Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ketut Seri Sasti Dewiyani

NO : 2

NIM : 2211031006

STUDI KASUS TUGAS PERKEMBANGAN ANAK YANG MENGIDAP EPILEPSI

Pada kesempatan kali ini saya mewawancarai narasumber yakni orang tua dari keponakan
saya, atau kakak saya sendiri. Kakak saya memiliki anak laki-laki kisaran umur 8 tahun yang
mengidap atau didiagnosis oleh dokter terkena penyakit epilepsy. Sebelum mengamati
perkembangan apa saja yang terhambat pada keponakan saya ini, ada baiknya saya menjelaskan
terlebih dahulu apa itu epilepsy. Epilepsi adalah gangguan pada sistem saraf pusat akibat pola
aktivitas listrik yang berlebihan di otak. Hal ini menyebabkan penderitanya mengalami kejang
secara berulang pada sebagian atau seluruh tubuh. Keponakan saya didiagnosis mengalami epilepsy
kisaran umur 2 tahun, pada usia 0-2 tahun keponakan saya tumbuh sehat seperti anak-anak
seusianya, suatu ketika dia mengalami kejang dan menyebabkan dia menjadi lemas. Kejang ini
tidak diketahui penyebab pastinya dan terus berulang.

Setelah melakukan pengecekan dengan dokter konsultan saraf anak dan juga melakukan
Elektroensefalogram (EEG), dimana EEG adalah salah satu tes yang dilakukan untuk mengukur
aktivitas kelistrikan dari otak untuk mendeteksi adanya kelainan otak. Setelah melakukan
pengecekan EEG keponakan saya dinyatakan mengalami epilepsy, karena hasil dari pengecekan
EEG terlihat gelombang otak nya kacau. Tahap dan tugas perkembangan pada keponakan saya pun
menjadi terganggu karena dia mengalami epilepsy. Dimana pada tahap pengobatan kisaran 2-3
tahun keponakan saya tidak mengalami kemajuan pada pengobatannya dan kondisi fisik yang
semakin menurun. Hasil cek EEG juga dinyatakan bahwa gelombang otak keponakan saya masih
terlihat kacau. Ini tentu membuat keluarga saya cemas dengan tahap perkembangan keponakan saya
ini, akhirnya keluarga saya memutuskan untuk menghentikan pengobatan medis pada keponakan
saya dan beralih pada pengobatan alternative dan juga melakukan terapi rutin.

Tahapan perkembangan yang terganggu pada keponakan saya pada tahap anak-anak awal,
keponakan saya adalah terhambatnya semua aspek perkembangan yang harusnya dia lalui, dimulai
dari dia belum bisa berjalan, belum bisa berbicara. Tentunya kedua aspek tersebut akan sangat
mempengaruhi bagaimana proses perkembangan kedepannya. Dengan terhambatnya proses
perkembangan ini keponakan saya tentunya tidak bisa berkembang pada tahap selanjutnya yakni
pada masa anak-anak tengah. Keluarga saya berusaha untuk mencarikan terapis berjalan dan
berbicara, sampai akhirnya ada yang memberi info untuk melakukan terapi di Yayasan Peduli
Kemanusiaan Bali (YPK). Yayasan Peduli Kemanusiaan (YPK) Bali adalah organisasi nirlaba yang
didirikan pada tahun 2001 untuk memberikan rehabilitasi kepada masyarakat Bali yang memiliki
disabilitas, dan yang tidak mampu mengakses fasilitas layanan kesehatan formal. Klien YPK
mendapatkan pelayanan fisioterapi dan juga dukungan psikologi dan emosional tanpa dipungut
biaya. Disini keponakan saya diterapi berjalan dan berbicara. Akan tetapi yang menuai keberhasilan
pada terapi ini hanya pada proses terapi berjalannya saja. Keponakan saya bisa berjalan kisaran
umur 6 tahun, tentu ini adalah sebuah keterlambatan pada proses perkembangan adik saya. Dengan
keterlambatan perkembangan ini, tentu saja mempengaruhi cara berjalan adik saya, kadang dia suka
terjatuh ketika berjalan, karena bentuk telapak kaki yang datar.

Sekarang usia keponakan saya sudah 8 tahun yang berarti berada pada tahap masa anak-
anak tengah dimana pada tahap ini semua aspek perkembangan keponakan saya terganggu, dimana
keponakan saya tidak bisa bergaul, tidak bisa mandiri (seperti mandi dan makan sendiri), dan
keponakan saya juga belum bisa berbicara sampai saat ini. Keponakan saya seperti memilki dunia
sendiri, dimana dia tidak bisa berbicara dan dia bermain dengan hal-hal yang berbunyi. Dia suka
bermain dengan benda-benda yang menimbulkan efek suara dan dia juga suka mendengarkan
musik. Keponakan saya ini juga masih rutin terapi berbicara dan menjalani pengobatan tradisional
dan herbal guna pemulihan epilepsy nya, krena jika terus diberikan obat-obatan berbahan dasar
kimia, keluarga saya takut akan mempengaruhi organ dan kesehatan tubuhnya. Keluarga saya juga
belum berani untuk mensekolahkan keponakan saya di SLB, karena epilepsy yang bisa timbul
kapan saja sangat mempengaruhi kesehatan adik saya, karena jika epilepsy itu dating, setelahnya
adik saya akan menjadi lemas.

Anda mungkin juga menyukai