan kritik supaya kekuasaan yang dijalankan tidak
menyeleweng terlalu jauh. Dalam perkembangannya demokrasi di Indonesia
setelah rezim Habibie diteruskan oleh presiden Abdurahman Wahid sampai
dengan Pemerintahan Joko Widodo.
➢ Prinsip demokrasi di Indonesia
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi
dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada dasarnya prinsip demokrasi
itu sebagai berikut:

1. Kedaulatan ditangan rakyat


Kedaulatan ditangan rakyat makutnya kekuasaan tertinggi berada ditangan
rakyat. Ini berarti kehendak rakyat merupakan kehendak tertinggi. Apabila
setiap warga negara mampu memahami arti dan makna dari prinsip demokrasi.

2. Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia


Pengakuan bahwa semua manusia memilii harkat dan martabat yang sama,
dengan tidak membeda-bedakan baik atau jenis kelamin, agama, suku dan
sebagainya. Pengakuan akan hak asasi manusia di indonesia telah tercantum
dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang sebenarnya terlebih dahulu ada
dibanding dengan Deklarasi Universal PBB yang lahir pada tanggal 24
Desember 1945. Peraturan tentang hak asasi manusia.

Undang-Undang Dasar 1945 dimuat dalam: Pembukaan Undang-Undang


Dasar 1945 alenia pertama dan alenia empat, Batang tubuh Undang-Undang
Dasar 1945, ketetapan MPR mengenai hak asasi manusia indonesia telah
tertuang dalam ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998. Setelah itu, dibentuk
Undang-Undang NO.39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia.

3. Pemerintah berdasar Hukum (Konstitusi)


Pemerintah bedasarkan sistem konstitusioanal dan hukum dasar dan tidak
bersifat absolutisme(kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem
konstitusional ini ebih menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan
tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi.

4. Peradilan yang bebas dan tidak memihak


Setiap warga negara indonesia memiliki ak untuk diperlakukan sama di depan
hukum, pengadilan, dan pemerintah tanpa membedakan jenis kelamin, ras,
suku, agama, kekayaan , pangkat, dan jabatan. Dalam persidangan di
pengadilan, hakim tidak membeda-bedakan perlakuan dan tidak memihak
sikaya, pejabat, dan orang yang berpangkat. Jika mereka bersalah, hakim harus
mengadilinya dan memberikan hukuman sesuai dengan keslahanya.
5. Pengambilan Keputusan atas Musyawarah
Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan itu harus dilaksanakan sesuai
keputusan bersama(musyawarah) untuk mencapai mufakat.

6. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik


Bahwa dengan adanya partai politik dan organisasi sosial politikini berfugsi
untuk menyalurkan aspirasi rakyat.

7. Pemilu yang Demokratis


Pemilihan umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam
negara kesatuan republik indonesia yang bedasarkan pncasila dan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945.

8. Peradilan yang bebas dan tidak memihak


Setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk diperlakukan sama di
depan hukum, pengadilan, dan pemerintah tanpa membedakan jenis kelamin,
ras, suku, agama, kekayaan , pangkat, dan jabatan. Dalam persidangan di
pengadilan, hakim tidak membeda-bedakan perlakuan dan tidak memihak si
kaya, pejabat, dan orang yang berpangkat. Jika mereka bersalah, hakim harus
mengadilinya dan memberikan hukuman sesuai dengan kesalahannya.

9. Pengambilan keputusan atas musyawarah


Bahwa dalam setiap pengambilan keputusan itu harus dilaksanakan sesuai
keputusan bersama(musyawarah) untuk mencapai mufakat.

10. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik


Bahwa dengan adanya partai politik dan organisasi sosial politikini berfungsi
untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
11. Pemilu yang demokratis
Pemilihan umum merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam
negara kesatuan republik indonesia yang bedasarkan pancasila dan Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945.

➢ Penerapan demokrasi di Indonesia


Ada 4 macam sistem demokrasi yang pernah diterapkan dalam kehidupan
ketatanegaraan bangsa. Berikut ini timeline serta sejarah singkat sistem demokrasi di
Indonesia dari masa ke masa!

1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)


Awal dari praktik demokrasi parlementer yaitu pada periode pertama Penetapan
UUD 1945, tepatnya tahun 1945-1949. Namun karena kehidupan politik pada
saat itu tidak stabil, demokrasi parlementer ini tidak berjalan dengan baik,
sehingga mengakibatkan program-program yang dibuat pemerintah tidak
berjalan secara berkesinambungan.

Demokrasi ini akhirnya berakhir secara yuridis pada tanggal 5 Juli 1959,
bersamaan dengan pemberlakuan kembali UUD 1945.

2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)


Pada tanggal 22 April 1959, Presiden Soekarno menyampaikan amanat kepada
konstituante (dewan pembentuk UUD) tentang pokok-pokok demokrasi
terpimpin, yaitu:
- Demokrasi terpimpin bukan dictator
- Demokrasi terpimpin sesuai dengan dasar hidup dan kepribadian bangsa
Indonesia
- Demokrasi terpimpin berarti demokrasi di seluruh persoalan kenegaraan
dan kemasyarakatan, termasuk sosial, politik, dan ekonomi

Inti pimpinan di dalam demokrasi terpimpin adalah permusyawaratan yang


dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Di dalam demokrasi terpimpin, oposisi
wajib mampu melahirkan pendapat yang sehat dan membangun.
Jika melihat pokok-pokok di atas, demokrasi terpimpin tentunya terlihat baik
dan tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Namun nyatanya,
konsep-konsep tersebut tidak direalisasikan sebagaimana mestinya.
Akibatnya, demokrasi terpimpin kerap kali malah menyimpang dari nilai-
nilai Pancasila, UUD 1945 juga budaya bangsa Indonesia.

3. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru (1966-1998)


Gotong royong dan rasa kekeluargaan menjadi pangkal dari demokrasi
Pancasila. Karena, demokrasi Pancasila timbul dari berbagai bentuk
permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia selama diberlakukannya
demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin.
Pokok terpenting yang ada dalam demokrasi Pancasila adalah nilai-nilai yang
menjunjung tinggi kemanusiaan sesuai martabat dan harkat manusia, menjamin
persatuan bangsa, rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
kepercayaan masing-masing, mengutamakan musyawarah, serta mewujudkan
keadilan sosial.

Meskipun terdengar sangat indah, sayangnya di dalam prakteknya demokrasi


Pancasila pada masa orde baru ini sering kali menyimpang dari prinsip
demokrasi Pancasila itu sendiri. Beberapa pelanggaran demokrasi yang terjadi
pada masa orde baru di antaranya yaitu:
- Adanya ketidakadilan dan kecurangan dalam penyelenggaraan Pemilu
- Nyaris tidak ada kebebasan dalam mengemukakan pendapat
- Pengekangan berbagai diskusi di perguruan tinggi
- Diberedelnya (pencabutan izin) sejumlah media yang mengkritik
pemerintah
- Kriminalisasi terhadap individu dan kelompok yang tidak sependapat
dengan pemerintah
- Terjadinya penculikan dan penghilangan paksa sejumlah aktivis
- Sistem kepartaian yang berat sebelah dan tidak otonom sama sekali
- Maraknya praktik kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN)
4. Demokrasi Pancasila pada Era Reformasi (1998-sekarang)
Perbedaan antara demokrasi pancasila pada era reformasi dengan era orde
baru terletak pada tata cara dan aturan pelaksanaannya. Kebanyakan
perubahan terletak pada perbaikan kebijakan-kebijakan yang kurang sejalan
dengan konsep demokrasi. Beberapa hasil perubahan tersebut yaitu:
- Pemilu yang benar-benar demokratis
- Tercapainya kehidupan yang lebih demokratis
- Lembaga demokrasi berfungsi dengan baik
- Setiap partai politik dapat mandiri dan tidak berat sebelah
- Memandang demokrasi Pancasila sebagai nilai-nilai budaya politik yang
mempengaruhi sikap hidup politik pendukungnya
- Penerapannya dalam keseharian masyarakat sendiri juga sudah bisa
terlihat, mulai dari adanya pelaksanaan Pemilu yang luber (langsung,
umum, bebas, rahasia) dan jurdil (jujur & adil), kebebasan pers (tidak ada
lagi media yang dibredel), kemudahan izin untuk mengadakan demo,
bahkan kebebasan berpendapat di media sosial.

➢ Asas pokok demokrasi Indonesia


1. Mendahulukan Kepentingan bersama di Atas Kepentingan Pribadi
Semua anggota keluarga boleh mengeluarkan pendapat dalam musyawarah.
Keputusan dalam musyawarah juga harus bisa diterima oleh semua anggota
keluarga. Namun, pendapat dan keputusan dalam musyawarah keluarga harus bisa
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

2. Menghargai Pendapat Orang Lain


Dalam kehidupan bersosialisasi, kita sering mengalami perbedaan pendapat.
Perbedaan pendapat itu bisa terjadi dalam suatu proses musyawarah, dalam diskusi
pelajaran, maupun dalam rapat. Maka itu, sudah seharusnya kita dapat saling
menghargai pendapat orang lain sebagai wujud dari contoh sikap demokrasi.

➢ Karakter demokrasi Indonesia


Demokrasi Pancasila didasarkan atas sila keempat dalam Pancasila yang menjiwai
seluruh nilai dalam setiap sila Pancasila. Dasar dari penerapan demokrasi Pancasila ini
adalah kedaulatan rakyat yang tercantum dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945.
Sedangkan asas dari demokrasi Pancasila adalah sila keempat Pancasila.Demokrasi
Pancasila adalah sebuah paham demokrasi yang sumbernya berasal dari falsafah hidup
dan kepribadian bangsa Indonesia, yang perwujudannya ditentukan oleh Pembukaan
UUD 1945.

Demokrasi Pancasila ini memiliki beberapa karakteristik yang terbagi menjadi dua,
yaitu:

1. Karakteristik Umum

Berikut beberapa karakteristik umum dari demokrasi Pancasila.

- Kedaulatan berada di tangan rakyat.


- Pelaksanaannya dilandasi dengan kekeluargaan dan gotong royong.
- Menggunakan musyawarah dalam mengambil keputusan agar mencapai
mufakat.
- Tidak adanya partai pemerintah dan partai oposisi.
- Adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.
- Menghargai adanya hak asasi manusia atau HAM.
- Tidak adanya sistem monopartai.
- Wakil rakyat menyalurkan aspirasi rakyat mengenai ketidaksetujuan
terhadap kebijakan pemerintah.
- Pemilihan umum dilangsungkan secara langsung, umum, bebas, dan
rahasia.
- Mendahulukan kepentingan seluruh warga negara.

2. Karakteristik Khusus

Berikut beberapa karakteristik khusus dari demokrasi Pancasila.

- Sifat demokrasi yaitu kekeluargaan dan gotong royong yang


berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa.
- Dalam pengambilan keputusan menggunakan musyawarah dan mufakat.
- Demokrasi harus menghargai hak asasi manusia dan menjamin hak-hak
minoritas.
- Sendi-sendi dari demokrasi Pancasila berasal dari hukum.

➢ Contoh sikap dan perilaku demokrasi dalam kehidupan sehari-hari


Agar lebih mudah dalam memahami apa itu demokrasi, maka bisa melihat beberapa
contoh sikap demokrasi berikut ini:
1. Bersikap adil kepada semua orang
2. Jika dalam berorganisasi, selalu mengedepankan musyawarah dalam
pengambilan keputusan.
3. Selalu menghargai perbedaan pendapat
4. Saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia
5. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong
6. Jujur dan memiliki integritas tinggi
7. Mengedepankan kepentingan bersama
8. Menyuarakan aspirasi untuk kebaikan
9. Menerima hasil musyawarah denan lapang dada

Daftar Pustaka
Sumber Internet
1. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Demokrasi#:~:text=Demokrasi%20adalah%20bentuk
%20pemerintahan%20di,%2C%20pengembangan%2C%20dan%20pembuatan%20hu
kum
2. https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Demokrasi/t87zx-
xl4lj_files/OEBPS/Text/pembelajaran1.xhtml#:~:text=Harris%20Soche%20menjelask
an%20bahwa%20demokrasi,badan%20yang%20diserahkan%20untuk%20memerinta
h
3. https://www.kompas.com/skola/read/2022/10/07/113000869/demokrasi--pengertian-
ciri-ciri-tujuan-dan-
contohsikapnya?page=all#:~:text=Tujuan%20demokrasi%20adalah%20memberi%20
kebebasan,yang%20fundamental%20bagi%20negara%20demokrasi
4. https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.bola.com/rag
am/read/5092859/contoh-contoh-sikap-demokrasi-dalam-kehidupan-
hari&ved=2ahUKEwjD2Pe14eT9AhUxRmwGHcrADF8QFnoECAoQAQ&usg=AOv
Vaw3nLmV4GTUl0Iu29cA2AvT9
5. https://www.brainacademy.id/blog/sejarah-dan-penerapan-demokrasi-di-indonesia
6. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6243165/sejarah-demokrasi-di-indonesia-
dan-perkembangannya-dari-masa-ke-masa
7. https://brainly.co.id/tugas/6065019
8. https://alvimuh.medium.com/prinsip-demokrasi-di-indonesia-40f03b744371
9. https://adjar.grid.id/read/543551768/karakteristik-demokrasi-pancasila-di-indonesia?page=all
10. https://mamikos.com/info/contoh-sikap-dan-perilaku-demokrasi-dalam-masyarakat-pljr/

Anda mungkin juga menyukai