Anda di halaman 1dari 16

Standar 1 Resolving ethical issues ( menyelesaikan masalah etika)

1.01 Psikolog menyadari dan belajar dari kesalahan dan kekeliruan mengenai pekerjaan
mereka, dan kemudian mengambil langkah-langkah selanjutnya untuk meminimalisir
kekeliruan atau kesalahan tersebut selanjutnya.

Contoh : Dalam melakukan pemeriksaan psikolog memaksa klien untuk mengikuti semua
sarannya, dan kemudian hari psikolog menyadari untuk tidak memaksa klien, dikarenakan
seluruh keputusan ada di klien.

1.02 Ketika etika psikolog bertentangan dengan hukum atau aturan yang lain. Psikolog harus
tetap mempertahankan dan menjelaskan kode etik yang ada dan mencari langkah-langkah
untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan prinsip dan etika yang berlaku. Standar
ini digunakan untuk membela pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Contoh : Psikolog menangani klien yang berkasus dengan hukum, kemudian data psikolog
tersebut dibutuhkan oleh hakim namun psikolog terkait erat dengan kode etik psikologi.
Psikolog harus tetap mempertahankan kode etik walau dengan resiko apapun kecuali jika
pihak hukum telah meminta izin kepada HIMPSI sehingga kerahasiaan klien bisa dicabut.

1.03 Ketika dimana tempat psikolog bekerja bertentangan dengan kode etik yang di pegang
oleh psikolog tersebut, sehingga psikolog harus tetap memegang teguh kode etik dan
mencari jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Digunakan berkaitan
dengan pelanggaran Hak Asasi Manusia.

Contoh : Ditempat psikolog kerja perusahaan melakukan KKN dimana psikolog dibayar untuk
meluluskan karyawan yang membayar dengan uang lebih, disini psikolog harus tetap
profesional dan memilih karyawan yang berkompetensi untuk perusahaan dengan resiko
apapun.

1.04 Dimana Psikolog melihat kesalahan psikolog lain dan menyelesaikan permasalahan
tersebut secara resmi tanpa ada pihak lain yang merasa dirugikan lagi.

Contoh : Psikolog melihat kesalahan psikolog lain yang melanggar hukum serta kode etik, lalu
psikolog tersebut melapor kepada HIMPSI dan menyelesaikan kasus hukum yang ada, lalu
setelah maslaah hukum telah selesai, psikolog yang bermasalah tersebut harus mengikuti
sidang yang dilakukan oleh HIMPSI mengenai keprofesiannya.

1.05 jika terjadi pelanggaran etika dimana psikolog merugikan isntansi atau organisasi serta
tidak sesuai dengan standar 1.04. psikolog harus mengambil tindakan bisa berupa rujukan
kepada komite negara mengenai etik keprofesian dari suatu lembaga.

Contoh : psikolog yang melakukan pemeriksaan di bagian forensik, tidak boleh memberitahukan
kepada siapapun, baik itu kepada klien dan hakim. Kecuali hakim meminta izin kepada
HIMPSI.

1.06 Psikolog harus bisa bekerja sama dengan psikolog lain berkaitan dengan peneyelidikan
etika, persyaratan serta proses yang dihasilkan dari aturan yang dibuat oleh asosiasi negara
yang bekerja sama. Jika tidak dapat bekerjasama sama dengan melanggar kode etik.
Contoh : jika terjadi konflik di dua negara. Dan beberapa negara dipanggil untuk menyelesaikan
konflik tersebut. Negara2 tersebut harus bisa menyelesaikan permasalahan tersebut
bersama-sama tanpa membela pada salah satu pihak sehingga semua harus netral.

1.07 Psikolog harus mengetahui dan paham secara jelas permasalahan serta berani untuk
mengajukan keluhan yang ada sesuai dengan fakta-fakta.

Contoh : Psikolog harus memahami kode etik dan harus mengetahui isi kode etik sehingga
psikolog dapat mengetahui apa yang dikeluhkan.

1.08 Psikolog tidak dapat memaksa klien untuk mengikuti semua perkataan psikolog, psikolog
harus bersifat netral dan keputusan semua ada di pihak klien.

Contoh : dalam penjurusan karir, psikolog tidak boleh memaksa klien mengikuti hasil dari
pemeriksaan tersebut, semua keputusan ada di klien apakah

STANDAR 2 COMPETENCE ( KOMPETENSI )

2.01 A) Dalam memberikan pelayanan dan penelitian psikolog harus mengetahui batasan dan
kemampuan, pengalaman serta jenjang pendidikan mereka.

Contoh : Sarjana S1 harus menyadari dengan keprofesiannya, tidak boleh membuka klinik
pribadi sebelum memiliki gelar psikolog yang di dapat di jenjang S2.

B) Psikolog harus memahami klien mereka secara detail untuk menjamin kelancaran dan
keefektifan pemberiaan pelayanan.

Cotoh : Psikolog harus mengetahui seperti ekonomi, budaya serta asal usul klien.

C) Dalam melaksanakan penelitian, atau berkaitan dengan teknologi yang baru, tetap
psikolog itu harus didukung dengan pendidikan, pelatihan dan pengalaman.

D) jika psikolog diminta memberikan pelayanan dan psikolog tersebut tidak memiliki
potensi atau pemahaman mengenai jasa pelayanan yang diberikan, Psikolog boleh
menggunakan penelitian atau pelatihan yang pernah diikuti sesuai dengan pelayanan
tersebut.

E) jika Dalam Keadaan yang mendesak dan psikolog harus tetap memberikan pelayanan,
psikolog harus mencari langkah-langkah yang tepat agar klien tidak dirugikan dan
memastikan kompetensi mereka cukup untuk memberikan pelayanan tersebut.

Contoh : Psikolog yang ditugaskan ke daerah bencana alam. Walaupun psikolog memiliki
pengetahuan yang minim mengenai penanganan bencana alam. Psikolog harus bisa
mencoba membantu sehingga klien tidak lebih menderita/dirugikan.

F) Jika psikolog berperan sebagai forensik, psikolog harus paham mengenai hukum yang
berlaku untuk mengatur peran mereka.
2.02 Jika dalam keadaan darurat dan psikolog kurang memiliki komptensi atau pemahaman,
psikolog boleh memberikan jasa pelayanan kepada klien. Namun ketika keadaan darurat
tersebut telah selesai psikolog harus menghentikan pelayanan psikologisnya.

Contoh : Jika ada yang ingin bunuh diri, dan keluarga korban ingin meminta sesi konseling. Itu
dibolehkan namun ketika masa darurat tersebut lewat atau korban sudah tenang. Psikolog
tersebut harus merefer klien kepada psikolog yang memiliki pemahaman yang lebih.

2.03 Psikolog harus berupaya untuk mengembangkan serta mempertahankan kompetensi


mereka.

Contoh : Psikolog mengikuti pelatihan mengenai hypnotherapy sehingga psikolog tersebut


menjadi lebih mahir.

2.04 Psikolog harus bekerja sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan yang ada dan hukum
atau batasan-batasan yang berlaku bagi mereka. ( liat standar 2.0 E )

Contoh : Psikolog melakukan pelayanan sesuai dengan pengetahuan yang mereka dapatkan dan
memiliki batasan kompetensi.

2.05 Berkaitan dengan psikolog memberikan pendelegasian kepada orang lain seperti
penterjemah, psikolog mengambil langkah-langkah untuk :

1) Tidak memiliki hubungan ganda yang menyebabkan hilangnya objektifitas.

2) memberikan wewenang kepada orang lain yang memiliki kompetensi seperti pelatihan
pengalaman yang baik atau memberikan pekerjaan sampai pada level tertentu.

3) Memastikan orang tersebut melaksanakan jasa atau pelayanan secara kompeten.

2.06 A) Psikolog tidak boleh memulai kegiatan pelayanan, selama ada masalah pribadi yang
akan mengganggu keefektifan dalam pelayanan.

B) Jika psikolog tersebut sadar bahwa masalah pribadinya akan mengganggu pekerjaannya,
maka psikol.og tersebut harus mengambil langkah yang profesional. Seperti merefer klien,
atau menghentikan pelayanan kepada klien sementara.

STANDAR 3 : HUMAN RELATIONS

3.01 Psikolog tidak boleh memilih atau mendiskriminasi clien baik dalam hal apapun seperti
ekonomi, gender, ras, bahasa. Dll

3.02 psikolog tidak boleh melakukan hal seksual, baik itu meminta, pelecehan secara fisik, atau
tindakan verbal atau non verbal yang berkaitan dengan seksualitas di dalam kegiatan
pelayanan atau sebagai peran psikolog.

1) adanya permusuhan di tempat kerja, penyerangan atau sikon yanng tidak disukai. dan
psikolog tahu dan menutup nutupi hal tersebut.

2) kekerasan yang cukup parah atau brutal dianggap sebagai kekerasan pada konteks ini.
3.03 Psikolog tidak boleh melakukan pelecahan lain seperti merendahkan klien atau orang lain
selama pelayanan baik itu bahasa, ekonomi, budaya, sosio-ekonomi.

3.04 Psikolog mengambil langkah-langkah agar meminimalkan kekeliruan atau kerugian kepada
klien untuk kedepannya.

Contoh : psikolog harus melindungi klien nya yang dapat merugikan bagi klien, seperti tidak
memberitahukan informasi data pelayanan psikologis kepada orang lain.

3.05 A) Psikolog tidak boleh memiliki hubungan khusus dengan klien.

1) Dalam waktu yang bersamaan memiliki status yang sama. Contoh : sebagai psikolog
dan sebagai seorang pacar.

2) Dalam waktu yang bersamaan dekat dengan orang lain yang masih memiliki
hubungan dengan psikolog. Contoh : pacaran dengan saudara psikolog tersebut.

3) Akan melakukan hubungan yang serius mendatang. Contoh : klien akan menikah
dengan psikolognya.

B) Psikolog mencari pemecahan masalah akibat hubungan ganda yang memunculkan


kerugian, dan untuk kepentingan klien serta kepatuhan akan kode etik yang berkaitan
dengan hubungan ganda.

Contoh : Psikolog menyukai kliennya dan tidak mau melepaskannya, sehingga psikolog
tersebut harus merefer klien yang disukainya kepada psikolog lain.

C) Psikolog harus memiliki peran ganda akibat hukum atau hal yang lain. Maka psikolog
harus menjelaskan perannya, harapan klien dan kerahasiaan data jika ada perubahan yang
tidak terduka.

3.06 Psikolog menghindari peran profesionalnnya jika kepentingan apapun akan :

1) merusak objektivitas sebagai psikolog

2) Memiliki hubungan profesional yang menyebabkan kerugian atau eksploitasi

3.07 Psikolog memberikan pelayanan kepada klien berdasarkan permintaan dari orang pihak
ketiga. Namun psikolog harus profesionalitas, menjelaskan semua prosedur dan menjaga
batas-batas dan kerahasian klien kepada orang ketiga.

Contoh : Psikolog memberikan pelayanan kepada karyawan X dikarenakan penurunan kinerja,


sehingga bosnya meminta Psikolog untuk memberikan sesi konseling kepada karyawan X.

3.08 Psikolog tidak boleh mengeksploitasi kliennya atau orang lain dalam segi apapun untuk
kepentingan pribadi psikolog.

Contoh : psikolog menaikan tarif kepada kliennya, dikarenakan kliennya kaya. Contoh 2:
psikolog memiliki murid/mahasiswa sehingga menjadikannya pacar.
3.09 Psikolog harus bekerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan mencapai tujuan
dalam pelayanan kepada klien.

Contoh : Kerja sama dengan pengacara.

3.10 A) dalam melakukan penelitian psikolog harus berkomunikasi untuk mendapatkan izin dari
individu harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh oramg awam, bukan
menggunakan bahasa2 sulit di psikologi.

B) Jika secara hukum individu tidak boleh memberikan persetujuan tertulis maka :

1) Memberikan penjelasan yang tepat dan detail.

2) Mencari persetujuan ke individu tersebut.

3) Mempertimbahkan hak dan kepentingan yang terbaik buat orang tersebut.

4) Meminta izin dari orang yang berwenang secara hukum. Jika tidak diizinkan makan
psikolog harus menjaga hak-hak individu dan kesejahteraannya.

C) sebelum memulai proses, psikolog menjelaskan larangan atau batasan , maka psikolog
menjelaskan juga sifat dan jasa-jasa yang akan diberikan selanjutnya, termasuk mengenai
kerahasiaan.

D) Psikolog ketika mencatat dan mendokumentasikan baik secara oral ataupun tertulis
harus meminta izin kepada klien.

3.11 A) Jika psikolog memberikan pelayanan melalui organisasi, psikolog harus memberikan
informasi kepada klien sebelumnya pada waktu yang tepat kepada klien yang setuju dg jasa
tersebut mengenai :

1) Sifat dan tujuan dari jasa tersebut.

2) Penerima dari jasa tersebut harus mensetujui terlebih dahulu.

3) Siapa saja yang menjadi klien

4) Hubungan psikolog dengan orang-orang tersebut atau organisasi tersebut.

5) Penjelasan mengenai jasa dan informasi yang akan ddapatkan nantinya.

6) Siapa saja yang boleh mengetahui data / informasi yang didapat.

7) batasan-batasan mengenai kerahasiaan.

B) Jika psikolog dilarang memberikan informasi kepada individu atau kelompok yang
bersangkutan, maka harus dijelaskan diawal sebelum memberikan jasa pelayanan
psikologi.

3.12 Jika di dalam kontrak tercantum. Maka psikolog melakukan usaha atau langkah-langkah
lain untuk mempermudah dalam memberikan jasa pelayanan terkait musibah yang dialami
oleh psikolog. Baik itu sakit, kematian atau pensiun.
STANDAR 4 : PRIVACY AND CONVIDENTALY ( PRIVASI DAN KEPERCAYAAN)

4.01 Psikolog wajib dalam menjaga rahasia dalam pelayanan psikologi dalam bentuk apapun
baik itu rekaman ataupun catatan, dan batasan kerahasian diatur dalam kelembagaan.

4.02 A) Psikolog berdiskusi dengan orang yang bekerjasama mengenai batasan-batasan


kerahasiaan data serta penggunaan data tersebut.

B) Jika informasi yang didapat klien menimbulkan masalah dan informasi tersebut ingin
diketahui oleh pihak lain, maka harus membahas mengenai sistem kerahasiaan baru dalam
bentuk inform concent.

4.03 Sebelum merekam suara atau gambar dari individu klien, psikolog harus mendapatkan izin
terlebih dahulu dari klien tersebut atau kuasa hukumnya.

4.04 A) Dalam Laporan psikolog baik itu tertulis maupun lisan di dalam konsultasi, hanya
memberikan informasi yang berkaitan erat dengan tujuan yang dibuat.

B) Psikolog mendiskusikan informasi rahasia yang diperoleh hanya untuk tujuan ilmiah atau
profesionalitas, dan hanya berdiskusi dengan orang yang terkait dengan hal tersebut saja.

4.05 A) Psikolog dapat mengungkakan informasi rahasia dengan persetujuan dari klien, kecuali
adanya larangan dari pihak hukum.

B) Psikolog boleh mengungkapkan rahasia klien tanpa persetujuan individu tersebut sesuai
dengan diamanatkan oleh hukum dengan tujuan:

1) Dapat memberikan layanan profesional pada klien.

2) Mendapatkan konsultasi profesional yang sesuai

3) Melindungi psikolog maupun klien dari orang yang berbahaya

4) Mendapatkan bayaran dari klien, dimana hal tersebut diperlukan untuk mencapai
tujuan.

4.06 Ketika psikolog berkonsultasi dengan psikolog lain, psikolog tersebut tidak boleh
mengidentifikasi klien secara jelas kecuali ada persetujuan dari mereka/klien. Dan yang
kedua adalah hanya mengungkapkan informasi yang sesuai dengan tujuan berkonsultasi.

4.07 ........................................????
STANDAR 5 ADVERTISING AND OTHER PUBLIC STATEMENTS (IKLAN DAN
PERNYATAAN UMUM LAINNYA )

5.01 A) Psikolog tidak boleh secara sengaja membuat pernyataan umum yang palsu,
menipu atau penipuan mengenai penelitian mereka, praktik atau kegiatan, pekerjaan
dari orang yang berhubungan dengan mereka.

B) Psikolog tidak boleh membuat pernyataan palsu, atau menipu mengenai :

1) Pelatihan, pengalaman, kompetensi mereka

2) Gelar akademik

3) Kepercayaan mereka

4) Keanggotaan institusi atau asosiasi mereka

5) Pelayanan mereka

6) Hasil atau tingkat keberhasilan mereka, layanan mereka

7) Tarif mereka

8) Publikasi atau penemuan penelitian mereka

C) Psikolog mendapatkan gelar sah jika :

1) Diperoleh dari lembaga pendidikan yang terakreditasi

2) Lisensi dasar psikologi oleh negara dimana mereka belajar.

5.02 A) Psikolog harus bertanggung jawab dan memelihara kualitas mengenai apa yang
dipublikasikan mengenai praktek, produk, atau aktifitas profesional mereka.

B) Psikolog harus membayar jasa dari pers atau media komunikasi yang membantu
memberitakan mengenai praktik atau layanan psikolog tersebut.

C) Iklan yang dibuat oleh psikolog, baik informasinya harus jelas dan dapat dipahami
oleh orang lain atau masyarakat awam.

5.03 Jika psikoog membuat suatu loka karya (workshop), seminar dll. psikolog tersebut
harus menjelaskan secara jelas informasi acara tersebut baik itu biaya, tujuan akhir
pelatihan, serta siapa pembicara dll.

5.04 Psikolog dalam memberikan komentar dalam media cetak dan komunikasi harus
memastikan bahwa pernyataan mereka :

1) Didasari dengan pengetahuan, pengalaman dan pelatihan keprofesionalitasan yang


dimiliki dari psikolog tersebut.

2) Sesuai dengan kode etik


3) Tidak menunjukan adanya hubungan keprofesionalitasan dengan orang yang diberi
komentar atau saran.

5.05 Psikolog tidak boleh meminta testimonial dari klien atau orang lain dimana dalam
keadaan khusus (seperti masih menjadi kliennya dan masih menjalani
terapi)sehingga klien rentan terhadap pengaruh tersebut dan tidak objektif sesuai
dengan kenyataan dari psikolog tersebut.

5.06 psikolog tidak boleh terlibat secara langsung ajakan bisnis dengan klien yang sedang
menjalani pelayanan atau dalam keadaan khusus dengan psikolog tersebut yang
menyebabkan rentan dengan pengaruh yang tidak semestinya. Namun larangan ini
terkecuali :

1) Memastikan jaminan bahwa tujuan tersebut tidak mengganggu objektivitas


dengan klien yang masih menjalani pelayanan psikologi dengan psikolog tersebut.

2) Menyediakan jasa penyuluhan bencana atau kepada masyarakat.

STANDAR 6 : MENJAGA REKAMAN DAN BIAYA ( RECORD KEEPING AND FEES)

6.01 psikolog harus membuat catatan mengenai pekerjaan mereka dan Selama catatan
atau informasi ada sama psikolog, pikolog harus bisa bertanggung jawab , menjaga
atau membuang data yang berkaitan dengan pekerjaan mereka dalam rangka :

1) untuk memberikan atau memfasilitasi penyediaan pelayanan oleh para


profesional lainnya.

2) Memungkinkan untuk mereplika desain penelitian serta analisa.

3) Memenuhi persyaratan kelembagaan

4) Menjamin keakuratan dalam penagihan dan pembayaran

5) Memastikan kepatuhan terhadap hukum.

6.02 A)Psikolog harus bertanggung jawab dengan informasi klien baik itu catatan atau
rekaman dengan sebaik mungkin dengan maksud untuk menjaga kerahasiaan
informasi kliennya

B) Jika psikolog ingin menyebarkan nformasi informasi mengenai data klien, psikolog
tersebut harus menyamarkan identitas klien tersebut, sehingga indentitas klien
masih tetap terjaga dan klien tidak akan dirugikan.

C) Psikolog harus membuat perjanjian dan menjelaskan prosedur dan rencana dengan
jelas di awal kepada klien untuk ketepatan dalam memberikan jasa psikologi serta
untuk menjaga informasi klien.
6.03 Psikolog tidak boleh mengurangi informasi kepada klien/pasien yang disebabkan oleh
kendala biaya/keuangan.

6.04 A) diawal Psikolog dan klien harus membuat kesepakatan sebelum pemberian jasa
psikologi diberikan.

B) Psikolog harus taat dengan hukum yang berkaitan dengan biaya praktek.

C) Psikolog Harus memberikan kejelasan atau rincian yang berkaitan dengan biaya.

D) Jika dalam pelayanan psikologi ada kendala dalam biaya, psikolog dapat mencari
langkah-langkah yang baik sehingga klien tidak dirugikan. Seperti mempersingkat
waktu pelayanan.

E) Psikolog menggunakan jasa yang terkait dalam mengambil biaya pelayanan


psikologi kepada kilen. Seperti dob kolektor.

6.05 Pembayaran kepada psikolog diperbolehkan menggunakan sistem barter sesuai


dengan kesepakatan. Psikolog dimungkin menggunakan sistem barter jika :

1) Hal ini tidak termasuk kedalam indikasi klinis

2) Pengaturan barter tidak mengeksplotatif (Berlebihan) kepada klien

6.06 Dalam pelaporan biaya pelayanan atau penelitian harus membuat rincian biaya
secara jelas dan detail.

6.07 ketika psikolog membagi biaya dengan orang lain atau rekannya, Dalam pembagian
biaya harus sesuai dengan porsi kinerja dan bukan ditentukan oleh keputusan
sepihak.

STANDAR 7 : EDUCATION AND TRAINING ( PENDIDIKAN DAN PELATIHAN)

7.01 Program / pelatihan yang dilakukan psikolog harus bisa bertanggung jawab dan
pengetahuan yang diberikan sesuai/tepat dengan program dengan syarat serta
ketentuan-ketentuan lain dalam program tersebut.

7.02 Psikolog mencari langkah yang wajar untuk menjeleskan isi dari suatu program atau
pelatihan, tujuan dan sasaran serta manfaat dari pelatihan secara akurat dan dengan
metode terbaru, agar tujuan dari program/pelatihan memuaskan.

7.03 A) Psikolog boleh mengubah cara pelatihan untuk tercapainya tujuan pelatihan
namun harus tetap sesuai dengan silabus serta sesuai dengan kemampuan si pelajar.

B) ketika psikolog terlibat dalam pelatihan/pengajaran, psikolog harus memberikan


informasi secara akurat dan sebenar-benarnya.
7.04 Psikolog tidak boleh memaksa klien untuk menceritakan hal yang dianggap pribadi
tanpa seizin klien, kecuali :

1) Program pelatiha sudah dapat diterima di dalam materi pelatihan.

2) Informasi diperlukan untuk membantu klien baik di dalam masalah pribadi.

7.05 A) Harus menyadari dengan gelar pendidikan dalam memberikan suatu pelayanan /
pelatihan kepada klien dan tanpa pengawasan seorang ahli/ lembaga.

B) Lembaga adalah yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi/mengajarkan siswa


mengenai pelatihan namun siswa tidak memperbolehkan untuk membuka atau
menyelenggarakan pelatihan tersebut.

7.06 A) Psikolog harus mengawasi dan memberikan arahan yang baik dan menetapkan
proses, waktu serta feedback, dan menjelaskan semua informasi di awal
pengawasan.

B) Psikolog mengevaluasi kinerja harus sesuai dengan kriteria dan syarat-syarat pada
program secara relevan.

7.07 Psikolog tidak boleh terlibat dalam hubungan sex di lembaga dia berada atau seorang
psikolog yang cenderung memiliki otoritas evaluatif.

STANDAR 8 : RESEARCH AND PUBLICATION ( PENELITIAN DAN PUBLIKASI)

8.01 Psikolog dalam melakukan penelitian psikologi harus mendapatkan izin terlebih
dahulu dan menjelaskan secara detail dan akurat mengenai penelitian tersebut.

8.02 A) Dalam penelitian wajib adanya informed concent dan psikolog menjelaskan baik itu
tujuan penelitian, waktu, prosedur, hak klien untuk enolak berpaartisipasi,
konsekuensi dalam penelitian, resiko yag terjadi, manfaat, batasan dalam penelitian,
secara intensif untuk berpartisipasi dan orang yang dapat dihubungi selain klien.

B)Psikolog harus secara detail menjelaskan mengenai penelitian danperlakuan yang


akan diberikan kepada klien.

8.03 Psikolog harus meminta izin untuk merekam baik itu suara /gambar untuk
pengumpulan data.

1) Rekaman tidak menyebabkan timbulnya bahaya kepada klien

2) Untuk menghindari penipuan, persetujuan penggunaan rekaman diperoleh di


awal sebelum pemberian jasa/penelitian.

8.04 A)Psikolog harus menjamin keamanan dan melindungi klien agar tidak menarik diri
dari partisipasi dalam penelitian/pelayanan psikologi.
B) Psikolog memberikan kesempatan kepada klien/memberikan alternatif kepada
klien dalam memberikan jasa pelayanan, ketika berjalanannya pelayanan terdapat
kendala. Sehingga klien tidak dirugikan sama sekali.

8.05 Psikolog boleh tidak menggunakan informed concent jika tidak (1) menimbulkan
kerugian (2) diizikan oleh undang-udang atau peraturan institusional. Yang
melibatkan :

1) pendidikan dan peraturan yang ada di pendidikan.

2) penelitian yang berupa pengungkapan tanggapan yang tidak beresiko adanya


pertanggung jawaban pidana/perdata dan tidak merugikan klien/responden.

8.06 A) Psikolog harus menghindari bujukan yang berlebihn seperti uang kepada klien
sehingga dapat dikatakan termasuk memaksasi partisipan.

B) membujjuk responden dengan cara yang profesional, harus menjelaskan secara


detail untuk menjadi partisipan dalam penelitian, baik itu resiko, batasan dan
kewajiban.

8.07 A) Psikolog boleh menggunakan teknik yang menipu dalam penelitian dengan syarat
menipu tersebut dibenarkan oleh nilai-nilai yang ada dalam penelitian ilmiah serta
dibenarkan untuk pendidikan.

B) Psikolog tidak boleh menipu responden sehingga menyebabkan rasa


sakit/menyebabkan emosi.

C) Diakhir penelitian psikolog menjelaskan penipuan merupakan fitur integral dari


desain penelitian dan psiolog menyampaikan di akhir pengumpulan data serta
mengizinkan klien jika ingin data mereka dihilangkan.

8.08 A) Wawancara merupakan kesempatan dimana peserta mendapatkan informasi, hasil


dan kesimpulan dari penelitian, serta mereka dapat mengkoreksi kesalahpahaman
yang terjadi baik peserta atau yang disadari oleh psikolog.

B)Jika adanya nilai-nilai ilmiah atau manusiawi yang menahan informasi tersebut,
psikolog mengambil langkah agar mengurangi resiko kerugian.

C) Psikolog sadar bahwa prosedur penelitian telah oleh peserta, maka mereka mencari
langkah-langkah agar kerugian bisa diminimalisir.

8.09 A) Psikolog menggunakan hewan harus sesuai dengan undang-undang federal,


hukum, dan peraturan yang berlaku dengan standar profesionalitas.

B) Psikolog dilatih dan harus berpengalaman serta bertanggung jawab kepada hewan
yang digunakan baik itu kesehatan, kenyamanan dan perlakuan yang manusiawi.

C) dalam pengawasan orang lain, psikolog harus memastikan individu yang


menggunakan hewan telah paham dan mmenerima semua instruksi penelitian dan
penanganan hewan yang sedang digunakan.
D) Psikolog berupaya untuk meminimalisir ketidaknyamanan yang dirasakan oleh
Subjek hewan.

E) Psikolog menggunakan prosedur tertentu terhadap rasa sakit yang hewan rasakan
dan berupaya mengurangi rasa sakit sesuai dengan prosedur yang ada.

F) Dalam melakukan pembedahan hewan harus sesuai dengan anestesi yang sesuai
dan harus mengikuti tekhik dan prosedur untuk menghindari infeksi dan
meminimalisir rasa sakit setelah pembedahan atau operasi.

G) setelah kehidupan hewan sudah berakhir, psikolog secara cepat meminimalkan


rasa sakit hewan tersebut sesuai prosedur yang ada.

8.10 A) Psikolog tidak boleh membuat data asal-asalan.

B) Jika psikolog menyadari ada kesalahan data yang telah dipublikasikan, psikolog
mencari jalan untuk memperbaiki kesalahan tersebut baik berbentuk koreksi,
meralat dengan menggunakan saran publikasi yang tepat.

8.11 psikolog tidak menunjukan karya orang lain, sebagai sumber pekerjaan atau data yang
dikutip oleh psikolog tersebut.

8.12 A)

B)

C)

8.13 Psikolog tidak boleh menerbitkan kembali data yang sudah pernah diterbitkan dan
mengatakan data tersebut sebagai data yang asli.

8.14 A) Setelah hasil data penelitian diterbitkan. Psikolog tidak boleh menahan hasil data
untuk memverifikasi klaim substansif melalui reanalysis untuk tujuan tertentu.

B) Psikolog harus meminta izin untuk meminta data dari psikolog lain untuk
memverifikasi klaim substansif melalui reanalysis dan menjelaskan tujuan dari
penggunaan data tersebut.

8.15 Psikolog meninjau bahan yang diajukan untuk publikasi, penelitian atau presentasi
dan melihat hak-hak kepemilikan dari orang-orang yang membuat penelitian
tersebut.
STANDAR 9 :ASSESMENT

9.01 A) Seorag psikolog harus bisa membuktikan temuan mereka dan opini-opininya baik
itu laporan diagnostik, kesaksian forensik, dan teknik-teknik yang mereka gunakan.

B) Psikolog hanya boleh memberikan pernyataan setelah melakukan pemeriksaan


kepada individu/klien tersebut dan harus bertanggung jawab dengan pernyataan
yang di buat oleh psikolog tersebut.

C) ketika psikolog melakukan review catatan pemeriksaan psikologi atau konsultasi,


psikolog harus menjelaskan sumber-sumber informasi sebagai dasar kesimpulan dan
rekomendasi yang dibuat.

9.02 A) Psikolog harus bisa menggunakan teknik pengukuran, wawancara, alat tes dengan
tujuan dan cara yang sesuai dengan penelitian atau pengaplikasian teknik yang
tepat. Contoh : orang sulit membuka informasi ketika wawancara bisa menggunakan
alat tes psikologi untuk mengetahui informasi mereka.

B) Psikolog harus menggunakan instrumen penilaian yang validitas kepada orang-


orang di populasi yang akan diuji. Ketika validitas belum ditetapkan, psikolog
menentukan kekuatan serta batassan dari hasil tes dan interpretasi.

C) Psikolog harus menggunakan bahasa yang dimengerti dan sesuai kompetensi


individu jika akan melakukan metode penilaian atau pemeriksaan. Contoh : jika klien
tidak paham bahasa INA dan paham bahasa sunda, psikolog bisa menggunakan
bahasa sunda.

9.03 A) Psikolog menggunakan informed concent untuk penilaian, evaluasi dan diagnostik.
IC tersirat karena pengujian dilakukan sebagai pendidikan rutin ( secara seukarela).
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengevaluasi kapasitas putusan. IC
menjelaskan semua berkaitan dengan penelitian baik itu tujuan, biaya, keterlibatan
pihak ke-3, batasan kerahasian, dll.

B) Informed Concent harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang
lain. Dan psikolog menanyakan beberapa pertanyaan untuk memberikan
persetujuan.

C) Psikolog menggunakan jasa interpreter untuk mendapatkan persetujuan klien untuk


menggunakan interpreter agar menginterpretasikan hasil data/informasi. Namun
kerahasiaan seperti identitas klien tetap dirahasiakan oleh psikolog.

9.04 A) pengujian yang merujuk pada raw and scaled scores, psikolog mencatat semua
respon yang ditunjukan klien. Dan diakhir psikolog harus menahan diri untuk
mengungkapkan data/hasil tes untuk melindungi klien atau orang lain yang akan
dirugikan atau dapat disalahgunakan oleh orang lain.

B) Psikolog hanya mencari/menggali informasi atau data dari klien/pasien yang hanya
ditentukan atau dibutuhkan oleh pihak hukum atau pengadilan.
9.05 Psikolog yang mengembangkan alat tes dan teknik penilaian harus menggunakan
psikometri dan dalam pengujian, bentuk standarisasi, reduksi validasi dan
menghilangkan bias harus memiliki harus memiliki pengetahuan ilmiah atau
profesionalitas.

9.06 Ketika menginterpretasikan hasil penilaian, psikolog harus bisa mempertimbangkan


dari faktor-faktor dan aspek yang mempengaruhi penilaian psiolog atau mengurangi
interpretasi mereka. contoh : ketika kita berbeda budaya dg klien kita tidak boleh
menggunakan bahasa daerah kita sendiri.

9.07 Psikolog tidak boleh mengajukan teknik asesmen psikologi keppada orang yang tidak
memiliki kualifikasi, kecuali untuk proses pelatihan dan harus ada pengawasan yang
memadai.

9.08 A) Psikolog tidak boleh memberi keputusan asesmen atau intervensi menggunakan
hasil data/informasi yang sudah lama untuk kepentingan pada hari ini.

B) Psikolog tidak memberikan keputusan dan saran dari pengukuran yang sudah usang
dan tidak berguna untuk kepentingan saat ini.

9.09 A) Psikolog yang menawarkan jasa penilaian (assesment) harus secara akurat dapat
menggambarkan tujuan, norma, validitas, reliabilitas dan aplikasi bagi penggunanya.

B)psikolog memilih cara melakukan scoring dan penilaian (assesment) berdasarkan


norma yang telah terbukti validitasnya.

C) Psikolog harus bertanggung jawab atas hasil scoring dan penilaian yang dilakukan,
apakah hal itu dilakukan sendiri atau menggunakan jasa lainnya.

9.10 Hasil scoring dan interpretassi yang dilakukan psikolog atau karyawan/asisten biro
psikolog, psikolog harus bertanggung jawab harus memastikan bahwa hasil tersebut
adalah benar dan dapat dimengerti oleh individu/organisasi yang meminta jasa tes
dan pemeriksaan psikologi tersebut.

9.11 Psikolog harus melakukan usaha untuk menjaga keutuhan dan keamanan dari alat tes
yang sesuai dengan hukum dan kode etik seperti pemeliharaan manual, instrument,
protokol dan pertanyaan yang ada di dalam alat tes.
STANDAR 10 : Therapy

10.01 A) ssetelah psikolog memperoleh Informed concent klien, psikoog harus melakukan
hubungan terapetik dimana psikolog menjelaskan mengenai sifat dan rangkaian dari
terapi yg akan dilaksanakan, biaya, keterlibatan orang ketiga, serta batasan. Dan
klien juga diberi kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan.

B) Setelah Psikolog memperooleh Indormed Concent untuk treatment dimana teknik


dan prosedur belum ditetapkan, maka psiokolog harus menjelaskan secara detail
pengembangan dari sifat treatment, resiko, serta alternatif therapy lain yang akan
digunakan dan kesukarelaan klien untuk berpartisipasi.

C) Ketika terapis diminta oleh hukum untuk memberikan treatment dan didampingi
supervisor, sebagai bagian dari informed concent dijelaskan bahwa terapis dalam
suatu pelatihan dan sedang diawasi oleh supervisor.

10.02 A) Ketika psikolog memberikan layanan kepada beberapa orang yang memiliki
hubungan (seperti keluarga), di awal harus dijelaskan (1) orang mana sebagai
klien/pasien (2) hubungan yang dimiliki oleh psikolog dengan masing-masing
individu.

B) Jika psikolog dipanggil untuk melakukan hal yang berpotensi konflik (seperti
percerain), maka psikolog mengambil lngkah untuk memperjelas atau memodifikasi
situasi, atau menarik diri dan mencari peran yang tepat.

10.03 Ketika psikolog memberikan pelayanan kepada beberapa orang dalam seting
kelompok, mereka harus menggambarkan peran dan tanggung jawab serta batas-
batas dari kerahasiaan sejak awal.

10.04 jika psikolog memberikan layanan kepada klien yang telah memakai layanan psikolog
lain, psikolog tersebut harus berhati-hati dalam mempertimbangkan masalah
pengobatan serta kesejahteraan klien tersebut. Psikolog harus membicarakan ini
terlebih dahulu dengan klien agar tidak terjadi konflik atau berkonsultasi dengan
psikolog sebelumnya dan melanjutkan therapi atau pelayanan dengan hati-hati.

10.05 Psikolog tidak boleh terlibat dalam keintiman seksual dengan klien saat terapi.

10.06 Psikolog tidak boleh terlibat keintiman seksual dengan orang yang yang psikolog tahu
adalah kerabat atau orang terdekat dengan klien/pasien saat ini.

10.07 Psikololog tidak boleh menerima layanan terapi kepada orang yang telah terlibat
hubungan keintiman seksual. Contoh : pacar, istri.

10.08 A) psikolog tidak boleh terlibat dalam hubungan keintiman dengan mantan
klien/pasien setidaknya 2 tahun setelah penghentian terapi.

B) psikolog tidak boleh terlibat dalam hubungan seksual dengan mantan klien
bahkan setelah 2 tahun kecuali ddalam keadaan yang paling tidak lazim. Pskolog
tersebt menangggung beban untuk tidak menunjukan adanya eksploitasi, termasuk
faktor yang relevan (1) jumlah waktu yang telah berlalu sejak terapi dihentikan. (2)
sifat, durasi dan intensitas terapi (3) keadaan pemutusan terapi (4) sejarah pribadi
klien (5) status menta klien (6) kemungkinan dampak buruk kepada klien (7) setiap
pernyataan yang dilakukan terapis selama berlangsungnya terapi mengundang
kmungkinan terjadinya pemutusan pasca hubungan seksual dengan klien.

10.09 dalam hubungan kerja selama kontrak, psikolog harus bertanggung jawab dan
melakukan upaya untuk menyelesaikan gangguan/ hambatan yang dialami selama
terapi, dengan mempertimbangkan kesejahteraan kepada klien.

10.10 A) Psikolog mengakhiri terapi ketika klien merasa cukup untuk tidak membutuhkan
terapi lagi. Dan tidak diperkenankan untuk mencari keuntungan atau merugikan
klien tersebut.

B) psikolog dapat menghentikan terapi disebabkan memiliki hubungan.

C) kecuali dilarang oleh klien atau orang ketiga. Sebelum pemutusan, psikolog
memberikan konseling pretemination atau penyedia pelayanan alternatif yang
sesuai dengan klien.

Anda mungkin juga menyukai