Anda di halaman 1dari 8

Vol. XX, No. X, Month YYYY, pp.

XX-XX Research Article/ Review


Article

UJI DAYA HAMBAT METABOLIT SEKUNDER BAKTERI BASIL


GRAM POSITIF (ISOLASI PRODUK FERMENTASI USUS Holothuria
scabra) TERHADAP BAKTERI Mycobacterium smegmatis
Aida Zakiyatul F1, Maya Dian R1, Ika Dyah K 1
1
Faculty of Medicine, Muhammadiyah Semarang University , Kedungmundu , 50273, Semarang

https://doi.org/xxxxxxxxx (filled by editor) J. Pharm. Sci. Community, YYYY, Vol (No), page

Article Info ABSTRACT

Received: DD-MM-YYYY Mycobacterium smegmatis merupakan bakteri golongan Rapidly


Growing Mycobacteria (RGM) , Non-Tuberculous Mycobacterial
Revised: DD-MM-YYYY (NTM) , dan non-patogen. Pada kondisi defisiensi imun, bakteri M.
Accepted: DD-MM-YYYY smegmatis dapat menyebabkan infeksi kulit dan jaringan lunak,
limfadenitis, infeksi paru, infeksi tulang dan sendi, serta infeksi
kateter bakteremia. Mycobacterium smegmatis sensitif terhadap
Rifampicin akan tetapi penggunaan yang tidak tepat akan membuat
*Corresponding author:
resisten. Metabolit sekunder bakteri basil gram positif yang di isolasi
Aida Zakiyatul Fikriyah dari fermentasi usus Holothuria scabra (HSFI) dapat menjadi
alternatif pengobatan karena memiliki senyawa bioaktif seperti
email: sufarctin, bacillomycin, locillomycin, dan lainnya. Penelitian ini
aidazakiyatulfikriyah.unim bertujuan untuk membuktikan potensi metabolit sekunder bakteri
us@gmail.com basil gram positif HSFI terhadap pertumbuhan M.smegmatis dan
mengetahui kapasitas produksi tiap isolat HSFI Sampel dibagi
menjadi 11 kelompok yaitu kelompok perlakuan HSFI-2 , HSFI-4,
Keywords: HSFI-5, HSFI-6, HSFI-8, HSFI-9, HSFI-10, HSFI-11, HSFI-12 , kontrol
positif Rifampicin (K+), dan kontrol negatif DMSO 5% (K-). Metode uji
Ekstrak metabolit ; antibakteri yang digunakan yaitu Kirby bauer.. Hasil penelitian
sekunder,; antibakteri; menunjukkan bahwa terbentuk zona hambat pada seluruh isolat HSFI
Mycobacterium smegmatis; dan terdapat perbedaan rerata diameter antar kelompok yang
signifikan p (<0,05). HSFI-9 merupakan ekstrak yang memiliki
aktivitas antibakteri terbesar dengan membentuk zona bening 7,67
mm dan memiliki kapasitas terbesar dengan berat total 7 mg.

INTRODUCTION
Mycobacterium smegmatis merupakan bakteri tahan asam yang berbentuk batang , termasuk
bakteri Rapidly Growing Mycobacteria (RGM) , Non-Tuberculous Mycobacterial (NTM), dan non-
patogen. Pada defisiensi imun, bakteri M. smegmatis dapat menyebabkan infeksi kulit dan jaringan
lunak, limfadenitis, infeksi paru, infeksi tulang dan sendi, serta infeksi kateter bakteremia.
Mycobacterium smegmatis diketahui resisten terhadap antibiotik ampisilin, eritromisin, amoksisilin,
streptomisin dan sensitif terhadap rifampisin, piranizimida, etambutol, dan isoniazid (Siqueira et al.,
2016; T et al., 2020).

1
Fikriyah et al. J. Pharm. Sci. Community, YYYY, vol (no), page
Mycobacterium smegmatis memiliki persamaan dengan Mycobacterium tuberculosis. Kesamaan
utama adalah biosintesis mycothiol untuk memproduksi thiol yang berperan dalam pertumbuhan
Mycobacterium sp. Selain itu, M. smegmatis dan M. tuberculosis memiliki sifat biokimia dan informasi
genetik yang sama. (Butt and Tirmizi, 2019). Dalam pencarian obat anti-tuberculosis baru , M.
smegmatis dapat menjadi bakteri pengganti M. tuberculosis. Selain memiliki sifat yang cepat tumbuh
dan memiliki model yang sama dengan M.tuberculosis , M. smegmatis merupakan model yang baik
untuk mempelajari sifat-sifat biologi secara umum dari mikobakteria seperti kondisi fisiologis, respons
terhadap stres, reaktivasi dari keadaan non-kultur. Oleh sebab itu, bakteri ini dapat digunakan untuk
menggantikan mikobakteria lain dalam penemuan obat antimikobakteri.
Metabolit sekunder bakteri basil Gram positif diketahui mempunyai peran dalam penemuan
obat baru, contohnya Streptomyces sp dan Bacillus sp.(Abdel-Razek et al., 2020). Bakteri basil Gram
positif berspora hampir selalu mensintesis metabolit antimikroba yang bertujuan untuk membatasi
pertumbuhan pesaing selama tahap rentan ini dalam siklus hidup mereka. Metabolit tersebut dapat
berupa peptida dan poliketida yang bekerja seperti antibiotik β-laktam dan aminoglikosida yang pada
umumnya digunakan secara luas (Djaenuddin and Muis, 2015). Senyawa peptida dapat berupa
surfactin, plipastatin, bacillibactin, bacilysin, bacillomycin, locillomycin, xenocoumacin, pelgipeptin, dan
tridecaptin. Sedangkan, senyawa poliketida berupa difficidin, bacillaene, kalimantacin/bantumin, dan
macrolactin. (Kai, 2020).
Banyak hal dapat mempengaruhi produksi metabolit sekunder dari bakteri basil Gram positif,
contohnya adalah komponen media produksi serta lingkungan seperti suhu dan pH. (Al-Ansari et al.,
2020). Sumber karbon dan nitrogen dalam media yang digunakan untuk produksi metabolit sekunder
berpengaruh terhadap aktivitas metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Streptomyces sp atau Bacillus
sp. Sumber nutrisi karbon dibutuhkan untuk pembentukan biomassa ,nutrisi pertumbuhan,dan
peningkatan energi biosintetik metabolit. Nutrisi karbon dapat berupa glukosa, laktosa, gliserol, dan
starch. Sumber nitrogen juga dibutuhkan dalam sintesis protein, DNA, RNA, dan ATP sebagai
penyimpanan dan transfer energi dalam sel bakteri. Nutrisi nitrogen dapat berupa beef extract,
soybean meal, malt extract , dan kasein. Pada penelitian ini, sumber karbon yang akan digunakan
adalah starch, sedangkan sumber nitrogen yang digunakan adalah yeast dan pepton.(Poernomo et al.,
2020)
Penelitian ini akan melakukan eksplorasi terhadap bakteri yang diisolasi dari hasil fermentasi
usus teripang laut (Holothuria scabra). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Hidayati et
al., 2021), telah diisolasi 9 bakteri basil Gram positif (HSFI (Holothuria scabra Fermented Instestine)-2,
HSFI-3, HSFI-4, HSFI-5, HSFI-6, HSFI-8, HSFI-9, HSFI-10, dan HSFI-12). Salah satu isolat, HSFI-5 telah
diidentifikasi secara molekuler merupakan Bacillus tequilensis. Beberapa isolat bakteri basil Gram
positif tersebut diketahui berpotensi menghasilkan enzim proteolitik dan trombolitik, namun
potensinya sebagai antibakteri belum diketahui. Uji aktivitas antibiotik yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu uji difusi cakram kertas atau Kirby bauer

METHODS
Material and chemicals
Mycobacterium smegmatis mc155 didapatkan dari koleksi Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. Bakteri basil Gram positif diisolasi dari fermentasi
isi perut pencernaan teripang pasir (Holothuria scabra) di dapatkan dari laboratorium Mikrobiologi
FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Mueller Hinton Agar (oxoid), Starch Yeast Peptone (..), Mueller Hinton Broth (oxoid). Zat kimia yang
digunakan adalah DMSO (Sigma), etil asetat (Merck), Hcl alkohol, carbol fuchsin, methylene blue, H2SO4
, BaCl2, dan bubuk NaCl.

Persiapan media
Pembuatan MHA diperlukan 5,13 gr bubuk MHA dan 135 ml aquadest. Campur komponen ,
aduk, dan panaskan sampai mendidih dengan magnetic stirrer. Setelah komponen terlarut , sterilkan
dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C dengan tekanan 15 psi.
Pembuatan MHB diperlukan 0,21 gr bubuk MHB ke dalam 10ml aquadest. Aduk hingga
homogen , kemudian panaskan menggunakan magnetic stirrer. Larutan campuran MHB disterilkan
menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit dengan tekanan 15 psi.
Pembuatan SYP diperlukan 12,75 gr starch, 5,1 gr yeast, 2,55 gr peptone, 6,375 gr NaCl, dan
1,225 L . Campur komponen , aduk, dan panaskan sampai mendidih dengan magnetic stirrer. Setelah

2
Fikriyah et al. J. Pharm. Sci. Community, YYYY, vol (no), page
komponen terlarut , sterilkan dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C dengan tekanan 15
psi.

Ekstraksi metabolit sekunder


Proses produksi metabolit sekunder diawali dengan mengambil kultur bakteri basil Gram
positif usia 1-3 hari dari media MHA, dilanjutkan dengan kultur menggunakan media SYP kaldu. Proses
kultur dilakukan dengan inkubasi pada suhu ruang 28-30°C selama 3 hari, menggunakan orbital
shaker kecepatan 120 rpm (Rakhmawatie, n.d.). Setelah itu, lakukan pemisahan supernatan dengan
sel-sel bakteri menggunakan centrifuge pada kecepatan 6000 rpm selama 10 menit. Supernatan
diekstraksi menggunakan pelarut etil asetat (1:1 v/v). Homogenkan dengan cara kocok memutar
secara berulang dan diamkan sejenak dengan posisi erlenmeyer tertutup rapat. Setelah itu, lakukan
pemisahan menggunakan corong pisah terhadap fraksi etil asetat di lemari asam. Tampung fase etil
asetat di cawan porselin dan biarkan hingga kering ± 24 jam. Panen ekstrak dari cawan ke tube
eppendorf yang sudah ditimbang sebelumnya dengan cara melarutkan ekstrak yang kering dengan etil
asetat secara berulang (maksimum 1,5 ml) dan keringkan kembali. Hasil akhir dari proses ini adalah
ekstrak metabolit sekunder yang kental. Selanjutnya dilakukan pengenceran ekstrak dengan cara
menambahkan pelarut DMSO 5%, diamkan beberapa saat agar terlarut dengan sempurna dan
homogenkan dengan mikropipet.

Pembuatan McFarland 0.5


Pembuatan larutan standar McFarland 0.5 dengan menambahkan 9,95 ml H2S04 dan 0,05 ml
BaCl2. Kemudian sesuaikan tingkat kekeruhan sesuai suspensi bakteri. Tingkat kekeruhan sesuai
dengan standar yaitu 1.5 x 108 cfu/ml (CLSI, 2011; Lozano et al., 2018).

Uji aktivitas antibiotik


Uji potensi daya hambat metabolit sekunder bakteri basil Gram positif dilakukan
menggunakan metode difusi cakram (Kirby-Bauer). Mycobacterium smegmatis dari suspensi bakteri
yang telah dibuat di swab ke media MHA menggunakan cotton bud dengan rata. Setelah itu, tiap cawan
petri yang sudah di goreskan suspensi bakteri M.smegmatis diletakkan cakram kertas yang sudah
ditetesi dengan pelarut DMSO 5%, 20 µl metabolit sekunder bakteri basil Gram positif tiap HSFI, dan
cakram yang sudah mengandung antibiotik kontrol positif rifampisin. Pengujian ini direplikasi
sebanyak tiga kali setiap kali uji. Cawan petri kemudian diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
Setelah diinkubasi, metabolit sekunder yang memiliki daya antimikroba akan membentuk zona
hambat disekitar cakram (Delhi, 2019). Zona hambat diukur menggunakan penggaris, dihitung
menggunakan rumus , dan diambil interpretasi menurut davis and stout 1971.
Analisis statistika
Analisis dilakukan melalui pengukuran zona hambat yang terbentuk. Setelah itu, dicari rerata
zona hambat masing-masing ekstrak dan dicari perbedaan rerata zona hambat antar kelompok.
Perbedaan rerata zona hambat antar kelompok akan di analisis menggunakan uji Kruskal wallis post
hoc Mann whitney u karena data berdistribusi tidak normal dan tidak homogen.

RESULTS AND DISCUSSION


Metode uji antibakteri yang dipilih dalam penelitian ini adalah difusi cakram yaitu dengan
mengamati area yang jernih yang terbentuk disekitar cakram pada setiap kelompok kontrol positif
(rifampicin), kontrol negatif (DMSO 5%) , dan kelompok perlakuan (HSFI-2 , HSFI-4, HSFI-5, HSFI-6,
HSFI-8, HSFI-9, HSFI-10, HSFI-11, HSFI-12). Dalam penelitian ini kontrol negatif yang digunakan
adalah Dimetil sulfoksida (DMSO) 5% . DMSO tidak memberikan intervensi dalam hasil penelitian ini.
DMSO mampu melarutkan zat polar atau non polar dan dapat mengubah hambatan hidrofobik. Sifat
tersebut akan menjadi solusi bagi komponen farmakologis yang bertindak sebagai transport
intracellularly untuk agen terapeutik dan toksik yang tidak larut dalam air (Gildoberg N, 2017).
Sedangkan kontrol positif yang digunakan adalah antibiotik rifampisin. Antibiotik ini menunjukkan
efek bakterisida dengan menghambat sintesis RNA. Rifampisin mengikat molekul ke sub-unit RNA
Polimerase dan menghambat enzim bakteri (Street and Korman, 2010).
Pada kelompok perlakuan (Bakteri basil gram positif HSFI-2 , HSFI-4, HSFI-5, HSFI-6, HSFI-8,
HSFI-9, HSFI-10, HSFI-11, HSFI-12) di ekstraksi terlebih dahulu sebelum dilakukan uji aktivitas
antibiotik. Pelarut yang digunakan untuk ekstraksi adalah etil asetat. Pelarut tersebut baik digunakan
untuk ekstraksi karena sifatnya yang mudah menguap, memiliki toksisitas yang rendah , dan tidak

3
Fikriyah et al. J. Pharm. Sci. Community, YYYY, vol (no), page
higroskopis. Etil asetat merupakan pelarut semi polar yang mampu menarik senyawa-senyawa dengan
rentang polaritas lebar dari polar hingga nonpolar (Warditiani, 2022). Hasil ekstraksi menunjukan
terdapat perbedaan warna , berat, dan kapasitas produksi ekstrak metabolit sekunder bakteri basil
gram positif HSFI yang kental,(Table 1).
Uji aktivitas antibakteri dilakukan secara difusi menggunakan metode kirby bauer. Ukuran
zona bening dapat dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan bakteri, kecepatan difusi antimikroba,
dan derajat sensitifitas mikroorganisme (Soleha, 2015). Diameter zona bening yang terbentuk dapat
dijadikan tolak ukur dari kekuatan senyawa bioaktif yang terkandung dalam ekstrak metabolit
sekunder bakteri basil Gram positif. Semakin besar diameter zona bening yang terbentuk menandakan
semakin kuatnya senyawa bioaktif di dalam ekstrak metabolit sekunder bakteri basil Gram positif
menghambat pertumbuhan bakteri (Djaenuddin and Muis, 2015). Pengukuran diukur dengan satuan
milimeter (mm) pada diagonal vertikal dan horizontal kemudian dimasukan ke rumus davis and stout
(Kandoli et al., 2016) (Figure 1). Rerata terbesar dibentuk oleh ekstrak HSFI-9 dengan diameter 7,67
mm dengan interpretasi sedang dan rerata terkecil dibentuk oleh ekstrak HSFI-12 dengan diameter
0,44 mm dengan interpretasi lemah (Table 2). Data yang telah diukur kemudian di proses dengan uji
Kruskal wallis post hoc Mann whitney u . Hasil uji analisis yaitu terdapat perbedaan rerata diameter
zona hambat yang signifikan p value (<0,05) antara kelompok kontrol negatif terhadap kelompok
HSFI-2, HSFI-4, HSFI-6, dan HSFI-9. Hal tersebut menandakan bahwa ekstrak HSFI-2, HSFI-4 , HSFI-6 ,
dan HSFI-9 memiliki potensi untuk menghambat bakteri (Table 3)(Figure 2).
Salah satu yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu senyawa yang terkandung di
dalam ekstrak. Terdapat dua macam kelas senyawa aktif yang terkandung dalam metabolit sekunder
bakteri yaitu peptida dan poliketida. Senyawa peptida disintesis karena peran gen Non-Ribosomal
Peptide Synthetase (NRPS) yang bekerja dengan membunuh bakteri melalui membran sel, sedangkan
senyawa poliketida disintesis karena peran gen Polyketide Synthase (PKS) yang bekerja dengan
membunuh bakteri melalui membran sel dan sintesis protein bakteri (Harwood et al., 2018; Kai, 2020).
Beberapa senyawa aktif metabolit sekunder basil gram positif seperti surfactin, bacillomycin ,
locillomycin, bersifat polar sehingga dapat memberikan efek penghambat senyawa yang lebih
maksimal (Ancela R, Usman P, 2015) . Suatu senyawa yang mempunyai polaritas yang optimum akan
mempunyai aktivitas antimikroba maksimum, karena untuk interaksi suatu senyawa antibakteri
dengan bakteri diperlukan keseimbangan hidrofobik-lipofilik atau hydrophilic liphophilic balance . (Luo
et al., 2015).
Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi metabolit sekunder dari bakteri basil Gram
positif, contohnya adalah komponen media produksi serta lingkungan seperti suhu dan pH.(Al-Ansari
et al., 2020) Pada penelitian ini, media yang digunakan saat ekstraksi adalah Starch Yeast Peptone
Broth. Sumber karbon yang digunakan sebagai nutrisi bakteri basil gram positif HSFI adalah starch,
sedangkan sumber nitrogen yang digunakan sebagai nutrisi bakteri basil gram positif HSFI adalah
yeast dan pepton. Dengan media SYP basil gram positif HSFI mampu menghasilkan total berat ekstrak
yang berbeda-beda. Total berat ekstrak terbesar yaitu ekstrak HSFI-9 dengan berat 7 mg dan ekstrak
yang terkecil yaitu HSFI-2 dan HSFI-12 dengan berat 0,6 mg. Selain memiliki aktivitas antibakteri yang
besar, bakteri basil gram positif HSFI-9 juga diketahui memiliki kapasitas ekstrak terbesar diantara
ekstrak HSFI yang lainnya.

CONCLUSIONS
Bakteri basil gram positif HSFI-9 dengan media SYP memiliki kapasitas ekstrak terbesar
dengan total berat 7mg dan dapat membentuk zona bening paling panjang diantara HSFI lainnya
sebesar 7,67 mm dengan interpretasi sedang. Walaupun ekstrak bakteri basil gram positif HSFI-2,
HSFI-4, HSFI-6, memiliki zona hambat yang lemah, akan tetapi pada analisis data membuktikan bahwa
kelompok kontrol negatif signifikan terhadap kelompok tersebut yang berarti memiliki potensi untuk
menghambat bakteri

ACKNOWLEDGEMENTS
Terima kasih kepada Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang

REFERENCES
T, J.A.S., J, R., Rajan, A., Shankar, V., 2020. Features of the biochemistry of Mycobacterium smegmatis, as
a possible model for Mycobacterium tuberculosis. Journal of Infection and Public Health, 13(9),
1255–1264.

4
Fikriyah et al. J. Pharm. Sci. Community, YYYY, vol (no), page
Butt, S., Tirmizi, A., 2019. Mycobacterium smegmatis bacteremia in an immunocompetent host.
IDCases, 15, e00523.
Abdel-Razek, A.S., El-Naggar, M.E., Allam, A., Morsy, O.M., Othman, S.I., 2020. Microbial natural products
in drug discovery. Processes, 8(4).
Kai, M., 2020. Diversity and Distribution of Volatile Secondary Metabolites Throughout Bacillus subtilis
Isolates. Frontiers in Microbiology, 11(April).
Hidayati, N., Nurrahman, N., Fuad, H., Munandar, H., Zilda, D.S., Ernanto, A.R., Samiasih, A., Oedjijono, O.,
Ethica, S.N., 2021. Bacillus tequilensis Isolated from Fermented Intestine of Holothuria Scabra
Produces Fibrinolytic Protease with Thrombolysis Activity. IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science, 707(1).
Al-Ansari, M., Kalaiyarasi, M., Almalki, M.A., Vijayaraghavan, P., 2020. Optimization of medium
components for the production of antimicrobial and anticancer secondary metabolites from
Streptomyces sp. AS11 isolated from the marine environment. Journal of King Saud University -
Science, 32(3), 1993–1998.
Poernomo, A.T., Nisa, S.K., Aliyah, Z.S., Isnaeni, I., 2020. Effects of carbon and nitrogen sources on the
antibacterial activity of Bacillus tequilensis BSM-F symbiotic with Halichondria panicea
sponge from the Cabbiya Coast, Madura, Indonesia. Pharmaciana, 10(2), 125.
Siqueira, F.M., Lopes, C.E., Snell, G.G., Gomes, M.J.P., 2016. Identification of Mycobacterium smegmatis in
Bovine Mastitis. Acta Scientiae Veterinariae, 44(1), 4.
Djaenuddin, N., Muis, A., 2015. Karakteristik Bakteri Antagonis Bacillus subtilis Dan Potensinya Sebagai
Agens Pengendali Hayati Penyakit Tanaman. Prosiding Seminar Nasional Serealia, 489–494.
Harwood, C.R., Mouillon, J.M., Pohl, S., Arnau, J., 2018. Secondary metabolite production and the safety
of industrially important members of the Bacillus subtilis group. FEMS Microbiology Reviews,
42(6), 721–738.
Soleha, T.U., 2015. Uji Kepekaan Terhadap Antibiotik. Juke Unila, 5(9), 121.
Trisia, A., Philyria, R., Toemon, A.N., 2018. Antibacterial Activity Test of Ethanol Extract from
Kalanduyung Leaf (Guazuma ulmifolia Lam.) on Staphylococcus aureus Growth with Difussion
Method (Kirby-Bauer). Anterior Jurnal, 17(2), 136–143.
Kandoli, F., Abijulu, J., Leman, M., 2016. Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Durian (Durio Zybethinus)
Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Secara in Vitro. Pharmacon, 5(1).
Lozano, G.E., Beatriz, S.R., Cervantes, F.M., María, G.N.P., Francisco, J.M.C., 2018. Low accuracy of the
McFarland method for estimation of bacterial populations. African Journal of Microbiology
Research, 12(31), 736–740.
Stanley E. Lazic, Charlie J. Clarke-Williams, M.R.M., 2018. What exactly is “N” in cell culture and animal
experiments? PLOS BIOLOGY, 16(4), 1–14.
CLSI, 2011. Appendix J. Agar Disk Elution Method for Mycobacterium haemophilum, Susceptibility
Testing of Mycobacteria, Nocardia spp., and Other Aerobic Actinomycetes.
Rakhmawatie, M.D., n.d. Potential secondary metabolite from Indonesian Actinobacteria ( InaCC A758 )
against Mycobacterium tuberculosis (8).
Delhi, N., 2019. Internal Quality Control ( IQC ) Antimicrobial Susceptibility Tests Using Disk Diffusion
(April).
Gildoberg N, et al, 2017. Standardization of the safety level of the use of DMSO in viability assays in
bacteria cells. MOL2NET, (3), 1–6.
Street, A., Korman, T., 2010. Rifampicin (Rifampin). Kucers’ The Use of Antibiotics Sixth Edition, 1587–
1626.
Warditiani, L., 2022. Isolasi dan identifikasi senyawa aktif Lytocarpus phillipinus sebagai bakterisida
pada udang. marina chimica acta, 1(1), 4–8.
Ancela R, Usman P, E.R., 2015. UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK BATANG KECOMBRANG (Nicolaia speciosa
Horan) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli. JOM Faperta, 2(2), 1–72.
Luo, C., Liu, X., Zhou, H., Wang, X., Chen, Z., 2015. Nonribosomal peptide synthase gene clusters for
lipopeptide biosynthesis in Bacillus subtilis 916 and their phenotypic functions. Applied and
Environmental Microbiology, 81(1), 422–431.

5
Fikriyah et al. J. Pharm. Sci. Community, YYYY, vol (no), page
TABLE AND FIGURES

Figure 1. Pengukuran zona hambat Figure 2. Hasil Uji Kirby Bauer ekstrak HSFI-2, HSFI-4, HSFI-
6 , HSFI-9, dan kontrol positif terhadap M.smegmatis

Tabel 1. Hasil ekstrak metabolit sekunder semua bakteri basil gram positif HSFI
Kapasitas
Total berat Warna produksi
Nama Isolat Gambar isolat
ekstrak (mg) ekstrak ekstrak
(mg/mL)

Cokelat
HSFI-2 0,6 0,004 mg/mL
muda

Cokelat
HSFI-4 1,6 0,0071 mg/mL
muda

Cokelat
HSFI-5 2,1 0,007 mg/mL
muda

6
Fikriyah et al. J. Pharm. Sci. Community, YYYY, vol (no), page
HSFI-6 2,0 Cokelat 0,0067 mg/mL

HSFI-8 2,1 Cokelat 0,0093 mg/mL

Cokelat
HSFI-9 7,4 0,0246 mg/mL
muda

HSFI-10 2,1 Cokelat tua 0,007 mg/mL

HSFI-11 0,8 Cokelat 0,0026 mg/mL

HSFI-12 0,6 Cokelat 0,002 mg/mL

Tabel 2. Uji difusi cakram ekstrak HSFI terhadap M.smegmatis


Keterangan kategori
Mean ± SD daya hambat
Kelompok N
diameter zona hambat (davis and stout)
(Trisia et al., 2018)
HSFI-2 18 1,33 ± 1,41 Lemah
HSFI-4 18 1,19 ± 1,09 Lemah
HSFI-5 18 0,56 ± 1,10 Lemah
HSFI-6 18 1,44 ± 1,20 Lemah
HSFI-8 18 0,61 ± 0,90 Lemah
HSFI-9 18 7,67 ± 2,03 Sedang
HSFI-10 18 0,78 ± 1,20 Lemah
HSFI-11 18 0,78 ± 1,17 Lemah
HSFI-12 18 0,44 ± 1,10 Lemah
Kontrol positif (Rifampicin) 9 11,33 ± 0,50 Kuat

7
Fikriyah et al. J. Pharm. Sci. Community, YYYY, vol (no), page
Tabel 3. Hasil Uji Mann-Whitney U
Kelompok p Keterangan
I II
Kontrol Positif HSFI-2 <0,001 Signifikan
(Rifampicin) HSFI-4 <0,001 Signifikan
HSFI-5 <0,001 Signifikan
HSFI-6 <0,001 Signifikan
HSFI-8 <0,001 Signifikan
HSFI-9 <0,001 Signifikan
HSFI-10 <0,001 Signifikan
HSFI-11 <0,001 Signifikan
HSFI-12 <0,001 Signifikan

Kontrol Negatif HSFI-2 0,012 Signifikan


(pertumbuhan) di HSFI-4 0,004 Signifikan
DMSO 5%) HSFI-5 0,134 Tidak Signifikan
HSFI-6 0,002 Signifikan
HSFI-8 0,056 Tidak Signifikan
HSFI-9 <0,001 Signifikan
HSFI-10 0,056 Tidak Signifikan
HSFI-11 0,056 Tidak Signifikan
HSFI-12 0,203 Tidak Signifikan
Kontrol Positif <0,001 Signifikan

8
Fikriyah et al. J. Pharm. Sci. Community, YYYY, vol (no), page

Anda mungkin juga menyukai