Anda di halaman 1dari 3

Keikhlasan akan menarik perhatian syetan

Ikhlas dalam islam diuruikan sebagai suatu kesucian hati dalam beribadah atau beramal untuk
mengharap ridho allah SWT. Dan Ikhlas merupakan suasana suatu perbuatan untuk
membersihkan hati dari kecenderungan melakukan perbuatan yang tidak menuju kepada Allah
SWT. Jadi ikhlas yang susungguhnya ialah ketika seseorang menyertakan Allah didalam setiap
pekerjaannya dan menjadikannya tujuan dari segala amal kebaikannya.

Sebagaimana di lansir salam salah satu kanal you tube "Al Bahjah" 7 maret 2022 'kunci ikhlas
di hati, buya yahya menjawab', bahwasannya seseorang disebut ikhlas ketika tujuan utama yang
diharap dari perbuatannya ialah allah swt.
Namun Keikhlasan yang sempurna tidaklah hampang melainkan amat-lah sulit digambarkan,
kecuali oleh orang yang benar benar menyerahkan cinta-nya secara utuh kepada Allah dan
mengutamakan urusan akhirat. mengingat, bahwa manusia memiliki sifat banyak lupa serta
kecenderungan yang besar terhadap urusan duniawi, bahkan banyak pula yang terlena olehnya.
Sesungguhnya keikhlasan akan sulit untuk menembus hati seseorang yang telah terpesona dan
senantiasa tergantung dengan kehidupan dunia, kecuali atas taufik dari Allah SWT. Seperti
contohnya jikalau, kita tengok dalam hati kita masing-masing dalam hal yang ringan saja,
seperti makan, mandi atau tidur misalnya, kita melakukan itu biasanya karena memang kita
menginginkannya. Jarang terbetik di dalam pikiran kita ketika melakukan itu adalah agar badan
kita kuat dan sehat, sehingga dapat melakukan ibadah kepada Allah SWT dengan baik.
Demikian juga dalam melakukan berbagai amal perbuatan yang lain, kita sering merasakan
adanya berbagai bisikan dan gangguan yang menggerogoti kemurnian niat ikhlas kita kepada
Allah SWT.
Maka hendaklah masing-masing dari kita bersikap waspada, serta membentengi diri,
memusatkan niat dan tujuan pada keikhlasan yang sempurna, jangan hiraukan was-was syetan,
sebab was-was dan bisikan syetan hanya akan menghancurkan dan melemahkan diri kita. Dan
ketika amal-amal shaleh yang kita kerjakan terkena polusi, maka janganlah merasa lemah,
sebab kotoran-kotoran tersebut dapat dihilangakan, sehingga amal tersebut menjadi benar-
benar jernih dan tidak hilang pahalanya
Oleh karna itu janhan pernah hiraukan bisikansyetan, karna sampai kapanpun, seyetan tidak
akan pernah rela membiarkan kita ikhlas karna allah dalam melakukan segala perbuatan,
Lalu bagaimana jikalau misalkan amal shaleh kita sudah tercemari, apakah masih
memunhk8nkan bagi kita untuk memiliki jiwa kwikhlasan?
Dalam hal ini, abu thalib pernah berkata:"Seseorang tidak boleh meninggalkan amal shalih
karena takut terkena penyakit pada amal tersebut, karena memang itulah yang dikehendakai
oleh musuhnya (syetan). Tetapi dia harus kembali kepada niatnya semula, niat yang benar.
Jika amal tersebut tersu-supi oleh penyakit, maka hendaknya ia segera mencari obatnya,
berusaha menghilangkannya dan tetap pada niat yang benar dan tujuan yang baik. Tidak boleh
meninggalkan suatu amalan karena manusia, atau karena malu terhadap mereka. Sebab
beramal karena manusia adalah syirik, dan meninggalkannya karena mereka adalah riya'.
Meninggalkan amal karena khawatir akan masuknya penyakit (riya') di dalam hati adalah
kebodohan, dan meninggalkannya ketika amal tersebut sedang dilakukan (karena
keikhlasannya terganggu) adalah suatu kelemahan. Siapa saja yang beramal karena Allah dan
meninggalkannya juga karena Allah, maka tidak ada masalah baginya selagi masih berada
dalam koridor ini, tentunya setelah ia dapat mebuang jauh jauh segala niat buruk. "
Syetan akan senantiasa menggunakan seribu cara untuk meruntuhkan keiklasan kita dalam
berbuat baik, oleh karna itu kitamesti pintar pintar pula dalam menangkal setiap rayuan syetan,
agar keikhlasan kita sempurna.

Anda mungkin juga menyukai