R Asisten Praktikum
NIM : G34180093 1. Devi Risvia F G34160023
Kel/Lab : 9/Bio 1 2. M. Aldi Nasrulloh G34160036
Hari,tanggal : Selasa, 28 Januari 2020 3. Habibah Zam Z G34189501
Metode
Diikat trap dengan petak kayu pada tempat yang diperkirakan banyak bagian
tumbuhan jatuh
Hasil Pengamatan
Tabel 1 Bobot saat panen produksi serasah
Panen
Bobot basah (g) Bobot Kering (g)
1 Hutan Biokimia 2,2 2
2 Hutan Biolapang 9,6 7,8
3 Hutan Pinus 50,0 42,6
Plot Lokasi
Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan , pada Hutan Pinus spesies
nya di dominasi oleh Pohon Pinus dan semak kecil . Pada Hutan Biokimia spesies
nya kebanyakan adalah pohon karet ,herba dan semak . Hutan Biolapang memiliki
spesies yang lebih beragam yaitu pohon salak , pisang, karet dan pohon berkayu
lain nya . Pada Hutan Pinus keadaan tanah nya kering dan memiliki bobot serasah
paling besar saat panen , sementara pada Hutan Biolapang dan Hutan Biokimia
keadaan tanah cenderung basah dan lembab ,hasil dari bobot panen Hutan
Biolapang dan Hutan Biokimia lebih ringan ketimbang Hutan pinus . Hal tersebut
menunjukan kondisi tanah dan iklim mempengaruhi jumlah serasah yang di dapat .
Pada Hutan Pinus persebaran cahaya yang di dapat tanaman merata karena bentuk
daun pinus yang ramping tidak menghalangi cahaya yang masuk pada tanah yang
berada dibawah nya . Sementara pada Hutan Biolapang dan Biokimia di dominasi
pohon besar dengan daun lebar sehingga persebaran cahaya tidak merata
menghasilkan tanah dengan kondisi lembab dan basah .
Laju dekomposisi pada tiap Hutan memiliki hasil yang berbeda beda . Pada
Hutan Biokimia laju dekomposisi sebesar 0,03 dan pada Hutan Biolapang sebesar
0,39 , sementara pada Hutan Pinus memiliki laju dekomposisi yang paling rendah
yaitu sebesar 0,026. . Laju dekomposisi serasah dipengaruhi oleh faktor
lingkungan,seperti pH; iklim (temperatur, kelembaban); komposisi kimia dari
serasah dan mikroorganisme tanah. Beberapa penelitian melaporkan bahwa
beberapa sifat kimia seperti kandungan awal lignin, selulosa dan karbohidrat
berpengaruh secara nyata terhadap tingkat dekomposisi serasah daun. Tingkat
dekomposisi serasah daun dilaporkan berhubungan dengan kandungan awal lignin
dan selulosa , dan kandungan awal nitrogen ( Devianti dan Tjahjaningrum 2017) .
Simpulan
Produksi serasah dapat dihitung dengan melakukan penimbangan bobot
basah terlebih dahulu dan dilanjutkan pengukuran bobot kering . Bobot kering
didapatkan Ketika serasah sudah di keringkan melalui oven . Perhitungan Laju
dekomposisi serasah dapat dilakukan dengan pembagian bobot kering dan bobot
basah dan pembagian lama waktu proses dekomposisi . Semakin besar selisih bobot
kering dan basah maka semakin besar laju dekomposisinya
Daftar Pustaka
Aprianis Y . 2011. Produksi dan laju dekomposisi serasah Acacia crassicarpa A.
Cunn. di PT. Arara Abadi .Jurnal Tekno Hutan Tanaman . 4 (1) : 41 – 47
Devianti OKA, Tjahjaningrum TD. 2017. Studi laju dekomposisi serasah pada
Hutan Pinus di Kawasan Wisata Taman Safari Indonesia II Jawa Timur.
Jurnal Sains dan Seni. 6(2): 87-91.
Riyanto , Indriyanto , Bintoro A . 2013 . Produksi serasah pada tegakan hutan di
blok penelitian dan Pendidikan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman
Provinsi Lampung . Jurnal Sylva Lestari . 1 (1) : 1 – 8