Anda di halaman 1dari 9

Obat Herbal Yang Digunakan Sebagai

Sitostatika (AntiKanker)

Penelitian Tanaman Herbal Sebagai Antikanker


Tanaman herbal sejak lama telah digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu sumber
obat-obatan. Diperkirakan sekitar 80-85% populasi di dunia menggunakan obat-obatan herbal
untuk perawatan kesehatan, dan komponen utama dari tanaman herbal yaitu senyawa aktif telah
banyak digunakan sebagai lead compounds untuk penelitian obat baru (Ignachimutu, 2006 ;
Elujoba, 2005 ; Tomlinson, 1998). Penelitian untuk senyawa antikanker dari tanaman dimulai
sejak 1950-an ketika penemuan dan pengembangan alkaloid vinca (vinblastin dan vincristine),
dan isolasi podofilotoksik sitotoksik dilakukan (Gordon, 2005). Walaupun pada penelitian
sebelumnya telah dibuktikan beberapa perawatan dan pengobatan kanker dengan menggunakan
obat herbal, hingga saat ini peneliti masih terus melakukan penelitian dan pengembangan
pemanfaatan obat herbal untuk terapi kanker. Penggunaan dan pengembangan obat herbal
diharapkan dapat menggantikan obat antikanker yang telah ada saat ini yang diketahui memiliki
beberapa efek samping. Berikut beberapa tanaman herbal yang berkhasiat sebagai sitostatika
(anti kanker) :
No Nama Obat Herbal Efek Farmakologi Mekanisme Kerja Link
1. Bawang Putih Kanker hati, Meningkatkan jumlah dan https://
(Allium sativum L.) kolorektal, dan aktivitas sel natural killer jurnal.unpad.ac.id/
pankreas (Ishikawa et al., 2006) farmaka/article/
Adenoma Menekan jumlah dan viewFile/17332/pdf
kolorektal ukuran adenoma kolon
(Tanaka et al., 2006)
Kolorektal dan -
lambung (Fleischauer et al., 2000).
2. Ginseng (Panax Kanker uterus, Peningkatan fungsi https://
ginseng C.A.Mey.) ovari, rektum, dan fisiologis dan mental jurnal.unpad.ac.id/
perut (Kim dan Park, 2006) farmaka/article/
Kanker lambung Menormalkan level CD3 viewFile/17332/pdf
stage III dan CD4 (Liou et al.,
2006)
Kanker Mulut, -
Kanker Hati (Yun dan Choi, 1995).
Kanker Kulit Mutagenesis, onkogen
ekpresi, apoptosis,
metastatis (Wilken et al.,
2011)
3. Kunyit (Curcuma Kanker kandung Perbaikan histologik https://
longa L.) kemih, kanker (Cheng et al., 2001) jurnal.unpad.ac.id/
serviks farmaka/article/
Kanker pankreas Regresi tumor (Dhillon et viewFile/17332/pdf
al., 2008)

4. Mistoloe (Viscum Kanker kolorektal Mencegah penurunan https://


album L.) aktivitas sel natural killer jurnal.unpad.ac.id/
(Schink et al., 2007) farmaka/article/
Kanker payudara Meningkatkan limfosit T viewFile/17332/pdf
helper (Semiglasov et al.,
2004)

5. Teh Hijau (Camellia Kanker prostat Menyembuhkan secara https://


sinensis L. (Kuntze) progresif (Choan et al., jurnal.unpad.ac.id/
2005) farmaka/article/
Neoplasia Menekan pertumbuhan viewFile/17332/pdf
intraepitel prostat tumor (Bettuzzi et
derajat tinggi al.,2006)

6. Urushi (Rhus Kanker paru-paru Mempengaruhi waktu https://


verniciflua Stokes) progresi kanker (Lee et jurnal.unpad.ac.id/
al., 2009) farmaka/article/
viewFile/17332/pdf

7. Camptothecin Kanker paru - https://


primer dan (Verschraegen et al., jurnal.unpad.ac.id/
Metastasis 2004) farmaka/article/
viewFile/17332/pdf

8. Resveratrol Kanker kolon Menghambat jalur normal https://


mukosa kolon (Nguyen et jurnal.unpad.ac.id/
al., 2009) farmaka/article/
Metastasis hepatik Apoptosis meningkat pada viewFile/17332/pdf
jaringan malignan hepatik
(Howells et al., 2011)
Adenokarsinoma Menurunkan proliferasi
kolorektal sel tumor (Patel et al.,
2010)
Sel tumor, Supresor proliferasi sel
limpoid, kanker tumor (Aggarwal et al.,
payudara, prosat, 2004).
lambung, usus,
pankreas, tiroid
9. Biji Papaya Antikanker pada Menghambat http://
(Carica Papaya L.) payudara pertumbuhan sel-sel repository.akfarsurabay
kanker dengan melibatkan a.ac.id/179/1/BUKU
sistem imunitas tubuh %20AJAR%20BIJI
baik pada kandungan buah %20PEPAYA
maupun biji pepaya. %20SEBAGAI
Arvind G, et all (2013) %20ALTERNATIF
%20ANTIKANKER
%20PAYUDARA
%20%28CARCINOM
A%20MAMAE
%29_NINIK
%20MU.pdf

10. Tanaman Kelor Antikanker Mengandung https://jurnal.stikes-


(Moringa oleifera) isothiocyanate yang sitihajar.ac.id/
berperan sebagai index.php/jhsp/article/
antikanker. Isothiocyanate download/33/25/
berfungsi untuk
menghambat proses
angiogenesis, dan dapat
menghambat aktivitas
transduksi sinyal HIF-1α
dan menurunkan ekspresi
VEGF.
11. Sarang Kanker paru-paru, Senyawa flavonoid berper https://
Semut (Myrmecodia kanker payudara, an dalam melawan www.deherba.com/
pendans) kanker serviks, pertumbuhan sel-sel tanaman-anti-
kanker hati, kanker melalui beberapa kanker.html
leukemia, dan cara, antara lain:
kanker-kanker inaktivasi karsinogen,
lainnya. penangkapan siklus sel,
anti-proliferasi, induksi
apoptosis, dan
penghambatan
angiogenesis. Penelitian
juga menunjukkan bahwa
herbal tersebut bekerja
hanya pada sel-sel
abnormal/kanker, tanpa
memengaruhi sel-sel
normal.
12. Daun dari tanaman Kanker payudara, Senyawa acetogenin mam https://
sirsak (Annona leukemia, serviks, pu menginduksi proses www.deherba.com/
muricata) kandung kemih, apoptosis, menghambat tanaman-anti-
paru-paru, dan lain proses proliferasi, kanker.html
sebagainya. memiliki efek anti-tumor,
dan menghambat proses
angiogenesis.

13. Sayuran kubis- Kanker payudara Senyawa sulforaphane da https://


kubisan (Brassica) pat menginduksi enzim www.deherba.com/
detoksifikasi fase 2, tanaman-anti-
menghambat pertumbuhan kanker.html
tumor pada kanker
payudara, dan memiliki
efek anti-proliferasi.

14. Tapak Antikanker Senyawa vinca https://


dara (Catharanthus alkaloid memiliki www.deherba.com/
roseus) berbagai kemampuan tanaman-anti-
untuk mengatasi kanker: kanker.html
anti-mitotis, penghambat
mikrotubulus, mengikat β-
tubulin, stabilisator
atau destabilizer mikrotub
ulus, penginduksi
apoptosis dan
penangkapan siklus sel,
dan efek anti-tumor.
15. Lobak (Raphanus Antikanker  paru- Senyawa olomoucine https://
sativus) paru sel kecil, mempunyai kemampuan www.deherba.com/
leukemia yang berhubungan dengan tanaman-anti-
mengatasi kanker, antara kanker.html
lain: penghambatan kinase
dependen siklin dan
pereduksi perkembangan
siklus sel.
Obat roscovitine sedang
diteliti kegunaannya
dalam pengobatan kanker
paru-paru sel kecil,
leukemia, dan berbagai
penyakit lainnya.
Pembahasan :
1. Bawang Putih (Allium sativum L.)
Allium sativum atau bawang putih diketahui mempunyai efek antikanker. Studi
epidemiologi menunjukkan bahwa konsumsi bawang putih dapat memberikan efek
proteksi pada kanker gastrointestinal (Fleischauer et al., 2000). Pada penelitian lain,
konsumsi bawang putih dapat menekan progresi dari adenoma kolorektal dan
meningkatkan aktivitas serta jumlah dari sel natural-killer oleh senyawa aktifnya yaitu S-
allylcysteine. Karena hal tersebut bawang putih dapat mencegah penurunan kualitas
hidup akibat kanker. Senyawa lain yang terkandung dalam bawang putih yaitu
organosulfur yang dapat mencegah terjadinya kanker, termasuk kanker kolon. Penelitian
dilakukan dengan membandingkan Sallylcysteine dan S-allylmercaptocysteine yang
terkandung dalam bawang putih pada sel kanker kolon HT-29 dan SW-480. Hasil
penelitian menunjukan bahwa SAMC dapat menghambat pertumbuhan serta
menonaktifkan sel pada fase G-2-M dan menginduksi terjadinya apoptosis (Shirin et al.,
2001). Terdapat efek samping yang ditimbulkan apabila konsumsinya berlebihan yaitu
gatal, eksim pada ekstremitas atas, nyeri epigastrium, dan glositis (Ishikawa et al., 2006).
2. Ginseng (Panax ginseng C.A.Mey.)
Berdasarkan pada hasil uji klinis, P. ginseng yang mengandung 9,10-dimethyl1,2-
benzanthmacene, urethane, aflatoxin B1, dan N-2-fluomenylacetamide dapat menurunkan
insidensi kanker dan efek perbaikan pada penderita kanker. Studi menunjukkan bahwa
ginseng segar, jus, dan teh menurunkan risiko kanker faring, laring, esofagus, perut,
kolorektal, pankreas, liver, paru-paru, dan ovari. Namun terdapat efek samping yang
ditimbulkan apabila dikonsumsi berlebihan yaitu gangguan tidur, tekanan darah naik,
sakit kepala dan diare (Yun and Choi, 1995).
3. Kunyit (Curcuma longa L.)
Kunyit mengandung senyawa aktif kurkumin. Kurkumin oral ditoleransi dengan
baik, meskipun penyerapannya terbatas dengan kadar nanogram, tapi memiliki aktivitas
biologis pada beberapa pasien dengan kanker pankreas. Data praklinis menunjukkan
bahwa curcumin memiliki aktivitas ampuh melawan kanker pankreas, tetapi tingkat
paparan yang lebih tinggi perlu dicapai. Kurkumin bersifat hidrofobik oleh karena itu
tidak dapat diberikan intra vena (i.v). Namun lipofilik yang dienkapsulasi dalam liposom
dapat diberikan dengan rute i.v. Kurkumin liposomal yang diberikan secara sistemik
memiliki aktivitas antitumor in vitro dan in vivo, dan tidak memiliki toksisitas pada
hewan uji. Namun dapat menyebabkan efek samping berupa yaitu ruam, menghambat
penyerapan zat besi dalam tubuh, dan masalah pada lambung bila dikonsumsi berlebihan
(Dhillon et al., 2008).
4. Mistletoe (Viscum album L.)
Viscum album L. adalah spesies dari mistletoe (Santalaceae) yang mengandung
flavonoid. Iscador® yang merupakan hasil lacto-fermented dari V. album mempunyai
efek pada regulasi tubuhdan menurunkan supresi sel naturalkiller pada pasien dengan
kanker kolon, rektum, perut, payudara dan bronkus. Penggunaan yang berlebihan dapat
menyebabkan efek samping yang mungkin terjadi yaitu sulit nafas, nyeri sendi dan gagal
ginjal (Schink et al., 2007).
5. Teh Hijau (Camellia sinensis L. (Kuntze))
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa cathecin, senyawa polifenol yang terdapat
pada teh hijau merupakan konstituen aktif yang memberikan efek antikanker. Dalam teh
hijau terkandung Epigallocatechin-3-gallate (EGCG) yang merupakan jenis katekin yang
paling berlimpah dan mencakup sekitar 50-75% dari total kandungan katekinnya. ECGC
juga merupakan antioksidan yang paling efektif dalam hal manfaat kesehatannya. EGCG
bersifat toksik atau racun bagi selsel kanker pada uji laboratorium. Kemudian EGCG
dapat mencegah aksi dari faktor pertumbuhan yang diperlukan untuk membentuk dan
menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah baru, sehingga mencegah sel-sel kanker agar
tidak bertumbuh serta menyebar dengan cepat dari satu lokasi ke lokasi lain. Konsumsi
yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping berupa kelebihan kafein, gangguan
penyerapan zat besi, dan kelebihan kalori (Bettuzzi et al., 2006).
6. Urushi (Rhus verniciflua Stokes)
Dikenal sebagai “lacquer tree” dan telah digunakan bertahun-tahun sebagai obat
tradisional Korea untuk antioksidan, antimikroba, antiinflamasi, dan antikanker (Kim et
al, 2013). Hasil studi menunjukkan bahwa kandungan flavonoid pada Rhus verniciflua
mempunyai efek antiproliferasi dan aktivitas apoptosis pada limfoma, kanker payudara,
dan osteosarkoma (Son et al., 2005).
7. Resveratrol
Resveratrol (trans-3, 4’, 5- trihydroxystilbene) adalah phytoalexin pada kulit
anggur, kacang, dan buahbuahan lain. Dikenal dengan efeknya sebagai antioksidan dan
antiinflamasi serta menginhibisi proliferasi sel kanker (Smoliga et al., 2011). Efek
antiproliferasi resveratrol dimediasi melalui inhibisi faktor transkripsi (Aggrawal et al.,
2004). Peningkatan rasio Bax/Bcl-2 dan peningkatan regulasi dari caspase memicu
terjadinya apoptosis (Ghorbani et al., 2014). Resveratrol juga mempunyai efek pada
inisiasi dan metastasis kanker kolon karena berperan sebagai efektor pensinyalan Wnt
dan meregulasi proses terkait inisiasi tumor, pertumbuhan tumor, kematian sel, dan
metastasis (Anastas dan Moon, 2013). Hasil ini menunjukkan bahwa konsumsi
resveratrol dapat menginduksi efek antikarsinogenik pada saluran pencernaan. Namun
penggunaan yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping berupa anemia dan nyeri
sendi.
8. Biji Papaya (Carica Papaya L.)
Pepaya mengandung glikosida sianogenik (2R)-prunasin dan sedikit sambunigrin.
Buah dan getahnya mengandung papain, chymopapain A,B,C, benzylglucosinolate,
biphenyl, cryptoxanthin, antheraxanthin, asam bensoat dan asam malat. Biji mengandung
glucotropaeolin dan phosphatidyl choline. Daun mengandung alkaloida seperti
dehydrocapaine I, II dan asam amino kolin (Schwab W, 1988) Buah mengandung benzyl
beta-d-glucosid, 2-phenylethyl beta-d-glucosid, 4-hydroxyphenyl-2-ethyl beta-d-
glucosid, dan empat isomerik malonated benzyl beta-d. Selain itu juga mengandung
Vitamin C, Fenol dan Karotenoid. Karotenoid dengan Vitamin C meningkat seiring
meningkatnya kematangan buah. (Olafsdottir ES, et all, 2002) Biji dan daging buah
pepaya diketahui mengandung b enzyl isothiocyanat merupakan zat yang secara invivo
menunjukkan aktivitas sebagai agen antikanker. Konsentrasi benzyl isothiocyanat
menurun pada daging buah seiring kematangan buah, sedangkan pada biji sebaliknya. (C
hung Shih, 1971). Pada penelitian terbaru tentang kandungan pepaya oleh Arvind G, et
all (2013) menghasilkan bahwa pepaya dapat menghambat pertumbuhan sel-sel kanker
dengan melibatkan sistem imunitas tubuh baik pada kandungan buah maupun biji pepaya.
Carica Papaya dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai antioksidan pada buahnya,
sedangkan pada biji selain sebagai antikanker, juga sebagai antifertilitas yang dapat
meningkatkan abnormalitas spermatozoa dimana dilakukan percobaan pada mencit
sehingga juga dapat digunakan sebagai kontrasepsi. Pada daun digunakan untuk demam
berdarah serta sebagai hepatoprotektor.
9. Tanaman Kelor (Moringa oleifera)
Merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis seperti
Indonesia. Kelor dikenal di seluruh dunia sebagai tanaman fungsional yang sangat bergizi
dan berkhasiat. WHO telah memperkenalkan kelor sebagai salah satu pangan alternatif
untuk mengatasi masalah gizi (malnutrisi). Di Afrika dan Asia. Daun kelor
direkomendasikan sebagai suplemen yang kaya zat gizi untuk ibu menyusui dan anak
pada masa pertumbuhan. Semua bagian dari tanaman kelor memiliki nilai gizi, berkhasiat
untuk kesehatan dan manfaat dibidang industri (Aminah et al, 2015). Kandungan gizi
yang baik dalam daun Moringa oleifera adalah antioksidan dan potasium yang
bermanfaat untuk mengobati kanker. Antioksidan akan bermanfaat dalam menghalangi
perkembangan sel-sel kanker sedangkan potasium berfungsi untuk mendegradasi sel-sel
kanker itu sendiri. Selain itu, asam amino yang terkandung dalam Moringa oleifera dapat
meningkatkan kerja sistem imun (Kumar, 2010). Tingginya konsentrasi antioksidan
dalam Moringa oleifera, dapat digunakan pada pasien dengan kondisi peradangan,
termasuk kanker, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular (Toripah et al, 2014). β karoten
yang ditemukan dalam Moringa oleifera juga telah terbukti bertindak sebagai
antioksidan. Kombinasi dari banyak kandungan antioksidan yang ditemukan dalam daun
Moringa oleifera terbukti lebih efektif daripada antioksidan tunggal, karena mekanisme
sinergis dan peningkatan mekanisme cascade antioksidan (Berawi et al, 2019). Selain
antioksidan, daun kelor juga mengandung isothiocyanate yang berperan sebagai
antikanker. Isothiocyanate berfungsi untuk menghambat proses angiogenesis. Selama
perkembangan kanker, angiogenesis dapat diinduksi oleh berbagai faktor, salah satunya
adalah hipoksia akibat difusi oksigen yang terbatas. Konsentrasi oksigen yang rendah
menginduksi ekspresi berbagai faktor vaskulogenik dan angiogenik, termasuk VEGF
(Vascular Endothelial Growth Factor). Dikatakan bahwa isothiocyanate dapat
menghambat aktivitas transduksi sinyal HIF-1α dan menurunkan ekspresi VEGF, Selain
itu Moringa oleifera juga menunjukkan sifat biokompatibel pada konsentrasi antara
0,406% dan 3,125%. Konsentrasi ini dapat diartikan sebagai ekstrak daun Moringa
oleifera yang tidak beracun dan oleh karena itu, dapat digunakan sebagai obat herbal
(Hartono et al, 2019).
10. Sarang Semut (Myrmecodia pendans)
adalah tanaman obat anti kanker yang sedang naik daun dan terus bertambah
popularitasnya. Diduga kuat kemampuan anti kanker yang dimilikinya berasal dari
kandungan senyawa flavonoid tingkat tinggi di dalamnya. Sehubungan dengan flavonoid,
berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa senyawa ini mampu menghambat dan
mengatasi pertumbuhan sel-sel kanker paru-paru, kanker payudara, kanker serviks,
kanker hati, leukemia, dan kanker-kanker lainnya. Senyawa flavonoid berperan dalam
melawan pertumbuhan sel-sel kanker melalui beberapa cara, antara lain: inaktivasi
karsinogen, penangkapan siklus sel, anti-proliferasi, induksi apoptosis, dan
penghambatan angiogenesis. Penelitian juga menunjukkan bahwa herbal tersebut bekerja
hanya pada sel-sel abnormal/kanker, tanpa memengaruhi sel-sel normal.
11. Daun dari tanaman sirsak (Annona muricata)
Punya julukan “pembunuh kanker” yang mampu melawan berbagai jenis kanker
seperti kanker payudara, leukemia, serviks, kandung kemih, paru-paru, dan lain
sebagainya. Daun sirsak memiliki kandungan senyawa bernama acetogenin yang
berkemampuan anti kanker. Senyawa acetogenin mampu menginduksi proses apoptosis,
menghambat proses proliferasi, memiliki efek anti-tumor, dan menghambat proses
angiogenesis.
12. Sayuran kubis-kubisan (Brassica)
Merupakan jenis sayuran yang paling efektif dalam menurunkan risiko kanker.
Para ahli menduga bahwa kemampuannya ini berkat kandungan kelompok senyawa di
dalamnya yang bernama isothiocyanate (ITC). Di dalam kelompok senyawa ini terdapat
senyawa yang bersifat anti kanker bernama sulforaphane. Senyawa sulforaphane dapat
menginduksi enzim detoksifikasi fase 2, menghambat pertumbuhan tumor pada kanker
payudara, dan memiliki efek anti-proliferasi. Jenis kubis-kubisan yang mengandung
isothiocyanate (ITC) dalam jumlah tertinggi yakni kubis ungu (kubis merah), kubis
hitam, dan kembang kol romanesko. Tetapi jenis sayuran kubis lainnya juga mengandung
senyawa ITC dalam jumlah tinggi, misalnya brokoli, kubis hijau, pakcoy, kembang kol,
lobak, dan kale.
13. Tapak dara (Catharanthus roseus)
Adalah tanaman obat anti kanker yang biasa dijadikan penghias pekarangan di
Indonesia. Tapak dara punya beragam nama daerah, misalnya “kembang tembaga”
(Sunda), “kembang tapak dara” (Jawa), dan sindapor (Sulawesi). Tanaman ini
mengandung senyawa bersifat anti kanker bernama vinca alkaloid. Para ahli
menggunakan senyawa itu untuk membuat berbagai obat anti kanker seperti vincristine,
vinblastine, vinorelbine, vindesine, dan vinflunine. Senyawa vinca alkaloid memiliki
berbagai kemampuan untuk mengatasi kanker: anti-mitotis, penghambat mikrotubulus,
mengikat β-tubulin, stabilisator atau destabilizer mikrotubulus, penginduksi apoptosis dan
penangkapan siklus sel, dan efek anti-tumor.
14. Umbi dari tanaman lobak (Raphanus sativus)
Biasa dikonsumsi sebagai sayuran, dijadikan acar, atau dibuat jadi campuran soto.
Di dalam lobak terdapat kandungan senyawa bernama olomoucine. Para ahli
menggunakan senyawa tersebut untuk membuat obat anti kanker bernama roscovitine.
Senyawa olomoucine mempunyai kemampuan yang berhubungan dengan mengatasi
kanker, antara lain: penghambatan kinase dependen siklin dan pereduksi perkembangan
siklus sel. Obat roscovitine sedang diteliti kegunaannya dalam pengobatan kanker paru-
paru sel kecil, leukemia, dan berbagai penyakit lainnya.

KESIMPULAN
Dengan berkembang pesatnya penelitian-penelitian mengenai obat baru, tanaman herbal
dapat digunakan sebagai salah satu pilihan dalam pengobatan kanker. Beberapa penelitian
dibidang ini telah membuktikan bahwa tanaman herbal memiliki berbagai mekanisme spesifik
sebagai antikanker. Beberapa contoh tanaman herbal yang bisa digunakan sebagai antikanker
yaitu bawang putih (Allium sativum L.), Ginseng (Panax ginseng C.A.Mey.), Kunyit (Curcuma
longa L.), Mistoloe (Viscum album L.), Teh Hijau (Camellia sinensis L. (Kuntze)), Urushi (Rhus
verniciflua Stokes) dan senyawa dari tumbuhan yaitu Camptothecin dan Resveratrol.

Anda mungkin juga menyukai