Anda di halaman 1dari 29

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KINERJA

DAN DISIPLIN KERJA DOSEN PADA SEKOLAH TINGGI ILMU


EKONOMI (STIE) PERSADA BUNDA DI PEKANBARU

SEMI PROPOSAL

OLEH :

ELMI YADI
NIM: 2061101119

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

PASCASARJANA UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Persada Bunda merupakan salah satu

Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Kota Pekanbaru. Sebagai salah satu

Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Kota Pekanbaru, maka Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Persada Bunda tentu saja harus bersaing dengan Perguruan

Tinggi Swasta lainnya. Berdasarkan pada data yang ada di PDDikti, maka saat

ini terdapat 44 Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Pekanbaru, yaitu dengan

rincian sebagai berikut:

No Jenis PTS Jumlah

1 Akademi 15

2 Politeknik 1

3 Sekolah Tinggi 24

4 Universitas 4

Sumber: PDDikti, 2020

Kondisi ini mendorong Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Persada Bunda

untuk segera meningkatkan mutu dan daya saing dengan cara melakukan

perbaikan secara konsisten dan terus menerus agar dapat berkembang lebih

maju.

Pada era globalisasi dan semakin modern membuat setiap perguruan

tinggi harus siap dan bisa menerima kemajuan teknologi, khususnya teknologi

1
2

informasi yang diterapkan secara komputerisasi untuk menjalankan sistem yang

diterapkan dalam lembaga pendidikan.

Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah

membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih

akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan

internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai

aktivitasnya.

Secara akademis, sistem informasi manajemen umumnya digunakan untuk

merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan

otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya

sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.

Dalam rangka menciptakan pengelolaan administrasi dengan sistem

database yang terpusat dan terintegrasi serta tersedianya layanan informasi bagi

mahasiswa, dosen, staf tata usaha, pimpinan, orang tua, dan alumni maka

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Persada Bunda membangun sistemi informasi

akademik.

Teknologi Sistem Informasi Akademik dijadikan alat bantu dalam

pengelolaan Akademik pada sekolah tinggi ilmu ekonomi persada bunda.

Teknologi ini bertujuan untuk pengorganisasian data akademik pada sekolah

tinggi ilmu ekonomi Persada Bunda secara online.

Adapun pengorganisasian data tersebut meliputi pengelolaan sistem

registrasi mahasiswa baru,sistem penjadwalan kuliah, pengelolaan Kartu

Rencana Studi (KRS), elearning, monitoring perkuliahan, absensi dosen, absensi


3

mahasiswa, data keuangan, perpustakaan, judul-judul skripsi mahasiswa,dan

nilai mahasiswa.

Sistem informasi akademik merupakan suatu program komputerisasi yang

digunakan dan diterapkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Persada Bunda

agar bisa mempermudah tenaga kependidikan, mahasiswa dan dosen dalam

melaksanakan fungsi serta tugasnya masing-masing dibidang akademik,

sehingga sekolah tinggi ilmu ekonomi persada bunda bisa bersaing dengan

perguruan tinggi lain.

Proses pembelajaran saat ini telah banyak menggunakan tekhnologi,

seperti pembelajaran yang menggunakan computer, LCD proyektor, multimedia

dan perangkat lainnya. Pembelajaran yang berbasiskan computer disebut juga

elearning atau pemebelajaran secara elektronik. Pembelajaran yang berbasiskan

computer dapat dikategorikan kepada dua bahagian yaitu pembelajaran dengan

sistem offline (yang tidak terkonesi dengan jaringan internet) dan pembelajaran

dengan sistem online (yang terkoneksi dengan jaringan internet). Secara bahasa

e-learning adalah pembelajaran dengan perantara (menggunakan) alat elektronik

yaitu penggunaan computer , pembelajaran multimedia, penggunaan infocus dan

CD pembelajaran (nunu mahnun,2018)

Pendidikan saat ini lebih ditentukan dengan kemampuan perguruan tinggi

dalam menerapkan penggunaan sistem informasi untuk kegiatan akademik

maupun proses pembelajaran. Mason R berpendapat bahwa pendidikan

mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan

berinteraksi dan kolaborasi bukannya gedung sekolah (Tatasubari, 2016:264).


4

Globalisasi telah memicu kecendrungan pergeseran dalam dunia

pendidikan dari pendidikan tatap muka kearah pendidikan yang lebih terbuka

(Mukhopadhyay M., 1995 didalam Tatasubari, 2016:264)

Pada masa pandemic covid19 saat ini perguruan tinggi diwajibkan

menerapkan pembelajaran online atau pembelajaran daring yang berbasis

internet, sehingga setiap dosen dan mahasiswa harus memiliki kemampuan

tekhnologi agar bisa terlaksananya proses pembelajaran secara online.

Selama penerapan Sistem Informasi Manajemen Akademis digunakan

pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Persada Bunda, belum pernah dilakukan

penelitian mengenai pengaruh Sistem Informasi Manajemen Akademis terhadap

kinerja dan disiplon dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Persada Bunda,

sehingga belum dapat dilihat efek nyata pengaruh dari sistem informasi

akademik tersebut terhadap kinerja dan disiplin dosen.

Dari penjelasan diatas maka penulis ingin mengetahui lebih jelas dan

nyata bagaimana pengaruh dari sistem informasi akademik terhadap kinerja dan

disiplin dosen, sehingga dengan ini penulis mengambil judul,”Pengaruh Sistem

Informasi Akademik terhadap Kinerja dan disiplin dosen pada Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi Persada Bunda di Pekanbaru”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dalam

penulisan ini dirumuskan masalah sebagai berikut:


5

Bagaimana pengaruh sistem informasi akademik terhadap kinerja dan

disiplin dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Persada Bunda.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari sistem informasi

akademik terhadap kinerja dan disiplin dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi persada bunda.

Dengan adanya hasil dari penulisan penelitian ini, diharapkan dapat

memberikan manfaat yang luas antara lain:

1. Bagi penulis, dengan melakukan penelitian ini dapat menambah pengetahuan

dan wawasan, dan dapat menyelesaikan studi pada Pasca Sarjana Universitas

Lancang Kuning.

2. Sebagai masukan pada pimpinan atau Badan Penjaminan Mutu Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Persada Bunda dalam upaya meningkatkan kinerja dan

disiplin dosen dengan menggunakan program sistem informasi akademik.

3. Sebagai refrensi dan masukan bagi penulis dimasa mendatang dalam

mengkaji masalah sistem informasi akademik yang berkaitan dengan kinerja

dan disiplin dosen.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun penulisan ini dibagi atas tiga bab dan secara garis besar adalah:

BAB I PENDAHULUAN
6

Menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

masalah, tujuan dan manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan teori-teori dasar yang berkenaan dengan Sistem

informasi manajemen,sistem informasi akademik, sistem informasi akademik

terhadap kinerja, sumber daya manusia, dan menjelaskan hipotesis penulisan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang tempat penelitian, obyek yang diteliti,

jenis dan sumber data, metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik

analisa data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umun perusahaan, visi dan

misi, dan struktur organisasi serta uraian dari struktur organisasi.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil dari penelitian terhadap responden, analisis

dari sistem informasi akademik, analisis kinerja dosen, dan analisis disiplin

dosen.

BAB VI PENUTUP

Bab terakhir ini menejelaskan kesimpulan dari hasil penelitian atas

pengujian hipotesis yang telah dilakukan serta memberikan saran yang

diharapkan dapat berguna bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen

Dalam sebuah perusahaan manajemen memegang peranan sangat penting,

karena tidak mungkin sebuah perusahaan akan mencapai tujuan dan sasarannya

tanpa menjalankan fungsi-fungsi manajemen secara baik. Dengan demikian

berarti manajemen adalah hal yang harus ada dalam suatu perusahaan. Banyak

para ahli memberikan pengertian tentang manajemen, diantaranya oleh

Hasibuan (2009:4), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara

efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Manajemen menurut Indrastuti dan Rusli (2012:7) adalah seni dan ilmu

dalam perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian terhadap

orang untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Solihin (2009:103) manajemen sumber daya manusia adalah

pendaya gunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan

pengelolaan individu anggota atau kelompok pekerja.

Menurut Hasibuan (2007:11) manajemen sumber daya manusia adalah

ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

efesien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

7
8

Menurut Simamora (2006:2) manajemen sumber daya manusia adalah

kebijakan-kebijakan dan praktek yang dibutuh seseorang untuk melaksanakan

aspek personil atau orang-orang dari pekerjaan manajemennya, termasuk

perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian. Manajemen

sumber daya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan,

pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia yang efektif untuk

tercapainya berbagai tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional, dan

internasional.

Wiludjeng (2007:10) menyatakan bahwa manajemen sumber daya

manusia merupakan suatu proses menganalisis dan mengelola kebutuhan

organisasi terhadap sumber daya manusia, sehingga dapat menjamin tercapainya

sasaran strategis perusahaan.

Manajemen sumber daya manusia merupakan pemanfaatan sumber daya

manusia agar mencapai tujuan organisasional. Pada hakikatnya manajer-manajer

membuat segala sesuatu dilakukan melalui upaya orang-orang lain yang

membutuhkan pengelolaan sumber daya manusia yang efektif. Manajemen

sumber daya manusia yang baik mengharuskan anggota organisasi untuk

mencapai tujuan. Para manajer harus meningkatkan kepuasan karyawan,

keterlibatannya dalam organisasi memperbaiki kualitas lingkungan kerja, dan

efesiensi produktifitas karyawan. Manajemen sumber daya manusia yang efektif

dapat meningkatkan efektifitas perusahaan.


9

2.3 Pengertian Sistem

Pengertian sistem Menurut Jogiyanto (2005:2) mengemukakan bahwa

sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.

Defenisi sistem menurut Fahmi (2011:77), sistem adalah seperangkat

komponen yang berada dalam suatu organisasi yang saling berhubungan dalam

menunjang aktivitas kinerja organisasi tersebut.

Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat

hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

mencapai tujuan tertentu, Sutabri (2005:8).

Menurut Sumarsan (2010:2) sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan

perangkat hubungan satu sama lain.

Pengertian sistem menurut Diana dan Setiawati (2011:3), sistem

merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk

mencapai tujuan tertentu.

A. Hall, terjemahan Fitriasari (2009:6), sistem adalah kelompok dari dua

atau lebih komponen atau subsitem yang saling berhubungan yang berfungsi

dengan tujuan yang sama.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa suatu

sistem umum memiliki beberapa komponen, dimana masing-masing komponen

tersebut saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan definisi dari sistem, maka suatu sistem mempunyai elemen-

elemen atau komponen yang mendukungnya, yaitu :


10

1. Input .

Input adalah energi atau bahan baku yang dimasukkan ke dalam sistem.

2. Proses.

Suatu sistem mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah

masukkan menjadi keluaran.

3. Output.

Output adalah hasil dari energi atau bahan baku yang dapat dipergunakan

oleh pihak lain dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Output

dapat merupakan input untuk sub sistem yang lain

4. Umpan Balik .

Merupakan keadaan yang terjadi terhadap sistem akibat dari penerapan

suatu sistem. Umpan balik ini dapat menimbulkan keadaan yang

menguntungkan atau mengganggu kelangsungan hidup sistem. Penilaian tentang

keberhasilan system ditentukan oleh proses ini.

5. Mekanisme Kontrol.

Kegiatan yang memfokuskan pada pengendalian terhadap pelaksanaan

akan kerja didalam proses guna pencapaian sistem, namun yang terpenting dari

pengendalian adalah pengendalian yang seminimal mungkin guna efisiensi

dengan tingkat kualitas sistem yang tinggi.

6. Batasan.

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem

yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

7. Tujuan Sistem (Goal Sistem).


11

Suatu sistem dapat mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective).

Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan

ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang

dibutuhkan sistem dankeluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem

dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.4 Pengertian Informasi

Dalam manajemen,,informasi merupakan data yang telah diproses

sehingga mempunyai arti tertentu bagi penerimanya. Sumber dari informasi

adalah data, sedangkan data itu sendiri adalah kenyataan yang menggambarkan

suatu kejadian, sedangkan kejadian itu merupakan suatu peristiwa yang terjadi

pada waktu tertentu, dalam hal ini informasi dan data saling berkaitan.

Menurut Jogiyanto (2005:8) informasi diartikan sebagai data yang diolah

menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.

2.5 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data

dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna,

A. Hall, terjemahan Fitriasari (2009:8).

Sistem informasi, yang kadang kala disebut sebagai sistem pemrosesan

data, merupakan sistem buatan manusia yang biasanya terdiri dari sekumpulan

komponen – baik manual ataupun berbasis komputer - yang terintegrasi untuk

mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi


12

kepada pihak-pihak yang berkempentingan sebagai pemakai informasi tersebut

Diana dan Setiawati (2011:4).

Menurut Sutabri (2005:36) sistem informasi adalah suatu sistem di

dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi

harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam

kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak

luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan.

Menurut O’Brien dalam jogiyanto (2005:5), sistem informasi adalah

suatu kombinasi terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat

keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications

(jaringan komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan,

mengubah dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar tentang komponen sistem informasi.

Gambar 2.1 : Komponen Sistem Informasi


13

Rosses dalam jogiyanto (2005:11) mengemukakan sistem informasi

adalah suatu sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengelolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan

kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu

dengan laporan-laporan yang diperlukan

Suatu sistem yang menyediakan kebutuhan manajemen akan informasi

yang meliputi pemanfaatan segala sumber daya untuk memecahkan masalah

bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis dengan teratur

dan terstruktur.

Merupakan suatu perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu

bisnis yang meliputi pemamfaatan manusia, dokumen,teknologi, dan prosedur

oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya

produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.

Sistem informasi manajemen (SIM) adalah suatu perangkat manajemen

yang dipergunakan untuk mendukung pihak manajemen perusahaan dalam

menerima, mengolah, dan mengelola perusahaan secara baik dan sistematis

dengan tujuan untuk mendukung penciptaan kinerja perusahaan, Fahmi

(2011:77).

Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan sistem yang menyediakan

informasi untuk mendukung manajemen (Febrian 2004: 286).

Menurut F.Kelly dalam jogiyanto ( 2005;91) SIM adalah perpaduan

sumber daya manusia dan sumber daya yang berbasis komputer yang
14

menghasilkan kumpulan penyimpanan, komunikasi, dan penggunaan data untuk

tujuan operasi manajemen yang efisien serta perencanaan bisnis.

2.6 Sistem Informasi Akademik

Sistem Informasi Akademik adalah sebuah sistem informasi akademik

yang berbasis online dengan tujuan untuk pengorganisasian data akademik pada

sekolah tinggi ilmu ekonomi persada bunda agar lebih efektif dan efesien bagi

dosen dalam bekerja. Adapun data pengorganisasian yang dimaksud meliputi:

pengelolaan sistem registrasi mahasiswa, sistem penjadwalan perkuliahan,

pengelolaan kartu rencana studi (KRS) mahasiswa, elearning, absensi dosen,

absensi mahasiswa, monitoring perkuliahan, sampai dengan pencetakan

transkip nilai.

2.7 Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh masing-

masing karyawan untuk membantu badan usaha dalam mencapai dan

mewujudkan tujuan badan usaha secara efektif dan efesien. Pada dasarnya

kinerja dari seseorang bersifat individu, karena masing-masing dari karyawan

memiliki tingkat kemampuan yang berbeda.

Sedarmayanti (2007:25) menyatakan bahwa kinerja merupakan sistem

yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah

melaksanakan pekerjaanya secara keseluruhan, atau merupakan perpaduan dari


15

hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan kompetensi (bagaimana

seseorang mencapainya).

Menurut Mangkunegara (2006:10) kinerja sumber daya manusia

merupakan istilah dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi

kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

sesorang karyawan/pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Dharma (2005:10) menyatakan bahwa penilaian kerja berdasarkan pada

pemahaman, pengetahuan, keahlian, kepiawaian dan prilaku yang diperlukan

untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan analisis tentang atribut

perilaku seseorang sesuai kriteria yang ditentukan untuk masing-masing

pekerjaan.

Menurut Rivai (2005:14), kata kinerja merupakan terjemahan dari kata

performance yang berasal dari kata to perform dengan beberapa entries yaitu:

1. Melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute).


2. Memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to discharge
of fulfil; as vow)
3. Melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or
complete an understanding) dan,
4. Melakukan sesuatu yang diharapkan oleh orang atau mesin (to do what is
expected of a person machine).

Menurut Mangkunegara (2006:9) dimana beberapa ahli mendefenisikan

kinerja pegawai sebagai berikut:

a. Candosa menyatakan bahwa kinerja pegawai adalah ungkapan seperti

output, efesiensi serta efektifitas sering dihubungkan dengan produktifitas.


16

b. Kusriyanto menyatakan kinerja pegawai adalah perbandingan hasil yang

dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu yang biasanya

perjam.

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas

dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan

visi organisasi tersebut, Bastian (2005:329).

Pengertian lain menurut Hasibuan (2006:34) bahwa: “kinerja (prestasi

keja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan

tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Widodo (2006:78) mengatakan bahwa kinerja adalah melakukan suatu

kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan

hasil seperti yang diharapkan.

Menurut Moeheriono (2009:60), pengertian kinerja (performance)

merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi.

Yuli (2005:12) menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program atau pelaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang tertuang dalam

perumusan skema strategis (strategic planning suatu organisasi).

2.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja


17

Menurut Mahmudi (2005:9), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

adalah terdiri dari lima faktor, yaitu sebagai berikut:

1) Faktor personal/individual, meliputi: pengetahuan, keterampilan,


kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh
setiap individu.
2) Faktor kepemimpinan, meliputi: kualitas dalam memberikan dorongan
semangat, arahan dan dukungan yang diberikan manager dan team leader.
3) Faktor tim, meliputi: kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh
rekan dalam suatu tim, kepercayaan terhadap sesame anggota tim,
kekompakan dan keeratan anggota tim.
4) Faktor sistem, meliputi: sistem kerja, fasilitas kerja atau infrasruktur yang
diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja dalam
organisasi.
5) Faktor kontekstual (situasional), meliputi: tekanan dan perubahan
lingkungan eksternal dan internal.

Fahmi (2011:83) mengatakan pengaruh sistem dalam mendukung

penciptaaan manajemen kinerja dapat kita rasakan salah satunya dalam usaha

menciptakan suatu model manajemen kinerja yang representatif bagi organisasi

tersebut. Karena sistem pendukung penciptaan manajemen kinerja, dan sistem

diciptakan serta disesuaikan dengan kondisi realita di organisasi tersebut.

Menurut Anoraga (2004:35) menyatakan faktor-faktor yang dapat

memepengaruhi kinerja karyawan seperti: Pendidikan, keterampilan, sikap etika

kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan, sistem kerja,

teknologi, srana produksi, jaminan sosial, manajemen dan kesempatan

berprestasi.

2.9 Disiplin Kerja

a. Definisi Disiplin Kerja


18

Dalam hal ini hasibuan menjabarkan tentang disiplin kerja sebagai berikut,

Hasibuan (2003) berpendapat bahwa kedisiplinan sebagai bentuk kesadaran dan

kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma

social yang berlaku. Jadi, dikatakan disiplin apabila karyawan sadar dan

bersedia mengerjakan semua tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Kedisiplinan harus ditegakan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa

dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk

mewujudkan tujuannya. Jadi kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu

perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Menurut Mangkunegara (2008) menyatakan bahwa disiplin kerja dapat

diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperkuat pedoman-

pedoman organisai.

Menurut Anoraga (2009) disiplin adalah latihan batin, sifat, dan watak

dengan tujuan supaya perbuatannya selalu mentaati tata tertib dan ketaatan

aturan pada aturan tata tertib. Jadi disiplin kerja menurut para ahli diatas adalah

kesadaran diri dari para karyawan untuk mentaati aturan aturan dan tatat tertib

yang telah dibuat oleh perusahaan agar cita-cita perusahaan dapat tercapai.

b. Indikator Disiplin Kerja

Menurut Hasibuan (2013) pada dasarnya banyak indikator yang

mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi atau perusahaan,

di antaranya:

1. Tujuan dan kemampuan


19

Tujuan dan kemampuan ini mempengaruhi tingkat kedisiplinan para

karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara

ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti

bahwa pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai dengan

kemampuan karyawan bersangkutan agar karyawan tersebut bekerja

dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Akan

tetapi, jika pekerjaan itu diluar kemampuannya atau jauh di bawah

kemampuannya maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan rendah.

Disinilah letak pentingnya axas the right man in the right place and the

right man in the right job.

2. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan

karyawan karena pimpinanan dijadikan teladan dan panutan oleh para

bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin

baik, jujur, adil, serta sesuai dengan perbuatan yang diperbuat. Dengan

teladan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan akan ikut baik. Jika

teladan pimpinan kurang baik (kurang berdisiplin), para bawahan pun

akan kurang disiplin. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan

bawahannya baik jika dia sendiri kurang disiplin. Pimpinan harus

menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani

bawahannya. Hal inilah yang mengharuskan pimpinan mempunyai

kedisiplinan yang baik agar para bawahan pun mempunyai disiplin yang

baik pula.
20

3. Balas Jasa

Balas jasa atau gaji, kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan

karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan

karyawan terhadap perusahaan. Jika kecintaan karyawan semakin tinggi

terhadap pekerjaan kedisiplinan akan semakin baik. Untuk mewujudkan

kedisiplinan karyawan yang baik perusahaan harus memberikan balas

jasa yang relatif besar. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik

apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarga. Jadi, balas jasa

barperan penting untuk menciptakan kedisiplinan karyawan. Artinya

semakin besar balas jasa semakin baik kedisiplinan karyawan.

Sebaliknya, apabila balas jasa kecil kedisplinan karyawan menjadi

rendah. Dosen sulit untuk berdisiplin baik selama kebutuhan primernya

tidak terpenuhi dengan baik.

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisplinan para karyawan,

karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan

minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang

dijadikan dasar kebijakan dalam pemberian balas jasa atau hukuman

akan tercipta kedisiplinan yang baik. Manajer organisasi yang baik

dalam menjalankan kepemimpinannya selalu berusaha bersikap adil

terhadap semua karyawan. Dengan keadilan yang baik akan

menciptakan kedisiplinan yang baik pula.


21

5. Waskat (pengawasan melekat)

Waskat adalah tindakan nyata paling efektif dalam mewujudkan

kedisiplinan karyawan perusahaan. Dengan waskat berarti atasan harus

aktif dan langsung mengatasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan

prestasi kerja bawahannya.

6. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan

karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan

semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan. Berat atau

ringan sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik

buruknya kedisiplinan karyawan.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan karyawan perusahaan, pimpinan harus berani dan tegas

bertindak untuk memberikan sanksi-sanksi sesuai dengan yang telah

ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dengan demikian pimpinan akan

dapat memelihara kedisiplinan para karyawan perusahaan.

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesame karyawan ikut

menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Manajer

harus berusaha menciptakan suasana hubungan kemanusiaan yang serasi

baik diantara semua karyawan. Kedisiplinan karyawan akan tercipta


22

apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut berjalan

dengan baik.

2.10 Faktor-Faktor Disiplin Kerja Karyawan

Dalam hal ini Hasibuan menjabarkan faktor-faktor disiplin kerja,

beberpa faktor yang perlu diperhatikan dalam penerapan disiplin.

a) Ketepatan Waktu

b) Menggunakan peralatan kantor dengan baik

c) Tanggung jawab yang tinggi

d) Ketaatan terhadap peraturan perusahaan

2.11 Hipotesis

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, dan kajian teoritis sebagai

kaitan keseluruhan maka dirumuskan hipotesis ini; diduga adanya pengaruh

sistem informasi manajemen akademik terhadap kinerja dan disiplin kerja

dosen.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Guna mendapatkan data-data yang diperlukan, maka penulis melakukan

penelitian. Adapun penelitian ini dilakukan di sekolah tinggi ilmu ekonomi

persada bunda yang berlokasi di jalan diponegoro no.42 pekanbaru-Riau.

3.2 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah dosen tetap sekolah

tinggi ilmu ekonomi persada bunda yang berjumlah 45 orang. Dengan

menggunakan metode total sampling seluruh populasi menjadi anggota yang

akan diamati sebagai sampel dengan pertimbangan, karena sample yang besar

cenderung mendekati nilai yang sesungguhnya.Sugiyono (2009:122)

menyatakan sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila

jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian dengan

membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

3.3 Variabel Penelitian dan Konsep Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan hipotesis, maka variabel-variabel

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Independen)

23
24

Variabel bebas atau independen merupakan yang mempengaruhi atau

menjadi sebab timbulnya atau berubahnya varibel terikat (devenden).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah sistem

informasi akademik (X).

2. Variabel Terikat (Dependen)

Varibel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja (Y1) dan

disiplin (Y2).

3.3.2 Konsep Operasional Variabel

1. Sistem informasi akademik sebagai variabel bebas (X), adalah manfaat

yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi akademik dalam

melaksanakan pekerjaannya. Variabel ini diukur dengan beberapa indikator,

antara lain:

1. Kuantitas

2. Efektifitas waktu

3. Jumlah menu yang digunakan

4. Pemenuhan kebutuhan informasi akademik

5. Laporan perkembangan akademik

2. Kinerja dosen sebagai variabel terikat adalah hasil kerja atau prestasi kerja

yang dicapai oleh dosen dengan menggunakan sistem informasi akademik

dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab masing-

masing. Variabel ini diukur dengan beberapa indikator, antara lain:


25

1. Peningkatan produktifitas

2. Keefektifan pekerjaan

3. Kebutuhan informasi akademik

4. Peningkatan kinerja

5. Pelaporan perkembangan akademik.

3. Disiplin dosen sebagai variabel terikat adalah tingkat kedisiplinan dosen

dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas dosen, serta tingkat kedisiplinan

dalam hal kehadiran atau absensi

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder.

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung

dari sumber asli. Sedangkan data skunder merupakan data yang sudah tersedia,

sehingga peneliti hanya mencari dan mengumpulkan.

3.4.2 Sumber Data

1) Data primer, yaitu data yang secara langsung diperoleh peneliti melalui

pembagian kusioner kepada dosen sekolah tinggi ilmu ekonomi Persada

Bunda.

2) Data skunder, yaitu data yang diperoleh dari Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Persada Bunda berupa struktur organisasi, serta data lain yang

relevan dengan penelitian ini.


26

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, karena

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliliti, yaitu dengan melakukan interview

secara langsung kepada dosen serta badan penjaminan mutu Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi persada bunda.

2. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data secara langsung yang

dilakukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan ataupun

pernyataan tertulis kepada responden. Angket dibagikan kepada seluruh

dosen sekolah tinggi ilmu ekonomi persada bunda. Peneliti

menggunakan skala rating linkert untuk memberikan nilai rating kesuatu

variabel. Dalam penelitian ini nilai rating yang diberikan oleh peneliti

terhadap 5 point skala.

Tabel 3.1 Skala Likert

Tingkat Kepuasan Skor


Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

3. Dokumentasi
27

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mengguanakan data yang sudah dibuat atau disusun oleh perusahaan,

seperti tentang sejarah singkat perusahaan,laporan-laporan perusahaan,

dan dokumen-dokumen lainnya.

3.6 Uji Instrumen

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

angket. Suatu angket dinyatakan valid jika pernyataan pada angket mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Dalam bidang

ilmu sosial, alat ukur tersebut dapat berupa angket maupun seperangkat alat tes.

Kriteria ukur validitas ini adalah dengan membandingkan antara nilai r hitung

dengan nilai r tabel.

Jika nilai r hitung > nilai r tabel, maka dianggap valid.

Jika nilai r hitung < nilai r tabel, maka dianggap tidak valid.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana alat ukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi

adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil yang terpercaya (reliabel).

Kriteria ukur reliabilitas ini adalah sebagai berikut:

Jika nilai cronbach alpha > 0,6, maka dinyatakan reliabel.

Jika nilai cronbach alpha < 0,6, maka dinyatakan tidak reliabel.
28

3.7 Metode Analisa Data

3.7.1 Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sedserhana adalah suatu analisis untuk melihat sejauh

mana pengaruh sistem informasi akademik terhadap kinerja dan disiplin dosen

dengan menggunakan persamaan regresi.

3.7.2 Uji t (uji hipotesis)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara

sistem informasi akademik (X) terhadap kinerja (Y1) dan disiplin (Y2), dapat

dilakukan perhitungan dengan menggunakan pengujian secara statistic.

Anda mungkin juga menyukai