Anda di halaman 1dari 18

About Me

Disclaimer

Privacy Policy

ANEKA RAGAM MAKALAH

Aneka Ragam Makalah

search icon

Home Makalah Makalah Teori Belajar Kognitif dan Pembelajaran

MAKALAH TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN PEMBELAJARAN

Jika bermanfaat, Mohon di Share ya !. kalau sempat sumbang tulisannya ya !

A. Latar Belakang

Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan dengan proses mendidik, yakni
proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya, yang dilakukan dalam
bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan. Dimana setiap orang berhak mendapatkan
pendidikan yang layak. Jadi pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia. Dalam proses pendidikan, belajar merupakan salah satu bagian yang tak
terpisahkan. Dimana belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir yang dialami
oleh seseorang, misalnya dari sesuatu hal yang tidak bisa menjadi bisa,dari tidak tau menjadi tau.
Selama proses belajar manusia pasti tak luput dari kesalahan. Untuk itu perlu adanya teori-teori belajar
yang tepat yang diterapkan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diinginkan bisa
tercapai dengan maksimal.
Teori – teori pembelajaran berpedoman pada prinsip-prinsip pembelajaran yang dihasilkan daripada
kajian-kajian ahli psikologi pendidikan. Teori ini merupakan azas kepada para pendidik agar dapat
memahami tentang cara pelajar belajar. Selain itu, dengan adanya pengetahuan yang menyeluruh
tentang teori ini pendidik diharapkan agar dapat menghubungkan prinsip dan hukum pembelajaran
dengan kaedah dan teknik yang akan digunakan.

Berdasarkan pemaparan diatas, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai “Teori Belajar
Kognitif dalam Pembelajaran”. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu
proses belajar yang terjadi dalam akal pikiran manusia atau gagasan manusia bahwa bagian-bagian
suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi secara keseluruhan. Jadi belajar melibatkan
proses berfikir yang kompleks dan mementingkan proses belajar.

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Teori Belajar Kognitif

Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang penting, dalam upaya mempertahankan
hidup dan mengembangkan diri. Melalui belajar seseorang dapat memahami sesuatu konsep yang baru,
dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap, dan ketrampilan. Pernyataan di atas didukung oleh
Gagne dalam buku Ratna Wilis bahwa (1988:12-13)“ Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.” Kutipan diatas dapat
diartikan bahwa belajar membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses perubahan perilaku dan
pola pikir dari seseorang.

Belajar menurut Drs. Bambang Warsita bahwa (2008:87)“ Belajar merupakan suatu kumpulan proses
yang bersifat individu, yang mengubah stimulasi yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam
sejumlah informasiyang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan
jangka panjang.” Menurut Prof. Dr. Made Pidarta, belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat relatif
permanen sebagai hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan
bisa melaksanakanya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikanya kepada orang lain.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir baik yang berupa pengetahuan pemahaman,
ketrampilan dan nilai sikap, dimana perubahan- perubahan yang dialami bersifat relatif permanen atau
jangka panjang yang merupakan hasil dari pengalaman hidup manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan.

Pengertian Teori Belajar

Teori menurut Ratna Wilis (1988:5) menyatakan bahwa “ Teori-teori berarti sejumlah proposisi-proposisi
yang terintegrasi secara sintatik (artimya, kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan tertentu yang
dapat menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dan pada data yang
diamati) dan yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati”.
Sedangkan pengertian belajar seperti yang sudah diuraikan di atas bahwa belajar merupakan suatu
proses perubahan perilaku yang berasal dari hasil pengalaman. Jadi, belajar sebagai suatu proses
berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi
merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan
hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/

Berdasarkan pengertian- pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teori belajar merupakan suatu
upaya yang dilakukan seseorang untuk membantu dalam memahami pada saat proses pembelajaran.
Jadi, teori belajar merupakan proses dimana dalam proses belajar menghasilkan pengajaran yang baik,
manjemen yang baik dengan menggunakan teori belajaryang relevan, sesuai dan disukai sehingga tujuan
belajar yang diinginkan bisa tercapai.

Pengertian Teori Belajar kognitif

Salah satu teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-20 adalah teori belajar kognitif, yaitu teori
belajar yang melibatkan proses berfikir secara komplek dan mementingkan proses belajar. Menurut Drs.
H. Baharuddin dan Esa Nur wahyuni (2007: 89) yang menyatakan” aliran kognitif memandang kegiatan
belajar bukan sekedar stimulus da respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan
belajar juga melibatkan kegiatan mental yang ada di dalam individu yang sedang belajar”. Kutipan
tersebut di atas berarti bahwa belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai,
mengingat dan menggunakan perilaku, sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur
dan diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan dan lain
sebagainya.

Teori belajar kognitif menurut Drs. Bambang Warsita yang beranggapan bahwa” Belajar adalah
pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh pemahaman”. Maksudnya
bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat sebagai
tingkah laku. Dimana teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling
berhubungan dalam kontek situasi secara keseluruhan.

Seperti juga di ungkapkan oleh Winkel (1996:53) bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara
relatif dan berbekas.” (http://hasanahworld.wordpress.com/2009/03/01/teori-belajarkognitif/). Hal ini
berarti bahwa perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang dialami oleh manusia,
dimana pengalaman tersebut bersifat relatif menjadi proses belajar yang membekas dalam fikiran
manusia. Selain itu teori belajar kognitif memandang “belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur
kognisi, terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.
Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berfikir, yakni proses pengolahan
informasi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan
aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan
lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah
laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.

B. Tokoh – tokoh Teori Belajar Kognitif

Tokoh-tokoh aliran kognitif di antaranya adalah Thorndike,Watson, Clark L. Hull, Edwin Guthrie, dan
Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran kognitivisme, antara lain:

1. Piaget
Menurut Piaget dalam buku “Teknologi Pembelajaran” dari Drs. Bambang Warsita (2008:69) yang
menjelaskan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu prosess genetika yaitu proses yang
didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf. Dalam buku “Psikologi
Pendidikan” karya Wasty Soemanto (1997:123) yang menyatakan teori belajar piaget disebut cognitive-
development yang memandang bahwa proses berfikir sebagai aktivitas gradual dari pada fungsi
intelektual dari kongkrit. Belajar terdiri dari tiga tahapan yaitu :asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.
Piaget juga mengemukakan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif yang dilalui siswa. Proses belajar yang dialami seorang anak berbeda pada tahap satu debfab
tahap lainnya yang secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin teratur dan
juga semakin abstrak cara berpikirnya. Oleh karena itu guru seharusnya memahami tahap-tahap
perkembangan kognitif anak didiknya serta memberikan isi, metode, media pembelajaran yang sesuai
dengan tahapannya.

Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran menurut Piaget, antara lain:1)


menentukan tujuan pembelajaran; 2)memilih materi pembelajaran; 3) menentukan topik-topik yang
dapat dipelajari oleh peserta didik; 4) menentukan dan merancang kegiatan pembelajaran sesuai topik;
5) mengembangkan metode pembelajaran; 6) melakukan penilaian proses dan hasil peserta didik.

David Ausubel

Menurut Ausubel dalam buku karya Drs. Bambang Warsita bahwa “belajar haruslah bermakna, materi
yang dipelajari diasimilasi secara nonarbitrer dan berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya”(2008:72). Hal ini berari bahwa pembelajaran bermakna merupakan suatu proses yang
dikaitkan dengan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
peserta didik. Dimana Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta saja,
tetapi merupakan kegiatan yang menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang
utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Jadi guru
harus menjadi perancang pembelajaran dan pengembang program pembelajaran dengan berusaha
mengetahui dan menggali konsep-konsep yang dimiliki peserta didik dan membantu memadukan secara
harmonis dengan pengetahuan baru yang dipelajari.
Langkah-langkah pembelajaran bermakna menurut Ausebel,dalam merancang pembelajaran antara lain:
1) menentukan tujuan pembelajaran; 2) melakukan identifikasi peserta didik; 3) memilih materi
pembelajaran sesuai karakteristik peserta didik dan mengaturnya dalam bentuk konsep inti; 4)
menentukan topik peserta didik dalam bentuk advance organizers; 5) mengembangkan bahan belajar
untuk dipelajari peserta didik; 6) mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks; 7)
melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

Jerome Bruner

Berdasarkan Drs. Wasty Soemanto (1997:127) dan Drs. Bambang warsita(2008:71) dimana Jarome
Bruner mengusulkana teori yang disebutnya free discovery learning.Teori ini bertitik tolak pada teori
kognitif, yang menyatakan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahan. Maksudnya, teori ini
menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan termasuk konsep, teori, ide, definisi dan
sebagainya melalui contoh-contoh yang menggambarkan atau mewakili aturan yang menjadi
sumbernya.

Keuntungan belajar menemukan : Menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat memotivasi siswa
sehingga dapat menemukan jawabannya. Menimbulkan keterampilan memecahkan masalahnya secara
mandiri dan mengharuskan siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi. Menurut Burner ada
tiga tahap perkembangan kognitif seseorang yang ditentukan oleh cara melihat lingkungan, antara lain:
tahap pertama enaktif yaitu peserta didik melakukan aktivitas dalam usaha memahami lingkungan;
tahap kedua, ikonik yaitu peserta didik melihat dunia melalui gambar dan visualisasi verbal; tahap yang
ketiga, simbolok yaitu peserta didik mempunyai gagasan abstrak dimana komunikasi dibantu sistem
simbolik.

Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran menurut Bruner antara lain: 1)


menentukan tujuan pembelajaran; 2) melakukan identifikasi peserta didik; 3) memilih materi
pembelajaran; 4) menentukan topik secara induktif; 5) mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari
peserta didik; 6) mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks; 7) melakukan
penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.

4. Albert Bandura
Bandura berpendapat tentang teori kognitif sosial. Seperti yang dijelaskan dalam buku karya John W.
Santrock (2007:285) yang menyatakan bahwa teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory) merupakan
faktor sosial dan kognitif dan juga faktor perilaku, memainkan peran penting dalam pembelajaran. Hal
ini berarti bahwa faktor kognitif berupa ekspektasi murid untuk meraih keberhasilan sedangkan faktor
sosial mencakup pengamatan murid terhadap perilaku orang tuanya. Jadi menurut Bandura antara
faktor kognitif/person, faktor lingkungan dan faktor perilaku mempengaruhi satu sama lain dan faktor-
faktor ini bisa saling berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran. Faktor kognitif mencakup
ekspektasi, keyakinan, strategi, pemikiran dan kecerdasan.

Kurt Lewin

Yang juga merupakan tokoh teori belajar kognitif adalah Kurt Lewin yang menyatakan tentang teori
belajar medan kognitif (cognitive-field learning theory). Seperti yang di jelaskan oleh Nana Sudjana
dalam bukunya yang menjelaskan bahwa dalam teori belajar medan kognitif, “belajar didefinisikan
sebagaai proses interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan-wawasan baru dan atu merubah
sesuatu yang lama”(1991:97). Hal ini berarti bahwa seseorang harus peduli dengan diri mereka sendiri
dan juga dengan orang lain, dengan belajar secara afektif sehingga diharapkan mereka atau seorang
guru bisa mengerti dengan dirinya sendiri dan dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik selain itu
juga mengembangkan sistem psikologis yang bermanfaat dalam berurusan dengan anak-anak dan
pemuda dalam ssituasi belajar.

C. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Kognitif

Berdasarkan pendapat dari Drs. Bambang Warsita (2008:89) yang menyatakan tentang prinsip- prinsip
dasar teori kognitivisme, antara lain:

Pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan

Peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran

Menekankan pada pola pikir peserta didik

Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam
ingatannya

Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai proses aktif di dalam
diri peserta didik

Menerapkan reward and punishment


Hasil pembelajaran tidak hanya tergantung pada informasi yang disampaikan guru, tetapi juga pada cara
peserta didik memproses informasi tersebut.

D. Kelebihan dan Kelemahan Teori Belajar Kognitif

Setiap teori belajar tidak akan pernah sempurna, demikian pula dengan teori belajar kognitif. Di samping
memiliki kelebihan – kelebihannya ada pula kelemahan – kelemahannya. Berikut adalah beberapa
kelebihan dan kelemahan teori kognitif menurut http://alhafizh84.wordpress.com/2010/10/15/teori-
belajar-kognitif/, antara lain:

1. Kelebihan Teori Belajar Kognitif

a. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.

Dengan teori belajar kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif karena mereka tidak hanya merespon
dan menerima rangsangan saja, tapi memproses informasi yang diperoleh dan berfikir untuk dapat
menemukan ide-ide dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan membuat siswa lebih mandiri
contohnya pada saat siswa mengerjakan soal siswa bisa mengerjakan sendiri karena pada saat belajar
siswa menggunakan fikiranya sendiri untuk mengasah daya ingatnya, tanpa bergantung dengan orang
lain dengan.

b. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah

Teori belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih mudah karena siswa sebagai peserta
didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran yang berpusat pada cara peserta didik
mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam ingatannya. Serta Menekankan pada
pola pikir peserta didik sehingga bahan ajar yang ada lebih mudah dipahami.

b. Kelemahan Teori Belajar kognitif

a. Teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.

b. Sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut.

c. Beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ar – Ruzz Media

Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Santrock, John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group

Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. Jakarta : PT. Indeks

Soemanto, Wasty. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara

Sujana, Nana. 1991. Teori – Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta :Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi

Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta

Makalah atau artikelnya sudah di share, makasih ya !

Mau Makalah Gratis! Silahkan Tulis Email Anda.

Enter your email....

Print PDF

RELATED POST:

thumbnail

Makalah Media Permainan dalam Pendidikan

thumbnail
Makalah Korupsi

thumbnail

Pendidikan Nonformal Perspektif Pendidikan Islam

thumbnail

Makalah Dampak Tawuran Pelajar

thumbnail

Fenomena Huruf Muqatha’ah Dalam Al-Qur an

thumbnail

Metode Dalam Pembelajaran

thumbnail

Panduan Penelitian Tindakan Kelas

thumbnail

Makalah Lingkungan Pembentuk Moral Anak

thumbnail

7 Sikap Guru Menurut Rogers

thumbnail

Makalah Penelitian Kebersihan Lingkungan Sekolah

thumbnail

Makalah Teori Organisasi Perubahan Dalam Organisasi Dan Manajemen Perubahan

thumbnail

Makalah Pemupukan Tanaman

Next

Makalah gizi (protein)

Previous

Dasar-Dasar Prilaku Biologis


ARSIP MAKALAH

Makalah Tentang Agama

Agama Islam

Antara Manusia Dan Agama

Diversifikasi Pendidikan Agama Dan Keagamaan

Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Islam dan Iman

Konsep Ruang Lingkup Pengantar Studi Islam

Makalah Agama Islam

Makalah Agama Islam | Dinul Islam

Makalah Aktivitas Keagamaan

Makalah Korupsi Dalam Perspektif Islam

Makalah Pendidikan Keagamaan Luar Sekolah

Manajemen Pendidikan Agama Islam | Lembaga Non Formal

Pelaksanaan Pendidikan Keagamaan

Pendidikan Agama Dalam Kebijakan Pendidikan Islam

Pendidikan Agama sebagai Pembudayaan Dan Pemberdayaan

Pengertian Riddah

Psikologi Agama

Relasi Negara | Agama dan Pendidikan

Ruang Lingkup Pengantar Studi Agama Islam

Makalah Tentang Pendidikan

Akar Historis Dualisme Dalam Sistem Pendidikan di Indonesia

Akreditasi Program Studi Pada Program Diploma


Arti Pendidikan

Bahan Ajar atau Materi Pelajaran

Dasar dan Tujuan Pendidikan

Dikotomi Dan Dualisme Pendidikan

Diversifikasi Pendidikan Agama Dan Keagamaan

Dualisme Sistem Pendidikan Islam

Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Fungsi Keluarga Dalam Pendidikan Budi Pekerti

Ganjaran dan Hukuman dalam Pendidikan

Hubungan Politik Dan Pendidikan | Makalah

Ilmu Pendidikan

Ilmu Pendidikan Dan Perpustakaan

Integrasi Pendidikan Agama Dan Umum | Dualisme Pendidikan

Kepemimpinan Visioner | Kharismatik dan Teori Atribusi

Konsep Pendidikan Murtadha Muthahhari

Kurikulum Satuan Pendidikan Madrasah Aliyah

Landasan Bimbingan dan Konseling

Makalah Dampak Rokok dan Merokok

Makalah Dualisme Pendidikan

Makalah Esensi Manusia dalam Pendidikan Islam

Makalah Globalisasi

Makalah Hakikat Pendidikan

Makalah Hubungan Politik Dengan Pendidikan

Makalah Insektisida

Makalah Intelegensi dalam Psikologi Pendidikan


Makalah Karakteristik Belajar yang Efektif

Makalah Kondisi Pembelajaran Efektif

Makalah Landasan Pendidikan

Makalah Metode Pendidikan Islam

Makalah Paragraf Narasi

Makalah Pendidikan

Makalah Pendidikan Keagamaan Luar Sekolah

Makalah Pendidikan Multikulturalisme

Makalah Pengertian Paragraf dan Perkembangannya

Makalah Peran Pendidikan Anak Usia Dini | PAUD

Makalah Strategi Pembelajaran Efektif

Makalah Tujuan Pendidikan

Makalah Wajib Belajar

Makalah Wayang Sebagai Media Pendidikan dan Pengajaran

Makna Dan Sejarah Pancasila

Mengenal Tujuan Pendidikan

Menuju Kehidupan harmonis dalam masyarakat Majemuk

Pembangunan Pendidikan Indonesia

Pemberantasan Buta Aksara | Wajib Belajar Dan Lainnya

Pendidik Dalam Perspektif Filosofis

Pendidikan Agama sebagai Pembudayaan Dan Pemberdayaan

Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan

Pendidikan Di Indonesia

Pendidikan IPA Dan Perkembangannya


Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup

Pendidikan Luar Sekolah | Ilmu Pendidikan

Pendidikan Moral

Pendidikan Nasional

Pendidikan Non Formal

Pendidikan Pada Anak Usia Dini Di Indonesia

Pendidikan Profetik dalam membangun jati diri

Pendidikan Seumur Hidup

Pendidikan dalam Ganjaran dan Hukuman

Pengaruh Globalisasi Dan Pentingnya Pendidikan Agama Di Sekolah

Pengelolaan Kegiatan Di Lembaga Paud

Pengertian Ilmu Bahasa | Linguistik

Pengertian Pembelajaran Efektif

Pengertian Pendidik dan Peserta Didik

Pengertian Pendidikan

Peran Keluarga dalam Pendidikan Karakter Anak

Peran dan Peranan kepemimpinan dalam Pendidikan

Peranan Ayah Dalam Pendidikan Anak

Perbedaan Ilmu Dengan Pengetahuan

Problematika Pendidikan Indonesia Dan Ide Paradigma Baru

Problematika Sistem Pendidikan Indonesia

Psikologi Agama

Relasi Negara | Agama dan Pendidikan

Ruang Lingkup Pengelolaan Kegiatan Di Lembaga Paud

Sistem Kebijakan Pendidikan


Teknologi dalam Pendidikan

The Centre Of Excellence Pada Madrasah

Upaya Memelihara Kondisi dan Suasana Belajar yang Efektif

Visi Misi Sistem Pendidikan Nasional

Makalah Tentang Penelitian

Anatomi Katak

Cara Perawat Dalam Merawat Pasien HIV AIDS

Contoh Proposal PTK 2013

Investasi Pendidikan dengan Pertumbuhan Ekonomi

Makalah Tentang Penelitian Ilmiah

Metode Bermain Peran

Metode Dalam Penelitian Eksperimen

Metode Penelitian Eksperimen

Pedoman Penelitian Fakultas Kedokteran

Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas Dan Struktur Penulisannya

Penelitian dan Pengembangan Hukum Adat

Pengertian Perencanaan

Perekonomian Masyarakat melalui Kolam Pemancingan

Proposal PTK | Penelitian Tindakan Kelas Terbaru

Makalah Tentang Piqih

Fiqih Muammalat | Antara Talfiq dan Tasil

Hubungan Syariat Islam dengan Fiqih


Hukum Khitan dalam Islam

Jual Beli Dalam Islam

Makalah Fiqih Mawaris

Makalah Fiqih Siyasah

Makalah Hukum - Hukum Jenazah

Makalah Hukum Rokok Dan Merokok

Makalah Khulu | Gugatan Cerai

Makalah Pelaksanaan Azan Menurut Ulama

Makalah Pembunuhan Menurut Hukum Islam

Makalah Pemikiran Fikih

Makalah Pengertian Hukum Taklifi

Makalah Pengertian Niat | al-Umur Bimaqasidiha

Makalah Pernikahan Berbeda Agama

Makalah Shalat Dan Hukumnya

Makalah Talak dan Hukum Talak

Makalah Tata Cara Memandikan Jenazah

Makalah Tentang Asabah

Makalah Tentang Fidyah

Makalah Wali Nikah

Makalah Waris Pada Masa Awal Islam

Makna Wakaf Deposito dan Pengelolaannya

Mustahiq Dan Pola Distribusi Zakat

Panduan Ibadah Haji dan Umrah Lengkap | Buku

Puasa Dalam Fiqh kajian Segi Normatif

Zakat
Zakat Dan Sistem Pajak

Zakat Emas | Perak Dan Barang Tambang

KATEGORI

MAKALAH TERLARIS

Copyright © 2012 Aneka Makalah - All Rights Reserved

https://www.anekamakalah.com/2012/09/makalah-teori-belajar-kognitif-dan.html?m=1

Belajar tidak harus berpusat pada guru, tetapi peserta didik harus lebih aktif. Oleh karenanya peserta
didik harus dibimbing agar aktif menemukan sesuatu yang dipelajarinya. Konsekuensinya materi harus
menarik minat belajar peserta didik sehingga mereka asyik dan terlibat dalam proses pembelajaran.

2. Bahan pembelajaran dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama. Peserta didik akan
sulit memahami pelajaran jika frekuensi belajar hitung loncat-loncat. Bagi anak SD pengoperasian suatu
penjumlahan harus menggunakan benda-benda terutama di kelas-kelas awal karena

tahap perkembangan mereka baru mencapai tahap operasi konkret. 3. Dalam proses pembelajaran guru
harus memperhatikan tahapan perkembangan kognitif peserta didik. Materi dirancang sesuai tahapan
perkembangan kognitif peserta didik dan harus merangsang kemampuan berpikir mereka.

4. Belajar harus berpusat pada peserta didik karena peserta didik melihat sesuatu berdasarkan dirinya
sendiri. Untuk terjadinya proses belajar harus tidak ada proses paksaan.

@\K LANIEI\ OIG ]AJLANIEI\IG F@HGK_KCJIFINIBQG_QF JAJAGQBK _QHIT JI_I FQNKIB

4Kjpnajagtisk ]ajlanieirig F`hgktkvkstkf


9.Lanieir tkoif birus larpusit pioi huru, tatipk pasarti okokf birus nalkbiftkc. @nab firagigyi pasarti okokf
birus oklkjlkgh ihir iftkc jagajufigsasuitu yigh okpanieirkgyi. F`gsafuagskgyi jitark birus jagirkf jkgit lanieir
pasarti okokf sabkghhi jarafi isykf oig tarnklit oinij pr`sas pajlanieirig.<.Libig pajlanieirig oig jat`oa
pajlanieirig birus jageiok parbitkigutiji. ]asarti okokf ifig sunkt jajibijk panieirig ekfi crafuagsk lanieir
bktugh n`gdit-n`gdit. Lihk igif TO pagh`pariskig suitu pageujnibigbirus jaghhugifig lagoi-lagoi tarutiji ok
fanis-fanis iwin firagitibip parfajlighig jarafi liru jagdipik tibip `parisk f`gfrat.4.Oinij pr`sas pajlanieirig huru
birus jajparbitkfig tibipig parfajlighig f`hgktkc pasarti okokf. Jitark okrigdigh sasuik tibipig parfajlighig
f`hgktkc pasarti okokf oig birus jarighsigh fajijpuig larpkfkr jarafi.?.Lanieir birus larpusit pioi pasarti okokf
firagi pasarti okokf jankbitsasuitu laroisirfig okrkgyi sagokrk. Qgtuf tareiokgyi pr`sas lanieir birustkoif ioi
pr`sas pifsiig.

Anda mungkin juga menyukai