Anda di halaman 1dari 5

- Manusia  hospes intermediet (di dlm tubuh manusia

B22M2 tjd pertumbuhan & perkembangan aseksual)

Siklus hidup :
PARASITOLOGI NYAMUK ANOPHELES  Dalam manusia (hospes perantara) :
- Klas : insekta Hidup dlm sel hepatosit (stadium ekso-eritrositer) & sel
- Ordo : diptera eritrosit (stadium eritrositer)
- Subordo : nematocera P. vivax & ovale punya 2 stadium eksoeritrositer (primer
- Famili : culicidae & sekunder)
- Subfamili : anophelinae P.malariae & falciparum cmn 1 stadium eksoeritrositer
- Spesies vektor malaria: Anopheles sundaicus, Anopheles Manusia tertular dgn dicucuk nyamuk Anopheles betina
subpictus, Anopheles aconitus, Anopheles maculatus infektif (dlm air liurnya ada sporozoit)  sporozoit dlm
Morfologi telur : berkumpul tapi berdiri sendiri2, darah bebas ± 15 mnt  masuk hepatosit jadi stadium
berpelampung, tidak tahan kering eksoeritrositer  proliferasi jadi stadium skizon tua yg
Morfologi larva : mengandung merozoit  hepatosit pecah, merozoit
 Rambut palma pd segmen abdomen keluar & invasi eritrosit scr invaginasi  jadi stadium
 Bernapas dgn stigmal plate ringform  tumbuh jd amuboid (stadium trofozoit)
 Gapunya comb scale, rambut antena banyak, mouth stadium skizon muda  pembelahan multipel jadi
brush lebat skizon tua yg mengandung merozoit  eritrosit pecah,
 Posisi istirahat sejajar permukaan air merozoit keluar & infeksi eritrosit baru dst
Morfologi pupa : air tube berbentuk corong, pasa paddle  Dalam nyamuk (hospes definitif) :
berduri Orang yg infeksius dicucuk nyamuk anopheles sp 
Morfologi dewasa jantan :
semua stadium parasit di dlm eritrosit ikut masuk, yg
 Ujung pulpa melebar spt sendok
bertahan di dlm tubuh nyamuk hanya gametosit aja 
 Palpa sama pjg dgn proboscis
makrogametosit berubah jd makrogamet (sel kelamin
 Antena berbulu lebat
betina) mikrogametosit berubah jdi mikrogamet (sel
 Scutellum berlobus 1 (dr dorsal)
kelamin jantan)  kedua gamet bergabung jadi zigot 
 Hinggap membentuk sudut dgn dinding
jadi ookinete  bergerak menuju dinding lambung
Morfologi dewasa betina :
nyamuk  berubah jdi ookista  parasit perbanyak diri
 Palpa sama pjg dgn proboscis
jadi penuh dgn sporozoit  ookista pecah, sporozoit
 Spermatheca 1 buah
keluar, msk kelenjar ludah nyamuk  nyamuk infeksius
 Cerci pendek
 Scutellum berlobus 1 (dr dorsal) TAMBAHAN MORFOLOGI PLASMODIUM DI PLG BAWAH
 Kuku lurus
Kepentingan klinis : vektor biologis cacing filariasis, virus
encephalitis, dan malaria Kalo di SOCA 15 & 16 , prasyarat yg keluar :
Tambahan : kemampuan terbang 350-550 m dr tmpt PARASITOLOGI NYAMUK (TUAN RUMAH) & SIKLUS
perkembang biakannya, aktif saat sore hari
HIDUP PLASMODIUM

PARASITOLOGI PLASMODIUM
Kalo di SOCA 15 & 16 , prasyarat yg keluar :
Ada 5 spesies plasmodium yg menyebabkan malaria pd
FISIOLOGI KELUHAN UTAMA (DEMAM) & VEKTOR
manusia : Plasmodium falciparum, vivax, malariae, ovale,
PENYAKIT (NYAMUK ANOPHELES)
dan knowlesi.

Vektor biologis :
- Berbagai spesies nyamuk Anopheles  hospes definitif
(di dlm tubuhnya tjd pertumbuhan dan perkembangan
scr seksual)

1810173
ARTHROPODA BORNE DISEASE o Ga semua eritrosit mudah terkena infeksi plasmodium :
DEFINISI HbS, HbF, defisiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase,
Penyakit yg disebabkan oleh parasit, virus, dan bakteri, golongan darah duffy negatif
disebarkan oleh arthropoda (serangga), umumnya tjd di
daerah iklim tropis & subtropis PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI
o Stress oksidatif akibat parasit & respon imun host 
MALARIA ruptur pRBC  anemia hemolitik
o Materi dr pRBC yg ruptur :
DEFINISI  Produk membran pRBC
Penyakit infeksi parasit akut / kronis yg disebabkan oleh  Hemozoin  me↑ apoptosis eritrosit dlm sum2 tlg
plasmodium yg menyerang eritrosit & hepatosit, ditandai  Toksin malaria (GPI / glikofosfatidilinositol) 
dgn ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. rangsang makrofag & endotel keluarin mediator &
sitokin inflamasi (TNF alfa, IFN gamma, MCSF, IL-
EPIDEMIOLOGI 1,6,8, limfotoksin, superoksida, NO)
→ di Indo, kawasan timur (Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, o TNF alfa yg dihasilkan @ hemolisis, periodik sesuai dgn
Lombok, NTT)  daerah endemis malaria dengan lamanya siklus eritrositer  febris paroksismal
P.falciparum dan P.vivax. o Ruptur pRBC  agregasi leukosit e.c GPI & TNF alfa 
 Kab./ kota di Indo dgn Annual Paracite Incidence (API) leukopenia
tertinggi masih terkonsentrasi di Kawasan timur : papua, o DNA plasmodium bersifat proinflamasi  sitokimia &
papua barat, dan NTT. febris
 Kasus malaria di Indo thn 2019 : 250.644 kasus, tertinggi o Pelepasan sitokin  gejala sistemik : cephalgia, nausea,
di Papua. vomitus
o Trombositopenia terjadi krn :
ETIOLOGI - Antigen plasmodium nempel permukaan trombosit
Sama kyk prasyarat ↑ (PARASITOLOGI PLASMODIUM)  sitoadheren dgn ICAM1 & VCAM (reseptor pd sel
Penularan Plasmodium pada manusia : endotel)
1. Cucukan nyamuk Anopheles betina yg terinfeksi - Fagositosis kompleks imun-platelet oleh limpa
2. Direk inokulasi : o Hemolisis eritrosit  kadar heme me↑  bilirubin
a. Congenital malaria indirek me↑  ikterus prehepatik
b. Transfusion malaria o Usaha utk bentuk eritrosit & sel imun baru 
c. Jarum yang terkontaminasi hepatosplenomegali

KLASIFIKASI BERDASARKAN ETIOLOGI MANIFESTASI KLINIS


o P. falciparum  malaria tropika/ falciparum  KU : demam intermiten (naik turun), ada fase bebas
o P. vivax  malaria tertiana/ vivax demamnya (demam timbul saat eritrosit pecah)
o P. ovale  malaria ovale P.vivax  pola demam tertiana (@48 jam)
o P. malariae  malaria kuartana P.knowlesi  demam @ hari
o P. knowlesi  malaria knowlesi  Trias malaria : menggigil lalu panas tinggi, diikuti keluar
keringat
FAKTOR RISIKO Rigoris : menggigil  utk mecapai set point
o Faktor nutrisi : malnutrisi  imunitas turun  malaria Kaloris : demam tinggi
berat
Sudoris : berkeringat banyak  utk turunin suhu
o Faktor lingkungan : transmisi dipengaruhi iklim
 Gejala lain : cephalgia, mual muntah, pegal2, nyeri otot
- Paling baik suhu 20-30 o C
 Kelainan darah : trombositopenia, anemia hemolitik,
- Kelembaban udara > 60% (umur nyamuk lebih pjg)
- Musim hujan (breeding site & kelembapan me↑) splenomegali (teraba setelah 3-5 hari sejak infeksi, bisa
- Hujan deras  malaria ↓ (larva & pupa berkurang sampai ukuran Hacket 4-5)
krn terbawa aliran air)
1810173
 Malaria berat/komplikasi : PENATALAKSANAAN
- Ikterus Non Farmakologis :
- Gagal ginjal akut : produksi urin < 400 mL/24 jam o Konseling & edukasi :
setelah rehidrasi + kreatinin >3 mg/dL  Jika berat sampaikan ke keluarga prognosis px
- Tanda2 syok, kecenderungan perdarahan  Malaria bisa dicegah dgn hindari gigitan nyambut
- Hemoglobinuria (pakai kelambu), hindari aktivitas luar rumah di
- Kejang, pe↓ kesadaran hingga koma malam hari, obati px hingga sembuh
o Kriteria rujukan : malaria dgn komplikasi, malaria berat
- Oedem paru, hipoglikemia
(px diberi dosis awal artemisin atau artesunat IM/IV,
 Pada pemeriksaan fisik :
dosis 3,2 mg/kgBB)
- Suhu aksila > 37,5oC
- Konjungtiva & telapak tangan pucat Farmakologis :
- Sklera ikterik - Malaria tanpa komplikasi :
- Splenomegali & hepatomegali DHP + Primakuin
Primakuin  utk M. falciparum hari pertama aja (0,25
PEMERIKSAAN PENUNJANG mg/kgBB), utk M. vivax selama 14 hari (0,25mg/kgBB)
 Apus darah tepi : Primakuin gabole diberi ke : bayi < 6 thn, ibu hamil, ibu
- Tujuan : menentukan ada tidaknya parasit, spesies & menyusui bayi < 6 bln, penderita defisiensi G6PD
stadium plasmodium, kepadatan/jml parasit Harus disertai pemantauan warna urin 3 hari pertama
- Gold standard : ditemukan plasmodium dgn setelah minum obat, jika urinnya jadi coklat tua/hitam,
bermacam” stadium pengobatan dihentikan & rujuk ke RS
- Lihat eritrosit (pada p.vivax membesar, p.ovale agak Tabel pengobatan M. falciparum :
membesar, p. malariae & falciparum normal)
- P. falciparum ada 2 ringform, sisanya hanya 1
- Gametosit pd P. falciparum berbentuk spt pisang
- Ada 2 macam :
 Apus darah tebal /DDR (Drike Drupple)  utk
lihat kebedaraan parasit, lebih mudah ditemukan
Tabel pengobatan M. vivax & ovale :
parasit krn eritrosit lisis & parasit berubah btk
 Apus darah tipis  utk menentukan spesiesnya
- Diulang @ 4-6 jam, diwarnai dgn giemsa, leishman,
wright, field
- Jika sudah diulang” tapi ga ditemukan parasitnya,
diliat dr adanya pigmen coklat granuler pd monosit
& leukosit
 Semi Quantitative Buffy Coat (QBC) : - M. vivax yg relaps/kambuh :
Tes floresensi : protein pd plasmodium mengikat Diberi regimen ACT yg sama, tapi dosis Primakuin dinaik
acridine orange (gabisa identifikasi spesies) kan jd 0,5 mg/kgBB/hari (harus disertai pemeriksaan
 Dipstick test : kadar enzim G6PD)
Dilakukan jika px blm dpt terapi - M. ovale :
 Serologi : DHP 3 hari + Primakuin 14 hari (dosis = m.vivax)
Kurang penting, biasanya utk skrining donor darah - M. malariae :
 Diagnosis molekuler : DHP 3 hari (dosis = malaria lain), gadikasih primakuin
PCR  amplifikasi gen 18S ssRNA - Infeksi campur P. falciparum + vivax/ovale
DHP 3 hari + Primakuin (0,25 mg/kgBB/hari, 14 hari)
DIAGNOSIS BANDING
- Suspek M. knowlesi : sama spt M. falciparum
Demam dengue, demam tifoid, leptospirosis, chikungunya

1810173
Tabel pengobatan infeksi campur : PROGNOSIS
Bergantung pd derajat beratnya malaria, bisa kambuh jika
daya tahan tubuh nurun.

Quo ad vitam : ad bonam  TV baik


Quo ad functionam : ad bonam  (X tanda malaria berat)
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

PENATA PX SKENARIO CORDIS :


Non-farmakologi :
 Edukasi penyakit malaria
 Jika bisa makan dan minum cukup rawat jalan
 Monitor keberhasilan terapi : pemeriksaan SADT pada
hari ke 3, 7, 14, 21, 28
Farmakologi :
R/ DHP tab 40/320 mg No XII R/ Paracetamol tab 500 mg No XV
S 1 dd tab IV pc S 3 dd tab 1 pc prn
R/ Primakuin tab 15 mg No I R/ Domperidone tab 10 mg No X
S 1 dd tab 1 pc S 3 dd tab I

PENCEGAHAN
o Prinsip : waspada thp risiko malaria, cegah cucukan
nyamuk, pemberian obat profilaksis
o Gunakan kelambu berinsektisida, repelen
o Bersihkan lingkungan, selokan, tempat penampung air
o Jangan gantung kain/pakaian bekas pakai
o Pakai pakaian tertutup jika keluar rumah malam hari
o Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk
o Obat utk profilaksis utk orang dgn risiko tinggi karena
pekerjaan & perjalanan ke daerah endemis tinggi :
Doksisiklin 100mg/hari 1 hari sblm pergi, selama pergi,
sampai 4 mgg setelah pulang (maks 3 bulan, gabole utk
ibu hamil & anak < 8 thn)

KOMPLIKASI
- Ruptur lienalis  perlu splenektomi & transfusi darah
- Malaria serebral
- Anemia berat (hemolitik)
- Black water fever (hemolisis berat, hemoglobinuria,
gagal ginjal)
- Kegagalan paru2
- Algid malaria
- Gagal ginjal akut, edema paru, hipoglikemia, syok
- Perdarahan spontan (ggn koagulasi intravaskular)
- Kejang berulang, asidemia/asidosis

1810173
Perbedaan kelima spesies plasmodium :

NB: P.ovale sama dengan P.vivax hanya bentuknya yang


oval

1810173

Anda mungkin juga menyukai