SKRIPSI
Disusun Oleh :
Mohamad Ferian Haikal
201710325038
Pembimbing
Jumawan S.E.,M.M.
NIDN. 0305096802
KATA PENGANTAR
1. Irjen Pol (Purn) Dr. Drs Bambang Karsono, SH., MM, selaku Rektor
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
2. Dr. Istianingsih Sastrodiharjo, M.S. AK., CA., CSRA.,
CBV.,CMA.,CACP selaku Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
3. Dr. Hadita, S. Pd., M.M selaku Ketua Program studi Manajemen Fakulltas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
4. Jumawan, S.E., MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah menyetujui
dan menerima proposal skripsi penulisan
5. Yth Seluruh Bapak/Ibu Dosen Prodi Manajemen di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang telah membimbing dan mengajarkan penulis ilmu-ilmu yang
bermanfaat.
6. Terimakasih kepada Keluarga/Kerabat terdekat saya, yang sudah
mendukung saya selama skripsi
7. Orangtua tercinta Ibu Erna wati yang selalu memberikan doa, semangat
dan dukungan kepada penulis. Dengan penuh kesabaran selalu
mendengarkan keluh kesah penulis dan Bapak Achmad Tedy Wijaya
kalian tak akan pernah tergantikan oleh apapun.
8. Terima kasih untuk Ni Wayan Liniawati atas bantuan, semangat,
dukungan serta pencerahannya dalam penulisan skripsi ini.
9. Serta teman-teman angkatan tahun 2017 kelas 8A1 (Reguler pagi)
Manajemen atas kebersamaan dan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis susun ini jauh dari kata
sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan penulis.
Oleh karna itu penulis mohon maaf atas segala kekeliruan yang ada. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan bisa menambah ilmu bagi para
pembaca.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era perkembangan teknologi yang serba canggih saat ini merupakan
suatu saat tantangan bagi setiap organisasi adalah untuk menyiapkan manajemen
sumber daya manusia berkualitas agar hasil kerja yang dicapai akan efektif dan
efesien. Manajemen Sumber daya Manusia yang berkualitas menunjang
organisasi melalui sehingga potensi yang dimiliki masing-masing guru.
Betapapun sempurnya aspek teknologi dan ekonomi tanpa dukungan aspek
manusia sulit kiranya mencapai tujuan organisasi dapat dicapai.
Dengan memberian Metode penilaian yang mengacu pada norma dan standar
absolut, metode ini menilai kinerja berdasar pada hasil pekerjaan. Tetapi masih
mempunyai kesamaan dalam penilaian yaitu berpedoman pada analisis
pekerjaan sebagai dasar penilaian.
Kinerja guru pada dasarnya merupakan performa atau unjuk rasa kerja yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas
kinerja guru akan saat menentukan pada kualitas hasil pendidikan, karena guru
merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa dalam
proses pendidikan/ pembelajaran dilembaga pendidikan/ sekolah.
Disiplin kerja seragam guru Senin sampe kamis khusus Jumat batik tatap
tertib sekolah guru masuk jam 7.00 paling lambat jam 7.30 sudah sampe di
sekolah yang melewati jam 7.00-7.30 guru akan di anggap tidak masuk, karena
guru yang melebihin jam 7.00-7.30 saat peraturan berlangsung akan di potong
gaji atau dianggap tidak masuk kerja bagi guru yang telat masuk dalam
sekolahan atau mengajar.
X1 : Disiplin Kerja : Faktor tuntutan tugas, task demands usaha atau tenaga,
effort performance
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Disiplin Kerja
2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja
Menurut Heidjrachman dan husnan dalam (Pemikiran, 2015) disiplin
adalah setiap persorangan dan kelompok yang menjamin adanya kepatuhan
terhadap “perintah” dan berinisiatif untuk melakukan tindakan yang
diperlukan seandainya tidak ada “perintah”
Lijan Poltak Sinambela ( 2018 : 335 ) disiplin kerja merupakan alat yang
digunakan pemimpin untuk berkomunikasi dengan guru agar mereka bersedia
merubah perilaku mengikuti aturan main yang sudah ditetapkan.
1. Disiplin Preventif
2. Disiplin korektif
Suatu menggerekkan guru dalam menyatakan peraturan dan
menggerakkan untuk yang mematuhi peraturan sesuai pedoman yang
berlaku di sekolah. Pada disiplin korektif, guru yang melanggar disiplin
perliu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang akan berlaku. Tujuan
pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki guru pelanggar, dan
memelihara pelanggar.
2.1.7 Standar Disiplin Kerja
Semua tindakan disiplin kerja yang wajib mengikuti prosedur dalam
minimum, memiliki ukuran akan pencapaian dan dengan aturan komunikasi
(Urgència, 2017). Setiap suatu guru perlu memahami jika bagaimana
kebijakan suatu organisasi dan mengikuti prosedur yang dengan secara penuh.
Guru yang telah melanggar aturan wajib diberikan kesempatan untuk dalam
memperbaiki perilaku mereka.
Rivai (2016) bahwa suatu tindakan disiplin yang harus diatur ialah sebagai
berikut :
1. Frekuensi kehadiran
Frekuensi kehadiran merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui
tingkat kedisiplinan guru. Semakin tinggi frekuensi kehadirannya maka
guru tersebut telah memiliki disiplin kerja yang tinggi. Berikut indikator
frekuensi kehadiran diukur dengan menggunakan dua indikator yaitu :
a. Kehadiran guru tepat waktu di tempat kerja.
b. Absensi
2. Tingkat kewaspadaan guru
Guru yang dalam pelaksaan pekerjaannya selalu penuh perhitungan dan
ketelitian memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi terhadap dirinya
maupun pekerjaannya. Berikut indikator tingkat kewaspadaan guru diukur
dengan menggunakan dua indikator yaitu :
A. Ketelitian
B. Perhitungan
3. Ketaatan pada Standar Kinerja
Dalam melaksanakan pekerjaanya guru diharuskan menatati semua standar
kerja yang telah ditetapkan sesuai dengan aturan-aturan dan pedoman kerja
agar kecelakaan kerja tidak terjadi atau dapat dihindari. Berikut indikator
dimensi ketaatan pada standar kerja diukur dengan menggunkan indikator
yaitu:
a. Menatati peraturan dan pedoman kerja
b. Tanggung jawab
4. Ketaatan pada Peraturan Kerja
Dimaksudkan demi kenyamanan dan kelancaran dalam bekerja. Dimensi
ketaatan pada peraturan kerja diukur dengan dua indicator yaitu:
a. Kepatuhan
b. Kelancaran
5. Etika Kerja
Diperlukan oleh setiap guru dalam melaksanakan pekerjaan agar
terciptakan suasana saat harmonis, saling menghargai antar sesama guru.
Dimensi etika kerja diukur dengan menggunakan indikator adalah yaitu :
a. Suasana harmonis
b. Saling menghargai
1. Prestasi kerja
Pangkal tolak pengembangan karier seseorang adalah prestasi kerjanya
melakukan tugas yang dipercayakan kepada sekaarang.
2. Pekerjaan itu sendiri
Pada akhirnya tanggung jawab mengembangkan karier terletak pada
masing-masing pekerja, sebagai manifestasi keinginan yang bersangkutan
untuk bertumbuh dan berkembang.
3. Penghargaan
Pemberian penghargaan atas prestasi guru, pengakuan guru, atas
keahlianya akan memacu gairah kerja bagi guru.
4. Tanggung Jawab
Tanggung Jawab atas tugas yang diberikan guru kepada para guru
merupakan timbal balik atas kompensasi yang diterimanya. Pada intinya,
sekolah memenuhi kewajiban kepada guru, dan guru melaksanakan tugas
sesuai yang diharapkan tugas oleh sekolah.
1. Kebutuhan fisik :
a. Pemberian bonus
b. Uang makan
c. Uang transport
d. Fasilitas perumahan
2. Kebutuhan rasa aman dan keselamatan
a. Tunjungan kesehatan
b. Asuransi kecelakaann
c. Perlengkapan keselamatan kerja
d. Bpjs kesehatan
3. Kebutuhan sosial
a. Teman
b. Interaksi
4. Kebutuhan penghargaan
a. Penghargaan diri
b. Pengakuan akan prestasi
c. Fasilitas
5. Kebutuhan perwujudan diri indikator adalah kemampuan keterampilan
potensial optimal
2.2.5 Tujuan Motivasi Kerja
suatu sekolah dalam memotivasi guru tentulah memiliki tujuan tertentu,
dibawah ini tujuan-tujuan motivasi yaitu (Hasibuan, 2017):
berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa dalam setiap sekolah yang akan
diperlukan motivasi kerja yang tinggi kedisiplinan dapat para guru . apabila
dalam suatu sekolah yang tidak terdapat motivasi kerja kerja yang paling
tingggi, maka akan sulit sekolah tersebut mencapai tujuan.
1. Tekun dengan menghadapi tugas (suka bekerja keras, yang akan terus
menerus dalam waktu yang lama, jika tidak pernah berhenti sebelum
selesai).
2. Ulet dengan dalam menghadapi kesulitan
3. Menunjukkan minat untuk sukses
4. Dapat mempertahankan pendapat.
berdasarkan hal-hal tersebut, dalam setiap guru yang akan diperlukan ciri-
ciri motivasi kerja yang tinggi dapat menghadapi tugas untuk sukses. jika
apabila dalam guru yang tidak terdapat dengan ciri-ciri motivasi kerja yang
dengan paling tingggi, maka akan sulit guru tersebut mencapai tujuan.
2.2.7 Dampak Motivasi Kerja
Pemberian Motivasi bagi guru akan memberikan keuntungan seperti yang
disampaikan oleh Hasibuan ( 2016 : 146 ) yaitu :
1. Menilai sikap
Adalah penting bagi manajemen sumber daya manusia di sekolah untuk
memahami sikap mereka terhadap bawahannnya. Pikiran mereka di
pengaruhi oleh pengalaman mereka dan akan dapat membentuk bagaimana
cara berperilaku terhadap semua orang yang dijumpai .
2. Mendororng inisiatif
Untuk motivasi tinggi adalah banyak inisiatif. Secara kemampuan yang
mengambil inisiatif tergantug pada pemberdayaan dan lingkunga yang
sehingga mengenal kontribusi. Semakin banyak kita mengharapkan orang
lain, semakin banyak mereka memberi, selama kita mendukungnya.
2.2.9 Alat-alat dan jenis pemberian motivasi
Berikut ini Adalah Alat-alat dan jenis-jenis pemberian motivasi menurut
parah ahli sebagai berikut (Teknologi et al., 2015) :
1. Alat-alat motivasi
A. Materil insentif : alat motivasi yang sehingga diberikan itu berupa
uang dan atau barang yang akan mempunyai nilai pasar, jadi sebagai
memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya : kendaraan, rumah dan
lain-lainnya.
B. Non materil Insentif : berikut alat motivasi yang diberikan itu berupa
barang/benda yang sehingga tidak ternilai; jadi hanya akan
memberikan kepuasan/kebanggan rohani saja. Misalnya : medali,
piagam, bintang jasa dan lain-lainnya.
2. Jenis-jenis motivasi
A. Motivasi Positif (insentif positive), kepala sekolah memotivasi guru
dengan memberikan hadiah kepada mereka yang bekerja baik. Dengan
motivasi positif ini semangat kerja para guru akan meningkat ], oleh
karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
B. Motivasi Negatif (intensif negative), kepala sekolah memotivasi guru
dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya
kurang baik (prestasi kerja).
1. Tujuan
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Pengertian tersebut
mengandung makna bahwa tujuan bukanlah merupakan persyaratan, juga
bukan merupakan sebuah keinginan.
2. Standar
Standar mempunyai arti penting karena memberitahukan kapan suatu
tujuan dapat diselesaikan. Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan
yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan
suatu tujuan dicapai.
3. Umpan balik
Umpan balik merupakan masukan yang di pergunakan untuk mengukur
kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan
balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dapat
dilakukan diperbaikan kinerja.
4. Alat atau sarana
Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk
membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana
merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa alat atau
sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya.
H3
H1
Disiplin Kerja (X1)
Kinerja Guru
(Y)
H2
Hipotesis :
Hipotesis 1
H01 : Diduga Disiplin Kerja tidak pengaruh terhadap kinerja Guru di SMK Karya
Guna 2 Bekasi
Ha1 : Diduga Disiplin Kerja pengaruh terhadap Kinerja Guru di SMK Karya Guna
2 Bekasi
Hipotesis 2
H02 : Diduga Motivasi Kerja tidak pengaruh terhadap Kinerja Guru di SMK Karya
Guna 2 Bekasi
Ha2 : Diduga Motivasi Kerja pengaruh terhadap Kinerja Guru di SMK Karya Guna
2 Bekasi
Hipotesis 3
H03 : Diduga Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja secara bersama-sama tidak
pengaruh terhadap Kinerja Guru di SMK Karya Guna 2 Bekasi
Ha3 : Diduga Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja secara bersama-sama tidak
pengaruh terhadap Kinerja Guru di SMK Karya Guna 2 Bekasi.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Menurut (Sujarweni, 2015) jenis penelitian ini adalah salah satu penelitian
yang Kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian juga merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dan mengelolahnya untuk kegunaan tertentu atau
usaha yang sistematis, empiris, teliti dan kritis terhadap fenomena-fenomena
untuk mencari fakta-fakta, teori baru, hipotesis dan kebeneran, karena dengan
menggunakan Langkah-langkah tertentu agar ditemukan jawaban ilmiah
terhadap suatu masalah.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil
observasi, wawancara dan kuesioner. Penelitian ini menggunakan data primer
berupa pengamatan, wawancara dan kuesioner
1. Tahap Perencanaan
Dalam tahapan perencaaan ini, untuk mencari tahu bahwa permasalah dan
merumuskan, melakukan studi pendahuluan, merumuskan hipootesis,
menentukan sampel penelitian, dan rencana peneltian
2. Tahap Pelaksanakan
Tahap Pelaksanaan sebuah penulisan ini untuk melakukan sebuah
pengumpulan literatur teori dari para ahli atau kepustakaan sebagai
pedoman untuk membuat kuisioner dan metode sebuah analisis sebuah
datanya. Selanjutnya untuk membuat dan menyebarkan kuesioner
X1 Disiplin Kerja
Taat terhadap aturan
waktu
kemampuan
H2
X2 Motivasi kerja
Stabilitas Emosi,
hubungan manusia,
motivasi pribadi,
kemampuan komunikasi
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang secara
sistematik akan terhadap gejala yang dapat pada obyek penelitian
(sujarweni, 2016).
Y = a + b1X1 + b2X2 = e
Keterangan :
Y = Variabel dependen
a = konstanta
Atau
DAFTAR PUSTAKA
Banguela, A., & Hernández, L. (2015). Buku Manajemen Sumber Daya Manusia
Kinerja. Biotechnologia Aplicada, 23(3), 202–210.
Hasibuan, M. S. . (2017). Pengaruh reward dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan di CV. Suja Tandhika Bandung. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Non, P., Di, P., & Universitas, P. (2012). kinerja, sumberdaya manusia, sertifikat
ISO.
Teknologi, P., Dingin, P., & Modifikasi, U. (2015). Teori Bab Ii. X(3), 373–379.