Renovasi terakhir pada Jam Gadang dilakukan pada tahun 2010 oleh Badan
Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) yang bekerja sama dengan pemerintah
kota Bukittinggi dan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta. Renovasi tersebut
diresmikan pada tanggal 22 Desember 2010, tepat pada hari ulang tahun kota
Bukittinggi yang ke-262. Sampai saat ini, Jam Gadang tersebut terus
dilestarikan keberadaannya.Dari segi bangunan, Jam Gadang didirikan tanpa
besi penyangga dan adukan semen. Campurannya hanya pasir putih, kapur,
dan putih telur sebagai perekatnya. Nah, putih telur ini, selain sebagai bahan
masakan dan kecantikan, juga dipercaya memiliki kandungan zat perekat
yang sangat kuat. Hal ini juga telah didukung beberapa penelitian tentang
kandungan telur. Dalam sejarah, bangunan-bangunan lain seperti Colloseum
di Roma, Masjid Raya Sultan di Riau, Candi Borobudur di Jogja dan
bangunan bersejarah lainnya dibangun menggunakan putih telur
Sejarah Jam Gadang Bukittinggi
written by Adara Primadia