NIM : 22040057
KELAS :IB
Soal
1. Ketika anda melakukan kunjungan ke desa A, anda menjumpai remaja yang kurang
melakukan personal hygiene. Sebagai petugas kesehatan apa yang anda lakukan terhadap
kasus tersebut ?
2. Bagaimana cara anda melakukan edukasi kepada remaja agar mencegah kehamilan usia
dini?
3. Apa tindakan yang anda lakukan jika dihadapan anda terjadi kekerasan dalam pacaran
dan tersangka adalah remaja putri ?
4. Sebutkan apa saja perilaku tidak sehat dan berikan solusinya ?
Jawab :
1. Jika saya menjumpai remaja yang kurang melakukan personal hygiene maka yang saya
lakukan adalah saya akan memberikan pengetahuan kesehatan tentang personal hygiene t
kepada remaja tersebut yaitu diantaranya :
Tujuan personal hygiene:
Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
Memelihara kebersihan diri seseorang
Memperbaiki personal hyiene yang kurang
Mencagah penyakit
Menciptakan keindahan
Meningkatkan rasa percaya diri
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene:
1. Dampak fisik
a. Gangguan integritas kulit.
b. Gangguan membran mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
2. Dampak psikososial
a. Gangguan kebutuhan rasa nyaman
b. Kebutuhan mencintai dan dicintai
c. Kebutuhan harga diri
d. Aktualisasi diri
e. Gangguan interaksi sosial
2. Cara mencegah kehamilan usia dini dengan memberikan informasi kepada remaja untuk
memberdayakan mereka dalam membangun nilai dan keterampilan yang memampukan
mereka membuat keputusan yang bertanggung jawab untuk menjadi orang dewasa yang
sehat secara seksual.
Cara Mencegah Kehamilan sebagai Seorang Remaja
o Didik diri Anda dengan pengetahuan mengenai kehamilan
o Jangan percaya pada mitos-mitos tentang kehamilan
o jangan melakukan hubungan seks sebisa mungkin
o Temukan cara lain untuk melepaskan hasrat seksual
o Bertanyalah kepada orang dewasa yang dipercaya
o Dapatkan perawatan independen
o Jauhi narkoba dan minuman beralkohol.
3. Tindakan yang saya lakukan jika dihadapan saya terjadi kekerasan dalam pacaran dan
tersangka adalah remaja putri
1. Merokok
Lebih dari 4 ribu zat kimia terdapat di dalam sebatang rokok. Ratusan di antaranya zat
beracun dan sekitar 70 bahan di dalamnya bersifat kanker. Bahaya merokok di
antaranya penyakit jantung, kanker paru-paru, dan stroke.
Olahraga menyehatkan tubuh. Namun pada kenyatannya, masih banyak yang malas
berolahraga. Tidak pernah berolahraga akan menyebabkan daya tahan tubuh menurun,
berat badan tidak terkontrol, memicu obesitas, dan mengurangi fungsi organ.
Makanan cepat saji alias junk food tidak baik dimakan setiap hari. Makanan ini tinggi
karbohidrat, gula, dan garam. Konsumsi berlebihan akan memicu obesitas, penyakit
diabetes, gangguan pencernaan, penyakit jantung, gangguan fungsi ginjal, merusak
hati, dan meningkatkan risiko kanker.
Apakah Anda termasuk yang gemar melakukan ini? Mulai sekarang, cobalah
meninggalkannya. Sebab, kebiasaan ini tidak baik bagi kesehatan karena berpotensi
menyebabkan obesitas (kelebihan berat badan) dan mengganggu konsentrasi.
6. Kurang tidur
Orang dewasa dianjurkan tidur delapan jam sehari. Mereka yang kesulitan tidur
(insomnia) rentan mengalami penyakit jantung, karena tidur berperan dalam
kemampuan tubuh menyembuhkan dan memperbaiki pembuluh darah dan jantung.
Selain itu, kurang tidur juga menyebabkan stamina menurun, performa seks berkurang,
menurunnya daya ingat, dan mempercepat penuaan dini.
7. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi menyebabkan daya tahan tubuh menurun, struktur otak tidak
berkembang, terganggunya fungsi otak, perubahan perilaku, serta penurunan kesehatan
tulang, sendi, dan otot. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap pemenuhan nutrisi
seseorang. Untuk menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot misalnya, dibutuhkan kadar
vitamin D yang cukup untuk mengoptimalkan penyerapan kalsium dalam tubuh.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), penyakit tulang, sendi, dan otot
menjadi penghalang utama untuk hidup sehat dan aktif. Penyakit ini merupakan
penyebab disabilitas terbesar kedua di seluruh dunia, di mana 2 dari 5 penderitanya
mengalami keterbatasan dalam aktivitas. Keterbatasan aktivitas fisik akibat penyakit
tulang, sendi dan otot bahkan meningkat 45 persen dari 1990 hingga 2010