Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

DISTRIBUSI FREKUENSI

OLEH :

KELOMPOK 6

1. Siti Nur mawaddah 222721010445


2. Sukijo 222621010381
3. Sunan Tumenggung Saragih 222721010587
4. Vivien Ariandini 222721010450
5. Yeni Wulandari 222721010117
6. Yessy Angguman 222721010086
7. Yusmaniar 222721010114

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Etika Pujianti M.Pd


Mata Kuliah : Statistik Pendidikan
S2 MPI Semester 2 KELAS I
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM IAI ANNUR
LAMPUNG

i
KATA PENGANTAR

Assaalamualaikum wr.wb
Puji syukur di persembahkan atas kehadirat Allah SWT. Dialah Tuhan
yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufiq dan hidayah
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya sangat sederhana. Sholawat dan salam selalu tercurah limpahkan
kepada rasulullah SAW. Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan
terimakasih atas kedua orang tua yang telah mendukung dan memberikan fasilitas
untuk menyelesaikan makalah ini. Dengan memahami isi-isinya diharapkan bagi
semua pembaca makalah ini dapat memahami pembahasan dan penjelasan
mengenai Distribusi Frekuensi dan penjelasan seputar materi tersebut.
Kami berharap semoga makalah ini bisa membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Dan semoga makalah ini dapat
memberikan kontribusi positif dalam proses belajar dan mengajar. Kami sadar,
bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kami mohon maaf bila ada
informasi yang salah dan kurang lengkap kami juga mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca mengenai makalah ini. Agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Lampung, 30 Maret 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3


A. Pengantar ...................................................................................... 3
B. Pengertian Frekuensi ..................................................................... 5
C. Bagian-bagian distribusi frekuensi ……………………………….. 5
D. Penyusunan Distribusi Frekuensi .................................................. 7
E. Histogram, polygon frekuensi, dan kurva ...................................... 9
F. Jenis- jenis frekuensi ..................................................................... 11
G. Pengertian dari frekuensi………………………………………….. 15
H. Pengertian distribusi frekuensi……………………………………. 15
I. Tabel Distribusi Frekuensi ……………………………………….. 16
J. Cara membuat table distribusi frekuensi ………………………… 23

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 34


A. Kesimpulan ................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 35

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tidak dapat disangkal bahwa melaksanakan tugasnya seseorang pendidik
akan senantiasa terlibat dalam masalah penilaian atau evaluasi. hasil penilaian itu
biasanya dinyatakan dalam berbagai macam cara, namun cara yang paling umum
digunakan adalah menyatakan dengan bentuk angka. Penilaian hasil pendidikan
yang paling umum itu menggunakan data kuantitatif, maka tidak diragukan lagi
statistik memiliki fungsi yang sangat penting. Cara penyajian data statistik pun
bermacam-macam, baik melalui tabel atau[un grafik, sehingga muncul istilah
“Distribusi Frekuensi”
Suatu penyajian atau mendeskripsikan data angka yang telah berhasil
dihimpun itu secara teratur, ringkas, mudah dimengerti, hingga dengan secara
jelas dapat memberikan gambaran yang cepat mengenai ciri atau sifat yang
terkandung didalam data angka tersebut.
Alasan digunakannya distribusi frekuensi adalah mengetahui parameter data
yang telah dihitung dan distribusi frekuensi juga bermanfaat dalam kegiatan yang
meliputi pengolahan data.

Menyajikan atau mendeskripsikan data angka yang telah berhasil dihimpun


itu secara teratur, ringkas, mudah dimengerti, hingga dengan secara jelas dapat
memberikan gambaran yang cepat mengenai ciri atau sifat yang terkandung
didalam data angka tersebut.
Dengan diketahuinya ciri atau sifat yang terkandung dalam kumpulan data
angka itu berarti kumpulan data angka setiap kali kita melakukan kegiatan
pengumpulan data statistik, maka pada umumnya kegiatan tersebut akan
menghasilkan kumpulan data angka yang keadaannya tidak teratur, berserak dan
masih merupakan bahan keterangan yang sifatnya kasar dan mentah. Dikatakan
kasar dan mentah, sebab kumpulan data dalam kondisi seperti yang diebutkan
diatas belum dapat memberikan informasi secara ringkas dan jelas mengenai ciri
atau sifat yang dimiliki oleh sekumpulan angka tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian frekuensi distribusi?
2. Bagaimana bagian- bagian distribusi frekuensi?
3. Bagaimana penyusun distribusi frekuensi?
4. Bagaimana bentuk histogram, polygon, frekuensi dan kurva?
5. Apa jenis-jenis distribusi frekuensi ?
6. Apa yang dimaksud dengan Variabel, Frekuensi, dan distribusi frekuensi?
7. Sebutkan macam-macam tabel distribusi frekuensi?
8. Bagaimana cara membuat tabel distribusi frekuensi?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, penulis mempunyai tujuan penulisan makalah
yaitu untuk :
1. Untuk mengetahui pengertian frekuensi distribusi
2. Untuk mengetahui bagian-bagian distribusi frekuensi
3. Untuk mengetahui penyusun distribusi frekuensi
4. Untuk mengetahui bentuk histogram, polygon, frekuensi dan kurva
5. Untuk mengetahui jenis-jenis distribusi frekuensi
6. Memahami pengertian variabel, frekuensi, dan distribusi frekuensi.
7. Mengetahui macam-macam tabel distribusi frekuensi.
8. Mengetahui cara membuat tabel distribusi frekuensi.
9. Dapat membuat tabel distribusi frekuensi .

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengantar

Setiap kali kita melakukan kegiatan pengumpulan data statistik, maka pada
umumnya kegiatan tesebut akan menghasilkan kumpulan data angka yang
kadaannya tidak teratur, berserakan dan masih, meupakan bahan keterangan yang
sifatnya kasara dan mentah. Dikatakan “ kasar” dan “ mentah” sebab kumpulan
angka dengan kondisi seperti yang disebutkan di atas belum dapat memberikan
informasi secara ringkas dan jelas mengenai ciri atau sifat yang dimiliki oleh
kumpulan angka tesebut.1
Oleh kerena itu, agar data angka yang telah berhasil dihimpun itu “dapat
berbicara” dan dapat memberikan informasi yang berarti, diperlukan adanya tidak
lanjut atau langkah tertentu.
Tidak terlepas hubungannya dengan pernyataan di atas, maka salah satu
tugas dari statistik sebagai ilmu pengetahuan adalah menyajikan atau
mendeskripsikan data angka yang telah berhasil dihimpun itu secara teratur,
ringkas, mudah dimengerti, hingga dengan secara jelas dapat memberikan
gambaran yang tepat mengenai ciri atau sifat yang terkandung di dalam data
angka tersebut. Dengan diketahui ciri atau sifat yang terkandung dalam kumpulan
data angka itu berarti kumpulan data angkat tadi telah “ dapat berbicara “ dan
karenanya kita berhasil memproleh informasi – informasi yang berguna, sejalan
dengan maksud dan tujuan pengumpulan data.
Sebuah contoh yang dikemukakan berikut ini kiranya akan memperjelas
uraian di atas.
Dari sejumlah 80 orang mahasiswa tingkat XI fakultas tarbiyah IAIN sunan
kalijaga yogyakarta, berhasil dihimpun data berupa nilai hasil ujian utama
semester i tahun akademik 1984/1985 dalam mata kuliah statistik pendidikan,
sebagai berikut :

1
Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada.
hlm.33

3
6 0 5 5 6 0 6 7 6 7 6 7 5 5 5 5 6 0 5 5
6 9 5 5 6 0 8 0 7 0 7 0 8 0 8 0 6 0 5 5
6 7 5 5 6 0 6 9 6 9 6 9 6 9 6 9 6 0 5 5
7 9 7 9 6 0 7 5 6 5 6 5 7 5 8 0 6 0 8 0
6 5 6 7 6 0 7 5 6 5 6 5 7 5 8 0 6 0 8 0
7 0 6 7 6 0 7 5 6 5 6 5 7 5 8 0 6 0 8 0
5 5 6 7 6 0 7 5 7 0 7 0 7 5 8 0 6 0 8 0
8 0 6 7 6 0 7 5 8 0 8 0 7 5 8 0 6 0 8 0

Dapat kita saksikan dan kita rasakan bersama bahwa data yang berupa
kumpulan nilai hasil ujian semester dari 80 orang mahasiswa itu masih sangat
sulit bagi kita untuk dapat menjawab dengan cepat pertayaan yang muncul di
balik kumpulan data angka itu, seperti :
1. Berapa banyak mahasiswa yang memiliki nilai tertinggi dalam ujian
semester tersebut ?
2. Berapa banyak mahasiswa yang memiliki nilai terendah ?
3. Berapa banyak mahasiswa yang memperoleh nilai di atas 60 ?
4. Berapa banyak mahasiswa yang nilainya kurang dari 60 ?
5. Berapa banyak mahasiswa yang nilainya berkisar antara 60 – 69 ?
6. Berapa banyak mahasiswa yang nilainya berkisar antara 70 – 79 ?
7. Berapa banyak mahasiswa yang memperoleh nilai yang sama ?
8. Dan sebagainya.
Tidak dapat disangkal bahwa dari kumpulan data angka di atas, kita dapat
memperoleh gambaran mengenai hasil ujian yang dicapai oleh 80 orang
mahasiswa tersebut, namun gambaran yang kita proleh itu pada hakikatnya masih
besifat kasar, misalnya bahwa “ sebagian kecil dari mahasiswa tersebut nilainya
kurang dari 60” atau bahwa mahasiswa yang dapat mencapai nilai diatas 60
banyak sekali “ gambaran yang kasar atau masih bersifat mentah itu pun diperoleh
dengan cara meneliti satu – persatu dari dretan angka yang terdiri dari 80 buah
angka itu, sehingga memakan waktu cukup lama ?
Untuk dapat menjawab butir-butir pertanyaan seperti telah dikemukakan di
atas, tindakan pertama yang harus kita lakukan adalah : menghitung frekuensi

4
yang dimiliki oleh tiap - tiap nilai yang berada dalam deretan nilai – nilai
tersebut, dan dengan jalan menghitung frekuensi yang dimiliki oleh tiap – tiap
nilai itu maka lebih lanjut akan dapat kita ketahui distribusi frekuensi dari nilai –
nilai hasil ujian semester yang berhasil di capai oleh 80 orang mahasiswa tadi.

B. Pengertian Distribusi frekuensi

Data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa data
acak atau data mentah dapat dibuat menjadi yang berkelompok, yaitu data yang
telah disusun ke dalam kelas-kelas tertentu. Daftar yang memuat data
berkelompok disebut distribusi frekuensi atau tabel frekuensi. Jadi, distrubusi
frekuensi adalah susunan data menurut kelas-kelas interval tertentu atau menurut
kategori tertentu dalam sebuah daftra.
Distribusi frekuensi, dapat diperoleh keterangan atau gambaran sederhana
dan sistematis dari data yang diperoleh.

C. Bagian-Bagian Distribusi Frekuensi


Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
1. Kelas-kelas (class)
Kelas adalah kelompok nilai data atau interval.
2. Batas kelas (class limits)
Batas kelas adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan kelas yang
lain. Terdapat dua batas kelas yaitu:
a. Batas kelas bawah (lower class limits), terdapat di deretan sebelah kiri setiap kelas.
b. Batas kelas atas (upper class limits), terdapat di deretan sebelah kanan setiap kelas.
Batas kelas merupakan batas semu dari setiap kelas, karena di antara kelas yang
satu dengan kelas yang lain masih terdapat lubang tempat angka-angka tertentu.
3. Tepi kelas (class boundery/real limits/true class limits)
Tepi kelas juga disebut batas nyata kelas, yaitu batas kelas yang tidak memiliki
lubang untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Terdapat dua tepi kelas, yaitu :
a. Tepi bawah kelas atau batas kelas bawah sebenarnya.
b. Tepi atas kelas atau batas kelas atas sebenarnya.

5
Penentuang tepi kelas bawah dan tepi kelas atas tergantung pada keakuratan
pencatatan data. Misalnya, data dicatat dengan ketelitian sampai satu desimal,
maka rumus tepi bawah kelas dan tepi atas kelas ialah sebagai berikut.
a. Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5
b. Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5.
4. Titik tengah kelas atau tanda kelas (class mid point, class marks)
Titik tengah kelas adalah angka atau nilai data yang tepat terletak di tengah suatu
kelas. Titik tengah kelas merupakan nilai yang mewakili kelasnya. Titik tengah
kelas = (batas atas + batas bawah) kelas
5. Interval kelas (class interval)
Interval kelas adalah selang yang memisahkan kelas yang satu dengan kelas yang
lain.
6. Panjang interval kelas atau luas kelas (interval size)
Panjang interval kelas adalah jarak antara tepi atas kelas dan tepi bawah kelas.
7. Frekuensi kelas (class frequency)
Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas tertentu
Contoh:
TABEL 1 MODAL PERUSAHAAN “X”
Modal (jutaan Rp) Frekuensi (f )
50 – 59 16
60 – 69 32
70 – 79 20
80 – 89 17
90 – 99 15
Jumlah 100
Dari distribusi frekuensi diatas :
1. Banyaknya kelas adalah 5.
2. Batas kelas-kelas adalah 50, 59, 60, 69, ...
3. Batas bawah kelas-kelas adalah 50, 60, 70, 80, 90.
4. Batas atas kelas-kelas adalah 59, 69, 79, 89, 99.
5. Batas nyata kelas-kelas adalah 49,5; 59,5; 69,5; 79,5 ...
6. Tepi bawah kelas-kelas adalah 49,5; 59,5; 69,5; 79,5; 89,5.
7. Tepi atas kelas-kelas adalah 59,5; 69,5; 79,5; 89,5; 99,5

6
8. Titik tengah kelas-kelas adalah 54,5; 64,5; 74,5; 84,5 ...
9. Interval kelas-kelas adalah 50 – 59, 60 – 69, ..., 90 – 99.
10. Panjang interval kelas-kelas masing masing 10.
11. Frekuensi kelas-kelas adalah 16, 32, 20, 17, dan 15
Beberapa catatan mengenai distribusi frekuensi
1. Kadang-kadang suatu distribusi memiliki panjang interval kelas yang tidak sama,
bergantung kepada tujuannya.
2. Kadang-kadang distribusi frekuensi memiliki batas kelas yang berulang suatu nilai
(batas kelas) dipakai sebagai dua batas kelas.
3. Kadang-kadang distribusi frekuensi memiliki kelas terbuka, artinya batas kelas
atas pada kelas terakhir dan batas kelas bawah pada kelas pertama tidak ada.

D. Penyusunan Distribusi Frekuensi


Distrubusi frekuensi dapat dibuat dengan mengikuti pedoman berikut.
1. Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar
2. Menentukan jangkauan (range) dari data
Jangkauan = data terbesar – data terkecil
3. Menentukan bnyaknya kelas (K)
Banyaknya kelas ditentukan dengan rumus sturgess
Keterangan :
K = banyaknya kelas
n = banyaknya data
Hasilnya dibulatkan, biasanya keatas.

7
4. Menetukan panjang interval kelas
Panjang interval kelas
5. Menetukan batas kelas bawah pertama.
6. Batas bawah kelas pertama biasanya dipilih dari data terkecil atau data
terkecil yang berasal dari pelebaran jangkauan (data yang lebih kecil
dari data terkecil) dan selisihnya harus kurang dari panjang interval
kelasnya.
7. Menuliskan frekuensi kelas secara melidi dalam kolom turus atau
tally (sistem turus) sesuai bnyaknya data.
Beberapa catatan tentang penyusunan distribusi frekuensi
1. Pada pembuatan distribusi frekuensi, perlu dijaga jangan sampai ada data yang
tidak dimasukkan ke dalam kelas atau data yang masuk ke dalam dua kelas yang
berbeda.
2. Titik tengah diusahakan bilangan bulan bukan pecahan.
3. Nilai frekuensi di usahakan tidak ada yang nol.
4. Dalam menentukan bnyaknya kelas, (k), diusahakan:
a. Tidak terlalu sedikit, sehingga pola kelompok kabur.
b. Banyaknya kelas berkisar antara 5 sampai 15 buah,
c. Jika jangkauan terlalu besar maka banyaknya kelas antara 10 sampai 20.
5. Cara lain dalam menetapkan banyaknya kelas ialah:
a. Memilih atau menetapkannya sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
b. Menggunakan rumus
Keterangan :
R = jangkauan
I = panjang interval kelas
Cara tersebut dipakai dengan mencoba menetapkan terlebih dahulu panjang
interval kelasnya (i).
Contoh soal :
1. Dari hasil pengukuran diameter pipa-pipa yang dibuat oleh sebuah mesin (dalam
mm terdekat), diperoleh data sebagai berikut.
78 72 74 79 71 74 75 74 72 68

8
72 73 72 74 75 74 73 74 65 72
66 75 80 69 82 73 74 72 79 71
70 75 71 70 70 70 75 76 77 67
Buatlah distribusi frekuensi dri data tersebut !
Penyelesaian:
a. Urutan data
65 66 67 68 69 70 70 70 70 71
71 71 72 72 72 72 72 72 73 73
73 74 74 74 74 74 74 74 75 75
75 75 75 76 77 78 79 79 80 82
b. Jangkuan (R) = 82 – 65 = 17
c. Banyaknya kelas (k) adalah
k = 1 + 3,3 log 40 = 1 + 5,3 = 6,3 = 6
d. Panjang interval kelas (i) adalah
e. Batas kelas pertama adalah 65 (data terkecil)
f. Tabelnya
TABEL 2 PENGUKURAN DIAMETER PIPA-PIPA (satuan mm)
Diameter Turus Frekuensi
65 – 67 III 3
68 – 70 IIII I 6
71 – 73 IIII IIII II 12
74 – 76 IIII IIII III 13
77 – 79 IIII 4
80 - 82 II 2
Jumlah 40

E. Histrogram, Poligon Frekuensi, dan Kurva


1. Histrogram dan poligon frekuensi
Histrigaram dal poligon frekuensi adalah dua grafik yang sering digunakan
untuk menggambarkan distrubusi frekuensi. Histrogram merupakan grafik batang
dari distribusi frekuensi dan poligon frekuensi merupakan grafik garisnya.
Pada histrogram batang-batangnya saling melekat atau berimpitan, sedang
poligon frekuensi dibuat dengan cara menarik garis dari satu titik tengah batang

9
histrogram ke titik tengah batang histrogram yang lain. Agar diperoleh poligon
tetutup, harus dibuat dua kelas baru dengan panjang kelas sama dengan frekuensi
nol pada kedua ujungnya. Pembuatan pada duakelas baru itu diperbolehkan karena
luas histrogram dal poligon yang tertutup sama.
Pada pembuatan histrogram digunakan sistem salibsumbu. Sumbu mendatar
(sumbu X) dan sumbuh tegak (sumbuh Y) menyatakan frekuensi.
Contoh:
Interval Kelas Frekuensi Tepi Interval Titik
(Tinggi (cm)) (banyak murud) Kelas Tengah
140 – 144 2 139,5 – 144,4 142
145 – 149 4 144,5 – 149,5 147
150 – 154 10 149,5 – 154,5 152
155 – 159 14 154,5 – 159,5 157
160 – 164 12 159,5 – 164,5 162
165 – 169 5 164,5 – 169,5 167
170 - 174 3 169,5 – 174,5 172

a. Histrogram
Gambar 1 histrogram tinggi badan 50 mahasiswa
b. Poligon frekuensi
Gambar 2 poligon tinggi badan 50 mahasiswa
2. Kurva frekuensi
Kurva distribusi frekuensi, diseingkt kurva frekuensi yang telah dihaluskan
mempunyai bebagai bentuk dengan ciri-ciri tertentu. Bentuk-bentuk kurva
frekuensi adalah sebagai berikut.
a. Simetris atau bernentuk lonceng. Ciri-cirinya ninali variabel di samping kiri dan
kanan yang berjarak sama terhadap titik tengah(yang frekuensinya terbesar)
mempunyai frekuensi yang sama. Bentuk kurva simetris sering dijumpai dalam
distribusi bermacam-macam variabel, karena itu dinamakan distribusi normal.
b. Tidaksimetris atau condong, ciri-cirinya ialah ekoer kurva yang satu lebih
panjang daripada ekor kurva lainnya. Jika ekor kurva lebih panjang berada di
sebelah kanan kurva disebut kurva condong ke kanan (mempunyai kecondongan
posotif), sebaliknya disebut condong ke kiri (mempunyai kecondongan negatif).

10
c. Bentuk J atau J terbalik, ciri-cirinya ialah salah satu nilai ujung kurva memiliki
frekuensi maksimum.
d. Bentuk U, dengan ciri kedua ujung kurva memiliki frekuensi maksimum.
e. Bomidal, dengan ciri mempunyai dua maksimal.
f. Multimodal, dengan ciri mumpunyai lebih dari dua maksimal.
g. Unifim , terjadi bila nilai-nilai veriabel suatu interval mempunyai frekuensi
sama.

F. Jenis-Jenis Distribusi frekuensi


Berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, distribusi frekuensi dapat dibedakan
atas tiga jenis, yaitu distribusi frekuensi biasa, distrubusi frekuensi ralatif,
distribusi frekuensi kumulatif.
1. Disribusi frekuensi biasa
Distribusi frekuensi biasa adalah distribusi frekuensi yang hanya berisikan jumlah
frekuensi dari setiap kelompok data atau kelas.
Ada dua jenis distribusi frekuensi biasa yaitu :
a. Distrubusi frekuensi numerik
Distribusi frekuensi numerik adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelasnya
dinyatakan dalam angka.
Contoh:
TABEL 5 PELAMAR PERUSAHAAN “XYZ”
Umur (tahun) Frekuensi
20 – 24 15
25 – 29 20
30 – 34 9
35 – 39 4
40 – 44 2
Jumlah 50

b. Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori


Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori adalah distribusi frekuensi yang
pembagian kelasnya dinyatakan berdasrkan data atau golongan data yang ada
Contoh:

11
TABEL 6 HASIL PELEMPARAN DADU SEBANYAK 30 KALI
Angka Dadu (x) Banyaknya Peristiwa (f)
1 4
2 6
3 5
4 3
5 8
6 4
Jumlah 30

2. Distribusi frekuensi relatif


Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai
hasil bagi antara frekuensi kelas dan jumlah pengamatan yang terkandung dalam
kumpulan data yang berdistribusi tertentu. Dengan rumus :
Misalnya distrubusi frekuensi memiliki 4 buah interval kelas dengan frekuensi
masing-masing: maka distrubusi yang terbentuk adalah
Interval Kelas Frekuensi Frekuensi relatif
Interfal kelas ke-1 .
.
Interval kelas ke-2 . .
.
. .
.
.
Interval kelas ke-k
jumlah
Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk perbandingan desimal
ataupun persen.
Contoh :

TABEL 7 DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF

12
Interval Frekuensi Frekuensi Relatif
Kelas (banyak Per Desimal Persen
(tinggi (cm)) murid)
140 – 144 2 2/50 0.04 4
145 – 149 4 4/50 0,08 8
150 – 154 10 10/50 0,20 20
155 – 159 14 14/50 0,28 28
160 – 164 12 12/50 0,24 24
165 – 169 5 5/50 0,10 10
170 – 174 3 3/50 0,06 6
Jumlah 50 1 1 100

3. Distribusi frekuensi kumulatif


Distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi
kumilatif. Frekuensi kumulatif adalah frekuensi yang dijumlahkan.
Distribusi frekuensi kumulatig memiliki grafik atau kurva yang disebut ogif. Pada
ogif dicantumkan frekuensi kumulatifnya dan digunakan nilai batas kelas.
Ada dua macam distrubusi frekuensi kumulatif, yaitu diatrubusi frekuensi
kumulatif kurang dari dan lebih dari.
a. Disrtibusi frekuensi kumulatif kurang dari
Disrtibusi frekuensi kumulatif kurang dari adalah distribusi frekuensi yang
memuat jumlah frekuensi yang memiliki nilai kurang dari nialai batas kelas suatu
interval.
b. Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari
Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari adalah distribusi frekuensi yang memuat
jumlah frekuensi yang memilii lebih dari nilai batas kelas suatu interval tertentu.
Contoh:
TABEL 8 DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF KURANG DARI
Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang
Biasa dari
Tinggi Frekuensi Tinggi Frekuensi Kumulatif
(cm) (cm)

13
=0
< 140
140 – 144 2 < 145 0+2 =2

145 – 149 4 < 150 0+2+4 =6

150 – 154 10 < 155 0 + 2 + 4 + 10 = 16

155 – 159 14 < 160 0 + 2 + 4 + 10 + 14 = 30

160 – 164 12 < 165 0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12 = 42

165 – 169 5 < 170 0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12 + = 47

170 - 174 3 < 175 5 = 50

0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12 +
5+3

Contoh :
grafik distribusi frekuensi kurang dari disebut ogif kurang dari atau ogif positif.
Gambar 4 kurva distrubusi kumulatif kurang dari
Contoh :
TABEL 9 DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF LEBIH DARI
Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi Kumulatif lebih dari
Biasa
Tinggi Frekuensi Tinggi Frekuensi Kumulatif
(cm) (cm)
= 50
140 – 144 2 > 140
= 48
145 – 149 4 > 145 50 - 2
= 44
150 – 154 10 > 150 50 - 2 - 4
= 34
155 – 159 14 > 155 50 - 2 - 4 - 10
= 20
160 – 164 12 > 160 50 - 2 - 4 - 10 - 14
=8
165 – 169 5 > 165 50 - 2 - 4 - 10 - 14 - 12
=3
170 - 174 3 > 170 50 - 2 - 4 - 10 - 14 - 12 - 5
=0
> 175 50 - 2 - 4 – 10-14- 12 - 5 -
3
Contoh :
grafik distribusi frekuensi kurang dari disebut ogif lenih dari atau ogif negatif.
Gambar 4 kurva distrubusi kumulatif lebih dari

14
G. Pengertian dari Frekuensi
Kata “ frekuensi” yang dalam bahasa inggrisnya adalah frequency berarti : “
kekerapan” “ kekeringan” atau “ jarang – kerapnya” dalam statistik, “ frekuensi”
mengandung pengertian ; angka ( bilangan ) yang menunjukan seberapa kali suatu
variabel ( yang dilambangkan dengan angka – angka itu ) berulang dalam dertan
angka tersebut : atau berapa kalikah suatu variabel ( yang dilambangkan dengan
angka itu ) muncul dalam deretang angka tersebut. 2
Contoh:
Nilai yang berhasil didapat oleh 10 orang siswa dalam tes hasil belajar bidang
studi IPA adalah sebagai berikut:
60 50 75 60 80 40 60 70 100 75
Nilai 60 muncul sebanyak 3 kali
Artinya frekuensi nilai 60 adalah 3

H. Pengertian Distribusi Frekuensi

Distribusi (distribusi bahasa inggris) berarti “penyaluran” pembagian atau


pencaran jadi distribusi frekuensi dapat diberi arti “penyaluran fekuensi
pembagian frekuensi atau pencaran frekuensidalam statistic”, “distribusi
frekuensi”. 3
Kurang lebih mengandung pengertian suatu keadaan yang menggambarkan
bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel yang dilambangkan dengan angka
itu, telah tersalur, terbagi, atau terpencar.
Distribusi Frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas interval. 4.
Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari suatu hasil penelitian dan
menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang baik, yakni bentuk

2
Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo
Persada. hlm. 36
3
Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo
Persada. hlm. 37
4
Kuswanto, 2006

15
stastistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah mendapat
gambaran tentang situasi hasil penelitian. 5
Distribusi frekuensi adalah susunan data yang berupa angka, yang diurut
menurut besarnya atau kategorinya. Susunan data angka tersebut disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. 6
Penyajian data dalam bentuk daftar distribusi frekuensi, adalah
dimaksudkan sebagai upaya menyusun urutan data ke dalam kelas-kelas interval,
untuk kemudian ditentukan jumlah (frukuensinya), berdasarkan data yang sesuai
denagan batas-batas interval kelasnya.7
I. Tabel Distribusi Frekuensi
1. Pengertian Tabel Distribusi Frekuensi

Apa yang dimaksud dengan ”tabel” tidak lain adalah : alat penyajian data
statistik yang berbentuk (dituangkan dalam bentuk) kolom dan lajur.
Dengan demikian Tabel Distribusi Frekuensi dapat kita beri pengertian
sebagai : alat penyajian data statistik yang berbentuk kolom dan lajur, yang
didalamnya dimuat angka yang dapat melukiskan atau menggambarkan
pencaran atau pembagian frekuensi dari variabel yang sedang menjadi objek
penelitian.
Dalam suatu tabel distribusi frekuensi akan kita dapati : (1) variabel, (2)
frekuensi, dan (3) jumlah frekuensi. Dalam contoh dimuka, angka-angka 100
,80 ,75 ,70 ,60 ,50, dan 40 adalah angka yang melambangkan variabelnilai
hasil tes, angka 1, 1, 2, 1, 3, 1, dan 1 adalah angka yang menunjukan frekuensi,
sedangkan angka 10 adalah jumlah frekuensi.
Patut kiranya ditambahkan disini bahwa istilah “Tabel Distribusi
Frekuensi“ itu acapkali disingkat menjadi “Tabel Frekuensi’ saja.

2. Tabel Distribusi Frekuensi dan Macamnya

5
Djarwanto,1982
6
Setyo, Budiwanto. 2017. “METODE STATISTIK Untuk Mengolah Data Keolahragaan” FIK Univ.
Negeri Malang. Hlm 29
7
Andi, Supangat. 2010. Statistika : Dalam Kajian Deskriptif, Interensi, Dan
NonParamentrik. Jakarta : Kencana. hlm 25

16
Dalam dunia statistik kita mengenal berbagai macam Tabel Distribusi
Frekuensi, namun dalam buku ini hanya akan dikemukakan sebagian saja, yang
dipandang penting dan relevan, yaitu : Tabel Distribusi Frekuensi Data
Tunggal, Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan, Tabel Distribusi
Frekuensi Kumulatif, dan Tabel Distribusi Frekuensi Relatif (Tabel
Persentase).
a) Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal
Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal adalah salah satu jenis tabel
statistik yang didalamnya disajikan frekuensi dari data angka; angka yang
ada itu tidak dikelompok-kelompokkan (ungrouped data).8

Contoh tabel distribusi data tunggal


Distribusi frekuensi nilai hasil THB dalam bidang studi pendidikan moral
pancasila dari 40 siswa MTs N
N i l a i F r e k u e n s i
( X ) ( f )
8 6
7 9
6 1 9
5 6
T o t a l 4 0 = N

Dalam tabel itu, nilai hasil THB dalam bidang studi PMP dari sejumlah 40 orang
siswa MTsN berbentuk data tunggal, sebab nilai terebut tidak dikelompok-
kelompokkan (ungrouped data).

b) Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan

Tabel distribusi frekuensi data kelompokan adalah salah satu jenis tabel
statistik yang didalamnya disajikan pencaran frekuensi dari data angka,

8
Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, PT RajaGrafindo,Jakarta,2011, hlm. 38-
39.

17
dimana angka-angka tersebut dikelompok-kelompokkan (dalam tiap unit
terdapat sekelompok angka).
Data yang disajikan melalui Tabel 2.2 berbentuk Data Kelompokan
(Grouped Data). Adapun huruf N Yang terdapat pada lajur “Total” (baik
yang terdapat pada Tabel 2.1 maupun yang berarti “jumlah Frekuensi” atau
“jumlah hal yang diselidiki”, atau”jumlah individu”. 9
Contoh:
TABEL 2.2. Distribusi Frekuensi Tentang Usia dari sejumlah 50 Orang
Guru Agama Islam yang Bertugas Pada Sekolah Dasar Negeri.
U s i a F r e k u e n s i
( f )
5 0 - 5 4 6
4 5 - 4 9 7
4 0 - 4 4 1 0
3 5 - 3 9 1 2
3 0 - 3 4 8
2 5 - 2 9 7

T o t a l 5 0 = N

c) Tabel distribusi Frekuensi Kumulatif

Dimaksud dengan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif ialah salah satu


Jenis Tabel statistik yang didalamnya disajikan frekuensi yang dihitung
terus meningkat atau: selalu ditambah-tambahkan,baik dari bawah ke atas
maupun dari atas ke bawah.
Contoh:
TABEL 2.3 Distribusi Frekuensi Kumulatif Nilai-nilai Hasil THB
Bidang Studi PMP dari 40 Orang Siswa MTsN .
N i l a i F F k F k
( X ) ( b ) ( a )

9
Ibid., Hlm. 39-40

18
8 6 4 0 = N 6
7 9 3 4 1 5
6 1 9 2 5 5 4
5 6 6 4 0 = 6
T o t a l : 4 0 = N - -

Tabel di atas, kita namakan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data


Tunggal, sebab data yang disajikan dalam tabel ini berbentuk data yang
tidak dikelompok-kelompokan.

d) Tabel Distribusi Frekuensi Relatif

Tabel Distribusi Frekuensi Relatif Juga dinamakan tabel persentase.


Dikatakan “frekuensi Relatif” Sebab frekuensi yang disajikan disini
bukanlah frekuensi yang sebenarnya , melainkan frekuensi yang
dituangkan dalam bentuk angka persenan. 10
TABEL 2.5Distribusi frekuensi Relatif (Distribusi Presentase) Tentang
Nilai-nilai Hasil THB Dalam bidang Studi PMP Dari Sejumlah 40 orang
Siswa MTsN.
N i l a i F P e r s e n t a s e
( X ) ( p )
8 6 1 5 , 0
7 9 2 2 , 5
6 1 9 4 7 , 5
5 6 0 1 5 , 0

T o t a l 4 0 = N 1 0 0 , 0 = Σ p

Keterangan :

10
Ibid., hlm. 41-42

19
Untuk Memperoleh frekuensi relatif (angka persenan) sebagaimana tertera pada
kolom tabel 2.5, digunakan rumus :
𝑓
P= X 100%
𝑁

f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya.


N = Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu).
P = angka persentase.
Jadi, angka persenan sebesar 15,0 itu diperoleh dari:
6
X 100% = 15,0; p sebesar 22,5 diperoleh dari :
40
9
X 100% = 22,5; demikianlah seterusnya. Jumlah persentase (Σ P) harus selalu
40

sama dengan 100,0.

e) Tabel Persentase Kumulatif

Seperti Halnya tabel distribusi frekuensi tabel persentase atau tabel


distribusi frekuensi relatif pun dapat diubah dalam bentuk tabel persentase
kumulatif (tabel Distribusi frekuensi relatif kumulatif).
TABEL 2.7 Tabel Persentase Kumulatif Tentang Nilai Hasil PHP Dalam
Bidang Studi PMP dari Sejumlah 40 Orang Siswa MTsN.
N i l a i P P K P k
( X ) ( t ) ( a)
8 1 5 , 0 100,0 = Σp 1 5 , 0
7 2 2 , 5 8 5 , 0 3 7 , 5
6 4 7 , 5 6 2 , 5 8 5 , 0
5 1 5 , 0 1 5 , 0 100,0 = Σp
T o t a l : 100,0 = Σp - -

3. Pedoman Untuk membuat tabel distribusi frekuensi

Langkah Pertama dalam membuat tabel distribusi frekuensi adalah


menentukan kelas interval.dalam menentukan jumlah kelas interval terdapat
tiga pedoman yang dapat diikuti yaitu :
a. Ditentukan berdasarkan pengalaman.

20
Berdasarkan pengalaman , jumlah kelas interval yang dipergunakan
dalam penyusunan tabel distribusi frekuensi berkisar diantara 6-15 kelas.
Makin banyak variasi data, maka akan semakin banyak jumlah kelasnya.
Namun jumlah kelas tersebut paling banyak adalah 15 kelas, karena kalau
sudah lebih dari itu tabel menjadi panjang.
b. Ditentukan dengan membaca grafik.
c. Ditentukan dengan rumus sturges.
𝑲 = 𝟏 + 𝟑, 𝟑 𝒍𝒐𝒈𝒏
Dimana:
K = Jumlah kelas interval
n = Jumlah data observasi
log = Logaritma
Misal Jumlah data 200, maka jumlah kelasnya (K) :
K = 1 + 3,3 log 200 = 1 + 3,3 . 2.30 = 8,59 dapat dibulatkan menjadi 8 atau
9.
4. Contoh menyusun Tabel Distribusi Frekuensi
Data berikut ini merupakan nilai ujian mata kuliah statistik dari 150
mahasiswa. 11
Penyusunan tabel distrbusi frekuensi adalah sebagai berikut:

27 79 69 40 51 88 55 48 36 61
53 44 93 51 65 42 58 55 69 63
70 48 61 55 60 25 47 78 61 54
57 76 73 62 36 67 40 51 59 68
27 46 62 43 54 83 59 13 72 57
82 45 54 52 71 53 82 69 60 35
41 65 62 75 60 42 55 34 49 45
49 64 40 61 73 44 59 46 71 86
43 69 54 31 36 51 75 44 66 53
80 71 53 56 91 60 41 29 56 57
35 54 43 39 56 27 62 44 85 61
59 89 60 51 71 53 58 26 77 68
11
Sugiyono, statistika untuk penelitian, Alfabeta,cv, 2014, hlm. 34.

21
62 57 48 69 76 52 49 45 54 41
33 61 80 57 42 45 59 44 68 73
55 70 39 59 69 51 85 46 55 67

1. Menghitung Jumlah Kelas Interval


K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 150 = 1 + 3,3 . 2,18 = 8,19

Jadi jumlah kelas interval 8 atau 9. Pada kesempatan ini digunakan 9


kelas.
2. Menghitung Rentang Data
Yaitu data terbesar dikurangi data yang terkecil kemudian ditambah 1.
Data terbesar = 93 dan terkecil = 13.
Jadi 93 – 13 =80 + 1
3. Menghitung Panjang Kelas = Rentang dibagi Jumlah Kelas
Yakni: 81 : 9 = 9. Walaupun dari hitungan panjang kelas diperoleh 9,
tetapi pada penyusunan tabel ini digunakan panjang kelas 10. Supaya nilai
batas bawah semua berakhir nol dan batas atas 9. Hal ini akan lebih
komunikatif bila dibandingkan dengan menggunakan panjang kelas 9.
4. Menyusun Interval Kelas
Secara teoritis penyusunan kelas interval dimulai dari data yang terkecil,
yaitu 13. Tetapi supaya lebih komunikatif, maka dimulai dengan angka 10.
5. Setelah Kelas Interval tersusun, maka untuk memasukkan data guna
mengetahui frekuensi pada setiap kelas interval dilakukan dengan
menggunakan tally.
6. Cara memasukkan tally yang cepat
Adalah dengan cara memberi tanda centang pada setiap angka yang
dimasukkan pada, setiap kelas, dan mulai dari data awal. Misalnya data
yang paling awal adalah angka 27, maka data 27 itu termasuk pada kelas
no.2 yaitu (20-29). Kemudian angka 27 ini diberi tanda centang, yang
berarti data tersebut telah dimasukkan ke dalam kelas interval.

22
J. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

1. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal


Sebelum dikemukakan tentang cara pembuatan Tabel Distribusi
Frekuensi Data Tunggal, terlebih dahulu perlu dikemukakan bahwa tabel
distribusi frekuensi data tunggal itu ada dua macam, yaitu : Tabel Distribusi
Frekuensi Data Tunggal yang semua skornya berfrekuensi 1, dan Tabel
Frekuensi Data Tunggal yang sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi lebih
dari satu.12
a. Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang
Semua Skornya Berfrekuensi 1
Misalkan dari 10 orang Mahasiswa yang menempuh Ujian Ulangan
secara lisan dalam mata kuliah Statistik Pendidikan, diperoleh nilai sebagai
berikut :
No. N a m a N i l a i
1 . Syamsudd in 6 5
2 . M a r g o n o 3 0
3 . A bd u l Wa h i d 6 0
4 . D i m y a t i 4 5
5 . Sulistyani 7 5
6 . F a t ho na h 4 0
7 . Nur Kholis 7 0
8 . H a m d a n i 5 5
9 . Listiorini 8 0
10. B. Pra mo no 5 0

Apabila kita perhatikan data di atas, maka dari 10 orang mahasiswa


yang menempuh ujian ulangan lisan tersebut, yang berhasil mencapai nilai
80 = 1 orang, nilai 75 = 1 orang, nilai 70 = 1 orang, demikian pula
mahasiswa yang mencapai nilai 65, 60, 55, 50, 45, 40, dan 30, masing-
masing sebanyak 1 orang. Dengan demikian maka dapat kita katakana

12
Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm.
46-47

23
bahwa semua skor atau semua nilai yang sedang kita hadapi itu masing-
masing berfrekuensi 1.
Jika dituangkan penyajiannya dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi
Data Tunggal, yaitu :

Ni l a i F
( X )
8 0 1
7 5 1
7 0 1
6 5 1
6 0 1
5 5 1
5 0 1
4 5 1
4 0 1
3 0 1
T o t a l 1 0 = N

Karena semua skor (nilai) hasil ujian tersebut berfrekuensi 1 dan semua
skor (nilai) yang ada itu berwujud Data Tunggal, maka tabel di atas
dinamakan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Semua Skornya
Berfrekuensi 1.
b. Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang
Sebagian atau Keseluruhan Skornya Berfrekuensi Lebih dari 1
Misalkan dari sejumlah 40 orang murid Madrasah Ibtidaiyah yang
menempuh ulangan harian dalam mata pelajaran matematika, diperoleh nilai
hasil ulangan sebagai berikut (nama murid tersebut tidak dicantumkan di
sini) :
5 8 6 4 6 7 9 6 4 5
3 5 8 6 5 4 6 7 7 10
4 6 5 7 8 9 3 5 6 8
10 4 9 5 3 6 8 6 7 6

24
Apabila data tersebut akan kita sajikan dalam bentuk Tabel Distribusi
Frekuensi, maka langkah yang perlu ditempuh adalah:13

Langkah Pertama
Mencari Nilai Tertinggi (Skor Paling Tinggi (Higbest Score) H) dan Nilai
Terendah (Skor paling rendah (Lowest score) L). Ternyata H=10 dan L=3.
Dengan diketahuinya H dan L maka kta dapat menyusun atau mengatur
nilai hasil ulangan harian itu, dati atas ke bawah, mulai dari 10 berturut-turut
ke bawah sampai dengan 3.
Langkah Kedua
Menghitung frekuensi masing-masing nilai yang ada, dengan bantuan jari-
jari (tallies), hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari tabel dari Tabel
Distribusi Frekuensi yang sudah dipersiapkan.
Langkah Ketiga
Mengubah jari-jari menjadi angka biasa, dituliskan pada kolom 3. Setelah
selesai, keseluruhan angka yang menunjukkan frekuensi masing-masing
nilai yang ada itu lalu kita jumlahkan, sehingga diperoleh jumlah frekuensi
(∑ f) atau Number of Cases=N.
Berikut gambar Tabel berdasarkan langkah-langkah yang telah
disebutkan di atas :
N i l a i F
( X ) Tanda/jari-jari-Tallies
1 0 I I 2
9 I I I 3
8 I I I I I 5
7 I I I I I 5
6 I I I I I I I I I I 1 0
5 I I I I I I I 7
4 I I I I I 5
3 I I I 3

T o t a l 4 0 = N

13
Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm.
49

25
Catatan :
1. Untuk melambangkan variable (dalam contoh di atas adalah variable
nilai), pada umumnya dipergunakan lambang huruf X, Y, atau Z.
2. N adalah singkatan dari Number of Cases, yang menggantikan lambang
∑ f (= jumlah frekuensi), karena dipandang lebih singkat.

2. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan


Jika penyebaran angka/skor/nilai yang akan kita sajikan dalam bentuk Tabel
Distribusi Frekuensi itu demikian luas atau besar, dan penyajiannya dilakukan
dengan cara seperti yang telah dikemukakan di atas, maka Tabel Distribusi
Frekuensi yang berhasil kita buat akan terlalu panjang dan memakan tempat.
Untuk mencegah kejadian yang demikian itu, maka terhadap data statistic (yang
berbentuk angka/skor itu) perlu dilakukan pengelompokkan terlebih dahulu,
setelah itu barulah dihitung frekuensi masing-masing kelompok nilai. 14
Perhatikanlah contoh berikut ini : misalkan dari sejumlah 80 orang siswa
kelas III SMA Jurusan Fisika diperoleh nilai hasil EBTA (Evaluasi Belajar Tahap
Akhir) dalam bidang studi Biologi, sebagai berikut (nama mereka sengaja tidak
dimuat di sini):
65 54 68 70 57 61 58 62 58 60 65 60 50 60 53 74
59 67 47 63 57 60 77 55 71 55 65 53 49 65 56 70
57 60 73 58 65 57 52 66 57 66 59 69 56 64 52 58
78 55 60 54 62 75 51 60 64 62 61 61 55 48 72 56
54 61 51 59 61 60 63 59 50 60 65 59 62 67 45 80
Agar data yang berupa deretan angka yang menunjukkan nilai hasil EBTA bidang
studi Biologi itu dapat disajikan dalam bentuk Tabel Distribusi yang baik (teratur,
ringkas dan jelas), maka perlu ditempuh cara dan langkah sebagai berikut :

Langkah Pertama
Mencari Higbest Score (H) dan Lowest Score (L); ternyata diperoleh H = 80
dan L = 45.

14
Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm.
51

26
Langkah Kedua
Menetapkan luas penyebaran nilai yang ada, atau mencari banyaknya nilai,
mulai dari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi, yang biasa disebut Total
Range atau sering disingkat dengan Range saja dan diberi lambang dengan huruf
R, dengan menggunakan rumus :
R=H–L+1
R = Total Range
H = Higbest Score (Nilai Tertinggi)
L = Lowest Score (Nilai Terendah)
1 = Bilangan konstan.
Di atas telah kita ketahui: H = 80 dan L = 45, maka dengan mudah dapat
diperoleh R = 80 – 45 + 1 = 36. Angka 36 ini mengandung arti bahwa apabila kita
menghitung banyaknya nilai mulai dari nilai terendah sampai dengan nilai
tertinggi pada data yang telah dikemukakan di atas, akan diperoleh sebanyak 36
butir nilai. Karena H = 80 dan L = 45, maka kalau kita menderetkan nilai mulai
dari 45 sampai dengan 80 akan terdapat 36 nilai; 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53,
54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75,
76, 77, 78, 79, 80 = 36 butir nilai.15

Langkah Ketiga
Menetapkan besar atau luasnya pengelompokkan data untuk masing-
masingkelompo data. Yang dimaksud di sini adalah : karena data berupa nilai
hasil EBTA itu akan disajikan dalam bentuk data kelompok, maka perlu kita
tetapkan dulu, masing-masing kelompokkan data (masing-masing interval) akan
terdiri dari beberapa nilai.
Untuk menetapkan besar atau luas dari masing-masing interval nilai yang akan
kita sajikan dalam Tabel Distribusi Frekuensi, ada beberapa macam cara yang
dapay digunakan, salah satunya yaitu :
𝑅
sebaiknya menghasilkan bilangan yang besarnya 10 s/d 20
𝑖

R = Total range

15
Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm.
52

27
i = interval class, yaitu luasnya pengelompokkan data yang dicari, atau kelas
interval
10 s.d. 20 maksudnya di sini ialah bahwa jumlah kelompokkan data yang akan
disajikan dalam Tabel Distribusi Frekuensi itu sebaiknya tidak kurang dari 10
dan tidak lebih banyak dari 20.
Sebagian ahli statistic berpendapat bahwa Tabel Distribusi Frekuensi yang
manis dan rapi (sesuai dengan kondisi ukuran standar kertas di dunia ini) adalah
Tabel Distribusi Frekuensi yang baris-baris pengelompokkan datanya minimal 10
buah dan 20 buah.
Karena R = 36, maka :
36
= 10 → 20
𝑖
Dengan mudah dapat kita tetapkan I sebesar 3 (i = 3), sebab bilangan 36
apabila dibagi dengan bilangan 3 hasilnya = 12, dan bilangan 12 ini terletak
antara bilangan 10 sampai 20. Dengan ditetapkannya i sebesar 3 maka kita dapat
mengatakan bahwa deretan interval yang akan terdapat dalam tabel Distribusi
Frekuensi adalah sebanyak 12 buah.

Langkah Keempat
Menetapkan bilangan dasar masing-masing interval yang akan dibuat
dalam tabel. Bilangan dasar interval ialah bilangan yang merupakan batas
antara interval yang satu dengan interval yang lain. 16
Dalam menetapkan bilangan dasar masing-masing interval itu, para ahli
statistic mengemukakan pedoman sebagai berikut :
Pertama : Bilangan dasar interval itu sebaiknya adalah bilangan yang
merupakan kelipatan dari i. dengan kata lain, bilangan dar interval
itu sebaiknya dipilihkan bilangan yang dapat habis jika dibagi
dengan i. kalau pedoman ini kita terapkan pada data yang sedang
kita hadapi maka bilangan dasar interval yang memenuhi syarat
adalah bilangan : 78, 75, 72, 69, 66, 63, 60, 57, 54, 51, 48, dan 45.

16
Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm.
54

28
Kedua belas bilangan inilah yang akan mengawali tiap-tiap interval
dalam tabel distribusi frekuensi yang akan kita buat.

Kedua : Dalam menetapkan bilangan dasar interval itu harus diperhatikan


sedemikian rupa, sehingga dalam interval yang tertinggi (interval
paling atas) harus terkandung Nilai Tertinggi (Higbest Score), dan
dalam interval yang terendah (interval paling rendah) harus
terkandung Nilai Terendah (Lowest Score).

Marilah kita perhatikan data kita : Nilai Tertinggi yang kita miliki adalah = 80,
sedang Nilai Terendah = 45. Karena i telah ditetapkan sebesar 3, sedangkan
bilangan dasar dari interval yang tertinggi telah kita tetapkan sebesar 78, maka
interval tertinggi yang akan tercantum dalam tabel kita nanti adalah: 78-80.

Disini kita lihat bahwa Higbest Score sebesar 80 telah terkandung atau
tercakup dalam interval paling atas. Demikian pula karena bilangan dasar
interval paling bawah sudah kita tetapkan sebesar 45, sedangkan i telah kita
tetapkan sebesar 3, berarti interval terendah yang akan dicantumkan dalam
tabel nanti adalah: 45 – 47.

Disini kita lihat bahwa Lowest Score sebesar 45 sudah terkandung atau
tercakup pada interval paling bawah. Dengan demikian kita dapat mengatakan
bahwa baik interval class (i) maupun bilangan-bilangan dasar interval yang
telah kita pilih atau kita tetapkan itu, telah memenuhi pedoman yang telah
digariskan oleh para ahli statistic.

Langkah Kelima

Mempersiapkan Tabel Distribusi Frekuensinya, yang terdiri dari tiga kolom.


Kolom 1 diisi dengan interval nilai yang banyaknya 12 baris (seperti telah kita
tetapkan tadi), kolom2 adalah kolom untuk membubuhkan “tanda-tanda” atau
“jari-jari” sebagai pertolongan dalam menghitung frekuensi, sedang kolom 3
berisi frekuensi. Perhatikan tabel berikut :

29
Distribusi Frekuensi Nilai Hasil EBTA Dalam Bidang Studi Biologi dari
sejumlah 80 orang siswa kelas III SMA Jurusan Fisika.

I n t e r v a l T a n d a / J a r i - J a r i f

7 8 – 8 0 I I 2

7 5 – 7 7 I I 2

7 2 – 7 4 I I I 3

6 9 – 7 1 I I I I 4

6 6 – 6 8 I I I I I 5

6 3 – 6 5 I I I I I I I I I I 1 0

6 0 – 6 2 I I I I I I I I I I I I I I I I I 1 7

5 7 – 5 9 I I I I I I I I I I I I I I 1 4

5 4 – 5 6 I I I I I I I I I I I 1 1

5 1 – 5 3 I I I I I I 6

4 8 – 5 0 I I I I 4

4 5 – 4 7 I I 2

T o t a l : 8 0 = N

Langkah Keenam

Menghitung frekuensi dari tiap-tiap nilai yang ada, dengan bantuan “tanda-
tanda” atau “jari-jari” seperti terlihat pada kolom 2; setelah hal itu dapat
diselesaikan, selanjutnya “jari-jari” itu kita ubah menjadi angka biasa dan kita
tuliskan pada kolom 3. Akhirnya menjadi angka biasa dan kita tuliskan pada
kolom 3. Akhirnya semua frekuensi yang telah kita tuliskan pada kolom 3 itu
kita jumlahkan, sehingga diperoleh f atau N sebesar 80.

Catatan Tambahan

30
Para ahli statistic sangat menganjurkan agar dalam menetapkan besarnya
interval class (i) sebaiknya dipilih bilangan gasal (bukan bilangan genap),
seperti 3, 5, 7, 9, 11, 13, 25, 37, dan sebagainya. Anjuran itu mengandung
maksud, agar apabila pada langkah berikutnya akan dilakukan pencarian atau
perhitungan nilai rata-rata hitung terhadap data yang kita hadapi –dalam
perhitungan ini midpoint akan diperkalikan dengan frekuensi dari masing-
masing interval—atau terhadap data tersebut akan dikenai perhitungan untuk
memperoleh deviasi standar— dalam perhitungan ini semua midpointakan
diperselisihkan dengan nilai rata-rata hitung, kemudian dikuadratkan dan
diperkalikan dengan frekuensinya masing-masing—maka proses perhitungan
yang kita lakukan itu akan berjalan dengan lebih cepat dan mudah jika
dibandingkan apabila kita menggunakan interval class berupa bilangan genap.
Resiko kesalahannya pun lebih ringan.

Contoh:

1) Interval 50 – 54 kelas intervalnya (i-nya) adalah 5 (merupakan bilangan


gasal). Midpoint atau nilai tengah dari interval 50 – 54 adalah = (50 + 54) :
2 = 52 (midpoint berupa bilangan bulat).

2) Interval 50 – 55 kelas intervalnya adalah 6 (atau: i = 6). Jadi di sini interval


classnya berupa bilangan genap. Midpoint dari interval 50 – 55 itu adalah =
(50 + 55) : 2 = 52,50 (midpoint berupa pecahan).

Jelaslah sekarang bahwa setiap kali kita menetapkan i dengan bilangan genap
(seperti: 2, 4, 6, 8, dan seterusnya), maka midpoint-nya akan selalu berupa
pecahan. Dan sebaliknya, apabila i kita tetapkan atau kita pilihkan bilangan
gasal (seperti : 3, 5, 7, 9, dan seterusnya) maka midpoint-nya akan selalu
berupa bilangan bulat.

31
c. Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal
menggunakan software Microsoft Excel

Salah satu cara untuk mendeskripsikan data mentah (raw data)


adalah denganmenyusunnya kedalam tabel distribusi frekuensi. Dengan
tabel distribusi frekuensi ini, akanlebih mudah memahami gambaran
data, karena data mentah tersebut sudah
dikelompokkelompokkanberdasarkan pengelompokkan tertentu.Salah
satu software statistik yang menurut saya cukup bagus dalam menyusun
tabeldistribusi frekuensi ini adalah Program SPSS. Meskipun demikian,
di Excel kita juga menyusuntabel distribusi frekuensi dari data mentah
dengan cara yang relatif mudah. 17
Untuk latihan, misalnya kita punya data umur dari hasil survai
terhadap 20 orangresponden sebagai berikut:
20 18 25 30 34 32 35 17 22 21 38 17 28 30 35 36 32 22 30 32
Tempatkan data kita ini mulai pada sel A2 sampai A21 (range
A2:A21). Selanjutnya,misalnya kita ingin mengelompokkan atas
kelompok umur sebagai berikut:
<= 19
20 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 39
Ketikkan angka 19, 24, 29, 34, 39 berturut-turut pada kolom C
mulai dari sel C2 sampaiC6 (range C2:C6). Setelah itu, di sel D2
ketikkan rumus berikut:
 =FREQUENCY(A2:A21,C2:C6).
 Setelah itu, blok range dari D2:D6,
 kemudian tekan F2 dantekan CTRL+SHIFT+ENTER
bersamaan. Maka hasil distribusi frekuensi kita akan muncul padarange

17
Junaidi, J. (2014). Statistika Deskriptif dengan Microsoft Excel. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jambi. Jambi. Hlm. 1

32
D2:D6. Kita juga bisa menambahkan persentase di kolom berikutnya.
Jumlahkan terlebihdahulu distribusi frekuensi tersebut dan tempatkan
jumlahnya pada sel D7.
 Kemudian pada selE2 ketikkan rumus berikut:
=(D2/D$7)*100. Selanjutnya, copy rumus tersebut sampai pada
selE6.Hasil pekerjaan kita, terlihat pada tampilan berikut:

Dari tampilan tersebut dapat dikemukakan bahwa yang berumur


19 tahun atau kurangsebanyak 2 orang, antara 20 – 24 tahun sebanyak 4
orang, antara 25 – 29 tahun sebanyak 2orang, dan seterusnya.Jumlahnya
sebanyak 20 orang. Selanjutnya di kolom E, dapat kita baca bahwa
yangberumur 19 tahun atau kurang sebesar 15,00 persen dari
keseluruhan responden, yang berumur24 – 29 tahun sebesar 20,00
persen dan seterusnya. 18

18
Frye, CD. (2007). Step by Step Microfost Office Excel 2007. Washington. Microsoft Press. Hlm
2

33
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketika melakukan suatu pengukuran sering dijumpai besar hasil pengukuran


yang diperoleh biasanya bervariasi. Apabila kita perhatikan data tersebut,
sangatlah sulit bagi kita untuk menarik kesimpulan yang berarti. Untuk
memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut, data tersebut perlu
diolah terlebih dahulu. Maka dari sinilah perlunya kita mempelajari namanya
distribusi frekuensi.

Distribusi frekuensi adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa


kategori yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori., dan setiap
data tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori. Distribusi
frekuensi adalah susunan data dalam bentuk tunggal atau kelompok menurut
kelas-kelas tertentu dalam sebuah daftar.

34
DAFTAR PUSTAKA

Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo


Persada.
Andi, Supangat. 2010. Statistika : Dalam Kajian Deskriptif, Interensi, Dan
NonParamentrik.Jakarta : Kencana.
Afrinando, R. (2014). Probabilitas dan Statistika. Fakultas Teknik. Universitas
Andalas Padang. Padang.
Benua Ilmu. (2013). http://www.benuailmu.com/2013/09/rumus-simpangan-
baku.html. Dipetik Maret 03, 2016

Budiwanto, Setyo. 2017. “METODE STATISTIK Untuk Mengolah Data


Keolahragaan” FIK Univ. Negeri Malang.
Frye, CD. (2007). Step by Step Microfost Office Excel 2007. Washington.
Microsoft Press.
Junaidi, J. (2014). Statistika Deskriptif dengan Microsoft Excel. Fakultas Ekonomi
dan BisnisUniversitas Jambi. Jambi
Mafia. (2014). http://mafia.mafiaol.com/2014/06/cara-menentukan-jangkauan-
interkuartil-simpangan-kuartil.html. Dipetik Maret 05, 2016
Maria Fauzi. (2013). https://marieffauzi.wordpress.com/2013/10/07/pengukuran-
penyimpangan-range-deviasi-varian/. Dipetik Maret 03, 2016
Matematika Study Center. (2010). http://matematikastudycenter.com/kelas-11-
sma/142-statistika-data-simpangan-rata-rata. Dipetik Maret 02, 2016
Ruslang, T. (2010). Statistik Ekonomi I Frekuensi Distribusi. Parepare: Scribd.
Suprapto. (2009). Kemencengan (Skewness). Program Kuliah Karyawan.
Universitas Mercu Buana Jakarta. Jakarta.
Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Alfabeta,cv. 2014.

35

Anda mungkin juga menyukai