NIM : 2111130058
Berdasarkan pengertian di atas, benang merah dari pengertian kognitif adalah suatu
hal yang berhubungan dengan kemampuan untuk mengembangkan rasional (akal). Secara
umum pandangan teori kognitif adalah menyatakan pengertian belajar ataupun
pembelajaran merupakan usaha yang fokus pada proses membentuk ingatan, menyimpan
dan mengolah informasi, emosi dan hal-hal yang berhubungan dengan intelektualitas.
Sehingga belajar diartikan sebagai kegiatan yang melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks dan komprehensif. Ciri-ciri kognitivisme antara lain adalah 1) menekankan segala
yang ada pada diri manusia; 2) menekankan pada seluruh bagian; 3) menekankan peranan
kognitif; 4) memfokuskan pada situasi dan kondisi saat ini; 5) menekankan struktur kognitif.
(Nugroho, 2015).
Teori Behaviorsime
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah] kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki
kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”. (Kementerian
Agama Republik Indonesia, 2014: 321).
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk
mendirikan Shalat dan bersabar dalam mengerjakannya. Yang dimaksud dengan bersabar
dalam mengerjakannya ialah tidak terburu-buru dalam melaksanakan Shalat, dan Shalat
tersebut dilakukan setiap waktu dan sampai akhir hayat. Hal ini sejalan dengan teori
behaviorisme yang mengutamakan pengkodisian (clasiccal conditioning), pengulangan, dan
penguatan, karena perintah mendirikan Shalat terus berlaku sepanjang hayat, dilakukan
berulang-ulang hingga menjadi sebuah aktivitas kebiasaan dan keharusan. Begitu pun
dengan belajar, belajar dalam teori ini hendaklah dilakukan secara berulang-ulang agar apa
yang disampaikan pendidik dan apa yang diinginkan pendidik dari proses pembelajaran
dapat tercapai. Selain itu diperlukan juga pengkondisian terhadap lingkungan belajar,
karena lingkungan belajar dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik [perilaku peserta
didik].
Teori Kognitivisme
“Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik
(mau’izhah hasanah) dan bantahlah (jidal) mereka dengan cara yang terbaik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (M. Quraish Sihab,
2007).
Jika dihubungkan dengan surat al-‘alaq -ayat 1 dan 3- dan struktur kognitif siswa,
maka mau’izhah hasanah adalah tahap dimana siswa mulai mentransformasi dasar objek
yang dipelajari, yaitu dengan memberikan uraian berupa sifat-sifat objek yang dipelajari
dan mengasimilasi ke dalam skema yang berhubungan dengan objek yang dipelajari oleh
individu tersebut. Model abstraksi yang dilakukan siswa adalah iqra` bi al-‘ain.
DAFTAR PUSTAKA
Suyono. Dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011.
Shihab, M. Quraish. 2006. Tafsir Al Misbah, Pesan, Kesan Dan Keserasian Al Quran. V.
Jakarta: Lentera Hati.