PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha untuk mempertahankan kandungan hara dalam tanah menjadi hal yang
penting bagi ketersediaan nutrisi di hutan dan bahan organik menjadi salah satu bahan
pembentuk agregat tanah yang berperan dalam proses pembentukan tanah. Serasah
menjadi sumber bahan organik tanah yang didapatkan melalui proses dekomposisi
(Sudomo dan Widiyanto 2017). Serasah adalah bahan-bahan yang telah mati seperti
daun, ranting, cabang kecil, kulit hewan, bunga, dan buah dan terletak diatas permukaan
tanah dan mengalami dekomposisi dan mineralisasi. Faktor yang mempengaruhi
produksi serasah yaitu keadan lingkungan (iklim, ketinggian, dan kesuburan tanah),
jenis tanaman, dan waktu (musim dan umur tegakan) (Aprianis 2011).
Serasah dibagi menjadi dua berdasarkan sumbernya, yaitu serasah hijau dan
serasah hewan. Serasah hijau adalah serasa yang berasal dari tumbuhan berkayu, semak,
tumbuhan merayap ataupun alga (Chimouriya et al. 2018). Serasah hewan adalah
serasah yang berasal dari hewan dalam bentuk feses, urin, ataupun bangkai (Pampuro et
al 2018). Dekomposisi serasah adalah proses perombakan serasah oleh mokroba
menjadi energi dan senyawa sederhana seperti karbon, nitogen, fosfor, belerang, kalium,
dan mineral lain (Aprianis 2011).
Tujuan
Alat yang dibutuhkan pada praktikum ini meliputi jala nilon dengan ukuran pori
1 mm, ukuran 20x30 cm dan ukuran 100x100 cm, tali plastik pengikat, timbangan, oven
dan kertas pembungkus sample dalam oven. Bahan yang digunakan pada praktikum
adalah ekosistem yang diamati.
METODE
Letakkan kembali
Panen serasah Ambil serasah 5-10
serasah di atas tnah
setelah 5 minggu. gram lalu bungkus
pada lokasi yang sama
pada jala nilon
dengan pengambilan
HASIL PENGAMATAN
Panen
Plot Lokasi
Bobot basah (g) Bobot kering (g)
I (1,2,3) Sedikit basah (lembab) Lembab hancur sebagian Hutan Kimia dan
monokultur
II (4,5,6) Lembek dan basah Lembab dan berbau amis Hutan Penelitian
Biologi dan campuran
III (7,8,9) Sedikit basah (lembab) Belum hancur Pohon Pinus di depan
Laboratorium
Advance dan sulit
terdegradasi
2 36,9 32 0,006
Xt = 14,0 Keterangan:
Xt = bobot kering serasah setelah
X0 = 25,6
waktu pengamatan ke-t (g)
t = 18 X0 = bobot serasah awal (g)
k = -0,60/-18
k = 0,0335
PEMBAHASAN
Serasah ada yang berasal dari tumbuhan dan hewan.. Serasah hijau (green
manure) adalah serasa yang berasal dari tumbuhan berkayu, semak, tumbuhan merayap
ataupun alga (Chimouriya et al. 2018). Serasah hewan (animal manure) adalah serasah
yang berasal dari hewan dalam bentuk feses, urin, ataupun bangkai (Pampuro et al
2018). Proses dekomposisi dimulai dari proses penghancuran fisik oleh serangga kecil
terhadap tumbuhan dan sisa bahan organik mati menjadi ukuran lebih kecil, kemudian
dilanjutkan dengan proses biologi yang dilakukan oleh bakteri dan cendawan untuk
menguraikan prtikel-pertikel organik yang dibantu oleh enzim seperti protease,
karbohidrase dan enzim lainnya (Safriani et al 2017).
SIMPULAN
Aprianis Y. 2011. Produksi dan laju dekomposisi serasah. Tekno Hutan Tanaman. 4(1):
41-47.
Chimouriya S, Lamichhane J, Gauchan DP. 2018. Green manure for restoring and
improving the soil nutrients quality. International Journal of Research. 5 (10):
1064-1074.
Devianti OKA, Tjahjaningrum TD. 2017. Studi laju dekomposisi serasah pada hutan
pinus di Kawasan Wisata Taman Safari Indonesia II Jawa Timur. Jurnal Sains dan
Seni ITS. 6 (2) : 87-91.