Anda di halaman 1dari 104

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SEKARAN
Jl. Raya Sekaran gg. Rambutan – Gunungpati Telp (024)8508322 Semarang 50229

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SEKARAN


NOMOR: 084.2/800/III/2022

TENTANG
INDIKATOR MUTU PELAYANAN, INDIKATOR PRIORITAS DAN INDIKATOR
NASIONAL MUTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS SEKARAN,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan


klinis perlu ditetapkan indikator mutu layanan klinis;

b. bahwa untuk menjamin peningkatan mutu layanan


klinis pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap
indikator mutu layanan klinis;

c. bahwa berdsarkan pertimbangan pada huruf a dan b,


perlu menetapkan Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Sekaran Tentang Indikator Mutu Layanan
Klinis;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor
5063);
2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72
tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No HK 02.02/
Menkes/ 148/I/ 2010 izin dan penyelenggaraan
Praktek Bidan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktis
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Primer;

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 43 tahun


2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SEKARAN


TENTANG INDIKATOR MUTU PELAYANAN,
INDIKATOR PRIORITAS DAN INDIKATOR NASIONAL
MUTU

MENETAPKAN

KESATU : Pemenuhan mutu pelayanan setiap jenis


pelayanan terdiri dari:
a. Indikator mutu layanan klinis
b. Indikator mutu layanan kesehatan
masyarakat
c. Indikator mutu administrasi dan
manajemen

KEDUA :
Standar teknis pemenuhan mutu pelayanan
sebagaimana dimaksud butir kesatu, Mutu
Prioritas dan Indikator Nasional Mutu dijabarkan
ke dalam Indikator Mutu sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan Kepala Puskesmas

KETIGA : Indikator Mutu layanan dan Mutu Priotitas


ditetapkan setiap 1 tahun sekali berdasarkan
hasil evaluasi hasil kinerja kinerja tahun
sebelumnya

KEEMPAT : Mutu Prioritas sebagaimana yang dimaksud


pada butir ketiga adalah penanggulangan
Kasus TB

KELIMA : Pembinaan dalam penerapan dan pencapaian


Indikator Mutu Layanan dan Mutu Prioritas
dilakukan oleh Penanggungjawab Mutu dan
Kepala setiap bulan

KEENAM : Penanggungjawab Upaya, Koordinator Program dan


Penanggungjawab Unit Layanan menyampaikan laporan
teknis secara berkala setiap 3 bulan kepada
Penanggungjawab Mutu

KETUJUH :
Pengukuran Indikator Mutu layanan, Mutu
Prioritas dan Indikator Nasional Mutu dilakukan
setiap bulan
KEDELAPAN :
Evaluasi dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga)
bulan sekali oleh Penanggungjawab Mutu dan
Kepala Puskesmas

KESEMBILAN : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
penetapannya, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 30 Maret 2022

KEPALA UPTD PUSKESMAS SEKARAN

TUTUK WIJAYANTININGRUM
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD
PUSKESMAS SEKARAN
NOMOR : 084.2/800/III/2022
TENTANG : INDIKATOR MUTU LAYANAN
PUSKESMAS

I. INDIKATOR MUTU UPYA KESEHATAN PERSEORANGAN (UKP)

A. INDIKATOR MUTU RUANG PENDAFTARAN

1. Kelengkapan dan Ketepatan Identifikasi Pasien

Judul Indikator Kelengkapan dan Ketepatan Identifikasi Pasien


Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Kelengkapan Isi Rekam Medis Pasien
Dimensi Mutu 1. Efektif
2. Keselamatan
Tujuan Tercapainya kelengkapan rekam medis serta tepat
identifikasi pasien secara keseluruhan
Definisi Operasional Kelengkapan dan Ketepatan Identifikasi Pasien adalah
proses melengkapi isi rekam medis serta memastikan
ketepatan identitas pasien dengan mengecek pada
kartu indentitas pasien dengan tujuan agar
menghasilkan pelayanan yang tepat dan akurat
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (Pembilang) Jumlah Rekam Medis Pasien yang lengkap dan tepat
pengisiannya dalam kurun waktu (bulan)
Penyebut (Penyebut) Jumlah Seluruh Rekam Medis Pasien yang dilayani
dalam kurun waktu (bulan)
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh Rekam Medis Pasien yang dilayani dalam kurun
waktu (bulan)

Kriteria Eksklusi :
Tidak Ada
Formula Jumlah Rekam Medis Pasien yang Lengkap dan
Tepat Pengisiannya dalam kurun waktu (bulan)
X
100%
Jumlah Seluruh Rekam Medis Pasien yang
dilayani dalam kurun waktu (bulan)
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data
Sumber Data Data Sekunder (buku pencatatan ketidaktepatan
identifikasi pasien)
Instrumen Pengambilan Buku pencatatan ketidaktepatan identifikasi pasien
Data
Besar Sampel Semua Rekam Medis Pasien yang dilayani dalam waktu
satu bulan
Cara Pengambilan Probability sampling
Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Loket Pendaftaran

3. Ketepatan pemilihan poli pemeriksaan

Judul Indikator Ketepatan pemilihan poli pemeriksaan


Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Keselamatan
Pasien
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Terselenggaranya ketepatan pelayanan dan
terjaminnya keselamatan pasien atas pelayanan yang
diberikan kepada pasien
Definisi Operasional
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (Pembilang) Jumlah kunjungan pasien yang telah dilayani di poli
pemeriksaan yang tepat dalam kurun waktu (bulan)
Penyebut (Penyebut) Jumlah seluruh kunjungan pasien dalam kurun waktu
(bulan)
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh pasien yang datang melakukan pemeriksaan
di Puskesmas

Kriteria Eksklusi :
Tidak Ada
Formula Jumlah kunjungan pasien yang telah dilayani di poli
pemeriksaan yang tepat dalam kurun waktu (bulan)

X 100%
Jumlah seluruh kunjungan pasien dalam
kurun waktu (bulan)
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data
Sumber Data Data Sekunder (buku pencatatan ketidaktepatan
pemilihan poli)
Instrumen Pengambilan Buku pencatatan ketidaktepatan pemilihan poli
Data
Besar Sampel Seluruh pasien yang datang melakukan pemeriksaan
Cara Pengambilan Probability sampling
Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Loket Pendaftaran

B. INDIKATOR MUTU RUANG TINDAKAN


Indikator Mutu emergency respon time

Judul Indikator Emergency respon time (Waktu tanggap pelayanan


gawat darurat ≤5 menit

Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80


TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Efisiensi, efektifitas, keselamatan, orientasi pasien,
tepat waktu
Tujuan Terselenggaranya pelayanan kegawat daruratan yang
cepat,responsive dan mampu menyelamatkan pasien
gawat darurat
Definisi Operasional Emergency Response Time (Waktu tanggap) adalah
waktu yang dibutuhkan mulai pasien dilakukan Triage
di IGD sampai mendapat pelayanan dokter. Standar ≤
5 menit
Jenis Indikator Input
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Pasien gawat,darurat atau gawat daruat yang
mendapatkan layanan ≤ 5 menit dalam periode
tertentu
Denominator (penyebut) Semua pasien gawat, darurat atau gawat darurat
dalam priode tertentu
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Inklusi : semua pasien gawat; pasien darurat dan
pasien gawat darurat

Eksklusi : situasi bencana (disaster)/musibah massal


Formula Jumlah Pasien gawat,darurat atau gawat daruat
yang mendapatkan layanan ≤ 5 menit dalam periode
tertentu
X 100%
pasien gawat, darurat atau gawat darurat dalam priode
tertentu
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Excel harian
Data
Besar Sampel Jumlah kumulatif seluruh pasien dalam bulan berjalan
Cara Pengambilan Non probability Sampling – Consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Ruang Tindakan

C. INDIKATOR MUTU RUANG PENGOBATAN UMUM


1. Pemberi Pelayanan adalah Dokter di ruang Pengobatan Umum
Judul Indikator Pemberi Pelayanan adalah dokter di Ruang
Pemeriksaan Umum
Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tersedianya pelayanan intensif oleh tenaga yang
kompeten, keselamatan, dan keamanan
Definisi Operasional Dokter pemberi pelayanan adalah dokter umum sesuai
dengan kasus/pasien yang ditangani
Jenis Indikator Input
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (Pembilang) Jumlah pasien yang ditangani dokter di Ruang
Pemeriksaan Umum
Denumerator Jumlah pasien yang berobat di Ruang pemeriksaan
(Penyebut) umum
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua pemberi pelayanan yang memberikan
pelayanan kesehatan.

Kriteria Eksklusi :
Tidak Ada
Formula Jumlah pasien yang ditangani dokter di Ruang
Pemeriksaan Umum x 100%
Jumlah pasien yang berobat di Ruang pemeriksaan
umum yang dilakukan dalam satu periode
pengamatan/observasi
Metode Pengumpulan Observasi
Data
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Rekam medis pasien yang berobat ke Ruang
Data pemeriksan umum (SIMPUS)
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Cara Pengambilan Semua rekam medis pasien yang berobat di Ruang
Sampling Pemeriksaan Umum
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Ruang Pemeriksaan Umum

2. Kepatuhan Petugas Terhadap SOP TB


Judul Indikator Kepatuhan petugas terhadap SOP TB
Dasar Pemikiran PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIKINDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016
TENTANGPENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Untuk mengetahui ketepatan petugas terhadap SOP
TB
Definisi Operasional Kepatuhan petugas menegakkan diagnosa dan
meberi terapi pasien TB sesuai dengan SOP
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (Pembilang) Jumlah petugas yang melayani pengobatan TB
sesuai SOP
Denumerator (Penyebut) Jumlah petugas yang melayani pengobatan TB
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh petugas yang melayani pengobatan TB

Kriteria Eksklusi :
Tidak Ada
Formula Jumlah petugas yang melayani pengobatan TB
sesuai SOP x 100%
Jumlah petugas yang melayani pengobatan TB
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Data Rekam medis pasien yang berobat ke Ruang
pemeriksan umum (SIMPUS)
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Cara Pengambilan Sampling Semua rekam medis pasien yang berobat di Ruang
Pemeriksaan Umum
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Pelaporan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penanggung Jawab Koordinator Ruang Pemeriksaan Umum

D. INDIKATOR MUTU RUANG KIA / KB

1. Standar Pelayanan ANC 10 T


Judul Indikator Standar Pelayanan ANC 10 T
Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Kompetensi Teknis
Tujuan Menjamin Pelaksanaan pelayanan ibu dengan standar
ANC 10 T
Definisi Operasional 1. Standar pelayanan adalah tolok ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian
kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji
penyelenggara kepada masyarakat dalam
rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah,
terjangkau, dan terukur.
2. ANC 10 T adalah pelayanan kesehatan yang
mengacu pada program pelayanan kesehatan ibu
hamil oleh tenaga professional yang meliputi
Timbang, Periksa tekanan darah, Periksa tinggi
fundus,TT, Tablet besi,Tetapkan status gizi, Tes
Laboratorium, Tentukan presentasi janin,
Tatalaksana kasus, temu wicara
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Ibu hamil baru dilayani ANC 10T
Denominator (penyebut) Jumlah Ibu Hamil baru yang berkunjung
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Pelayanan ANC dengan 10 T
Formula Jumlah ibu hamil baru yang dilayani ANC 10T
X 100%
Jumlah ibu hamil baru yang berkunjung
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Formulir pelayanan ANC 10 T
Data
Besar Sampel 1 sampel setiap bulan
Cara Pengambilan Pengamatan dan pengecekan
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Pelayanan Ibu dan anak

3. Screening TB pada Ibu Hamil


Judul Indikator Skreening TB pada Ibu Hamil
Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Kompetensi Teknis
Tujuan Menjamin Pelaksanaan screening TB pada ibu hamil
Definisi Operasional 1. Skreening TB adalah prosedur pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang
terinfeksi tuberkulosis (TB) atau tidak..
2. Ibu hamil adalah seseorang wanita yang
mengandung dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jml Ibu hamil terduga TB di skreening
Denominator (penyebut) Jumlah ibu hamil terduga TB yang berkunjung
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Ibu hamil terduga TB di lakukan skreening
Formula Jml Ibu hamil terduga TB di skreening
X 100%
Jumlah ibu hamil terduga TB yang berkunjung
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Formulir Skreening TB
Data
Besar Sampel Jumlah semua ibu hamil terduga TB
Cara Pengambilan Non probability Sampling – Accidental sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Pelayanan Ibu dan anak

4. Kepatuhan Petugas terhadap SOP Pemeriksaan ANC

Judul Indikator Kepatuhan Terhadap SOP Pemeriksaan ANC


Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Dimensi Keamanan
Tujuan Menjamin Pelaksanaan pemeriksaan ANC sesuai SOP
Definisi Operasional 1. Kepatuhan terhadap SOP merupakan
komponen penting dalam manajemen
keselamatan pasien
2. Pemeriksaan ANC adalah pemeriksaan
kehamilan dilakukan untuk memastikan
kesehatan yang optimal bagi ibu hamil dan bayi
di dalam kandungan.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Kepatuhan petugas memberikan pelayanan sesuai
SOP ANC
Denominator (penyebut) Jumlah petugas yang ada
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Petugas melaksanakan pelayanan ANC sesuai dengan
SOP
Formula Kepatuhan petugas memberikan pelayanan sesuai
SOP ANC
X 100%
Jumlah petugas yang ada
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Checklist SOP
Data
Besar Sampel 3 petugas
Cara Pengambilan Non probability Sampling – Accidental sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Pelayanan Ibu dan anak

5. Pelayanan KB sesuai SOP

Judul Indikator Pelayanan KB sesuai SOP


Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Dimensi Keamanan
Tujuan Menjamin Pelaksanaan Pelayanan KB sesuai SOP
Definisi Operasional 1. Kepatuhan terhadap SOP merupakan
komponen penting dalam manajemen
keselamatan pasien
2. Pelayanan KB adalah Pelayanan kesehatan
untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan
usia subur untuk membentuk generasi penerus
yang sehat dan cerdas melalui upaya promotif,
preventif, pelayanan, dan pemulihan termasuk
perlindungan efek samping, komplikasi, dan
kegagalan alat kontrasepsi
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah petugas yang patuh SOP pelayanan KB
Denominator (penyebut) Jumlah petugas yang ada
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Petugas melaksanakan pelayanan KB sesuai dengan
SOP
Formula Kepatuhan petugas memberikan pelayanan sesuai
SOP KB
X 100%
Jumlah petugas yang ada
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Checklist SOP
Data
Besar Sampel 3 petugas
Cara Pengambilan Non probability Sampling – Accidental sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Pelayanan Ibu dan anak

E. INDIKATOR MUTU PENGOBATAN MTBS


1. Balita Sakit yang dilakukan MTBS

Judul Indikator Setiap balita sakit dilakukan MTBS


Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Kompetensi Teknis
Tujuan Menjamin Pelaksanaan pelayanan MTBS pada balita
sakit
Definisi Operasional 4. Balita sakit adalah merupakan salah
satu periode usia manusia setelah bayi dengan
rentang usia dimulai dari dua sampai
dengan lima tahun yang mengalami kondisi sakit
5. MTBS adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit
dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-5
tahun (balita) secara menyeluruh.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Pelayanan pasien balita sakit dengan MTBS
Denominator (penyebut) jumlah seluruh pasien balita sakit yang datang dan
dilayani
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Balita sakit yang di layani MTBS
Formula Pelayanan pasien balita sakit dengan MTBS
X 100%
jumlah seluruh pasien balita sakit yang datang
dan dilayani
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Formulir pelayanan MTBS
Data
Besar Sampel 1 sampel setiap bulan
Cara Pengambilan Pengamatan dan pengecekan
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator MTBS

2. Lama Waktu Pelayanan MTBS


Judul Indikator Lama waktu pelayanan MTBS ≤ 10 menit
Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Ketepatan waktu
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai
pelanggan dilakukan pemeriksaan sampai diberikan
hasil oleh petugas
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Pelayanan MTBS ≤ 10 menit
Denominator (penyebut) jumlah seluruh pasien MTBS yang datang dan dilayani
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Seluruh balita sakit di lakukan MTBS
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Pelayanan MTBS ≤ 10 menit
X 100%
jumlah seluruh pasien MTBS yang datang dan
dilayani
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Formulir MTBS
Data
Besar Sampel Jumlah semua balita tg dilakukan MTBS
Cara Pengambilan Non probability Sampling – Consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator MTBS

3. Kepatuhan Petugas terhadap SOP MTBS

Judul Indikator Kepatuhan Terhadap SOP MTBS


Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Dimensi Keamanan
Tujuan Menjamin Pelaksanaan pemeriksaan MTBS sesuai
SOP
Definisi Operasional 1. Kepatuhan terhadap SOP merupakan
komponen penting dalam manajemen
keselamatan pasien
2. Pemeriksaan MTBS adalah suatu
pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara
menyeluruh.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Kepatuhan petugas memberikan pelayanan sesuai
SOP MTBS
Denominator (penyebut) Jumlah petugas yang ada
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Petugas melaksanakan pelayanan ANC sesuai
dengan SOP
Formula Kepatuhan petugas memberikan pelayanan sesuai
SOP MTBS
X 100%
Jumlah petugas yang ada
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Checklist SOP
Data
Besar Sampel 3 petugas
Cara Pengambilan Non probability Sampling – Accidental sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator MTBS

F. INDIKATOR MUTU PENGOBATAN GIGI


1. Informed Consent pada pasien yang mendapatkan tindakan

Judul Informed consent pada pasien yang mendapatkan


tindakan

Dimensi mutu efektifitas dan keselamatan

Tujuan Tergambarnya persetujuan/penolakan pasien untuk suatu


tindakan medik sebagai kelengkapan dalam informasi
rekam medik

Definisi Informed consent adalah persetujuan/penolakan pasien


operasional terhadap suatu tindakan medik
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data

Periode analisis 3 bulan

Numerator Jumlah tindakan yang dilakukan informed consent yang


disurvei dalam 1 bulan

Denominator Jumlah semua tindakan yang disurvei dalam 1 bulan

Sumber data RM

Standar 100 %

Penanggung Tim Mutu


jawab

1. Kepuasan Pasien Gigi

Judul Kepuasan Pasien

Dimensi Mutu Kenyamanan

Tujuan Terselenggaranya pelayanan poli gigi yang mampu memberikan


kepuasan pelanggan

Definisi Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap


Operasional pelayanan yang diberikan

Frekuensi 1 bulan
Pengumpulan
Data

Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pendapat kepuasan pasien poli gigi yang di survei


(puas/tidak puas)

Denominator Jumlah seluruh jawaban kepuasan pasien poli gigi yang di survey
(minimal n=50)

Sumber data Hasil jawaban survei kepuasan


Standar ≥80 %

Penanggung Penanggungjawab UKP / Penanggungjawab Mutu


jawab
pengumpul data

G. INDIKATOR MUTU PELAYANAN GIZI


1. Balita Gizi Kurang/ Buruk yang dilakukan screening TB

Judul Indikator Presentase Balita Gizi Kurang/ Buruk yang di


screening TB

Dasar Pemikiran Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 42 Tahun


2013. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien

Tujuan Mendapatkan gambaran penyakit penyerta yang


mungkin timbul pada balita dengan status gizi
kurang/buruk
Definisi Operasional Balita Gizi kurang adalag balita dengan status gizi
menurut BB/U ada pada > -2 SD s/d < -3 SD , balita
gizi sangat kurang adalah balita dengan status gizi
menurut BB/U ada pada > -3 SD
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Jumlah balita dengan gizi kurang/buruk yang datang


ke puskesmas
Penyebut (Penyebut) Jumlah balita dengan gizi kurang/buruk yang datang
ke puskesmas yang di screening TB
Target Pencapaian 80%

Kriteria Inklusi : balita yang periksa ke puskesmas dan masuk


kategori gizi kurang atau buruk

Eksklusi : balita yang periksa ke puskesmas dan tidak


masuk kategori gizi kurang atau buruk
Formula
Jumlah balita yang periksa ke puskesmas dan masuk
kategori gizi kurang atau buruk
X
100%
Jumlah balita yang periksa ke puskesmas dan masuk
kategori gizi kurang atau buruk dan di screening TB

Metode Pengumpulan Pengukuran langsung


Data
Sumber Data Pengukuran anhtropometri (CM pasien)
Instrumen Pengambilan Timbangan, alat ukur TB, WHO anhtro
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Nutrisionis

2. Ibu Hamil KEK mendapatkan PMT

Judul Indikator Persentase Ibu Hamil KEK mendapat PMT

Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Keselamatan Pasien
H. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Kelengkapan Isi Rekam Medis Pasien
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien

Tujuan Agar ibu hamil KEK mendapatkan tambahan kalori

Definisi Operasional Ibu Hamil KEK adalah ibu hamil dengan Lila < 23.5cm
mendapatkan PMT berupa biskuit selama 90 hari
Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Presentase

Numerator (Pembilang) Jumlah ibu hamil KEK (bulan)

Penyebut (Penyebut) Jumlah ibu hamil KEK dapat PMT (bulan)

Target Pencapaian 100%

Kriteria Kriteria Inklusi :


Semua Ibu Hamil KEK yang belum pernah dapat PMT

Kriteria Eksklusi :
Tidak Ada
Formula
Jumlah ibu hamil KEK (bulan)
X
100%
Jumlah ibu hamil KEK dapat PMT (bulan)

Metode Pengumpulan Pengukuran langsung


Data
Sumber Data Register
Instrumen Pengambilan Register , Pita Lila
Data
Besar Sampel Semua ibu hamil KEK yang ditemui (bulan)

Cara Pengambilan Total sampling


Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel

Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Nutrisionis

3. Pelayanan Konseling Gizi

Judul Indikator Pelayanan Konseling Gizi

Dasar Pemikiran
SK Kepala puskesmas tentang Pelayanan Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien

Tujuan Tersedia pelayanan yang bermutu bagi padien

Definisi Operasional Memberikan pelayanan konseling gizi sesuai kebutuhan

Jenis Indikator Proses

Satuan Pengukuran Presentase

Numerator (Pembilang) Jumlah pasien yang mendapat konseling gizi

Penyebut (Penyebut) Jumlah pasien yang dirujuk ke poli gizi

Target Pencapaian 100%

Kriteria Kriteria Inklusi :


Jumlah pasien yang dirujuk ke poli gizi

Kriteria Eksklusi :
Tidak Ada
Formula
Jumlah pasien yang mendapat konseling gizi

X
100%
Jumlah pasien yang dirujuk ke poli gizi

Metode Pengumpulan Pengukuran langsung


Data
Sumber Data Register

Instrumen Pengambilan Register , buku penuntun diit, leaflet


Data
Besar Sampel Jumlah pasien yang dirujuk ke poli gizi

Cara Pengambilan Total sampling


Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel

Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Nutrisionis

I. INDIKATOR MUTU RUANG FARMASI


1. Ketersediaan 40 item obat dan 5 vaksin dasar

Judul Indikator Ketersediaan 40 item obat dan 5 vaksin Indikator


Puskesmas
Dasar Pemikiran Indikator mutu
Dimensi Mutu Aksesibilitas
Tujuan Menjamin ketersediaan 40 item obat dan 5 vaksin
Indikator
Definisi Operasional Tersedianya 40 item obat dan 5 vaksin indikator
Jenis Indikator Input
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Item obat dan vaksin indikator yang tersedia

Denumerator (penyebut) Item obat dan vaksin indikator yang harus tersedia

Target Pencapaian 100 %


Kriteria Kriteria inklusi :
40 item obat dan 5 vaksin yang merupakan
indikator puskesmas
Formula Numerator
------------------ X 100%
Denumerator
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Obat dan vaksin indikator
Data
Besar Sampel Total Populasi
Cara Pengambilan Sampel Pengamatan dan pengecekan
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Farmasi

2. Peralatan pelayanan farmasi

Judul Indikator Peralatan pelayanan Farmasi sesuai Permenkes no.


75 tahun 2014
Dasar Pemikiran Permenkes no. 75 tahun 2014
Dimensi Mutu Aksesibilitas
Tujuan Tersedianya peralatan pelayanan Farmasi sesuai
Permenkes no.75 tahun 2014
Definisi Operasional Peralatan pelayanan farmasi yang tercantum pada
Permenkes no. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Peralatan pelayanan Farmasi sesuai Permenkes no.
75 tahun 2014 yang tersedia
Denumerator (penyebut) Seluruh peralatan pelayanan Farmasi sesuai
Permenkes no. 75 tahun 2014
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Peralatan pelayanan Farmasi yang tersedia sesuai
Permenkes 75/ 2014
Formula Numerator
------------------ X 100%
Denumerator
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Peralatan pelayanan Farmasi yang tersedia sesuai
Data Permenkes 75/ 2014
Besar Sampel Total Populasi
Cara Pengambilan Pengamatan dan pengecekan
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Farmasi

3. Resep Rasional

Judul Indikator Resep rasional (dalam 1 resep maksimal 3 item obat)


Dasar Pemikiran Indikator Mutu
Dimensi Mutu Efisiensi
Tujuan Efisiensi peresepan sesuai dengan program
Penggunaan Obat Rasional
Definisi Operasional Salah satu indikator peresepan rasional adalah item
obat per lembar resep kurang dari 3 item obat.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah resep yang terdiri dari 3 item obat atau kurang
pada hari berjalan
Denumenator (penyebut) Jumlah seluruh resep pada hari berjalan
Target Pencapaian Lebih dari 95 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Semua resep yang dilayani
Formula Numerator
------------------ X 100%
Denumerator
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Resep
Data
Besar Sampel Total Populasi
Cara Pengambilan Hasil observasi perhitungan jumlah penerima obat
Sampel harian
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Farmasi

4. Tidak adanya kesalahan pemberian obat

Judul Indikator Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat


Dasar Pemikiran Indikator mutu
Dimensi Mutu Keselamatan dan keamanan
Tujuan Tergambarnya ketelitian petugas Farmasi dalam
memberikan pelayanan.
Definisi Operasional Kesalahan pemberian obat meliputi:
1.Salah jenis obat
2.Salah dosis
3.Salah pasien
4.Salah jumlah
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang mendapatkan obat dengan benar
pada hari berjalan
Denumerator (penyebut) Jumlah seluruh pasien yang mendapatkan obat pada
hari berjalan
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Semua pasien yang menerima obat
Formula Numerator
------------------ X 100%
Denumerator
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Resep
Data
Besar Sampel Total Populasi
Cara Pengambilan Hasil observasi perhitungan jumlah penerima obat
Sampel harian
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Farmasi

5. Tidak adanya kesalahan identifikasi pasien

Judul Indikator Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien


Dasar Pemikiran Indikator Mutu
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien
Tujuan Tidak ada kesalahan identifikasi pasien saat
pemberian obat
Definisi Operasional Ketepatan identifikasi pasien adalah tidak tertukarnya
pasien satu dengan pasien yang lain
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Jumlah
Numerator (pembilang) Jumlah pasien yang mendapatkan obat di Farmasi
dikurangi jumlah pasien yang salah identifikasi/
tertukar
Denumerator (penyebut) Jumlah seluruh pasien yang mendapatkan obat
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Semua pasien yang menerima obat
Formula Numerator
------------------ X 100%
Denumerator
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Resep
Data
Besar Sampel Total Populasi
Cara Pengambilan Sampel Hasil observasi perhitungan jumlah penerima obat
harian
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Farmasi

J. INDIKATOR MUTU RUANG LABORATORIUM

1. Waktu tunggu pelayanan laboratorium kurang dari 1 jam

Judul Indikator Waktu tunggu pelayanan laboratorium < 1jam

Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80


TAHUN 2019 TENTANG STANDAR PELAYANAN
MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA
SEMARANG
Dimensi Mutu Ketepatan waktu
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai
pelanggan dilakukan pemeriksaan sampai diberikan
hasil oleh petugas
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah kumulatif waktu tunggu pelanggan yang
disurvey dalam satu bulan yang < 1jam
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pelanggan yang disurvey dalam bulan
tersebut.
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Seluruh pelanggan yang melakukan pemeriksaan
laboratorium
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu
pelanggan yang disurvey dalam satu
bulan yang < 1jam
X
100%
Jumlah seluruh pelanggan yang disurvey dalam
bulan tersebut
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Formulir permintaan Laboratorium
Data
Besar Sampel Jumlah kumulatif seluruh pelanggan dalam bulan
berjalan
Cara Pengambilan Non probability Sampling – Consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Laboratorium

2. Waktu tunggu hasil TCM kurang dari 3 hari dan terdokumentasi

Judul Indikator Waktu tunggu hasil TCM < 3 hari dan terdokumentasi

Dasar Pemikiran 1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIKINDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016
TENTANGPENANGGULANGAN TUBERKULOSIS
Dimensi Mutu Ketepatan waktu
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan laboratorium
Definisi Operasional 1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat TB adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacteriumtuberculosis, yang dapat
menyerang paru dan organ lainnya.
2. Pemeriksaan TCM dengan Xpert MTB/RIF
merupakan metode deteksi molekuler berbasis
nested real-time PCR untuk diagnosis TB.
3. Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai
pelanggan dilakukan pemeriksaan sampai diberikan
hasil oleh petugas
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil TCM dalam satu
bulan yang < 3 hari
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh sampel TCM dalam bulan tersebut.
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Seluruh suspek TB yang dilakukan pemeriksaan TCM
Kriteria Eksklusi:
Tidak ada
Formula Jumlah kumulatif waktu tunggu hasil
TCM dalam satu bulan yang < 3 hari
X
100%
Jumlah seluruh sampel TCM dalam
bulan tersebut.
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Aplikasi SITB
Data
Besar Sampel Jumlah kumulatif seluruh pemeriksaan TCM setiap
bulan
Cara Pengambilan Non probability Sampling – Consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Laboratorium

K. INDIKATOR MUTU PELAYANAN IMUNISASI


1. Penulisan Informed Consent
Judul Indikator Penulisan Inform Consent
Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Kompetensi Teknis
Tujuan Menjamin penulisan inform consent sesuai standar
Definisi Operasional Informed Consent adalah sebagai pernyataan pasien
atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa
persetujuan atas rencana tindakan kedokteran yang
diajukan oleh dokter setelah menerima informasi yang
cukup untuk dapat membuat persetujuan atau
penolakan..

Jenis Indikator Proses


Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Pasien imunisasi yang dilakukan informed consent
Denominator (penyebut) Jumlah semua pasien imunisasi
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Orang tua atau yang sah mewakili memberikan
persetujuan pemberian imunisasi
Formula Pasien imunisasi yang dilakukan informed consent
X 100%
Jumlah semua pasien imunisasi
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Lembar inform consent
Instrumen Pengambilan Rekap pelayanan imunisasi dan inform consent
Data
Besar Sampel Kunjungan imunisasi
Cara Pengambilan Pengamatan dan pengecekan
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Imunisasi

6. Pemantauan suhu penyimpanan vaksin

Judul Indikator Pemantauan suhu penyimpanan vaksin


Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Menjamin suhu vaksin stabil 2-8 derajat celcius
Definisi Operasional Cara menyimpan vaksin yang benar adalah susunan
tidak rapat dan diberikan sirkulasi, pemisahan dan
penandaan di setiap batch, kemudian freeze alert
didekatkan pada sumber dingin pada lokasi
penyimpanan vaksin suhu 2ºC s.d. 8ºC dan harus di
kontrol setiap hari
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Pengecekan suhu 1x sehari dan suhu antara 2-8 'C
Denominator (penyebut) Hari pelayanan di puskesmas
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Suhu penyimpanan vaksin 2-8’C
Formula Jml pengecekan suhu 1x dan suhu antara 2-8Ç
X 100%
Jumlah hari pelayanan Puskesmas
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Grafik pemantauan suhu vaksin
Data
Besar Sampel 1x/perbulan
Cara Pengambilan Non probability Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Imunisasi

7. Kepatuhan petugas terhadap SOP pelayanan vaksinasi BCG

Judul Indikator Pelayanan Imunisasi BCG sesuai SOP


Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Kompetensi Teknik
Tujuan Menjamin pelayanan imunisasi BCG sesuai SOP
Definisi Operasional Imunisasi BCG adalah memberikan vaksin ke bayi
untuk mengurangi hingga mencegah risiko terjangkit
kuman penyebab tuberkulosis. Penyakit tuberkulosis
yang parah, salah satunya meningitis tuberkulosis,
juga bisa dicegah hingga 70 persen
Jenis Indikator output
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Kepatuhan petugas memberikan pelayanan imuninsasi
BCG sesuai SOP
Denominator (penyebut) Jumlah petugas yang ada
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Pelayanan imunisasi BCG sesuai SOP
Formula Jml kepatuhan petugas memberikan pelayanan
imunisasi BCG sesuai SOP
X 100%
Jumlah petugas yang ada
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Form SOP
Data
Besar Sampel 1x/perbulan
Cara Pengambilan Non probability Sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Imunisasi

L. INDIKATOR MUTU KLINIK SANITASI


1. Kepatuhan petugas terhadap SOP pelayanan Sanitasi

Judul Indikator Pelayanan Klinik Sanitasi Sesuai SOP


Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
KESEHATAN DI KOTA SEMARANG
Dimensi Mutu Aksesibilitas
Tujuan Terlaksannya kegiatan klinik sanitasi yang
berhubungan dengan konseling perilaku sehat untuk
bersinergis dalam pencegahan TBC
Definisi Operasional 1. Jumlah Pasien yang d layani
2. Ketepatan Pelayanan Klinik Sanitasi SOP
Jenis Indikator Input
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah Pasien yang terlayani konseling sanitasi
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pesien dalam sebulan yang terlayani
sesuai SOP
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Seluruh Pasien klinik sanotasi yang terlayani sesuai
SOP
Formula Jumlah Pasien yang terlayani
X 100%
Jumlah seluruh pesien yang terlayani sesuai
SOP
Metode Pengumpulan Data Wawancara dan konseling
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Buku Klinik Sanitasi
Data
Besar Sampel 3 sampel setiap bulan
Cara Pengambilan Konseling dan kunjungan lapangan
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data nominal
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Klinik sanitasi

II. INDIKATOR MUTU UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL (UKM


ESENSIAL)
A. GIZI
1. Bayi kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif

Judul Indikator Bayi Kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI


eksklusif

Dasar Pemikiran Perwal Kota Semarang No.7 Tahun 2013

Dimensi Mutu Berorientasi Pasien


Tujuan Mendapatkan gambaran status ASI eksklusif di
Puskesmas Sekaran
Definisi Operasional Bayi yang mendapatkan ASI saja pada usia 0-6 bulan

Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang ASI eksklusif

Penyebut (Penyebut) Jumlah bayi 0-6 bulan yang ada di wilker


Pusk.Sekaran

Target Pencapaian 60 %

Kriteria Inklusi : bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI saja

Eksklusi : bayi 0-6 bulan yang mendapatkan


susu/makanan selain ASI
Formula
Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang ASI eksklusif
X
100%
Jumlah bayi 0-6 bulan yang ada di wilker
Pusk.Sekaran

Metode Pengumpulan wawancara


Data
Sumber Data Register

Instrumen Pengambilan Register, ceklist


Data
Besar Sampel Total sampel

Cara Pengambilan Total sampel


Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel

Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Nutrisionis

2. Tercapainya kelurahan bebas rawan gizi

Judul Indikator Tercapainya kelurahan bebas rawan gizi

Dasar Pemikiran Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 42 Tahun 2013.


Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
Dimensi Mutu Adil, Efisien, Efektif , berorientasi pada pasien

Tujuan
Meningkatkan status gizi di setiap kelurahan
Definisi Operasional Jumlah kelurahan dengan prevalensi status gizi kurang dan
gizi sangat kurang (buruk) berdasarkan index BB/U pada
balita <15% di wilayah kerja

Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Jumlah balita dengan status gizi kurang dan gizi sangat
kurang (buruk) berdasarkan index BB/U pada balita

Penyebut (Penyebut) Jumlah balita yang diukur

Target Pencapaian
< 15%
Kriteria
Inklusi : balita dengan status gizi kurang dan gizi sangat
kurang (buruk) berdasarkan index BB/U pada balita

Eksklusi : balita dengan status gizi normal


Formula
Jumlah balita dengan status gizi kurang dan gizi sangat
kurang (buruk) berdasarkan index BB/U pada balita
X 100%
Jumlah balita yang diukur

Metode Pengumpulan Pengukuran langsung


Data
Sumber Data Laporan Surveilans

Instrumen Pengambilan Register , WHO anthro


Data
Besar Sampel Total sampling

Cara Pengambilan Total sampling


Sampling
Periode Pengumpulan Tahunan
Data
Penyajian Data Tabel

Periode Analisis dan Tahunan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Nutrisionis

B. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Penyehatan Tempat Makanan

Judul Indikator Penyehatan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)


Dasar Pemikiran 1. Peraturan walikota semarang nomor 80 tahun
2019 tentang standar pelayanan minimal bidang
kesehatan kota
2. Permenkes nomor 13 Tahun 2015 tentang
Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Di Puskesmas

Dimensi Mutu Efektif dan Efesien


Tujuan Terlaksannya kegiatan Penyehatan Pengelolaan
makanan ( TPM ) wilayah kerja Puskesmas Sekaran
sehingga mengurang angka keracunan makanan dan
terwujudnya TPM sehat hygiene sanitasi baik
Definisi Operasional 1.TPM adalah tempat yang digunakan untuk
melakukan pengolahan makanan yang meliputi
penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan,
penyediaan makanan dan pendistribusian makanan.
2.Pelayanan Kesehatan Lingkungan Tempat
Pengelolaan makanan yang di lakukan inspeksi
kesehatan lingkugan dan dilakukan uji sampel
makanan dan penjamah
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah TPM yang di lakukan uji sampel
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh TPM dalam sebulan yang dilakukan
IKL dan pembinaan sesuai SOP
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Seluruh TPM yang dilakukan IKL dan Uji sampel
sesuai SOP
Formula Jumlah TPM yang dilakukan uji sampel
X 100%
Jumlah seluruh TPM yang dilakukan IKL sesuai
SOP
Metode Pengumpulan Data Cross Sectional
Sumber Data Hasil Observasi IKL dan Uji laboratorium
Instrumen Pengambilan Buku Lembar Rekapitulasi IKL
Data
Besar Sampel 3 sampel setiap bulan
Cara Pengambilan wawancara dan kunjungan lapangan (observasi)
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Nominal
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Kesehatan Lingkungan

2. Sekolah dan TPM yang melakukan KTR

Judul Indikator Sekolah dan TPM yang melakukan KTR


Dasar Pemikiran 1. Peraturan walikota semarang nomor 80 tahun
2019 tentang standar pelayanan minimal bidang
kesehatan kota
2. Permenkes nomor 13 Tahun 2015 tentang
Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Di Puskesmas
3. Peraturan pemerintah nomor 109 tahun 2012
menyatakan sekolah atau tempat belajar dan
mengajar sebagai kawasan tanpa rokok (KTR)
4. Peraturan walikota semarang nomor 12 tahun
2019 tentang KTR Kota semarang
Dimensi Mutu Aman dan efektif
Tujuan Terwujudnya KTR dilingkungan sekolah dan adanya
smoking area di tempat makan ( TPM) secara khusus
Definisi Operasional KTR adalah kawasan tanpa rokok, di mana sekolah
yang mempunya komitmen melakukan KTR secara
menyeluruh sesuai dengan peraturan walikota
semarang nomor 12 tahun 2019 dan adanya sangsi
yang di terapkan sesuai peraturan
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah Sekolah yang melakukan KTR
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh sekolah binan puskesmas sekaran
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Seluruh sekolah yang melakukan KTR sesuai
peraturan walikota
Formula Jumlah sekolah yang melakukan KTR
X 100%
Jumlah seluruh sekolah wilayah kerja PKM
Sekaran
Metode Pengumpulan Data Cross Sectional
Sumber Data Hasil Observasi dan Data dukung KTR
Instrumen Pengambilan Buku Lembar Hasil monitoring KTR sekolah
Data
Besar Sampel 1 sampel setiap bulan
Cara Pengambilan wawancara dan kunjungan lapangan (observasi) serta
Sampel sidak pelaksanaan KTR
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Nominal
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Kesehatan Lingkungan

C. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

1. Pelayanan kesehatan orang dengan TB

Judul Indikator Pelayanan Kesehatan orang dengan TB


Dasar Pemikiran 1. Peraturan walikota semarang nomor 80 tahun
2019 tentang standar pelayanan minimal bidang
kesehatan kota
2. Permenkes nomor 13 Tahun 2015 tentang
Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Di Puskesmas

Dimensi Mutu Efektif dan Efesien


Tujuan Tercapainya cakupan suspect TB dan pasien positif TB
Definisi Operasional Pengobatan pasien TB sensitif maupun RO terdiri dari
dua tahap yaitu tahap awa l dan lanjutan
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah sasaran penderita suspect dan positif TB
dilakukan pemeriksaan lab
Denominator (penyebut) Jumlah sasaran penderita positif Tb mendapatkan
pengobatan TB
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Seluruh suspect TB
Formula Jumlah suspect yang diperiksa
X 100%
Jumlah seluruh suspect
Metode Pengumpulan Data Cross sectional
Sumber Data Hasil pemeriksaan LAb
Instrumen Pengambilan Form skrining TB
Data
Besar Sampel 75%
Cara Pengambilan wawancara dan kunjungan lapangan (observasi)
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Nominal
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pemegang program TB

2. Imunisasi dasar lengkap

Judul Indikator Imunisasi dasar lengkap


Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80
TAHUN 2019 TENTANG STANDAR PELAYANAN
MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA
SEMARANG
Dimensi Mutu Kesinambungan keamanan
Tujuan Menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Definisi Operasional Bayi yang telah mendapatklan imunisasi dasar lengkap
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah keseluruhan bayi yang mendapat imunisasi
dasar lengkap di wilayah PKM sekaran
Denominator (penyebut) Jumlah sasasran bayi dalam satu tahun diwilayah kerja
PKM sekaran
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Tidak ada
Formula Jumlah bayi yang mendapat imunisasi dasar
lengkap
X 100%
Jumlah seluruh sasaran bayi dalam satu tahun
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Laporan Imunisasi
Instrumen Pengambilan Formulir permintaan imunisasi
Data
Besar Sampel Seluruh bayi yang di imunisasi
Cara Pengambilan Total sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Imunisasi

3. Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD)

Judul Indikator Persentase sinyal kewaspadaan dini (SKD) yang


direspon

Dasar Pemikiran PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 80


TAHUN 2019 TENTANG STANDAR PELAYANAN
MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA
SEMARANG
Dimensi Mutu Kesinambungan, keamanan
Tujuan Menyelenggarakan deteksi dini KLB bagi penyakit
menular, Stimulasi dalam melakukan pengendalian
KLB penyakit menular, meminimalkan
kesakitan/kematian yang berhubungan dg KLB
Definisi Operasional Jika ditemukan ALERT dilakukan konfirmasi selama
1x24 jam dan dilakukan PE selama 1x24 jam
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah/total kasus/penyakit berpotensi wabah yang
dilakukan PE
Denominator (penyebut) Jumlah/total kasus/penyakit yang berpotensi wabah
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Seluruh kasus/penyakit yang berpotensi wabah

Formula Jumlah kasus yang di PE


X
100%
Jumlah seluruh kasus
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Laporan surveilans
Instrumen Pengambilan Form PE
Data
Besar Sampel Jumlah kumulatif seluruh kasus berpotensi wabah
Cara Pengambilan Total sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data grafik
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator surveylans

4. Pelayanan Kesehatan Hipertensi

Judul Indikator Pelayanan kesehatan penderita hipertensi

Dasar 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.


Pemikiran
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pelayanan Kesehatan Penyakit tidak menular.

3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

4. Perwal SPM no. 80 Tahun 2019

4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


Puskesmas.
5. Prevalensi hipertensi sebesar 34.1% diketahui
bahwa sebesar 8.8% terdiagnosa hipertensi dan
13.3% orang yang terdiagnosa hipertensi tidak
minum obat serta 32.3% tidak rutin minum obat.
Sebagian besar penderita hipertensi tidak
mengetahui bahwa dirinya hipertensi sehingga tidak
melakukan pengobatan

6. Hipertensi disebut sebagai silent killer karena sering


tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui
dirinya hipertensi
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada
Pasien/Pengguna Layanan
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka hipertensi di Indonesia

2. Pasien Hipertensi mendapatkan pelayanan


kesehatan yang optimal

Definisi 1. Capaian kinerja Pemerintah Kota Semarang dalam


Operasional memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar
bagi penderita hipertensi , dinilai dari persentase
jumlah penderita hipertensi usia 15 tahun keatas
yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar diwilayah kerjanya dalam kurun waktu 1
tahun
2. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi sesuai
standar meliputi:

a) Pengukuran tekanan darah

b) Edukasi

3. Pelayanan kesehatan hipertensi adalah pelayanan


kesehatan sesuai standart meliputi:

a) Pengukuran TD minimal dilakukan 1x


sebulan di fasilitas pelayanan kesehatan

b) Edukasi perubahan gaya hidup dan/atau


kepatuhan minum obat

c)Melakukan rujukan jika diperlukan keterangan:

Tekanan darah sewaktu lebih dari 140 mmhg


ditambahkan terapi farmakologi

Jenis Indikator Hasil


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah penderita hipertensi usia >15 thn yg mendapat
(pembilang) pelayanan kesehatan sesuai standar dlm kurun waktu 1
tahun.pelayanan hipertensi sesuai standar terdiri dari
pengukuran dan monirtoring tekanan darah, edukasi dan
terapi farmakologi
Denominator Jumlah estimasi penderita hipertensi usia >15thn yg
(penyebut) berada diwilayah kerja puskesmas sekaran berdasarkan
angka prevalensi kab/kota dalam kurun waktu 1 tahun
yang sama
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Penderita hipertensi yang telah berada di wilayah kerja
Puskesmas pada 1 tahun

Kriteria Eksklusi:

1. Hipertensi dengan kondisi disebabkan karena cemas

2. Penderita hipertensi yang pindah domisili (drop out)


3. Penderita hipertensi pindahan yang tidak masuk
data/tidak ada laporan dari pihak setempat
Formula
Jumlah penderita hipertensi usia >15 thn di wilayah kerja
yg mendapat pelayanan kesehatan sesuai standar dlm
kurun waktu 1 tahun

x 100 %
Jumlah estimasi penderita hipertensi berdasarkanangka
prevalensi usia >15thn yg berada diwilayah kerja
berdasarkan angka prevalensi kab/kota dalam kurun
waktu 1 tahun

Metode Observasional retrospektif


Pengumpulan
Data

Sumber Data 1. Jejaring setempat

2. Kunjungan pasien puskesmas


3. Kader setempat

Instrumen Data Sekunder


Pengambilan
Data

Besar Sampel Total sampel


Cara Total sampel
Pengambilan
Sampel

Periode Bulanan
Pengumpulan
Data
Penyajian Data  Tabel
 Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data

Penanggung Penanggung Jawab Programer PTM


Jawab

D. PROMOSI KESEHATAN

1. Pemantauan dan pemetaan PHBS TTU tempat ibadah dengan protokol


kesehatan

Judul Indikator Pemantauan dan Pemetaan PHBS TTU Tempat


Ibadah dengan Protokol Kesehatan
Dasar Pemikiran 3. Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia
No. 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang pedoman
pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
tatatan tempat-tempat umum
4. Surat Tugas Dinas Kesehatan Kota Semarang
No. B/20796/005/X/2021 tanggal 04 Oktober
2021 tentang Pencegahan dan kewaspadaan
terhadap risiko penularan Covid-19 pada
Tempat-tempat Umum di Kota Semarang
Dimensi Mutu Efektif dan Efesien
Tujuan Terlaksannya kegiatan pemetaan dan pemantauan
Protokol Kesehatan guna pencegahan dan
kewaspadaan masyarakat dengan pemetaan PHBS
Tempat-tempat Umum
Definisi Operasional 1. PHBS TTU (Tempat Ibadah) adalah upaya
untuk memberdayakan masyarakat pengunjung
dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat
berperan aktif dalam mewujudkan Tempat
Umum dan Sehat
2. Tempat Ibadah Sehat adalah Tempat Ibadah
ber PHBS yang mencapai strata Utama dan
Paripurna dengan Tempat Ibadah yang
memenuhi minimal 5 indikator dari 6 indikator
PHBS TTU Ibadah
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) 36 Tempat Ibadah Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh TTU Tempat Ibadah dalam setahun
yang dilakukan pemetaan PHBS TTU dan pemantauan
prokes
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi :
Seluruh TTU Tempat Ibadah yang dilakukan pemetaan
PHBS
Formula Jumlah TTU Tempat Ibadah yang dilakukan
pemantauan
X 100%
Jumlah seluruh TTU Tempat Ibadah yang
dilakukan pemantauan
Metode Pengumpulan Data Observasi
Sumber Data Hasil Observasi Pemetaan dan Pemantauan TTU
Tempat Ibadah
Instrumen Pengambilan Chek List / Form Pemantauan
Data
Besar Sampel 19 sample setahun 2x
Cara Pengambilan wawancara dan kunjungan lapangan (observasi)
Sampel
Periode Pengumpulan Data Rekap Tahunan
Penyajian Data Nominal
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Promosi Kesehatan

E. KESEHATAN IBU DAN ANAK/ KELUARGA BERENCANA (KIA/KB)


1. Capaian K4

Judul Indikator Capaian K4 100%


Dasar Pemikiran 1. Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
2. Peraturan Walikota Semarang Nomor 80 Tahun
2019 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Di Kota Semarang
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan
Tujuan Upaya untuk mencegah dan menurunkan AKI serta ibu
hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan
standar
Definisi Operasional 3. Ibu hamil yg mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar adalah ibu hamil yang telah bersalin serta
yang mendapatlan pelayanan ANC lengkap sesuai
dengan standar kuantitas dan kualitas selama
periode kehamilan di wilayah kerja puskesmas
pada tahun berjalan.
4. Standar kuantitas adalah kunjungan 4x selama
periode kehamilan yg terdiri dari :
a. 1 (satu) kali kunjungan pada TM I
b. 1 (satu) kali kunjungan pada TM II
c. 2 (dua) kali kunjungan pada TM III
5. Standar kualitas yaitu pelayanan ANC memenuhi
10T yaitu
a. Timbang BB
b. Ukur tekanan darah
c. Ukur Lila (cek status gizi)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah hamil 24 mg)
e. Tentukan presentasi janin dan djj
f. Skrining status imunisasi TT
g. Tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laborat
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
Jenis Indikator Outcome
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan
ANC lengkap sesuai standar di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja
mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja
Puskesma Puskesmas  pada tahun  pada tahun
berjalan berjalan
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi : Seluruh ibu hamil yang telah bersalin
di wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria eksklusi : Ibu hamil dengan K1 bukan di


trimester 1, Ibu hamil yang pindah domisili (drop out ),
Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa kehamilan
(abortus), Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki
catatan riwayat kehamilan lengkap, Ibu hamil
meninggal sebelum bersalin, dan Ibu hamil yang
bersalin sebelum menyelesaikan K4 ( prematur).
Formula Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai standar di
wilayah kerja Puskesmas pada tahun berjalan
x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin
yang mendapatkan pelayanan ANC di wilayah
kerja Puskesmas pada tahun berjalan
Metode Pengumpulan Data Observasi retrospektif
Sumber Data Register Ibu Hamil, PWS KIA, Register Ibu Bersalin
Instrumen Pengambilan Register Ibu Hamil, PWS KIA, Register Ibu Bersalin
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Total sampel
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, tribulan, tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program Ibu

2. Skrining TB pada ibu hamil

Judul Indikator Skrining TB pada ibu Hamil


Dasar Pemikiran 3. Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
4. Peraturan Walikota Semarang Nomor 80 Tahun
2019 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Di Kota Semarang
Dimensi Mutu Aksesibilitas
Tujuan Terlaksannya kegiatan skrining pada ibu hamil terduga
TB yang dilakukan saat pendampingan rumah
Definisi Operasional k. Jumlah ibu hamil dengan gejala TB
l. Jumlah ibu hamil terduga TB yang di skrining
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah ibu hamil terduga TB yang di skrining
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh ibu hamil terduga TB yg didampingi
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Ibu hamil dengan gejala TB
Formula Jumlah ibu hamil terduga TB yg
dilakukan skrining
x 100%
Jumlah seluruh ibu hamil terduga TB
Metode Pengumpulan Data Wawancara dan konseling
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Form skrining TB
Data
Besar Sampel 2 ibu hamil terduga TB setiap bulan
Cara Pengambilan Kunjungan lapangan
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Nominal
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program Ibu

3. Skrining TB pada bayi/ balita

Judul Indikator Skrining TB pada Bayi/Balita


Dasar Pemikiran 1. Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang Standar
Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan
2. Peraturan Walikota Semarang Nomor 80 Tahun
2019 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Di Kota Semarang
Dimensi Mutu Aksesibilitas
Tujuan Terlaksannya kegiatan skrining pada Bayi / Balita
terduga TB
Definisi Operasional 1. Jumlah Bayi/ Balita dengan gejala TB
2. Jumlah Bayi/ Balita terduga TB di skrining
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Presentase
Numerator (pembilang) Jumlah ibu hamil yang dilakukan skrining TB saat
pendampingan
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh : Bayi/ Balita dengan gejala TB
Target Pencapaian 100 %
Kriteria Kriteria inklusi : Bayi/ Balita terduga TB
Formula Jumlah bayi/ balita terduga TB yg
dilakukan skrining
x 100%
Jumlah seluruh bayi/ balita terduga TB
Metode Pengumpulan Data Wawancara dan konseling
Sumber Data Hasil Observasi
Instrumen Pengambilan Form skrining TB
Data
Besar Sampel 2 bayi/ balita terduga TB
Cara Pengambilan Kunjungan lapangan
Sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Nominal
Periode Analisis dan Tribulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator Program Anak

III. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT PENGEMBANGAN (UKM


PENGEMBANGAN)

A. UPAYA KESEHATAN TRADISIONAL


Pelayanan Kesehatan Tradisional

Judul Indikator Pelayanan kesehatan tradisional


Dasar Pemikiran Peraturan Pemerintah Nomor. 103 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Tradisional 
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 61 tahun
2016 tentang pelayanan kesehatan tradisional empiris
Dimensi Mutu Proses
Tujuan Semua penyedia HATRA menyedikan pelayanan yang
aman, dan sesuai dengan norma dan manfaat dari
layanan yang diberikan.
Definisi Operasional Semua penyedia HATRA memiliki kompeten sesuai
standar pelayanan
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Semua penyedia HATRA diwilayah kerja Puskesmas
Sekaran yang terbina
Penyebut (Penyebut) Jumlah seluruh penyehat HATRA yang ada di Wilayah
Kerja Puskesmas Sekaran
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua penyedia HATRA diwilayah kerja Puskesmas
Sekaran yang terbina

Kriteria Eksklusi :
Jumlah seluruh penyehat HATRA yang ada di Wilayah
Kerja Puskesmas Sekaran
Formula Semua penyedia HATRA diwilayah kerja Puskesmas
Sekaran yang terbina
X
100%
Jumlah seluruh penyehat HATRA yang ada di Wilayah
Kerja Puskesmas Sekaran
Metode Pengumpulan Wawancara langsung dan kunjungan langsung
Data
Sumber Data Pendataan HATRA diwilayah kerja Puskesmas
Sekaran berdasarkan penjaringan dari kader
Instrumen Pengambilan Data HATRA diwilayah kerja Puskesmas Sekaran
Data
Besar Sampel Data sasaran pembinaan
Cara Pengambilan Teknik Sampel Jenuh
Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pemegang program penyehat tradisional

B. UPAYA KESEHATAN LANSIA

1. Pelayanan pemeriksaan lanjut usia

Judul Indikator Pelayanan pemeriksaan lanjut usia


Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
penyelenggaraan pelayanan lanjut usia
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tercapainya cakupan pelayanan kesehatan pra lansia
dan lanjut usia
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan pada pra lansia usia 45-59 tahun
dan lanjut usia > 60 tahun sesuai standar pelayanan
kesehatan
Jenis Indikator Input
Satuan Pengukuran Jumlah
Numerator (Pembilang) Jumlah pra lansia dan lansia yang diperiksa yang
mendapatkan pelayanan kesehatan
Penyebut (Penyebut) Jumlah sasaran pra lansia dan lansia
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Jumlah pra lansia dan lansia yang diperiksa

Kriteria Eksklusi :
Jumlah sasaran pra lansia dan lansia
Formula Jumlah pra lansia dan lansia yang diperiksa
dalam kurun waktu (bulan)
X
100%
Jumlah Seluruh sasaran pra lansia dan lansia
dalam kurun waktu (bulan)

Metode Pengumpulan Observasi


Data
Sumber Data Laporan pra lansia dan lansia di Puskesmas,
Posyandu lansia dan fasilitas pelayanan kesehatan
jejaring
Instrumen Pengambilan Laporan Excel dari SIMPUS, rekap data Posyandu
Data lansia dan laporan via emal fasilitas pelayanan
kesehatan jejaring
Besar Sampel Seluruh pra lansia dan lansia yang mendapatkan
pelayanan kesehatan
Cara Pengambilan Probability sampling
Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pemegang program lansia

2. Pembinaan Posyandu lansia

Judul Indikator Pembinaan Posyandu lansia di setiap Kelurahan


Dasar Pemikiran M. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
penyelenggaraan pelayanan lanjut usia
Dimensi Mutu N. Kompetensi teknis
O. Keselamatan
Tujuan Tercapainya pelayanan kesehatan lanjut usia secara
keseluruhan pada posyandu lansia
Definisi Operasional Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pra lansia
usia 45-59 tahun dan lansia usia >60 tahun untuk
meningkatkan derajat kesehatan untuk mencapai masa
tua yang bahagia
Jenis Indikator Proses, input
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah Posyandu lansia yang dibina dalam kurun waktu
(bulan)
Penyebut (Penyebut) Jumlah Seluruh Posyandu lansia yang dibina dalam
kurun waktu (bulan)
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Jumlah Posyandu lansia yang dibina dalam kurun waktu
(bulan)
Kriteria Eksklusi :
Jumlah Seluruh Posyandu lansia yang dibina dalam
kurun waktu (bulan)
Formula Jumlah Poyandu lansia yang dibina
dalam kurun waktu (bulan)
X
100%
Jumlah Seluruh Posyandu lansia yang
dibina dalam kurun waktu (bulan)

Metode Pengumpulan observasi


Data
Sumber Data Laporan hasil kegiatan posyandu lansia
Instrumen Pengambilan Buku pencatatan hasil pemeriksaan posyandu lansia
Data
Besar Sampel Seluruh posyandu lansia yang dibina
Cara Pengambilan Probability sampling
Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pemegang program lansia

C. UPAYA KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

Cakupan PAUD/TK yang mendapat penyuluhan kesehatan gigi

Judul Indikator Cakupan PAUD / TK yang mendapat penyuluhan


Kesehatan Gigi

Dasar Pemikiran
Dimensi Mutu Berorientasi Pasien

Tujuan Agar siswa PAUD/TK mendapatkan pengetahuan


tentang kesehatan gigi sejak dini

Definisi Operasional PAUD/TK yang diberi penyuluhan tentang


kesehatan gigi
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator Jumlah PAUD/TK yang diberi penyuluhan


(Pembilang) Kesehatan Gigi

Penyebut (Penyebut) Jumlah PAUD/TK yang ada di wilayah kerja Pusk.


Sekaran

Target Pencapaian 60 %

Kriteria Inklusi : PAUD/TK yang diberi penyuluhan

Eksklusi : PAUD/TK yang tidak diberi penyuluhan


Formula
Jumlah PAUD/TK yang diberi penyuluhan
Kesehatan Gigi

X 100%
Jumlah PAUD/TK yang ada di wilayah kerja Pusk.
Sekaran

Metode Pengumpulan
Data
Sumber Data Register kegiatan

Instrumen Register, foto kegiatan


Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel

Cara Pengambilan Total sampel


Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel

Periode Analisis dan Bulanan, Triwulan, Tahunan


Pelaporan Data
Penanggung Jawab Perawat Gigi

D. UPAYA KESEHATAN JIWA

Judul Indikator Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan


jiwa(ODGJ) berat
Dasar 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
Pemikiran
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Pelayanan Kesehatan jiwa.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.


5. Direktur pencegahan dan pengendalian masalah
kesehatan jiwa dan napza menjelaskan untuk saat
ini indonesia memiliki prevalensi 1 dari 5 penduduk,
artinya sekitar 20 persen populasi di indonesia itu
mempunyai potensi masalah gangguan jiwa. Ini
masalah yang saangat tinggi karena 20 persen dari
250 juta jiwa potensial mengalami masalah
kesehatan jiwa.
6. Permasalahan saat ini belum semua provinsi
mempunyai rumah sakit jiwa, terbatasnya sarana
prasarana dan tingginya beban akibat masalah
ganggunagn jiwa sehingga tidak semua ODGJ
mendapatkan pengobatan yang seharusnya.
7. Pelayanan kesehatan menjadi sangat penting disaat
potensial masalah gangguan jiwa semakin
meningkat
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada
Pasien/Pengguna Layanan
Tujuan 3. Mendorong penurunan angka ODGJ di Indonesia
4. ODGJ Mendapatkan pelayanan kesehatan yang
optimal
Definisi 1. Capaian kinerja Pemerintah Kota Semarang dalam
Operasional memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar
bagi ODGJ berat , dinilai dari jumlah ODGJ berat
yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
standar diwilayah kerjanya dalam kurun waktu 1
tahun
1. Pelayanan kesehatan pada ODGJ berat sesuai
standar bagi psikotik akut dan skizofrenia meliputi:

a) Pemeriksaan keswa

b) Edukasi

3. Penetapan sasaran pada ODGJ berat ditetapkan


oleh Kepala daerah dengan data RISKESDAS
terbaru yang ditetapkan Menkes

a) Pemeriksaan keswa meliputi

i. Pemeriksaan status mental

ii. Wawancara

b) Edukasi kepatuhan minum obat

c) Melakukan rujukan jika diperlukan

Jenis Indikator Hasil


Satuan Persentase
Pengukuran
Numerator Jumlah ODGJ berat diwilayah kerja puskesmas
(pembilang) sekaran yang mendapatkan pelayanan keswa sesuai
standar dalam kurun waktu 1 tahun

Denominator Jumlah ODGJ beratberdasar proyeksi diwilayah kerja


(penyebut) puskesmas sekaran dalam kurun waktu 1 tahun yang
sama
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
ODGJ yang telah berada di wilayah kerja Puskesmas
pada tahun berjalan
Kriteria Eksklusi:

3. ODGJ dengan kondisi normal/stabil karena sudah


pengobatan rutin

4. ODGJ yang pindah domisili (drop out)


4. ODGJ yang tidak punya keluarga
5. ODGJ pindahan yang tidak masuk data/tidak ada
laporan dari pihak setempat

Formula
Jumlah ODGJ berat diwilayah kerja puskesmas
sekaran yang mendapatkan pelayanan keswa sesuai
standar dalam kurun waktu 1 tahun
x 100 %
Jumlah ODGJ berat berdasarkan proyeksi diwilayah
kerja puskesmas sekaran dalam kurun waktu 1 tahun
yang sama

Metode Observasional retrospektif


Pengumpulan
Data

Sumber Data 4. Pihak RSJ pasien pasca opname


5. Quesioner SRQ
6. Kunjungan pasien dan kader setempat

Instrumen Data Sekunder


Pengambilan
Data

Besar Sampel Total sampel


Cara Total sampel
Pengambilan
Sampel

Periode Bulanan
Pengumpulan
Data

Penyajian Data  Tabel


 Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan
Data
Penanggung Penanggung Jawab Program jiwa
Jawab

E. UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA

Judul Indikator Pelayanan kesehatan olahraga pada anak sekolah


Dasar Pemikiran UU no. 36 Tahun 2009 Bab VI Pasal 80 dan 81
tantang kesehatan olah raga
Dimensi Mutu Proses
Tujuan Agar anak sekolah diketahui kebugaran jasmaninya
Definisi Operasional Anak sekolah diukur kebugaran jasmaninya
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (Pembilang) Jumlah anak sekolah yang diukur kebugaran jasmani
Penyebut (Penyebut) Jumlah anak sekolah yang ada di wilayah Puskesmas
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Anak usia sekolah yang ada di wilayah sekolah
Puskesmas Sekaran

Kriteria Eksklusi :
Anak usia sekolah yang tidak di wilayah sekolah
Puskesmas Sekaran

Formula Jumlah anak sekolah yang diukur kebugaran jasmani


X
100%
Jumlah anak sekolah yang ada di wilayah puskesmas
Metode Pengumpulan Praktek kebugaran jasmani
Data
Sumber Data Hasil pengukuran kebugaran jasmani
Instrumen Pengambilan Aplikasi SIPGAR , Register Realisasi Kesorga
Data
Besar Sampel Data sasaran pembinaan
Cara Pengambilan Total sampling
Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pemegang program Kesehatan Olahraga
IV. ADMINISTRASI MANAJEMEN (ADMEN)

A. KEPEGAWAIAN

1. Tenaga Kesehatan yang memiliki STR

Judul Indikator Presentase Tenaga Kesehatan yag mempunyai STR di


Puskesmas Sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada Tenaga Kesehatan Puskesmas

Tujuan Petugas kesehatan profesional dalam pelayanan pasien


Definisi Operasional Tenaga kesehatan dipuskesmas memiliki legalitas dan profesional
dalam pelayanan pasien
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Tenaga kesehatan yang mempunyai STR/Surat Ijin

Penyebut (Penyebut) Jumlah Tenaga Kesehatan

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : tenaga kesehatan di Puskesmas Sekaran

Eksklusi : seluruh karyawan puskesmas Sekaran


Formula Tenaga kesehatan yang mempunyai STR/Surat Ijin
X 100%
Jumlah Tenaga Kesehatan

Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung


Sumber Data Penanggung Jawab Kepegawaian
Instrumen Pengambilan Data Cheklis data STR Puskesmas
Besar Sampel Total Tenaga kesehatan
Cara Pengambilan Sampling Total tenaga Kesehatan
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pj Admen

2. Ketepatan Waktu Absensi

Judul Indikator Presentase ketepatan waktu absensi di Puskesmas Sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada seluruh pegawai Puskesmas Sekaran

Tujuan Meningkatkan kedisiplinan Petugas puskesmas Sekaran


Definisi Operasional Seluruh petugas puskesmas sekaran absen tepat waktu pada
pukul 07.00 WIB
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Pegawai yang absen tepat waktu

Penyebut (Penyebut) Jumlah Pegawai Puskesmas sekaran

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : pegawai yang absen pagi

Eksklusi : seluruh pegawai puskesmas Sekaran


Formula Pegawai yang absen tepat waktu
X 100%
Jumlah Pegawai Puskesmas sekaran

Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung


Sumber Data Penanggung Jawab Kepegawaian
Instrumen Pengambilan Data Cheklis absen pagi Puskesmas
Besar Sampel Total pegawai puskesmas
Cara Pengambilan Sampling Total pegawai puskesmas
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pelaksana TU

3. Tenaga Kesehatan yang sudah pelatihan TB

Judul Indikator Presentase Tenaga yang sudah dilatih TB di Puskesmas Sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada tenaga kesehatan Puskesmas

Tujuan Petugas profesional dalam penanganan TB


Definisi Operasional Tenaga Kesehatan yang sudah dilatih pelatihan TB
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) jumlah tenaga kesehatan yang sdh dilatih pelatihan TB

Penyebut (Penyebut) Jumlah medis dan paramedis

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : jumlah tenaga kesehatan dipuskesmas

Eksklusi : jumlah pegawai puskesmas sekaran


Formula jumlah tenaga kesehatan yang sdh dilatih pelatihan TB
X 100%
Jumlah medis dan paramedis
Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung
Sumber Data Penanggung Jawab Kepegawaian
Instrumen Pengambilan Data Cheklis Pelatihan di Puskesmas
Besar Sampel Total tenaga kesehatan di puskesmas
Cara Pengambilan Sampling Total tenaga Kesehatan Di Puskesmas
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pelaksana TU

B. KEUANGAN
1. Ketepatan Laporan Keuangan

Judul Indikator Presentase ketepatan laporan bulanan puskesmas sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada ketepatan laporan Puskesmas

Tujuan Laporan tepat waktu setiap bulannya


Definisi Operasional Ketepatan laporan bulanan setiap bulannya
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Jumlah ketepatan laporan seebelum tanggal 5 bulan berikutnya

Penyebut (Penyebut) ketepatan laporan sebelum tanggal 5 bulan berikutnya

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : laporan keuangan bulanan

Eksklusi : administras di puskesmas Sekaran


Formula Jumlah ketepatan laporan seebelum tanggal 5 bulan berikutnya
X 100%
ketepatan laporan sebelum tanggal 5 bulan berikutnya

Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung


Sumber Data Bendahara
Instrumen Pengambilan Data SPJ
Besar Sampel Total SPJ
Cara Pengambilan Sampling Total SPJ
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pelaksana TU

2. Ketepatan Input Monev Anggaran


Judul Indikator Presentase ketepatan waktu input monev di Puskesmas Sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada input monev Puskesmas Sekaran

Tujuan Input monev tepat waktu


Definisi Operasional Ketepatan input monev setiap bulannya
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) jumlah ketepaan input monev setiap bulannya sebelum tanggal 5

Penyebut (Penyebut) kegiatan input moneh setiap bulannya

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : laporan keuangan bulanan

Eksklusi : administras di puskesmas Sekaran


Formula jumlah ketepaan input monev setiap bulannya sebelum tanggal 5
X 100%
kegiatan input moneh setiap bulannya

Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung


Sumber Data Penanggung Jawab Keuangan
Instrumen Pengambilan Data Cheklis Puskesmas
Besar Sampel Total data
Cara Pengambilan Sampling Total data
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pelaksana TU

C. SARANA PRA SARANA

3. Perawatan APAR sesuai jadwal

Judul Indikator Presentase ketepatan perawatan APAR sesuai jadwal puskesmas


sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada ketepatan perawatan APAR sesuai jadwal
Puskesmas

Tujuan APAR dapat digunakan dengan baik


Definisi Operasional Ketepatan jadwal perawatan APAR setiap bulannya
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) jumlah APAR yg dilakukan perawatan setiap bulannya


Penyebut (Penyebut) Jumlah APAR

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : jumlah apar

Eksklusi : adet puskesmas


Formula jumlah APAR yg dilakukan perawatan setiap bulannya
Jumlah APAR
X 100%

Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung


Sumber Data Penanggung Jawab Sarpras
Instrumen Pengambilan Data Ceklis jadwal perawatan APAR
Besar Sampel Total APAR
Cara Pengambilan Sampling Total APAR
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggungjawab Sarpras

4. Penggantian oli mesin motor

Judul Indikator Presentase ketepatan waktu penggantian oli mesin motor di


Puskesmas Sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada penggantian oli mesin motor Puskesmas
Sekaran sesuai jadwal

Tujuan Motor dapar digunakan dengan baik


Definisi Operasional Penggantian oli mesin motor sesuai dengan jadwal
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) jumlah kendaraan yang dilakukan perawatan sesuai jadwal

Penyebut (Penyebut) jumlah kendaraan di puskesmas

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : jumlah motor puskesmas

Eksklusi : asert puskesmas


Formula jumlah kendaraan yang dilakukan perawatan sesuai jadwal

jumlah kendaraan di puskesmas


X 100%

Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung


Sumber Data Penanggung Jawab sarpras
Instrumen Pengambilan Data Cheklis jadwal perawatah
Besar Sampel Total motor
Cara Pengambilan Sampling Total motor
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggungjawab Sarpras

5. Perawatan IPAL

Judul Indikator Presentase ketepatan perawatan IPAL di Puskesmas Sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada IPAL Puskesmas Sekaran
Tujuan IPAL dapat beroperasi dengan baik
Definisi Operasional Ketepatan perawtan IPAL dengan cara menyalakan mesin IPAl
seminggu sekali
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Jumlah minggu petugas melaksanakan perawatan ipal setiap bulan

Penyebut (Penyebut) Jumlah minggu dalam 1 bulan

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : IPAL Puskesmas

Eksklusi : asert puskesmas


Formula Jumlah minggu petugas melaksanakan perawatan IPAL
X 100%
Jumlah miggu dalam 1 bulan
Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung
Sumber Data Penanggung Jawab sarpras
Instrumen Pengambilan Data Cheklis jadwal perawatah
Besar Sampel Total parawatan
Cara Pengambilan Sampling Total perawatan
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggungjawab Sarpras

D. KEBERSIHAN
6. Kebersihan Jendela

Judul Indikator Presentase Kebersihan Jendela di Puskesmas Sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada gedung Puskesmas
Tujuan Terjaganya kebersihan jendela didalam dan luar gedung
Puskesmas
Definisi Operasional Sebagai acuan kebersihan jendela di dalam dan diluar gedung
Puskesmas
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) ruangan berjendela yang dibersihkan setiap bulannya

Penyebut (Penyebut) jumlah ruangan yg terdapat jendela di puskesmas Sekaran

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : Ruang Poli Rawat

Eksklusi : Gedung Puskesmas


Formula ruangan berjendela yang dibersihkan setiap bulannya
X 100%
jumlah ruangan yg terdapat jendela di puskesmas Sekaran

Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung


Sumber Data Penanggung Jawab Kebersihan
Instrumen Pengambilan Data Cheklis kebersihan jendela
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Sampling Total sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggungjawab Kebersihan

7. Kebersihan Kipas Angin

Judul Indikator Presentase Kebersihan Kipas angin di Puskesmas Sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada gedung Puskesmas

Tujuan Terjaganya kebersihan Kipas angin diluar gedung Puskesmas


Definisi Operasional Sebagai acuan kebersihan Kipas angin di dalam gedung
Puskesmas
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Jumlah kipas angin yang dibersihkan setiap bulannya

Penyebut (Penyebut) Jumlah Kipas Angin di Puskesmas Sekaran

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : kipas angin di puskesmas

Eksklusi : jumlah ruangan berkipas angin


Formula Jumlah kipas angin yang dibersihkan setiap bulannya
X 100%
Jumlah Kipas Angin di Puskesmas Sekaran

Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung


Sumber Data Penanggung Jawab Kebersihan
Instrumen Pengambilan Data Cheklis kebersihan Kipas Angin
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Sampling Total sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggungjawab Kebersihan

8. Kebersihan Langit-Langit

Judul Indikator Presentase Kebersihan Langit langit di Puskesmas Sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada gedung Puskesmas

Tujuan Terjaganya kebersihan langit langi dalam dan luar gedung


Puskesmas
Definisi Operasional Sebagai acuan kebersihan Langit langit di dalam gedung dan luar
Puskesmas
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) ruangan yang dibersihkan lawa lawa setiap Bulannya

Penyebut (Penyebut) jumlah ruangan di puskesmas Sekaran

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : jumlah ruangan di puskesmas

Eksklusi : gedung puskesmas sekaran


Formula ruangan yang dibersihkan lawa lawa setiap Bulannya
X 100%
jumlah ruangan di puskesmas Sekaran

Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung


Sumber Data Penanggung Jawab Kebersihan
Instrumen Pengambilan Data Cheklis kebersihan langit langit
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Sampling Total sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggungjawab Kebersihan

9. Pelaksanaan Sterilisasi Ruangan


Judul Indikator Presentase pelaksanaan sterilisasi Ruangan di Puskesmas
Sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada dalam gedung Puskesmas

Tujuan Terjaganya kebersihan dan sterilisasi dalam gedung Puskesmas


Definisi Operasional Sebagai acuan sterilisasi di dalam gedung
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Jumlah ruangan yang di sterilisasi setiap bulannya

Penyebut (Penyebut) jumlah ruangan di puskesmas Sekaran

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : jumlah ruangan di puskesmas

Eksklusi : gedung puskesmas sekaran


Formula Jumlah ruangan yang disterilisasi
X 100%
Jumlah ruangan puskesmas

Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung


Sumber Data Penanggung Jawab Kebersihan
Instrumen Pengambilan Data Cheklis sterilisasi ruangan
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Sampling Total sampel
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pj Admen

E. OPERASIONAL

10. Ketepatan Jadwal Pengambilan Sampah Medis

Judul Indikator Presentase ketepatan jadwal pengambilan sampah medis


puskesmas sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada ketepatan jadwal pengambilan ampah medis
Puskesmas

Tujuan Pengambilan sampah tepat waktu setiap bulannya


Definisi Operasional Ketepatan jadwal pengambilan sampah medis setiap bulannya
Jenis Indikator Hasil
Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Jumlah ketepatan hari pengambilan

Penyebut (Penyebut) Jumlah hari pengambilan

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : pengambilan sampah medis

Eksklusi : pengambilan sampah dipuskesmas


Formula Jumlah ketepatan hari pengambilan
X 100%
Jumlah hari pengambilan

Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung


Sumber Data Penanggung Jawab Kebersihan
Instrumen Pengambilan Data Ceklis jadwal pengambilan sampah medis
Besar Sampel Total penambilan
Cara Pengambilan Sampling Total pegambilan
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pelaksana TU

11. Ketepatan Waktu pelaporan SIP (Sistem Informasi Puskesmas)

Judul Indikator Presentase ketepatan waktu Pelaporan SIP di Puskesmas


Sekaran

Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 44 Tahun 2016
Tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada Laporan SIP setiap bulan Puskesmas
Sekaran

Tujuan Laporan SIP tepat waktu


Definisi Operasional Ketepatan pelaporan SIP setiap tanggal 25
Jenis Indikator Hasil

Satuan Pengukuran Persentase

Numerator (Pembilang) Jml pelaporan tepat tanggal 25

Penyebut (Penyebut) Jml laporan

Target Pencapaian 100%

Kriteria Inklusi : laporan SIP bulanan

Eksklusi : administras di puskesmas Sekaran


Formula Jml pelaporan tepat tanggal 25
X 100%
Jml laporan
Metode Pengumpulan Data Pengukuran langsung
Sumber Data Penanggung Jawab admen
Instrumen Pengambilan Data Cheklis Puskesmas
Besar Sampel Total data
Cara Pengambilan Sampling Total data
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Pelaksana TU

V. INDIKATOR NASIONAL MUTU

1. Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas


a. Kepatuhan Kebersihan Tangan

Judul Kepatuhan kebersihan tangan

Indikator
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Pemikiran Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan


tentang Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi.
3. Keputusan Menteri
Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan
Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)
4. Puskesmas harus memperhatikan
kepatuhan seluruh pemberi pelayanan
dalam melakukan cuci tangan sesuai
dengan
ketentuan WHO.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi layanan
kesehatan sebagai dasar untuk memperbaiki
dan meningkatkan kepatuhan agar dapat
menjamin keselamatan pasien dengan cara
mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan
kesehatan.
Definisi 1. Kebersihan tangan dilakukan dengan
Operasional mencuci tangan menggunakan sabun dan
air mengalir bila tangan jelas kotor atau
terkena cairan tubuh, atau menggunakan
alkohol (alcohol-based handrubs) bila
tangan tidak
tampak kotor.
2. Kebersihan tangan dilakukan dengan 5
indikasi (Five moments) menurut WHO dan
5 indikasi sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19)

3. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara


6 langkah menurut WHO.

4. Penilaian kepatuhan kebersihan tangan


adalah penilaian kepatuhan terhadap
petugas yang melakukan kebersihan
tangan sesuai dengan indikasi yang terdiri
dari :

a. Sebelum kontak dengan pasien, yaitu


sebelum menyentuh pasien
(permukaan tubuh atau pakaian
pasien).

b. Sesudah kontak dengan pasien yaitu


setelah menyentuh pasien (permukaan
tubuh atau pakaian pasien ).

c. Sebelum melakukan prosedur aseptik


contoh: Pemasangan intra vena kateter
(infus), perawatan luka, pemasangan
kateter urin, suctioning, pemberian
suntikan dan lain lain

d. Setelah bersentuhan dengan cairan


tubuh pasien seperti muntah, darah,
nanah, urin, feces, produksi drain, dan
setelah melepas sarung tangan

e. Setelah bersentuhan dengan


lingkungan pasien meliputi: menyentuh
tempat
tidur pasien, linen yang terpasang di
tempat tidur, alat-alat di sekitar pasien
atau peralatan lain yang digunakan
pasien, kertas/lembar untuk menulis
yang ada di sekitar pasien.

f. Melepas sarung tangan steril

g. Melepas APD

h. Setelah kontak dengan permukaan


benda mati dan objek termasuk
peralatan medis

i. Setelah melepaskan sarung tangan


steril.

j. Sebelum menangani obat-obatan


atau menyiapkan makanan.

5. Pemberi pelayanan kesehatan yang dinilai


adalah semua tenaga medis dan tenaga
kesehatan yang bertugas di ruang
pelayanan/perawatan pasien serta tenaga
penunjang yang bekerja sebagai cleaning
service, pemulasaran jenazah, sopir
ambulan, dan tenaga penunjang yang
kontak erat dengan pasien / spesimen.

6. Observer adalah orang yang paham dan


memiliki kompetensi untuk melakukan
penilaian kepatuhan kebersihan tangan
dengan metode dan tool yang telah
ditentukan.

7. Pengamatan dilakukan selama maksimal


15
menit dalam satu periode pengamatan

8. Peluang adalah indikasi kebersihan


tangan dalam 15 menit periode
pengamatan.
Jenis Indikator Proses

Satuan Persentase

Pengukuran
Numerator Jumlah peluang kebersihan tangan
yang
(pembilang)
dilakukan sesuai indikasi
Denominator Jumlah peluang kebersihan tangan
yang
(penyebut)
seharusnya dilakukan dalam satu
periode
pengamatan/observasi.
Target ≥ 85%

Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :

Seluruh tenaga medis dan tenaga


kesehatan yang bertugas di ruang
pelayanan/ perawatan pasien serta
tenaga penunjang yang bekerja sebagai
cleaning service, pemulasaran jenazah,
sopir ambulan, dan tenaga penunjang
yang kontak erat dengan pasien/spesimen
yang akan di observasi

Kriteria

Ekslusi :

Tidak ada
Formula Jumlah peluang kebersihan tangan yang
dilakukan sesuai indikasi x
100%
Jumlah peluang kebersihan tangan
yang seharusnya dilakukan dalam
satu periode pengamatan/observasi
Desain Concurrent (Survei harian)
Pengumpulan
Data
Sumber Data Hasil observasi
Instrumen Formulir Kepatuhan Kebersihan Tangan
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpula
n Data

Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data
□Tabel

□Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung jawab mutu

Jawab

b. Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Judul Indikator Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri


(APD)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Keselamatan Pasien

2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia tentang Pedoman Pencegahan
Dan Pengendalian Coronavirus Disease
2019 (Covid-19)

4. Pedoman Kementerian Kesehatan


tentang
Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD).

5. Puskesmas harus memperhatikan


kepatuhan pemberi pelayanan dalam
menggunakan APD
sesuai dengan prosedur.
Dimensi Mutu Keselamatan, Efektif
Tujuan 1. Mengukur kepatuhan petugas
Puskesmas dalam
menggunakan APD

2. Menjamin keselamatan petugas


dan pengguna layanan
dengan cara mengurangi
risiko infeksi.
Definisi
1. Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat
Operasional
a lat yang dirancang sebagai penghalang
terha dap penetrasi zat, partikel padat,
cair, atau udara untuk melindungi
pemakainya dari ce dera atau penyebaran
infeksi atau penyakit.

2. APD digunakan sesuai dengan standar


dan i ndikasi

3. Indikasi penggunaan APD adalah jika


melak ukan tindakan yang memungkinkan
tubuh atau membran mukosa terkena atau
terperc ik darah atau cairan tubuh atau
kemungkin an pasien terkontaminasi dari
petugas.

4. Kepatuhan penggunaan APD adalah


kepatu han petugas dalam menggunakan
APD sesu ai standar dan indikasi.

5. Penilaian kepatuhan penggunaan APD


adala h penilaian yang dilakukan terhadap
petuga s dalam menggunakan APD saat
melakukan
prosedur pelayanan kesehatan
6. Observer adalah orang yang melakukan
pengamatan terhadap kepatuhan
kepada petugas.
Jenis Indikator Proses

Satuan Persentase

Pengukura
n
Numerator Jumlah petugas yang menggunakan APD
(pembilang) sesuai
indikasi dan standar dalam periode pengamatan
Denominator Jumlah petugas yang diamati

(penyebut)
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua petugas yang terindikasi harus


menggunakan APD

Kriteria Eksklusi:

Tidak ada

Formula
Jumlah petugas yang menggunakan APD
sesuai indikasi dan standar dalam
periode pengamatan
Jumlah petugas yang diamati
Desain
Concurrent (Survei harian) X 100
Pengumpula %
n
Data
Sumber Data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpula
n Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Analisis Data
Penyajian Data □Tabel

□Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung jawab mutu

Jawab

c. Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan

Judul Kepatuhan Identifikasi Pengguna Layanan

Indikator
Dasar 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang

Pemikiran Keselamatan Pasien


2. Peraturan Menteri Kesehatan RI
tentang Puskesmas

3. Ketepatan identifikasi pengguna layanan


merupakan sasaran keselamatan pasien
yang pertama. Yang dimaksud dengan
keselamatan pasien adalah
keselamatan pengguna layanan.
Ketepatan identifikasi menjadi sangat
penting untuk menjamin keselamatan
Pengguna Layanan selama proses
pelayanan dan mencegah insiden
keselamatan pengguna layanan.
4. Untuk menjamin ketepatan identifikasi
pengguna layanan maka diperlukan
indikator yang mengukur dan memonitor
tingkat kepatuhan pemberi pelayanan
dalam melakukan proses identifikasi.
Sehingga pemberi pelayanan akan
menjadikan identifikasi sebagai proses
rutin dalam
proses pelayanan.
Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Meningkatkan kepatuhan pemberi layanan
dalam melaksanakan identifikasi
pengguna layanan pada proses
pelayanan.
Definisi 1. Pengguna layanan adalah pasien,
keluarga,
Operasional
sasaran, kelompok masyarakat dan lintas
sektor
2. Identifikasi pengguna layanan secara benar
adalah proses mencocokkan identitas
pengguna layanan dengan menggunakan
minimal dua dari tiga identitas yang tidak
pernah berubah. Misalnya nama, tanggal
lahir, nomor rekam medik, NIK sesuai
dengan yang ditetapkan di Puskesmas

3. Proses identifikasi pengguna layanan oleh


petugas dilakukan dengan mencocokkan
antara identitas yang tertera di dokumen
dengan hasil klarifikasi pada pengguna
layanan secara visual dan atau verbal.

4. Peluang adalah indikasi dilakukan


identifikasi pengguna layanan secara benar
pada saat :

a. Pendaftaran

b. Sebelum tindakan
c. Penyerahan hasil laboratorium

d. Penyerahan obat
Jenis Indikator Proses

Satuan Persentase

Pengukura
n
Numerator Jumlah proses identifikasi yang dilakukan
(pembilang) secara benar
Denominator Jumlah pengguna layanan yang mendapatkan
(penyebut) pelayanan di puskesmas
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua pengguna layanan yang mendapatkan


pelayanan di Puskesmas

Kriteria Eksklusi:

Tidak ada

eksklusi
Formula

Desain Concurrent (Survei harian)


Pengumpula
n Data
Sumber Data Data Primer
Instrumen Formulir observasi
Pengambilan
Data
Besar Sampel Sampel dihitung sesuai dengan kaidah statistik
Frekuensi Harian
Pengumpula
n Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Analisis
Data
Penyajian Data □Tabel

□Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung Jawab Mutu

Jawab

d. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB semua


kasus Sensitif Obat (SO)
Judul Indikator Angka keberhasilan pengobatan pasien TB

semua kasus Sensitif Obat (SO)


Dasar 1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN

Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang


Penanggulangan Tuberkulosis
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Puskesmas

4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB


semua kasus minimal 90% dengan
memperhatikan upaya penurunan angka
putus berobat, gagal, meninggal dan
pasien
tidak dilakukan evaluasi.
Dimensi Mutu Efisien, Efektif, Tepat Waktu
Tujuan Untuk mengetahui jumlah
keberhasilan pengobatan pasien TB
semua kasus sensitif obat
dan mengurangi angka penularan penyakit TB
Definisi 1. Tuberculosis yang selanjutnya disingkat
TB
Operasional adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis, yang
dapat menyerang paru dan organ lainnya.

2. TB Sensitif Obat (SO) adalah penderita TB


yang berdasarkan hasil pemeriksaan uji
kepekaan atau Tes Cepat Mikroskopis
(TCM) menunjukan hasil masih sensitif
terhadap obat anti tuberculosis (OAT) lini 1
(pertama)

3. Obat anti tuberculosis (OAT) lini 1 adalah


obat anti tuberculosis yang terdiri dari
Isoniazid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z),
Etambutol (E) dan Streptomisin (S).

4. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB


adalah angka yang menunjukkan
persentase semua pasien TB yang sembuh
dan pengobatan lengkap diantara semua
pasien TB yang diobati dan dilaporkan
sesuai dengan periodisasi waktu
pengobatan TB. Angka ini merupakan
penjumlahan dari angka kesembuhan
semua kasus dan angka pengobatan
lengkap semua kasus yang
menggambarkan kualitas pengobatan TB.

5. Sembuh adalah pasien TB paru dengan


hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada
awal pengobatan yang hasil pemeriksaan
bakteriologis pada akhir pengobatan
menjadi negatif dan pada salah satu
pemeriksaan sebelumnya.

6. Upaya peningkatan mutu


keberhasilan
pengobatan pasien TB dilihat menurut alur
pengobatan mulai dari pasien dinyatakan
positif sebagai pasien TB berdasarkan
hasil pemeriksaan bakteriologis lainnya
sampai dengan pasien dinyatakan sembuh
dan pengobatan lengkap.

7. Upaya peningkatan mutu tersebut meliputi:

a. Pemeriksaan dahak yang tepat dan benar


dengan hasil terdokumentasi.
b. Pelaksanaan Komunikasi Informasi
Edukasi (KIE) TB kepada pasien TB dan
keluarga, pembuatan kesepakatan pasien
dalam menjalankan pengobatan TB
termasuk penunjukan Pengawas Minum
Obat (PMO).
c. Pemberian regimen dan dosis obat yang
tepat.
d. Pemantauan kemajuan pengobatan
termasuk penanganan efek samping
obat.
e. Pencatatan rekam medis (medical
record) secara lengkap dan benar di
setiap tahapan pengobatan.

8. Sembuh adalah pasien TB paru dengan


hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada
awal pengobatan yang hasil pemeriksaan
bakteriologis pada akhir pengobatan dalam
periodisasi pengobatan TB menjadi negatif
dan pada salah satu pemeriksaan
sebelumnya.
9. Pengobatan lengkap adalah pasien TB yang
telah menyelesaikan pengobatan secara
lengkap dimana pada salah satu
pemeriksaan sebelum akhir pengobatan
hasilnya negatif dan diakhir pengobatan
tidak ada bukti hasil pemeriksaan
bakteriologis (tidak dilakukan pemeriksaan
b
akteriologis di akhir pengobatan)
Jenis Indikator Hasil

Satuan Persentase

Pengukura
n
Numerator Jumlah semua pasien TB SO yang sembuh
dan
(pembilang)
pengobatan lengkap pada tahun berjalan di
wilayah kerja Puskesmas
Denominator Jumlah semua kasus TB SO yang diobati pada
(penyebut) tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas
Target 90%.
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Semua pasien TB SO yang dinyatakan


sembuh dan menjalani pengobatan secara
lengkap di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan

Kriteria Eksklusi:

1. Pasien TB RO

2. Pasien TB pindahan yang tidak dilengkapi


dengan TBC.09 dan hasil pengobatan
pasien TB pindahan dengan TB.10

3. Pasien TB dengan hasil positif pada


bulan ke 5 atau bulan ke 6
Formula

Desain Retrospektif
Pengumpulan
Data
Sumber Data Formulir :

TB.01, TB.03, TB.04, TB.05, TB.06,


TB.09 dan TB.10
Instrumen Data sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Populasi
Frekuensi Harian
Pengumpulan
Data

Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Pelaporan Data
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Data
Penyajian Data □ Tabel

□ Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung jawab Program TB

Jawab

e. Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar

Judul Indikato Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan ANC


r sesuai standar
Dasar 1. Peraturan Presiden RI tentang RPJMN
Pemikiran 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang
Pelayanan Kesehatan Ibu

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang


Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan

4. Peraturan Menteri Kesehatan tentang


Puskesmas

5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka


Kematian Ibu (AKI) 305/100.000 kelahiran
hidup (KH) sedangkan target pada RPJMN
2020-2024 adalah 183/100.000 KH dan
pada akhir SDGs 2030 adalah
131/100.000 KH.

6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan


ANC sesuai standar, maka risiko pada
kehamilan dapat sejak awal diketahui dan
dilakukan tata laksana, sehingga faktor
risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi
komplikasi.

7. ANC sangat penting dilakukan untuk


kelangsungan hidup baik bagi ibu maupun
bayi serta bayi dapat lahir sehat,
berkualitas
dan tercegah dari risiko stunting
Dimensi Mutu Efektif, Keselamatan, Berorientasi
pada pasien/pengguna layanan
Tujuan Penurunan angka kematian ibu di Indonesia
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
Operasional ANC sesuai standar adalah ibu hamil yang
telah mendapatkan pelayanan ANC
lengkap
sesuai dengan standar kuantitas
dan
standar kualitas selama periode
kehamilan di wilayah kerja Puskesmas
pada tahun berjalan.

2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali


selama periode kehamilan (K4) terdiri dari:

a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin


pada trimester ke-1 (satu)/ 0-12
minggu,

b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester


ke-2 (dua)/ > 12-24 minggu, dan

c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester


ke-3 (tiga)/ 24 minggu-sampai dengan
kelahiran

3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal


yang memenuhi 10T meliputi :

a Timbang Berat badan dan tinggi

badan b Ukur tekanan darah

c Nilai status gizi (ukur LILA)

d Ukur tinggi fundus uteri (setelah


kehamilan 24 minggu)

e Tentukan presentasi janin dan denyut


jantung janin

f Skrining status imunisasi dan berikan


suntikan tetanus toksoid (TT) bila
diperlukan.

g Beri tablet tambah darah

h Pemeriksaan laboratorium meliputi:


1) Golongan darah

2) Kadar Hemoglobin

3) Gluko-Protein urin

4) termasuk pemeriksaan HIV


(Indikator SPM)

i Tata laksana

j Temu wicara/ konseling

4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar


pemeriksaan ANC sesuai ketentuan
yang berlaku.

5. Sasaran Indikator adalah semua ibu


bersalin yang telah mendapatkan
pelayanan ANC sesuai standar pada
masa kehamilan
pada tahun bejalan.
Jenis Indikator Hasil

Satuan Persentase

Pengukura
n
Numerator Jumlah ibu hamil bersalin yang telah
mendapa
(pembilang)
tkan pelayanan ANC lengkap sesuai standar
pa da tahun berjalan
Denominator Jumlah ibu hamil bersalin di wilayah kerja
(penyebut) puskesmas pada tahun berjalan
Target 100%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:

Seluruh ibu hamil bersalin di wilayah kerja


pus kesmas pada tahun berjalan
Kriteria Eksklusi:

1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1

2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)

3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan


masa kehamilan (Abortus)

4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki


catatan riwayat kehamilan lengkap

5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin.


Formula

Desain Retrospektif
Pengumpula
n Data
Sumber Data Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku
Register Ibu
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan
Data
Besar Sampel Jumlah ibu hamil bersalin yang berada di
wilay ah kerja puskesmas
Frekuensi Bulanan
Pengumpula
n Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan

Pelaporan Data
Periode Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data
□Tabel

□Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung Jawab Program KIA

Jawab

f. Kepuasan Pengguna Layanan

Judul Indikato Kepuasan Pengguna Layanan

r
Dasar 1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Pemikiran Negara dan Reformasi Birokrasi mengenai
Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan
Masyarakat Unit Penyelenggara
Pelayanan
Publik
2. Peraturan Menteri Kesehatan
tentang Puskesmas
Dimensi Mutu Berorientasi kepada pasien/ pengguna layanan
Tujuan Mengukur tingkat kepuasan masyarakat
sebagai
pengguna layanan dan meningkatkan kualitas
penyelenggaraan pelayanan publik.
Definisi 1. Kepuasan masyarakat/pengguna layanan
Operasional adalah hasil pendapat dan penilaian
masyarakat terhadap kinerja pelayanan
yang diberikan aparatur penyelenggara
pelayanan
publik.
2. Pengguna layanan puskesmas adalah
pasien, keluarga,
masyarakat, kelompok
masyarakat, lintas sektor, yang
menerima
pelayanan dari Puskesmas.
3. Pelayanan publik adalah segala kegiatan
pelayanan yang dilaksanakan oleh
penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan, maupun dalam rangka
pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

4. Penerima pelayanan publik adalah orang,


masyarakat, lembaga instansi pemerintah
dan dunia usaha, yang menerima
pelayanan dari aparatur penyelenggara
pelayanan publik.

5. Responden adalah penerima pelayanan


publik yang pada saat pencacahan sedang
berada di lokasi unit pelayanan, atau yang
pernah menerima pelayanan dari aparatur
penyelenggara pelayanan, baik Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) maupun
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)

6. Besaran sampel ditentukan

dengan menggunakan tabel sampel dari


Krejcie and Morgan

7. Unsur pelayanan adalah faktor atau aspek


yang terdapat dalam penyelenggaraan
pelayanan kepada masyarakat sebagai
variabel penyusunan survei kepuasan
masyarakat untuk mengetahui kinerja unit
pelayanan.

8. Survei Kepuasan Masyarakat


adalah
kegiatan pengukuran secara komprehensif
tentang tingkat kepuasan masyarakat
terhadap kualitas layanan yang diberikan
oleh penyelenggara pelayanan publik.

9. Indeks Kepuasan Masyarakat adalah hasil


pengukuran dari kegiatan Survei
Kepuasan Masyarakat berupa angka.
Angka ditetapkan dengan skala 1 (satu)
sampai dengan 4 (empat).

10. Unsur Survei Kepuasaan Masyarakat


adalah unsur-unsur yang menjadi
indikator pengukuran kepuasan
masyarakat terhadap penyelenggaraan
pelayanan publik.

11. Survei periodik adalah survei yang


dilakukan oleh pemberi layanan secara
berkala setiap 3 (tiga) bulanan (triwulan),
atau 6 (enam) bulan (semester) atau
minimal 1 (tahun) sekali.

12. Unsur SKM dalam peraturan ini meliputi:


a. Persyaratan
Persyaratan adalah syarat yang harus
dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis
pelayanan, baik persyaratan teknis
maupun administratif.
b. Sistem, Mekanisme, dan Prosedur.
Prosedur adalah tata cara
pelayanan yang dibakukan
bagi pemberi dan
penerima pelayanan,
termasuk
pengaduan.
c. Waktu Penyelesaian.
Waktu Penyelesaian adalah jangka
waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
d. Biaya/Tarif.
Biaya/Tarif adalah ongkos yang
dikenakan kepada penerima layanan
dalam mengurus dan/atau memperoleh
pelayanan dari penyelenggara yang
besarnya ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara penyelenggara
dan masyarakat.
e. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan.
Produk spesifikasi jenis
pelayanan adalah hasil
pelayanan yang diberikan dan diterima
sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan. Produk pelayanan ini
merupakan hasil dari setiap
spesifikasi jenis pelayanan.
f. Kompetensi Pelaksana.
Kompetensi Pelaksana
adalah kemampuan
yang harus dimiliki oleh pelaksana
meliputi pengetahuan, keahlian,
keterampilan,
dan pengalaman.
g. Perilaku Pelaksana.
Perilaku Pelaksana adalah sikap
petugas dalam memberikan
pelayanan.
h. Penanganan Pengaduan, Saran
dan
Masukan.
Penanganan pengaduan, saran dan
masukan, adalah tata cara
pelaksanaan penanganan pengaduan
dan tindak lanjut.
i. Sarana dan prasarana.
Sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan.
Prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang
utama
terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek).
Sarana digunakan
untuk benda yang bergerak (komputer,
mesin) dan prasarana untuk benda
yang tidak bergerak (gedung).

13. Survei Kepuasan Masyarakat dilakukan


dengan menggunakan indikator dan
metodologi survei yang sudah
ditentukan.
Jenis Indikator Output

Satuan Indeks

Pengukura
n
Numerator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB

(pembilang)
Denominator Sesuai dengan PERMEN PAN & RB
(penyebut)
Target >76.60

Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi:
Semua pengguna layanan Puskesmas baik
UKM
maupun UKP

Kriteria Eksklusi:

Tidak ada
Formula Sesuai dengan metodologi survei
kepuasan masyarakat berdasarkan
PERMEN PAN & RB
Desain Survei
Pengumpula
n Data
Sumber Data Hasil survei
Instrumen Sesuai dengan kuisioner survei
Pengambilan kepuasan masyarakat berdasarkan
Data PERMEN PAN & RB
Besar Sampel Penentuan sampel dihitung dengan
menggunakan tabel sampel dari Krejcie
and Morgan.
Frekuensi Triwulanan, semesteran, Tahunan
Pengumpula
n Data

Periode Triwulanan, semesteran, Tahunan

Pelaporan Data
Periode Triwulanan, semesteran, Tahunan
Analisis Data
Penyajian Data
□Tabel

□Control chart  Run chart


Penanggung Penanggung Jawab Mutu

Jawab
KEPALA UPTD PUSKESMAS SEKARAN

TUTUK WIJAYANTININGRUM

Anda mungkin juga menyukai