Anda di halaman 1dari 15

Efektivitas Oseltamivir untuk

Penanganan COVID-19
ERLINA BURHAN
DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN KEDOKTERARESPIRASI FKUI
RSUP PERSAHABATAN
Kenaikan kasus di Indonesia menuju puncak kedua
pandemi yang belum terlihat

u Kasus baru harian mencapai


21,095 (SatGas COVID-19)
u Melampaui rekor kasus harian
tertinggi sejak awal tahun 2021
u Diproyeksikan akan terus
meningkat, akibat:
u Protokol Kesehatan
u Varian Baru
u Cakupan Vaksinasi
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI
COVID-19: TANPA GEJALA
• Vitamin C
• Vitamin C non-acidic 3-4x500mg (14 hari)
• Tablet hisap vitamin C 2x500mg (30 hari)
• Multivitamin dengan kandungan viamin C 1-2 tabler perhari (30 hari)
u Vitamin D
u Suplemen: 400 – 1000 IU/hari
u Obat: 1000-5000IU/hari
• Komorbid (+) à lanjutkan pengobatan
• Bila rutin meminum ACE-inhibitor dan ARB à konsultasi ke SpPD / SpJP
• Obar dengan sifat antioksidan dan Obat suportif lainnya
• Isoman dan protokol Kesehatan

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-19:
Gejala Ringan (Farmakologi)
u Vitamin C • Azitromisin 1x 500mg selama 5 hari
u Vitamin C non-acidic 3-4x500mg (14 • Antivirus
hari) • Oseltamivir 2x75mg 5-7 hari
u Tablet hisap vitamin C 2x500mg (30 ATAU
hari)
• Favipiravir 2x600mg 5 hari
u Multivitamin dengan kandungan
viamin C 1-2 tabler perhari (30 hari) • Terapi simptomatik
u Dianjurkan vit komposisi C-B-E-Zink • Pengobatan komorbid/komplikasi
u Vitamin D
• Obat suportif
u Suplemen: 400 – 1000 IU/hari
• Isoman dan protokol Kesehatan
u Obat: 1000-5000IU/hari

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Tatalaksana Pasien Terkonfirmasi COVID-
19: Gejala Sedang (Farmakologi)

Azitromisin Favipiravir (Avigan) • Vitamin C 3x200-


400mg dalam 100cc
1x500mg IV/oral Hari 1: Loading dose 2x1600mg NaCl 0.9% habis
(5-7 hari) Hari 2-5: 2x600mg dalam 1 jam IV
u Antikoagulan
LMWH/UFH sesuai
ATAU ATAU pertimbangan DPJP
u Pengobatan
Levofloksasin Remdesivir simptomatis
(curiga infeksi bakteri) 200mg IV drip (hari I) u Pengobatan
1x750mg IV/oral (5-7 hari) 1x100mg IV drip (hari ke 2-5 ATAU ke 2-10) komorbid/komplikasi

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19:
GEJALA BERAT/KRITIS (FARMAKOLOGI)

Azitromisin Favipiravir (Avigan) • Vit C


1x500mg IV/oral Hari 1: Loading dose 2x1600mg 3x200-400mg dalam 100cc NaCl 0.9%
(5-7 hari) Hari 2-5: 2x600mg habis dalam 1 jam IV
• Vit B1 1 amp/24 jam IV
ATAU ATAU
• Vit D 1000-5000 IU/hari
Levofloksasin Remdesivir • Antikoagulan LMWH/UFH sesuai
(curiga infeksi bakteri) 200mg IV drip (hari I) pertimbangan DPJP
1x750mg IV/oral 1x100mg IV drip • Dexametason 6 mg/24 jam IV (10
(5-7 hari) (hari ke 2-5 ATAU ke 2-10) hari)

Pengobatan simptomatis | Pengobatan komorbid/komplikasi | Tatalaksana Syok

Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta;
2020.
Klasifikasi
Antiviral Anti-inflamasi Vitamin & Suplemen Pengobatan Lain
(WHO)
Ringan Oseltamivir1 Vitamin C Terapi O2: arus rendah
ATAU Vitamin D
Vitamin E
Favipiravir2
Sedang Favipiravir2 Kortikosteroid, Vitamin C Plasma konvalesens,
ATAU antiinterleukin-6 Vitamin D sel punca
(jika sangat dipertimbangkan) Vitamin E
Remdesivir
Terapi O2:
Noninvasif: arus
sedang-tinggi (HFNC)

Berat Favipiravir2 Kortikosteroid, Vitamin C Plasma konvalesens,


ATAU antiinterleukin-6 Vitamin D sel punca
Remdesivir Vitamin E
IVIG
HFNC/
Ventilator

Kritis Favipiravir Kortikosteroid, Vitamin C Sel punca


ATAU antiinterleukin-6 Vitamin D
Remdesivir Vitamin E IVIG
Ventilator/
ECMO
1Oseltamivir diberikan terutama bila diduga ada infeksi influenza
2Favipiravir (Avigan) tidak boleh diberikan pada wanita hamil atau yang merencanakan kehamilan
Mekanisme Kerja

u Replikasi SARS-CoV-2 bergantung pada pembelahan poliprotein menjadi


RNA-dependent RNA polymerase dan helicase. Protease yang bertugas
melakukan pembelahan antara lain 3-chymotrypsin-like protease
(3CLpro) and papain-like protease (PLpro)
u Oseltamivir memblokir neuraminidase pada permukaan virus influenza,
mengganggu pelepasan partikel virus lengkap dari sel inang.

1. COVID-19 Treatment Guidelines Panel. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Treatment Guidelines. National Institutes ofHealth. Available at https://www.covid19treatmentguidelines.nih.gov/.
Accessed June 1st 2021
2. Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2020
Oseltamivir dan COVID-19

u Penelitian menunjukkan bahwa oseltamivir terbukti tidak efektif untuk COVID-19 karena virus SARS-
CoV-2 tidak memiliki neuraminidase

u Indikasi penggunaan oseltamivir pada pasien COVID-19 adalah jika terdapat ko-infeksi influenza
atau berada di daerah endemis influenza.

1. COVID-19 Treatment Guidelines Panel. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Treatment Guidelines. National Institutes ofHealth. Available at https://www.covid19treatmentguidelines.nih.gov/. Accessed June 1st 2021
2. COVID-19 Clinical management. World Health Organization. 2021 [cited 1st July 2021].
3. Choy KT, Wong AY, Kaewpreedee P, Sia SF, Chen D, Hui KP, Chu DK, Chan MC, Cheung PP, Huang X, Peiris M. Remdesivir, lopinavir, emetine, and homoharringtonine inhibit SARS-CoV-2 replication in vitro. Antiviral research. 2020 Jun 1;178:104786.
4. Muratore C, Muratore MK. Beyond point of care diagnostics: Low-dimensional nanomaterials for electronic virus sensing. Journal of Vacuum Science & Technology A: Vacuum, Surfaces, and Films. 2020 Sep 20;38(5):050804.
5. Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2020
Penggunaan Oseltamivir di Indonesia

u Pada awalnya, oseltamivir masuk ke dalam tatalaksana COVID-19 di


Indonesia menurut rekomendasi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
dengan dosis 2x75mg pada pasien dengan gejala ringa, sedang dan
berat.
u Namun, sejumlah uji klinik tidak menunjukkan hasil yang bermanfaat untuk
pengobatan COVID-19.
u Oseltamivir tidak lagi menjadi rekomendasi kecuali bila dicurigai ko-infeksi
dengan influenza.

1. Informatorium Obat COVID-19 di Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2020
2. Pedoman Tatalaksana COVID-19. Desember 2020
Beberapa Penelitian Terkait Oseltamivir pada
COVID-19

u Tan et al. à Penilaian bentuk molecular SARS-CoV-2, Molecular docking, studi in vitro, dab
studi retrospektif 627 pasien.
u Simpulan à oseltamivir tidak sesuai untuk pengobatan COVID-19.

1. Tan Q, Duan L, Ma Y, Wu F, Huang Q, Mao K, Xiao W, Xia H, Zhang S, Zhou E, Ma P. Is oseltamivir suitable for fighting against COVID-19: In silico assessment, in vitro and retrospective study. Bioorganic
chemistry. 2020 Nov 1;104:104257.
Beberapa Penelitian Terkait Oseltamivir pada
COVID-19

u Choy et al. à Evaluasi efek antivirus in vitro dari senyawa yang sebelumnya dilaporkan
menghambat replikasi virus corona dan senyawa yang saat ini sedang dievaluasi dalam uji
klinis untuk pasien SARS-CoV-2

1. Choy KT, Wong AY, Kaewpreedee P, Sia SF, Chen D, Hui KP, Chu DK, Chan MC, Cheung PP, Huang X, Peiris M. Remdesivir, lopinavir, emetine, and homoharringtonine inhibit SARS-CoV-2 replication in vitro.
Antiviral research. 2020 Jun 1;178:104786.
Ribavirin, favipiravir, oseltamivir, atau baloxavir tidak menunjukkan efek antivirus yang nyata
terhadap virus SARS-CoV-2 secara in vitro pada konsentrasi di bawah 100 M

1. Choy KT, Wong AY, Kaewpreedee P, Sia SF, Chen D, Hui KP, Chu DK, Chan MC, Cheung PP, Huang X, Peiris M. Remdesivir, lopinavir, emetine, and homoharringtonine inhibit SARS-CoV-2 replication in vitro.
Antiviral research. 2020 Jun 1;178:104786.
Kesimpulan

u Oseltamivir tidak sesuai untuk terapi COVID-19 karena SARS-CoV-2 tidak


memiliki struktur neuraminidase.
u Berbagai studi in vitro menunjukkan bahwa penggunaan oseltamivir pada
COVID-19 tidak bermanfaat untuk menghambat replikasi virus.
u Studi retrospektif dan uji klinik menunjukkan bahwa oseltamivir tidak efektif
untuk penanganan COVID-19, kecuali bila disertai ko-infeksi influenza.
u Saat ini Oseltamivir masih dicantumkan pada buku panduan tatalaksana
COVID-19 hanya untuk kasus yang ringan. Banyak dipakai karena
ketersediaannya yang cukup luas
u Ke depannya pemakaian oseltamivir pada covid diindikasikan pada kasus
covid yang juga terdapat atau diduga koinfeksi dengan virus influenza

Anda mungkin juga menyukai