Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Pujian dan rasa syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga tugas ini dapat diselesaikan, baik dari segi bentuk maupun
konten.
Penyusunan makalah ini dilakukan sebagai salah satu tugas Pendidikan
kewarganegaraan
dengan Bapak Waliyul Maulana Siregar.

Kami berharap bahwa makalah ini akan membantu meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. kami mengakui bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan, karena kami masih memiliki sedikit pengalaman. Jika ada kesalahan,
kami
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif sehingga yang berikutnya bisa lebih baik
MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“ NEGARA DAN KONSTITUSI “

Dosen Pengampu : Dr. Mangido Nainggolan, S.Th., M.Si.

Oleh :
Agha Hamuda Sirait : 6213111028
Ebi Triani Pardede : 6213111039
Habib Hasibuan : 6213111050
Janwar Sinaga : 6213111052
Mabireta Sembiring : 6213111037
PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Pujian dan rasa syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga tugas ini dapat diselesaikan, baik dari segi bentuk maupun konten.
Penyusunan makalah ini dilakukan sebagai salah satu tugas Pendidikan kewarganegaraan
dengan Bapak Dr. Mangido Nainggolan, S.Th., M.Si.

Kami berharap bahwa makalah ini akan membantu meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. kami mengakui bahwa makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan, karena kami masih memiliki sedikit pengalaman. Jika ada kesalahan,
kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif sehingga yang berikutnya bisa lebih
baik.

Medan, Februari 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................II
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... III
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................4
B. RUMUSAAN MASALAH.................................................................................................4
C. TUJUAN.............................................................................................................................5

BAB II....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN....................................................................................................................... 6
D. KONSEP NEGARA........................................................................................................... 6
E. UNSUR-UNSUR NEGARA...............................................................................................6
F. TEORI TERBENTUKNYA NEGARA.............................................................................. 9
G. SIFAT NEGARA................................................................................................................9
H. TUJUAN DAN FUNGSI NEGARA................................................................................10
I. PENGERTIAN KONSTITUSI..........................................................................................11
J. KEDUDUKAN KONSTITUSI......................................................................................... 11
K. TUJUAN DAN FUNGSI KONSTITUSI......................................................................... 12
L. SEJARAH KONSTITUSI DI INDONESIA.................................................................... 13
M. AMANDEMEN ATAU PERUBAHAN UUD NRI 1945............................................... 14

BAB III....................................................................................................................................16
PENUTUP...............................................................................................................................16
A. KESIMPULAN............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara adalah salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Pada prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu negara dan harus
tunduk pada kekuasaan negara.melalui kehidupan bernegara dengan adanya pemerintaban
yang ada di dalamnya,masyarakat ingin mewujudkan tujuan-tujuan tertentu seperti
terwujudnya ketentraman,ketertiban,dan kesejahteraan masyarakat.tanpa melalui organisasi
negara kondisi masyarakat yang semacam itu sulit untuk terwujudkan,karena tidak ada
pemerintah yang mengatur kehidupan bersama.
Agar pemerintah suatu negara memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan
masyarakat tidak bertindak seenaknya,maka ada sistem aturan yang mengaturnya.sistem
aturan tersebut menggambarkan suatu hierarki atau tingkatan dari aturan yang paling tinggi
tingkatannya sampai pada aturan yang paling rendah.dengan konstitusi diharapkan
organisasi negara tertata dengan baik dan teratur,dan pemerintah yang ada di dalamnya
tidak bertindak sewenang wenangnya terhadap rakyat.
B. RUMUSAAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dasar negara?
2. Apa saja unsur-unsur negara?
3. Bagaimana teori terbentuknya negara?
4. Bagaimana sifat negara?
5. Apa tujuan dan fungsi negara?
6. Apa pengertian konstitusi?
7. Bagaimana kedudukan konstitusi?
8. Apa tujuan fungsi konstitusi?
9. Bagaimana konstitusi di Indonesia?
10. Bagaimana amandemen atau perubahan UUD NRI 1945?
C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar negara


2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur negara
3. Untuk mengetahui bagaimana teori terbentuknya negara
4. Untuk mengetahui bagaimana sifat negara
5. Untuk mengetahui apa tujuan dan fungsi negara
6. Untuk mengetahui bagaimana apa pengertian konstitusi
7. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan konstitusi
8. Untuk mengetahui apa tujuan fungsi konstitusi
9. Untuk mengetahui bagaimana konstitusi di Indonesia
10. Untuk mengetahui bagaimana amandemen atau perubahan UUD NRI 1945
BAB II

PEMBAHASAN

D. Konsep Negara

Secara etimologi kata negara berasal dari kata "staat" (belanda/jerman) "statum"
(latin), "state"(inggris) "etat" (perancis) yang artinya meletakkan dalam keadaan berdiri
atau menempatkan.menurut john locke &rosseau,negara adalah suatu badan atau organisasi
hasil dari perjanjian masyarakat.Menurut max weber, negara adalah suatu masyarakat yang
memonopoli penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.menurut harold
j.laski negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang
yang bersifat memaksa danyang secara sah lebih agung daripada individy atau kelompok
yang merupakan bagian dari masyarakat itu.Kesimpulan negara adalah organisasi dari
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang secara bersama sama mendiami suatu
wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertis serta
keselamatan sekelompok manusia tersebut.
E. Unsur-unsur Negara
Menurut dikdik barif (2014:92-95) unsur-unsur terbentuknya negara sebagai berikut :
1. Unsur Konstitutif
Negara harus memiliki unsur konstitutif dan unsur deklaratif . Unsur konstitutif
adalah unsur yang wajib ada ketika negara berdiri, meliputi :

a) Rakyat

Rakyat suatu negara adalah semua orang yang secara nyata dalam suatu wilayah negara,
yang tunduk dan patuh terhadap peraturan dalam negara tersebut. Namun secara sosiologis,
rakyat adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Sedangkan dalam pengertian yuridis, rakyat
merupakan warga negara dalam suatu negara yang memiliki ikatan hukum dengan
pemerintah. Rakyat dapat dibedakan menjadi dua ; penduduk dan bukan penduduk. Penduduk
adalah orang-orang yang berdomisili secara tetap dalam wilayah suatu negara untuk jangka
waktu yang lama. Penduduk itu sendiri dibedakan menjadi dua ; warga negara dan bukan
warga negara. Warga negara adalah orang-orang yang secara sah menurut hukum menjadi
anggota suatu negara, dengan status kewarganegaraan warga negara asli atau warga negara
keturunan asing. Sedangkan yang dimaksud bukan warga negara adalah mereka yang berada
di Indonesia tetapi menurut hukum tidak diakui sebagai anggota suatu negara, mereka
berstatus sebagai warga negara asing.
b) Wilayah

Wilayah merupakan salah satu unsur mutlak bagi suatu negara. Jika
warga negara merupakan dasar personal suatu negara maka wilayah merupakan
landasan material atau landasan fisik negara. Wilayah suatu negara biasanya
terdiri dari :

1. Wilayah Daratan

Suatu negara biasanya ditentukan batas-batasnya melalui perjanjian antar negara, baik
yang berbentuk bilateral maupun multilateral. Batas daratan biasanya ditentukan ciri-ciri
alamiah seperti gunung dan sungai, atau biasa juga dibuat batas buatan dalam bentuk
tembok pembatas.

2. Wilayah Lautan

Berdasarkan hasil Konvensi Hukum Laut III yang diadakan PBB tanggal 10 Desember
1982 di Jamaica ditentukan sebagai berikut :

a. Laut Teritorial : 12 mil diukur dari garis pantai yang menghubungkan pulau terluar
kepulauan suatu negara, yang diukur pada saat air surut.

b. Zona Bersebelahan : 12 mil dari laut teritorial suatu negara.

c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) : 200 mil dari garis pantai menuju laut bebas. Di
zona ini, negara pantai berhak menggali dan mengolah segala kekayaan alam untuk
kegiatan ekonomi negara tersebut.

d. Landas Kontinen : daratan di bawah permukaan laut di wilayah laut teritorial


dengan kedalaman 200 meter atau lebih.

e. Landas Benua : lebih dari 200 mil dari garis pantai. Di zona ini negara
boleh mengelola kekayaan dengan kewajiban membagi keuntungan dengan
masyarakat internasional.

3. Wilayah Udara

Dalam Konvensi Paris tahun 1949 dinyatakan bahwa negara-negara merdeka dan berdaulat
berhak melakukan eksplorasi dan eksploitasi di wilayah udaranya, misalnya untuk
kepentingan radio, satelit, dan penerbangan. Di Indonesia ketentuan tentang wilayah udara
diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982, berdasarkan undang-undang tersebut,
maka bataswilayah kedaulatan yang termasuk orbit geostasioner adalah setinggi 35.761
kilometer.
4. Wilayah Eksteritorial
Adalah wilayah suatu negara yang berada di luar wilayah negaranya. Dengan kata lain
wilayah negaranya berada di wilayah negara lain. Contoh : kantor kedutaan besar yang
berada di suatu negara ; kapal asing yang berlayar di laut bebas dengan berbendera suatu
negara.Pemerintahan yang BerdaulatKedaulatan (sovereignty) suatu negara biasa
dihubungkan dengan konsep kekuasaan tertinggi atau konsep kedaulatan, dalam filsafat
hukum dan kenegaraan dikenal adanya lima ajaran atau teori, yaitu : Kedaulatan Tuhan
(Sovereignty of God), Kedaulatan Raja (Sovereignty of The King) , Kedaulatan Hukum
(Sovereignty of Law), Kedaulatan Rakyat (People’s Sovereignty), dan Kedaulatan Negara
(State’s Sovereignty). Adapun yang dimaksud dengan pemerintahan yang berdaulat adalah
:
a. Berdaulat ke dalam, artinya memiliki kewenangan tertinggi dalam mengatur dan
menjalankan organisasi negara sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Berdaulat ke luar, artinya pemerintah berkuasa penuh, bebas dan tidak tunduk pada
kekuatan lain. Pemerintah harus pula menghormati kedaulatan negara lain dengan
tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain

2) Unsur Deklaratif

Adalah unsur yang tidak mutlak ada ketika suatu negara berdiri. Tetapi, unsur ini
boleh dipenuhi setelah suatu negara berdiri.Unsur deklaratif merupakan pengakuan
dari negara lain. Hal ini memperkuat terbentuknya sebuah negara. Pengakuan dari
negara lain juga terbagi menjadi dua:

a. Pengakuan de facto
Pengakuan de facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada atau dakta
yang sungguh-sungguh nyata tentang berdirinya suatu negara. Pengakuan de facto juga
tergolong menjadi dua, yakni:

1. Pengakuan de facto yang bersifat tetap, artinya pengakuan dari negara lain
terhadap suatu negara yang hanya bisa menimbulkan hubungan di bidang
perdagangan dan ekonomi.

2. Pengakuan de facto bersifat sementara, artinya pengakuan dari negara lain tanpa
melihat perkembangan negara tersebut. Jika negara itu hancur, maka negara lain
akan menarik pengakuannya.

b. Pengakuan de jure
Pengakuan de jure adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut
hukum internasional. Pengakuan de jure terbagi menjadi:

1. Pengakuan de jure bersifat tetap, yang berarti pengakuan dari negara lain yang
berlaku untuk selamanya karena kenyataan memperlihatkan adanya pemerintahan
yang stabil.
2. Pengakuan de jure bersifat sementara, yang artinya adalah terjadinya hubungan
antarnegara yang mengakui dan diakui dalam hubungan ekonomi, dagang, serta
diplomatik. Negara yang mengakui berhak mempunyai konsulat atau kedutaan di
negara yang diakui tersebut.

F. Teori terbentuknya Negara


Setiap negara memiliki pengalaman berbeda dalam hal terjadinya negara dan
dapat diakui oleh negara lain. Ada beberapa cara untuk mengetahui asal mula
terjadinya suatu negara yaitu :

a) Secara faktual, yaitu cara mengetahui asal mula terjadinya negara berdasarkan fakta
nyata yang dapat diketahui melalui sejarah lahirnya negara tersebut, misalnya seperti
pendudukan (occupatie), penyerahan (cessie), penaikan (accesie), peleburan (fusi),
proklamasi, pembentukan baru (innovation), pencaplokan/penguasaan (anexatie).

b) Secara teoritis

Ada beberapa teori terbentuknya suatu negara, yaitu :

1. Teori Ketuhanan, yang meyakini bahwa sesuatu yang terjadi di dunia atas kehendak
Tuhan, termasuk terjadinya negara. Tokoh-tokohnya seperti Agustinus, Kranenberg,
Thomas Aquinas.

2. Teori Kekuasaan, teori ini menyebutkan bahwa negara terbentuk atas dasar
kekuasaan yang diciptakan oleh seseorang yang paling kuat dan berkuasa.
Pendukung teori ini adalah H.J. Laski, Leon Duguit.

c) Teori Perjanjian Masyarakat (Kontrak Sosial), dalam teori ini negara terjadi karena
adanya perjanjian masyarakat untuk mendirikan negara dan memilih penguasa yang
akan memimpinnya. Tokohnya adalah Thimas Hobbes, John Locke, Montesquieu,
Rosseau.

G. Sifat Negara
Negara sebagai salah satu bentuk organisasu mempunyai kekuasaan yang sifatnya
berbeda dengan organisasi lainnya.secara umum,setiap negara memiliki sifat
memaksa,memonopolu dan sifat mencakup semua.

1. Sifat Memaksa

Setiap negara dapat memaksakan kehendak dan kekuasaannya, baik melalui jalur hukum
maupun jalur kekuasaan atau kekerasan.
2. Sifat Monopoli

Monoppoli berasal dari kata <mono= yang artinya satu dan <poli= yang artinta
penguasa,jika sifat monopolu dikaitkan dengan negara adalah suatu hak tunggal yang
dilakykan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk kepentingan dan
tujuan bersama.

3. Sifat Totalitas

Semua peraturan perundang-undangan berlaku bagi semua warga negara tanpa


kecuali, mencakup seluruh kewenangan negara, misalnya semua orang harus
membayar pajak, semua orang wajib membela negara, semua orang sama di hadapan
hukum, dan sebagainya.

H. Tujuan dan Fungsi Negara

1. Tujuan

a. Teori Kekuasaan

Menurut Shang Yang, tujuan negara adalah memperoleh kekuasaan yang sebesar –
besarnya dengan cara menjadikan rakyatnya miskin, lemah dan bodoh. Sementara
Machiavelli berorientasi bahwa tujuan negara adalah kekuasaan yang digunakan untuk
mencapai kebesaran dan kehormatan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang
pemimpin dibenarkan bertindak kejam dan licik.

b. Teori Perdamaian Dunia

Menurut Dante Allegieri, tujuan negara adalah untuk menciptakan perdamaian


dunia, yang dapat dicapai apabila seluruh negara berada dalam kerajaan dunia
(imperium) dengan undang-undang yang sama bagi semua negara.

c. Teori Jaminan Hak dan Kebebasan

Tokoh dari teori ini adalah Immanuel Kant dan Kranenburg. Keduanya menganjurkan agar
hak dan kebebasan warga negara terjamin, di dalam negara harus dibentuk peraturan atau
undang-undang. Namun keduanya memiliki perbedaan, menurut Kant dalam suatu negara
perlu dibentuk negara hukum klasik (negara sebagai penjaga malam), sedangkan Kranenburg
menghendaki dibentuknya negara hukum modern (welfare state)
Fungsi Negara

Secara umum fungsi negara adalah melaksanakan penertiban, mengusahakan


kesejahteraan, pertahanan, menegakkan keadilan. Berikut adalah fungsi negara menurut
beberapa ahli :

1. Montesquieu, teorinya dikenal dengan trias politica, yang membagi kekuasaan negara
pada fungsi membuat undang-undang (legislatif), fungsi melaksanakan undang-undang
(eksekutif), fungsi mengawasi dan mengadili (yudikatif)

2. Mac Iver, berpendapat bahwa fungsi negara adalah memelihara ketertiban dalam
batas- batas wilayah negara, konservasi dan pengembangan.

3. Van Vollenhoven, merumuskan empat fungsi negara, yaitu fungsi menyelenggarakan


(bestuur), fungsi mengadili (rechtspraak), fungsi membuat peraturan (regeling), dan
fungsi ketertiban dan keamanan (politie)

I. Pengertian Konstitusi
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisi
aturan- aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara. Namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal). Menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi harus
diterjemahkan termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan keputusan.

Pengertian konstitusi menurut para ahli

1. K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu negara


yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur /memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.

2. Herman Heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi tidak
hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.

3. Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaan yang terdapat di dalam


masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di dalam masyarakat,
misalnya kepala negara angkatan perang, dan partai politik.

J. Kedudukan Konstitusi
Konstitusi dan negara adalah dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Karena Konstitusi merupakan dasar hukum suatu negara. Konstitusi menempati kedudukan
yang paling penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Konstitusi merupakan ide-ide
dasar yang digariskan oleh the founding father, serta memberikan arahan dan pedoman bagi
para generasi penerus bangsa dalam mengemudikan suatu negara yang dipimpin. Negara
yang berlandaskan pada konstitusi dinamakan dengan negara konstitusional atau disebut
constitutional state. Constitutional state adalah salah satu ciri negara demokrasi modernDi
Indonesia konstitusi negara adalah Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kedudukan yang paling tinggi di negara Indonesia dalam susunan peraturan
perundangan negara. Namun menurut hukum, Undang-Undang Dasar 1945 berada di bawah
Pancasila sebagai norma dasar suatu negara. Kesepakatan tentang tujuan negara Indonesia
termuat dalam 4 sila dalam pembukaan undang-undang Dasar 1945, yaitu :

1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia

2. Memajukan kesejahteraan umum

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan


keadilan sosial.

K. Tujuan dan fungsi konstitusi


Menurut C.F. Strong pada prinsipnya fungsi konstitusi adalah untuk membatasi
kewenangan tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan
merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.

a. Fungsi Konstitusi secara umum

1. Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadi kesewenang-


wenangan yang dapat dilaukan oleh pemerintah, sehingga hak-hak bagi warga negara
dapat terlindungi dan tersalurkan.

2. Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara

3. Fungsi konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi

4. Fungsi konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan

5. Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambing

6. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga suatu
negara

Selain Fungsi konstitusi diatas, konstitusi juga memiliki tujuan. Tujuan-tujuan


adanya konstitusi secara ringkas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap


kekuasaan politik. Tujuan ini berfungsi untuk membatasi kekuasaan penguasa
sehingga tidak melakukan tindakan yang merugikan masyarakat banyak.

Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan sendiri. Bisa juga
memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM), sehingga dengan adanya
konstitusi maka setiap penguasa dan masyarakat wajib menghormati HAM dan berhak
mendapatkan perlindungan dalam melakukan haknya.
2. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya. Selain memberikan batasan-batasan untuk penguasa
dalam menjalankan kekuasaanya, hal ini juga bertujuan untuk memberikan pedoman
bagi penyelenggara negara agar negara dapat berdiri kokoh.

L. Sejarah Konstitusi di Indonesia


UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 hingga 16 Juli 1945 oleh Badan Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI. Tugas pokok dari BPUPKI adalah
menyusun rancangan undang-undang dasar. Namun dalam prakteknya, persidangan
berjalan cukup lama khususnya dalam membahas masalah dasar negara. BPUPKI
membentuk panitia kecil yang disebut panitia sembilan. Panitia sembilan berhasil mencapai
kompromi untuk menyetujui naskah mukadimah UUD. Soepomo kala itu membentuk
panitia kecil yang diketuai oleh Soekarno yaitu Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
atau PPKI. Undang- undang Dasar atau konstitusi negara Republik Indonesia disahkan dan
ditetapkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Satu hari pasca proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
Sejak saat itu, Indonesia telah menjadi suatu negara modern karena telah memiliki
suatu sistem ketatanegaraan yaitu Undang-undang Dasar atau konstitusi negara yang
memuat tata kerja konstitusi modern.Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan
Indonesia, ada empat macam undang-undang yang pernah berlaku di Indonesia, yaitu:
1. Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949
Periode Periode 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949 adalah periode penetapan
UUD 1945. Penetapan UUD 1945 dilakukan sehari setelah proklamasi kemerdekan
Indonesia oleh PPKI. Penetapan dilakukan setelah mengalami sejumlah proses.
2. Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950
Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 adalah periode konstitusi
Republik Indonesia Serikat atau RIS. Perjalanan negara baru Republik Indonesia
tidak luput dari keinginan Belanda untuk kembali berkuasa di Indonesia.Belanda
mencoba mendirikan negara seperti Negara Sumatera Timur, Negara Indonesia
Timur, Negara Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut,
terjadilan agresi Belanda I pada 1947 dan agresi Belanda II pada 1948.Sehingga,
perlu diselenggarakannya Konferensi Meja Bundar atau KMB yang melahirkan
negara Republik Indonesia Serikat. Akibatnya, UUD yang seharusnya berlaku untuk
seluruh negara Indonesia, hanya berlaku untuk negara Republik Indonesia Serikat
saja.
3. Periode 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959
Periode 17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959 adalah periode Undang-undang Dasar
Sementara atau UUDS 1950. Periode federal dari UUD RIS 1949 merupakan
perubahan sementara karena pada dasarnya bangsa Indonesia menghendaki negara
kesatuan.Kembalinya Republik Indonesia menjadi negara kesatuan, maka perlu
adanya UUD baru. Oleh karena itu, dibentuklah suatu panitia bersama yang
menyusun rancangan UUD pada 12 Agustus 1950. UUDS kemudian disahkan oleh
badan pekerja komite nasional pusat, Dewan Perwakilan Rakyat, dan senat Republik
Indonesia Serikat pada 17 Agustus 1950.

M. Amandemen atau perubahan UUD NRI 1945


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amandemen adalah usul perubahan
undang-undang yang dibicarakan dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pengertian lain
amandemen merupakan penambahan pada bagian yang sudah ada. Secara umum,
amandemen merujuk pada perubahan perundang-undangan negara (konstitusional).

1. Perubahan pertama ditetapkan 19 Oktober 1999, dalam Sidang Umum MPR yang
berlangsung pada 14-21 Oktober 1999. Sebanyak 9 pasal berhasil diamandemen pada
sidang ini. Hasil Amandemen UUD 1945 yang pertama meliputi 9 pasal dan 16 ayat
sebagai berikut:

a. Pasal 5 Ayat 1: Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR

b. Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden

c. Pasal 9 Ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden

d. Pasal 13 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta

e. Pasal 14 Ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi

f. Pasal 14 Ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi

g. Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain

h. Pasal 17 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan menteri

i. Pasal 20 Ayat 1-4: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

2. Perubahan Kedua

Amandemen kedua dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2000, dalam sidang tahunan MPR
pada 7-18 Agustus 2000. Tercatat ada 5 bab dan 25 pasal yang diubah. Dalam perubahan
kedua ini, ketentuan Hak Asasi Manusia (HAM) memiliki bab tersendiri, yakni Bab XA. Bab
yang menjelaskan tentang HAM ini terdiri dari pasal 28 A sampai pasal 29 J.
3. Perubahan Ketiga
Amandemen UUD 1945 yang ketiga ditetapkan pada 9 November 2001, dalam
Sidang Tahunan MPR yang diselenggarakan pada 1-9 November 2001. Sebanyak 23 pasal
berhasil diamandemen. Salah satu poin penting amandemen ketiga UUD 1945 adalah,
melakukan perubahan terhadap kekuasaan kehakiman. Perubahan yang dimaksud ini
tertuang dalam Pasal 24 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi, <Kekuasaan Kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan yang berada
dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan Mahkamah Konstitusi."

4. Perubahan Keempat

Amandemen UUD 1945 yang terakhir ditetapkan pada 10 Agustus 2002, dalam Sidang
Tahunan MPR 1-11 Agustus 2002. Sebanyak 13 pasal berhasil diamandemen serta 3 pasal
aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Mengutip dari sumbarprov.go.id, hal-hal
penting yang ditetapkan melalui amandemen keempat UUD 1945 antara lain: Keanggotaan
MPR Pemilihan presiden dan wakil presiden tahap kedua Kemungkinan presiden dan wakil
presiden berhalangan tetap Tentang kewenangan presiden Hal keuangan dan bank sentral.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara merupakan suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok


manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok yang menopang berdirinya
suatu Negara. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan dan
mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan
sebagai konstitusi melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Ekatjahjana, Widodo. "Negara Hukum, Konstitusi, dan Demokrasi: Dinamika dalam


Penyelenggaraan Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia." (2015).

Ekatjahjana, W. (2015). Negara Hukum, Konstitusi, dan Demokrasi: Dinamika dalam


Penyelenggaraan Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia.

EKATJAHJANA, Widodo. Negara Hukum, Konstitusi, dan Demokrasi: Dinamika


dalam Penyelenggaraan Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. 2015.

Marzuki, M. Laica. "Konstitusi dan Konstitusionalisme." Jurnal Konstitusi 7.4 (2016):


001- 008.

Marzuki, M. L. (2016). Konstitusi dan Konstitusionalisme. Jurnal Konstitusi, 7(4), 001-008.

MARZUKI, M. Laica. Konstitusi dan Konstitusionalisme. Jurnal Konstitusi, 2016, 7.4: 001-
008.

Anda mungkin juga menyukai