Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

Perancangan Komik Webtoon Keterbukaan Ekspresi Emosional Laki-Laki

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kini sudah menjadi pengetahuan umum bahwa laki-laki jauh lebih rentan
menjadi korban bunuh diri, bahkan hingga tiga kali lipat dibanding perempuan.
Salah satu penyebabnya adalah standar maskulinitas yang mengharuskan pria
untuk tetap tangguh dan tidak terlihat lemah. Anak laki-laki sering kali dilarang
menangis atau mengeluh untuk menjadi sosok pria. Oleh karena itu jumlah laki-
laki yang mengalami depresi dan meminta pertolongan profesional lebih rendah
dibandingkan wanita. Lebih kecil kemungkinannya untuk pria mengetahui bahwa
mereka mengalami tekanan maupun kondisi mental lainnya sehingga
menempatkan mereka dalam situasi yang sulit.
Akibat standar maskulinitas, laki-laki terpaksa mengekspresikan perasaan
yang dilabeli sebagai feminin seperti kesedihan dan rasa sakit, sebagai perasaan
yang dianggap lebih maskulin seperti rasa marah dan rasa bangga demi
melindungi dirinya sendiri. Hal ini dapat berujung pada kekerasan pada orang lain
dalam bentuk agresi atau dominasi dan juga kekerasan pada diri sendiri seperti
kecanduan dan tindakan bunuh diri.
Selama ini laki-laki memang dianggap lebih sering melakukan kekerasan
dibanding wanita dan hal itu didukung oleh tingkat kekerasan yang dilakukan oleh
pria. Maka isu keterbukaan emosional pria sangatlah penting untuk seluruh
masyarakat demi mengurangi tindak kekerasan. Segala tindakan terjadi karena
suatu kebutuhan. Dalam hal ini, kekerasa terjadi karena kebutuhan untuk
mengekspresikan emosi mereka. Akan tetapi mereka tidak memiliki kesempatan
untuk meminta pertolongan dan mengolah perasaan mereka.
Mereka lebih memilih memendam perasaan mereka dan tidak mengolah
perasaan itu dengan baik. Pria terpaksa berpura-pura kebal karena emosi pria
dianggap sebagai hal yang tidak penting dan membuat mereka lemah dan seperti
wanita. Akibatnya mereka tidak dapat mencari akar permasalahan mereka dan
menyelesaikannya dengan cara yang sehat.
Kerentanan dan keterbukaan dalam beremosi juga merupakan hal yang
penting untuk menjalankan hubungan keluarga, pertemanan, dan romansa karena
memungkinkan koneksi emosional yang dekat, dalam, dan lebih tulus. Dengan
keterbukaan, akan lebih mudah untuk berkata jujus dan mencegah miskomunikasi
atau kesalahpahaman yang dapat mengakibatkan perkelahian dan runtuhnya suatu
hubungan. Selain itu, kita juga bisa menjadi diri sendiri seutuhnya.
Oleh karena hal-hal tersebut, anak laki-laki harus dididik sejak dini agar
dapat terbuka dan mengekspresikan emosi mereka. Menempatkan ekspektasi pada
anak laki-laki untuk memendam perasaan mereka dan menjadi kuat dapat merusak
kepolosan mereka. Namun, dengan membantu laki-laki melabeli dan memahami
perasaan mereka tanpa menghakimi, kita dapat mencegah rasa takut pada isu
kesehatan mental dan emosional. Kita perlu mendidik anak-anak laki untuk
menjadi manusia, bukan pria.
Demi melakukan hal tersebut, platform daring seperti webtoon yang
berasal dari Korea Selatan. Webtoon adalah tipe komik yang didesain untuk
dibaca dengan telepon genggam dengan mudah sebagai solusi untuk
meningkatnya kebutuhan media yang ramah seluler. Bentuk komik ini bermula
dari buku komik Korea atau manhwa. Perbedaannya adalah webtoon memiliki
format vertical scrolling yang memudahkannya untuk dibaca dengan telepon
genggam, bahkan dengan satu tangan. Tidak seperti komik yang didesain untuk
media cetak, pembaca tidak perlu memperbesar gambar untuk membaca tulisan
atau melihat detail pada gambarnya karena formatnya sudah sesuai.
Dalam perkembangannya, Naver Webtoons telah berperan menyebarkan
webtoon ke berbagai belahan dunia dan menjadi platform komik yang populer dan
pada tahun Januari 2022 memiliki 82 juta pengguna di seluruh dunia. Di
Indonesia, platform ini dikenal dengan nama Line Webtoon atau Webtoon.
Setelah satu tahun beroprasi di Indonesia, Line Webtoon berhasil menarik 6 juta
pengguna aktif pada tahun 2016 dan menampung 88 judul karya dan 36 di
antaranya adalah karya komikus lokal. Popularitas K-pop dan budaya Korea
Selatan lainnya pun mendukung perkembangan webtoon di Indonesia. Hingga saat
ini sudah ada 3 film Indonesia yang merupakan adaptasi dari karya Line Webtoon
seperti Si Juki the Movie yang rilis tahun 2017, Eggnoid dari tahun 2019, dan juga
Terlalu Tampan yang hadir di tahun 2019.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana merancang komik bertema keterbukaan ekspresi emosional
laki-laki untuk platform webtoon dalam upaya mengangkat pentingnya isu
kesehatan mental pada pria.

C. Batasan Masalah
Perancangan ini akan dibatasi pada menghasilkan visualisasi komik
webtoon yang membahas keterbukaan ekspresi emosional laki-laki dan
pengaruhnya pada pengolahan emosi dan hubungan keluarga dan pertemanan.
Juga merancang media-media pendukungnya untuk kepentingan promosi komik
webtoon keterbukaan ekspresi emosional laki-laki.

D. Tujuan Perancangan
1. Merancang komik webtoon bertema keterbukaan ekspresi emosional laki-laki
sebagai media edukasi mengenai pentingnya isu kesehatan mental pada pria
dan melawan standar maskulinitas yang kurang bermanfaat.
2. Memberikan wawasan melalui media komik yang ringan dan menghibur agar
masyarakat tertarik dan dapat menerima pesan mengenai kesehatan mental
pria dengan lebih terbuka sehingga membantu laki-laki untuk lebih terbuka
dalam mengekspresikan emosi mereka.

E. Manfaat Perancangan
1) Bagi Masyarakat
Memberikan gambaran umum mengenai dampak standar maskulinitas
pada keterbukaan ekspresi emosional laki-laki sehingga dapat lebih
memahami pentingnya isu kesehatan mental pria.
2) Bagi Mahasiswa Desain Komunikasi Visual
Perancangan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa
Desain Komukasi Visual yang tertarik dalam membuat komik dalam format
atau topik serupa sehingga dapat menginspirasi mereka dalam berkarya
nantinya.
3) Bagi Dunia Perkomikan Indonesia
Memberikan kontribusi karya komik webtoon tentang keterbukaan
ekspresi emosional laki-laki, sehingga dapat menjadi referensi literatur komik
webtoon lokal dan menambah bacaan alternatif mengenai topik tersebut.
4) Bagi Target Audiens
Mengedukasi pembaca khususnya laki-laki mengenai pentingnya
keterbukaan ekspresi emosional dan dampaknya pada kehidupan dan
hubungan antarindividu. Mendukung dan menormalisasikan ekspresi perasaan
laki-laki.

Anda mungkin juga menyukai