Anda di halaman 1dari 35

PENGANTAR BISNIS

BISNIS DIMSUM AYAM


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis
Dosen pengampu : Dra. Wahju Wulandari, M.M.

Oleh kelompok 1 :
1. Citra Ulima 221611018153997
2. Dian Sonya Kristanti 221611018154223
3. Diva Sonya Aprilia 221611018154097
4. Karina Mirza Savitri 221611018153995
5. M. Laksmana Surya Wicaksono 221611018154023

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WIDYAGAMA
MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyel
esaikan proposal ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentu kami tidak akan sanggup d
alam menyelesaikan proposal ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan k
epada baginda tercinta nabi besar Muhammad saw. Kami mengucapkan syukur kepada Allah swt
atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran. Sehingga kami
mampu menyelesaikan pembuatan proposal sebagai tugas dari mata kuliah Pengantar Bisnis yan
g diberikan oleh ibu Dra. Wahju Wulandari, M.M. Proposal ini berisi tentang uraian tugas menge
nai “Business Plan.” Business Plan merupakan salah satu faktor pengukur bagi mahasiswa dalam
memenuhi mata kuliah Pengantar Bisnis, dimana dari rencana bisnis yang dibuat bisa menjadi je
mbatan bagi seseorang untuk memulai suatu usaha.
Proposal ini kami buat dan disusun dengan usaha yang semaksimal mungkin juga atas bantuan d
ari berbagai pihak yang berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk menyelesaika
n proposal. Oleh karenanya, kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada segenap
pihak yang telah ikut serta dalam menyelesaikan proposal ini.
Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam proposal yang kami bu
at. Dari segi bahasa, susunan kalimat, atau hal lain yang tidak kami sadari. Untuk itu kami meng
harapkan kritik dan saran dari pembaca proposal ini, supaya proposal ini nantinya dapat menjadi
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada proposal ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Demikian proposal yang bisa kami buat, semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembac
a. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Malang, 1 April 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………….…………………..……i

DAFTAR ISI ……………………………………………….………………..……....ii

DAFTAR TABEL ……...………………………………………………………………..iv

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………..iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………….…….…….1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………….………….2

C. Tujuan……………………………………………………………………….……....2

D. Manfaat……………………………………………………………………………..3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Dasar Teori…………………………..……………………………………………..4

2.2. Taksonomi Ayam………………….……………………………………………….4

2.3. Deskripsi Produk………………………………..……………………………...…..4

2.4. Penelitian Yang Mendasari………………………………………………………...5

2.5. Bahan Pembuatan Dimsum………………………………………………………...5

2.6. Proses Pengolahan Dimsum………………………………………………………..8

2.7. Biaya……………………………………………………………………………….8

2.8. Model Kemasan Yang Digunakan………………………………………………..12

2.9. Promosi…………………………………………………………………………...12

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Waktu Dan Tempat………………………………………………………………..15

3.2. Jenis Kegiatan………………….…………………………………………..…….15


3.3. Alat Dan Bahan………………………………..……………………………....…15

3.4. Proses Pembuatan………………………………………………………………...15

3.5. Nama Dan Arti Label……..……………………………………………………....16

3.6. Strategi Pemasaran………………………………………………………………..16

3.7. Sasaran Pasar…………………………………………………………………..…16

3.8. Konsep Bisnis…………………………………………………………………….17

3.9. Deskripsi Dan Keunggulan Produk………………………………………………17

3.10. Resiko Usaha……………………………………………………………………17

3.11. Analisa Usaha…………………………………………………………………...17

3.12. Potensi Bisnis……………………………………………………………………17

3.13. Tim………………………………………………………………………………17

3.14. Laporan Keuangan……………………………………………………………...18

3.15. Analisis SWOT………………………………………………………………....21

3.16. Promosi………………………………………………………………………….22

3.17. Penjualan………………………………………………………………………..22

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan…………………..…………..………………………………………...26

B. Saran………………………………………..……………………………………...26

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…………………....27

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………….28
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Biaya Investasi…………………….…………………………………………………18

Tabel 3.2. Biaya Tetap…………………………………………………………………………..18

Tabel 3.3. Biaya Variabel………………………………………………………………………..18

Tabel 5.1. Lampiran……………………………………………………………………………..28

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ayam………………………………………..………………………………………4

Gambar 3.1. Logo……………………………….………………………………………………16

Gambar 3.2. Promosi…………………………………………………………………………….22

Gambar 3.3. Penjualan………………………………………………………………..…………22

Gambar 5.1. Mengupas Kulit Wortel……………………………………………………………28

Gambar 5.2. Menyiapkan Bahan Hingga Siap Dikelola…………………………………………28

Gambar 5.3. Mengukus Dimsum………………………………………………………………...28

Gambar 5.4. Membuat Saos Dimsum……………………………………………………………28

Gambar 5.5. Menuang Saos Pada Piring………………………………………………………...29

Gambar 5.6. Menyiapkan Dimsum Untuk Siap Disantap……………………………………….29


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dimsum merupakan salah satu makanan yang berasal dari negeri China, tepatnya di daerah
Tiongkok. Di negeri China, dimsum merupakan makanan ringan, dimsum biasanya disajikan
sebagai hidangan untuk sarapan. Di Indonesia sendiri dimsum merupakan produk olahan yang
cukup populer serta memiliki banyak penggemar, terbukti telah banyak bermunculan restoran-
restoran yang menyajikan panganan tradisional yang berasal dari China ini. Pengolahan dimsum
dapat dilakukan dengan cara dikukus, digoreng, direbus, dan dipanggang. Karakteristik rasa yang
dimiliki dimsum biasanya asin serta gurih karena dimsum dengan rasa manis biasanya tidak
dihidangkan sebagai hidangan sarapan, namun sebagai camilan. Dimsum yang melalui proses
pengukusan memiliki tekstur yang lembut, dan apabila digoreng memiliki tekstur yang cukup
renyah. Beberapa jenis dimsum yang dikukus contohnya berupa pao, hakau, dumpling dan
kaicak. Sementara jenis dimsum yang digoreng salah satu contohnya seperti kaki naga, seafood
parcel, ham sui kok, dan wu kok (Soechan, 2006).
Salah satu produsen yang memproduksi dimsum adalah “Dimsum Sukamakanmalang”, dengan
produk unggulannya adalah dimsum ayam. Dimsum Sukamakanmalang didirikan oleh Diva Son
ya Aprilia pada tahun 2022. Diva adalah seorang mahasiswa dari Universitas Widyagama Malan
g jurusan manajemen yang sangat menyukai dunia kulineran, dari sinilah pengetahuan cara
membuat dimsum ditekuni oleh salah satu mahasiswa Universitas Widyagama tersebut.
Kemudian tak lama dari menekuni pembuatan dimsum akhirnya mahasiswa tersebut mengolah
dimsum sendiri dan merintis usaha dari berdagang rumah ke rumah hingga sekarang dapat
membuka usaha dimsum. Dalam menjalankan produksi Dimsum Sukamakanmalang, mahasiswa
tersebut memiliki 5 karyawan, 4 orang dibagian produksi dan 1 orang bekerja sebagai admin pen
erima pesanan. Produk dimsum ayam yang diproduksi oleh Dimsum Sukamakanmalang belum
mengantungi izin berupa sertifikasi halal MUI dan belum memiliki izin P-IRT.
Standar mutu dimsum ayam yang baik adalah bentuknya sempurna dan utuh, tidak kering dan m
oist, rasanya enak dan segar. Selama melakukan proses produksi, Dimsum Sukamakanmalang m
asih memiliki kendala dalam beberapa hal seperti bentuknya yang tidak sempurna, layout tempat
yang masih kurang tepat dan juga belum memperhatikan Sanitasi Standar Operasional Prosedur a
tau SSOP. Maka dari itu agar Dimsum Sukamakanmalang dapat meningkatkan mutu produknya
serta dapat sesuai dengan standar, perlu diterapkan adanya pengendalian mutu dari proses bahan
baku datang hingga produk dimsum jadi. Langkah yang dilakukan untuk melakukan pengedalian
mutu adalah dengan penerapan konsep cara produksi pangan yang baik (CPPB).
Cara produksi pangan yang baik merupakan salah satu faktor penting untuk memenuhi standar m
utu atau persyaratan keamanan pangan. CPBB sangat berguna bagi kelangsungan hidup industri
pangan baik yang berskala kecil, sedang hingga yang berskala besar. Melalui CPBB ini, industri
pangan dapat menghasilkan pangan yang bermutu timggi, layak dikonsumsi dan aman bagi kese
hatan. Dengan menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, kepercayaan ma
syarakat niscaya akan meningkat, dan industri pangan yang bersangkutan dapat berkembang pesa
t. Dengan berkembangnya industri pangan yang menghasilkan pangan bermutu serta aman untuk

1
di konsumsi, maka masyarakat pada umumnya akan terlindungi dari penyimpangan mutu pangan
dan bahaya yang mengancam kesehatan (BPOM, 2012).
Berdasarkan latar belakang yang telah ada tersebut, dilakukan penyusunan tugas dari mata kuliah
pengantar bisnis dengan judul “Bisnis Dimsum Ayam” oleh produsen Sukamakanmalang, JL Ma
yjend Sungkono GG 6, Malang.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah dalam proposal ini, diantaranya:
1. Bagaimana dasar teori tentang makanan dimsum yang dikemukakan oleh para peneliti?
2. Bagaimana deskripsi produk yang telah dibuat?
3. Penelitian siapa yang mendasari adanya makanan dimsum?
4. Bahan dan alat apa saja yang dibutuhkan untuk pengolahan dimsum?
5. Bagaimana proses pengolahan dimsum?
6. Biaya apa saja yang digunakan untuk menentukan keuntungan atau kerugian suatu produk?
7. Bagaimana promosi yang baik untuk mempromosikan suatu produk?
8. Bagaimana strategi pemasaran yang baik agar bisnis dikenal banyak orang?
9. Hal apa saja yang diperlukan untuk membuka bisnis baru?
10. Bagaimana perhitungan untuk menganalisis keuangan bisnis?
C. Tujuan
Adapun beberapa tujuan dalam proposal ini, diantaranya:
1. Untuk mengetahui dasar teori tentang makanan dimsum yang dikemukakan oleh para peneliti
2. Untuk mengetahui deskripsi produk yang telah dibuat
3. Untuk mengetahui penelitian yang mendasari adanya makanan dimsum
4. Untuk mengetahui bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pengolahan dimsum
5. Untuk mengetahui proses pengolahan dimsum
6. Untuk mengetahui biaya apa saja yang digunakan untuk menentukan keuntungan atau kerugia
n suatu produk
7. Untuk mengetahui promosi yang baik dalam mempromosikan suatu produk
8. Untuk mengetahui strategi pemasaran yang baik agar bisnis dikenal banyak orang
9. Untuk mengetahui hal apa saja yang diperlukan dalam membuka bisnis baru

2
10. Untuk mengetahui perhitungan dalam menganalisis keuangan bisnis

D. Manfaat

Adapun beberapa manfaat dari didirikannya usaha “Dimsum Ayam” yaitu:


1. Untuk memenuhi tugas kuliah pengantar bisnis
2. Mencoba aktif dalam bidang bisnis dan kewirausahaan
3. Mengembangkan salah satu makanan khas China dengan inovasi baru
4. Menjalin relasi antara pelanggan
5. Mendapatkan keuntungan atau laba

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Dimsum merupakan makanan dari daerah Tiongkok yang cukup populer di Indonesia. Dimsum d
isajikan dalam bentuk snack berukuran kecil, baik dengan cara dikukus maupun digoreng (Kah,
2014). Dimsum apabila dikukus memiliki tekstur yang lembut, dan apabila digoreng memberika
n tekstur yang renyah, sehingga dimsum sangat digemari oleh remaja putri.
Dimsum adalah istilah dari bahasa kantonis yang artinya adalah “makanan kecil “. Banyak faktor
yang menyebabkan dimsum disukai di Indonesia selain karena estetika keindahan bentuknya, di
msum memiliki rasa yang enak, banyak variasi, dimsum juga merupakan alternatif makanan seha
t karena teknik pengolahan dimsum sebagian besar adalah dengan cara dikukus. Umumnya dims
um yang ada di pasaran saat ini menggunakan bahan baku ayam.
B. Taksonomi Ayam
Hirarki klasifikasi ayam menurut Rose (2001) adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : G.gallus
Upaspesies : G.g. domesticus

Gambar 2.1 Ayam

C. Deskripsi Produk

4
Dimsum adalah suatu produk olahan inovasi hasil peternakan. Dimsum disini memiliki kandunga
n gizi yang sangat tinggi tergantung dengan cara pengelolaannya. Gizi yang tekandung dalam di
msum terbagi atas 2,64 gram lemak, 9,56 gram karbohidrat, 11,55 gram protein, 435 miligram so
dium, dan 188 miligram kalium (Condro, Wisniaty. 2022).
Makanan khas China yang diolah dengan cara dikukus ini memiliki manfaat luar biasa bagi kese
hatan. Salah satunya ayam, bahwa ayam akan kandungan vitamin B6 yang sangat dibutuhkan tub
uh untuk memetabolisme karbohidrat, lemak dan protein, memproduksi sel darah merah, serta m
emperkuat sistem kekebalan tubuh. Ayam bisa memberikan hampir 36% dari seluruh kebutuhan
harian vitamin B6. Tak hanya menjaga metabolisme, dimsum juga bermanfaat untuk membuat k
ulit, kuku, dan rambut lebih sehat.
Dimsum yang dibuat pada proposal ini berisi daging ayam, telur, udang, dan wortel. Motto dari p
roduk olahan yang dibuat yaitu “Bergetar Disetiap Gigitannya.” Dengan mengusung nama dan m
otto produk yang telah dijelaskan. Dimsum ayam di desain dengan rasa pedas dengan menambah
kan cabe rawit pada adonannya, sehingga menghasilkan dimsum yang pedasnya akan membuat b
ergetar disetiap gigitannya.
D. Penelitian Yang Mendasari
Survei oleh Kementerian Pertanian RI (2015) didapatkan bahwa konsumsi olahan daging ayam d
i tingkat nasional berkembang sangat pesat, yang didapati rata-rata tiap tahunnya sebesar 10,28%.
Beberapa produk olahan daging yang memiliki permintaan tinggi dan minat konsumen paling ti
nggi di pasaran antara lain nugget, dimsum, bakso dan sosis (Anggraeni dkk., 2014). Hal ini men
gungkapkan bahwa dimsum menjadi salah satu produk pangan olahan yang memiliki potensi bes
ar dan layak untuk dikembangkan.
Penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Lita (2016) yang menggunakan bahan baku utama aya
m dalam pembuatan dimsum jenis siomay yang didapatkan kadar serat pada perlakuan terbaik se
besar 7,53%. Beberapa penelitian mengenai dimsum dan olahan sejenis seperti siomay telah ban
yak dilakukan diantaranya oleh Murdiasa dkk., (2021) yaitu penambahan ayam pada adonannya
10% pada siomay ayam menghasilkan kadar serat kasar 1,11 % dan aktivitas antioksidan 11,10%.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam hal ini dapat dilakukan inovasi produk pangan olahan
berupa dimsum jamur yang ditambahkan daun kelor dan daging ayam sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kandungan nilai gizi dari dimsum.
E. Bahan Pembuatan Dimsum
2.1. Ayam
Penelitian ayam pedaging yang dipelihara oleh peternak binaan (plasma) dari PT. Surya Mitra Fa
rm melalui kemitraan dengan menggunakan sistem kandang open house. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode percobaan, yaitu dengan membandingkan penampilan produk
si ayam pedaging yang dipelihara pada kandang panggung dan kandang bertingkat. Melakukan s
urvei dan observasi untuk pengambilan data yang berkaitan dengan penampilan produksi ayam p
edaging. Hasil analisis dengan uji T menunjukkan bahwa sistem lantai kandang panggung dan k
andang bertingkat berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot badan, PBB, FCR, deplesi dan t
idak berbeda nyata (P>0,05) pada konsumsi pakan (Suarjaya., dkk 2010).

5
2.2. Telur
Telur sebagai bahan biologi merupakan sumber nutrien kompleks yang lengkap bagi pertumbuha
n sel yang dibuahi (Santoso dan Wijanarko, 1982). Telur secara alami disiapkan untuk menunjan
g kehidupan serta perkembangan embrio dengan sempurna. Telur selain dibungkus dengan kulit
keras yang berfungsi sebagai pelindung, juga dilengkapi dengan bahan makanan yang lengkap.
(Muchtadi dkk., 2010)
Menurut Nuryati dkk (2000) menyatakan bahwa telur terdiri atas enam bagian penting, yaitu kera
bang telur, selaput kerabang, putih telur, kuning telur, tali kuning telur, dan sel benih. Sedangkan
Hartono dan Isman (2010) menyatakan bahwa struktur telur terdiri atas empat bagian penting, ya
itu selaput membran, kerabang, putih telur, dan kuning telur. Telur merupakan bahan pangan yan
g padat gizi dan enak rasanya, mudah diolah serta harganya relatif murah jika dibandingkan deng
an sumber protein hewani lainnya. Bagi anak-anak, remaja maupun dewasa, telur merupakan ma
kanan ideal dan sangat mudah didapatkan. Telur memiliki komposisi zat gizi yang lengkap (Sus
wono dan Sedyaningsih, 2010).
2.3. Udang
Udang adalah komoditas perikanan andalan Indonesia yang menjadi komoditas ekspor. Terdapat
beberapa jenis udang yang banyak dipelihara petambak di Indonesia yaitu udang windu, udang v
aname, udang api-api, udang putih, dan udang galah. Udang budidaya yang dikaitkan dengan pas
ar ekspor Indonesia adalah udang windu dan udang vaname, sedangkan jenis udang lainnya digu
nakan untuk keperluan pasar dalam negeri (Kementerian Perdagangan, 2013). Penelitian ini dilak
ukan oleh Kementerian Perdagangan guna pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang di lautan
agar dapat dianalisis perbedaannya.
2.4. Wortel
Wortel (Daucus Carota) tanaman sayuran umbi semusim yang berbentuk semak. Umbi wortel m
emiliki kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh terutama vitmain dan mineral sehingga sayur
an ini baik sekali dan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi dalam menu sehari-hari guna mencuk
upi kebutuhan vitamin dan mineral yang esensial bagi tubuh. Produksi wortel berfluktuasi sepanj
ang tahun, namun sewaktu-waktu dapat mengalami produksi yang melimpah ataupun sebaliknya
yakni kekurangan (Asgar, 2006). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deviurianty dalam Singal
(2011) melaporkan bahwa wortel memiliki daya simpan yang cukup lama yaitu 6-8 bulan dengan
kadar air <8%, sehingga wortel akan awet dan luas pemanfaatannya sebagai bahan pangan.
2.5. Bawang putih
Bawang putih (Allium Sativum L) merupakan salah satu tanaman sayuran umbi yang banyak dita
nam diberbagai negara di dunia. Di Indonesia bawang putih memiliki banyak nama panggilan se
perti orang Manado menyebutnya lasuna moputi, orang Makasar menyebut lasuna kebo dan oran
g Jawa menyebutnya bawang (Wibowo, 2007).
Masyarakat pada umumnya hanya memanfaatkan bagian umbi saja, utamanya hanya sebagai bu
mbu dapur. Hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa bawang putih memiliki potensi sebag
ai bahan baku obat-obatan untuk menyembuhkan berbagai penyakit (Samadi, 2000).

6
2.6. Kulit pangsit
Kulit pangsit merupakan makanan yang berguna untuk membungkus berbagai isian. Isian dari pa
ngsit ada banyak, mulai dari sayur, daging ayam, daging sapi, ikan, hingga daging babi cincang.
Kulit pangsit berasal dari olahan tepung terigu dan telur yang kemudian dipipihkan menjadi berb
agai lembaran. Beberapa faktor yang dilaporkan mempengaruhi kualitas kulit pangsit adalah kan
dungan protein dalam tepung terigu, garam, jenis pati, kondisi proses seperti jumlah air yang dita
mbahkan, lama pengadukan, proses penggorengan, dan pembekuan (Fu, 2007; Tan, 2009). Adon
an kulit pangsit yang baik memiliki warna kuning cerah, permukaannya halus, memiliki cooking
tolerance, dan tahan terhadap cracking selama pembekuan (Hou, 2010).
2.7. Daun bawang
Bawang daun (Allium Fistulosum) adalah salah satu jenis tanaman yang digolongkan ke dalam je
nis sayuran daun karena berbentuk rumput dengan struktur tubuh yang terdiri dari akar, batang se
mu dan daun. Bawang daun dapat tumbuh dengan optimal jika struktur tanah mendukung, yaitu
dengan tersedianya nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pemberian pupuk kandang
ayam, kambing atau sapi dapat memperbaiki struktur tanah dan mendorong perkembangan popul
asi mikroorganisme tanah. Rendahnya bahan organik dalam tanah akan menyebabkan pencucian
unsur hara sehingga tidak tersedia bagi tanaman (Brady, 1997).
2.8. Minyak
Minyak goreng adalah bahan pangan dengan komposisi utama trigliserida yang berasal dari baha
n nabati dengan tanpa perubahan kimiawi termasuk hidrogenasi, pendinginan dan telah melalui p
roses rafinasi atau pemurnian yang digunakan untuk menggoreng (Risti, 2016). Penelitian ini dila
kukan untuk menguji penggunaan minyak goreng dan pemenuhan syarat mutu minyak goreng pa
da penjaja makanan di food court UAI melalui analisis penggunaan dan syarat mutu minyak gore
ng. Analisis penggunaan minyak goreng dilakukan dengan mensurvei kantin di food court UAI y
ang menggunakan minyak goreng untuk membuat menu dagangannya, sedangkan analisis syarat
mutu minyak goreng dilakukan berdasarkan analisis kadar air, asam lemak bebas, dan bilangan i
od.
2.9. Kaldu bubuk
Kaldu merupakan produk yang diperoleh dari daging sapi atau daging unggas dengan cara mema
sak bahan yang kaya protein dan air, dengan atau tanpa penambahan bumbu, lemak yang dapat d
imakan, natrium klorida dan rempah-rempah untuk meningkatkan rasa (BSN, 1996). Penelitian i
ni dilakukan oleh BSN guna pada saat bahan makanan baru dihidangkan, yang dinilai tidak hany
a dari aspek nutrisi, fungsional dan harga, tetapi flavor juga merupakan salah satu faktor yang di
perhitungkan oleh konsumen.
2.10. Garam
Garam merupakan komoditas yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Selain untuk kons
umsi, garam banyak diperlukan dalam beberapa industri, diantaranya untuk pengawetan dan cam
puran bahan kimia. Banyaknya kebutuhan garam membuat negara harus memproduksi untuk me
menuhi kebutuhan garam nasional. Ditunjang oleh kekayaan alam yang menjadi modal utama pr

7
oduksi garam, Indonesia seharusnya mampu untuk memproduksi garam sendiri, namun pada ken
yataannya Indonesia masih mengimpor garam (Ardiyanti, 2016).
2.11. Lada bubuk
Lada atau pepper (Piper Nigrum L) disebut juga dengan merica, merupakan jenis tanaman yang
banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah menjadi pepper oil, jenis lada yang
umum dikenal orang - orang yaitu adalah jenis lada putih dan lada hitam, tanaman lada ini merup
akan salah satu komoditas rempah-rempah yang mempunyai prospek cukup cerah bagi peningkat
an pendapatan petani dan penambah devisa negara, peranan lada sebagai penghasil devisa adalah
terbesar dalam kelompok rempah dan kelima setelah karet, teh, kelapa sawit dan kopi. Dari lapor
an Kementrian Perdagangan tanaman lada ini merupakan salah satu komoditas perdagangan duni
a dan lebih dari 80% hasil produksi lada Indonesia diekspor ke luar negri.
2.12. Tepung maizena
Pati jagung atau maizena merupakan salah satu produk dari hasil pengolahan jagung pasca panen.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan tepung maizena terhadap dimsum t
erhadap mutu organoleptik kadar proteindan kadar air. Jenis penelitian ini bersifat eksperimental
yaitu dengan rancangan percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah rancangan acak l
engkap (RAL), yang terdiri dari adonan ayam dan tepung maizena (Winarno, 1988).
F. Proses Pengolahan Dimsum
Memasak adalah kegiatan menyiapkan makanan untuk dimakan dengan cara memanaskan pada
bahan makanan agar bahan makanan tersebut bisa dikonsumsi. Teknik dasar pengolahan
makanan merupakan mengolah bahan mentah menjadi makanan yang dapat dikonsumsi dengan
berbagai teknik atau cara (Pratiwi, 2013). Menurut Glencoe (2010) teknik memasak yang
digunakan akan mempengaruhi nilai gizi, rasa, tekstur, warna, aroma dan tampilan dari hasil
masakan. Cara pengolahan yang dilakukan untuk menghasilkan dimsum yang baik adalah
dengan mengukus, yaitu memasak dengan menggunakan uap air dan menggunakan alat seperti
kukusan, dandang, panci, dan lain-lain.
G. Biaya
Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan terhadap sumber ekonomi yang dinyatakan dalam bentu
k satuan uang, di mana hal tersebut sudah terjadi atau mungkin akan terjadi dalam upaya suatu p
erusahaan untuk mendapatkan barang atau jasa (Purwaji dkk, 2018). Menurut Dunia dkk (2018),
biaya merupakan suatu pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa yang bermanfaat di wa
ktu yang akan datang, atau memiliki kegunaan lebih dari satu periode akuntansi. Biaya merupaka
n suatu objek yang oleh akuntansi biaya diproses hingga menghasilkan dua penafsiran, yaitu: sec
ara luas dan sempit (Mulyadi, 2018). Secara luas, biaya yaitu suatu bentuk pengorbanan sumber
ekonomi, yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang, dan sudah atau yang berpotensi akan terjad
i dengan target tertentu. Jadi, di dalam penafsiran biaya tersebut terkandung 4 komponen pokok,
yaitu:
1. Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan sumber ekonomi
2. Dinyatakan dalam bentuk satuan uang

8
3. Yang sudah terjadi atau yang berpotensi akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut memiliki target tertentu
 Konsep Biaya
Konsep dari biaya adalah different costs for different purposes yang bermakna ketika tujuan yan
g ingin dicapai berbeda, maka klasifikasi biaya yang digunakan tidak akan sama. Menurut Riway
adi (2017), tujuan yang berbeda menandakan akan ada perbedaan dalam pengambilan keputusan.
Suatu usaha tidak dapat mengaplikasikan satu klasifikasi biaya saja untuk mengambil setiap kepu
tusan yang ada di perusahaan karena setiap keputusan yang diambil memiliki tujuan yang berbed
a.
 Klasifikasi Biaya
Menurut Purwaji dkk (2018), klasifikasi biaya merupakan proses pengelompokan dari seluruh ko
mponen biaya secara lebih ringkas dan sistematis agar penjelasan yang diberikan lebih akurat da
n bermanfaat. Menurut Siregar dkk (2017), pengklasifikasian biaya secara berbeda diperlukan un
tuk memberi informasi yang berbeda untuk melayani kebutuhan manajerial yang berbeda meskip
un bersumber pada transaksi yang sama. Biaya dapat diklasifikasikan menjadi (Mulyadi, 2018) :
1. Biaya produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang digunakan pada proses mengolah bahan baku menja
di produk jadi. Berdasarkan objek pengeluarannya, biaya tersebut dibedakan menjadi 5 bagian, y
aitu:
~ Biaya bahan baku
Bahan baku merupakan bahan yang diolah menjadi bagian produk selesai dan penggunaanya dap
at diidentifikasi atau ditelusuri atau suatu yang melekat pada suatu produk. Biaya bahan baku ada
lah biaya untuk bahan baku yang langsung digunakan pada proses produksi.
~ Biaya tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang terjun secara langsung dalam pengerjaan barang
jadi dengan penggajian sesuai dengan jumlah unit produk yang dihasilkan atau sesuai dengan ja
m kerja. Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya tenaga kerja yang dapat secara mudah da
n akurat ditelusuri ke produk, dalam hal ini, upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung.
~ Biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya produksi kecuali biaya bahan langsung dan biaya ten
aga kerja langsung, sehingga biaya overhead pabrik berupa komponen biaya, seperti biaya bahan
baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi tidak langsung lainny
a. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya utama (prime cost), sedan
gkan biaya overhead pabrik disebut dengan istilah biaya konversi (conversion cost), biaya yang b
erguna untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi.
~ Biaya pemasaran

9
Biaya pemasaran yaitu biaya yang digunakan untuk merealisasikan aktivitas dari pemasaran prod
uk.
~ Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang digunakan untuk mengatur seluruh aktivitas pro
duksi serta pemasaran produk.
2. Biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Biaya dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu:
~ Biaya langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang timbul akibat dari adanya objek yang harus ditanggung biayan
ya. Apabila objek yang menjadi tanggungan tersebut tidak ada, maka biaya langsung tersebut tid
ak timbul, sehingga biaya langsung akan mudah untuk ditelusuri dengan objek yang menjadi tan
ggungan biayanya. Biaya produksi langsung berupa biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja lan
gsung. Biaya langsung departemen adalah seluruh biaya yang timbul pada suatu departemen.
~ Biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Biaya tidak langsung merupakan biaya yang timbulnya tidak hanya bersumber dari objek yang m
enjadi tanggungan biayanya. Biaya tidak langsung dalam kaitannya dengan produk disebut biaya
produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Dalam kaitannya dengan departemen, biaya
tidak langsung adalah biaya yang timbul pada suatu departemen, namun manfaatnya dirasakan ol
eh lebih dari satu departemen.
3. Biaya volume aktivitas
Biaya dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu:
~ Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah sejajar dengan perubahan volume aktivitas
nya.
~ Biaya semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubahnya tidak sejajar dengan perubahan volume aktivit
asnya. Biaya semivariabel terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
~ Biaya semifixed
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume tertentu dan berubah sejajar dala
m volume produksi tertentu.
~ Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap pada kisaran volume kegiatan tertentu.
4. Biaya berdasarkan jangka waktu manfaatnya

10
Biaya dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
~ Pengeluaran modal (Capital Expenditures)
Pengeluaran modal merupakan biaya yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akunta
nsi. Pengeluaran tersebut pada saat terjadinya akan dibebankan sebagai suatu aset, dan kemudian
pada tahun berikutnya yang masih merasakan manfaatnya akan diperhitungkan depresiasi, amorti
sasi, atau deplesinya.
~ Pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditures)
Pengeluaran pendapatan merupakan biaya yang memiliki masa manfaaat hanya pada masa perio
de akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Ketika terjadinya pengeluaran pendapatan, pengelu
aran tersebut akan dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang didapat
kan dari pengeluaran tersebut.
 Sistem Penentuan Biaya
Menurut Siregar dkk (2017), sistem penentuan biaya adalah metode untuk mengalokasikan biaya
ke produk, melalui rekapitulasi biaya.
1. Pembebanan biaya untuk masing-masing unit produksi dapat dikelompokkan menjadi 3 sistem,
yaitu (Purwaji dkk, 2018):
~ Sistem biaya sesungguhnya (Actual Cost System)
Sistem yang sesungguhnya adalah metode perhitungan biaya yang mana biaya dibebankan pada
produk ketika biaya tersebut telah terjadi atau biaya yang sesungguhnya telah dimanfaatkan, info
rmasi biaya diakumulasikan sejumlah biaya yang sungguh-sungguh terjadi, namun masih harus
menanti hingga kegiatan produksi dalam suatu periode telah selesai dilaksanakan, sehingga peny
ajian laporan biaya historis dilakukan setelah semua aktivitas operasional selesai atau dilakukan
pada akhir periode akuntansi. Tujuan sistem biaya ini adalah menentukan biaya atas produk atau
jasa secara tepat dan akurat.
~ Sistem biaya yang ditentukan di muka (Standard Cost System)
Sistem biaya yang ditentukan dimuka adalah metode perhitungan biaya yang dibebankan pada pr
oduk sebelum proses produksi atau aktivitas jasa mulai dikerjakan. Sistem perhitungan biaya yan
g ditentukan di muka tersebut dapat dijadikan sebagai standar melalui penentuan besarnya tarif (s
tandar harga dan standar kuantitas). Di sisi lain, biaya sesungguhnya juga dapat dilakukan pencat
atan, sehingga apabila terdapat selisih antara biaya sesungguhnya dan biaya yang ditentukan di m
uka dapat dilakukan analisis untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih tersebut. Penentuan si
stem biaya ini digunakan manajemen sebagai alat perencanaan dan pengendalian biaya.
 Metode Penentuan Biaya
Metode penentuan harga pokok produksi merupakan teknik mengukur komponen-komponen bia
ya dalam biaya produksi, yang terbagi dalam 2 pendekatan, yaitu:
1. Full Costing

11
Full costing adalah teknik penetapan biaya produksi yang mengestimasi seluruh komponen biaya
produksi ke dalam biaya produksi, yang berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, d
an biaya overhead pabrik, baik yang berperan sebagai variabel maupun tetap.
2. Variable Costing
Variable costing adalah teknik penetapan biaya produksi dimana hanya fokus untuk memperhitu
ngkan biaya yang berperan sebagai biaya produksi variabel ke dalam biaya produksi yang berupa
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.
 Harga Pokok Produksi
Menurut Mulyadi (2018), harga pokok produksi yaitu seluruh biaya yang timbul untuk mengolah
bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Harga pokok produksi merupakan penju
mlahan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Jadi,
biaya yang terjadi dalam proses produksi merupakan biaya produksi (Riwayadi, 2017)
H. Model Kemasan Yang Digunakan
Kotler (2000) menjelaskan bahwa kemasan mulai dianggap penting dalam strategi pemasaran, se
lain produk (Product), harga (Price), tempat (Place), dan Promosi (Promotion). Kemasan memili
ki peranan yang sangat penting bagi sebuah produk. Untuk itu perancangan ini dilakukan dengan
re-desain kemasan agar mampu mendukung citra dari produk dimsum yang kami buat.
Seiring perkembangan jaman, semakin banyak bahan kemasan seperti kulit, kain, kayu, batu, ker
amik dan kaca. Tetapi kemasan masih terkesan seadanya dan berfungsi sebagai pelindung barang
atau mempermudah barang untuk dibawa. Tampilan dari kemasan itu sendiri juga harus lebih dis
empurnakan. Agar dapat lebih menonjolkan barang dagangan, kemasan memerlukan ciri khasnya
sendiri meski ditampilkan dalam jumlah banyak. Penempatan kemasan di sepanjang rak penjuala
n akan menciptakan menonjolkan produk tersebut sehingga dapat menyampaikan pesan dan men
arik perhatian mata konsumen. Di samping itu, saat ini yang dicari kebanyakan masyarakat buka
nlah kemasan yang hanya menarik dan unik saja melainkan yang memiliki ciri khas daerahnya.
Untuk itu kami membuat model kemasan dengan menggunakan plastik karena pengemasan atau
pembungkusan produk sangat fleksibel, praktis dan terjangkau dengan berbagai macam bentuk y
ang bisa dibuat sesuai kebutuhan.
I. Promosi
Promosi adalah teknik menyampaikan informasi yang digunakan perusahaan kepada organisasi a
tau seseorang dengan tujuan terjadi transaksi jual beli (Daryanto, 2013:104).
 Fungsi Promosi
Promosi mempunyai fungsi yang sangat penting bagi suatu perusahaan, yaitu untuk memberikan
informasi, membujuk, mengingatkan, menambah nilai, dan membantu penjualan (Kertamukti, 20
15:156).
1. Memberikan informasi (informing)

12
Promosi membuat konsumen sadar akan produk - produk baru, memberi tahu konsumen tentang
berbagai fitur dan manfaat sebuah merek pada produk, serta memfasilitasi penciptaan citra sebua
h perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa tersebut.
2. Membujuk (persuading)
Promosi yang baik akan mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang dita
warkan.
3. Mengingatkan (reminding)
Promosi menjaga agar produk-produk dari sebuah perusahaan agar tetap segar dalam ingatan par
a konsumen.
4. Menambah nilai (adding value)
Promosi yang efektif dapat menyebabkan sebuah produk dipandang lebih elegan, lebih bergaya, l
ebih bergengsi dan dapat lebih unggul dari tawaran pesaing.
5. Membantu (assisting)
Promosi membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawasi proses penjualan produk-produk per
usahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak
personal dengan para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat dihe
mat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi informasi kepada prospek tentan
g keistimewaan dan keunggulan produk jasa.
 Bauran Promosi
Bauran promosi merupakan perpaduan khusus dari alat yang digunakan perusahaan untuk meyak
inkan nilai komunikasi dengan konsumen (Kotler dan Amstrong, 2012:432). Menurut Dharmesta
dkk (2012:245), empat variabel dari bauran promosi yaitu periklanan, penjualan perseorangan, p
ublisitas, dan promosi penjualan.
1. Periklanan (advertising)
Periklanan adalah komunikasi non-individual dengan sejumlah biaya melalui berbagai media yan
g dilakukan oleh perusahaan lembaga non laba maupun individu.
2. Penjualan perseorangan (personal selling)
Penjualan perseorangan adalah hubungan antar individu yang saling tatap muka guna menciptaka
n dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.
3. Publisitas (publicity)
Adanya beberapa informasi tentang produk yang ditawarkan dengan cara disebarluaskan ke mas
yarakat melalui media tanpa dipungut biaya.
4. Promosi penjualan (sales promotion)

13
Suatu kegiatan yang mendorong efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggun
akan alat bantu seperti peraga, pameran, demonstrasi, dan sebagainya.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini dilaksanakan pada :
Hari : Kamis

14
Tanggal : 30 Maret 2023
Waktu : 13.00-18.00
Tempat : JL Mayjend Sungkono GG 6, Malang
B. Jenis Kegiatan
Penjualan olahan “Dimsum Sukamakanmalang” oleh produsen.
C. Alat dan Bahan
1. Ayam 6. Bawang putih 11. Lada bubuk 16. Sendok
2. Telur 7. Kulit pangsit 12. Garam 17. Baskom
3. Udang 8. Daun bawang 13. Pisau 18. Piring
4. Wortel 9. Kaldu bubuk 14. Talenan 19. Kukusan
5. Minyak 10. Tepung maizena 15. Parutan 20. Wajan
D. Proses Pembuatan
1. Untuk langkah awal, silahkan haluskan bawang merah dan bawang putih lalu campurkan deng
an daging ayam cincang.
2. Lanjutkan dengan mengupas wortel, cuci bersih lalu parut.
3. Kemudian siapkan wadah yang bersih lalu tuangkan campuran bawang dan daging. Kemudian
campur dengan semua bahan kecuali saus cabai, maizena dan air.
4. Ambil selembar kulit pangsit, olesi minyak lalu isi dengan campuran daging dan parutan worte
l. Lipat bagian ujung kulit pangsit.
5. Ulangi hingga kulit pangsit habis.
6. Kukus dimsum ayam sampai matang lamanya sekitar 45 menit.
7. Angkat dan tunggu sedikit dingin.
8. Buat saus dengan cara panaskan saus cabai lalu tuangkan tepung maizena yang sudah dicampu
r air. Tuangkan sedikit demi sedikit agar tidak menggumpal. Tambahkan sedikit garam untuk me
mantapkan rasa.
9. Sajikan dimsum bersama sausnya.
E. Nama dan Arti Label
Bisnis Dimsum yang produsen buat memiliki nama label yakni sukamakann.mlg. Asal nama labe
l tersebut menurut produsen yang membuatnya yaitu diawali dengan penduduk sekitarnya banya
k penjual yang sukses akan bisnisnya. Produsen yang membuat bisnis sukamakann.mlg ini juga t
ertarik pada bidang kuliner. Akhirnya, produsen memustuskan untuk mencoba bisnis makanan y

15
ang dapat digunakan sebagai lauk dan dapat digunakan sebagai cemilan. Dari situlah munculnya
ide-ide bisnis pembuatan bisnis Dimsum Ayam yang terletak di kota Malang.

Gambar 3.1 Logo

F. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran dalam usaha ini yaitu dengan promosi usaha melalui door to door atau menju
al produk kepada konsumen secara langsung. Selain itu, promosi juga dilakukan secara online m
elalui media sosial.
~ Menjaga kualitas produk
~ Membuat event untuk memancing keramaian agar mengenal produk Sukamakanmalang
~ Mencetak dan menyebarkan brosur atau iklan
~ Menempelkan iklan pada tempat-tempat keramaian
~ Membuat program diskon secara berkala
G. Sasaran Pasar
Sasaran dari usaha “Sukamakanmalang” ini yaitu kepada semua kalangan masyarakat dimulai da
ri anak kecil hingga orang dewasa. Sasaran usaha Dimsum Ayam adalah para mahasiswa, masy
arakat umum, serta penduduk sekitar Malang. Dilihat dari jumlah mahasiswa, dan masyarakat ko
ta Malang sejumlah ± 843.810 orang. Maka kami ambil sekitar 15 % dari jumlah penduduk keca
matan purwodadi 70.601 orang dan kota grati sebesar 79.512 orang.
H. Konsep bisnis
Dimsum ayam merupakan adaptasi dari olahan makanan asal China yaitu Dimsum. Bahan dasar
dimsum ini menggunakan daging ayam dan juga penambahan variasi cabai rawit yang akan meni
mbulkan efek pedas. Dimsum yang dibuat memiliki level pedas yang berbeda sesuai selera dan k
einginan konsumen. Inovasi ini disesuaikan oleh budaya masyarakat yang sebagian besar menyu
kai makanan pedas.
I. Deskripsi dan Keunggulan Produk
Dimsum dari ayam ditambah dengan sedikit udang membuat rasa dimsum menjadi lebih lezat. T
ak hanya itu, dimsum juga ditambahkan sayur-sayuran agar sehat untuk dikonsumsi. Dimsum me

16
mpunyai nilai keunikan sendiri jika dilihat dari bentuknya, sehingga mampu membuat siapa saja
yang melihat tertarik untuk membeli.
Kelebihan produk :
~ Kualitas ayam yang tinggi
~ Tanpa bahan pengawet
~ Harga terjangkau
~ Tekstur yang kenyal dan rasa yang lezat
J. Resiko Usaha
~ Harga bahan baku tidak stabil
~ Konsumen selalu menginginkan harga yang murah dengan kualitas yang maksimum
~ Produk tidak bertahan lama (jika tidak di masukan freezer)
K. Analisa Usaha
Analisa usaha pada suatu bidang usaha dapat dilihat dengan menggunakan analisa usaha. Analisa
usaha dalam bidang kuliner merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui sampai dimana
keberhasilan yang telah dicapai selama usaha kuliner itu berlangsung.
L. Potensi Bisnis
Produk ini memiliki peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Karena telah merebaknya kebiasaa
n masyarakat Indonesia untuk melakukan kulineran dengan berbagai makanan salah satunya Dim
sum. Dan diantaranya mereka terkadang merasa bosan dengan produk makanan yang itu-itu saja.
Dengan hal ini kami menyediakan produk makanan ringan dengan beraneka paduan rasa yang p
asti akan menarik perhatian masyarakat.
M. Tim
Penyusun :
1. Diva Sonya Aprilia Admin penerima pesanan
2. Dian Sonya Kristanti Produksi
3. Citra Ulima Produksi
4. Karina Mirza Savitri Produksi
5. M. Laksmana Surya wicaksono Produksi
N. Laporan Keuangan
 Biaya investasi

17
No. Uraian Ukuran Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1. Mika plastik 25 buah 240 6.000

2. Gas 1 buah 20.000 20.000

3. Isi staples 1 buah 2.000 2.000

Total biaya 28.000


Tabel 3.1 Biaya investasi

 Biaya tetap

No. Uraian Jumlah (Rp)

1. Biaya penggilingan 6.000

Total biaya 6.000


Tabel 3.2 Biaya tetap

 Biaya variabel

No. Uraian Ukuran Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)

1. Ayam 1 Kg 32.000 32.000

2. Udang 1/4 Kg 68.000 17.000

3. Telur 1 buah 2.000 2.000

4. Wortel 1 Kg 12.000 12.000

5. Bawang putih 1/4 Kg 32.000 8.000

6. Kulit pangsit 1 Kg 12.000 12.000

7. Daun bawang 1 tangkai 2.000 2.000

8. Minyak 1/2 liter 16.000 8.000

9. Kaldu bubuk 1 bungkus 6.000 6.000

10. Garam 1 bungkus 3.500 3.500

11. Lada bubuk 1 bungkus 1.000 1.000

12. Tepung maizena 1 bungkus 3.500 3.500

1. Transportasi (bensin) 1 liter 12.000 12.000

Total biaya 119.000

18
Tabel 3.3 Biaya variabel
Catatan :
Dalam satu kali produksi , dari 1 Kg ayam dapat menghasilkan 6 pack dimsum, per pack berisi 5
buah dimsum. Setiap bulan dapat dilakukan 4 kali produksi dalam pengolahannya. Sehingga dala
m satu bulan membutuhkan 4 Kg ayam dan diproduksi sebanyak 24 pack.
 Biaya variabel
Dari penjelasan diatas biaya variabel yang dikeluarkan produsen untuk produksi dimsum yakni s
ebesar Rp 119.000
 Biaya variabel per produk
Total biaya variabel perbulan : jumlah produk perbulan = Rp 119.000 : 24 pack = Rp 4.958
 Biaya variabel per satu kali produksi
Total biaya variabel per produk x jumlah produk = Rp 4.958 x 6 pack = Rp 29.748
 Biaya tetap per satu kali produksi
Biaya tetap perbulan : jumlah produksi = Rp 6.000 : 4 = Rp 1.500
 Biaya produksi
1. Total biaya produksi perbulan
Biaya tetap + biaya variabel perbulan = Rp 6.000 + Rp 119.000 = Rp 125.000
2. Total biaya produksi per satu kali produksi
Biaya tetap per satu kali produksi + biaya variabel per satu kali produksi = Rp 1.500 + Rp 29.748
= Rp 31.248
 Harga pokok produksi
Total biaya produksi per satu kali produksi : jumlah produk per satu kali produksi = Rp 31.248 :
6 pack = Rp 5.208
 Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh dalam usaha pengolahan 1 bulan yaitu dapat menghasilkan 24 pack s
etiap bulannya. Setiap produksi menghasilkan 6 pack. Satu pack dimsum ayam dijual dengan har
ga Rp 10.000. Bedasarkan perhitungan berikut :
Jumlah produk perbulan x harga jual = 24 pack x Rp 10.000 = Rp 240.000
Jumlah produk per satu kali produksi x harga jual = 6 pack x Rp 10.000 = Rp 60.000

19
 Untung dan rugi
1. Untung/rugi
Total pendapatan perbulan - total biaya produksi perbulan = Rp 240.000 - Rp 125.000 = Rp 115.
000
2. Keuntungan per produk
Untung/rugi : jumlah produk perbulan = Rp 115.000 : 24 pack = Rp 4.791
 Break event point (BEP)
Break event point merupakan nilai titik balik impas suatu usaha yang dijalankan dimana keadaan
usaha tersebut tidak mengalami untung maupun rugi. Nilai BEP terdiri dari rupiah dan unit (Suha
rsono, 2002).
BEP unit = biaya tetap : ( harga jual perproduk - biaya variabel perproduk)
= Rp 6.000 : ( Rp 10.000 - Rp 4.958)
= Rp 6.000 : Rp 5.042
= 1,19000
= 1 pack
Dari perhitungan BEP unit, penjualan dimsum ayam dapat mengalami titik impas apabila telah di
lakukan penjualan dimsum ayam sebanyak 1 pack
BEP rupiah = biaya tetap : 1-(biaya variabel : pendapatan)
= Rp 6.000 : 1-(Rp 119.000 : Rp 240.000)
= Rp 6.000 : 1-(0,495833)
= Rp 6.000 : 0,504167
= Rp 11.900
Dari perhitungan BEP rupiah, dapat diketahui bahwa usaha dimsum ayam dapat mengalami titik
impas apabila telah menghasilkan penjualan atau mendapatkan pendapatan sebesar Rp 11.900. O
leh karena itu, untuk menambahkan pendapat dimsum ayam, BEP unit harus diatas 1 pack dan B
EP rupiah harus diatas Rp 11.900
 Revenue cost ratio (R/C)
Revenue cost ratio digunakan untuk menilai layak atau tidaknya suatu usaha untuk dilanjutkan se
rta merupakan perbandingan antara pendapatan dan pengeluaran suatu usaha. Usaha dianggap m
enguntungkan jika nilai R/C lebih dari 1 (Kamsir, 2009).
R/C = Pendapatan perbulan : biaya produksi perbulan

20
= Rp 240.000 : Rp 125.000
= 1,92
R/C pada usaha dimsum ayam adalah 1,92 artinya pendapatan yang diperoleh usaha dimsum aya
m adalah pendapatan lebih besar daripada pengeluaran dan usaha dimsum ayam menguntungkan
serta layak untuk dilanjutkan
 Return of invesment (ROI)
ROI digunakan untuk mengukur presentase manfaat yang dihasilkan oleh suatu usaha dibanding
kan dengan biaya yang dikeluarkan. Apabila suatu usaha mempunyai ROI lebih besar daripada 0
maka proyek tersebut dapat diterima (Soekartawi, 2006)
ROI = Keuntungan perbulan : Biaya produksi perbulan x 100%
= Rp 115.000 : Rp 125.000 x 100%
= 0,92
Nilai ROI yang dihasilkan pada produksi usaha dimsum ayam adalah sebesar 0,92 artinya modal
yang dikeluarkan pada usaha ini dapat dikembalikn sebesar 0,92 dari keuntungan yang diperoleh
perbulan.
O. Analisis SWOT
~ Strenght (kekuatan)
1. Produk Dimsum Ayam ini mempunyai gizi tinggi karena berbahan baku ayam segar. Produk i
ni diolah dengan bumbu – bumbu alami dan tanpa bahan pengawet. Tidak seperti produk lainnya,
dimsum ini memiliki level kepedasan sesuai selera konsumen.
2. Kemasan yang disajikan menarik dan ramah lingkungan
3. Terdapat stiker yang menarik.
4. Cara pengolangan bersih dan rapi.
5. Pelayanan memuaskan, bisa melayani pesanan via sosial media.
~ Weakness (kelemahan)
1. Tidak bertahan lama karena tanpa bahan pengawet.
~ Opportunity (peluang)
1. Digemari oleh masyarakat
~ Threat (ancaman)
1. Harga bahan baku berubah-ubah atau tidak stabil
2. Banyak pesaing dengan produk yang sama

21
3. Harga cabai bisa mencapai tingkat hara yang tinggi
P. Promosi

Gambar 3.2 Promosi

Q. Penjualan

22
23
Gambar 3.3 Penjualan

24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembutan bisnis Dimsum yang diolah dengan cara dikukus ini memiliki manfaat luar biasa bagi
kesehatan. Salah satunya yaitu Dimsum Ayam, bahwa ayam akan kandungan vitamin B6 sangat
dibutuhkan tubuh untuk memetabolisme karbohidrat, lemak dan protein, memproduksi sel darah
merah, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Dengan menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, kepercayaan masyarak
at niscaya akan meningkat, dan industri pangan yang bersangkutan dapat berkembang pesat. Den
gan berkembangnya industri pangan yang menghasilkan mutu tinggi serta aman untuk dikonsum
si, maka masyarakat pada umumnya akan terlindungi dari penyimpangan mutu pangan dan baha
ya yang mengancam kesehatan.
Dalam upaya menjalankan bisnis ini perlu adanya pengalaman yang cukup agar bisnis tersebut d
apat mendatangkan keuntungan dan berjalan dengan baik. Perbedaan teknik dan cara pengemasa
n produk menjadi salah satu upaya untuk menarik konsumen. Sehingga meskipun banyak pesain

25
g di produk ini, maka akan menjadi minat tersendiri bagi para konsumen, karena teknik dan cara
pengemasannya berbeda dengan pembisnis yang lain.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam proposal ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan bacaan g
una menambah wawasan sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk pembuatan pro
posal berikutnya. Hanya sampai disinilah kemampuan kami dalam membahas materi bisnis yang
kami buat. Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat pada para penulis dan para pembaca
serta memberikan motivasi bagi mahasiswa lainnya agar mampu menuangkan ide-ide kreatif dan
inovatifnya kedalam suatu bidang usaha. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat memban
gun sangat diharapkan demi kesempurnaan proposal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni dkk., 2014. Olahan Produk Pangan. Yogyakarta: Nuha Medika


Asgar. 2006. Daucus Carota. Malang: Eprints.umm.ac.id
BPOM. 2012. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan. Jakarta: Sppirt.pom.go.i
d
Brady. 1991. Usaha Tani Daun Bawang. Yogyakarta: Kanisius
Condro, Wisniaty. 2022. Total Kalori Dimsum, Bolehkah Dikonsumsi Setiap Hari. Jakarta Barat:
Yoona
Daryanto. 2013:104. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Palembang: Eprints.polsri.ac.id
Gienioe. 2010. Pengaruh Nilai Gizi Terhadap Teknik Memasak. Medan: Digilib.unimed.ac.id
Kah. 2014. Jurnal Studi Penerimaan Konsumen Terhadap Dimsum. Pekanbaru: Jom.unri.ac.id

26
Kotler, Amstrong. 2012:432. Pengaruh Kualitias Produk Harga Dan Promosi. Surabaya: Journa
l.uc.ac.id
Kotler. 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran Manajemen. Jakarta: Prenhalindo
Muctadi dkk., 2010. Kualitas Telur Ayam Ras. Bandung: Media.neliti.com
Mulyadi. 2018. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Upp Stim YUPN
Murdiasa dkk., 2021. Pengaruh Penambahan Ayam Pada Dimsum. Yogyakarta: Nuha Medika
Purwaji., dkk. 2018. Akuntansi Biaya. Palembang: Eprints.polsri.ac.id
Risti. 2016. Uji Kualitas Minyak Goreng. Denpasar: Poltekkes.ac.id
Rose., S.P. 2001. Principles Of Poultry Science CAB Internasional. Jakarta: Gramedia Pustaka U
tama
Santoso, Wijanarko. 1982. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Garam. Malang: Eprints.umm.ac.id
Soechan, Lanny. 2006. Variasi Dimsum Gurih. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Suarjaya dkk., 2010. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. Bandung: Media.neliti.com
Sumadi. 2000. Usaha Tani Bawang Putih. Yogyakarta: Kanisius
Winarno. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

LAMPIRAN

No. Dokumen proses pembuatan Nama kegiatan

1.  Mengupas kulit wortel

Gambar 5.1

27
2.  Memarut wortel yang sudah dicuci bersi
h
 Memotong kulit pangsit hingga berbentu
k lingkaran
 Menyiapkan adonan dimsum yang sudah
digiling

Gambar 5.2

3.  Setelah adonan di bungkus dengan kulit


kulit pangsit

 Kegiatan selanjutnya, mengukus


dimsum pada kukusan

Gambar 5.3

4.  Membuat saos dimsum dengan sedikit


air, cabai, dan bawang putih

Gambar 5.4

5.  Menuang saos pada piring

Gambar 5.5

28
6.  Menyiapkan dimsum yang siap untuk
disantap

Gambar 5.6

Tabel 5.1 Lampiran

29

Anda mungkin juga menyukai