Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN

TEORI - TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah strategi pembelajaran

Dosen pengampu :
Dr.H.Firdaus Thahar,M.Pd

Disusun oleh Kelompok 15:

Muhammad Zidane Albuzavi (2201 202 022)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

YAYASAN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN


PENDIDIKAN(YP3)

SOLOK NAN INDAH (SNI)

2023M/1445H

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita persembahkan kepada kehadirat Allah SWT
yang maha mendengar lagi maha melihat atas segala limpahan
rahmat,taufik, serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai waktu yang telah direncanakan. Sholawat beserta
salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad saw serta keluarga dan sahabat beliau.

Kemudian juga penulis mengucapkan terimakasih kepada


pihak-pihak yang telah berpartisipasi memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini. Dan penulis sangat menyadari bahwa dalam
penulisan ini sangat jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang kontruktif dari pembaca agar
makalah ini lebih baik kedepannya.

Solok, 30 Desember 2023

DAFTAR ISI

ii
COVER.....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2

A. TEORI BELAJAR...........................................................................................2

1. Teori Belajar Behaviorisme..........................................................................3

2. Teori Belajar Kognitivisme ..........................................................................4

3 Teori Belajar Konstruktivisme .....................................................................5

4. Teori Belajar Humanistik.............................................................................5

B. TEORI PEMBELAJARAN.............................................................................6

BAB III PENUTUP ...............................................................................................9

Kesimpulan..........................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana


manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang
kompleks dari belajar. Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar, yaitu
Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme. Pada dasarnya teori
pertama dilengkapi oleh teori kedua dan seterusnya, sehingga ada varian,
gagasan utama, ataupun tokoh yang tidak dapat dimasukkan dengan jelas
termasuk yang mana, atau bahkan menjadi teori tersendiri. Namun hal ini tidak
perlu kita perdebatkan. Yang lebih penting untuk kita pahami adalah teori mana
yang baik untuk diterapkan pada kawasan tertentu, dan teori mana yang sesuai
untuk kawasan lainnya. Pemahaman semacam ini penting untuk dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.

Teori pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana seseorang


mempengaruhi orang lain agar terjadi proses belajar. Bruner dalam Degeng
(1989) mengemukakan bahwa teori pembelajaran adalah preskriptif, sedangkan
teori belajar adalah deskriptif. Preskriptif artinya, tujuan teori pembelajaran
adalah menetapkan metode / strategi pembelajaran yang cocok supaya
memperoleh hasil optimal. Dengan kata lain, teori pembelajaran
berurusan dengan upaya mengontrol variabel-variabel yang spesifik dalam
teori belajar agar dapat memudahkan belajar. Sedangkan deskriptif artinya,
tujuan teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori belajar menaruh
perhatian pada bagaimana seseorang belajar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI BELAJAR

Teori belajar pada dasarnya menjelaskan tentang bagaimana proses


belajar terjadi pada seorang individu. Artinya, teori belajar akan
membantu dalam memahami bagaimana proses belajar terjadi pada
individu sehingga dengan pemahaman tentang teori belajar tersebut akan
membantu guru untuk menyelenggarakan proses pembelajaran dengan
baik, efektif, dan efisien. Dengan kata lain, pemahaman guru dalam
mengorganisasikan proses pembelajaran dengan lebih baik sehingga
siswa dapat belajar dengan lebih optimal. Dengan demikian, teori belajar
dalam aplikasinya sering digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk
membantu siswa mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Teori belajar
penting diketahui oleh para pendidik dan calon pendidik. Hal ini
disebabkan, pemahaman guru terhadap sebuah teori belajar akan
mempermudah seorang guru dalam menerapkannya dalam proses
pembelajaran.

Menurut Winfred F. Hill, terdapat tiga fungsi utama dari teori


belajar, sebagai berikut:

1. Teori belajar berfungsi sebagai petunjuk dan sumber-sumber stimulasi


bagi penelitian dan pemikiran ilmiah lebih lanjut.

2. Teori belajar merupakan simplifikasi atau garis-garis besar


pengetahuan mengenai hukum-hukum dan proses belajar.

3. Teori belajar menjelaskan secara konsep dasar apa itu belajar dan
mengapa proses belajar dan pembelajaran dapat berlangsung.

2
Adapun jenis-jenis teori belajar yang terkenal dalam psikologi antara lain:

1. Teori Belajar Behaviorisme


J.B. Watson mengemukakan dua prinsip dasar dalam
pembelajaran, yaitu prinsip kekerapan dan kebaruan.

a. prinsip kekerapaan menyatakan bahwa semakin kerap individu


bertindak balas terhadap suatu rangsangan, akan lebih besar
kemungkinan individu memberikan tindak balas yang sama terhadap
rangsangan itu.

b. prinsip kebaruan menyatakan bahwa apabila individu membuat tindak


balas yang baru terhadap rangsangan, apabila kelak muncul lagi
rangsangan, besar kemungkinan individu tersebut akan bertindak balas
dengan cara yang serupa terhadap rangsangan itu.

Teori Watson ini disebut pula teori classical conditioning yang


dipelopori oleh Pavlov, seorang ahli psikologi-refleksologi dari Rusia.
Pavlov mengawali teori ini dengan mengadakana percobaan terhadap
anjing. Berdasarkan hasil percobaanya itu, Pavlov mendapatkan
kesimpulan bahwa gerakan-gerakan refleks dapat dipelajari dan dapat
berubah karena mendapat latihan. Kemudian, gerak refleks tersebut
dibedakan menjadi dua, yaitu refleks wajar (unconditioned reflex) dan
refleksi bersyarat atau refleksi yang dipelajari (conditioned reflex).
Menurut teori ini, belajar adalah proses perubahan yang terjadi karena
adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi
(respons). Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku
manusia adalah hasil conditioning, yakni hasil dari latihan-latihan atau

3
Kebiasaan-kebiasaan bereaksi terhadap syarat-syarat atau perangsang-
perangsang tertentu yang dialaminya di dalam kehidupannya.

2. Teori Belajar Kognitivisme

Menurut piaget, proses belajar sebenarnya terjadi dari tiga tahapan


yaitu, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibirasi (penyeimbang). Piaget
berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan
perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Tahapan tersebut dibagi
menjadi empat tahap, yaitu tahap sensori motor, tahap praoperasional,
tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal.

Piaget juga berpendapat bahwa perkembangan kognitif siswa


melalui suatu proses asimilasi dan akomodasi. Di dalam pikiran
seseorang, sudah terdapat struktur kognitif atau kerangka kognitif yang
disebut skema. Setiap orang akan selalu berusaha untuk mencari suatu
keseimbangan, kesesuaian, atau ekuilibrium antara apa yang baru dialami
(pengalaman barunya) dan apa yang ada pada struktur kognitifnya.

Piaget juga mengemukakan bahwa selain disebabkan proses


asimilasi dan akomodasi diatas, perkembangan kognitif seorang anak
juga dipengaruhi oleh kematangan dari otak sistem saraf anak, interaksi
anak dengan objek-objek disekitarnya (pengalaman fisik), kegiatan
mental anak dalam menghubungkan kerangka kognitifnya (pengalaman
fisik), kegiatan mental anak dalam mnghubungkan pengalamannya
dengan kerangka kognitifnya (pengalaman logicomathematics), dan
interaksi anak dengan orang-orang disekitarnya.

4
3. Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut teori skema ini, seluruh pengetahuan diorganisasikan


menjadi unit-unit, didalam unit-unit pengetahuan ini, disimpanlah
informasi. Sehingga skema dapat dimaknai sebagai suatu deskripsi umum
atau suatu sistem konseptual untuk memahami pengetahuan tentang
bagaimana pengetahuan itu dinyatakan atau pengetahuan itu diterapkan.

Menurut teori ini pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja


dari pikiran guru kepada pikiran siswa. Artinya, siswa harus aktif secara
mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan
kognitif yang dimilikinya. Sehubungan dengan itu, Tasker seperti dikutip
oleh Hamzah mengemukakan tiga penekanan dalam teori belajar
konstruktivisme sebagai berikut:

a. Pertama, peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara


bermakna.
b. Kedua, pentingya membuat kaitan antara gagasan dalam
pengkonstruksian secara bermakna.
c. Ketiga, mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang
diterima.

4. Teori Belajar Humanistik

Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan


manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-
baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Selain itu, teori
belajar humanistik sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses
belajar itu sendiri, serta lebih banyak membicarakan tentang konsep-konsep
pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan.

5
Dalam pelaksanaannya, teori belajar humanistik juga seperti dalam
pendekatan belajar yang dikemukakan oleh ausubel. Pandangan tentang belajar
bermakna atau “maningful learning” yang juga tergolong dalam aliran kognitif
ini, mengatakan bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna. Materi yang
dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam
peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak si belajar,
maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif
yang telah dimilikinya. Teori belajar humanistik berpendapat bahwa teori
belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan
manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri
orang yang belajar secara optimal.

B. TEORI PEMBELAJARAN

Pembelajaran adalah proses untuk menuju pada tujuan belajar, yaitu


perubahan kearah yang lebih baik dan terjadinya perkembangan dalam
membangun pengetahuan. Menurut Reigeluth dan Carr-Chellman (2007 : 6)
belum bisa disebut pembelajaran, jika pembelajaran tidak membantu
perkembangan construction. Oleh karena itu, pembelajaran diartikan sebagai
segala sesuatu yang dilakukan dengan sengaja dan bertujuan untuk
memudahkan belajar.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam hal yang
berkaitan dengan pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Reigeluth dan
Carr-Chellman (2007:6), beberapa hal penting tersbut antara lain: apa
seharusnya produk pembelajaran itu, tempat proses pembelajaran dirancang dan
dibangun, bagaimana seharusnya pembelajaran itu diimplementasikan,
bagaimana seharusnya pembelajaran itu dievaluasi, bagaimana belajar
seharusnya dinilai, apa isi yang seharusnya dibelajarkan, bagaimana orang
mempelajari, dan hubungan timbal balik diantara semua jenis pengetahuan
tentang pembelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka sebelum melaksanakan proses


pembelajaran, tentunya beberapa hal penting tersebut harus diperhatikan,

6
sehingga proses pembelajaran yang direncanakan bisa lebih optimal. Dari
berbagai pendapat mengenai teori pembelajaran, semua unsur tentang segala
teori pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Metode pembelajaran: Semua hal yang dilakukan dengan bertujuan


memudahkan belajar atau pengembangan manusia. istilah lain sering
digunakan untuk sebagian atau semua gagasan ini termasuk strategi,
Teknik, Siasat, Dan pendekatan.

2. Situasi pembelajaran: Semua aspek dari konteks pembelajaran yang


berguna Untuk memutuskan kapan digunakan dan kapan tidak
digunakannya sebuah metode pembelajaran tertentu.

Sedangkan situsai pembelajaran tebagi menjadi dua kategori penting,


yaitu:

a. Nilai tentang pengajaran, yakni tentang tujuan pembelajaran, kriteria,


metode, dan siapa yang berkuasa.

b. Kondisi yakni tentang hakekat atau asal dari isi pengajaran, para
pelajar atau siswa, lingkungan belajar, atau paksaan pembangunan
pengajaran.

Pembelajaran juga dikelompokkan dalam beberapa kategori, ada lima


kategori utama dalam proses pembelajaran, yaitu:

1. Pembelajaran sebagai sebuah peningkatan pengetahuan kuantitatif.


Pembelajaran adalah mendapatkan informasi atau mengetahui banyak
hal.

2. Pembelajaran sebagai proses mengingat. Pembelajaran adalah proses


menyimpan informasi yang bisa direproduksi.

3. Pembelajaran sebagai proses mendapatkan fakta-fakta, keterampilan


dan metode-metode yang dapat dikuasai dan digunakan sesuai
kebutuhan.

7
4. Pembelajaran adalah proses memahami atau mengabstraksikan
makna. Pembelajaran melibatkan bagian-bagian yang berkaitan satu
sama lain dengan subyek permasalahan dan dengan dunia nyata.

5. Pembelajaran sebagai proses penafsiran dan pemahaman akan realitas


dalam sebuah cara yang berbeda. Pembelajaran melibatkan
pemahaman akan dunia dengan menafsirkan kembali pengetahuan.

BAB III

8
PENUTUP

Kesimpulan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan


sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip
dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
konteks pendidikan , guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan
(aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),
serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran
memberi kesan hanya sebagai 19 pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru
saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru
dengan peserta didik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin, B., & Wahyuni, E. N. (2015). Teori belajar dan


pembelajaran.

Gusnarib, G., & Rosnawati, R. (2021). Teori-teori belajar dan


pembelajaran.

Sutiah, D., & Pd, M. (2020). Teori belajar dan pembelajaran. NLC.

Saksono, H., Khoiri, A., Dewi Surani, S. S., Rando, A. R., Setiawati, N.
A., Umalihayati, S., ... & Aryuni, M. (2023). Teori Belajar dalam
Pembelajaran. Cendikia Mulia Mandiri.

Suzana, Y., Jayanto, I., & Farm, S. (2021). Teori belajar &
pembelajaran. Literasi Nusantara.

Herpratiwi, H. (2009). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Siregar, E., Nara, H., & Jamludin, A. (2010). Teori belajar dan
pembelajaran.

Abdurakhman, O., & Rusli, R. K. (2015). Teori Belajar dan


Pembelajaran. DIDAKTIKA TAUHIDI: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, 2(1).

Herliani, M. P., Boleng, D. T., & Maasawet, E. T. (2021). Teori Belajar


dan Pembelajaran. Penerbit Lakeisha.

10

Anda mungkin juga menyukai