Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sapitri Lestari

Npm :

Kelas : Psikologi A

Tugas :

1. Menurut saya kompetisi yang perlu dimiliki oleh seorang psikolog yaitu :

a. Komunikasi yang baik, Mampu berkomunikasi dengan baik merupakan satu dari ketrampilan
yang harus dimiliki Psikolog profesional.
b. Dapat menyimpan rahasia dengan baik, Psikolog profesional yaitu kemampuan untuk bisa
menyimpan rahasia pasien. Karena tidak semua orang suka apabila keburukan atau
pembicaraan saat konselling menjadi tersebar.
c. Memiliki kesabaran yang lebih,Kesabaran seorang Psikolog juga dituntut harus memiliki
tingkat sabar yang luar biasa tinggi.
d. Dapat mendengarkan dengan baik,Karena menjadi pendengar itu memang terkadang
membosankan, karena itu alangkan pentingnya dengan mendengar keluhan pasien yang
beragam dengan gaya yang santai, menyenangkan juga nyaman.
e. Memiliki jiwa support tinggi pada pasien,Psikolog juga harus bisa memiliki jiwa penyemangat
tinggi demi kesembuhan pasiennya. Mengapa seseorang berobat ke Psikologi karena butuh
adanya satu motivasi secara psikis, dengan harapan ia akan pulih dari perasaan dan jiwa
yang tidak nyaman.

2. Pelanggaran kode etik psikologi adalah segala tindakan Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologiyang
menyimpang dari ketentuan yang telah dirumuskan dalam Kode Etik Psikologi Indonesia. Termasuk
dalam hal ini adalah pelanggaran oleh Psikolog terhadap janji / sumpah profesi, praktik psikologi
yang dilakukan oleh Psikolog yang tidak memiliki Ijin Praktik, serta layanan psikologi yang
menyimpang dari ketentuan yang berlaku dalam Kode Etik Psikologi Indonesia.

a. Pelanggaran ringan yaitu:

Tindakan yang dilakukan oleh seorang Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologi yang tidak dalam kondisi
yang sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan, sehingga mengakibatkan kerugian.

b. Pelanggaran sedang yaitu:

Tindakan yang dilakukan oleh Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologi karena kelalaiannya dalam
melaksanakan proses maupun penanganan yang tidak sesuai dengan standar prosedur yang telah
ditetapkan mengakibatkan kerugian bagi salah satu tersebut di bawah ini:

1) Ilmu psikologi
2) Profesi Psikologi
3) Pengguna Jasa dan atau Praktik Psikologi
4) Individu yang menjalani Pemeriksaan Psikologi
5) Pihak-pihak yang terkait dan masyarakat umumnya.
c. Pelanggaran berat yaitu:

Tindakan yang dilakukan oleh Psikolog dan atau Ilmuwan Psikologi yang secara sengaja
memanipulasi tujuan, proses maupun hasil yang mengakibatkan kerugian bagi salah satu di bawah
ini:

1) Ilmu Psikologi
2) Profesi Psikologi
3) Pengguna Jasa dan atau Praktik Psikologi
4) Individu yang menjalani Pemeriksaan Psikologi
5) Pihak-pihak yang terkait dan masyarakat umumnya

3. Kode etik psikologi merupakan dasar perlindungan dari nilai – nilai yang diterapkan. Kode etik
bertujuan untuk menjamin kesejahteraan umat manusia dan memberikan perlindungan terhadap
layanan masyarakat terkait praktek layanan psikologi.

4. a) Iya Eni sudah memiliki kompetensi yang memadai,karena Eni mempunyai pengalaman menjadi
asisten psikolog, Tetapi Eni belum bisa melakukan intervensi seterusnya karena Eni hanya sarjana
psikologi

b) Sudah termasuk pelanggaran kode etik karena praktik Eni yang tidak memiliki ijin praktik

5. Contoh 1

Pelanggaran Penanganan Terhadap Pasien

NN adalah seorang psikolog yang barusaja menyandang gelar psikolognya dan bekerja pada salah
satu biro psikologi di Kota JK bersama dengan beberapa ilmuan psikologi dan psikolog yang lain.
Suatu hari, datang klien berinisial AB yang menderita depresi berat sehingga mencoba membunuh
diri dan membutuhkan layanan darurat di biro tersebut, namun para psikolog senior sedang ke luar
kota untuk melakukan perjalanan dinas selama beberapa minggu. Sehingga klien tersebut diberikan
kepada psikolog NN dengan maksud pemberian layanan darurat untuk sementara waktu.

Beberapa hari kemudian, salah seorang psikolog senior berinisial SH kembali ke Kota JK untuk
melakukan penanganan kepada klien AB, namun psikolog NN menolak untuk memberikan
penanganan klien tersebut kepada psikolog SH karena menganggap bahwa dirinya mampu
menyelesaikan masalah klien AB hingga selesai tanpa bantuan dari psikolog SH walaupun
penanganan yang diberikan oleh NN ke AB tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Kasus di atas
menunjukkan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh psikolog NN kepada psikolog SH

Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa seharusnya diberikan pengarahan kepada
psikolog/Ilmuwan psikologi yang belum kompeten mengenai kode etik HIMPSI terkait kerjasama
dengan teman sejawat demi memberikan layanan terbaik kepada pengguna jasa psikologi. Serta
HIMPSI memberikan pengarahan kepada psikolog/Ilmuwan psikologi yang belum kompeten
mengenai kode etik psikolog/Ilmuwan psikologi dalam pemberian layanan darurat dan bagaimana
langka selanjutnya ketika pemberian layanan telah dilakukan.

Contoh 2

Kasus Pasal 10 tentang Pendelegasian Pekerjaan Pada Orang Lain

Mr. X merupakan lulusan sarjana psikologi di Indonesia dengan kurikulum setelah tahun 1992, dan
belum mengikuti program profesi atau magister profesi yang memungkinkannya untuk mendapat
pengalaman magang sebagai psikolog praktik. La melamar sebagai staf pegawai negeri sipil, namun
ditempatkan dalam bagian psikologi di lingkungan militer. Di lingkungannya, ia mendapat
pengawasan dari Mr. A sebagai atasan langsungnya. Mr. A merupakan seorang perwira militer yang
juga merupakan lulusan program sarjana kurikulum lama, yang kemudian melanjutkan studinya
pada program magister manajemen. Atas perintah dari atasan Mr. A, maka Mr. A meminta Mr. X
untuk menjadi asistennya dalam melakukan psikotes di bawah pengawasannya.

Dengan mempertimbangkan keterbatasan dana dan sumber daya manusia yang ada di lingkungan
kantornya maka Mr. A tidak hanya meminta Mr. X melakukan administrasi tes namun juga meliputi
interpretasi tes yang mendorong rekomendasi untuk melakukan tindakan tertentu bagi personil
militer. Di Sisi Iain, Mr. X merasa bahwa pengetahuan psikodiagnostiknya tidak memadai untuk
melakukan interpretasi tes. Mr. A yang juga salah satu pengurus HIMPSI, kemudian mengirim Mr. X
untuk menceritakan kasus ini pada ketua HIMPSI di wilayahnya

Analisis yang dapat disimpulkan bahwa Mr. A sudah melakukan pendelegasian sesuai dengan pasal
10 dalam kode etik psikologi. Dimana Mr. A sudah memberikan tanggung jawab dan wewenang
kepada Mr. X untuk memberikan layanan psikologi berupa adminsitrasi tes kepada personil militer
yang membutuhkan bantuan.

Di Sisi Iain, Mr. X merasa bahwa kemampuan dirinya dalam memberikan psikodiagnostik tidak
memadai.

Anda mungkin juga menyukai