Anda di halaman 1dari 87

RENCANA PENDIRIAN BISNIS BARU

“Kebun Jambu Banjarwaru”

Oleh :
Arum Minarsih
2017-0101-0159

SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat-Syarat dalam
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2021
RENCANA PENDIRIAN BISNIS BARU “KEBUN JAMBU BANJARWARU”

Skripsi

Diterima dan Disetujui untuk Diujikan

Cilacap, 23 Desember 2021

Dosen Pembimbing Skripsi

(Benedicta Evienia Prabawanti, S.E., M.M.)


PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Arum Minarsih

NIM : 2017-0101-0159

Program Studi : Manajemen

Judul Skripsi : Rencana Pendirian Bisnis “KEBUN JAMBU BANJARWARU”

Pembimbing Skripsi,

Benedicta Evienia Prabawanti, S.E., M.M.

Tanggal Lulus: 20 Januari 2022

Mengetahui,

Ketua Panitia Ujian Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Andy Susilo Lukito Budi, S.E., M.Com. Dr. Christiana Fara Dharmastuti, S.E., M.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………. i

DAFTAR TABEL………………………………………………………………………... iv

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………… v

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. vi

RINGKASAN EKSEKUTIF…………………………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………… 1

1.1.1 Peluang Pasar……………………………………………………………. 1

1.2 Identitas Masalah…………………………………………………………………... 7

1.2.1 Analisis Permintaan Pasar……………………………………………… 7

1.2.2 Analisis Bentuk- Bentuk Penawaran Bisnis…………………………… 9

1.2.3 Hasil Identifikasi Masalah………………………………………………... 12

BAB II KAJIAN LITERATUR dan ANALISIS BISNIS………………………………... 13

2.1 Analisis Industri dan Analisis Pesaing……………………………………………. 13

2.1.1 Analisis Industri…………………………………………………………… 13

2.1.2 Analisis Pesaing…………………………………………………………... 17

2.2 Strategi Bersaing Perusahaan……………………………………………………. 20

2.2.1 Analisis SWOT…………………………………………………………… 20

BAB III PROFIL DAN STRATEGI PERUSAHAAN…………………………………. 24

3.1 Deskripsi Produk atau Layanan…………………………………………………... 24

3.1.1 Proses Pertumbuhan Jambu Madu Deli Hijau………………………… 24

3.2.2 Contoh Foto Produk……………………………………………………….25

3.3.3 Logo Produk………………………………………………………………. 27

3.2 Visi dan Misi Perusahaan…………………………………………………………. .28

i
3.3 Nilai yang dianut Perusahaan……………………………………………………... 28

3.4.Tujuan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Perusahaan…………………….. 29

3.4.1 Tujuan Jangka Pendek………………………………………………….. 29

3.4.2 Tujuan Jangka Panjang………………………………………………….. 30

3.5 Rencana Bentuk Badan Usaha dan Struktur Organisasi………………………. 30

3.5.1 Rencana Bentuk Badan Usaha………………………………………… 30

3.5.2 Struktur Organisasi………………………………………………………. 30

BAB IV STRATEGI FUNGSIONAL DAN REALISASI BISNIS PERUSAHAAN …. 34

4.1 Kerangka Model Bisnis (BMC)......................................................................... 34

4.2 Rencana Operasi…………………………………………………………………… 40

4.3 Rencana Keuangan………………………………………………………………... 46

4.3.1 Start Up Cost (Biaya Pendahuluan) ................................................... 49

4.3.2 Penetapan Harga Jual…………………………………………………… 49

4.3.3 Proyeksi Penjualan……………………………………………………… 51

4.3.4 Proyeksi Total Cost……………………………………………………… 52

4.3.5 Neraca Awal……………………………………………………………... 53

4.3.6 Neraca Laba Rugi………………………………………………………. 53

4.3.7 Anggaran Kas……………………………………………………………. 54

4.3.8 Neraca Akhir……………………………………………………………... 55

4.3.9 Kelayakan………………………………………………………………… 56

4.4 Rencana Pemasaran atau Rencana Sumber Daya Manusia………………… 58

4.4.1 Promosi…………………………………………………………………… 58

4.4.2 Sumber Daya Manusia…………………………………………………. 59

4.5 Informasi Kegiatan Realisasi Pendirian / Pengembangan Bisnis…………….. 61

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI…………………………………………... 64

ii
5.1 Simpulan……………………………………………………………………………. 64

5.2 Rekomendasi………………………………………………………………………. 66

Lampiran………………………………………………………………………………… 69

Daftar Rujukan…………………………………………………………………………. 74

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Analisis Kompetitor Kebun Jambu Banjarwaru………………………….... 18

Tabel 2.2 Matrik SWOT Kebun Jambu Banjarwaru…………………………………. 22

Tabel 4.1 Business Model Canvas (BMC) Kebun Jambu Banjarwaru……………. 35

Tabel 4.2 Kebutuhan Dana Kebun Jambu Banjarwaru ……………………………. 46

Tabel 4.3 Penyusutan Peralatan dan Perlengkapan Aktiva Tetap………………… 48

Tabel 4.4 Penetapan Harga Jual Kebun Jambu Banjarwaru………………………. 49

Tabel 4.5 Biaya Perawatan Kebun Jambu Banjarwaru……………………………… 51

Tabel 4.6 Proyeksi Penjualan Tahun 2021 Kebun Jambu Banjarwaru……………. 51

Tabel 4.7 Proyeksi Total Cost Tahun 2021 Kebun Jambu Banjarwaru …………… 52

Tabel 4.8 Neraca Awal Tahun 2021 Kebun Jambu Banjarwaru……………………. 53

Tabel 4.9 Neraca Laba Rugi Tahun 2021 Kebun Jambu Banjarwaru……………... 53

Tabel 4.10 Anggaran Kas Tahun 2021 Kebun Jambu Banjarwaru………………… 54

Tabel 4.11 Neraca Akhir Tahun 2021 Kebun Jambu Banjarwaru ………………… 55

Tabel 4.12 PV Worksheet Tahun 2021 ………………………………………………. 56

Tabel 4.13 Net Present Value Kebun Jambu Banjarwaru …………………………. 57

Tabel 4.14 Payback Period Kebun Jambu Banjarwaru……………………………... 58

Tabel 4.15 Proyeksi Upah Panen Tahun 2021 Kebun Jambu Banjarwaru………. 60

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDB (%) ................................. 3

Gambar 1.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Sektor Pertanian di Indonesia…………….. 4

Gambar 1.3 Hasil Diagram Penyuka Jambu Air…………………………………….. 5

Gambar 1.4 Ketertarikan Jambu Madu Deli Hijau dengan Rasa Manis Stabil…… 6

Gambar 1.5 Hasil Diagram Harapan Jambu Air Yang di Jual Pasaran…………… 7

Gambar 1.6 Yang Mendukung dalam Pembelian Jambu Air di Pasaran……….... 8

Gambar 1.7 Yang diutamakan dalam Pembelian Jambu Air di Pasaran ………… 9

Gambar 1.8 Sistem Penjualan yang diharapkan Responden…………………….. 10

Gambar 1.9 Sistem Pembayaran yang diharapkan Responden………………….. 11

Gambar 2.1 Analisis Lima Kekuatan Porter Kebun Jambu Banjarwaru………….. 13

Gambar 3.1 Proses Pertumbuhan Jambu Madu Deli Hijau………………………... 24

Gambar 3.2 Contoh Foto Produk Kebun Jambu Banjarwaru……………………… 25

Gambar 3.3 Pengemasan Jambu Madu Deli Hijau Pengiriman Luar Kota………. 26

Gambar 3.4 Pengemasan Jambu Madu Deli Hijau Pengiriman Jarak Dekat……. 26

Gambar 3.5 Logo Bisnis Kebun Jambu Banjarwaru………………………………… 27

Gambar 3.6 Struktur Organisasi Kebun Jambu Banjarwaru ……………………… 31

Gambar 4.1 Proses Awal Bisnis Kebun Jambu Banjarwaru ……………………... 41

Gambar 4.2 Brosur Kebun Jambu Banjarwaru ……………………………………... 59

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat

melimpah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan

skripsi yang berjudul “Rencana Pendirian Bisnis Baru KEBUN JAMBU

BANJARWARU” sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program

Studi Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Katolik Indonesia Atma

Jaya.

Dalam penulisan laporan ini, penulis memperoleh berbagai bantuan, dukungan,

dan bimbingan dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh

karenanya, penulis dengan ini mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak

terutama kepada:

1. Ibu Benedicta Evienia Prabawanti, S.E., M.M. selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan selama proses penulisan laporan ini.

2. Bapak Drs. Herry Pramono, M.SI. selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang

telah membantu penulis selama melaksanakan studi di Universitas Katolik

Indonesia Atma Jaya.

3. Ibu Dr. Christiana Fara Dharmastuti, S.E., M.M. selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Indonesia Atma

Jaya.

4. Seluruh staf pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atma

Jaya yang telah membimbing, mendidik, dan membantu penulis dalam studi.

5. Orang tua, saudara dan seluruh teman-teman dekat penulis yang tidak dapat

disebutkan satu persatu atas pemberian doa, semangat, dan dukungan yang

vi
telah membantu penulis selama melaksanakan dan menyelesaikan proses

penulisan laporan ini.

Cilacap, 23 Desember 2021

Arum Minarsih

vii
RINGKASAN EKSEKUTIF

Deskripsi Produk
Produk yang ditawarkan adalah berupa Jambu air unggul yang memiliki rasa
manis seperti madu dengan jenis nama Jambu Madu Deli hijau, memiliki merek
dagang “Kebun Jambu Banjarwaru”. Sesuai dengan nama daerah dari tempat pemilik
mendirikan bisnisnya yaitu di Cilacap, Jawa tengah.
Visi
“Menjadi salah satu produsen buah jambu air unggul dan berkualitas yang
mengutamakan rasa manis tanpa mengenal musim”
Misi
1. Menghasilkan produk jambu madu deli hijau yang berkualitas unggul.
2. Menghasilkan produk buah jambu madu deli hijau dengan rasa yang stabil tanpa
mengenal musim.
3. Meningkatkan hasil pertanian jambu madu deli hijau.
Peluang
1. Menurut Sekretaris Umum Serikat Pertanian Indonesia, Agus Ruli Ardiansyah,
mengatakan sektor pertanian mendapat perhatian karena terbukti tetap stabil bahkan
tumbuh saat lapangan usaha yang lainnya sudah tidak berdaya akibat dampak
pandemi.
2. Pemerintah melalui kementerian pertanian juga melakukan peningkatan dari
produksi subsektor Hortikultura yaitu dengan berbagai program salah satunya adalah
penguatan sistem seperti perbaikan dari sistem logistik, distribusi dan
memasarkannya. Sistem tersebut diberi nama aplikasi Sartika (Sistem Informasi
Agribisnis Hortikultura)
3. Berdasarkan hasil survei pasar dilapangan kepada 106 responden maka
didapatkan kesimpulan hampir semua responden menyukai buah jambu air dengan
perolehan angka 97.2% atau 103 responden yang menyukai jambu air dan yang tidak
menyukai dan tidak terlalu menyukai diperoleh angka 0,028 % atau 3 responden.
Strategi Pasar
1. Target Pasar: Pria dan wanita dengan usia diatas 3 tahun, dan menyukai buah
jambu madu deli hijau

viii
2. Strategi Produk: Menawarkan produk dengan kualitas super (manis yang stabil
tanpa mengenal musim) dengan penggunaan pupuk organik buatan sendiri.
3. Strategi Harga: Menggunakan penetapan harga dengan metode cost-plus pricing.
4. Strategi Promosi: Melakukan promosi melalui dengan testimoni ke calon
konsumen secara langsung, social media hingga memberikan promosi harga.
Strategi Bisnis
1. Menjaga kualitas rasa yang dihasilkan dari buah jambu madu deli hijau dengan
perawatan rutin dengan penggunaan pupuk organik buatan sendiri dan
melakukan proses quality control terhadap produk sebelum diperjual belikan.
2. Melakukan perkembangan dari segi sistem dengan melakukan kerjasama dengan
petani buah jambu daerah setempat.
3. Melakukan kegiatan pemasaran secara berkelanjutan dengan memasuki
marketplace untuk memenuhi pasar yang lebih luas
Target Keuangan
Total kebutuhan dana awal bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” sebesar
Rp29.951.000,00. laba bersih yang didapat pada tahun 2021 sebesar Rp 42.833.755
Perhitungan kelayakan bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” dengan menggunakan
metode Net Present Value positif sebesar Rp12.608.777,00 yang menyatakan bahwa
bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” layak untuk dijalan

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman Jambu Air merupakan salah satu dari keanekaragaman tanaman

yang dimiliki Indonesia yang memberikan manfaat dalam dunia kesehatan seperti

memelihara kesehatan sistem pencernaan, memelihara kesehatan jantung,

mencegah kanker, meningkatkan imunitas, mengatasi peradangan dan mengobati

infeksi.

Menurut (Pardal, 2001) Tanaman jambu air juga dapat digunakan untuk obat

alami yang berperan dalam menyembuhkan atau memperbaiki kondisi kesehatan

masyarakat. Jambu air diminati masyarakat karena memiliki keunggulan rasa sangat

manis, daging buahnya tebal dan berbiji, buah tanpa biji (buah partenokarpi) terbentuk

tanpa melalui proses polinasi dan fertilisasi untuk membentuk buah. Partenokarbagus

untuk peningkatan kualitas dan produktivitas buah, kurang menguntungkan bagi

program produksi benih atau biji.

Menurut Zulkarnain (2010) “Hortikultura berasal dari bahasa latin, hortus dan

colore. Hortus berarti kebun atau sebidang tanah yang berada di sekitar rumah yang

masih dibatasi oleh pagar dan colere yang berarti mengusahakan (terutama

mikroorganisme pada media tanam)”.

Jadi secara harfiah, hortikultura adalah ilmu yang mempelajari pembudidayaan

tanaman kebun. Lebih luas, para ahli kemudian bersepakat bahwa hortikultura adalah

ilmu yang mempelajari budidaya tanaman sayuran, buah-buahan, bunga-bungaan,

dan tanaman hias. Pengertian tersebut didasarkan pada kecenderungan bahwa tanng
2

ditumbuhkan di sekitar rumah adalah yang tergolong jenis yang sudah disebutkan

sebelumnya

Penulis juga menggunakan metode Tabulampot atau kepanjangan dari

tanaman buah dalam pot yang memiliki arti tumbuhan yang dibudidayakan didalam

pot yang memiliki tujuannya yaitu untuk hiasan maupun produksi buah. Hampir semua

jenis tanaman buah bisa tumbuh subur, namun jenis-jenis tantentu bisa berbuah

dalam lingkungan tabulampot.

Penggunaan metode Tabulampot sendiri dikarenakan metode ini cukup praktis

dan juga tidak membutuhkan lahan yang luas. Kelebihan dari metode tabulampot

kita dapat memaksimalkan lahan yang sempit agar dapat menyalurkan hobi dalam

budidaya tanaman buah. Selain itu perawatan pada metode tabulampot akan lebih

terjamin dalam memaksimalkan pemenuhan nutrisi atau pemupukan tanaman,

serangan hama serta penyakit yang lebih mudah kita kontrol, kebutuhan air dari

tanaman bisa terpenuhi karena mudah kita pantau perkembangan dari tanamannya

serta pemangkasan cabang tanaman yang jauh lebih mudah untuk mendapatkan

tanaman yang baik.

Alasan lain yaitu wilayah Cilacap masih memiliki lahan yang cukup luas untuk

budidaya perkebunan jambu air. Maka penulis memanfaatkan lahan tersebut untuk

pendirian bisnis perkebunan jambu madu deli hijau.


3

1.1.1 Peluang Pasar

a. Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDB

Gambar 1.1 Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDB (%)

Sumber: BPS – Litbang KJ/and

Berdasarkan gambar diatas Kontribusi Sektor Pertanianan terhadap

Produk Domestik Bruto justru meningkat selama masa pandemi Covid -19.

Selain pertanian sektor lainnya yang tumbuh adalah Informasi dan

telekomunikasi, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

serta jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

Menurut Sekretaris Umum Serikat Pertanian Indonesia, Agus Ruli

Ardiansyah, mengatakan sektor pertanian mendapat perhatian karena terbukti

tetap stabil bahkan tumbuh saat lapangan usaha yang lainnya sudah tidak

berdaya akibat dampak pandemi. Selain itu pemerintah juga dapat menyerap

hasil dari produksi petani dengan harga yang layak sehingga akan

mendongkrak Nilai Tukar Petani (NTP) khususnya di subsektor tanaman dan

hortikultura yang mengalami penurunan.


4

Berdasarkan pernyataan Sekretaris Umum Serikat Pertanian Indonesia,

Agus Ardiansyah terbukti bahwa bisnis dalam sektor pertanian ini paling stabil

dibandingkan bisnis lainnya, dari sini menunjukan bahwa bisnis Kebun Jambu

Banjarwaru memiliki potensi besar untuk kemajuan kedepannya.

b. Nilai Tukar Petani (NTP) di bidang Sektor Pertanian

Gambar 1.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Sektor Pertanian di Indonesia,

Tahun 2015 - 2017

Sumber: www.wartaekonomi.co.id

Berdasarkan berbagai komoditas subsektor hortikultura, terdapat 10

komoditas ekspor terbesar. Menurut Badan Pusat Statistika (BPS), nilai ekspor

tertinggi yaitu pada tahun 2018 yaitu komoditas manggis, di ikuti kapulaga dan

juga pisang.

Dari hasil Produksi subsektor hortikultura sendiri berdasarkan BPS

mencapai 21,5ton komoditas buah-buahan, 13 juta ton komoditas sayuran, 870

juta tanaman hias dan 676 ribu ton tanaman obat. Pemerintah melalui

kementerian pertanian juga melakukan peningkatan dari produksi subsektor


5

hortikultura yaitu dengan berbagai program salah satunya adalah penguatan

sistem seperti perbaikan dari sistem logistik, distribusi dan memasarkannya.

Sistem tersebut diberi nama aplikasi Sartika (Sistem Informasi Agribisnis

Hortikultura) yang digunakan untuk menghubungkan produsen, pelaku,

pemasar dan juga lembaga sertifikasi terkait. Dengan adanya dukungan dari

pemerintah akan bisnis di bidang Subsektor Hortikultura maka bisnis “Kebun

Jambu Banjarwaru” memiliki peluang yang bagus untuk kedepannya.

c. Riset Pasar

Gambar 1.3 Hasil Survei Pasar “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Penulis (2021)

Berdasarkan hasil survei pasar pada Gambar 1.3 hampir semua

responden menyukai buah jambu air dengan perolehan angka 97.2% atau 103

responden yang menyukai jambu air dan yang tidak menyukai dan tidak terlalu

menyukai diperoleh angka 0,028 % atau 3 responden. Hal ini menjadikan salah

satu peluang pendirian bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” yang mana

peminatnya jauh lebih banyak daripada yang tidak berminat atau tidak terlalu

menyukai jambu air.


6

Gambar 1.4 Hasil Survei Pasar “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Penulis (2021)

Berdasarkan hasil survei gambar 1.4 peminat dari jambu madu deli hijau

mendapatkan perolehan angka sebesar 95,3% atau 101 responden, dan sisa

responden yang tidak menyukai atau masih ragu-ragu sebesar 0,047% atau 5

responden. Dari hasil survei ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

tertarik dengan jambu madu deli hijau dengan rasa manis yang stabil yang

mana seperti kita ketahui jambu air akan mengurangi rasa manis pada musim

hujan. Dari sini penulis membuat inovasi untuk menciptakan produk jambu air

yang unggul dan berkualitas khususnya dari segi rasa manis yang stabil (tanpa

mengenal musim).
7

1.2 Identifikasi Masalah Bisnis

1.2.1 Analisis Permintaan Pasar

Gambar 1.5 Hasil Survei Pasar “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Penulis (2021)

Berdasarkan hasil survei gambar 1.5 harapan responden dengan jambu

air yang ada dipasaran yaitu dengan kriteria (Segar, daging buah tebal tanpa

biji dengan rasa yang stabil / tanpa mengenal musim) yaitu memperoleh angka

82,1% atau 87 responden dan untuk kriteria (Segar, daging buah tebal tanpa

biji dan banyak air) memperoleh angka 13,2% atau 14 responden dan untuk

kriteria (Segar dan juga murah) memperoleh angka 5 reponden. Dari survei ini

dapat disimpulkan bahwa harapan dari responden untuk jambu air yang dijual

dipasaran yaitu dengan kriteria (Segar, daging buah tebal tanpa biji dengan

rasa manis yang stabil / tanpa mengenal musim) dengan perolehan angka

82,1%. Selaras dengan harapan responden mengenai jambu madu air yang

memiliki kriteria tersebut maka bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

mengeluarkan produk jambu madu deli hijau sesuai dengan harapan dari

responden yang menginginkan jambu dengan kriteria (Segar, daging buah

tebal tanpa biji dan rasa manis yang stabil / tanpa mengenal musim). Sehingga
8

penulis memilih untuk mendirikan bisnis baru “Kebun Jambu Banjarwaru” yang

mana prospek kedepannya memiliki potensi peluang yang tinggi.

Gambar 1.6 Hasil Survei Pasar “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Penulis (2021)

Berdasarkan hasil survei gambar 1.6 menunjukan hal-hal apa saja yang

mendukung responden dalam melakukan pembelian jambu air dari yang

terbesar ke yang terkecil. Kriteria 1. (Rekomendasi keluarga / teman / relasi

kerja) memperoleh angka sebesar 67 % atau 71 responden. Kriteria 2 (Untuk

Kesehatan) memperoleh angka 55,7 % atau 59 responden. Kriteria 3 (Kualitas

dari produk) memperoleh angka 52,8 % atau 56 responden. Kriteria 4 (Harga

yang terjangkau) memperoleh angka 31,1 % atau 33 responden. Kriteria 5

(Promosi yang menguntungkan) memperoleh angka 17,9 % atau 19

responden. Kriteria 6 (Promosi yang menarik di media sosial) memperoleh

angka 10,4 % atau 11 responden. Dari survei ini dapat disimpulkan bahwa hal-

hal yang mendukung responden dalam melakukan pembelian yaitu

rekomendasi keluarga/teman/relasi kerja di susul dengan untuk kesehatan,

harga yang terjangkau. 3 Kriteria tertinggi tersebut menjadikan penulis untuk


9

lebih banyak melakukan promosi dengan pemberian testimoni untuk para

konsumen.

1.2.2 Analisis Bentuk-Bentuk Penawaran Bisnis

Gambar 1.7 Hasil Survei Pasar “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Penulis (2021)

Berdasarkan hasil survei gambar 1.7 menunjukan hal utama yang

mendukung responden dalam melakukan pembelian jambu air dari yang

terbesar ke yang terkecil. Kriteria 1 (Buah segar) memperoleh angka sebesar

81,1 % atau 86 responden. Kriteria 2 (Rasa manis buah yang stabil/tanpa

mengenal musim) memperoleh angka 69,8 % atau 74 responden. Kriteria 3

(Menggunakan pupuk organik) memperoleh angka 45,3 % atau 48 responden.

Kriteria 4 (Tidak cacat/rusak) memperoleh angka 35,8 % atau 38 responden.

Kriteria 5 (Harga terjangkau) memperoleh angka 28,3 % atau 30 responden.

Kriteria 6 (Packaging yang menarik) memperoleh angka 11,3 % atau 12 orang.

Kriteria 7 (Warna jambu yang menarik) 7,5 % atau 8 responden. Dari survei ini

dapat disimpulkan bahwa hal utama yang mendukung responden dalam

melakukan pembelian yaitu buah yang segar, rasa manis buah yang stabil/

tanpa mengenal musim dan menggunakan pupuk organik. Dari 3 kriteria


10

teratas dalam hal utama yang mendukung pembelian buah jambu air dari bisnis

“Kebun Jambu Banjarwaru“ sudah memenuhi kriteria yang diharapkan oleh

konsumen. Produk yang ditawarkan oleh penulis berupa jambu madu deli hijau

dengan buah segar, daging yang tebal, rasa manis yang stabil dan juga

menggunakan pupuk organik menjadikan produk ini akan berkembang bagus

untuk prospek kedepannya.

Gambar 1.8 Hasil Survei Pasar “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Penulis (2021)

Berdasarkan hasil survei gambar 1.8 selain penulis melakukan

penawaran produk buah jambu madu deli hijau dengan kriteria buah segar,

daging yang tebal, rasa manis yang stabil dan juga menggunakan pupuk

organik penulis juga menawarkan dari segi penjualan yaitu dengan

menawarkan pembelian produk dengan menggunakan sistem online maupun

secara langsung. Dan didapatkan angka untuk memilih keduanya yaitu sebesar

82,1% atau 87 responden. Dan untuk offline / secara langsung memperoleh

angka sebesar 11,3% atau 12 orang dan sisanya lebih memilih ke online saja

sebanyak 7 responden.
11

Gambar 1.9 Hasil Survei Pasar “Kebun Jambu Banjarwaru”

Sumber : Penulis (2021)

Berdasarkan hasil survei gambar 1.9 bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru“

juga melakukan penawaran dari segi pembayaran. Sistem pembayaran

dilakukan untuk memudahkan konsumen dalam memilih dari segi transaksi

sesuai dengan yang diharapkan konsumen. Dan di dapatkan 4 kategori dengan

urutan dari yang terbesar hingga ke yang terkecil. Di Urutan pertama yaitu Cash

On Delivery (COD) dengan perolehan angka 59,4% atau 63 responden. Dan

urutan kedua yaitu Cash dengan perolehan angka 53,8% atau 57 responden.

Dan untuk urutan ke tiga yaitu transfer antar bank dengan perolehan angka

41,5% atau 44 responden. Dan di urutan terakhir yaitu menggunakan sistem

Dompet digital (Ovo, Go-pay dan Dana) dengan perolehan angka sebesar 17%

atau 18 responden. Dari kesimpulan gambar diatas maka dapat disimpulkan

responden lebih memilih menggunakan sistem COD dan bisnis Kebun Jambu

Banjarwaru juga sudah memenuhi kriteria pembayaran dengan menggunakan

sistem pembayaran COD, cash maupun antar bank dan juga dompet digital

untuk mempermudah pembayaran bagi konsumen dari bisnis Kebun Jambu

Banjarwaru.
12

1.2.3 Hasil Identifikasi Masalah

Menurut survei yang telah dilakukan oleh penulis terhadap 106

responden maka didapatkan kesimpulan bahwa selama ini mereka belum

pernah menemukan jambu air dengan kualitas unggul yang memiliki rasa

manis yang stabil (tanpa mengenal musim).

Pointer dari identifikasi masalah:

- Rata-rata respon jawaban dari 106 responden yaitu menginginkan

jambu dengan kualitas unggul dan rasa manis stabil (tanpa

mengenal musim) yang belum mereka temui di pasaran.

- Dapat menggunakan sistem penjualan baik secara online maupun

langsung.

- Dapat menggunakan sistem pembayaran yang lebih bervariasi

seperti (COD, Cash, Transfer antar Bank dan Dompet Digital).


13

BAB II

KAJIAN LITERATUR DAN ANALISIS BISNIS

2.1 Analisis Industri dan Analisis Pesaing

2.1.1 Analisis Industri

A. Analisis Lima Kekuatan Porter (Porter Five Forces Analysis)

Menurut (Budi Kho, 2020) Analisis Lima Kekuatan Porter atau Porter’s

Five Forces Analysis adalah suatu alat yang sederhana namun sangat berguna

untuk memahami dimana letak kekuatan perusahaan kita dalam menghadapi

situasi persaingan di dunia bisnis. Teori ini menganalisis lima aspek utama

dalam persaingan bisnis yaitu hambatan bagi pendatang baru, daya tawar

pemasok, daya tawar pembeli, hambatan bagi pengganti, dan tingkat

persaingan dengan kompetitor.

Gambar 2.1 Analisis Lima Kekuatan Porter (Porter Five Forces Analysis)
14

Sumber:(https://www.monitordaily.com/opinion-post/porters-five-forces-

of-comprtition/)

1. Hambatan bagi Pendatang Baru (Threat of New Entrants)

Setiap perusahaan pasti memiliki hambatan-hambatan dalam sebuah

industri agar bisa mendapatkan keuntungan atau profit yang tinggi dengan

sedikit hambatan maka pesaing akan segera bermunculan. Sebaliknya, jika

semakin tinggi hambatan masuk bagi para pendatang baru maka posisi

perusahaan kita yang bergerak di industri tersebut akan semakin diuntungkan.

Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” sendiri memiliki cukup banyak pesaing

dan tentu banyak orang yang ingin membuka bisnis serupa. Peluang yang

masih banyak dan juga banyaknya lahan yang tidak digunakan terutama

daerah Cilacap dengan lahan masih cukup lumayan banyak dan bisnis “Kebun

Jambu Banjarwaru” tidak begitu susah dari segi perawatannya dan tanaman

buah jambu deli hijau ini juga tergolong jenis tanaman yang genjah (cepat

berbuah) maka ini menjadi daya saing tersendiri untuk bisnis kebun jambu deli

ini.

Akan tetapi Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” tentunya memiliki

beberapa keunggulan yang akan menjadi hambatan bagi para pesaing serta

pendatang baru untuk dapat bersaing dengan bisnis Kebun Jambu Banjarwaru.

Salah satu keunggulannya yaitu memiliki rasa yang stabil (tanpa mengenal

musim) dengan perawatan yang optimal, menggunakan pupuk organik,

pemberian pupuk organik dibuat sendiri oleh penulis yang mana lebih terkontrol

dari komposisinya dan juga untuk menghemat budget mengingat bisnis ini

masih baru. Perawatan yang rutin dari pemberian pupuk 2 minggu sekali dan

juga melakukan pemangkasan


15

2. Daya Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers)

Daya tawar pemasok yang kuat akan memungkinkan pemasok untuk

menjual bahan baku pada harga yang tinggi maupun menjual bahan baku

dengan harga yang rendah. Sehingga akan membuat keuntungan dari sebuah

perusahaan akan menjadi rendah dikarenakan memerlukan bahan baku

dengan kualitas yang cukup tinggi.

Dengan adanya bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” maka penulis ingin

memproduksi sebuah produk yang memiliki kualitas yang unggul dengan harga

yang terjangkau. Bahan utama yang dibutuhkan oleh bisnis Kebun Jambu

Banjarwaru yaitu berupa tanah, bibit pohon jambu, planter bag dan sekam

bakar yang dimana menggunakan supplier dari orang pertama yang

memberikan harga relatif terjangkau namun tetap dengan kualitas yang unggul.

3. Daya Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers)

Dimana pembeli lebih suka membeli produk dengan harga serendah

mungkin. Hal ini mengakibatkan industri dapat memperoleh pengembalian

(laba) serendah mungkin. Pembeli akan menuntut kualitas yang lebih tinggi,

pelayanan yang lebih baik serta harga yang murah, dimana hal ini mendorong

persaingan antar perusahaan dalam suatu industri

Harga merupakan salah satu hal yang paling utama dalam menjalankan

sebuah bisnis. Oleh karena itu, produk dari bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

dari segi pelayanan memiliki kualitas yang baik dimana menyediakan

pelayanan yang cepat dan juga tanggap. Produk yang dihasilkan memiliki

kualitas yang unggul dengan daging buah yang tebal dan memiliki rasa manis

stabil (tanpa mengenal musim). Mempertahankan dari segi rasa masih menjadi

ciri khas dari pendirian bisnis ini dan belum banyak pertahankan oleh pihak
16

pesaing. Selain itu menjalin hubungan baik dalam jangka waktu yang panjang

untuk kedepannya juga merupakan salah satu untuk mengurangi daya tawar

dari pembeli.

4. Hambatan bagi Produk Pengganti (Threat of Substitute Products)

Adanya kehadiran produk pengganti merupakan ancaman jika barang

pengganti memiliki kualitas yang lebih baik. Untuk bisnis “Kebun jambu

Banjarwaru” sendiri memiliki ancaman yang kelak dapat dikategorikan dalam

kategori rendah. Dengan pemilihan bahan baku yang murah dengan perawatan

yang tetap berkualitas “Kebun Jambu Banjarwaru”.

Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” memiliki keunggulan utama dalam

penjelasan lima aspek utama dalam persaingan bisnis, Terutama dalam hal

hambatan bagi pendatang baru. Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” memiliki

keunggulan yang paling menonjol dari produk yang mirip dipasaran yaitu

mampu menjaga kestabilan rasa karena menggunakan perawatan yang yang

rutin dan juga menggunakan pupuk organik buatan sendirinya yang mana

kualitasnya akan lebih terjamin.

5. Persaingan antar Perusahaan dalam Industri (Rivalry Among Existing

Competitors)

Tingkat persaingan dengan kompetitor barang yang sejenis dapat

dikategorikan lumayan besar dikarenakan di banyak kompetitor yang memiliki

produk yang sejenis. Para kompetitor yang sudah dulu terjun di lapangan dan

sudah lebih punya brand image. Oleh sebab itu “Kebun Jambu Banjarwaru”

akan memberikan produk dengan yang berkualitas unggul dan juga lebih sehat,

dengan harga yang bersaing di pasaran dengan layanan yang cepat tanggap

dan bertanggung jawab.


17

2.1.2 Analisis Pesaing/Kompetitor

Analisis Pesaing merupakan Suatu usaha untuk mengidentifikasi

ancaman, kesempatan, atau permasalah strategis yang terjadi akibat

persaingan potensial, serta kekuatan dan kelemahan pesaing.

Menurut Oman (2015), analisis kompetitor diperlukan agar perusahaan

dapat memiliki pengetahuan yang lebih detail mengenai dan dapat menentukan

strategi pemasaran yang tepat untuk melawan kompetitor.


18

Berikut Analisis Pesaing dari Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

Faktor Kebun Jambu Banjarwaru Jambu Madu Trenggalek Jambu Saiful Anuar.Sp
Pembanding

Produk - Jambu Madu Deli hijau - Jambu Madu Deli Hijau - Jambu Madu Deli Hijau

Harga - Rp. 30.000 (1 kg) - Rp. 20.000 (1 kg) - Rp 50.000 (1 kg)

Strategi - Online: Social Media (facebook - Social Media (Instagram) - Sosial Media (Facebook
Pemasaran & instagram dan Whatsapp) dan YouTube)
- Penjualan secara langsung

Distribusi - Social Media - Penjualan langsung - Sosial Media


Produk - Penjualan langsung - Penjualan langsung

Lokasi - Cilacap - Trenggalek (Jawa Timur) - Riau


19

Keunggulan - Rasa manis yang stabil (tanpa - Harga yang murah - Telah memiliki brand image
mengenal musim) - Telah memiliki brand image yang telah dipercaya
- Menggunakan 100% pupuk yang telah dipercaya sehingga sehingga mempunyai review
organik buatan sendiri mempunyai review yang baik yang baik dalam jumlah
- Bisa pengiriman luar kota dalam jumlah yang cukup yang cukup besar dari
wilayah pulau jawa besar dari konsumen konsumen
- Bisa pengiriman luar kota

Kelemahan - Minimnya produk karena harus - Menggunakan pupuk kimia - Harga cukup mahal
menunggu masa panen buah yang mana akan dalam jangka - Packing ongkir jarak jauh
- Produk dapat rusak/busuk jika panjang akan merusak mahal
mengalami keterlambatan tanaman dan juga air - Menggunakan pupuk kimia
pengiriman disekitarnya yang mana akan dalam
- Kualitas hasil panen yang jangka panjang akan
didapatkan tidak stabil merusak tanaman dan juga
- Hanya dijual di lokal saja air disekitarnya .

Tabel 2.1 Analisis Kompetitor “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)


20

2.2 Strategi Bersaing Perusahaan

2.2.1 Analisi SWOT

Menurut (Rangkuti, 1999, p. 18) Analisis SWOT Merupakan alat yang

digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan

Analisa SWOT membandingkan antara faktor eksternal

(peluang/opportunity dan ancaman/threat) dengan faktor internal

(kekuatan/strength dan kelemahan/weakness). Dalam pengumpulan data

menggunakan analisis SWOT, perusahaan dapat memperoleh data eksternal

melalui: analisis pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis

pemasok, analisis pemerintah dan analisis kelompok kepentingan tertentu.

Berikut merupakan pemaparan komponen dari SWOT secara terperinci

yang telah dirangkum secara singkat :

Strength (kekuatan)

● Rasa manis buah jambu yang stabil (tanpa mengenal musim)

● Daging buah tebal dan tidak berbiji

● Bisa pengiriman ke sekitar pulau jawa

● Sistem order online maupun langsung

● Menggunakan pupuk organic buatan sendiri

● Tergolong jenis jambu genjah (cepat berbuah)

Weakness (kelemahan)

● Produksi masih dalam jumlah terbatas

● Pengiriman dijual pulau jawa belum bisa

● Resiko gagal panen, akibat cuaca alam (misal angin kencang)

Untuk menghindari hama maka penulis menggunakan cairan


21

Perangkap lalat buah menggunkan botol bekas yang dibuat sedemian

rupa dan digunakan sebagai alat pengendali lalat buah dengan diberi

obat yaitu Petrogenol.

Opportunities (peluang)

● Lahan daerah Cilacap yang masih cukup luas untuk pendirian bisnis

tingkat perkebunan

● Semakin meningkatnya daya beli masyarakat terhadap buah organik

● Mulai banyak masyarakat yang sadar menjaga pola hidup sehat

dengan mengkonsumsi buah

Threats (ancaman)

● Brand image pesaing yang lebih kuat dan lebih dikenal luas di

masyarakat

● Munculnya pesaing baru dengan produk yang sama persis

● Keterlambatan dalam proses pengiriman ke pelanggan


22

Matrik SWOT

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses):


FAKTOR INTERNAL
1. Rasa manis buah jambu yang stabil (tanpa 1. Produksi masih dalam jumlah

mengenal musim) terbatas

2. Daging buah tebal dan tidak berbiji 2. Pengiriman luar pulau jawa belum

3. Bisa pengiriman ke sekitar pulau jawa bisa

4. Sistem order online maupun secara 3. Resiko gagal panen, misalnya

langsung bencana alam (angin kencang)

5. Menggunakan pupuk organik buatan sendiri

6. Tergolong jenis jambu genjah (cepat

berbuah)
FAKTOR EKSTERNAL

Peluang (Opportunities): Strategi SO: Strategi WO:


1. Lahan daerah Cilacap yang masih
- Menarik minat masyarakat dengan - Daya beli yang tinggi secara online
cukup luas untuk pendirian bisnis
tingkat perkebunan menggunakan sistem online maupun maupun offline terhadap buah
2. Semakin meningkatnya daya beli
23

masyarakat terhadap buah secara langsung (S4 - O2) organik dapat dimanfaatkan dengan
organik
- Memanfaatkan daya tarik masyarakat meningkatkan kinerja promosi produk
3. Mulai banyak masyarakat yang
sadar menjaga pola hidup sehat akan pola hidup sehat dengan (W3 – O2)
dengan mengkonsumsi buah
mengkonsumsi buah dan terutama

buah organik (S5 – O2, O3)

Ancaman (Threats): Strategi ST: Strategi WT:


1. Brand image pesaing yang lebih
- Memaksimalkan dalam segi perawatan - Membuat dan mengemas produk
kuat dan lebih dikenal luas di
masyarakat pohon jambu untuk tetap menghasilkan dengan baik sehingga produk sampai
2. Munculnya pesaing baru dengan
rasa yang stabil tanpa mengenal ketangan pelanggan dengan baik
produk yang sama persis
3. Keterlambatan dalam proses musim (S1 – T2) (W3 – T3)
pengiriman ke pelanggan

Tabel 2.2 Matriks SWOT Kebun Jambu Banjarwaru

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)


24

BAB III

PROFIL DAN STRATEGI PERUSAHAAN

3.1 Deskripsi Produk atau Layanan

Produk yang ditawarkan adalah berupa Jambu air unggul yang memiliki rasa

manis seperti madu dengan jenis nama Jambu Madu Deli hijau, memiliki merek

dagang “Kebun Jambu Banjarwaru”. Sesuai dengan nama daerah dari tempat pemilik

mendirikan bisnisnya yaitu di Cilacap, Jawa tengah.

Bisnis menggunakan metode tabulampot (tanaman buah dalam pot). Alasan

pemilik menggunakan metode ini dikarenakan dari segi perawatan mulai dari

pemilihan bibit, penyiraman hingga pemangkasan akan lebih mudah dilakukan

dengan menggunakan metode ini. Selain itu bisnis ini masih jarang ditemukan di

daerah pemilik. Testimoni dari masyarakat sekitar di daerah penulis sangat positif.

Maka penulis memutuskan untuk menjadikan bisnis ini bisnis baru melihat prospek

peluang yang besar untuk kedepannya.

3.1.1 Berikut gambar proses pertumbuhan Jambu Madu Deli Hijau:


25

Gambar 3.1 Proses Pertumbuhan Jambu Madu Deli Hijau

Sumber: Penulis (2021)

Penjabaran dari gambar proses pertumbuhan jambu madu deli hijau:

Tahap pertama yaitu dengan memindahkan bibit dari polybag ke dalam

planter bag kemudian ditambahkan pupuk. Tahapan selanjutnya yaitu dengan

melakukan perawatan rutin maka pohon jambu madu deli hijau agar menghasilkan

kuncup bunga. Setelah terjadi proses mekarnya bunga jambu madu deli hijau

hingga mengalami kerontokan benang sari maka langkah selanjutnya yaitu

dengan melakukan pembungkusan calon buah jambu supaya tidak dihinggapi lalat

buah dan menunggu masa pertumbuhan buah jambu. Setelah terjadi proses

pematangan buah maka buah siap dipasarkan ke pelanggan.

3.1.2 Contoh Foto Produk

Gambar 3.2 Contoh Produk dari “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Penulis (2021)


26

Gambar 3.3 Pengemasan buah jambu madu deli hijau

pengiriman luar kota

Sumber: Penulis (2021)

Gambar 3.4 Pengemasan buah jambu madu deli hijau

pengiriman jarak dekat

Sumber: Penulis (2021)


27

3.1.3 Logo Produk

Dengan konsep bisnis yang dibuat di atas, maka logo yang dirancang memiliki

gambaran akhir seperti berikut:

Gambar 3.5 Logo Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

Sumber: Penulis (2021)

Logo dari bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” dibuat sederhana namun tetap

memiliki estetika dan arti sendiri yang mana terdapat lambang jambu air

sebagai salah satu elemen dari Kebun Jambu Banjarwaru. Dominan warna

hijau yang dipilih oleh penulis diartikan sebagai salah satu produk unggulan

yang dikeluarkan oleh “Kebun Jambu Banjarwaru” yaitu jambu madu deli hijau

yang memiliki ciri khas warna hijau sedikit warna pink. Untuk Banjarwaru sendiri

diambil dari nama daerah pemilik. Logo ini ditujukan bagi pecinta buah jambu

air dengan kualitas unggul. Sama halnya dengan bisnis “Kebun Jambu

Banjarwaru” yang menginginkan sebuah produk dengan rasa yang stabil tanpa

mengenal musim. Logo ini kelak menjadi pondasi yang kuat dalam pendirian

bisnis baru “Kebun Jambu Banjarwaru” sehingga bisnis ini akan berkembang

dengan kokoh.
28

3.2 Visi dan Misi Perusahaan

Pengertian Visi:

Menurut Wibisono (2006, p.43) Visi merupakan rangkaian kalimat yang

menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang

ingin dicapai dimasa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan

pernyataan want to be organisasi atau perusahaan, Visi juga merupakan hal

yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan

kesuksesan jangka panjang.

Pengertin Misi:

Menurut Prasetyo dan Benedicta (2004:8), Di dalam misi produk dan

jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut.

● Visi “Kebun Jambu Banjarwaru”

“Menjadi salah satu produsen buah jambu air unggul dan berkualitas

yang mengutamakan rasa manis tanpa mengenal musim”

● Misi dari bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” adalah:

1. Menghasilkan produk jambu madu deli hijau yang berkualitas unggul.

2. Menghasilkan produk buah jambu madu deli hijau dengan rasa yang stabil

tanpa mengenal musim.

3. Meningkatkan hasil pertanian jambu madu deli hijau.

3.3 Nilai yang dianut Perusahaan

Corporate value atau nilai-nilai perusahaan merupakan keyakinan yang

bertahan lama yang berfungsi sebagai panduan perusahaan.

Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” memiliki nilai perusahaan sebagai berikut:

1. Usaha Berkelanjutan
29

Nilai ini dianggap penting dikarenakan bisnis “Kebun Jambu

Banjarwaru” selain membuka usaha baru juga ingin memberdayakan

masyarakat dan juga sumber daya lahan yang ada di wilayah sekitar daerah

Cilacap. Dengan mengedukasi masyarakat sekitar agar dapat menghasilkan

buah jambu madu deli hijau untuk memenuhi pasar jambu madu deli hijau yang

lebih luas.

2. Inovasi

Untuk nilai inovasi dari bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” yaitu dengan

menghasilkan jenis jambu madu deli hijau dengan kualitas Grade A (Super)

dengan menggunakan pupuk organik buatan sendiri. Menambah varietas jenis

jambu air yang lain misalnya cincalo merah/hijau, mutiara hitam, king rose dan

sebagainya dengan memanfaatkan kerjasama dengan masyarakat sekitar

untuk menghasilkan jenis jambu air sesuai kriteria yang diberikan penulis

dengan konsep pemakaian pupuk dan juga bibit dari penulis.

3. Konsistensi Kualitas Hasil Panen (Rasa Manis Stabil /Tanpa Mengenal

Musim)

Nilai ini lebih diterapkan pada kualitas rasa produk dengan rasa manis

yang stabil tanpa mengenal musim. Dimana penulis ingin memberikan produk

jambu air dengan kualitas unggul dengan menggunakan pupuk buatan sendiri.

3.4 Tujuan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Perusahaan

3.4.1 Tujuan jangka pendek dari bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

sebagai berikut:

- Menjadi penghasil kebun jambu dengan kualitas unggul dan super.

- Penghasil jambu air dengan rasa manis yang stabil (tanpa mengenal

musim).
30

- Penghasil jambu air dengan 100% pupuk organik hasil olahan sendiri.

3.4.2 Tujuan jangka panjang dari bisnis “Kebun Jambu

Banjarwaru” adalah sebagai berikut:

- Bekerjasama dengan masyarakat sekitar (petani buah jambu) untuk

memenuhi pasar yang lebih luas.

- Menjadi supplier pupuk cair organik.

- Bekerja sama dengan toko buah / supermarket.

- Membuka lowongan kerja bagi masyarakat sekitar.

- Mengembangankan bisnis dengan menjual bibit jambu madu deli hijau

3.5 Rencana Bentuk Badan Usaha dan Struktur Organisasi

3.5.1 Rencana Bentuk Badan Usaha

Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis

yang bertujuan mencari laba/keuntungan. Badan usaha seringkali disamakan

dengan perusahaan padahal pada kenyataannya berbeda. Badan usaha

adalah lembaga, sementara perusahaan adalah tempat dimana badan usaha

mengelola faktor – faktor produksi.

Terkait penjelasan diatas maka bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

memiliki rencana bentuk badan usaha Perseorangan. Alasan penulis

menggunakan bentuk badan Perseorangan dikarenakan bisnis ini masih baru

dengan tingkat produksi masih terbatas dan pemilik memiliki tanggung jawab

penuh dengan semua proses bisnis dari rencana awal bisnis hingga berdirinya

bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”.

3.5.2 Struktur Organisasi

Organisasi adalah suatu kelompok orang yang bekerjasama, terkendali

dan terpimpin dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. Struktur organisasi
31

sendiri merupakan susunan komponen-komponen kerja dalam organisasi.

Struktur organisasi juga menunjukan adanya suatu pembagian kerja yang

menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan – kegiatan yang berbeda

tersebut dapat dikoordinasi. Struktur organisasi sangat diperlukan untuk

menciptakan sistem yang efektif dan efisien.

Struktur organisasi biasanya dituangkan dalam bagan organisasi.

Bagan organisasi menerangkan wewenang dan tanggung jawab yang

ditetapkan atas jabatan-jabatan manajemen kunci perusahaan.

Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” menggunakan struktur organisasi

sangat sederhana dimana hanya ada manajer dan bag produksi. Pada tahun

pertama bisnis dilakukan oleh dua orang 1 orang yaitu manajer merangkap

sebagai administrasi dan juga pemasar 1 orang lagi sebagai karyawan bagian

produksi

Berdasarkan hal tersebut maka struktur organisasi yang terbentuk pada

bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.6 Struktur Organisasi “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Data Penulis (2021)

Berdasarkan bagan struktur organisasi tersebut, berikut merupakan

rincian deskripsi pekerjaan dari masing-masing bagian:


32

1. Manajer (Pemilik)

Tugas dari seorang manajer yang mana tak lain adalah pemilik bisnis

“Kebun Jambu Banjarwaru“ yaitu bertanggung jawab penuh terhadap

keseluruhan dari proses bisnis. Mulai dari penentuan visi dan misi, proses

produksi, mengawasi, mengontrol hingga mengkoordinasikan jalannya

keseluruhan proses bisnis yang berlangsung dan juga merangkap menjadi

administrasi dan pemasaran. Selain itu tugas dari manajer yaitu memastikan

bisnis agar tetap stabil untuk dapat mencapai tujuan jangka panjang sesuai

dengan visi dan misi yang dimiliki. Manajer juga memiliki tanggung jawab untuk

menciptakan inovasi akan keberlanjutan bisnis kedepannya dari mulai

pengembangan, kerjasama dengan pihak luar dan pemecahan masalah untuk

keberlangsungan bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru“.

2. Bagian Produksi

Bagian produksi memiliki bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan

yang berkaitan dengan pembuatan produk, disamping itu juga melakukan

perawatan rutin terhadap pohon jambu. Mulai dari pengecekan kualitas bahan

baku (bibit jambu madu deli hijau) yang diperoleh dari pemasok. Melakukan

proses pembuatan produk serta membuat racikan pupuk organik, melakukan

penanaman pohon hingga perawatan rutin dari mulai penyiraman pohon,

pemangkasan tangkai hingga proses memanen jambu madu deli hijau yang

sudah layak petik. Sebelum di pasarkan jambu madu deli hijau dilakukan

proses pengecekan buah dilanjutkan pengemasan buah jambu madu deli hijau

sebelum dijual.

3. Bagian Administrasi dan Pemasaran


33

Pada bagian administrasi dan pemasaran memiliki tanggung jawab

untuk penerimaan pesanan baik secara online maupun langsung.

Memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan juga Instagram untuk

dilanjutkan prosesnya melalui whatsapp. Untuk ke tingkat marketplace seperti

shoppe, tokopedia dll belum dilakukan mengingat tingkat produksi masih

terbatas. Memanfaatkan testimoni dari orang-orang yang sudah

mengkonsumsi jambu madu deli hijau sebelumnya untuk promosi. Serta

melakukan koordinasi kepada pihak jasa pengiriman dan juga melakukan

pelaporan penjualan setiap harinya. Selanjutnya yaitu melakukan sistem

pencatatan kepada pelanggan untuk mendapatkan harga khusus bagi

pelanggan tetap. Misalnya dalam satu tahun pelanggan A telah membeli

sebanyak 100 maka dia sudah masuk dalam daftar nama pelanggan dengan

harga khusus.
34

BAB IV

STRATEGI FUNGSIONAL dan REALISASI BISNIS PERUSAHAAN

4.1 Kerangka Model Bisnis (BMC)

Menurut Osterwalder dan Pigneur mengatakan cara efektif untuk menilai

integritas keseluruhan model bisnis adalah dengan mengkombinasikan analisis klasik

tentang kekuatan kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT) melalui Business model

canvas (BMC). Menurut David (2016), Semua organisasi memiliki kekuatan dan

kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan

maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.

Business model canvas sendiri terdiri atas sembilan blok yang terdiri dari

customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue

stream, key resources, key activities, key partners, and cost structure. Kesembilan

blok tersebut digambarkan pada sebuah tabel seperti dibawah ini:


35

Key Partners (8) Key Activities (7) Value Proposition (2) Customer Relationship (4) Customer Segments (1)

- Supplier bahan - Pembelian bahan - Menghasilkan jambu - Fasilitas untuk - Geografis:


baku (bibit jambu baku (bibit jambu madu deli hijau dengan penyediaan harga Wilayah Pulau
madu deli hijau) madu deli hijau) kualitas super kredit Jawa
- Supplier - Melakukan proses - Setiap pembelian - Demografis:
Planterbag produksi, diatas 5 kg akan Pria dan wanita
- Jasa Pengiriman perawatan rutin mendapat gratis ½ kg (diatas 3 tahun)
(J&T) dan penjualan - Pemberian harga - Psikografis:
- Supplier bahan produk khusus bagi pelanggan Semua kalangan
pembuatan pupuk - Melakukan yang rutin membeli
dari masyarakat promosi produk
sekitar seperti - Menjaga
(air kencing hubungan baik
kelinci, kotoran dengan mitra
kambing dan juga bisnis yang terlibat
gula). - Mengedukasi
- Supplier petani buah jambu
Styrofoam untuk di daerah sekitar
pembungkus buah
Key Resources (6) Channel (3)
36

- Supplier plastik - Sumber daya - Direct: Penjualan


wrapping manusia (tenaga personal
kerja) - Indirect: Media social
- Peralatan dan (Instagram), whatsapp
perlengkapan dan (Facebook)
untuk perawatan
pohon jambu air

Cost Structure (9) Revenue Streams (5)

- Fixed cost: biaya gaji, biaya listrik dan air, biaya - Penjualan produk Jambu Madu Deli Hijau (Penjualan secara langsung maupun tidak
internet, biaya pemasaran langsung)
- Variable cost: biaya bahan baku, biaya packing

Tabel 4.1 Business Model Canvas (BMC) “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Data Penulis (2021)


37

Berikut ini merupakan penjelasan secara terperinci atas Business Model Canvas

(BMC) bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”:

1. Segmen Pelanggan (Customer Segments)

Segmentasi konsumen “Kebun Jambu Banjarwaru” dibagi menjadi tiga

kategori utama yaitu segmentasi geografis, demografis, dan psikografis.

a. Segmentasi Geografis

Segmentasi pertama yaitu segmentasi geografis dengan wilayah

yang dipilih yaitu wilayah pulau jawa terutama Cilacap. Penulis

menargetkan wilayah tersebut sebagai wilayah penjualan utama, namun

untuk konsumen yang berasal dari luar daerah Cilacap akan tetap

dilayani dengan memesan secara online melalui sosial media

Instagram, facebook dan whatsapp.

b. Segmentasi Demografis

Pada segmentasi ini, penulis menargetkan masyarakat atau

calon pembeli dari semua golongan mulai dari anak-anak yang berusia

diatas tiga tahun, baik pria maupun wanita.

c. Segmentasi Psikografis

Pada segmentasi ini, target konsumen yaitu semua kalangan

terutama penyuka jambu air.

2. Proposisi Nilai (Value Proposition)

Value Proposition dari bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” yaitu memiliki

inovasi produk dengan rasa buah jambu air yang stabil tanpa mengenal musim.

Selain itu bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” juga membuat pupuk organik

buatan sendiri untuk perawatannya. Maka menghasilkan buah jambu air yang

unggul dengan kualitas yang super.


38

3. Saluran (Channels)

Saluran penjualan bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” dibagi menjadi 2

kategori yaitu langsung (direct) dan tidak langsung (indirect). Dalam kategori

direct, Kebun Jambu Banjarwaru melakukan penjualan secara personal.

Sedangkan untuk kategori indirect, “Kebun Jambu Banjarwaru” melakukan

penjualan produk secara online. Penjualan produk secara online dilakukan

melalui media facebook dan media sosial Instagram yang selanjutnya dapat

dilanjutkan melalui pesan whatsapp.

4. Hubungan Pelanggan (Customer Relationship)

Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” memberikan beberapa penawaran

yang ditujukan untuk menjaga hubungan dengan para konsumennya.

Penawaran yang diberikan antara lain yaitu menghasilkan jambu dengan

kualitas super (jambu yang besar dan rasa manis yang stabil tanpa mengenal

musim). Berkomitmen selalu menyediakan jambu madu deli hijau sesuai

dengan perjanjian dengan pihak ke 3 seperti instansi / toko buah sesuai dengan

perjanjian. Dan memberikan tambahan gratis ½ kg untuk pemesanan diatas 5

kg. Namun untuk kerjasama dengan pihak ke 3 masih belum dilakukan untuk

tahun pertama mengingat jumlah produksi yang dihasilkan masih terbatas. Dan

masih melakukan edukasi dengan petani buah masyarakat sekitar untuk

memenuhi pasar yang lebih luas.

5. Arus Pendapatan (Revenue Streams)

Pendapatan yang dihasilkan oleh bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

diperoleh dari hasil penjualan keseluruhan produk yang ada secara online

maupun secara langsung secara berkala. Selain itu pendapatan juga dihasilkan
39

dari ongkos kirim jarak dekat berdasarkan jarak lokasi kebun ke tempat

pelanggan.

6. Sumber Daya Utama (Key Resources)

Sumber daya utama bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” yaitu terdiri atas

sumber daya manusia serta peralatan dan perlengkapan. Sumber daya

manusia yang dibutuhkan berupa tenaga kerja.

Tenaga kerja dibagi menjadi beberapa divisi khusus yang akan

membantu proses berjalannya kegiatan bisnis secara keseluruhan. Sedangkan

peralatan dan perlengkapan yaitu berupa alat mesin penyiraman pohon jambu

madu deli hijau dan peralatan lainnya.

Untuk tenaga kerja bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” bekerja sama

dengan masyarakat sekitar yang ingin bekerja sama untuk menjadi petani buah

dengan konsep bibit dan juga pupuk organik akan diberikan oleh penulis untuk

memenuhi pasar yang lebih luas.

7. Aktivitas utama yang Dijalankan (Key Activities)

Aktivitas-aktivitas merupakan kunci utama dalam sebuah perusahaan.

Hal yang penting untuk dilakukan untuk perusahaan dapat beroperasi dengan

baik. Aktivitas utama yang dilakukan oleh bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” ini

antara lain melakukan pembelian bahan baku hingga proses pengemasan,

setelah itu melakukan proses produksi produk dan juga perawatan pohon

jambu madu deli hijau untuk setelahnya dapat dijual.

Menjaga hubungan baik dengan mitra bisnis yang terlibat merupakan

salah satu aktivitas kunci yang dilakukan bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

untuk dapat selalu beroperasi dengan baik dan stabil. Selain itu juga melakukan

edukasi dengan masyarakat sekitar agar dapat bekerja sama untuk


40

menghasilkan buah jambu madu deli hijau sesuai dengan kriteria yang

diberikan oleh penulis untuk memenuhi pasar yang lebih luas.

8. Kemitraan Utama (Key Partner)

“Kebun Jambu Banjarwaru” memiliki hubungan kemitraan utama

dengan supplier bahan baku dan packaging untuk kebutuhan produksi produk.

Supplier bahan baku yang dipilih merupakan supplier dari warga sekitar dari

mulai bibit hingga bahan untuk pembuatan pupuk organik cair buatan sendiri.

Untuk bagian pengiriman produk kerja sama yang dilakukan yaitu dengan jasa

pengiriman J&T. Jasa pengiriman tersebut dipilih dengan alasan yang telah

terjamin serta lokasi kantor pengiriman yang dekat dengan lokasi produksi

produk. “Kebun Jambu Banjarwaru” hanya menggunakan transportasi

pengiriman pribadi untuk menjangkau lokasi konsumen yang lebih dekat dan

menginginkan produk sampai ke tempat pelanggan.

9. Struktur Biaya (Cost Structure)

Pada elemen terakhir membahas mengenai struktur biaya atau

keseluruhan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses pengoprasian bisnis

“Kebun Jambu Banjarwaru” dibagi menjadi dua jenis yaitu biaya tetap (fixed

cost) dan biaya variabel (variable cost). Untuk biaya tetap yang dikeluarkan

terdiri atas biaya gaji tenaga kerja, biaya listrik dan air, biaya internet, serta

biaya pemasaran. Sedangkan untuk biaya variabel yang pengeluarannya

berdasarkan besarnya unit yang akan diproduksi mencakup biaya bahan baku

dan biaya kemasan (packaging).

4.2 Rencana Operasi

Rencana Operasi / Operational plan adalah bagian dari

rencana strategi bisnis yang menjelaskan bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan,


41

alur kerja dari awal hingga akhir, serta sumberdaya apa saja yang harus digunakan

dalam proses nya. Tujuan dari operational plan adalah sebagai kontrol terhadap suatu

proses yang ada di dalam proses bisnis.

Proses ini dilakukan sebelum usaha resmi dibuka agar pencapaian tujuan

dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien dan meminimalisir risiko yang mungkin

saja akan terjadi saat bisnis berlangsung.

Berikut merupakan proses awal bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

Gambar 4.1 Proses Awal Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

Sumber: Penulis (2021)

Dalam melakukan pendirian bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” melalui beberapa

langkah sebelum jambu madu deli hijau sampai ke pelanggan. Berikut merupakan

Langkah-langkah dari proses pendirian bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” sebagai

berikut:

1. Ide Bisnis

Munculnya ide bisnis pendirian “Kebun Jambu Banjarwaru” diawali dari

minimnya pasokan jambu air di pasaran khususnya Cilacap. Bisa dikatakan jambu

air ini masih kategori buah musiman 2 kali dalam setahun. Rasa dari buah jambu

air yang ada dipasaran pun masih tergolong kurang stabil apalagi buah yang

dipanen pada saat musim hujan. Kebanyakan akan mengurangi tingkat kemanisan
42

dari buah jambu belum lagi masalah daging buah jambu yang terkadang

mengandung ulat di dalamnya.

Dari permasalahan diatas maka penulis mempunyai ide untuk

mengembangkan buah jambu air yang unggul dan juga berkualitas dari segi rasa

maupun daging buahnya. Penulis meminta saran kepada teman sesama penyuka

jambu air mengenai jambu air yang unggul dan berkualitas dan juga mencari

wawasan baik di komunitas penyuka jambu air maupun internet dan akhirnya

pilihan jatuh ke Jambu Madu Deli Hijau.

Alasan penulis memilih jambu madu hijau yaitu jambu ini tergolong jenis jambu

genjah (cepat berbuah). Selain itu tingkat rasa kemanisan jambu ini 12-14 brik

(hampir menyamai manisnya pohon tebu). Untuk masa tanam pohon jambu inipun

boleh dikatakan cepat kurang 8-10 bulan untuk bibit dengan diameter 2,5 cm

dengan tinggi 40-60 cm. Dan jika dengan perawatan yang baik dan maksimal maka

pohon buah ini akan rutin berbuah. Daging buah ini tergolong tebal dikarenakan

buah ini tidak berbiji dan ukuran berat dari buahnya adalah 100-150 gram.

Penulis juga menggunakan metode sistem penanaman Tabulampot (Tanaman

buah dalam pot) dikarenakan selain dari segi perawatan yang lebih mudah juga

kandungan nutrisi dari sistem Tabulampot akan lebih terkontrol sehingga akan

menghasilkan buah unggul dan juga berkualitas.

2. Melakukan Survei Lokasi

Setelah mendapatkan ide bisnis langkah selanjutnya yaitu melakukan survei

lokasi. Survei lokasi dilakukan untuk melihat apakah kompetitor di daerah Cilacap

banyak atau tidak karena rencana pendirian bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

akan dilakukan di lokasi Cilacap. Setelah melakukan survei di beberapa swalayan

dan juga toko buah daerah Cilacap maka didapat kesimpulan bahwa belum ada
43

yang produksi jambu air dalam skala besar. Karena rata-rata hanya skala

perumahan saja dan masih mengandalkan pengiriman dari luar kota yang

jumlahnya masih terbatas dan tergantung dengan musim. Maka peluang untuk

pengembangan dalam bentuk perkebunan masih tergolong tinggi.

3. Mencari Wawasan Mengenai Perawatan Jambu Madu Deli Hijau

Untuk menghasilkan jambu yang unggul dan juga berkualitas maka dibutuhkan

juga skil perawatan yang tidak pada biasanya. Selain mencari tahu mengenai

sistem perawatan yang baik dari teman sehobi dalam komunitas penyuka jambu

air dan juga internet (youtube & social media lainnya).

4. Membeli Peralatan dan Perlengkapan yang mendukung Bisnis Kebun

Jambu Banjarwaru

Setelah mendapatkan pengetahuan mengenai budidaya jambu madu deli hijau

maka langkah berikutnya yaitu membeli peralatan seperti cangkul, sarung tangan,

tank semprot dan lain-lain. Dan juga membeli perlengkapan seperti laptop, hp dan

juga membayarkan sewa lahan untuk budidaya bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”.

5. Produksi Menggunakan Pupuk Kimia dan Pupuk Organik

Awal mula melakukan proses produksi dari bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

ini masih menggunakan sistem penanaman buah dengan ilmu yang otodidak dan

perawatan seadanya. Penulis melakukan uji coba dengan menggunakan 5 bibit

pohon jambu dengan pupuk kimia dan juga 5 bibit pohon jambu dengan pupuk

organik. Hal ini dilakukan untuk mengamati hasil panen buah jambu dari segi rasa

dan juga pertumbuhan pohon jambu. Dan setelah diamati maka hasil panen dari

pemakaian pupuk organik jauh lebih stabil dibandingkan dengan pupuk kimia.

Setelah dilakukannya uji coba menggunakan 2 pupuk maka bisnis “Kebun Jambu
44

Banjarwaru” memutuskan untuk membudidaya menggunakan pupuk organik

buatan sendiri.

Berikut merupakan langkah-langkah dalam pembuatan pupuk organik:

⮚ Cara pembuatan pupuk organik cair:

- Bahan yang dibutuhkan: Urine kelinci 5liter, air kelapa, air laut, air hujan cairan

tetes tebu/gula pasir, untuk air laut, hujan menggunakan komposisi 2 liter, dan

untuk tetesan air tebu/gula pasir menggunakan 1 liter dan menggunakan obat

untuk proses fermentasi yaitu EM4 (Efektif Mikroorganisme) 10 tutup dan yakult

2 botol.

- Prose pembuatan: Semua bahan dicampurkan di dalam ember kemudian

ditutup dan ditunggu selama 7 hari. Setelah 7 hari pupuk cair dibuka dan diaduk

selama 3 menit kemudian ditutup kembali dan ditunggu selama 7 hari. Dan hari

ke 14 pupuk organik cair sudah dapat digunakan untuk pemupukan pohon

jambu madu deli hijau. Untuk penggunaan pupuk organik cair perbandingan

200 cc: 15liter air.

- Cara pengaplikasian pupuk organik cair:

Pemupukan pohon jambu madu deli hijau dilakukan dengan 2 cara yaitu

Dengan penyiraman ke media tanam secara langsung dan menggunakan

penyemprotan. Dilakukan 2 minggu sekali.

⮚ Cara pembuatan pupuk organik padat sebagai berikut:

- Bahan yang dibutuhkan: Kohe kambing 20 kantong, sekam padi 5 kantong,

daun bambu 5 kantong, dedak 5 kg, yakult 2 bungkus, tetes tebu/gula pasir, air

5liter dan cairan EM4 (Efektif Mikroorganisme) 10 tutup.

- Proses pembuatan: Pertama campurkan bahan kotoran kambing 20 kantong,

sekam padi 5 kantong, daun bambu 5 kantong, dedak 5 kg. Kedua campurkan
45

yakult 2 bungkus, tetes tebu / gula pasir, air 5liter dan cairan EM4 (Efektif

Mikroorganisme) 10 tutup ke dalam ember kemudian masukan kedalam tangki

semprot. Selanjutnya semprotkan kebahan media pupuk dengan merata

kemudian siram dengan air hingga tingkat kebasahan 30%. Tutup

menggunakan terpal selama 7 hari. Setelah 7 hari kemudian dibongkar dan

diaduk secara merata kemudian ditutup kembali selama 7 hari.

- Cara mengaplikasian pupuk padat biasanya dilakukan secara interval 1 bulan

sekali ke pohon jambu madu deli hijau.

6. Perbaikan Produk dari Segi Perawatan dan juga jasa berdasarkan

Testimoni

Berdasarkan testimoni yang telah dilakukan di masa panen yang pertama

masih ada yang harus diperbaiki mulai dari segi perawatan dan juga rasa

kemanisan. Dari mulai belajar membuat pupuk organik racikan sendiri dan

membuat jadwal secara rutin untuk pemupukan ke tanaman. Pupuk dibuat sendiri

dikarenakan untuk menghemat budget biaya karena akan dibuat sistem

pemupukan secara rutin 2 minggu sekali. Mengganti sistem penyiraman dari yang

tadinya manual menjadi lebih praktis dengan hanya menyalakan kran pada satu

tombol maka air akan mengalir ke pipa untuk menyiram ke beberapa pohon yang

ada di kebun.

Kesimpulan dari rencana operasional bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” akan melakukan perbaikan untuk

perkembangan kedepannya mulai dari perlengkapan alat yang digunakan untuk

mendukung bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” dan juga dari perawatan untuk

menghasilkan buah yang unggul dan berkualitas. Penggunaan pupuk organik

(buatan sendiri) dilakukan karena pupuk ini lebih stabil dalam menjaga rasa manis
46

dari buah jambu madu deli hijau. Dan juga proses panen yang dilakukan hanya

benar-benar buah jambu yang sudah layak untuk petik (matang) dengan ciri jambu

hijau dengan sedikit warna pink di bagian ujung bibir jambu dan warna dari rambut

jambu sudah berubah menjadi hitam. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan rasa

manis buah jambu madu deli hijau yang maksimal. Penggunaan sistem

penyiraman dengan alat yang lebih modern dengan menyalurkan air ke selang

untuk menuju masing-masih pohon jambu madu deli hijau hanya dengan 1 tombol

maka akan menyingkat waktu dalam proses penyiraman.

4.3 Rencana Keuangan

4.3.1 Startup Cost (Biaya Pendahuluan)

Dalam menjalankan sebuah bisnis dibutuhkan modal untuk kebutuhan

dana untuk proses awal produksi dari bahan baku hingga penjualan ke

konsumen. Dana untuk kebutuhan bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru“ sebesar

Rp29.951.000,00.

INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP

Peralatan Aktiva Tetap Berwujud


No Keterangan Unit Harga / Unit Total
1 Cangkul 1 50.000 50.000
2 Sepatu Boat 1 150.000 150.000
3 Sarung Tangan 10 3.000 30.000
4 Gunting Ranting 3 30.000 90.000
5 Tank Semprot 1 425.000 425.000
6 Ember 2 5.000 10.000
7 Troli Sorong 1 350.000 350.000
8 Slang Air 1 Gulung 1 300.000 300.000
9 Mesin Sanyo + kabel 1 375.000 375.000
10 Jaring 1 45.000 45.000
11 Baja Ringan 4 75.000 300.000
12 Bata Merah 1.000 1.200 1.200.000
47

13 Gunting 1 10.000 10.000


14 Sekop 1 65.000 65.000
15 Terpal 2 5.000 10.000
TOTAL 3.410.000

Perlengkapan Aktiva Tetap Berwujud


No Item Unit Harga / Unit Total
1 Laptop 1 4.000.000 4.000.000
2 Handphone 1 1.500.000 1.500.000
TOTAL 5.500.000
TOTAL AKTIVA TETAP 8.910.000

Kebutuhan Dana untuk Modal Kerja 1 kali Panen (3 Bulan) untuk 1 kg Buah
Jambu
Biaya Transportasi 300.000
Biaya Internet 300.000
Biaya Listrik 300.000
Biaya Air 300.000
Biaya Bahan Baku 14.850.000

Upah Tenaga Kerja (2 Orang) 2.250.000

Biaya Pemasaran 300.000

Biaya Perawatan Pohon 441.000

Total Modal Kerja 19.041.000

Kas 2.000.000

Total Aktiva Tetap 8.910.000

Modal Kerja 19.041.000

Total Kebutuhan 29.951.000

Tabel 4.2 Kebutuhan Dana “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)


48

Pada tabel 4.2 kebutuhan dan penggunaan dana terdapat adanya

pencatatan atas biaya pengeluaran untuk teknologi dan juga peralatan dalam

budidaya perkebunan yang memiliki beban masing-masing sebagai berikut:

PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

PERALATAN AKTIVA TETAP BERWUJUD


NO ITEMS UNIT HARGA/UNIT TOTAL PENYUSUTAN
1 Cangkul 1 50.000 50.000 10.000
2 Sepatu Boat 1 150.000 150.000 30.000
3 Sarung Tangan 10 3.000 30.000 6.000
4 Gunting Ranting 1 30.000 90.000 18.000
5 Tank Semprot 1 425.000 425.000 85.000
6 Ember 2 5.000 10.000 2.000
7 Troli Sorong 1 350.000 350.000 70.000
8 Slang Air 1 Gulung 1 300.000 300.000 60.000
Mesin Sanyo +
9 1 375.000 375.000
kabel 75.000
10 Jaring 1 45.000 45.000 9.000
11 Baja Ringan 4 75.000 300.000 60.000
12 Bata Merah 1 1.200 1.200.000 240.000
13 Gunting 1 10.000 10.000 2.000
14 Sekop 1 65.000 65.000 13.000
15 Terpal 2 5.000 10.000 2.000
TOTAL 3.410.000 682.000

PERLENGKAPAN AKTIVA TETAP BERWUJUD


NO ITEMS UNIT HARGA/UNIT TOTAL PENYUSUTAN
1 Laptop 1 4.000.000 4.000.000 800.000
2 Handphone 1 1.500.000 1.500.000 300.000
TOTAL 5.500.000 1.100.000
Tabel 4.3 Penyusutan Peralatan dan Perlengkapan “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)


49

Penyusutan pada aktiva tetap dibuat untuk 5 tahun. Maka masing-

masing aktiva tetap dibagi 5. Maka tahun ke 2-5 masih menggunakan aktiva

tetap dengan nilai penyusutan yang sama.

4.3.2 Penetapan Harga Jual

Strategi penetapan harga yang dilakukan bisnis “Kebun Jambu

Banjarwaru” sendiri dengan menggunakan metode cost plus pricing yang

merupakan penetapan harga jual berdasarkan jumlah biaya per unit yang

ditambahkan dengan jumlah tertentu yang telah ditentukan yang disebut

dengan laba atau tambahan dari mark up. Dan Kebun Jambu Banjarwaru

menetapkan mark up sebesar 50% per 1 Kg.

Penetapan harga di dapatkan dari modal untuk melakukan produksi. Biaya

variable cost dan fixed cost dalam 250 pohon jambu madu deli yang

menghasilkan rata-rata 750 kg per masa panen (1 pohon rata-rata

menghasilkan 3 kg) selama 3 bulan sekali. Maka ditetapkan penjualan per 1 kg

buah jambu madu deli adalah Rp30.000,00.

Rumus Harga Jual per 1 Kg:

Biaya Produksi Panen 1 Kg Jambu Madu Deli Hijau Selama 3 Bulan (Tahun 1)
Panen Pertama
Variable Cost & Fixed
Rincian Variabel Cost Dalam 250 Pohon Jambu Madu Deli Hijau
Total
Item Keterangan Kuantitas Harga/unit Unit Variable Cost
Bibit jambu madu
deli hijau per tanaman 1 30.000 250 7.500.000
Planterbag ukuran
75 liter per pcs 1 11.000 250 2.750.000
50

Tanah per muatan 1 300.000 1 300.000


Pupuk kompos Kantong 1 13.000 2 26.000
Sekam padi Kantong 1 10.000 1 10.000
Plastik
pembungkus
buah per pcs 1 10.000 1 10.000
Plastik wrapping
buah per gulung 1 13.000 1 13.000
Styrofoam buah /
kardus packing per pcs 1 10.000 1 10.000
Sticker produk
1
(ukuran A3) per pcs 15.000 1 15.000
Lakban per pcs 1 10.000 1 10.000
Total Variable
Cost 250 Pohon
Jambu Madu Deli
Hijau 10.634.000
Total Variable
Cost/ 1Kg 14.179
Biaya
Transportasi 300.000 400
Biaya Internet 300.000 400
Biaya Listrik 300.000 400
Biaya Air 300.000 400
Gaji Pemilik 1.250.000 1.667
Biaya Tenaga
Kerja 1.000.000 1.333
Biaya Pemasaran 300.000 400
Biaya Perawatan 441.000 588
Total Fixed Cost /
1 Kg / 3 Bulan 3.750.000 5.588

Rincian Cost/ 1 Kg Buah Jambu Madu Deli Hijau


Variable Cost 14.179
Fixed Cost 5.588
51

Total Cost 19.767


Mark Up 50% 9.883
Harga Jual Per Kg 29.650
Pembulatan
Harga Jual 30.000

Tabel 4.4 Penetapan Harga Jual “Kebun Jambu Banjarwaru“


Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Tabel 4.5 Biaya Perawatan “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Tabel 4.5 diatas merupakan biaya dikeluarkan untuk melakukan perawatan

dalam 1 kali periode panen raya (3 bulan) adalah Rp441.000,00. Biaya

termasuk sudah termasuk biaya pemupukan organik, pembasmi serangga dan

juga perangkap lalat buah.

4.3.3 Proyeksi Penjualan


52

Tabel 4.6 Proyeksi Penjualan “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru“ melakukan panen sebanyak 4 kali

dalam setahun. Dari 250 pohon jambu madu deli hijau dipanen pertama

didapatkan 750 kg jambu madu deli hijau. Dan 1 pohon jambu madu deli hijau

menghasilkan rata-rata 3 kg per masa panen. Untuk proyeksi penjualan buah

jambu madu deli hijau dari 250 pohon per masa panen biasanya kurang lebih

menjual sekitar 700 kg mengingat kadang kala ada pembeli yang ingin

mencoba mencicipi atau adanya kerusakan pada buah jambu madu deli hijau

atau tidak memenuhi standar untuk layak jual.

4.3.4 PROYEKSI TOTAL COST

"KEBUN JAMBU BANJARWARU"


TAHUN 2021
Keterangan Jumlah
Pengeluaran :
a. Biaya Bahan Baku 27.705.000
b. Biaya Perlengkapan 5.500.000
c. Biaya Peralatan 3.410.000
Biaya Operasional
a. Biaya Transportasi 1.200.000
b. Biaya Internet 1.200.000
c. Biaya Listrik 1.200.000
d. Biaya Air 1.200.000
e. Upah Tenaga Kerja (2 Orang) 9.000.000
f. Biaya Pemasaran 1.200.000
g. Biaya Perawatan Pohon Jambu 1.764.000
h. Biaya Sewa Tanah 700.000
Total Pengeluaran 54.079.000
Tabel 4.7 Proyeksi Total Cost “Kebun Jambu Banjarwaru”

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)


53

Berdasarkan Tabel 4.6 “Kebun Jambu Banjarwaru” didapati Proyeksi

Total cost yang digunakan untuk menjalankan bisnis “Kebun Jambu

Banjarwaru” selama 1 tahun adalah sebesar Rp 54.079.000,00

Untuk total cost dalam 1 kg buah jambu madu dengan rincian variable

cost Rp14.179,00 + Fixed Cost Rp5.588,00. Jadi Total cost untuk 1 Kg buah

jambu madu deli hijau adalah Rp19.767,00.

4.3.5 NERACA AWAL

NERACA AWAL
KEBUN JAMBU BANJARWARU
PER 1 JANUARI 2021
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar Total Total
Modal Pemilik 29.951.000
Total Aktiva Lancar 29.951.000

Total Aktiva 29.951.000 Total Pasiva 29.951.000


Tabel 4.8 Neraca Awal “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Pada bagian Aktiva memiliki saldo Rp29.951.000,00. Rincian dari aktiva

berupa pembelian aktiva tetap dan juga modal kerja. Dan di sisi pasiva

Rp29.951.000,00 merupakan modal pemilik yang digunakan untuk membiayai

pembelian aktiva tetap dan modal kerja dimasa panen pertama dalam bisnis

“Kebun Jambu Banjarwaru”.

4.3.6 NERACA LABA RUGI

NERACA LABA RUGI


"KEBUN JAMBU BANJARWARU"
31 DESEMBER 2021
Keterangan Jumlah
Hasil Penjualan 90.000.000
54

Biaya :
a. Bahan Baku Produksi 27.705.000
b. Biaya Penyusutan Perlengkapan 1.100.000
c. Biaya Penyusutan Peralatan 682.000
Total Biaya 29.487.000
Biaya Operasional :
a. Biaya Transportasi 1.200.000
b. Biaya Internet 1.200.000
c. Biaya Listrik 1.200.000
d. Biaya Air 1.200.000
e. Biaya Sewa Tanah 700.000
e. Upah Tenaga Kerja (2 Orang) 9.000.000
f. Biaya Pemasaran 1.200.000
g. Biaya Perawatan Pohon Jambu 1.764.000
Total Biaya Operasional 17.464.000
Laba Sebelum Pajak 43.049.000
Pajak 0.5% (berdasarkan UU no 28 tahun 2009) 215.245
Laba Bersih Setelah Pajak 42.833.755
Tabel 4.9 Neraca Laba Rugi “Kebun Jambu Banjarwaru”

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Total Laba bersih yang didapat dalam satu tahun sebesar Rp

42.833.755,00. Dengan asumsi penyusutan perlengkapan Rp1.100.000,00 dan

penyusutan perlengkapan Rp628.000,00 selama satu tahun dan pengenaan

pajak sebesar 0,5 % berdasarkan UU no 28 tahun 2009.

4.3.7 ANGGARAN KAS

ANGGARAN KAS
"KEBUN JAMBU BANJARWARU"
TAHUN 2021
Keterangan Jumlah
Penerimaan Kas :
Hasil Penjualan 90.000.000
Pengeluaran :
55

a. Biaya Bahan Baku 27.705.000


b. Biaya Perlengkapan 5.500.000
c. Biaya Peralatan 3.410.000
Biaya Operasional
a. Biaya Transportasi 1.200.000
b. Biaya Internet 1.200.000
c. Biaya Listrik 1.200.000
d. Biaya Air 1.200.000
e. Upah Tenaga Kerja (2 Orang) 9.000.000
f. Biaya Pemasaran 1.200.000
g. Biaya Perawatan Pohon Jambu 1.764.000
h. Biaya Sewa Tanah 700.000
Total Pengeluaran 54.079.000
Selisih Penerimaan - Pengeluaran 35.921.000
Saldo Kas Awal 29.951.000
Saldo Kas Akhir 65.872.000
Tabel 4.10 Anggaran Kas “Kebun Jambu Banjarwaru”

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Berdasarkan Tabel 4.9 diatas maka di dapati saldo kas di awal yaitu

sebesar Rp29.951.000,00 dan mengalami kenaikan di akhir tahun yaitu

sebesar Rp 65.872.000,00.

4.3.8 NERACA AKHIR

NERACA AKHIR
"KEBUN JAMBU BANJARWARU"
PER 31 DESEMBER 2021
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar : Ekuitas :
Kas 65.872.000 Modal Pemilik 29.951.000
Kas Bahan Utama 135.000

Laba Bersih setelah


Aktiva Tetap : Pajak 42.833.755
Perlengkapan 5.500.000 Total Ekuitas 72.784.755
56

Penyusutan Perlengkapan 1.100.000


Peralatan 3.275.000
Penyusutan Peralatan 682.000

Total Aktiva Kewajiban :


Utang Pajak 215.245
Total Aktiva 73.000.000 Total Pasiva 73.000.000
Tabel 4.11 Neraca Akhir “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Berdasarkan Tabel 4.10 maka neraca akhir maka di bagian Aktiva terjadi

penyusutan pada peralatan dan perlengkapan selama pemakaian dalam

menjalankan bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” dan juga terjadi penambahan

kas di bagian aktiva lancar yaitu kas pada pembelian bahan baku utama seperti

(bibit, tanah dan planter bag) yang tidak habis pada periode satu kali panen

dan dapat digunakan untuk masa panen berikutnya. Dan di bagian Pasiva

terjadi pengurangan untuk membayar pajak sebesar 0,5%. Maka total balance

antara aktiva dengan pasiva.

4.3.9 Kelayakan

Berikut merupakan analisis kelayakan dalam bisnis “Kebun Jambu

Banjarwaru” yang terdiri atas perhitungan NPV dan Payback Ratio

A. PV Worksheet
PV WORKSHEET
"Kebun Jambu Banjarwaru"
Per 31 Desember 2021
Keterangan T0 T1
Hasil Penjualan 90.000.000
Biaya:
Harga Pokok Penjualan 29.487.000
Laba Kotor 60.513.000
Biaya Operasional 17.464.000
57

Laba Sebelum Pajak 43.049.000


Pajak (0,5%) 215.245
Laba Setelah Pajak 42.833.755
Penyusutan Laptop 800.000
Penyusutan Handphone 300.000
Penyusutan Peralatan 682.000
Operating Cash Flow 44.615.755
Investasi:
Aktiva Tetap 8.910.000
Modal Kerja 19.041.000
Total Investasi 27.951.000
CF -27.951.000 44.615.755
DF (10%) 1 0,909090909
PV -27.951.000 40.559.777
Tabel 4.12 PV Work Sheet “Kebun Jambu Banjarwaru “
Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Berdasarkan Tabel 4.11 diatas maka diketahui PV Cash Flow dari bisnis

“Kebun Jambu Banjarwaru” pada tahun 0 sebesar Rp 27.951.000.00 dan untuk

tahun 1 adalah sebesar Rp40.559.777,00. Pv Cash Flow tersebut didapatkan

dengan menggunakan DF sebesar 10%.

B. Perhitungan NPV

Menurut Katsir (2012) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih

sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi

selama umur investasi. Berikut merupakan hasil dari perhitungan kelayakan

bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” menggunakan NPV:


58

Keterangan Total

COF -27.951.000

PV CIF 40.559.777

NPV (Layak) 12.608.777

Tabel 4.13 Net Present Value (NPV) “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Berdasarkan Tabel 4.12 diatas maka diketahui hasil perhitungan bisnis

“Kebun Jambu Banjarwaru” menghasilkan angka yang positif (NPV>0) dimana

bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” berarti layak untuk dijalankan.

3. Payback Period

Payback Period adalah suatu jangka waktu yang dibutuhkan untuk

mengembalikan modal modal dana yang sudah dikeluarkan oleh investor.

Berikut merupakan hasil dari perhitungan payback period dalam bisnis “Kebun

Jambu Banjarwaru”:

Investasi -27.951.000

Tahun 2021 44.615.755

16.664.755

Tabel 4.14 Payback Period “Kebun Jambu Banjarwaru“

Sumber: Data Olahan Penulis (2021)

Payback Period = 27.951.000 X 4 bulan = 2,5 bulan

44.664.755

30 hari x 0,5 bulan = 15 hari


59

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa lama waktu yang

dibutuhkan dalam pendirian bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” untuk kembali

balik modal adalah selama 2 bulan 15 hari.

4.4 RENCANA PEMASARAN ATAU RENCANA SUMBER DAYA MANUSIA

Pengertian pemasaran menurut peristilahan, berasal dari kata “pasar” yang

artinya tempat terjadinya pertemuan transaksi jual-beli atau tempat bertemunya

penjual dan pembeli. Kondisi dinamika masyarakat dan desakan ekonomi, maka

dikenal istilah “pemasaran” yang berarti melakukan suatu aktivitas penjualan dan

pembelian suatu produk atau jasa, didasari oleh kepentingan atau keinginan untuk

membeli dan menjual.

4.4.1 Promosi (Promotion)

Promosi merupakan sebuah upaya untuk membujuk dan mengajak konsumen

untuk menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Dalam

bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” ini memiliki beberapa cara atau strategi promosi

yang dilakukan, antara lain:

- Personal Selling

Teknik promosi ini dilakukan secara langsung oleh penjual dengan pembeli

secara langsung dengan memberikan testimoni secara langsung mulai dari

teman, saudara, kenalan dari penulis atau target konsumen.

Berikut merupakan brosur yang diberikan kepada calon konsumen

disertai testimoni buah jambu madu deli hijau secara langsung dengan

mengikuti bazar/pameran yang ada di daerah Cilacap.


60

Gambar 4.2 Brosur “Kebun Jambu Banjarwaru”

Sumber: Penulis (2021)

Brosur tersebut dilipat menjadi 3 bagian, diberikan bersamaan pada saat

melakukan testimoni secara langsung kepada calon konsumen bisnis “Kebun

Jambu Banjarwaru” untuk mempermudah melakukan pemesanan bagi para

konsumen jambu madu deli hijau. Alamat sosial media dan juga alamat kebun

sudah tertera lengkap di dalamnya.

- Promotion Pembelian 5 kg ke atas

Pemberian promo ½ kg gratis dalam setiap pembelian 5 kg keatas berlaku

untuk seluruh wilayah pulau jawa.

- Promosi melalui media sosial seperti Instagram, whatsapp dan facebook.

Promosi dilakukan dengan cara menawarkan produk dan promo tertentu

melalui broadcast message kepada konsumen. Promosi akan terus dilakukan

baik secara langsung maupun melalui sosial media. Untuk kedepan promosi
61

juga akan dilakukan di marketplace seperti Shopee, Tokopedia untuk

memperluas pasar jambu madu deli hijau.

4.4.2 Sumber Daya Manusia

Bisnis Kebun Jambu Banjarwaru juga memproyeksikan tenaga kerja untuk di

tahun pertama mengingat bisnis ini tidak mungkin dijalankan sendiri maka dalam

tahun pertama sudah merekrut 1 pekerja di bidang produksi. Dengan

mempertimbangan budget biaya untuk semaksimal mungkin dan mengambil 10%

dari keuntungan penjualan untuk upah per masa panen. Berikut merupakan

proyeksi kebutuhan tenaga kerja bisnis Kebun Jambu Banjarwaru dalam 1 tahun.

1. Proyeksi Upah Panen Jambu

Keterangan Upah per 3 bulan Upah per tahun


Tahun 2021
Manajer 1.250.000 5.000.000
Bagian Produksi 1.000.000 4.000.000
Total 2.250.000 9.000.000
Tabel 4.15 Proyeksi Upah Panen “Kebun Jambu Banjarwaru”

Sumber: Penulis (2021)

Berdasarkan tabel 4.14 diatas maka upah diambil dari 10% dari penjualan

jambu madu deli hijau dalam satu kali panen. Upah yang diberikan merupakan

upah harian yang mana dalam satu bulan kerja hanya 3 kali dalam seminggu atau

tergantung permintaan mengingat panen jambu madu deli ada masa tunggu

dalam periode 1 kali panen raya. Untuk proyeksi upah per tahun kira-kira

dibutuhkan dana sebesar Rp 90.000.000,00. Untuk tenaga kerja bisnis ”Kebun

Jambu Banjarwaru” masih sedang melakukan proses edukasi dengan masyarakat

sekitar untuk melakukan kerjasama dengan mereka untuk menghasilkan buah

jambu madu deli hijau untuk memperluas pasar. Sistem Sumber Daya Manusia

selain para petani jambu bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” juga bekerjasama
62

dengan supplier bahan pembuatan pupuk organik cair yang mana bahan

pembuatan pupuk tersebut didapatkan dari masyarakat sekitar.

Kesimpulan: Untuk di bagian rencana pemasaran atau sumber daya

manusia maka bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” menginginkan kedepannya

untuk lebih fokus ke promosi. Alasannya yaitu target pasar untuk jangka panjang

adalah bekerjasama dengan para petani buah daerah sekitar untuk menghasilkan

buah sesuai dengan kriteria yang diminta oleh penulis dan juga akan melakukan

kerjasama dengan instansi/supermarket untuk menjadi supplier buah jambu madu

deli hijau dengan kualitas super.

4.5 Informasi Kegiatan Realisasi Pendirian / Pengembangan Bisnis

Implementasi dari pendirian bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” terjadi

dikarenakan penulis mengamati dipasaran masih minimnya buah jambu air

dipasaran terutama di daerah Cilacap tempat tinggal penulis. Selain itu

pengalaman penulis yang mendapati jenis jambu air yang dijual pasaran masih

bergantung dengan musim dan mayoritas buah yang dihasilkan memiliki rasa

manis hanya pada musim kemarau. Akhirnya penulis mencari pengetahuan

mengenai budidaya jambu air yang unggul dan berkualitas dengan perawatan

yang mudah. Selain melihat peluang lahan yang masih lumayan banyak kosong

dan juga sumber daya alam yang masih dibilang cukup murah menjadikan penulis

untuk mendirikan bisnis “Kebun jambu Banjarwaru”. Akhirnya terpilihlah jenis

jambu madu deli hijau. Selain jenis jambu ini tergolong jambu manis, daging yang

dihasilkan juga segar yang tebal. Sistem penanaman yang dipilih oleh penulis

adalah Tabulampot (tanaman buah dalam pot) dikarenakan selain lebih gampang

untuk perawatan juga pemberian nutrisi dalam bentuk pupuk dapat terserap lebih

maksimal daripada bibit jambu yang dibudidaya di tanah langsung.


63

Awal pendirian bisnis tidak langsung jadi dikarenakan penulis beberapa kali

harus melakukan uji coba dengan dua pupuk (kimia maupun organik) untuk

membedakan hasil dari kedua pupuk tersebut. Dan akhirnya penulis memilih

menggunakan pupuk organik, selain lebih menghasilkan rasa manis yang lebih

stabil juga penggunaan jangka panjang tidak akan mengganggu media tanam dan

tidak akan merusak bibit pohon jambu. Mengingat bisnis ini masih baru penulis

harus memaksimalkan budget akhirnya penulis melakukan pembuatan pupuk

organik racikan sendiri untuk perawatan pohon jambu madu deli hijau.

Untuk mengembangkan bisnis maka dilakukan kerjasama dengan petani buah

dari masyarakat sekitar untuk menghasilkan jambu madu deli hijau dengan kriteria

yang telah diberikan dari penulis. Kerjasama yang dilakukan sistemnya yaitu bagi

hasil. Selain itu juga akan ditambahkan varietas jambu air yang lain untuk

dikembangkan dengan kualitas yang unggul dengan tetap menggunakan pupuk

organik buatan sendiri.

Kendala yang dihadapi dalam mendirikan bisnis “Kebun Jambu

Banjarwaru”:

- Minimnya pengetahuan masyarakat daerah Cilacap yang belum bisa

membedakan jambu yang dibudidayakan dengan yang tumbuh di pekarangan

sehingga mereka akan membandingkan harga dengan jambu yang dijual tanpa

dibudidayakan.

- Butuh kesabaran untuk melakukan edukasi bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

kepada masyarakat sekitar. Harus dijelaskan dengan sangat detail dan juga

bahasa yang mudah dipahami

- Perawatan dan pemupukan saat musim hujan agar rasa manis yang dihasilkan

tetap ada dan warna jambu madu deli yang stabil. Dikarenakan ketika musim
64

hujan kandungan nitrogen akan sangat mempengaruhi kestabilan rasa dan

juga perubahan warna dari buah jambu madu deli hijau. Penulis juga harus

selalu memeriksa kondisi akar yang terus tumbuh untuk di potong agar tidak

menyerap nutrisi dari tanah diluar planter bag.

- Hasil produksi yang masih terbatas karena pohon jambu baru dan tidak bisa

dipaksakan untuk memproduksi lebih banyak karena dapat mengakibatkan

terjadinya patah pada ranting yang ditumbuhi buah jambu madu deli hijau

karena tidak kuat menampung beban dari buah yang dihasilkan dalam jumlah

yang banyak.
65

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil survei pasar yang dilakukan di bab 1 maka harapan atas

pertanyaan yang diberikan kepada 106 responden mengenai jambu air yang jual

dipasarkan yaitu:

- Buah jambu yang dengan kriteria Segar, daging buah tebal tanpa biji dengan

rasa manis yang stabil / tanpa mengenal musim dengan perolehan angka

82,1% atau 87 responden. Selaras dengan harapan responden mengenai

jambu madu air yang memiliki kriteria tersebut maka bisnis Kebun Jambu

Banjarwaru mengeluarkan produk jambu madu deli hijau sesuai dengan

harapan dari responden yang menginginkan jambu dengan kriteria (Segar,

daging buah tebal tanpa biji dan rasa manis yang stabil / tanpa mengenal

musim). Sehingga penulis memilih untuk mendirikan bisnis baru “Kebun Jambu

Banjarwaru” yang mana prospek kedepannya memiliki potensi peluang yang

tinggi sesuai dengan harapan para konsumen.

- Harapan kedua dari responden atas pertanyaan yang diajukan yaitu mengenai

hal-hal yang mendukung responden dalam melakukan pembelian yaitu

rekomendasi keluarga/teman/relasi kerja, untuk kesehatan dan dengan harga

yang terjangkau. 3 Kriteria tertinggi tersebut menjadikan penulis untuk lebih

banyak melakukan promosi baik secara langsung seperti pemberian tester

kepada konsumen maupun online. Sehingga kelak bisa memasarkan buah

hingga ke marketplace agar buah jambu madu deli hijau lebih luas pasarnya.

Dari harapan mengenai hal yang mendukung dalam melakukan pembelian


66

buah jambu deli hijau dengan sudah dilakukan oleh penulis dalam melakukan

pendirian bisnis ini namun promosi masih belum terlalu gencar dikarenakan

masa panen yang harus menunggu dan mengingat pohon jambu masih muda

maka belum bisa menghasilkan produksi buah dalam jumlah yang banyak.

Berikut merupakan penawaran yang diberikan oleh bisnis “Kebun

Jambu Banjarwaru” atas pertanyaan yang telah diberikan melalui survei pasar

dengan 106 responden mengenai jambu air yang jual dipasarkan yaitu:

- Buah jambu dengan kualitas segar, rasa manis buah yang stabil/ tanpa

mengenal musim dan menggunakan pupuk organik. Dari 3 kriteria teratas

dalam hal utama yang mendukung pembelian buah jambu air. Bisnis “Kebun

Jambu Banjarwaru” sudah memenuhi kriteria yang diharapkan oleh konsumen.

Produk yang ditawarkan oleh penulis berupa jambu madu deli hijau dengan

buah segar, daging yang tebal, rasa manis yang stabil dan juga menggunakan

pupuk organik menjadikan produk ini akan berkembang bagus untuk prospek

kedepannya.

- Penawaran kedua yang ditawarkan dari bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”

adalah menawarkan dari segi penjualan yaitu dengan menerapkan sistem

pemesanan produk dengan menggunakan sistem online maupun secara

langsung. Dan didapatkan angka untuk memilih keduanya yaitu sebesar 82,1%

atau 87 responden. Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” juga telah memenuhi

kriteria yang diharapkan oleh konsumen namun untuk penjualan secara

langsung “Kebun Jambu Banjarwaru” belum memiliki lapak sendiri jadi calon

pembeli langsung datang ke tempat kebun untuk membelinya. Namun

kedepannya kelak bisnis ini akan membuka lapak sendiri untuk memudahkan

calon pembeli untuk melakukan transaksi.


67

- Penawaran berikutnya dari penawaran bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru” yaitu

mengenai sistem pembayaran dengan menggunakan metode yang lebih

bervariasi yaitu menggunakan sistem pembayaran COD, cash maupun antar

bank dan juga dompet digital untuk mempermudah pembayaran bagi

konsumen. Kebun Jambu Banjarwaru sudah memiliki kriteria sesuai dengan

harapan dari para responden.

5.2 Rekomendasi

Berikut merupakan rekomendasi jika ingin menjalankan bisnis yang sejenis

dengan Kebun Jambu Banjarwaru:

1. Jika ingin menjalankan bisnis yang serupa dibidang perkebunan maupun

pertanian sebaiknya memikirkan dampak perkembangan bisnis untuk

kedepannya misalnya dengan penggunaan pupuk organik buatan sendiri

menjadi salah alternatifnya.

2. Memberikan kualitas jambu dengan rasa manis yang stabil sangat sulit

mengingat musim hujan akan sangat mempengaruhi rasa buah jambu, maka

perawatan pohon jambu pada musim hujan sangat diperhatikan misalnya dari

penambahan pupuk bisa mencapai 2 kali lipat dari musim kemarau.

3. Bekerjasama dengan pihak-pihak luar seperti warga (partner bisnis dalam

produksi jambu), instansi, penjual buah dan lain-lain yang akan memudahkan

kita untuk memperluas pasar dan akan menghemat biaya.

4. Target penjualan untuk jambu budidaya yang super untuk daerah kurang

diperuntukkan sehingga membutuhkan upaya edukasi ke mereka. Sebaiknya

dipasarkan ke masyarakat perkotaan bisa melalui penjualan online atau

bekerjasama dengan instansi/supermarket.


68

5. Mengantisipasi adanya gagal panen maka sebaiknya pohon jambu yang usia

pertumbuhannya belum ada 1 tahun tidak bisa dipaksakan untuk menghasilkan

buah jambu yang lebih banyak. Mengingat ranting masih kecil dan jika

dipaksakan maka akan menyebabkan ranting pohon patah.


69

LAMPIRAN

1. Foto Produk “Kebun Jambu Banjarwaru”

Gambar Pengemasan Jambu Madu Deli Hijau Jarak Jauh

Gambar Pengemasan Jambu Maadu Deli Hijau Jarak Dekat


70

II. Media Sosial Instagram Bisnis “Kebun Jambu Banjarwaru”


71

III. Media Sosial Facebook Bisnis “Kebun Jambu Banjanjarwaru”


72

IV. Testimoni Pelanggan


73

V. Testimoni Pelanggan
74

DAFTAR RUJUKAN

Abidin, M. Z., (2021). Pemulihan ekonomi nasional pada masa pandemi covid-
19: analisis produktivitas tenaga kerja sektor pertanian. Indonesian
Treasury Review: Jurnal Perbendaharaan, Keuangan Negara dan
Kebijakan Publik, 6(2), 117-138.
EkBis / Agribisnis. (2019, September 26).
https://wartaekonomi.co.id/read248609/meneropong-kontribusi-subsektor-
hortikultura-di-indonesia.
Firdaus A. Dunia, Wasilla Abdullah, Catur Sasongko Akuntansi Biaya Edisi 5/
Fuad, Muhammad dkk. 2005. Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia.
Hidayat., M., A, (2013), Budidaya jambu air deli hijau dengan sistem
tabulampot. http://www.anakagronomy.com/2013/12/budidaya-jambu-air-
deli-hijaudengan.html (Akses November 2015).
Koran Jakarta. (2020, Augustus 07).
https://today.line.me/id/v2/amp/article/8qz50V.
Mayasari, I.Y., & Indriyani. R., (2016). ANALISIS STRATEGI BERSAING
PADA PT. CITRA SURYA PACIFIC. Jurnal AGORA Vol. 4. No 2, (2016)
Mira Ayu. D. C. (2021, Mei 24) https://www.joinan.co.id/blog/jenis-jenis-badan-
usaha-di-indonesia-yang-wajib-diketahui/..
Nainggolan, P., (2015). Lima Model Kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan
dalam Suatu Industri.
Pardal, S. J. 2001. Pembentukan Buah Partenokarpi melalui Rekayasa
Genetika. Buletin AgroBio.Vol.(4) No.(2).
Philip Kotler, A.B. Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia (Jakarta: PT
Salemba Emban Patria, 2001), h. 157.
Prasetyo, & benedicta. (2008). Pengertian Visi dan Misi Menurut Para Ahli. M.
Ridho's Blog, 8.
Pratama, F.A., (2017, Feb 8). https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-
rencana-operasi-operational-plan/2346\.
Purayati D., Kuntadi S. & Basuki. T.I., (2018). Manajemen Usaha Budidaya Tanaman
Hortikultura Dalam Polybag (Tanaman Hortikultura Modern). Jurnal Dharma Bhakti
Ekuitas Vol. 03 No. 01, September 2018 ISSN: 2528-2190.

Tim Penyusun. (2021). Pedoman Penulisan Skripsi Untuk Peminatan Manajemen


Bisnis. Jakarta: UNIKA Atma Jaya.

Anda mungkin juga menyukai