Anda di halaman 1dari 24

KARYA TULIS ILMIAH DAN RAGAM

BAHASA ILMIAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

DOSEN PEMBIMBING : Musliadi, S.Pd.I., M.Hum

DISUSUN OLEH :

SYAHRI RAMADHANI (201914020)

LAILA HUSNA (201914010)

FARID (201914006)

JURUSAN ASTRONOMI ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
LHOKSEUMAWE
2020
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
KARYA TULIS ILMIAH DAN RAGAM BAHASA ILMIAH ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulis dari makalah ini adalah untuk memenuhi Bapak
Musliadi,S.Pd.I.,M.Hum pada Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Karya Tulis Ilmiah bagi
para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Musliadi,S.Pd.I.,M.Hum , selaku


dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
kesempurnaan makalah ini.

Lhokseumawe, 2020

Penulis

ii
DAFAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................................ii
DAFAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
C. TUJUAN...............................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
1.1. KARYA TULIS ILMIAH................................................................................3
A. PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH.....................................................3
B. JENIS-JENIS KARYA TULIS ILMIAH.......................................................3
C. METODE PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH......................................7
D. SYARAT-SYARAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH......................9
1.2. RAGAM BAHSA ILMIAH...........................................................................10
A. PENGERTIAN RAGAM BAHASA ILMIAH.............................................10
B. KARAKTERISTIK RAGAM BAHASA ILMIAH......................................10
C. CIRI RAGAM BAHASA ILMIAH...............................................................12
D. BERBAGAI RAGAM BAHASA...................................................................13
BAB III............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
A. KESIMPULAN...................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti.
Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para
pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu
hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek
tulisan. Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema
seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun,
tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah
sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian
lanjutan.Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan (mahasiswa) bukan sekadar
menjadi penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai pemberi (penyumbang)
ilmu. Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan tidak hanya
dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang tulisan-tulisan ilmiah.
Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan wajib menguasai tata cara
menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada teknik, tetapi juga praktik
penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar bicara dan “menyanyi” saja,
tetapi juga harus gemar dan pintar menulis. Istilah karya ilmiah disini adalah
mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan penyajiannya didasarkan pada
kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Di lihat dari panjang pendeknya atau
kedalaman uraiaan, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan
penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan
pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya
semacam itu didahului oleh studi pustaka dan studi lapangan ( Azwardi, 2008 :
111). Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan karangan menurut
bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2) karangan semi ilmiah atau
ilmiah populer, dan (3) karangan non ilmiah. Yang tergolong ke dalam karangan

1
ilmiah - karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi;
yang tergolong karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini,
feuture, reportase; yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot,
opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel,roman,dan naskah drama.Ketiga jenis
karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki
aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan
penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak
terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi ilmiah berada diantara
keduanya.
Bahasa Indonesia, merupakan bahasa yang setiap hari kita gunakan, layaknya
bahasa pada umumnya, digunakan untuk tujuan tertentu dan dalam kondisi
tertentu. Tujuan dan kondisi inilah yang akan mempengaruhi dan menentukan
ragam bahasa Indonesia yang harus kita gunakan. Sebagai mahasiswa kita harus
sadar bahwa kita berada dalam dunia akademik atau ilmiah yang menuntut kita
untuk menggunakan “Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian karya tulis ilmiah ?
2. Apa saja jenis-jenis karya tulis ilmiah ?
3. Bagaimana metode penulisan karya tulis ilmiah ?
4. Apa saja syarat-syarat karya tulis ilmiah ?
5. Apa pengertian ragam bahasa ilmiah ?
6. Apa saja karakteristik ragam bahasa ilmiah ?
7. Apa saja ciri ragam bahasa ilmiah ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian karya tulis ilmiah
2. Mengetahui jenis-jenis karya tulis ilmiah
3. Mengetahui metode penulisan karya tulis ilmiah
4. Mengetahui syarat-syarat penulisan karya tulis ilmiah
5. Mengetahui pengertian ragam bahasa ilmiah
6. Mengetahui karakteristik ragam bahasa ilmiah
7. Mengetahui cirri ragam bahasa ilmiah
2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. KARYA TULIS ILMIAH


A. PENGERTIAN KARYA TULIS ILMIAH
Menurut Brotowidjoyo (195:8-9), “Karya Ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodelogi penulisan
yang baik dan benar”. Sementara menurut Eko Susilo, M. (1995:11), karangan
ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika
penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat di pertanggung jawabkan
kebenarannya atau keilmuannya.

Sementara itu, menurut Wikipedia bahasa Indonesia, karya ilmiah


(scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan
dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.

Jadi karya tulis ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang


menyajikan fakta umum yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara
ilmiah dan mengikuti pedoman dan konvensi ilmiah yang telah disepakati atau
ditetapkan. Karya tulis ilmiah merupakan suatu sajian bentuk karangan yang
dinamis. Karya tulis ilmiah bukan sebuah “pakem” keilmuan sehingga
penyajiannya harus menuntut sesuatu yang statis dari waktu ke waktu.

B. JENIS-JENIS KARYA TULIS ILMIAH


1. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah laporan ilmiah lengkap dari suatu penelitian
setelah kegiatan penelitian berakhir, sebagai pertanggungjawaban ilmiah
dan sebagai dokumen tertulis lengkap dari kegiatan penelitian.
Dalam laporan penelitian, peneliti memaparkan berbagai langkah yang
telah dilakukan selama penelitian dan apa saja hasil yang telah ditemukan
dari kegiatan penelitiannya. Dengan demikian, laporan penelitian

3
merupakan media bagi peneliti mengkomunikasikan pelaksanaan
penelitian serta hasil-hasilnya kepada orang lain.
2. Makalah
Makalah adalah salah satu produk  karya tulis ilmiah yang memuat
kajian tentang suatu masalah di lingkungan sekitar. Landasan
pembahasanya adalah keberadaan data di lapangan yang bersifat empiris-
objektif. Kajian yang termuat dalam makalah menggunakan pola pikir
yang deduktif dan induktif. Pola pikir deduktif adalah cara berpikir yang
ditangkap atau diambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Sedangkan pola pikir induktif adalah
cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal atau peristiwa khusus
untuk menentukan hukum yang umum.
3. Artikel
Karya tulis yang disusun untuk mengungkapkan pendapat seorang
penulis atas suatu fakta/data/ pendapat orang lain berdasarkan
rangkaian logika tersendiri. tulisan lepas berisi opini seseorang yang
mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual dan atau
kontroversial dengan tujuan untuk memberitahu (informatif),
memengaruhi dan meyakinkan (persuasif argumentatif), atau menghibur
khalayak pembaca (rekreatif).
4. Skripsi
Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk
mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil
penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena
dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang
berlaku. 
Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu
karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu
menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan
keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan
menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang

4
diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status
sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia.
5. Tesis
Tesis adalah pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang
dikemukakan dalam karya tulis ilmiah; untuk mendapatkan gelar
kesarjanaan pada perguruan tinggi. Tesis juga dapat berarti sebuah karya
tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa. Tesis merupakan bukti
kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu
pada salah satu bidang keilmuan dalam ilmu pendidikan sesuai ilmu yang
telah dipelajari.
6. Disertasi
Pencapaian gelar akademik tertinggi adalah predikat Doktor. Gelar
Doktor (Ph.D) dimungkinkan manakala mahasiswa (S3) telah
mempertahankan disertasi  dihadapan Dewan Penguji Disertasi yang
terdiri dari profesor atau Doktor dibidang masing-masing. Disertasi adalah
karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat
Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk
memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis
kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan
menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu
kesimpulan yang berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang
ilmiah. Disertasi ditulis berdasarkan penemuan (keilmuan) orisinil dimana
penulis mengemukan dalil yang dibuktikan berdasarkan data dan fakta
valid dengan analisis terinci. Mahahisiswa (S3) harus mampu (tanpa
bimbingan) menentukan masalah, berkemampuan berpikikir abstrak serta
menyelesaikan masalah praktis. Disertasi memuat penemuan-penemuan
baru, pandangan baru yang filosofis, tehnik atau metode baru tentang
sesuatu sebagai cerminan pengembangan ilmu yang dikaji dalam taraf
yang tinggi.

5
7. Esai
Esai, adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan
makin baik jika penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi,
pengetahuan dengan perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya.
Tujuannya selalu sama, yaitu mengekspresikan opini, dengan kata lain
semuanya akan menunjukkan sebuah opini pribadi (opini penulis) sebagai
analisa akhir. Perbedaannya dengan tulisan yang lain, sebuah esai tidak
hanya sekadar menunjukkan fakta atau menceritakan sebuah pengalaman;
ia menyelipkan opini penulis di antara fakta-fakta dan pengalaman
tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki sebuah opini sebelum menulis
esai.
8. Opini
Opini, adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada
keyakinan yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang
nampaknya benar, valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang;
apa yang dipikirkan seseorang; penilaian
9. Fiksi
Fiksi, satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang
berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga
tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot,
konflik, klimaks, setting dan sebagainya adalah hal-hal penting yang
memerlukan perhatian tersendiri. Meski demikian, dengan kisah (bisa juga
data) yang asalnya dari imajinasi pengarang tersebut, tulisan fiksi
memungkinkan kebebasan bagi seorang pengarang untuk membangun
sebuah ‘kebenaran’ yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang
ingin ia sampaikan kepada pembacanya. Sementara itu, kebebasan yang
dimiliki pengarang fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya
kebebasan bagi pembaca untuk menginterpretasikan makna yang
terkandung dalam tulisan tersebut. Artinya, fiksi sangat memungkinkan
adanya multi interpretasi makna. Para pendukung tulisan fiksi meliputi:

6
novelis, cerpenis, dramawan dan kadang penyair pun sering dimasukkan
ke dalam golongan ini.

Karya ilmiah ada dua jenis, yaitu :


1. Karangan ilmiah, yaitu salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian
hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya.
2. Laporan ilmiah, yaitu suatu wahana penyampaian berita, informasi,
pengetahuan,atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini
dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang
disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini
berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian,
pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis
karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan
ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan telnologi yang
sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam
kesempatan tertentu.

C. METODE PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

Metode penulisan menulis karya ilmiah adalah suatu cara untuk pelaksanaan
secara sistematis dan objektif yang mengikuti langkah-langkah menulis karya
ilmiah sebagai berikut.

1. Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan


Ini merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah yang pertama, yaitu
melakukan pengamatan atas obyek yang diteliti. Menetapkan masalah dan
tujuan yang akan diteliti dan dijadikan karya ilmiah. Langkah ini merupakan
titik acuan Anda dalam proses penulisan atau penelitian

2. Menyusun hipotesis
Langkah langkah menulis karya ilmiah yang kedua adalah menyusun
dugaan-dugaan yang menjadi penyebab dari obyek penelitian Anda.

7
Hipotesis ini merupakan prediksi yang ditetapkan ketika Anda mengamati
obyek penelitian.

3. Menyusun rancangan penelitian


Selanjutnya Anda menyusun rancangan penelitian sebagai langkah ketiga
dari langkah langkah menulis karya ilmiah. Ini merupakan kerangka kerja
bagi penelitian yang dilakukan.

4. Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan


Ini langkah keempat dari langkah langkah menulis karya ilmiah yang
merupakan kegiatan nyata dari proses penelitian dalam bentuk percobaan
terkait penelitian yang dilakukan. Anda lakukan percobaan yang signifikan
dengan objek penelitian.

5. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data


Setelah melakukan percobaan atas objek penelitian dengan metode yang
direncanakan, maka selanjutnya Anda melakukan pengamatan terhadap
objek percobaan yang dilakukan tersebut. Apa yang terjadi pada objek
penelitian. Ini merupakan langkah langkah menulis karya ilmiah yang
kelima.

6. Menganalsis dan menginterpretasikan data


Langkah-langkah menulis karya ilmiah keenam, yaitu mengenalisa dan
menginterpretasikan hasil pengamatan yang sudah dilakukan. Anda coba
untuk menginterpretasikan segala kondisi yang terjadi pada saat pengamatan.
Di langkah inilah Anda mencoba untuk meneliti dan memperkirakan apa
yang terjadi dari pengamatan dan pengumpulan data.

7. Merumuskan kesimpulan dan atau teori


Langkah ketujuh dari langkah langkah menulis karya ilmiah adalah
merumuskan kesimpulan atau teori mengenai segala hal yang terjadi selama
percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan penginterpretasian data.
Langkah ini mencoba untuk menarik kesimpulan dari semua yang

8
didapatkan dari proses percobaan, pengamatan, penganalisaan, dan
penginterpretasian terhadap objek penelitian.

8. Melaporkan hasil penelitian


Langkah terakhir dari langkah langkah menulis karya ilmiah adalah
melaporkan hasil penelitian. Dan, langkah inilah yang sesungguhnya
merupakan proses penulisan karya ilmiah. Dengan langkah ini, maka guru
atau anak didik dapat menyusun sebuah tulisan atau karya tulis ilmiah yang
akan memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas personal.
Jika ingin melakukan proses penyusunan karya tulis ilmiah, maka
setidaknya langkah-langkah menulis karya ilmiah ini Anda pahami dan
terapkan. Dengan demikian, maka proses penulisan Anda benar-benar
objektif dan berguna bagi kehidupan masyarakat. Dan, ini merupakan
kontribusi kongkrit Anda kepada masyarakat.

D. SYARAT-SYARAT PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

Sebuah karangan ilmiah perlu disusun dengan memperhatikan syarat-syarat


berikut.

1. Menyajikan fakta objek secara sistematis.


2. Penulisannya cermat, tepat, dan benar, serta tulus, tidak memuat terkaan.
3. Sistematis, tiap langkah direncanakan secara sistematis, terkendali secara
konseptual dan procedural
4. Tidak mengejar keuntungan pribadi, yaitu tidak merambisi agar pembaca
tidak berpihak kepadanya, motivasi penulis hanya untuk memberitahukan
tentang sesuatu dan tidak ambisius.
5. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa pendukung, kecuali dalam
hipotesis kerja.
6. Menggunakan bahasa ilmiah.
7. Karangan ilmiah tidak emotif, tidak menonjolkan perasaan.
8. Tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang bernada keraguan.

9
9. Tidak persuasive, karangan ilmiah itu benar-benar untuk mendorong
pembaca mengubah pendapat, tidak melalui ajakan, tetapi membiarkan
fakta berbicara sendiri.
10. Tidak melebih-lebihkan sesuatu, dalam karangan ilmiah hanya disajikan
kebenaran fakta, memutarbalikan fakta akan menghancurkan tujuan
penulisan karya ilmiah.

1.2. RAGAM BAHSA ILMIAH


A. PENGERTIAN RAGAM BAHASA ILMIAH

Ragam bahasa ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang
digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Sebagai bahasa yang
digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori, atau gabungan dari
keempatnya. Dimana ragam bahasa ilmiah ini diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode (pendekatan rasional pendekatan
empiris) dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya/keilmiahannya.

B. KARAKTERISTIK RAGAM BAHASA ILMIAH

Ragam bahasa ilmiah memiliki karakteristik cendikia, lugas dan jelas,


menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif,
ringkas dan padat, dan konsisten.

 Cendekia

Bahasa Indonesia bersifat cendikia artinya Bahasa Indonesia itu


mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir
logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat dan sesksama.
Hal ini sejalan dengan pendapat Soedradjad (2010) bahwa bahasa yang
cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama,
sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara
tepat oleh pembaca.

10
 Lugas dan Jelas

Sifat lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu


menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap
gagasan diungkapkan secara langsung sehingga makna yang
ditimbulkan adalah makna lugas. Pemaparan bahasa Indonesia yang
lugas akan menghindari kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan
isi kalimat. Penulisan yang bernada sastra pun perlu dihindari.
Gagasan akan mudah dipahami apabila dituangkan dalam bahasa yang
jelas dan hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga
jelas. Kalimat yang tidak jelas umumnya akan muncul pada kalimat
yang sangat panjang.

 Menghindari Kalimat Fragmentaris

Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan


kalimat fragmentaris. Kalimat fragmentaris adalah kalimat yang belum
selesai. Kalimat terjadi antara lain karena adannya keinginan penulis
menggunakan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari
kesatuan gagasan yang diungkapkan.

 Formal

Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal.


Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada
lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat. Bentukan kata yang formal
adalah bentukan kata yang lengkap dan utuh sesuai dengan aturan
pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Kalimat formal dalam
tulisan ilmiah dicirikan oleh kelengkapan unsur wajib (subyek dan
predikat), ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata tugas,
kebernalaran isi, dan tampilan esei formal.

11
 Objektif dan Konsisten

Sifat objektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan


sebagai pangkal tolak, tetapi juga diwujudkan dalam penggunaan kata
seperti kosa kata, bentuk kata, dan struktur kalimat. Sementara sifat
konsisten yang ditampakkan pada penggunaan unsur bahasa, tanda
baca, tanda-tanda lain dan istilah yang sesuai dengan kaidah dan
semuanya digunakan secara konsisten.

 Bertolak dari Gagasan

Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Bahasa


Indonesia ragam ilmiah mempunyai sifat bertolak dari gagasan.
Artinya, penonjolan diadakan pada gagasan atau hal yang diungkapkan
dan tidak pada penulis. Implikasinya, kalimat-kalimat yang digunakan
didominasi oleh kalimat pasif sehingga kalimat aktif dengan penulis
sebagai pelaku perlu dihindari.

 Ringkas dan Padat

Sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-


unsur bahasa yang mubazir. Itu berarti menuntut adanya penggunaan
bahasa yang hemat. Ciri padat merujuk pada kandungan gagasan yang
diungkapkan dengan unsur-unsur bahasa. Karena itu, jika gagasan
yang terungkap sudah memadai dengan unsur bahasa yang terbatas
tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah terpenuhi. Keringkasan dan
kepadatan penggunaan bahasa tulis ilmiah juga ditandai dengan tidak
adanya kalimat atau paragraph yang berlebihan dalam tulisan ilmiah.

C. CIRI RAGAM BAHASA ILMIAH


1. Struktur kalimat jelas dan bermakna lugas

2. Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi

naskah

12
3. Singkat,berisi analisis, dan pembuktian, menyajikan konsep secara

lengkap.

4. Cermat dalam menggunakan unsure baku (istilah kata), ejaan, bentuk

kata, kalimat, paragraph,wacana

5. Cermat dan konsisten menggunakan penlaran dari penetuan topik,

pendahuluan, deskripsi teori, deskripsi data, analisis data, hasil

analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran.

6. Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu

tertentu.

7. Objektif dapat di ukur kebenarannya secara terbuka oleh umum,

menghindari bentuk pesona, dan ungkapan subjektif.

8. Konsisten dalam pembahasan topic, pengendalian variable,

permasalahan, tujuan, penalaran, istilah, sudut pandang, pendahuluan,

landasan teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai

dengan kesimpulan dan saran.

D. BERBAGAI RAGAM BAHASA

Ragam bahasa yang digunakan dalam suasana akrab (santai) biasanya


mempunyai kelainan jika dibandingkan dengan bahasa yang dipakai dalam
suasana resmi. Dalam suasana akrab, penutur bahasa biasanya sering
menggunakan kalimat-kalimat pendek, kata-kata dan ungkapan yang
maknanya hanya dipahami dengan jelas oleh peserta percakapan itu.
Sebaliknya, dalam suasana resmi, seperti dalam pidato resmi, ceramah ilmiah,
perkuliahan, dalam rapat resmi biasanya digunakan kalimat-kalimat panjang,
pilihan kata, dan ungkapan sesuai dengan tuntunan kaidah bahasa yang benar.

13
Brenstein menamakan kedua ragam bahasa yang terakhir ini masing-masing
sebagai ragam ringkas (restricted code) dan ragam lengkap (elaborate code).

1. Ragam Lisan dan Ragam Tulisan

Ragam suatu bahasa dapat juga dibedakan berdasarkan jenis kesatuan


dasarnya (Halim, 1998). Dilihat dari wujud kesatuan dasar ini ragam
bahasa dapat pula dibedakan antara ragam lisan dan ragam tulisan.
Kesatuan dasar ragam tulisan adalah huruf. Tidak semua bahasa terdiri
atas ragam lisan dan tulisan, tetapi pada dasrnya semua bahasa memiliki
ragam lisan.

a. Ragam Bahasa Lisan

Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ
of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita
berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam
bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara
atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk
mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa lisan:

1) Memerlukan kehadiran orang lain


2) Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
3) Terikat ruang dan waktu
4) Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.

Kelebihan ragam bahasa lisan adalah dapat menatap langsung


ekspresi orang sebagai lawan pembicara.

b. Ragam Bahasa Tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan


memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam
ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di
14
samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam
ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa
seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam
mengungkapkan ide.

Ciri-ciri ragam bahasa tulis:

1) Tidak memerlukan kehadiran orang lain


2) Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap
3) Tidak terikat ruang dan waktu
4) Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.

Kekurangan ragam bahasa tulis adalah sering terjadi kesalahan


tanggapan antara pembaca dan penulis. Selain itu, ragam bahasa tulis
dapat menyebabkan kurang jelasnya penyampaian makna yang
dimaksud.

Hubungan antara lisan dan ragam tulisan adalah timbal balik.


Ragam tulisan melambangkan ragam lisan dengan pengertian bahwa
kesatuan ragam tulisan melambangkan ragam tulisan, yaitu huruf
melambangkan kesatuan-kesatuan dasar lisan, yaitu bunyi bahasa
dalam bentuk yang dapat dilihat. Hubungan perlambangan antara
kedua ragam bahasa itu tidak jarang menimbulkan kesan bahwa
struktur lisan sama benar dengan struktur ragam tulisan. Dalam
kenyataan, kedua ragam bahasa itu pada dasarnya berkembang
menjadi dua sistem bahasa yang terdiri atas perangkat kaidah yang
tidak seluruhnya sama. Ini berarti bahwa kaidah yang berlaku bagi
ragam lisan belum tentu berlaku juga bagi ragam tulisan, kaidah yang
mengatur menghilangkan unsur-unsur tertentu dalam kalimat ragam
lisan, misalnya tidak berlaku seluruhnya bagi ragam tulisan, yang
menuntut adanya kalimat-kalimat dalam bentuk selengkap mungkin.

15
Dalam hubungan dengan bahasa Indonesia, perbedaan antara
kaidah ragam lisan dan kaidah ragam tulisan telah berkembang
sedemikian rupa, sehingga kedua ragam itu memrlukan pembakuan
yang berbeda, sesuai dengan perkembangannya sebagai bahasa
perhubungan antar daerah dan antar suku selama berabad-abad di
seluruh Indonesia.

2.  Ragam Baku dan Nonbaku

Dalam pembicaraan seorang penutur selalu mempertimbangkan


kepada siapa ia berbicara, dimana, tentang masalah apa, kapan dan dalam
suasana bagaimana. Dengan adanya pertimbangan semacam itu, timbullah
ragam pemakaian bahasa sesuai dengan fungsi dan situasinya.

Situasi di kantor, di depan kelas, dalam ruangan rapat resmi, dalam


berdiskusi, berpidato, memimpin rapat resmi, dan sebagainya merupakan
situasi/suasana resmi (formal). Dalam situasi/suasana seperti ini
hendaknya dipakai ragam resmi atau formal yang biasa disebut dengan
istilah ragam bahasa baku atau dengan singkat ragam baku. Ragam baku
ini selain digunakan dalam suasana seperti yang telah disinggung di atas,
juga digunakan dalam surat menyurat resmi, administrasi pemerintahan,
perundang-undangan Negara, dan dalam karya-karya ilmiah. Sebaliknya,
situasi di dalam rumah tangga, di pinggir jalan, di warung-warung, di
pasar, di lapangan olahraga, dan sebagainya merupakan situasi/suasana
yang tak resmi (informal). Dalam suasana seperti ini hendaknya kita
menggunakan ragam bahasa tak resmi (informal) yang biasanya disebut
dengan istilah ragam bahasa takbaku (nonbaku) atau dengan singkat ragam
takbaku (nonbaku). Jadi, pemakaian bahasa di luar suasana formal (resmi)
dan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antarsahabat, antaranggota
keluarga di rumah, dan antarpembeli kesemuanya digolongkan ke dalam
ragam  takbaku.

16
Yang dimaksud dengan bahasa baku adalah salah satu ragam bahasa
yang dijadikan pokok, yang diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan
standar. Ragam bahasa ini lazim digunakan dalam:

a. Komunikasi resmi, yakni dalam surat menyurat resmi, surat


menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan
oleh instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan
peristilahan resmi, dan sebagainya.
b. Wacana teknis seperti dalam laporan resmi, karang ilmiah, buku
pelajaran, dan sebagainya.
c. Pembicaraan didepan umum, seperti dalam ceramah, kuliah,
pidato dan sebagainya.
d. Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
Pemakaian (1) dan (2) didukung oleh bahasa baku tertulis,
sedangkan pemakaian (3) dan (4) didukung oleh ragam bahasa
lisan.

Ragam bahasa baku dapat ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Penggunaan Kaidah Tata Bahasa

Kaidah tata bahasa normatif selalu digunakan secara ekspilisit


dan konsisten.

b. Penggunaan Kata-Kata Baku

Kata-kata yang dipakai adalah kata-kata umum dan sudah lazim


digunakan atau yang frekuensi penggunaanya cukup tinggi. Kata-
kata yang belum lazim atau masih bersifat kedaerahan sebaiknya
tidak digunakan, kecuali dengan pertimbangan- pertimbangan
khusus.

17
c. Penggunaan Ejaan Resmi Dalam Ragam Tulisan

Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan


bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD). EYD mengatur mulai
dari penggunaan huruf, penulisan kata, penulisan partikel, penulisan
angka penulisan unsur serapan, sampai pada penggunaan tanda baca.

d. Penggunaan Lafal Baku Dalam Ragam Lisan

Hingga saat ini lafal yang benar atau baku dalam bahasa
Indonesia belum pernah ditetapkan. Tetapi ada pendapat umum
bahwa lafal baku dalam bahasa Indonesia adalah lafal yang bebas
dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau lafal daerah.

e. Penggunaan Kalimat Secara Efektif

Kalimat-kalimat yang digunakan dapat dengan tepat


menyampaikan pesan denganlisan atau tulisan kepada pendengar
atau pembaca, persis seperti yang di maksud pembicara atau penulis.

Secara keseluruhan ragam baku itu hanya ada satu dalam sebuah
bahasa, dengan kata lain ragam-ragam selebihnya (termasuk dialek)
merupakan ragam nonbaku. Dari sudut kebahasaan, terdapat
perbedaan antara ragam baku dan nonbaku antara lain tata bunyi, tata
bentukan, kosa kata, dan tata kalmat. Dalam BI ejaan yang diakui
baku adalah EYD, sehingga penulisan yang tidak sesuai dengan
EYD adalah ejaan nonbaku. Sayangnya dalam BI belum ada
pengaturan yang tuntas mengenai pelafalan, sehingga batas antara
baku dan nonbaku masih agak kabur meski tetap ada batas-batas
tertentu yang memisahkan keduanya.

Kalau diperhatikan pemakaian kedua ragam bahasa itu, ragam


baku adalah ragam bahasa yang dilambangakan dan diakui oleh
sebagian besar warga masyarakat pemakaiannya. Sebagai kerangka
rujukan, ragam baku berisi rujukan yang menentukan benar tidaknya
18
pemakaian bahasa, baik ragam lisan maupun ragam tulisan,
sedangkan ragam takbaku selalu ada kecenderungan untuk
menyalahi norma/kaidah bahasa yang berlaku.

3. Ragam Bahasa Berdasarkan Bidang Fungsional


a. Ragam Bahasa Ilmiah
Ciri bahasa indonesia ragam ilmiah:
1) Bahasa Indonesia ragam baku
2) Pengunaan kalimat efektif
3) Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda
4) Pengunaan kata dan istilah yang bermakna lugas dan
menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna
kias
5) Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga
objektivitas isi tulisan
6) Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan
Antaralinea.
b. Ragam Bahasa Sastra

Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak


mengunakan kalimat yang tidak efektif. Pengambaran yang sejels-
jelasnya melalui rangkaian kata bermakna  konotasi sering dipakai
dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan
di dalam imajinasi pembaca.

c. Ragam Bahasa Iklan

Bergaya bahasa hiperbola, berpersuasif, dan berkalimat menarik,


ciri-ciri ragam bahasa iklan. Selain itu, ragam bahasa iklan bernada
sugestif dan propogandis.

d. Ragam Bahasa Bidang-bidang Tertentu

Ragam bahasa ini digunakan pada bidang-bidang tertentu seperti


transportasi, komputer, ekonomi, hukum, dan psikologi.diagnosis,
infus, dan USG adalah contoh istilah dalam bidang kedokteran.

19
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Karya tulis ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan


fakta umum yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan
mengikuti pedoman dan konvensi ilmiah yang telah disepakati atau
ditetapkan. Karya tulis ilmiah merupakan suatu sajian bentuk karangan yang
dinamis. Karya tulis ilmiah bukan sebuah “pakem” keilmuan sehingga
penyajiannya harus menuntut sesuatu yang statis dari waktu ke waktu.

Dalam penulisannya memiliki metode penulisan yang meliputi beberapa


tahap. Karya tulis ilmiah juga harus memenuhi syarat – syarat penulisan
karya tulis ilmiah diantaranya ialah karya tulis ilmiah harus menyajikan fakta
secara sistematis, penulisannya cermat, tepat, dan benar, sistematis,
tidakmemuat pandangan pendukung, menggunakan bahasa ilmiah, tidak
emotif, tidak memancing pertanyaan yang bernada keraguan, tidak persuasive
dan tidak melebih-lebihkan.

Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa


Indonesia yang digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah.
Dalam bahasa ragam ilmiah memiliki ciri khas yakni cendekia, lugas dan
jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan
objektif, ringkas dan padat, dan konsisten. Terdapat berbagai macam ragam
bahasa. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, seorang presenter ilmiah
harus memperhatikan beberapa hal, yaitu : etika ilmiah, ketentuan lembaga
(universitas), kemampuan personal, dan kemampuan teknis. Menggunaan
bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan presentasi ilmiah berarti
memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk memaparkan fakta, konsep,
prinsip, teori atau gabungan dari keempat hal tersebut, serta hasil penelitian
secara tertulis dan lisan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengajaran Bahasa Indonesia Universitas Hasanuddin.2008.”Himpunan

Materi Kuliah Bahasa Indonesia”.Makassar: UPT MKU Universitas

Hasanuddin.

Haedar, Darmayanti. “Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah”.

http://www.slideshare.net/darmayantihaedar/makalah-presentasi-1-bahasa-

indonesia-ragam-ilmiah. diakses pada tanggal 26 Februari 2015.

http://somasalims.blogspot.com/2011/03/bahasa-indonesia-ragam-ilmiah.html.

diakses pada tanggal 26 Februari 2015.

http://goonersepil.blogsphasot.co.id/2012/02/metode-penulisan-karya-

ilmiah.html

http://wahana-mahasiswa.blogspot.co.id/2012/04/karya-tulis-ilmiah.html

21

Anda mungkin juga menyukai