id
mempakan suatu proses yang senantiasa berkesinarnbungan dan tems berulang yang
diarahkan kepada pemeliharaan suatu organisasi sebagai suatu kesatuan yang serasi
strategi bersaing, eksplisit dan implisit. Manajemen strategi dalarn suatu perusahaan
(Porter, 1996).
menunjang prestasi perusahaan. Dalam era lingkungan yang tems bembah dirasakan
memberikan manfaat besar yang akan diperoleh melalui proses merumuskan strategi
secara ekrplisit. Perumusan strategi secara eksplisit ini akan memastikan bahwa
yang dapat memberikan hubungan dan arah untuk pertumbuhan dari sebuah
http://www.mb.ipb.ac.id
9
organisasi yang kompleks. Penetapan suatu bentuk strategi yang digunakan oleh
berada.
khususnya dalam ha1 anggaran dan pengawasan keuangan. Tindakan ini merupakan
proyeksi jangka pendek dan berorientasi pada fungsi-fungsi bisnis. Teori ini
planning dan dekade 70-an perusahaan berorientasi pada pencarian daya saing akan
kemampuan khusus yang hams diciptakan oleh perusahaan dalam rangka mengatasi
gejolak dan perubahan lingkungan. Pada era 80-an konsep yang berkembang
diilhami oleh Michael Porter yang menyatakan sifat-sifat industri dan kedudukan
10
membentang menjangkau masa depan melebihi apa yang diyakini oleh para manajer
perusahaan dalam kondisi normal. Keadaan ini bisa dicapai jika manajemen
kompetensi inti yang sukar ditiru oleh pesaing dalam jangka panjang. Menurut
konsep ini, reaktif terhadap pembahan lingkungan ekstemal belum tentu menjamin
kesuksesan dan kemenangan. Hal ini karena lingkungan ekstemal yang dihadapi
pemsahaan selalu berubah dengan cepat, tidak menentu dan sulit diduga.
2. Tingkatan Strategi
( 1 993), pengambilan keputusan dari suatu perusahaan pada umumnya terdiri dari tiga
mencapai keseimbangan produk dan jasa yang dihasilkan. Tingkat corporate ini
merupakan strategi posisi puncak dalam manajemen pemsahaan yang terdiri dari para
direksi dan CEO (Chief Executive Oflcer) yang memiliki tugas untuk memikirkan
peningkatan daya saing perusahaan dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu.
Strategi ini berada pada posisi menengah manajemen yang biasanya terdiri dari
manajer-manajer tingkat divisi dari suatu perusahaan. Manajer tingkat ini akan
http://www.mb.ipb.ac.id
11
menterjemahkan pernyataan-pernyataan dan maksud yang diinginkan oleh tingkat
tujuan tahunan dan strategi-strategi jangka pendek pada berbagai fungsi perusahaan,
3. Proses Strategi
Gambar 1. berikut:
Architecture Pemsahaan
Fungsional
t 4 4
I I I I I
Umpan Balik
12
3.1. Analisis lingkungan
mencakup semua faktor baik yang berada di dalam maupun di luar perusahaan
perusahaan.
akan diarahkan. Menurut Ansoff (1990) dua arah pokok yang h m s dipecahkan
13
Jawaban dari pertanyaan itu merupakan basis dalam memformulasikan dan
menentukan arah organisasi yaitu pertama adalah misi yang akan menjelaskan
mengapa organisasi itu ada, dan kedua adalah tujuan yang merefleksikan target
dalam ha1 ini misi berperan dalam sebagai arah dalam merencanakan kegiatan-
terhadap maksud atau alasan bagi keberadaan perusahaan. Sedangkan Hax dan
suatu misi adalah situasi yang jelas pada masa sekarang dan tujuan yang ingin
dicapai untuk masa yang akan datang dalarn ruang lingkup suatu usaha. Batasan
yang ada misalnya lingkup produk (product scope), lingkup pemasaran (market
scope), lingkup geografis (geograpic scope) yang diharapkan untuk masa kini
14
3.3.Formulasi strategi
adalah menemukan cara untuk mencapai arah yang telah ditentukan tersebut.
Formulasi strategi yang dapat dibagi tiga bagian yaitu formulasi xtrategi
perusahaan menumt Certo dan Peter (1990) merupakan proses yang meliputi dua
http://www.mb.ipb.ac.id
15
tugas utama yang saling berkaitan yaitu proses untuk menyeleksi dan
diambil oleh manajemen tentang bagaimana peran line bisnis yang berbeda
dalam pe~~zIhaan
akan dijalankan serta bagaimana mengalokasikan sumberdaya
yang ada.
Tahap ini melibatkan stategi yang muncul dalam tahap sebelumnya yang
Penerapan strategi organisasi dapat sukses manajer harus memiliki gagasan yang
sebagaimana mestinya.
16
1. Konsentrasi Strategi yang memfokuskan pada line bisnis
horizontal integrasi
pengembangan produk
liquidation
pada perusahaan-perusahaan yang memiliki banyak bisnis. Hal ini karena sej.um1a.h
strategi pada tingkat bisnis yang berbeda perlu diatur untuk mencapai tujuan
teknik untuk analisis portofolio paling berguna dalam menggembangkan strategi pada
17
Teknik portofolio dapat menganalisis pesaing terutama jika perusahaan pesaing
strategisnya.
pemilihan dari portofolio unit bisnis adalah memperoleh sinergi dan keseimbangan
diantara unit-unit bisnis guna menunjang tercapainya tujuan dari perusahaan secara
bisnislproduk saling memperkuat satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan.
adalah suatu kondisi dimana cash flow dari unit bisnislproduk saling dapat
penggebangan bisnis portofolio, yaitu BCG's Growth Share Matrix dan GE's
Matriks pertumbuhan pangsa pasar (BCG's matrix) didasari dari ide bahwa
suatu perusahaan hams memiliki portofolio bisnis yang seimbang yang menghasilkan
dana lebih besar daripada yang digunakannya sehingga dapat mendukung bisnis lain
yang lebih membutuhkan dana untuk berkembang serta meningkatkan profit ( Porter,
1995 dan Purnomo dan Zulkieflimansyah, 1996). Matrix Boston Consulting Group
(BCG's) dapat digunakan untuk menganalisa unit bisnis yang ada pada perusahaan
http://www.mb.ipb.ac.id
18
maupun produk-produk yang dibuat dalam bisnisnya. Analisa ini didasarkan atas dua
Peran dari setiap bisnis biasanya ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
pertumbuhan pasar yang ditunjukkan pada sumbu vertikal. Menurut Hax dan
Majluf (1984) dan Kotler (1995), Tingkat Pertumbuhan Pasar digunakan untuk
bentuk bisnis dari perusahaan beroperasi. Hal ini didasarkan pada .gambaran
[~~t;:?] - [~",i:a;ar]
Tingkat perturnbuhan Pasar
th-a -
Total Pasar
th ke (a-I)
2. Pangsa Pasar Relatif (Relative market share) adalah: kekuatan pasar yang
ditunjukkan pada sumbu horizontal. Menurut Kotler (1 999, pangsa pasar relatif
kompetitor yang terbesar. Faktor ini dengan asumsi bahwa pangsa pasar yang
relatif tinggi akan menghasilkan profit yang tinggi dengan demikian dapat
menghasilkan cashflow yang besar. Perhitungan pangsa pasar relatif ini adalah:
http://www.mb.ipb.ac.id
Keterangan :
3
Pesaing Terbesa
tha- 1
th a :tahun sekarang
th a-1 : satu tahun sebelum tahun sekarang
Kedua ha1 diatas digunakan sebagai pendekatan untuk menentukan posisi bersaing
suatu unit usaha perusahaan dalam industrinya dan m s kas bersih yang dihasilkan
mencerminkan asumsi dasar bahwa kurva pengalaman berlaku dan bahwa pemsahaan
dengan bagian pasar relatif paling besar mempakan produsen dengan biaya paling
rendah (Porter, 1995). Pemikiran dapat digambarkan dalam suatu bagan, dimana
unit-unit usaha suatu perusahaan dapat dipetakan (Gambar 2.). Bagan portofolio
h
1
1 Arus kas besar yang negatif 1
tinggi rendah
Bagian pasar relatif
Garnbar 2. Bagan portofolio BCG matrix
http://www.mb.ipb.ac.id
20
Hal ini membawa implikasi terhadap bagaimana perusahaan seharusnya membangun
portofolio mereka secara keseluruhan (Hax & Majluf 1984; Porter, 1996; Purnomo
Sapi perah: usaha-usaha dengan bagian pasar relatif tinggi dan pasar yang
pertumbuhannya relatif rendah akan menghasilkan arus kas yang besar, dan dapat
Dog: usaha dibagian pasar relatif rendah, di pasar yang perturnbuhannya rendah
perangkap dana (cash [rap) karena lemahnya posisi bersaing mereka, namun
Bintang : usaha-usaha dengan bagian pasar relatif tinggi dalam pasar yang
menunjang pertumbuhannya tetapi mempunyai posisi pasar yang kuat yang akan
menghasilkan laba yang tinggi. Usaha-usaha ini berada dalam posisi arus kas
Tanda Tanya : usaha-usaha dengan bagian pasar relatif yang rendah dengan
pasar yang pertumbuhannya pesat memerlukan arus kas masuk yang besar untuk
Berdasarkan posisi dari tiap bisnis terdapat empat altematif strategi yang
2. Me~npettahankanpangsa pasar
Keuntungan pendekatan BCG matrix ini (Hill dan Jones, 1989; Pumomo dan
Zulkieflimansyah,1996) adalah:
bentuk hubungan kerjasama antara bisnis-bisnis yang ada secara jangka panjang
2. Mengakui bahwa bisnis pada tingkatan yang berbeda memiliki permintaan kas
pemsahaan
bisnis pada pottofolionya dan kapan ha1 itu dibutuhkan untuk merubah sebuah
unit bisnis.
keperluan cash flow dari tiap-tiap tipe bisnis dan menghasilkan pengguna cash
22
Kelenlahan dan masalah yang muncul dari pendekatan tipe ini adalah :
lebih tertarik pada ROI (return on invesment) yang dihasilkan pada berbagai
bisnis.
2. Adanya ketidakjelasan mengenai pangsa pasar yang relevan terhadap pasar dari
bisnis.
3. Ide dasarnya adalah keterkaitan yang erat antara pangsa pasar dan ROI padahal
pada beberapa kondisi ditemukan sedikit hubungan antara kedua faktor tersebut.
4. Ada banyak faktor kritis lain yang berpengaruh terhadap formulasi strategis
8. Pertumbuhan pasar merupakan gambaran yang baik untuk investasi kas yang
dibutuhkan, narnun laba masih tergantung pada banyak ha1 yang lain.
perusahaan seharusnya ditempatkan pada dua dimensi didalarn matriks yaitu daya
http://www.mb.ipb.ac.id
23
tarik industri dan kekuatan bisnis. Analisa ini awalnya dipelopori oleh Departemen
Tiap bagian dalam bisnis mewakili pasar secara keseluruhan dan produk
Pada Matriks ini tiap produk digambarkan dalam dua dimensi utama yaitu daya
bermacam-macam faktor.
Kemudian hasil dari perhitungan tersebut diletakkan dalam matriks yang terdiri dari
kriteria seperti diatas. Tergantung dimana suatu produk terletak dalam matriks,
tugas strateginya secara luas dapat berupa investasi modal untuk membina posisi,
bertahan dengan menyeimbangkan kas masuk dan penggunaan kas secara selektif,
atau panenltutup. Perkiraan perubahan dalam daya tarik industri atau posisi
produk menyebabkan perlunya untuk selalu menilai kembali strategi yang dilakukan
Gambar 3. untuk memastikan bahwa alokasi sumberdaya yang benar telah dilakukan.
25
bauran antara bisnis-bisnisnya yang sedang berkembang atau yang sudah mantap
serta konsistensi intern antara pemasukan kas dan penggunaan kas (Porter, 1996).
model-model yang lain juga mengandung kelebihan dan kekurangan. Pendekatan ini
2. Dimensi daya tarik industri dan kekuatan bisnis merupakan kriteria yang amat
keseluruhan.
4. Lebih fleksibel, karena matriks GE's ini mengakui bahwa perbedaan industri
dicirikan oleh perbedaan faktor-faktor utama sebagai variabel yang akan dianalisa.
26
3. Aktivitas persaingan yang telah dilakukan untuk tiap produk akan sulit diekspose
yang berbeda-beda
4. Dalam menilai variabel daya tarik industri terdapat masalah &lam menentukan
pemerintah, eksport netto dan lain-lain. Hasil akhimya berupa ramalan produk
mengasumsikan bahwa ia akan meraih pangsa pasar tertentu. Pola dasar atas
penjual, atau para ahli diluar perusahaan misalnya distributor, pemasok, dialer, dan
asosiasi-asosiasi.
http://www.mb.ipb.ac.id
27
9. Kinerja (Performance)
bentuk pemeliharaan oleh organisasi dimana setiap unit aktivitas dapat diminta
pertanggung jawaban, gambaran perkembangan dari tiap-tiap produk dan dasar dari
Hill dan Jones (1989) mencakup empat kategori target utama yaitu efisien,
perusahaan.
(Hansen, 1992). Pengembangan kinerja dapat memberikan efek dari bentuk dan
efek bagi perilaku organisasi untuk mendorong ke level yang lebih tinggi menuju
daging olahan dan produk-produk lain sebagai pendukung. PT. Kemfoods yang
berdiri sekitar tahun 1970-an sampai saat ini terns mengalami perkembangan baik
dalam organisasi perusahaan maupun dari jenis produk yang diproduksinya. Dalam
terlebih dahulu perlu memiliki gambaran yang jelas mengenai misi, tujuan dan
keadaan umum pemsahaan secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan melalui
dapat tetap relevan digunakan karena, lingkungan industri yang digunakan sebagai
studi kasus ini memiliki proses pembahan yang relatif lambat, sehingga analisis
http://www.mb.ipb.ac.id
29
SWOT dengan berbagai keterbatasannya tetap dapat digunakan sebagai alat dalarn
suatu manajemen yang terintegrasi dapat dilakukan dengan strategi portofolio produk.
memberikan manfaat terhadap keseluruhan produk yang ada menjadi lebih besar dari
pada manfaat yang diberikan suatu produk secara terpisah. Pengelompokan produk
secara strategis akan menciptakan keterkaitan antar produk yang dikelola sehingga
dapat memberikan manfaat yang lebih besar terhadap perusahaan secara keseluruhan.
PT. Kemfods adalah ancangan general elektrik (GE's) matriks, sebagai dasar dalam
analisis portofolio produk. Pendekatan GE's dilakukan dalam dua dimensi yaitu
http://www.mb.ipb.ac.id
30
dimensi daya tarik industri dan dimensi kekuatan bisnis. Hasil dari analisis ancangan
saat ini, sehingga terjadi keseimbangan dan sinergi dati tiap item produk yang
Metode yang dilakukan dalam geladikatya ini adalah metode studi kasus yang
bertujuan untuk memperoleh gambaran yang luas dan lengkap mengenai topik
yang digunakan dalam geladikatya ini bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data dan
informasi ini kemudian dianalisis secara diskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel,
gambat, dan matriks. Analisa deskriptif ini ditujukan untuk memperoleh gambatan
daging olahan PT. Kemfoods, meliputi kelompok produk sosis, kelompok produk
produk yang dianalisis merupakan kelompok produk daging halal, dengan merek
Villa dan Kemchicks. Produk-produk daging olahan milik PT. Kemfoods setelah
saat ini dalam industrinya, kemudian berdasatkan analisa SWOT perusahaan dan isu-
isu sttategis yang mempengaruhi industti daging olahan dan kebijakan internal
31
yang mengimbangi terjadinnya perubahan posisi produk baik dari perusahaan secara
Pengembangan akhir dalam kelompok besar produk dari posisi portofolio untuk tiap
I
C
Masalah -Masalah yang Dihadapi
I
Sasaran Perusahaan
I.
Sekarang
, .
+
Strategi Pengembangan Produk
I
t
I Analisa Pareto b
Implementasi LI
Metode geladikarya ini merupakan hasil studi kasus yang dilaksanakan di PT.
Kemang Food Industries (PT. Kernfoods), Jakarta. PT. Kernfoods merupakan salah
hasil-hasil petemakan. Geladikarya ini dilakukan mulai bulan Februari sarnpai bulan
April 1997.
Data kuantitatif terdiri dari : volume produksi, harga pokok produk, laju
Data dan infonasi ini diperoleh dari lingkungan internal PT. Kemang Food
lainnya.
produk daging olah halal benerek milik PT. Kemfoods yang ditujukan untuk pangsa
pasar kalangan menengah ke atas. Produk-produk ini adalah daging olahan dari jenis
34
Pengumpulan data dilakukan baik berupa data primer maupun data sekunder.
4. Analisa Data
4. 1. Analisis Deskriptif
kerja perusahaan dan industri makanan daging olah vaccum pack dimana perusahaan
berada. Pengambaran lingkungan kerja perusahaan ini juga didapatkan dari hasil
wawancara terhadap karyawan pada PT. Kemfoods pada umumnya dan level
portofolio produk baik secara kuantitatif dan kualitatif. Analisa ini juga mengacu
pada kerangka misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan.
http://www.mb.ipb.ac.id
dimensi utamanya (dimensi daya tarik industri dan dimensi kekuatan bisnis).
dan peringkatnya di dalam dimensi daya tarik industri dan kekuatan bisnisnya.
5. Total nilai akhir ini merupakan point dalam menempatkan suatu produk dalam
ditentukan tingkat kepentingannya berdasarkan bobot yang dimiliki suatu faktor dari
total kumulatif dalam tiap dimensinya. Penentuan nilai bobot suatu faktor dilakukan
yang memiliki persentase bobot tertinggi berarti merupakan faktor yang secara relatif
http://www.mb.ipb.ac.id
36
merniliki tingkat kepentingan kritis yang lebih tinggi dibandingkan faktor lain dalam
mengenai kekuatan perusahaan dapat menjadi acuan untuk meraih peluang dan
rnenekan ataupun menghindari ancaman yang ada. Sedangkan data dan informasi
mengenai kelemahan perusahaan dapat ditekan sedemikian rupa agar mampu meraih
peluang yang ada dan menghindari ancaman yang dapat mempengaruhi penrsahaan.
1. Pengumpulan sernua jenis item produk daging olah vaccum pack yang berasal
dari bahan baku daging sapi dan ayam yang diproduksi oleh PT. Kemfoods.
2. Pengumpulan data besarnya penjualan dari tiap-tiap item produk yang diperoleh
untuk dapat mengetahui produk mana saja yang memberikan persentase majin
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atas prakarsa H. Bob Sadino sebagai
pemilik perusahaan yang berdiri sekitar tahun 1970. Pada saat awal berdirinya
perusaham memulai usahanya dalam penjualan telur dan daging untuk konsumsi
masyarakat asing (ekspatriat) dan kalangan menengah ke atas yang bertempat tinggal
di sekitar Kemang. Bisnis ini terus berkembang tidak hanya pada produk telur dan
daging saja tetapi juga bempa produk-produk agribisnis lain yang telah mengalami
pengolahan lanjutan seperti daging olah. Pembuatan produk daging olahan ini pada
tahap awal masih merupakan industri kecil dalam skala rumah tangga yang berada di
Pada tanggal 16 Januari 1975 di Jakarta dihadapan Notaris Abdul Latief SH,
PT. Kemang Foods ini resmi didirikan dengan akte nomor 38. Pada tahap awal PT.
banyak menggunakan tenaga manusia (manual) dan masih bersifat coba-coba (trial
and error). Pada tahun 1977 disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta dalam pengalokasian industri dalam satu kawasan, maka PT.
38
seluas 5.000 m2. Sejalan dengan laju perkembangan ekonomi dan semakin
globalnya arus informasi dan budaya kebutuhan masyarakat terhadap jenis makanan
olahan ini semakin meningkat sehingga PT. Kemfoods memandang perlu adanya
pengembangan bisnis ke arah yang lebih luas dan profesional. Pada tahun 1978
pabrik baru dikawasan Industri Pulogadung telah siap dioperasikan, maka sejak
tahun 1979 pemsahaan meninggalkan sistem yang manual dan mulai beroperasi
secara komersil. Pada tahun 1982 pemsahaan mulai melakukan pembenahan sistem
operasional, tenaga kerja dan manajemennya. Produk utama pemsahaan ini adalah
daging segar, sosis, delikatesen, burger dan baso. Melalui akuisisi Kem Imbiss oleh
PT. Boga Catur Sarana maka PT. Kemfoods juga memproduksi roti untuk burger dan
hot dog serta bahan pelengkapnya seperti saos tomat, samba1 dan mayonaise.
Kapasitas produksi PT. Kemang Food Industries saat ini mencapai 1.512,2 ton
daging segar atau sekitar 120 ton perbulan dengan perbandingan 70 persen daging
olahan dan 30 persen daging segar. Produk daging olahan ini terdiri dari bahan baku
utarna bempa daging sapi, ayam atau babi. Bangunan untuk operasional pabrik ini
dibedakan antara item produk halal dan produk non-halal. Produk-produk daging
terus adaptif dengan tuntutan pasar dan menjamin dalam efisiensi pemasaran produk,
ha1 ini karena produk secara relatif cepat menggalami pembusukan. Perusahaan
yaitu Bandung untuk wilayah pemasaran Jawa batat dan sekitamya, Surabaya untuk
http://www.mb.ipb.ac.id
39
wilayah pemasaran Jawa Timur dan sekitarnya, Denpasar untuk wilayah pemasaran
Bali dan sekitarnya serta Palembang untuk wilayah pemasaran di Sumatra. Kelima
kantor cabang ini tidak melakukan produksi tetapi berfungsi sebagai tempat
pemasaran produk.
Misi dari PT. Kemfoods adalah untuk melakukan produksi serta memasarkan
produk daging olahan yang berkualitas, memenuhi syarat kesehatan, sesuai dengan
selera masyarakat banyak serta dapat menjangkau seluruh segmen pasar dari
masyarakat bawah, menengah dan atas. Misi perusahaan ini akan melatarbelakangi
segala tindakan dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam setiap fimgsi
bisnisnya.
sejenis.
2. Memperkenalkan produk makanan daging olah dan segar yang berkualitas ,kepada
masyarakat banyak.
http://www.mb.ipb.ac.id
40
pelanggan baru maupun perluasan pada wilayah atau kota-kota sasaran baru.
loyalitas mereka.
kapasitas produksi dari 1.512 ton daging pertahun menjadi 2.540 ton daging per
tahun. Peningkatan kapasitas produksi ini ditujukan untuk dapat memperluas pangsa
pasar yang telah ada dan untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
Rapat Umurn Pemegang saham (RUPS) yang nantinya akan membawahi dan
Utama PT. Kemfoods membawahi tiga manajer divisi yang meliputi Manajer Divisi
Operasional, Manajer Divisi Umum dan Manajer Divisi Personalia dan Sumberdaya
Manusia.
Industri, Bagian Penjualan Eceran, Bagian Promosi dan Penjualan Luar Kota, Bagian
Distribusi serta Bagian Produksi dan Gudang. Manajer Divisi umum membawahi
Bagian Keuangan dan akutansi, Bagian Planning dun Controlling (P&C), Bagian
Pusat Data dan Informasi (PDI), Bagian Pembelian serta Bagian Service Umum.
http://www.mb.ipb.ac.id
41
1. Karyawan tetap, yang terdiri dari karyawan tetap harian dan karyawan tetap
pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian (non-skill). Jika karyawan harian tersebut
Karyawan pada PT. Kemfoods saat ini berjurnlah 355 orang, yang terdiri dari
DIREKTUR UTAMA
SEKRETARIS
TIM MANAJEMEN .....................,..
PERSONALIA DAN
OPERASIONAL UMUM SUMBERDAYA
MANUSIA
HUBUNGAN
AKUNTANSI INDUSTRI
-1 BAGIAN
BAGIAN
PEMBELIAN
BAGIAN
SERVICE UMUM
BAGIAN
DISTRIBUSI
43
4. Produk Perusahaan
daging segar dan daging olah dengan kemasan plastik hampa udara (vaccum pack)
dengan bahan baku utama daging sapi dan ayam untuk produk-produk halal dan
berbahan baku daging babi untuk produk-produk non-halal. Produk lain yang
menjadi bagian dari bisnis perusahaan diantaranya roti, saos tomat, mayonnaise dan
berkaitan dengan ciri khas penanganan produk dan keterbatasan masa kadaluarsa.
1. PDS (Produk daging segar), memproduksi dan memasarkan produk daging segar
2. PDO (Produk Daging Olah), memproduksi dan memasarkan produk daging yang
telah mengalami proses pengolahan dan dikemas dalam kemasan plastik hampa
Hasil produksi daging olah milik PT. Kemang Food Industries dibagi dalam empat
kelompok, yaitu:
4 . 1 . Sosis
Sosis mempakan produk daging olah yang dibuat dari daging utuh yang
dicincang dan emulsi serta melalui beberapa tahapan penghalusan hingga berbentuk
pasta kemudian diberi bumbu-bumbu dan dibentuk giling simetris dan memanjang.
http://www.mb.ipb.ac.id
44
Hasil dari proses ini dimasukkan dalam selongsong (casing). Besamya tiap jenis
sosis, diameter dan warnanya dipengaruhi oleh jenis casin yang digunakan sebagai
Tahapan pemasakan sosis ini umumnya terdiri dari tiga bagian yaitu:
umumnya berasal dari bahan baku utama daging sapi, ayam atau babi dari mutu 311.
4.2. Burger
Burger adalah produk daging olah yang dalam prosesnya hampir sama dengan
pembuatan sosis tetapi memiliki kemasan selongsong (casing) yang lebih besar dari
pada sosis. Burger memiliki penampakan daging yang lebih jelas dm kasar
bagian tenggahnya ('grube'). Hal ini disebabkan burger dalam proses pembuatanya
tidak melalui mesin Cutter yang halus, sehingga untuk memadatkan adonan
adonan burger ke dalam selongsong berlangsung secara otomatis dan dalam kondisi
45
4.3. Delikatesen
makanan lezat dan Essen adalah nama sebuah kota di Jerman. Jadi Delikatesen
Delikatesen adalah segala produk daging olahan yang diproses dalam bentuk
utuh, asli dan tidak berubah bentuk (tidak digiling) atau dengan penggilingan rendah.
Produk ini disebut juga smoked and cookedproduck karena hanya melewati proses
disuntikkan pada daging. Daging yang telah siap dimasukkan ke dalam .cetakan
berupa jaringan delikatesen (net delicatessen) secara manual. Produk ini dijual dalam
bentuk utuh atau blok. Bahan baku daging untuk produk Delikatesen ini berasal dari
4.4. Bakso
Bakso adalah jenis daging olah yang relatif lebih dikenal oleh masyarakat
umurnnya dari tingkat atas sampai bawah karena sudah menjadi jajanan umum atau
bahan pembuat lauk-pauk tertentu. Tahapan awal pembuatan bakso hampir sama
mengandung daging hingga 80%. Proses awal dalam pembuatan bakso hampir sama
dalam mesin Meat Ball Machine sehingga dihasilkan bentuk bulatan-bulatan atau
http://www.mb.ipb.ac.id
46
silider dengan diameter 2.5-3 cm. Bakso dari campuran daging cincang dan bumbu
lainnya ini yang dimasak dengan cara direbus dalam mesin perebusan. Bahan baku
utama pembuatan bakso di PT kemfoods ini berasal dari daging sapi atau daging
5. Penjualan Produk
Pasar yang menjadi sasaran dari perusaham dapat digolongkan dalam dua
bagian yaitu pasaran industri dan pasaran retail. Kelompok pasaran industri adalah
konsumen yang menggunakan produk daging olah untuk digunakan sebagai bahan
baku produksinya, misalnya restoran, hotel, katering dan lain-lain. Pasar retail
adalah kelompok konsumen yang membeli produk daging olahan yang selanjutnya
merek yang dibedakan atas dasar segmen pasar tujuannya dan bahan baku yang
digunakan. Merek dagang milik PT. kemfoods diantaranya adalah Villa, Kemchicks
dan Chefs. Merek Villa awalnya ditujukan untuk segmen pasar orang ming dengan
beberapa bahan baku khusus misalnya bumbu-bumbu tertentu yang harus diimport.
Sedangkan Kemchicks dan Chefs ditujukan untuk segmen pasar dalam negeri yang
menyukai produk makanan dengan citarasa yang relatif lebii gurih. Dalam
produk daging olah dengan merek 'TS' yang umumnya dipasarkan pada pasar-pasar
47
Industri daging olahan dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu
kelompok industri ini tidak mempakan pesaing satu sama lain tetapi produk yang
jenis produk daging olahan vaccum pack diantaranya bempa sosis, burger,
delikatesen dan bakso. Dalam industri daging olahan kemasan kaleng pemahaan
dengan kapasitas produksi terbesar adalah PT. Canning Indonesian Products (PT.
komed sapi, sadencis, dan makanan daging beku. PT. CIP bukan mempakan
pesaing dari PT. Kemang Food Industries walaupun memiliki kapasitas produksi
terbesar dalam industri daging olahan di Indonesia yaitu sekitar 3500 ton.
untuk produk-produk daging olahan adalah PT. Suba Indah yang lokasi pabriknya
berada di Bogor. PT. Suba Indah yang merupakan kelompok pemsahaan dalam
Hero Grup memproduksi jenis-jenis daging olahan (sosis, burger, delikatesen dan
bakso) yang relatif sama dengan produk-produk yang diproduksi oleh PT. Kemang
Food Industries. Pada saat ini kondisi pasar daging olah vaccum pack semakin ketat
http://www.mb.ipb.ac.id
48
dengan masuknya pesaing baru yaitu PT. Madusari dengan daging olah merek
personal selling yaitu melakukan promosi produk dengan cara tidak langsung (below
the line) misalnya melalui demonstrasi masak, kunjungan ke pabrik, icip-icip gratis
mengetahui keluhan, problem, menjaga loyalitas, order langsung, turn over barang,
dilakukan bersifat penjualan begitu pula divisi dalam internal pemsahaan bukan
promosi pemasaran PT. Kemfoods selama ini tidak terlalu berminat untuk memasuki
media cetak maupun elektronik karena menurut pemsahaan untuk produk mereka~cara
promosi ini relatif tidak efektif. Perusahaan pemah mulai mencoba strategi promosi
langsung pada media swat kabar (above the line) namun sekarang bentuk promosi ini
Secara keseluruhan PT. Kemfoods dalam industri daging olah vaccum pack
PT. Kemfoods memiliki pangsa pasar sekitar 29% berdasarlcan hasil penelitian oleh
Sudiyarto (1995). Penjualan produk daging olahan terbesar milik PT. Kemfoods
49
Tabel 2. Pangsa Pasar Dalam Industri Daging Olah Kemasan 'vaccum pack'
khususnya untuk produk-produk daging olah (sosis, burger, delikatesen dan bakso)
+ PT. Kemang Food Industries ke Pengecer (Ps. Swalayan, Toko daging, Toko
P&D, Minimarket, dan Supermarket) ke Konsumen individu
Sogo, Muara karang, Metro, Jameson, Tip-Top, Agung shop, GelaeI, Grasera, Naga,
Yokya Dep. Store dan lain-lain. PT. Kemfoods melakukan strategi distribusi selektif
dengan tidak membatasi jumlah toko, pasar swalayan dan minimarket yang akan
menjual produk-produknya. Kecuali bila ada order khusus dari konsumen terhadap
http://www.mb.ipb.ac.id
50
membuka beberapa kantor cabang yang berfungsi sebagai pemasar dan penyalur
8. Bahan Baku
Dalam industri daging olahan ini bahan baku dapat dikelompokkan dalam
beberapa golongan yaitu bahan baku utama, bahan baku pembantu dan bahan baku
pengemas. Bahan baku utama terdiri dari daging (sapi, ayam atau babi) lokal
menjadi daging mutu satu (SI) dan daging mutu dua (SII). Pemasok utama daging
pada PT. Kemfoods adalah ASPIDI (Asosiasi pengusaha pengimpor daging) untuk
daging-daging import dan Kemang Mitra Swadaya (KMS) untuk bahan baku daging
lokal. Mutu SI umumnya digunakan khusus untuk delikatesen dan mutu S2 untuk
produk-produk sosis, burger atau bakso. Daging yang dipasok untuk perusahaan
prosot bukan berupa daging sapilayam satuan utuh. Prosof adalah pembelian berupa
potongan-potongan daging misalnya pada daging sapi dapat dibagi dalam top side,
inside, silver side untuk mutu S 1 dan Blade, chuck jlank rib neat untuk mutu S2.
http://www.mb.ipb.ac.id
51
diantaxanya berupa bumbu (dengan perbandingan 50% bumbu lokal dan 50% bumbu
import), ramuan pembentuk rasa, bahan pengawet, pewarna dan lain-lain. Secara
urnum bahan pembantu terdiri dari 75% lokal dan 25% import. Bahan baku
Selongsong pembungkus daging yang digunakan untuk produk sosis, burger yang
Hal ini karena didalam negeri belum ada pemsahaan yang bisa memproduksinya
untuk PT Kemfoods ini adalah NIPPI dari Jepang diimport oleh Macrotama
Binasantika dan Depro (khusus untuk merek Kemchicks dan Chefs) dari Australia
dibagi dalam empat kelompok besar berdasarkan jenis produk dan pengolahannya
yaitu sosis, burger, delikatesen dan bakso. Pemsahaan yang memproduksi beberapa
produk seperti yang dilakukan oleh PT. Kemfoods, akan memiliki beberapa posisi
untuk masing-masing produknya. Penempatan posisi relatif dari tiap produk dan
hubungan antar produk yang dimiliki oleh PT. Kemfoods dapat dianalisis melalui
analisis portofolio sehingga dapat memberikan alternatif strategi bisnis dari tiap-tiap
produk yang ada. Pendekatan portofolio produk yang digunakan dalam geladikarya
ini adalah General electric (GE's). Penentuan portofolio dalam general elektrik
terbagi dalam dua dimensi yaitu daya tarik industri dan kekuatan bisnis.
Dimensi daya tarik industri terdiri dari faktor-faktor yang akan mempengaruhi
produk-produk PT. Kemfoods dalam industrinya, namun tidak dapat dikontrol secara
menggambarkan struktur industri dan kompetisi industri dimana suatu produk milik
PT. Kemfoods beroperasi. Dimensi daya tarik industri ini berada pada sumbu
horizontal dalam matriks general elektrik. Faktor-faktor dalam dimensi daya tarik
industri pada PT. Kemfoods diantaranya adalah: keseluruhan besarnya pasar, tingkat
resesi ekonomi.
http://www.mb.ipb.ac.id
53
persyaratan teknologi, dampak lingkungan sosial/hukum, dan kemudahan terserang
resesi ekonomi.
Dimensi kedua adalah dimensi kekuatan bisnis PT. Kemfoods. Pada matrik
general elektrik dimensi kekuatan bisnis berada pada sumbu vertikal. Dimensi
kunci kesuksesan produk milik perusahaan dan menentukan posisi kompetisi suatu
PT. Kemfoods ini diantaranya adalah: pangsa pasar, pertumbuhan pangsa pasar,
adalah:
1. Tahapan pertama dalam penentuan pola portofolio produk PT. Kemfoods adalah
penentuan faktor-faktor yang paling kritis terhadap dimensi daya tarik industri
2. Dengan asurnsi, suatu faktor yang memiliki persentase nilai pembobotan tertinggi
54
dibandingkan dengan faktor lainnya dalam satu kelompok dimensi, baik dalam
peringkat relatif tiap produk dari tiap faktor dalam tiap kelompok dimensinya
produk daging olahan (sosis, burger, delikatesen dan bakso) terhadap faktor
didasari atas hasil kuisioner dengan berpatokan dari beberapa data dan informasi
pesaing dalarn industri daging olah, pangsa pasar relatif tiap perusahaan daging
kualitas tiap produk oleh konsumen, jenis merek daging olah, harga pokok
55
6 . Penilaian pangsa pasar dapat dinilai secara kuantitatif antara volume penjualan
dengan kompetitor yang terbesar. Faktor ini dengan asumsi bahwa pangsa pasar
yang relatif tinggi &an menghasilkan profit yang tinggi dengan demikian dapat
menghasilkan cashflow yang besar. Perhitungan relative market share ini adalah:
? n: P
1
Keterangan :
.. ' , . .:. .
. . .. ,,. . ,
. . .: .:
.
th a : tahun sekrudng.
.. .
,
, -
, , _ .
...(;,:-:.~:.:\.;'~
. '..'.:;...
(
.,;<.*,
.. ... , . ... .. >.(X,:'
- ; .,,....
Hasil akhir dari perkalian antara pembobotan dan peringkat produk merupakan nilai
dari tiap kelompok produk (sosis, burger, delikatesen atau bakso) milik PT.
Kemfoods dalam bagan general elektriknya. Penentuan nilai dalam pembobotan dan
peringkat produk diatas didasari atas hasil kuisioner kepada sebelas orang manajerial
mempengaruhi perusahaan baik secara eksternal dan internal, serta dari hasil
kesepakatan manajemen dapat dilakukan prediksi portofolio daging olah untuk masa
yang akan datang (f 5 tahun kedepan). Penilaian ini dilakukan untuk melihat
http://www.mb.ipb.ac.id
56
yang akan datang (+ 5 tahun kedepan). Penilaian ini dilakukan untuk melihat
untuk mencapainya.
delikatesen dan bakso) dapat dibagi kembali kedalam item-item produk misalnya
sosis terdiri dari beef red hot, chickenfiank, chicken salami, sosis sapi, beef hot dog,
beef cocktail, beef fiank, bob's hot dog dan lain-lain. Burger terdiri dari beef
luncheon. chicken luncheon, chicken burger, beef bologna, beef salami, beef
pepperoni, cotio salami, beef burger, hamburger dan lain-lain. Delikatesen terdiri
dari corned beef;pastrami, smoked beef; smoked tongue, smoked tasso, corned silver,
smoked chicken half dan lain-lain. Bakso juga dapat dibagi menjadi bakso sapi,
bakso urat, bakso ayam dan bakso ayam silinder. Analisa terhadap masing-masing
kelompok item produk dilakukan untuk membahas jenis produk apa saja yang
mempakan produk yang paling penting dalam pemasarannya oleh perusahaan dan
kelompok produk mana saja yang relatif rendah dipasarkan. Analisa terhadap item-
item produk daging olahan dilakukan dengan analisa pareto. Analisa pareto produk
akan menggambarkan bagaimana komposisi suatu item produk di dalam total volume
penjualan kumulatifnya.
http://www.mb.ipb.ac.id
57
2. Tahapan Strategi Portofolio Produk
Kuisioner ini dilakukan pada level manajemen atas perusahaan yang terdiri dari satu
orang direktur, tiga orang manajer dan enam orang kepala-kepala bagian dalam
kepentingan yang berbeda-beda pada masing-masing faktor baik dalam dimensi daya
terpenting dalam dimensi daya tarik industri dan kekuatan bisnis, dan jumlah total
Dalam dimensi daya tarik industri ketiga level manajemen sepakat bahwa
marjin keuntungan industri adalah faktor terpenting dalam industri daging olahan.
keseluruhan besarnya pasar (17%), intensitas persaingan (14%) dan faktor terakhir
yang relatif kurang penting dalam dimensi daya tarik industri adalah persyaratan
teknologi (7%) seperti terlihat pada Tabel 3. dalam parameter I : Daya tarik Industri,
berikut ini.
http://www.mb.ipb.ac.id
58
Tabel 3. Hasil Pembobotan dari Tiap Level Manajemen
59
pasar dan intensitas persaingan yang memiliki tingkat penilaian pembobotan yang
sama yaitu 15% dan faktor kemudahan terserang resesi ekonomi (10%) merupakan
faktor terakhir yang relatif kurang pentingtkritis dalam daya tarik industri daging
olah. Sedangkan pada level manajemen tingkat kepala-kepala bagian, setelah faktor
intensitas persaingan (14%) dan faktor yang relatif kurang kritis dalam daya tarik
industri daging olahan menurut manajemen tingkat manajer ini adalah kemudahan
kritis pada dimensi posisi persaingan ini. Direktur perusahaan berdasarkan hasil
(12%) merupakan faktor terpenting berikutnya diikuti oleh kualitas produk dan
efektifitas pemasaran (lo%), kemudian biaya per unit dan pengadaan bahan baku
(9%) dan terakhir yang relatif rendah dalam tingkat kepentingannya adalah kapasitas
masing dengan nilai pembobotan 6.5%. Pada level manajer setelah kemampuan
manajerial maka bobot berikutnya adalah kualitas produk dan biaya per unit (lo%),
60
sebesar 9%, dan yang terakhir adalah prestasi penelitian dan pengembangan sebagai
faktor yang relatif kurang pentingtkritis pada posisi persaingan dengan bobot 7%.
bobot kepentinganlkritis yang sama yaitu masing-masing 9%, sedangkan faktor yang
relatif kurang penting dari keseluruhan dalam dimensi posisi persaingan ini adalah
penting dalam daya tarik industri dengan bobot rata-rata 19% yang diikuti oleh
terakhir adalah kemudahan terserang resesi ekonomi sebagai faktor yang relatif
kurang penting menurut manajemen dibandingkan dengan faktor lain dalam daya
61
merupakan faktor terpenting dengan bobot rata-rata 13% diikuti oleh kualitas produk,
reputasi merek dan efektivitas pemasaran masing-masing dengan bobot rata-rata 10%
kemudian diikuti oleh efektivitas distribusi dan biaya per-unit dengan bobot rata-rata
9%, prestasi penelitian dan pengembangan, pengadaan bahan baku, pangsa pasar dan
perturnbuhan pangsa pasar masing-masing dengan bobot 8% serta faktor yang relatif
http://www.mb.ipb.ac.id
62
kurang penting dalam posisi persaingan adalah kapasitas produksi dan produktifitas
dengan bobot 7%. Persentase rata-rata setiap parameter dalam daya tarik industri dan
(sosis, burger, delikatesen dan bakso) terhadap masing-masing faktor dalam masing-
masing dimensi, baik dalam dimensi daya tarik industri maupun dimensi kekuatan
bisnisnya. Total penilaian tiap faktor adalah hasil dari perkalian antara nilai dari tiap
bobot untuk faktor tertentu dengan peringkat penilaiannya pada produk tertentu.
Portofolio matrik dari kelompok-kelompok produk diperoleh dari hasil total penilaian
General Elektrik matrik untuk setiap kelompok item produk (sosis, burger,
delikatesen dan bakso). Jumlah total faktor-faktor dari tiap dimensi daya tarik
industri dan kekuatan bisnis untuk setiap kelompok produk tampak pada Tabel 5.
Tabel 5. Total Nilai Portofolio Produk Sosis, Burger, Delikatesen dan Bakso
Daya tarik industri dilakukan untuk melihat bagaimana posisi suatu produk
daging olahan (sosis, burger, delikatesen dan bakso) dalam industri daging olahan.
http://www.mb.ipb.ac.id
63
Produk sosis dan delikatesen dengan total nilai 2.995 memiliki nilai daya tarik
industri yang lebih tinggi dibandingkan produk burger dan bakso. Hal ini berarti
dalam melakukan aktivitas bisnis produk sosis dan delikatesen relatif lebih menarik
dibandingkan dalam bisnis bakso dan burger. Sedangkan produk bakso dengan nilai
daya tarik industri 2.434 relatif lebih menarik dibandingkan dalam industri daging
olah dibandingkan produk burger yang memiliki daya tarik industri sebesar 2.323
Kekuatan bisnis adalah suatu penilaian dari manajemen PT. Kemfoods untuk
suatu produk perusahaan terhadap produk-produk yang sama dari pesaingnya. Nilai
kekuatan bisnis untuk produk delikatesen relatif lebih besar yaitu 2,862 dibandingkan
produk sosis (2.687), bakso (2,660) dan burger (2,640). Hasil penilaian ini
secara relatif memiliki kekuatan persaingan yang lebih tinggi terhadap produk-produk
yang sama dari pesaingnya, dibandingkan produk sosis, bakso dan burger milik PT.
Kemfoods terhadap para pesaingnya. Hasil penilaian dari dimensi daya tarik industri
dan kekuatan bisnisnya ini dapat digambarkan dalam bentuk matrik General Electrik
(Gambar 6). Matrik general elektrik pada Gambar 6. menunjukkan semua produk
daging olah halal milik PT Kemfoods yang diteliti, berada pada posisi selektif yaitu
faktor dan implikasi strategisnya akan dibahas dalam tiap kelompok besar produk
kelompok bakso.
http://www.mb.ipb.ac.id
3. Produk Sosis
Penilaian portofolio ole11 internal tim manajemen PT. Kemfoods dapat dibagi
berdasarkan daya tarik industri dan kekuatan bisnisnya, hasil dari penilaian untuk
produk sosis terlihat pada Gambar 6. Pada bagan portofolio matriks, produk sosis
merupakan produk yang berada pada posisi selektif dimana penilaian untuk dimensi
daya tarik industri dan kekuatan bisnisnya berada pada posisi sedang. Nilai total
untuk dimensi daya tarik industrinya adalah 2.995 sedangkan total nilai untuk
dimensi kekuatan bisnisnya adalah 2.687 (Tabel 6.).
Tabel 6. Penilaian Portofolio Produk Sosis
http://www.mb.ipb.ac.id
66
3. 1. Total Pasar Produk Sosis
besarnya pasar yang merupakan salah satu faktor dalam dimensi daya tarik industri,
memiliki total pasar yang relatif besar dibandingkan produk-produk dari kelompok
burger, delikatesen dan bakso. Hal ini karena permintaan konsumen terhadap produk
daging olahan sangat bervariasi karena berbedanya tingkat pengetahuan tata cara
pengkonsumsiannya.
.' j , <., ,
; .; ~,
.&<
~~ , ,. .,:'j~;tfi:,;~~i>;y~,~ ;:.:?:. ,-., :
Sosis
-.-.- 74
. . 75.52
Burger 10 10.20
Delikatesen 5 5.10
Bakso 9 9.18
m~.... g 2 ; @ ~ ~ + x $ , s , y ~ = + $ ~ ; ; ~ ~ ;$$@%TGybx$$$$<@$." .'w?&$>@$qxyX%
.,<*, *:P9** ,. .e
3~..~*:~:~;,4;:.,::~&:>3~~~~~~~h:3~$*3$~~~i~~
fi:<?sx*- ,, 2. *.:3+X.?b.
!o>4**$Ax*;+*
>.
Sumber : Riset pasar PT. Kemfoods dan Dewi (1996), data diolah
,, .;
$d%% .<w<.,Av*,, f.~fp3
=8
; a
:&&p**v<$$*2 $$%&$$$ 2 >+x*x%>.<&.*3
: .?
&.~*.**%..A, ,.< 2'?p$@@&~@2$2~;;4:;~h~;
relatif belum begitu dikenal secara merata dalarn tiap golongan masyarakat awam.
Dari hasil survei permintaan konsumen yang dilakukan oleh Dewi (1996)
dan produk Bakso (9.18%) untuk kelompok produk daging olahan bermerek yang
ditujukan untuk kalangan menengah ke atas (Tabel 7). Tingkat permintaan yang
http://www.mb.ipb.ac.id
67
besar akan mendorong produsen secara relatif untuk lebih memperbesar lagi volume
produksinya khususnya dalam produk sosis, yang akhimya akan memperbesar total
pasar sosis dalam industri daging olahan dibandingkan kelompok produk daging
olahan lainnya.
selalu positif selama empat tahun terakhir (1993-1996) dan diprediksikan untuk tahun
1997 tingkat pertumbuhan penjualannya tetap positif seperti terlihat pada Tabel
selama lima tahun terakhir rata-rata 10% pertahun. Pertumbuhan penjualan produk
sosis pada PT. Kemfoods relatif lebih rendah dibandingkan pertumbuhan penjualan
produk delikatesen (39%) tetapi lebih tinggi dibandingkan penjualan untuk produk
Rata-rata marjin keuntungan dari produk sosis adalah sebesar Rp. 2.778ikg
yang relatif lebih rendah dibandingkan marjin keuntungan untuk kelompok produk
delikatesen dan burger namun marjin keuntungan ini lebih tinggi dibandingkan dari
produk bakso yang memiliki keuntungan sebesar Rp. 559,Skg (Tabel Lampiran 4).
http://www.mb.ipb.ac.id
68
Besarnya nilai marjin keuntungan pada produk sosis sangat bervariasi
sosis yang halal dengan merek Villa dan Kemchicks yang diproduksi PT. Kemfoods
memiliki + 19 jenis produk yang berasal dari bahan baku daging sapi dan dua jenis
produk yang berasal dari bahan baku daging ayam (Chicken frank dan Chicken
dibandingkan dengan kelompok produk burger dan delikatesen (Tabel 8.). Hal ini
menyebabkan persaingan pasar untuk produk ini relatif lebih besar dari pada
produk daging olahan bermerek untuk kalangan menengah ke atas, sesuai dengan
Pada pasaran dalam negeri produk sosis bila dibandingkan produk burger dan
delikatesen , maka sosis merupakan produk yang lebih dahulu masuk dan dikenal.
Produk sosis juga merupakan produk dengan keragaman jenis item produk teibanyak
69
Tabel 8. Perusahaan, Merek dan Jenis produknya dalam Industri Daging Olah
PT. Kemang Food Industries, Jakarta Villa, Kemchicks, sosis, burger, bakso,
Chefs delikatesen
PT. Suba Indah, Bogor Farm House sosis, burger, bakso,
delikatesen
Aroma Meat, Denpasar Aroma sosis, delikatesen
PT. Eloda Mitra, Sidoarjo Bemardi sosis, burger, bakso
PD. Pasir Kaliki, Bandung Pasir kaliki sosis, delikatesen
PD. Dilamo, Bandung DiIamo sosis
PT. Titales, Denpasar Titales sosis, delikatesen
PT. Badranaya, Bandung Badranaya sosis, delikatesen,
bwger
PT. Soelena. Jakarta Soelena sosis
PT. Madusari, Bekasi Kimbo sosis, burger, bakso,
I I I
Sumber: Putra (1 9 9 9 , Badranaya dan Deperindag (l997), data diolah
delikatesen I
Sosis merupakan produk daging olahan yang secara relatif memiliki damp&
delikatesen dan bakso). Hal ini karena produk sosis yang merupakan makanan yang
berasal dari luar negeri yang pada awalnya dikenal menggunakan bahan baku daging
yang disebut casing sebagai bahan baku pengemas daging. Bahan pengemas ini
70
in~portir.Selongsong sosis/casing dapat dibagi menjadi dua jenis yang alami dan non
alami. Casing yang non alami harus dibuka dulu sebelum dikonsumsi. Menurut
Makraindo Selaras) jenis casing sosis terbesar untuk pemasokan Kemfoods adalah
dari jenis yang dapat langsung dikonsumsi sedangkan bagi pemasokan Suba Indah
adalah dari produk-produk casing yang tidak dapat langsung dikonsumsi. Casing
yang dapat langsung dikonsumsi/alami terbagi dalam dua jenis yaitu yang berasal dari
kolagen misalnya, produk-produk casing yang diimport dari Jepang oleh importir
Macrotama Binasantika dan casing yang berasal dari usus mamalia seperti biri-biri,
kambing dan babi. Casing dari jenis kolagen sampai saat ini belum diketahui bahan
bakunya namun telah mendapatkan sertifikat halal oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI). Casing alami yang berasal dari usus mamalia pemakaiannya semakin
menurun karena memiliki struktur yang talc sama, diameter berbeda, dan mudah
pembuatan sosis. Casing alami dari usus mamalia ini juga dikhawatirkan tidak'halal
karena dalam pemakaiannya lebih banyak yang berasal dari bahan baku usus babi,
sehingga pada saat ini untuk jenis casing yang dapat langsung dimakan umumnya
Adanya informasi non halal baik dalam bahan baku utama dan penggunaan
selongsong sosis/casing yaitu penggunaan produk yang berasal dari usus hewan babi
71
menekan isu-isu negatif dan memberikan kepercayaan kepada konsumen sebagai
Kemfoods merupakan perusahaan daging olah pertama yang melakukan label halal
untuk produk-produknya.
memiliki pesaing terdekat dari produk-produk sosis milik PT. Suba Indah.
produksi untuk produk sosis milik PT. Suba Indah pada tahun 1998 adalah 2300
tonlth. Wawancara yang dilakukan kepada mantan manajer produksi Suba Indah
dalam produksi daging olahan adalah sebesar 80-90% atau PT. Suba Indah rata-rata
memproduksi sosis sebesar 4.5 ton hari. Jadi produksi sosis PT. Suba Indah adalah
per-tahun meningkat 10% dari perencanaan total penjualan kumulatif untuk tahun
1997 sebesar 846.750 ton, maka pada tahun 1998 PT. Kemfoods akan memiliki
pesaing terdekatnya yaitu PT. Suba Indah adalah sekitar 0.5 - 0.8 kali (Tabel 9).
http://www.mb.ipb.ac.id
72
Menurut Hax dan Majluf (1991) penilaian pangsa pasar relatif '1' (satu) untuk
0.5 - 0.8 kali ini berarti produk sosis milik PT Kemfoods menguasai pangsa pasar
hanya 0.5-0.8 kali dibandingkan produk sosis milik PT. Suba Indah menunjukkan,
diproduksi memberikan point peringkat 3 untuk faktor pangsa pasarnya. Hal ini
berarti produk sosis dimiliki oleh perusahaan berada pada peringkat sedang dalarn
(burger, delikatesen dan bakso) milik PT. Kemfoods dapat dikelompokkan rnenjadi
dua bagian yaitu konsumen industri dan konsumen individu. Konsurnen industri
http://www.mb.ipb.ac.id
73
produk sosis adalah konsumen yang melakukan pembelian sosis untuk dijual kembali
profir making sehingga secara tidak langsung pembelian suatu produk oleh konsumen
diantaranya adalah 28 pelanggan yang berasal dari industri hotel, 114 pelanggan yang
berasal dari industri bakeri, 110 pelangan yang berasal dari industri restoran, 83
pelanggan yang berasal dari industri fast food, 25 pelanggan catering rumah tangga,
(1996) untuk konsumen retail diketahui bahwa konsumen daging olah secara relatif
atribut daging olah dibandingkan rasa produk, harga, warna kemerahan pada sosis,
sosis dari merek Villa dan Kemchicks terlihat dari nilai yang diberikan oleh
http://www.mb.ipb.ac.id
74
perusahaan terhadap produk sosis sebesar 3.75 dalarn penilaian portofolio produk
(Tabel 7). Penilaian sebesar 3.75 ini berarti kualitas produk sosis merek Villa dan
Kernchicks milik PT. Kernfoods berada pada selang peringkat cukup bagus sampai
bagus.
sosis PT. Kernfoods memiliki reputasi merek yang baik. Hal ini juga didukung oleh
pendapat dari konsumen sosis berdasarkan penelitian Dewi (1996) yang dilakukan
produk sosis dari beberapa merek yang ada dipasaran. Hasil penelitian terhadap
kualitas ini memiliki skala 1 sampai 6 dengan keterangan : 1 adalah point penilaian
kualitas sangat buruk, 2 adalah nilai untuk produk yang memiliki kualitas buruk, 3
adalah nilai untuk produk yang memiliki kualitas agak buruk, 4 adalah nilai untuk
produk yang memiliki kualitas agak bagus, 5 adalah nilai kualitas untuk produk yang.
bagus, dan 6 adalah untuk produk kualitas yang sangat bagus. Berdasarkan penilaian
ini produk-produk Villa memiliki nilai 5.02 dan Kemchisks memiliki point nilai 4.80.
Jadi produk sosis dengan merek Villa dan Kemchicks milik PT kemfoods merupakan
http://www.mb.ipb.ac.id
75
produk-produk dengan kualitas bagus sampai sangat bagus berdasarkan penilaian
Dalam pembuatan produk terdapat dua kelompok biaya yaitu biaya produksi
dan biaya non produksi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang dikelompokkan
dalam pengolahan bahan baku menjadi produk, sedangkan biaya non produksi adalah
pemasaran dan kegiatan administrasi dan umum. Biaya produksi membentuk harga
pokok produksi untuk digunakan dalam menghitung harga pokok produk jadi dan
harga pokok produk yang pada akhir periode akutansi masih dalam proses produksi.
Biaya non produksi ditambahkan pada harga pokok produksi dilakukan untuk
menghitung total harga pokok produk (Mulyadi, 1993). Faktor biaya per-unit diambil
dari harga pokok produksi sosis yang dilakukan oleh operasional perusahaan, karena
pada produk-produk daging olahan (sosis, burger, delikatesen dan bakso) biaya-biaya
Biaya produksi per-unit untuk produk sosis halal (yang berasal dari bahan
baku daging sapi atau daging ayam) rata-rata sebesar Rp. 5566.56kg. Menurut hasil
kuisioner harga pokok produksi sosis memiliki penilaian 2.3. Peringkat nilai 2.3 ini
http://www.mb.ipb.ac.id
76
berarti biaya produksi per-unit untuk produk sosis sebear Rp. 5566.56lkg relatif
Menurut hasil kuisioner portofolio PT. Kemfoods memiliki nilai yang relatif
buruk dalam prestasi penelitian dan pengembangan, kurang efektif dalam pemasaran,
relatif sulit dalam pengadaan bahan mentah dibandingkan untuk kelompok produk
daging olahan lainnya, dan kemampuan manajerial yang hams lebih ditingkatkan
dalam melakukan bisnis untuk produk sosis khususnya. Point peringkat penilaian
Pada faktor efektifitas distribusi peringkat penilaiannya adalah 2.5 dan faktor
adalah 2.75 (Tabel 6.). Peringkat nilai ini menggambarkan bahwa perusahaan
4. Produk Burger
dapat dibagi dalarn dua dimensi yaitu dimensi daya tarik industri dan dimensi
kekuatan bisnis. Pada dimensi daya tarik industri produk burger memiliki total nilai
2.323 dan pada dimensi kekuatan bisnisnya memiliki total nilai 2.640 (Tabel 10).
http://www.mb.ipb.ac.id
Pada bagan portofolio seperti terlihat pada Gambar 6. menunjukkm bahwa peringkat
nilai dari kedua dimensi untuk produk burger berada pada posisi selektif dengm nilsi
78
4. 1. Total Produk Burger
merek Villa dan Kemchicks mempakan produk yang paling rendah dalam total
Namun dari hasil penilaian Dewi (1996) produk burger mempakan untuk produk
yang lebih banyak dikonsumsi setelah sosis, sedikit lebih banyak dari
merek Villa dan Kemchicks milik PT. Kemang foods Industries yang ditujukan
untuk pasaran kalangan menengah ke atas, relatif rendah dari total keseluruhan pasar
yang ada. Hal ini karena pemasaran produk burger temtama untuk pasaran industri
semakin menumn. Konsumen utama dalam produk burger untuk pasaran industri
adalah toko-toko roti dan bakery, pemakaian burger oleh konsumen ini sekarang
produk sosis untuk produk-produk daging olahan yang halal. Sedangkan untuk total
http://www.mb.ipb.ac.id
79
penjualan produk burger baik produk halal dan produk non-halal yang berasal dari
tiga bahan baku utama (daging sapi, daging ayam dan daging babi) akan lebih rendah
dibandingkan dari total keseluruhan penjualan produk delikatesen. Hal ini karena
besarnya volume produk-produk delikatesen yang berasal dari bahan baku daging
babi, sedangkan volume penjualan terbesar dalam kelompok produk burger berasal
baku daging sapi dan daging ayam setiap tahunnya ini semakin kecil. Perbedaan
volume penjualan kumulatif pada tahun 1993 menunjukkan 8.7 kali penjualan
produk burger berbahan baku daging sapi dibandingkan volume penjualan burger
berbahan baku daging ayam menurun menjadi 6.8 kali pada prediksi penjualan tahun
bakso yaitu sebesar 8.48%. Dalam hasil portofolio diketahui peringkat untuk
pertumbuhan penjualan produk burger masih rendah. Hal ini tarnpak dari penngkat 2
tetapi lebih tinggi dari pada keuntungan rata-rata untuk produk sosis dan bakso.
8.0
Peringkat nilai untuk faktor marjin keuntungan produk dalam portofolio
adalah 2.70 (Tabel 10). Peringkat nilai ini menunjukkan bahwa marjin keuntungan
Produsen burger terbesar yang rnerupakan pesaing PT. Kemfoods adalah PT.
Suba Indah yang berlokasi di Bogor, Badranaya yang berlokasi di Bandung dan PT.
Eloda Mitra yang berlokasi di Sidoarjo (Tabel 8). Pasaran produk burger ini semakin
ketat lagi dengan rnasuknya pesaing baru yaitu PT. Madusari yang berlokasi di
Bekasi dengan merek 'Kimbo'. Dari beberapa perusahaan produsen burger pesaing
terbesar untuk produk burger, milik PT.Kemfoods ini adalah Suba Indah dengan
Peringkat nilai ini berarti intensitas persaingan untuk produk burger secara relatif
dibandingkan produk sosis. Hal ini karena masyarakat konsumen sejak awal sudah
mengenal bahwa burger hanya dibuat dari bahan baku utama dari daging sapi
81
Permasalahan halal atau tidaknya suatu produk sangat penting terutama untuk
merupakan konsumen terbesar daging olahan selain ekspalrial (pekerja asing) yang
milik PT. Kemfood adalah produk yang terdiri dari 14 item produk yang berasal dari
bahan baku daging sapi dan 2 item produk yang berasal dari bahan baku daging
4.6. Beberapa Faktor Dalam Dimensi Daya Tarik Industri Produk Burger
memiliki peringkat penilaian yang sama yaitu 2.5. Peringkat nilai ini berarti dalam
atas memiliki pengaruh yang relatif rendah sampai sedang dalam pemenuhan
persyaratan teknologi dan relatif rendah sampai sedang untuk kemudahan terserang
resesi ekonomi.
Produk burger merek Villa dan Kemchicks yang diproduksi oleh PT.
Kemfoods memiliki pesaing utama dari produk burger yang sama dengan merek
Farm House yang diproduksi oleh PT. Suba Indah. Peninjauan perusahaan-
82
produk burger untuk tahun 1998 pada PT. Purefoods Suba Indah adalah sebesar 473
ton. Wawancara yang dilakukan dengan mantan Manajer Produksi Suba Indah,
diketahui bahwa efektifitas kapasitas produksi terhadap penjualan pada PT. Suba
Indah adalah sebesar 80 -90 % atau produksi burger pada PT. Suba Indah adalah 2.5
Perencanaan total penjualan produk burger oleh PT. Kemang Food Industries
dalam tahun 1997 direncanakan sebesar 171.650 ton. Pada tingkat pertumbuhan
penjualan sebesar 8.48% pertahun maka perkiraan total penjualan untuk produk
PT. Suba Indah dapat diketahui nilai pangsa pasar relatihya khususnya untuk produk
burger. Pangsa pasar relatif untuk produk burger milik PT. Kemang Foods Industries
dibandingkan PT. Suba Indah adalah sebesar 0.33 - 0.46 kali (Tabel 12.). Menurut
Hax dan Majluf (1991) nilai yang memisahkan pangsa pasar relatif tinggi atau rendah
adalah pangsa pasar '1' (satu) untuk memisahkan posisi pemimpin dan posisi
pengikut. Nilai 0.33 -0.46 kali ini berarti pangsa pasar relatif untuk produk burger
menunjukkan peringkat nilai untuk pangsa pasar burger adalah 2.40. Peringkat nilai
2.40 ini berarti pangsa pasar burger yang ada menurut manajemen perusahaan
berdasarkan portofolio produknya berada pada peringkat skala rendah (Tabel 11.).
http://www.mb.ipb.ac.id
83
Tabel I I . Pangsa Pasar Relatif Produk Burger
I I I I I 1
Keterangan : PPR = Pangsa Pasar Relatif
0 = Prediksi Penjualan PT. Suba Indah 1997
@ = Prediksi Penjualan PT. Suba lndah 1998
40% dibandingkan harga (20%), pelayanan (20%), warna (I 0%) dan lain-lain (I 0%).
Tuntutan ekstemal ini berusaha dipenuhi oleh PT. Kemfoods dan dari hasil penilaian
mereka.
Nilai 3.4 dalam penilaian portofolio ini berarti menurut penilaian dari internal
perusahaan kualitas produk burger dengan merek Villa dan Kemchicks memiliki nilai
kualitas sedang sampai cukup baik. Narnun hasil dari wawancara kepada kepala
khususnya konsumen retail terhadap produk burger milik PT. Kemfoods. Hal ini
http://www.mb.ipb.ac.id
84
karena dalam outlet-outlet konsumen rerail produk burger milik PT. Kemfoods
dengan merek Villa dan Kemchicks sering mengalami kerusakan misalnya patah dan
seperti juga produk daging olahan lainnya milik PT. Kemfoods. Hasil penelitian
terhadap konsumen daging olahan yang dilakukan oleh Dewi (1996) pada PT.
Kemang Foods Industries diketahui sernbilan dari sepuluh konshmen daging olahan
manajemen memberikan point 4.00 untuk burger. Peringkat nilai ini berarti
berdasarkan penilaian manajemen reputasi merek produk burger yang ada sudah
baik.
Biaya per-unit untuk produk burger mengacu pada harga pokok produksi.
Harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang dikelompokan dari bahan baku
menjadi produk jadi. Biaya per-unit produk berdasarkan harga pokok produksinya
85
Berdasarkan hasil penilaian manajemen biaya per-unit sebesar Rp 7303lkg ini
memiliki peringkat penilaian 2.45. Nilai untuk faktor biaya per-unit ini berarti dari
penilaian manajemen biaya untuk produksi burger masih termasuk selang antara
Villa dan Kernchicks milik PT. Kemfoods (Tabel 11.) diketahui penilaian prestasi
penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk produk burger masih rendah
yang ditunjukkan dari jumlah produk-produk baru yang dihasilkan. Hal yang sama
juga tejadi untuk faktor pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk produk
yang dimiliki oleh perusahaan berada pada selang 2.4 sampai point 2.6 (Tabel 11.).
dalam mengelola aktivitas bisnisnya khususnya untuk produk burger berada pada
86
5. Produk Delikatesen
delikatesen menunjukkan jumlah total yang sama dengan produk sosis untuk dimensi
daya tarik industri yaitu sebesar 2.995, jumlah ini merupakan peringkat tertinggi
persaingan produk delikatesen juga merupakan produk yang memiliki total nilai
tertinggi yaitu sebesar 2.862 dibandingkan produk sosis (2.687), bakso (2.660) atau
produk delikatsen memiliki total nilai tertinggi pada kedua dimensinya dibandingkan
kelompok daging olahan lainnya (sosis, burger dan bakso) tetapi masih berada pada
selang penilaian sedang untuk kedua dimensi baik dalam daya tarik industri dan
kekuatan bisnisnya. Pada bagan portofolio matrik ini menunjukkan bahwa bagan
merupakan salah satu faktor dalam dimensi daya tarik industri menunjukkan nilai
1.75 (Tabel 12). Point nilai 1.75 merupakan peringkat yang l e b i rendah bila
dibandingkan keseluruhan besamya pasar untuk produk sosis (4.00), dan produk
olahan yang dilakukan oleh Dewi (1996) seperti terlihat pada Tabel 9. menunjukkan
bahwa secara persentase produk delikatesen merupakan produk yang paling rendah
sosis (75.52%), burger (10.10%) dan bakso (9.18%) seperti tampak pada Tabel 6.
Total volume penjualan untuk produk delikatesen milik PT. Kemfoods relatif lebih
http://www.mb.ipb.ac.id
88
rendah dibandingkan volume penjualan untuk produk sosis. Perbandingan antara
dibandingkan dengan produk burger. Tetapi untuk makanan halal seperti yang
delikatesen yaitu yang berasal dari bahan baku utama daging sapi dan daging ayam
untuk empat tahun terakhir lebih rendah daripada penjualan kumulatif untuk produk
untuk tahun 1997 penjualan untuk industri delikatesen yang berbahan baku daging
dibandingkan jenis daging olahan lainnya (sosis, burger dan bakso), yaitu rata-rata
sebesar 39% pertahun. Pada produk delikatesen dengan bahan baku ayam
peningkatan terbesar terjadi pada periode tahun 1993-1994 yang meningkat sekitar
yang berbahan baku daging peningkatan terbesar terjadi pada perode 1994-1995
89
5.3. Marjin Keuntungan Produk Delikatesen
kelornpok produk burger (Rp. 3298ikg), kelornpok produk sosis (Rp. 2778lkg) dan
kelompok produk bakso (Rp. 559.5/kg), yaitu sebesar Rp. 4072.25lkg (Tabel
Larnpiran 4.). Keuntungan rata-rata yang diberikan oleh produk delikatesen dengan
bahan baku utama daging ayam relatif lebih besar dibandingkan keuntungan yang
didapat dari produk delikatesen yang bahan baku utamanya daging sapi (Tabel
Lampiran 4).
delikatesen dari faktor marjin keuntungan industri pada produk delikatesen memiliki
point 3. Peringkat nilai berarti marjin keuntungan untuk produk ini berada pada skala
sedang.
5.4. Beberapa Faktor Dalam Dimensi Daya Tarik Industri Produk Delikatesen
dan dampak lingkungan sosialihukum berada pada peringkat sedang sampai tinggi.
Peringkat skala ini ditunjukkan pada nilai kedua faktor diatas adalah 3.3 dalam
90
Sedangkan untuk faktor persyaratan teknologi dan kemudahan terserang resesi
ekonomi, produk delikatesen berada pada skala kecil hingga cukup tinggi. Peringkat
ini ditunjukkan dengan nilai 2.50 untuk persyaratan teknologi dan 2.95 untuk faktor
Foods Industries memiliki pesaing terdekat dari produk-produk delikatesen milik PT.
PT. Suba Indah pada tahun 1988 memiliki kapasitas produksi untuk produk
delikatesen sebesar 315 ton. Wawancara dengan mantan manajer produksi Suba
produksi delikatesen perhari yang dilakukan oleh PT. Suba Indah adalah 600-700
Perbandingkan dari penjualan antara PT. Kemang Foods Industri dan PT.
Suba Indah dapat diketahui nilai pangsa pasar relatifhya khususnya untuk produk .
delikatesen. Pangsa pasar relatif untuk produk burger milik PT. Kemang Foods
Industries dibandingkan PT. Suba Indah adalah sebesar 1.72 - 2.27 kali (Tabel 12.).
Menurut Hax dan Majluf (1991) nilai yang memisahkan pangsa pasar relatif tinggi
atau rendah adalah pangsa pasar '1' (satu) untuk memisahkan posisi pemimpin
(leadership) dan posisi pengikut Vollowership) serta pangsa pasar relatif lebih besar
http://www.mb.ipb.ac.id
91
1.5 untuk menu11,jokkan posisi pe~nimpinyang kuat (s~rong1euder:c.hip) di pasar.
Nilai 1.72 - 2.27 kali ini berarti pangsa pasar relatif untuk produk delikatesen dalaln
yang kuat (strong leadership) dalam pasar. Hasil penilaian portofolio menunjukkan
peringkat nilai untuk pangsa pasar delikatesen adalah 3.00. Penilaian ini
menunjukkan bahwa pangsa pasar untuk produk delikatesen berada pada peringkat
sedang. Menurut internal perusahaan pangsa pasar yang dimiliki oleh perusahaan
pangsa pasar yang ada. Manajemen PT. Kemfoods berpendapat bahwa pangsa pasar
untuk produk delikatesen masih luas, masih banyak yang belum dapat digarap dan
masih banyak yang konsumen yang belum dapat dipasok oleh perusahaan.
perusahaan berada pada peringkat 3. Hal ini berarti berdasarkan penilaian internal
manajemen PT. Kemfoods pertumbuhan pangsa pasar produk delikatesen yang ada
92
5.6. Kualitas Dan Reputasi Delikatesen
produk yang berkualitas cukup bagus sampai berkualitas bagus. Penekanan pada
kualitas ini tampak dari pembobotan yang tinggi yaitu 10% diberikan untuk kualitas
Konsumen produk delikatesen relatif lebih menyukai produk delikatesen merek Villa
pesaing lainnya, ha1 ini karena rasa, mutu dan kualitasnya yang baik. Pengembangan
dari kualitas ini memberikan image terhadap merek Villa dan Kemchicks yang tinggi
pula. Pada bagan portofolio produk terlihat dari pemberian peringkat nilai 4.20
untuk reputasi merek. Peringkat 4.20 ini berarti reputasi merek produk-produk
delikatesen khususnya dengan merek Villa dan Kemchicks memiliki reputasi yang
10836.49ikg. Biaya per-unit ini didasari atas harga pokok produksi yaitu biaya-biaya
dalarn menghitung harga pokok produk jadi dan biaya pokok produk yang pada akhir
periode akutansi masih dalam proses produksi (Mulyadi 1993). Biaya per-unit untuk
produk delikatesen merupakan total biaya tertinggi dibandingkan biaya untuk produk-
93
Penilaian portofolio produk menunjukkan hiaya untuk produk delikatesen
tinggi. Peringkat ini tampak dari penilaian 2.5 untuk faktor biaya per-unit (Tabel
12.).
pengembangan yang dilakukan oleh perusahaan berada pada skala sedang. Peringkat
untuk efektifitas distribusi dan pemasaran masing masing memiliki nilai 2.55 dan
2.50 (Tabel 12). Peringkat nilai ini berarti efektifitas untuk distribusi dan pemasaran
peringkat 2.86. Peringkat nilai ini berarti kapasitas produksi dan produktifitas yang
dimiliki PT. Kemfoods berada pada skala penilaian cukup baik. Pengadaan bahan
baku untuk dalam produksi delikatesen memiliki penilaian 2.5. Peringkat nilai 2.5 ini
berarti dalam pengadaan bahan baku perusahaan berada pada penilaian tingkat
adalah 2.4. Hal ini berati perusahaan perlu melakukan pembenahan terhadap keadaan
produk-produk delikatesen.
http://www.mb.ipb.ac.id
94
6 . Produk Bakso
Penilaian portofolio untuk produk bakso yang terdiri dari dimensi daya tarik
general elektrik seperti yang terlihat pada Gambar 6. Nilai total untuk dimensi daya
tarik industri pada produk bakso adalah 2.434, nilai ini merupakan penilaian total
daya tarik industri yang relatif lebih rendah dibandingkan produk-produk delikatesen
dan sosis yang masing-masing memiliki total daya tarik industri 2.995 tetapi lebih
tinggi dibandingkan penilaian untuk kelompok produk burger yang memiliki nilai
total 2.323 (Tabel 5). Hal ini berarti dibandingkan kelompok produk delikatesen dan
sosis dalam industri daging olahan, bisnis pada produk bakso relatif kurang menarik.
Tetapi bisnis untuk kelompok produk bakso relatif lebih menarik dibandingkan
memiliki kekuatan bisnis 2.660 untuk produk bakso. Peringkat kekuatan bisnis ini
juga lebih rendah dibandingkan untuk kelompok produk daging olahan delikatesen
dan sosis (Tabel 5). Produk bakso dalam peringkat kekuatan bisnisnya untuk PT.
95
Tabel 14. Penilaian Portofolio Produk Bakso
Kemang Food Industries dalam memproduksi bakso terhadap para pesaingnya relatif
lebih rendah dibandingkan produk-produk delikatesen dan produk sosis terhadap para
relatif lebih tinggi dibandingkan dalam melakukan bisnis burger terhadap para
http://www.mb.ipb.ac.id
96
pesaing. Dalam kasus ini khusus untuk produk-produk daging olahan merek Villa
dan Kemchicks yang ditujukan untuk pasaran kalangan menengah ke atas yang
pada faktor keseluruhan besarnya pasar yang merupakan salah satu faktor dalam
dirnensi daya tarik industri menunjukkan peringkat 2.30. Peringkat nilai 2.30 ini
berarti pada faktor total keseluruhan besarnya pasar dari produk bakso terhadap
produk-produk lainnya dalam industri daging olahan berada pada posisi skala kecil
hingga sedang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (1996) seperti tampak
bakso merupakan produk yang dikonsumsi relatif lebih banyak dari volume
bakso (9.18%) relatif lebih rendah dibandingkan pengkonsumsian untuk produk sosis
Penilaian portofolio produk pada Tabel 15. memberikan penilaian 2.8 untuk
faktor tingkat pertumbuhan penjualan per-tahun. Peringkat penilaian ini berarti dalam
industri daging olah produk bakso adalah produk yang memiliki tingkat pertumbuhan
rendah sampai sedang pertahunnya. Penjualan kumulatif produk daging olahan milik
http://www.mb.ipb.ac.id
97
PT. Kemang Food Industries menunjukkan untuk kelompok produk bakso adalah
penjualan untuk kelompok produk sosis, burger dan delikatesen (Tabel Lampiran 3.).
Produk bakso seperti juga produk-produk daging olahan (sosis, burger dan
delikatesen) laimya yang diproduksi oleh PT. Kemfoods memiliki total volume
penjualan yang berasal dari bahan baku daging sapi relatif lebih banyak dibanyak
dibandingkan total volume penjualan untuk produk bakso yang berasal dari bahan
dalam lima tahun terakhir, pada periode 1994-1995 peningkatan penjualan bakso sapi
paling besar, sedangkan untuk produk bakso yang berasal dari daging ayam
peningkatan penjualan terbesar tejadi pada periode 1993-1994 (Tabel Lampiran 3).
Produk bakso yang diproduksi oleh PT. Kemfoods yang secara keseluruhan
merupakan produk-produk halal karena hanya diproduksi dari bahan baku daging sapi
Rata-rata marjin keuntungan untuk produk bakso adalah sebesar Rp. 559.5kg.
Jumlah rata-rata marjin ini lebih rendah dibandingkan marjin untuk produk '
oleh perusahaan untuk kelompok produk bakso berada pada peringkat rendah. Hal
ini ditunjukkan dari peringkat penilaian 2.00 untuk besarnya marjin keuntungan yang
Produksi total untuk produk bakso dalam industri daging olahan lebih tinggi
dibandingkan produksi daging olahan yang lain (sosis, burger dan delikatesen).
bakso untuk pasaran kalangan menengah ke atas yang merupakan pangsa pasar
produk bakso dengan merek Villa dan Kemchicks relatif sedikit, tetapi total
produk bakso berada pada skala sedang hingga tinggi. Penilaian ini ditunjukkan
dengan nilai 1.74 untuk faktor intensitas persaingan, seperti tampak pada Tabel 14.
sedang, ha1 ini ditunjukkan dengan peringkat nilai 3.00. Persyaratan teknologi yang
merupakan salah satu faktor dalam daya tarik industri untuk produk bakso memiliki
peringkat nilai 2.2 (Tabel 14). Peringkat nilai untuk faktor persyaratan teknologi
pada produk bakso lebih rendah dibandingkan dengan produk-produk daging olahan ,
lainnya yaitu sosis, burger dan delikatesen. Hal ini berarti dilnilai dari persyaratan
yang relatif lebih rendah dibandingkan kebutuhan teknologi untuk produk sosis,
99
Pada faktor kemudahan terserang resesi ekonomi memiliki peringkat
dibandingkan produk daging olahan lainnya. Produk bakso untuk faktor kemudahan
terserang resesi ekonomi memiliki peringkat nilai yang relatif lebih tinggi
dibandingkan untuk kelompok produk sosis, burger dan delikatesen, yaitu dengan
nilai 3.2. ~eringkatnilai 3.2 ini berarti untuk faktor kemudahan terserang resesi
Sedangkan pada produk daging olahan yang lain (sosis, burger, dan delikatesen)
faktor kemudahan terserang resesi ekonomi berada pada skala penilaian mudah
terserang sampai dengan sedang. Hal ini berarti jika terjadi pembahan ekonomi
secara makro misalnya terjadi resesi ekonomi, inflasi dan lain-lain, konsumsi
terhadap produk bakso relatif tidak berubah dibandingkan tingkat konsumsi terhadap
pesaing terdekat dari kelompok produk bakso yang diproduksi oleh PT. Suba Indah
pada skala produsen yang sama. Berdasarkan peninjauan dalam pemsahaan Penanam
Modal Asing (PMA) yang dilakukan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan
(Deperindag) diketahui bahwa pada tahun 1998 PT. Suba Indah memiliki kapasitas
produksi sebesar 63 ton. Hasil wawancara dengan mantan manajer produksi Suba
http://www.mb.ipb.ac.id
100
Indah, diketahui bahwa efektifitas produksi pemsahaan sebesar 80-90%, dan PT.
Suba Indah dapat berproduksi 300 kilogram per hari untuk produk bakso.
pada tahun 1997 adalah 67.76 ton. Jika diprediksikan rata-rata pertumbuhan
penjualan produk bakso setiap tahunnya adalah 9.98%, maka pada tahun 1998 PT.
Kemfoods dapat melakukan penjualan produk sebesar 74.52 ton. Pangsa pasar relatif
produk bakso dari PT. Kemfoods berdasarkan perbandingan produk bakso produksi
-
PT. Suba Indah adalah sekitar 1.00 1.27 kali (Tabel 16). Menurut Hax dan Majluf
(1991) pangsa pasar relatif ' 1' untuk memisahkan posisi pemimpin dengan posisi
pengikut. Dengan pangsa pasar 1.00 - 1.27 kali dari pangsa pasar relatif dengan PT.
Suba Indah yang merupakan pesaing terdekat, berarti produk bakso milik PT.
101
belurn dapat dimasuki oleh pemsahaan temtama untuk industri-industri yang
pasar produk bakso berada pada peringkat 2.5. Peringkat penilaian 2.5 ini berarti
dalam pertumbuhan pangsa pasar bakso berada pada penilaian rendah sampai sedang.
Pada faktor kualitas produk dan reputasi merek pada penilaian portofolio
produk memiliki peringkat 3.60. Peringkat penilaian 3.60 ini berati untuk kedua
faktor yaitu kualitas produk bakso dan reputasi merek pemsahaan (Villa dan
Kemchicks) berada pada skala sedang hingga baik untuk penilaian kualitas dan
reputasi mereknya.
Rp. 5595kg . Biaya per-unit ini didasari dari harga pokok produksi yaitu biaya-
biaya dalam menghitung harga pokok produk jadi dan biaya pokok produk yang pada
akhir periode akutansi masih dalam proses produksi (Mulyadi, 1993). Biaya per-
unit untuk rata-rata untuk kelompok produk bakso sebesar Rp. 5595kg mempakan
biaya per-unit yang paling rendah dibandingkan untuk memproduksi dalam satuan
unit yang sama pada kelompok produk delikatesen (Rp. 10836.49kg), burger (Rp.
102
Penilaian portofolio produk bakso pada faktor biaya per unit adalah sebesar
2.5 (Tabel 15). Peringkat nilai 2.5 ini menunjukkan bahwa produk bakso berada pada
selang penilaian tinggi hingga sedang pada faktor biaya per unitnya.
merupakan beberapa faktor dalam kekuatan persaingan perusahaan berada pada skala
penilaian rendah sampai sedang. Hal yang sama juga terjadi pada faktor kapasitas
Pada faktor pengadaan bahan baku untuk produk bakso memiliki peringkat
3.00. Peringkat penilaian 3.00 ini merupakan peringkat yang relatif lebii tinggi
dibandingkan untuk produk daging olahan lainnya yaitu sosis (2.00), burger (2.50)
bahan baku untuk daging olahan lainnya maka pengadaan bahan baku untuk
103
untuk menganalisa perusahaan PT. Kemang Foods Industries dalam industri daging
yang dimiliki perusahaan dengan faktor kelemahan dan ancaman dalam bisnis
perusahaan.
yang akan dilakukan oleh perusahaan. Kelompok produk sosis, burger, delikatesen
dan bakso relatif berada pada industri yang sama yaitu industri daging olah dan
memiliki pesaing utama yang relatif sama berdasarkan hasil penilaian portofolio
POL
oraH uey6uepas spoolwen ueiednqey may- woy Iedeauew zqlueq qlqel erluwnum '8ulse )Pywehsew lswnsuoy
'la yll1u ueqelo BulBep Neq !UI eueles w e d UnaaeA eped anpard uwe6ewed.c ney6ue[ue~u welep yleq dnyns
ynpord qelo lynseulp aedep ueqelo BulBep uwesewad eerwp eKuynpord BueK s e q e 1ylllwow ueeqesmed. .g
yep13 6ueK snsnqy uwesewed y~isewopvsp Bulse uemqesw -ynpord depewe) uelenfued spoolwen 'ld ~ l l l w
eare ue6uep (dnorg areto snsnqy s ~ umeyBu~uad
e ueBuep ueleles urejsls ueynyelew ueeqeswed ueqelo BulBep ynpord-ynpo~d
~snqpislp mle( lylllwew uepul uwoiser-uwoiser ueP leioq IUI eweles 'ueresemed depeqrea leAol BueK uewnsuoy
eqns ' l d nileK reswea Bu~esed 'c s ~ u s ~ qeAuBueqmeyleq u!xewc ISIAIP eKuynxuwea runlaw edweqeq lyllluem ueeqesrued .L uwesewed
.eAuBulesed
ueeqes~ed-ueeqes~ed
lump qepnw eEBu!qas llqws ue~Bulpueqlp yleq qlqel 41ielar
uep qepuer gielar BueK ]Bo[ouyei UeeqesNed qelo ueyeunalp
ueyn~~ewew qelo BulEep ynpord .z BueA ueqelo8ued l6olouyel.g ~Bolou~el
.(wehe Bu16~p
nwe ides BulBep nyeq ueqeq
pep lesweq BueA) ~ e ~ eynpord
q
uep BulBep nxeq ueqeq pep
lesweq BueK) leleq-uou ynpord
-ynpord yniun qesldrq BueA
uemeleuew uep ueqeloBued
sesmd uqnyelaru spoojme)( 'id's
uewnsuox lsdesred
pep lBBul? BueA efieui 411enb
kedutaan, hotel, dan restoranJ kerJasama penjualan balk besar sehlngga maslh banyak merupakan supermarket dengan
restoran dengan konsumen retall maupun peluang area pemasaran lain pertumbuhan dan pangsa pasar
konsumen lndustrlnya, bukan yang belum dlgarap. terbesar dl Jakarta.
dalam satu hubungan manajerlal 5.Berkembangnya industrl-lndustrl4. Semakin besamya aktivitas
yang kuat yang mengunakan daglng olahan promosl yang dilakukan oleh
4.Banyak segmen pasar yang belum sebagal bahan baku produknya pesalng seperti melalui iklan,
dapat dlcapal oleh produk-produk seperti baked, restoran-restoran poster, discound, bonus dan laln-
pe~sahaankarena dlstrlbuslnya dan catering lain
yang belum optimal
5.Terbatasnya sarana pendukung
(tieezetj dalam outlet-oulet
penjualan produk kepada
konsumen
Bahan baku dan 9.Perusahaan sangat selektlf 6.Besarnya tlngkat 'Idle capaclfy'
Kapasltas terhadap pemakalan bahan baku (3040%) dalam melakukan
Produksl berdasarkan standard mutu yang produksl merupakan beban blaya
dllnglnkan. operaslonal perusahaan
10.Perusahaan Udak menggunakan
bahan pengawet dan pewama
buatan yang berbahaya bag1
kesehatan
Organisasl 1I.PT. Kemfoods merupakan 8.PT. Kemang Foods lndustrles 6. Masuknya pesaing-pesaing baru
perusahaan yang telah lama belum memlllkl corporate dalam pasaran lndustri daglng
berdlrl dan merupakan plannlng yang dlharapkan saling olahan dengan skala cukup
perusaahan pertama yang menunjang dengan kebijakan besar sepertl masuknya PT.
memperoleh sertifikat halal antardlvlsldlvlalnya Madusarl produsen daglng
untuk produksl daglng olahnya olahan dalam negeri dan
oleh Majells Ulama lndonesla masuknya pesalng-pesaing dari
(MUI). luar seperti: Australia,
Slngapura, New Zaeland dan
laln-lain
http://www.mb.ipb.ac.id
106
Strategi pengembangan matriks SWOT adalah kombinasi antara faktor- faktor
internal yaitu kekuatan dan kelemahan yang ada pada PT. Kemang Food Industries
dan faktor-faktor ekstemal yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi PT. Kemfoods
telah diindentifikasi.
memanfaatkan peluang.
menangulangi ancaman.
menangulangi ancaman.
Penerapan strategi SWOT pada PT. Kemfoods seperti tampak pada Tabel 17.
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
............,
::-.:-," :.,.:*
$
?
$
:?
*;: 8. Meningkatkan pemahaman dalam penggunaan
.**2s*>;
.*:.n.x*:
$ &.*2 ?,.....ti$ produk dagingolahan dalam makanan sehari-
: . .. *:
.:<.:.:**
....~>,.*
.<. .: ...
?.+..:.*;?;: hari (S3, S6,02,05)
:%y2s..
>svw.<
x**>.*$<
*:*:...
..
$.:>.;$$
#
@3*42 Strategi : ST Strategi :WT
$&,@$
produk 1. Promosi dengan menonjolkan 'iInage' (S2, S3,I. Melakukan feasibility study terhadap internal
+:$&
3 4 1. Keragaman
!;@:?',*<
:., S4, T4, T6)
:+-,.<~
tinggi perusahaan agar perencanaan aktivitas bisnis
@;$ 2.Promosi dengan menonjolkan kualitas 'halal' dapat lebih efisien (W8, W6, T2)
$$$p$fs Teknologi rendah dan
2.
: , ,:.Grj,;c
stabil pada produk (Sf, S5, S6, S l l , T5, T6) 2.Melakukan efisiensi produksi dengan
?$@$ Distribusi khusus 3.Meningkatkan efisiensi operasional melalui perencanaan produksi yang seimbang (W6, 05,
@$3. teknologi pengolahan (S6, T6, T2)
:>+&$4.
,<&&; Promosi pesaing 01)
rew*< 5. ~~h~~ baku impon 4. Meningkatkan eksklusifitas produk-produk 3.Melakukan promosi produk dengan lebih efektif
2e@$6. Masuknya pesalng tertentu (S2, S4, S6, TI, TZ, T4) dan selektif (W7, 06)
-"@@
$ .; baru 5.Menlngkatkan dan mempertahankan kerjasarna 4. Meningkatkan kerjasama dengan distributor
$#Pa*
.<$&b:q dengan pasar-pasar industri (S7, S8, T3, T6) dalam meningkatkan jumlah sarana pendukung
&2$ 6. Melakukan pengembangan produk (product (freezer) (W3, W5, T3)
:?:.p
$pi development) (S2, S4, S7, T2, T4, T I ) 5. Mengoptimalkan distribusi produk khususnya
dalam pasar-pasar retail (W3, W4, T3)
&&
>$*&?
#&$
6. Melakukan'fokus produksi untuk produk-produi
+,&<<* tertentu (W6, W5, T2, T5)
@ggZ
$y$$@$
$?+e+$j
7. Melakukan distribusi ekslusif untuk beberapa
%%$* item produk tertentu (W5, T I )
$$&&
@$$j%
.
http://www.mb.ipb.ac.id
109
8. Isu-isu Strategik
pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya diperkirakan akan tetap tinggi. Menurut CIC
(1996) peningkatan pertumbuhan ini terjadi karena inflasi semakin bisa ditekan,
suku bunga secara perlahan stabil dan aktivitas pasar modal masih sangat tinggi.
Selain itu permintaan pasar domestik yang besar terus berperan untuk mendorong
pertumbuhan berbagai sektor ekonomi termasuk industri bahan makanan. Pemilu dan
meningkatnya aktivitas politik pada tahun 1997 apabila berjalan lancar akan membuat
dunia bisnis tetap terkendali dan berkembang. Prediksi lembaga riset ekonomi
hingga awal tahun 2000 (CIC, 1996). Proyeksi pertumbuahan ekonomi persektor
tingkat pertumbuhan tertinggi (11% per tahun) lebii tinggi dibandiigkan rata-rata
ini dapat berkembang lebih cepat lagi dengan adanya keinginan pemerintah untuk
kelompok besar yaitu konsumen industri (bakeri, hotel, restoran dan lain-lain) dan
110
konsumsi sekitar 45%-60% dari total produksi daging olahan yang ada. Pada PT.
makanan yang mengunakan daging olahan sebagai bahan bakunya. Hotel dan
dalarn negeri juga karena makin besarnya tingkat pendapatan masyarakat yang
http://www.mb.ipb.ac.id
111
mendorong konsumsi pangan kearah yang lebih baik, dan tuntutan produk yang lebih
pangan yang lebih baik yakni mengwangi konsumsi karbohidrat (beras) dan
meningkatkan konsumsi protein hewani (susu, daging dan telur). Menurut ASPIDI
kebutuhan daging untuk tahun 1997 sebesar 489.000 ton yang berarti meningkat 10 %
dari tahun 1996 sebesar 450.702 ton. Peningkatan kebutuhan dan import daging
pembangunan hotel, restoran dan prasarana pariwisata lainnya yang secara langsung
akan mempengaruhi terhadap laju import daging sapi nasional. Hal ini disesuaikan
dengan persyaratan bagi import daging sapi Indonesia yang ditujukan untuk konsumsi
baik yang lokal maupun yang bekerjasama dengan manajemen asing. Daging olahan
adalah produk agribisnis yang relatif cepat rusak sehingga dalam disixibusi dan
umumnya selalu tersedia pada pasar-pasar swalayan. Menurut survei yang dilakukan
kebutuhan rumah tangga khususnya perlengkapan bayi, pembersih RT, makanan dan
http://www.mb.ipb.ac.id
112
minuman. Mengacu pada pentingnya peranan pasar swalayan dalam menjangkau
pasaran individu maka manajemen PT. Kemfoods selalu berusaha memasuki setiap
outlet daging olahan yang ada dalam setiap pasar-pasar swalayan, supermarket,
merupakan swalayan yang paling berkembang sekitar Jakarta, Bogor, Tangerang dan
Bekasi
hanya boleh diisi dari produk-produk daging olah milik PT. Suba Indah. Hal ini
karena Hero Supermarket dan PT. Suba Indah berada dalam satu kelompok
manajemen yaitu Hero Group. Pada tahun 1991 Hero supermarket telah berhasil
http://www.mb.ipb.ac.id
113
menguasai 20% pangsa penjualan di Jakarta dan selama 5 tahun terakhir ini terus
berkembang, hingga menjadi sekitar 29,89% (Tabel 17.). Berdasarkan survei yang
pasar swalayan yang paling favorit oleh masyarakat kemudian diikuti oleh Golden
Truly, Indomart, dan Freshmart. Hal ini karena Hero maerupakan jaringan pasar
sekitar 70-80% pangsa pasar yang ada pada supermarket-supermarket lain yang
kebutuhan daging olahan secara nasional dari tahun 1993 himgga tahun 1997 adalah :
1994 26.586,989
1995 29.567,OOO
1996 32.467.000
1997 35.655.000
Sumber : PT. Kemfoods dalam Sibarani (1996)
http://www.mb.ipb.ac.id
114
~eidasarkantabel 18 . terlihat selama 5 tahun terakhir proyeksi kebutuhan nasional
terhadap daging olahan tems tumbuh meningkat sekitar 10% pertahun dibandingkan
Pangsa pasar daging olahan sampai saat ini baru pada kota-kota kabupaten
besar di sekitar Pulau Jawa. Keterbatasan pemasaran produk daging olahan milik PT.
Kemfoods karena dalam pemasaran daging olahan vaccum pack pemasar hams
melengkapi dengan sarana pendingin yang tidak selalu dimiliki oleh penjual. daging
olahan sendiri memiliki keterbatasan masa kadaluarsa dan sangat rentan terhadap
daging olahan disamping keterbatasan sarana dari alat pendiigin yang harus
daging olahannya tidak hanya pada kemasan vaccum pack tetapi juga dalam bentuk
produk daging olah dan daging segar menunjukkan bahwa produk daging olah relatif
penjualan daging olahan dan daging segar pada PT. Kemang Food Industries seperti
115
Tabel 21. Realisasi penjualan daging olah dan daging segar
Menurut importir bahan baku selongsong daging olahan, tren daging olahan
akan tetap tinggi sampai 10 tahun mendatang dan kemudian sesuai dengan perubahan
dinamika trend dan konsumsi masyarakat, setelah sepuluh kebutuhan daging olahan
akan menjadi stabil. Perubahan dalam industri daging olahan baik dalam item
Kemfoods. Menurut manajemen PT. Kemfoods pada saat ini dari kelompok daging
olahan (sosis, burger, delikatesen dan bakso) kelompok produk sosis merupakan
produk daging olahan dengan volume total konsumsi terbesar yaitu sekitar 70-80%
dari jumlah daging olahan yang ada. Perbandingan volume konsumsi ini akan relatif
Dalam pengadaan bahan baku daging untuk industri daging olah .sebagian
besar bahan baku daging berasal dari daging import. Hal ini karena harga dan
spesifikasi mutu yang diperlukan oleh industri daging olahan dapat dipenuhi oleh
http://www.mb.ipb.ac.id
116
daging import. Volume daging import terbesar yang masuk ke Indonesia secara
berturut-turut berasal dari New Zealand, Australia, USA dan Singapura (CIC No. 166,
1996). Dalam mempermudah transaksi dan inforrnasi untuk pasokan bahan baku
maka PT. Kemfoods yang diwakili oleh PT. Kemang Mitra Swadaya yang
mempakan anak pemsahaan sebagai pemasok bahan baku daging menjadi anggota
Indonesia, yang merupakan pemasok daging untuk pasaran industri dan hotel tetapi
pengadaan dalam negeri. Hal ini karena rendahnya laju populasi sapi dalam negeri.
pemerintah telah melakukan berbagai terobosan dalam usaha petemakan sapi. Salah
satu usaha yang giat dilaksanakan dalam mengatasi daging sapi import adalah dengan
menggalakkan usaha penggemukan sapi (feedlot) (CIC No. 166, 1996) Dalam
menekan timbulnya isu-isu negatif dari sapi import seperti penyakit sapi gila dan
kebijakan politik yang menekan importir sapi sehingga dapat meningkatkan harganya
117
Berdasarkan perkembangan industri dan kemampuan internal PT. Kemfoods,
maka dapat disimpulkan beberapa isu-isu strategik yang perlu diantisipasi perusahaan
diantaranya adalah :
Pemakaian bahan baku yang selektif baik dalam bahan baku daging dan bahan
pemakaian casing kolagen untuk produk sosis sebagai penganti selongsong yang
berasal dari usus hewani tetapi juga terus mengikuti trend yang tejadi dalam
tinggi. Dan industri pengolahan daging merupakan salah satu bagian daxi sektor
ini. Hal ini mengakibatkan industri daging olah merupakan industri yang selalu
tumbuh dan menarik untuk dilakukan investasi. Hal ini akan memperketat
persaingan dalam industri ini. Mengantisipasi ha1 ini PT. Kemfoods dapat
agar marjin yang diterima perusahaan dapat ditingkatkan dan disalurkan untuk
Potensial pangsa pasar yang Iuas dapat diantisipasi dengan meningkatkan kinerja
118
(product development), memperluas pengetahuan konsumen mengenai daging olah
akses yang tinggi pada konsumen ini untuk mempertahankan pangsa pasrtr.
permintaan dan kebutuhan konsumen baik secara volume maupun jumlah konsumen
produk (sosis, burger, delikatesen, dan bakso). Hal ini karena daging olahan dapat
makanan yang lebih bergizi dan praktis. Walaupun menurut pandangan importir
bahan baku pengemas daging olahan, trend ini akan tetap mengalami masa
makanan franchise yang masuk ke Indonesia, makanan daging olahan pada titik
oleh masyarakat.
http://www.mb.ipb.ac.id
120
Perkembangan ekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap daging olah yang
tinggi saat ini hams dapat diantisipasi oleh pemsahaan dalam mengembangkan
general elektrik milik PT. Kemfoods pada saat ini (Gambar 8.1.) diharapkan, dapat
akan mengalami pergeseran kearah kekuatan bisnis yang lebih tinggi untuk seluruh
kelompok produk. Hal ini karena pembahan dalam kekuatan bisnis yang relatif lebih
banyak dipengaruhi oleh keadaan internal akan mudah dan lebih bisa dikendalikan
semua kelompok produk PT. Kemang Foods Industries berada pada peringkat
penilaian tinggi untuk kekuatan persaingan. Pada dimensi daya tarik industri,
dalam industri daging olahan untuk beberapa periode mendatang sampai Iima tahun
kecuali dalam general elektrik matrik untuk prospek masa depan produk seperti
121
yang dipengaruhi oleh kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman
Perubahan juga terjadi dari persentase antar produk dengan total kumulatif
volume penjualan terbesar berturut-turut adalah sosis, delikatesen ,burger dan bakso.
daging olahan yang akan diproduksi perusahaan dari volume terbesar keterkecil
122
9. 1. Prospek Produk Sosis PT. Kemfoods
produk yang relatif lebih dikenal oleh masyarakat. Hal ini karena sosis
merupakan produk daging olahan yang sudah lama dikonsumsi oleh masyarakat
oleh konsumen (Tabel 6.). Produk sosis mempakan produk dijual dengan
volume yang lebih besar dibandingkan produk burger, bakso dan delikatesen
pada pangsa pasar yang sama. Produk sosis saat ini tidak hanya dijual untuk
menengah ke atas, bahkan sosis saat ini juga dipasarkan untuk pasaran-pasaran
tradisional. Pemakaian produk sosis saat ini telah berkembang tidak hanya
untuk jenis masakan Eropa di mana produk ini berasal, tetapi juga dapat diolah
untuk masakan bercitra rasa tradisional seperti pempek sosis, oseng-oseng sosis,
merupakan produk dengan konsumsi terbesar yaitu 75.52% pada saat ini
123
selain merupakan produk dengan permintaan terbesar tetapi juga mempakan
tahun kedepan) produk sosis tetap mempakan produk dengan jumlah volume
bukan produk dengan tingkat pertumbuhan penjualan tertinggi tetapi juga bukan
terakhir persentase pertumbuhan untuk produk sosis relatif sama (Tabel 23.)
1993 - 1 9 4 39.00
1994 -1995
1995 -1996
Sumber : PT. Kemfoods, data diolah
lima tahun kedepan sosis yang diproduksi oleh PT. Kemfoods berkisar antara
http://www.mb.ipb.ac.id
124
40-50 % dibandingkan dengan total keseluruhan produksi daging olah yang
peringkat lemah yaitu nilai 0.4 kali dibandingkan pesaing utama (Tabel 8.)
Produksi yang tetap dipertahankan besar pada line produk ini karena
produk sosis mempakan core bisnis dari PT. Kemang Food Industries. Tetapi
Perbandingan jumlah produksi ini akan dipengaruhi oleh tingkat konsumsi dan
permintaan produk oleh konsumen, oleh karena itu PT. Kemfoods sangat
1. Banyaknya pesaing dalam bisnis sosis baik para produsen sosis yang ada
125
2. Volume konsumsi dan jumlah konsumen produk sosis diproyeksikan
adanya sarana pendingin agar keawetan produk dapat lebih lama atau
kemasan berbeda dari yang ada sekarang. Hal ini memerlukan adanya
Rp.2.778kg.
http://www.mb.ipb.ac.id
126
Penurunan persentase volume produksi sosis dibandingkan dengan produk
daging olahan lainnya, serta bergesemya posisi. peringkat bisnis produk sosis
strategi perusahaan.
Pergeseran ini mengacu pada keadaan internal dan ekstemal produk sosis
prospek produk sosis akan berada pada peringkat penilaian tinggi untuk dimensi
kekuatan persaingan dan peringkat sedang pada dimensi daya tarik indushinya.
produk sosis dari merek Villa dan Kemchicks yang merupakan batasan
pangsa pasar yang ada serta, (3). melakukan pengembangan produk secara
Kemfoods untuk mencapai prospek posisi sosis dalam bagan portofolio matrik
selektif
http://www.mb.ipb.ac.id
127
2. Melakukan promosi above the line melalui media elektronik dan media
3. Mendorong konsumen sosis yang ada sekarang untuk membeli produk lebih
konsumen yang ada dengan pelayanan dan jasa baik untuk konsumen
5. Mempertahankan mutu dan kualitas produk yang ada, baik dari pemakaian
sosis
http://www.mb.ipb.ac.id
128
10. Mempromosikan produk sosis sebagai produk bergizi dan praktis untuk
makanan-makanan sehari-hari
Dari beberapa implikasi strategi diatas maka strategi melakukan promosi above
the line dengan mempertahankan brand awareness dan brand image (No.2).
secepatnya hams dilakukan oleh PT. Kemfoods untuk kelompok produk sosis.
periode yang sama yaitu rata-rata 8.6% pertahun, walaupun pemasarannya telah
129
Berdasarkan penelitian Dewi (1996) produk burger memiliki peminat
yang jauh lebih rendah (10.20%) jika dibandingkan sosis (75.52%) dan lebih
(9.18%) (Tabel 7.). Padahal produk burger relatif sangat dikenal oleh
keterbatasan hanya dapat diolah dalam jenis makanan tertentu seperti roti dan
Memiliki brand image yang tinggi, yaitu dengan merek Villa dan
Kemchicksnya
Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh produk burger produksi PT. Kemfoods
adalah :
http://www.mb.ipb.ac.id
130
Produk burger banyak mendapat 'protes' dari para konsumennya khususnya
konsumen retail karena kualitas produk yang mudah patah dan rusak dalam
outlet-outlet mereka
konsumen industri terhadap order yang sangat beragam dan spesifik dengan
Pangsa pasar produk burger dari PT. Kemfoods dalam pasaran retail relatif
rendah.
perutnahan-penunahan
Ancaman terhadap produk burger yang diproduksi oleh PT. Kemfoods adalah :
Konsumen industri PT. Kemfoods yaitu fast food dan bakeri mulai banyak
Pangsa pasar pesaing PT. Kemfoods pada konsumen retail semakin besar
Berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman dari
131
prospek posisi portofolionya dan matriks general elektrik, seperti tampak pada
untuk dimensi kekuatan persaingan dan dimensi daya tarik industrinya menjadi
peringkat tinggi untuk dimensi kekuatan kekuatan persaingan dan sedang untuk
dimensi daya tarik industrinya. Jadi pada prospek portofolio berubah dari
posisi dalam matrik portofolio juga terjadi pembahan dalam total volume
produksinya. Jika sampai tahun 1997 burger mempakan produk daging olahan
yang diproduksi terbesar kedua setelah produk sosis maka pada prospek
diharapkan total produksi untuk produk burger hanya 5-10% dari total produksi
pendapatan yang besar, (3). melakukan strategi fokus dm, (4). menarik diri jika
132
1. Melakukan investasi yang sangat selektif untuk memelihara penguasaan
paling menguntungkan
yang tinggi
paling menguntungkan
perusahaan
dalam bentuk produk dan pemasaran burger menjadi penjualan dalam bahan
menurunkan produksi dan penjualan produk burger dalam bentuk slice dan
merupakan stiategi alternatif yang harus diantisipasi oleh PT. Kemfoods untuk
133
9.3. Prospek Produk Delikatesen PT. Kemfoods
pasar paling tinggi dari data penjualan juga diketahui bahwa produk delikatesen
periode yang sama dari semua kelompok daging olahan (Tabel 24.) Tetapi
dengan cara disuntik, dan delikatesen dari bentuk daging yang dihancurkan
milik PT. Kemfoods memiliki 12 item produk terdiri dari bahan baku daging
sapi dan 6 item produk yang berasal dari bahan baku daging ayam.
http://www.mb.ipb.ac.id
~ e k ~ a k aproduk
n dengan pangsa pasar sangat dominan dalam industri
daging olahan
Produk delikatesen PT. Kemfoods memiliki brand image dan produk image
Kemfoods adalah :
135
Produk delikatesen belum begitu dikenal luas oleh masyarakat dibandingkan
adalah :
delikatesen
Adanya pesaing tidak langsung yaitu dari industri daging olahan canning
b e ~ p comed
a
delikatesen
Berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman dari
seperti tampak pada Gambar 8.2. Selain perubahan posisi produk dari
kekuatan persaingan dan peringkat sedang hingga tinggi untuk dimensi daya
dari posisi selektif menjadi posisi antara tumbuh dengan selektif dan posisi
http://www.mb.ipb.ac.id
136
investasi dan tumbuh. Selain pergeseran posisi dalam matrik portofolio juga
terjadi perubahan dalam total volume produksinya. Jika sampai tahun 1997
yaitu memiliki volume produksi dibawah sosis dan burger maka pada posisi
prospek dalam bagan portofolio produk total produksi untuk produk delikatesen
menjadi sekitar 30-40% dari total produksi daging olahan milik PT.
Kemfoods.
pasar yang sudah ada dan pasar yang akan dimasuki oleh produk-produk
137
2. Pencarian metode produksi yang lebih murah dan lebih fleksibel untuk
bentuk canning
pemasaran
9. Memperkuat brand image dan product image dari produk delikatesen milik
PT. Kemfoods
138
1 1.Perhasan distribusi pada tingkat retail
12.Kegiatan promosi below the line misalnya dengan display promo di outlet-
outlet potensial
altematif dengan biaya yang lebih rendah dan memiliki fleksibilitas yang
lebih baik
potensial pada area pemasaran yang sudah ada dengan menetapkan segmen dan
Produksi produk bakso relatif baru dilakukan oleh PT. Kemfoods hal
ini melihat dari peluang dan permintaan pasar yang ada. Sampai dengan
prediksi penjualan daging olahan untuk tahun 1997 (Tabel Lampiran 3.),
http://www.mb.ipb.ac.id
139
produk bakso mempakan produk dengan relatif volume produksilkg
tahun 1997 (Tabel 26.). Pada tahun awal dikeluarkan yaitu sekitar 1993
sangat besar, karena produsen produk bakso sangat banyak dan beragam baik
dalam skala industri yang sama seperti PT. Kemfoods sampai industri dengan
skala rumah tangga (home industri). Hal ini karena produk bakso telah
http://www.mb.ipb.ac.id
140
memiliki pangsa pasar yang besar dari golongan masyarakat atas sampai
golongan bawah.
kualitas produk yang tinggi dan tanpa bahan pengawet. Pengolahan produk
bakso relatif lebih rendah dibandingkan sosis, dan burger. Hal ini karena
dalam bentuk sudah berupa produk makanan jadi seperti di restoran, bakeri dan
bakso relatif lebih mudah dibandingkan produk daging olahan lainnya (sosis,
eksternal dan internal pemsahaan. Secara internal produk bakso milik PT.
141
Memiliki product image dan brand image yang tinggi dimata konsumen
pengawet.
diantaranya adalah :
Produk bakso milik PT. Kemfoods hams memiliki sarana pendingin dalam
distribusinya
diantaranya adalah:
produksi bakso
142
Pada analisa portofolo produk saat ini produk bakso bersama-sama produk
daging olahan lainnya milik PT. Kemfoods berada pada posisi selektif. Tetapi
untuk dimensi daya tarik industrinya. Pada posisi prospek portofolio produk
ini produk bakso akan memiliki posisi tumbuh secara selektif sampai kearah
tidak berubah seperti yang ada sekarang dibandingkan perubahan dalam total
volume produksi untuk kelompok produk daging olahan lainnya dalam PT.
untuk mencapai prospek dalam posisi portofolio produk untuk kelompok bakso
adalah dengan :
http://www.mb.ipb.ac.id
143
1. Mulai melakukan perubahan dalam bentuk produk dan pemasaran bakso
industri
yang tinggi
4. Meningkatkan brand image merek dan kualitas dari produk bakso milik PT.
gratis/& selling
paling menguntungkan
menarik yaitu pasaran khusus untuk kalangan menengah ke atas yang relatif
144
fJ0.3) dan rnelakukan investasi yang dikhususkan dalam segrnen pasar yang
cukup menarik yaitu pasaran khusus untuk kalangan menengah ke atas yang
relatif lebih membutuhkan kualitas dan merek yang baik dibandingkan hwga
(No7) merupakan strategi yang harus diantisipasi oleh PT. Kernfoods untuk
delikatesen dan kelompok produk bakso) yang merupakan line bisnis perusahaan.
perusahaan secara umum dan isu-isu strategis yang mempengaruhi aktivitas bisnis
perusahaan. Tiap kelompok besar produk akan terbagi lagi dalam masing-masing
jenis produknya yang dibedakan berdasarkan bahan baku utama, bumbu yang
digunakan dan proses produksinya. Analisa yang dilakukan pada kelompok item
ketidakseirnbangan produksi dari tiap item produk. Beberapa item produk daging
olahan diproduksi dalam jumlah besar bahkan rnencapai lebih dari 80% dari total
jumlah kumulatif yang dijual oleh perusahaan. Sebaliknya item produk yang
keragamannya besar dijual dalam volume kumulatif rendah. Jadi item produk yang
http://www.mb.ipb.ac.id
145
sedikit merupakan mayoritas dalam kumulatif penjualan dan item produk yang besar
mempakan minoritas dalam total volume penjualan. Analisa pareto PT. Kemfoods
kumulatifnya.
karena itu volume penjualan produk yang besar secara relatif menggambarkan tingkat
Penjualan produk daging olahan memiliki selang periode yang tidak sama.
Hal ini mengakibatkan ada produk-produk tertentu yang diproduksi dalam jumlah
besar pada satu kali produksi tetapi ada produk-produk tertentu yang produksinya
berkali-kali yaitu 14 kali periode produksi setahun, tetapi ada produk yang diproduksi
hanya duakali dalam satu tahunya dalam jumlah yang relatif besar yaitu beef red hot.
Penjualan per item produk daging olahan ini dapat dilihat pada bagan Lampiran 5.
Penjualan per-item ini disusun dari penjualan terbesar hingga terkecilnya dari 72 item
146
Analisa pareto dilakukan dengan mengumpulkan semua item produk yang
diproduksi oleh PT. Kemfoods. Pada geladikarya ini dibatasi hanya produk-produk
daging olahan vaccunl pack halal dengan merek Villa dan Kemchicks yang ditujukan
untuk pangsa pasar kalangan menengah ke atas. Analisa pareto dilakukan dengan
produksinya.
Berdasarkan analisa pareto diketahui 16% item produk dari total 72 item yang
ada mempakan produk yang memiliki 80,5% mayoritas penjualan (Gambar 9.)..
Produk-produk yang memiliki 80% mayoritas penjualan ini adalah beefpunk, hot
dog, baso sapi. beef hot dog, beefburger, beef cocktail, smoked beeJ chicken j u n k
beef red hot, bob's hot dog, hamburger dan sosis sapi. Dengan menambah 10 item
produk lagi maka akan menguasai 94.74% dari total kumulatif penjualan daging
olahan PT. Kemfoods. Sepuluh produk berikutnya adalah smoked beef rib, beef
winer, beef luncheon sgs, beef cherio, sopini, beef salami, chicken luncheon, beef
luncheon,corned beef dan roast beef: Sedangkan 69.45% item produk yang dijual
oleh PT. Kemfoods merupakan produk dengan penjualan 5.27% dari total volume
kelompok besarnya ( sosis, burger, delikatesen dan bakso ) akan terlihat sebagai
berikut :
http://www.mb.ipb.ac.id
147
Beeffrank, hot dog, beef hot dog, beef cocktail, chickenfrank, beef red hot, bob's
hot dog, sosis sapi. beef wiener, beef luncheon, beef cherioo, sopinj,
Smoked beef, smoked beef rib dan corned beef yang termasuk dalam kelompok
delikatesen
Beefburger, hamburger, dan beef salami yang termasuk dalam kelompok burger
Hal ini berarti peningkatan satu satuan volume penjualan pada 12 item produk dengan
untuk 50 item produk dengan kumulatif penjualan hanya 5,27%. Jadi apabila
produk sosis, burger, delikatesen atau bakso dapat lebih difokuskan pada 22 item
148
Gambar 9. Analisa Pareto Daging Olahan PT. Kernfoods
l..~
Item Product
. ... .... .~~
~..... ... ., .- Kumulatif
-__..__
Penjualan .,
.. . ._
!
http://www.mb.ipb.ac.id
empat kelompok besar berdasarkan jenis produk, cara produksi dan bahan baku yang
digunakan, keempat kelompok produk itu adalah kelompok produk sosis, kelompok
produk burger, kelompok produk delikatesen dan kelompok produk bakso. Masing-
masing kelompok produk tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa item produk
Analisa portofolio produk daging olahan yang dilakukan pada PT. Kemfoods
berdasarkan daya tarik industti dan kekuatan bisnis pemsahaan. Analisa ini
kelompok produk daging olah (Sosis, Burger, Delikatesen dan Bakso) milik PT
Kemfoods berada pada penilaian sedang untuk kedua dimensi penilaian, penilaian ini
dalam penelitian milik PT. Kemfoods berada pada posisi selektif. Produk sosis
memiliki peringkat penilaian dalam dimensi daya tarik industrinya sebesar 2.995 dan
dimensi kekuatan bisnisnya 2.687. Produk burger memilii peringkat penilaian dalam
dimensi daya tarik industrinya sebesar 2.323 dan dimensi kekuatan bisnisnya 2.640.
industrinya sebesar 2.995 dan dimensi kekuatan bisnisnya 2.862. Dan produk bakso
memiliki peringkat penilaian dalam dimensi daya tarik industrinya sebesar 2.434 dan
http://www.mb.ipb.ac.id
strategi investasi selektif dan melindungi pangsa pasar yang ada serta, melakukan
mendapatkan pendapatan yang besar, melakukan strategi fokus dan menarik diri
pangsa pasar yang sudah ada dan pasar yang akan dimasuki oleh produk-produk
burger, delikatesen dan bakso) menunjukkan 12 item yaitu 16% dari total item yang
http://www.mb.ipb.ac.id
menambah 10 item produk lagi akam memiliki 95.73% dari total kumulatif penjualan.
Hal ini berarti bila dilakukan perubahan peningkatan volume penjualan maka
perubahan yang terbesar akan lebih berpengamh bila dilakukan dalam item-item
2. Saran
H a i l dari kajian pareto perlu disempumakan tidak hanya ditinjau dari besamya
bisnis suatu produk seperti besamya marjin per-item, konsumen khusus suatu
DAPTAR PUSTAKA
Ansoff, H. I. 1983. Business Strategy. Pinguin Books. New York. United States of
Amerika
Biro Pusat Statistik. 1996. Buletin Ringkas. Edisi Maret 1991-Maret 1996.
Jakarta.
Capricorn Indonesia Consult Inc. 1996. Import Daging Sapi Cenderung Terus
Meningkat. CIC No. 166. Jakarta
Certo, Samuel dan Peter, Paul. 1990. Strategic Manajement. McGraw Hill-New
York. USA.
Hamel, Gary dan Prahalad, C. K. 1994. Competing for tlre Future. Harvard
Business School Press. USA.
153
Hax, Arnold. C., dan Majluf, Nicolas S. 1991. Tlre Strategy Corlcept nrrrl Process:
A Pragnratic Approach. Prentice Hall Internationa1,Inc. New Jersey. USA.
LAMPIRAN
http://www.mb.ipb.ac.id
155
Lampiran I . Kuisioner Dalanl Ancangan Cerrerrrl Eleklrik Matrik
Skoring :
Jika parameter vertikal Lebih penting dari parameter horizontal, skomya = 3
Jika parameter vertikal Sama penting dari parameter horizontal, skomya = 2
Jika parameter vertikal Kurang penting dari parameter horizontal, skornya = 1
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
158
Lampiran 2. Nama-nania item produk PT. Kemfoods
159
Tabel Lanipiran 3. Laporan I'enjualan Kornulatif (Kg)
I60
Tabel 4. Keuntungan per-Kelompok Besar Produk
Burger I I
Sa~i
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id