Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

INOVASI PELAYANAN PUBLIK


BARISTA AKSI
(BARISAN TERDEPAN ATASI HIPERTENSI)

OLEH
TIM PTM
1. Ns. Christiawaty jadiate Br. Ginting, S.Kep
2. Anggun Wulandari, A.Md.Kep

UPTD PUSKESMAS WONOGIRI II


TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Rencana strategis Pemerintah bidang kesehatan yang tertuang dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) bidang kesehatan Tahun 2020
hingga 2024 yaitu berfokus pada berbagai upaya promotif dan preventif didukung
inovasi dan pemanfaatan teknologi untuk mengendalikan kasus penyakit yang banyak
terjadi di Indonesia dengan menekankan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar
(Primary health care).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2019 Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
UPTD Puskesmas Wonogiri II merupakan unit pelayanan tingkat pertama di
wilayah Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri yang bertugas melakukan upaya
kesehatan perorangan dan masyarakat melalui promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Upaya kesehatan yang dilakukan perlu beradaptasi dengan pola
penyakit yang terdiri dari penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi . Deteksi
awal penyakit, melakukan terapi sesuai standar, mencegah komplikasi merupakan
peran Puskesmas bersama-sama masyarakat.
Berdasarkan Laporan data 10 besar penyakit tahun 2021 di UPTD Puskesmas
Wonogiri II, hipertensi menduduki peringkat pertama penyakit dengan jumlah 2627 kasus.
Tingginya kasus tersebut menandakan perlu adanya suatu intervensi dalam penanganan
hipertensi. Salah satunya dengan deteksi dini hipertensi dan kepatuhan dalam minum obat
hipertensi. Kepatuhan minum obat berkaitan dengan kesadaran pasien akan status
kesehatannya. Kepatuhan minum obat hipertensi bermanfaat dalam pengendalian
penyakit hipertensi yang dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas. Hipertensi
yang tidak terkontrol dapat meningkatkan kejadian komplikasi yang dapat
memperburuk kondisi kesehatan. Pasien dengan hipertensi harus selalu terpantau
tingkat sistol dan diastolnya. Maka dari itu perlu adanya Inovasi untuk memudahkan
pasien dalam memantau hipertensinya dengan KOPI PAHIT (Kartu kOntrol Pantau
mandIri PenyAkit HiperTensi), TORABICA (Broadcast Obrolan Sambil Curhat Darah
Tinggi),ESPRESO (Kreasi Skrining Penyakit Hipertensi online)
1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum :

Tujuan umum dari pembuatan Kegiatan BARISTA AKSI (Barisan terdepan


Atasi Hipertensi) yaitu untuk mengoptimalkan pelayanan hipertensi

1.2.2. Tujuan Khusus :

a. Meningkatkan kepatuhan minum obat penderita Hipertensi

b. Mengurangi potensi komplikasi dari PTM, contohnya stroke yang


dapat mengurangi produktifitas pasien serta mempengaruhi kualitas
hidupnya, dan dapat dicegah secara dini dengan GERMAS,
kepatuhan berobat.

c. Meningkatkan kepedulian, pengetahuan, dan kemandirian pasien


serta keluarga dalam melaksanakan protokol kesehatan, GERMAS,
PHBS, dan pengobatan yang dijalani.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian PTM (Penyakit Tidak Menular)


Penyakit Tidak Menular yang selanjutnya disingkat PTM
adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang,
yang perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu
yang panjang (kronis). (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 71 Tahun 2015)
Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama
kematian secara global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57
juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36
juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak
Menular. PTM juga membunuh penduduk dengan usia yang lebih
muda
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit
penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, yang
perkembangannya berjalan perlahan dalam jangka waktu yang
panjang (kronis). Pada perjalanan awal, PTM  sering tidak
bergejala, banyak yang tidak mengetahui dan menyadari jika
mengidap PTM. Hal tersebut membuat kesadaran untuk
memeriksakan diri / deteksi dini kurang. Sehingga banyak yang
periksa ketika terjadi komplikasi dari PTM, bahkan berakibat
kematian lebih dini.

2.2. Pengertian Hipertensi


Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka
kematian atau mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan ketika
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
atau kronis dalam waktu yang lama (Saraswati,2009).
Seseorang dikatakan mengalami hipertensi, berarti tekanan
darahnya melebihi batas normal, yakni lebih dari 140/90 mmHg.
Hipertensi cenderung diturunkan dalam keluarga dan lebih banyak
terdapat pada orang tua. Kemungkinan juga bisa terjadi pada usia
40 tahun (Sudewo, 2004).

2.3. Kategori Hipertensi


Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu :
 Hipertensi Essensial atau hipertensi primer yang tidak
diketahui penyebabnya (90%)
 Hipertensi Sekunder Penyebabnya dapat ditentukan (10%),
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan
kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme) dll.
Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan pengukuran
darah minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu.

Klasifikasi Hipertensi menurut JNC - VII 2003

Kategori TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal < 120 dan < 80

Pra-
hipertensi 120 - 139 atau 80 - 89

Hipertensi
tingkat 1 140 - 159 atau 90 - 99

Hipertensi
tingkat 2 > 160 atau > 100

Hipertensi Sistolik Terisolasi      > 140   dan        <  90


Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation,and Treatment or High
Pressure VII/JNC - VII, 200
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Membuat ESPRESO (KrEasi Skrining Penyakit hipErtEnSi Online)


Skrining hipertensi adalah pemeriksaan untuk mendeteksi tekanan darah
tinggi atau hipertensi. Pemeriksaan ini berguna untuk menurunkan risiko
terjadinya komplikasi serius akibat hipertensi, seperti serangan jantung
dan stroke. Tujuan dari skrining yaitu deteksi dini untuk mengurangi
risiko penyakit atau memutuskan metode pengobatan yang paling efektif
Skrining hipertensi bisa dilakukan saat pasien datang ke puskesmas dan
terdeteksi tekanan darah tinggi. Diagnosa hipertensi ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan pengukuran tekanan darah minimal dua kali
dengan jarak satu minggu. Hasil tekanan darah tersebut ditulis di rekam
medis masing-masing pasien untuk melengkapi riwayat pemeriksaan
pasien. Diagnosa hipertensi apabila pasien memiliki tekanan darah lebih
dari 140/90 mmHg pada dua kali waktu pemeriksaan.
Skrining juga bisa dilakukan dalam kegiatan PTM seperti Posbindu
maupun Posyandu Lansia ataupun kegiatan PTM terintegrasi lintas
program. Melihat sitausi pandemi pada tahun 2021 petugas memodifikasi
form skrining kesehatan online menggunakan goggle form sehingga
memudahkan dalam pendataan pasien di masa pandemi.

1.1. Gambar Kode Barcode skrining online


Gambar 1.2. Form Skrining Online

3.2. Memberikan KOPI PAHIT (Kartu kontrol pantau mandiri penyakit


hipertensi)
Pada tahap ini pasien yang terdiagnosa hipertensi akan diberikan kartu
untuk memudahkan pasien mengingat jadwal kontrol kembali. Kartu
kontrol ini dapat digunakan untuk pemantauan tekanan darah pasien guna
mengontrol kondisi Hipertensi agar tidak terjadi komplikasi penyakit. Bila
terjadi komplikasi maka angka kesakitan karena penyakit – penyakit lain
bertambah seperti : stroke, penyakit jantung coroner,gagal jantung, gagal
ginjal, penyakit veskular perifer dan kerusakan pembuluh darah retina
mengakibatkan gangguan penglihatan. Angka kesakitan tinggi akan
menambah pengeluaran pembiayaan kesehatan. Pasien yang tidak
terkontrol akan memiliki banyak keluhan yang menganggu aktifitas sehari
– hari bahkan pekerjaan . Bila pekerjaan tidak dapat dilakukan dengan
baik, maka produktifitas menurun. Produktifitas yang menurun akan
berdampak pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
kartu kontrol diberikan pada pasien yang telah terdiagnosis hipertensi
oleh dokter umum di puskesmas. Kartu kontrol dibawa pasien ketika akan
periksa kembali ke puskesmas. Kartu ini diharapkan dapat menjadi
pengingat untuk selalu memantau dan memeriksakan kondisi kesehatan
pasien hipertensi. Kartu kontrol berisi nama, tanggal lahir, nomor HP, dan
alamat pasien yang digunakan sebagai identifikasi pasien. Kalender
dalam kartu kontrol digunakan sebagai pengingat jadwal kembali periksa
dan minum obat pasien. Diagram hasil tekanan darah digunakan untuk
memantau tekanan sistol diastolnya. Kartu kontrol dapat digunakan
pasien untuk mengetahui hasil pemeriksaan miliknya. Didalam kartu
Kontrol terdapat barcode untuk memudahkan pasien pengingat minum
obat.
Gambar 1.3. Kartu Pantau Hipertensi

3.3. Membuat TORABICA (Broadcast Obrolan sambil curhat Darah Tinggi)


dengan WaG
Dalam Kegiatan ini petugas membuat WaG yang berisi pasien Hipertensi
dengan tujuan sebagai media edukasi secara online melalui infografis
ataupun dengan video dan sebagai wadah konsultasi serta saling
memotivasi antar pasien Hipertensi.
Dengan adanya TORABICA ini diharapkan para penderita hipertensi lebih
peduli dan mengerti tentang status kesehatannya serta lebih termotivasi
dan tidak malas lagi untuk kontrol dan minum obat rutin.
Gambar 1.4. Screenshoot Obrolan WaG Hipertensi
BAB IV

PENUTUP

Demikianlah makalah tentang BARISTA AKSI (Barisan Terdepan Atasi


Hipertensi ) ini dibuat, besar harapan penulis agar makalah dan kegiatan ini
dapat memberikan manfaat, serta kegiatan ini bisa mengoptimalkan pelayanan
Hipertensi dan meningkatkan kesadaran pasien akan status kesehtannya.
Tentunya masih banyak kekurangan dalam penulisan, kiranya kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga niat dan upaya
yang dilakukan kita semua dalam memberikan layanan kesehatan pada
penderita Hipertensi diberikan kemudahan dan Ridho dari Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai