Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMASARAN KONVESIONAL
MATA KULIAH : ISLAMIC MARKETING AND MANAJEMEN
DOSEN PENGAMPU : MUCHAMMAD ARIFFIN, M.M.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1:
ALDOMI 12116027
M. FACHRI IRGYANSYAH 12116034

KELAS 3C
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang. Segala puji
dan syukur bagi Allah swt yang dengan rido-Nya kita dapat menyelesaikan
makalah ini dengna baik dan lancar. Sholawat dan salam tetap kami haturkan
kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw yang dengan do'a dan
bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan lancar.
Dalam makalah ini, penulis akan menguraikan tentang aliran-aliran filsafat
dalam mata kuliah filsafat ilmu. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan
dan pengetahuan yang selama ini kita cari. Berbagai teknik dan intrik kami kemas
dalam makalah ini, dan juga kami berharap bisa dimafaatkan semaksimal mugkin.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Pontianak, 03 Oktober 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Manajemen Pemasaran dan Strategi Secara konvensional...3
B. Manajemen Pemasaran Dalam Konsep Manajemen Konvensional........4
C. Macam-Macam Strategi Pemasaran Dalam Manajemen Konvensional. 4
D. Segmentasi Dasar Manajemen Pemasaran Secara konvensional ..........5
E. Pengertian Manajemen Pemasaran Secara Manajemen syari’ah............6
F. Manajemen Pemasaran Dalam Konsep Manajemen Syari’ah................7
G. Membangun Bisnis Pemasaran Berdasarkan Konsep Syari’ah..............9
H. Sustainable Marketing Enterprise (SME)...............................................10

BAB III PENUTUP............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Seiring dengan sejarah manusia dalam memenuhi kebutuhannya, ada
pihak yang meminta dan ada yang menawarkan. Pemasaran menarik
perhatian yang sangat bessar baik dari perusahaan, lembaga maupun antar
bangsa. Bergesernya sifat baik dari perusahaan, lembaga maupun antar
bangsa.
Berbagai organisasi dalam melaksanakan pemasaran seperti lembaga-
lembaga pemerintah, orgnisasi keagamaan dan lain-lain memandang
pemasaran sebagai suatu cara baru untuk berhubungan dengan masyarakat
umum. Pada awal sejarah bahwa pemasaran dilakukan dengan casra
pertukaran barang (Barter) dan terus berkembang menjadi perekonomin
dengan menggunakan uang sampai dengan pemasaran yang modern.1
Jika kita bandingkan masyarakat yang masih sederhana dan yang sudah
maju akan tampak bahwa ada perbedaan di antara keduanya, terutama dalam
sifat dan kemajuan perekonomian. Pada masyarakat yang masih sederhana
orang berusaha memproduksi apa yang menjadi kebutuhannya dan
keluarganya. Belum ada produksi untuk tujuan memuaskan kebutuhan orang
lain.
Pada suatu kenyataan, utamanya factor alam, terdapat suatu jenis barang
dalam jumlah besar pada suatu tempat, sedangkan di tempat lain hamper tidak
didapat. Keadaan seperti ini menghendaki kecakapan orang tertentu di tempat
tertentu pula. Misalnya ikan di tepi pantai relative banyak, sedangkan buah-
buahan di  pegunungan relatif  banyak. Untuk itu perlu adanya kecakapan
untuk memenuhi kebutuhan masing-masing, diperlukan pemasaran di situ
terlihat antara produsen dan konsumen dengan tempat yang saling berjauhan

1
A.A.Anwar Prabu Mangkunegara, Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia, (Bandung: PT Refika Aditama, 2003), hal. 31

1
dan produk yang berbeda pada tempat yang berbeda pula. Pemasaran
khusunya jual beli di lakukan dengan barter sudah sukar dilakukan.
Dengan demikian akan digunakan uang sebagai alat tukar atau sebagai
alat perantara. Orang yang melakukan kegiatan menyampaikan barang dan
jasa itu telah melakukan kegiatan pemasaran. Pada umumnya pemasaran
dianggap sebagi tempat bagi para penggeruk keuntungan, orang penuh
muslihat, penjaja barang yang menggoda keinginan orang. Oleh sebab itu
banyak konsumen yang ditelan oleh orang-orang jahat, tapi apabila kita
menerapkan sistem-sistem islam di pemasaran itu maka hal-hal seperti itu
tidak akan terjadi.2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem Manajemen Pemasaran Dalam Manajemen
Konvesional dan Manajemen Syariah?
2. Bagaimana konsep Manajemen Pemasaran Dalam Manajemen
Konvesional dan Manajemen Syariah?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan tentang sistem Manajemen Pemasaran Dalam
Manajemen Konvesional dan Manajemen Syariah.
2. Mendeskripsikan tentang konsep Manajemen Pemasaran Dalam
Manajemen Konvesional dan Manajemen Syariah.

2
Ibid., 49

2
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Manajemen Pemasaran dan Strategi Secara konvensional


Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah :
Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang
untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan
barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran
serta tujuan perusahaan. Sedangkan menurut W Stanton pemasaran adalah
sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.3
Adapun menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah sebagai
suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan
pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Sedangkan
menuruut Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran.
Namun pengertian strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-
keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran
dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi
persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang
menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu :
1. Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap
perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap
kemunduran.
2. Posisi persaingan perusahaan di pasar

3
Dessler, Gary. Manajemen Sumber Daya Manusia ed.7e, Jakarta: Prenhallindo,
1997 (Terjemahan)

3
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam
persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya
mengambil sebagian kecil dari pasar.
3. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan
pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur
atau inflasi tinggi.4

B. Manajemen Pemasaran Dalam Konsep Manajemen Konvensional


Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan, keinginan,
permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan
hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara
kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan
dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak
yang kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang
lebih mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang
spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk
membelinya.5

C. Macam-Macam Strategi Pemasaran Dalam Manajemen Konvensional


1. Strategi kebutuhan primer merupakan strategi-strategi pemasaran untuk
merancang kebutuah primer yaitu:
a. Menambah jumlah pemakai dan
b. Meningkatkan jumlah pembeli
2. Strategi kebutuhan selektif yaitu dengan cara : mempertahankan pelanggan
misalnya:
a. Memelihara kepuasan pelanggan;
b. Menyederhanakan proses pembelian;
c. Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk.
3. Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier) meliputi :
4
Drs. H. Malayu S.P.Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia, 1994
5
Flippo, Edwin B. Personel Management, fifth editions, 1980 by Mc. Graw

4
a. Mengambil posisi berhadapan (head – to heas positioning)
b. Mengambil posisi berbeda (differentiated positin)
Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat
jenis yaitu:
a. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai.
b. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat
pembelian.
c. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan
yang ada.
d. Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru.

D. Segmentasi Dasar Manajemen Pemasaran Secara konvensional


Dalam penetapan segmentasi pasar ada beberapa hal yang menjadi
dasarnya yaitu: dasar-dasar segmentasi pasar pada pasar konsumen secara
manajemen konvensional sebagai berikut :
1. Variabel geografi, diantaranya : wilayah, ukuran daerah, ukuran kota, dan
kepadatan iklim.
2. Variabel demografi, diantaranya : umur, keluarga, siklus hidup,
pendapatan, pendidikan, dan lain-lain. 6
3. Variabel psikologis, diantaranya :kelas sosial, gaya hidup, dan
kepribadian.
4. Variabel perilaku pembeli, diantaranya : manfaat yang dicari, status
pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan dan sikap pada produk.
Sedangkan dasar-dasar segmentasi pada pasar industri secara konvensional
antara lain sebagai berikut :
1. Tahap 1: menetapkan segmentasi makro, yaitu pasar pemakai akhir, lokasi
geografis, dan banyaknya langganan.
2. Tahap 2 : yaitu sikap terhadap penjual, ciri – ciri kepribadian, kualitas
produk, dan pelanggan.

6
H. Hadari Nawawi. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gama
Press,2000

5
Dengan berjalannya sistem strategi pada kondisi pasar sehingga dapat
memenuhi beberapa syarat yang segmentasi yang efektif yaitu sebagai
berikut:
1. Dapat diukur
2. Dapat dicapai
3. Cukup besar atau cukup menguntungkan
4. Dapat dibedakanDapat dilaksanakan

E. Pengertian Manajemen Pemasaran Secara Manajemen syari’ah


Pemasaran syariah sendiri menurut definisi adalah adalah penerapan suatu
disiplin bisnis strategis yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Jadi
Pemasaran syariah dijalankan berdasarkan konsep keislaman yang telah
diajarkan Nabi Muhammad SAW. Menurut Hermawan Kartajaya, nilai inti
dari Pemasaran syariah adalah Integritas dan transparansi, sehingga marketer
tidak boleh bohong dan orang membeli karena butuh dan sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan, bukan karena diskonnya.
Pemasar adalah garis depan suatu bisnis, mereka adalah orang-orang yang
bertemu langsung dengan konsumen sehingga setiap tindakan dan ucapannya
berarti menunjukkan citra dari barang dan perusahaan. Namun sayangnya
pandangan masyarakat saat ini menganggap pemasar diidentikkan dengan
penjual yang dekat dengan kecurangan, penipuan, paksaan dan lainnya yang
telah memperburuk citra seorang pemasar.7
Tidak terelakkan lagi banyak promosi usaha-usaha yang kita lihat sehari-
hari tidak menjelaskan secara detail tentang produknya, yang mereka
harapkan adalah konsumen membeli produk mereka dan banyak dari
konsumen merasa tertipu atau dibohongi ketika mencoba produk yang dijual
pemasar tersebut. Apabila ini terus berlanjut maka akan mungkin terjadi lagi
kasus seperti Enron, Worldcom dan lainnya yang akan menghancurkan
sebuah perusahaan. Sekarang jelaslah akan pentingnya sebuah nilai integritas

7
Riduwan, dan Engkos Achmad Kuncoro, Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis
Jalur (Path Analysis), (Bandung : Alfabeta, 2008), hal. 94

6
dan transparansi seperti yang dikatakan Hermawan Kartajaya diatas agar
bisnis berjalan lancar.

F. Manajemen Pemasaran Dalam Konsep Manajemen Syari’ah


Kata “syariah” (al-syari’ah) telah ada dalam bahasa Arab sebelum
turunnya Al-Quran. Kata yang semakna dengannya juga ada dalam Taurat
dan Injil. Kata syari’at dalam bahasa Ibrani disebutkan sebanyak 200 kali,
yang selalu mengisyaratkan pada makna “kehendak Tuhan yang diwahyukan
sebagai wujud kekuasaan-Nya atas segala perbuatan manusia.
Kata syariah berasal dari kata syara’a al-syai’a yang berarti ‘menerangkan’
atau ‘menjelaskan sesuatu’. Atau berasal dari kata syir’ah dan syari’ah yang
berarti ‘suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara
langsung sehingga orang yang mengambilnya tidal memerlukan bantuan alat
lain’.
Syaikh Al-Qardhawi mengatakan, cakupan dari pengertian syariah
menurut pandangan Islam sangatlah luas dan komprehensif (al-syumul).
Didalamnya mengandung makna mengatur seluruh aspek kehidupan, mulai
dari aspek ibadah (hubungan manusia dengan Tuhannya), aspek keluarga
(seperti nikah, talak, nafkah, wasiat, warisan), aspek bisnis (perdagangan,
industri, perbankan, asuransi, utang-piutang, pemasaran, hibah), aspek
ekonomi (permodalan, zakat, bait, al-maf, fa’I, ghanimah), aspek hukum dan
peradilan, aspek undang-undang hingga hubungan antar Negara.
Pemasaran sendiri adalah bentuk muamalah yang dibenarkan dalam Islam,
sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal terlarang
oleh ketentuan syariah. Maka, syariah marketing adalah sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan
value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan
prosesnya sesuai dengan akad danprinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam
Islam.
Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses, baik proses
penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai (value), tidak

7
boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip
muamalah yang Islami. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan
penyimoangan prinsip-prinsip muamalah islami tidak terjadi dalam suatu
transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan. 8 Ada 4 karakteristik
syariah marketing yang dapat menjadi panduan bagi para pemasar sebagai
berikut:

1. Teistis (rabbaniyyah) : jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa


hokum-hukum syariat yang teistis atau bersifat ketuhanan ini adalah yang
paling adil, paling sempurna, paling selaras dengan segala bentuk
kebaikan, paling dapat mencegah segala bentuk kerusakan, paling
mampu mewujudkan kebenaran, memusnahkan kebatilan dan
menyebarluaskan kemaslahatan.
2. Etis (akhlaqiyyah) : Keistimewaan lain dari syariah marketer selain karena
teistis (rabbaniyyah) juga karena ia sangat mengedepankan masalah
akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek kegiatannya, karena nilai-nilai
moral dan etika adalah nilai yang bersifat universalo, yang diajarkan oleh
semua agama.
3. Realistis (al-waqiyyah) : syariah marketer adalah konsep pemasaran yang
fleksibel, sebagaimana keluasan dan keluwesan syariah islamiyah yang
melandasinya. Syariah marketer adalah para pemasar professional
dengan penampilan yang bersih, rapid an bersahaja, apapun model atau
gaya berpakaian yang dikenakannya, bekerja dengan mengedepankan
nilai-nilai religius, kesalehan, aspek moral dan kejujuran dalan segala
aktivitas pemasarannya.
4. Humanistis (insaniyyah) : keistimewaan syariah marketer yang lain adalah
sifatnya yang humanistis universal, yaitu bahwa syariah diciptakan untuk
manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan
terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan
panduan syariah. Syariat islam diciptakan untuk manusia sesuai dengan
8
Rangkuti, Freddy, Manajemen Persediaan Aplikasi, (Raja Grafindo Persada; Jakarta,
2005), hal. 34

8
kapasitasnya tanpa menghiraukan ras, warna kulit, kebangsaan dan
status.Hal inilah yang membuat syariah memiliki sifat universal sehingga
menjadi syariah humanistis universal.

G. Membangun Bisnis Pemasaran Berdasarkan Konsep Syari’ah


Sifat jujur adalah merupakan sifat para nabi dan rasul yang diturunkan
Allah Swt. Nabi dan rasul datang dengan metode (syariah) yang bermacam-
macam, tetapi sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. Ulama
terkemuka abad ini Syaikh Al-Qardhawi mengatakan, diantara nilai transaksi
yang terpenting dalam bisnis adalah al-amanah (kejujuran).
Ia merupakan puncak moralitas iman dan karakteristik yang paling
menonjol dari orang yang beriman. Bahkan kejujuran merupakan
karakteristik para nabi. Tanpa kejujuran kehidupan agama tidak akan berdiri
tegak dan kehidupan dunia tidak akan berjalan baik.
Ada empat hal yang menjadi key success factors (KSF) dalam mengelola
suatu bisnis, agar mendapat celupan nilai-nilai moral yang tinggi. Untuk
memudahkan mengingat, kita singkat dengan SAFT, yaitu:
1. Shiddiq (benar dan jujur) : jika seorang pemimpin senantiasa berprilaku
benar dan jujur dalam sepanjang kepemimpinannya, jika seorang
pemasarsifat shiddiq haruslah menjiwai seluruh prilakunya dalam
melakukan pemasaran, dalam berhubungan dengan pelanggan, dalam
bertransaksi dengan nasabah, dan dalam membuat perjanjian dengan
mitra bisnisnya.
2. Amanah (terpercaya, kredibel) : artinya, dapat dipercaya, bertanggung
jawab, dan kredibel, juga bermakna keinginan untuk untuk memenuhi
sesuatu sesuai dengan ketentuan. Diantara nilai yang terkait dengan
kejujuran dan melengkapinya adalah amanah.
3. Fathanah (cerdas) : dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau
kebijaksanaan. Pemimpin yang fathanah adalah pemimpin yang
memahami, mengerti dan menghayati secara mendalam segala hal yang
menjadi tugas dan kewajibannya.

9
4. Thabligh (komunikatif) : artinya komunikatif dan argumentatif. Orang
yang memiliki sifat ini akan menyampaikannya denga benar (berbobota0
dan dengan tutur kata yang tepat (bi al-hikmah). Berbicara dengan orang
lain dengan sesuatu yang mudah dipahaminya, berdiskusi dan melakukan
presentasi bisnis dengan bahsa yang mudah dipahami sehingga orang
tersebut mudah memahami pesan bisnis yang ingin kita sampaikan.
Keempat KSF ini merupakan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw yang sudah
sangat dikenal tapi masih jarang diimplementasikan khususnya dalam dunia
bisnis.

H. Sustainable Marketing Enterprise (SME)


Dalam model SME, konsep pemasaran disini tidaklah berarti pemasaran
sebagi sebuah fungsi atau departemen dalam perusahaan, tetapi bagaimana
kita bisa melihat pasar secara kreatif dan inovatif. Pemasaran bukanlah hanya
seperti anggapan orang, yaitu study untuk menjual. Atau seperti yang
dipahami beberapa kalangan hanyalah marketing mix semata, yaitu
pembuatan strategi untuk produk (product), harga (price), tempat (place) atau
promosi (promotion).9

9
Heizer, Jay & Barry Render, Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh Buku 1, (Jakarta:
Salemba Empat, 2013), hal. 67

10
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:
A.    Manajemen Pemasaran Konvensional
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah
sebagai kegiatan yang direncanakan, dan diorganisasiknan yang meliputi
pendistribusian barang, penetapan harga dan dilakukan pengawasan terhadap
kebijakan-kebijakan yang telah dibuat yang tujuannya untuk mendapatkan tempat
dipasar agar tujuan utama dari pemasaran dapat tercapai.
B.     Manajemen Pemasaran Syari’ah
Manajemen pemasaran Syari’ah adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang
mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan value dari suatu
inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai
dengan akad danprinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam Islam.Ini artinya bahwa
dalam syariah marketing, seluruh proses, baik proses penciptaan, proses
penawaran, maupun proses perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang
bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah yang Islami. Sepanjang
hal tersebut dapat dijamin, dan penyimoangan prinsip-prinsip muamalah islami
tidak terjadi dalam suatu transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan.
C.     Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang melibatkan
pembelian penggunaan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan
yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut sebagai pengalaman
dengan produk, pelayanan dari sumber lainnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gary, D. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia ed.7e. Jakarta: Prenhallindo.


Gordon B.D. (1991). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1.
Jakarta: PT Pustaka Binamas Pressindo. Halaman 83.
Heizer, Jay & Render, B. (2013). Manajemen Operasi. Edisi Ketujuh Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat. Halaman 67.

Mangkunegara, A.A.A.P. (2003). Perencanaan dan Pengemabngan Sumber Daya


Manusia. Bandung: PT Refika Aditama. Halaman 31.
Nawawi, H.H. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gama
Press.
Rangkuti dan Freddy. (2005). Manajemen Persediaan Aplikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Halaman 34.
Riduwan dan Kuncoro, E.A. (2008) Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis
Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta. Halaman 94.
Robert, G.M.dkk. (2006). Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern. Jakarta:
Erlangga. Halaman 26.

12

Anda mungkin juga menyukai