Anda di halaman 1dari 9

Rangkuman Materi UN/UNKB Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA/MAK:

1# Paragraf

• Unsur-Unsur Paragraf

Sebuah paragraf terdiri atas unsur-unsur yang membangunnya. Berikut unsur-unsur


yang membangunnya. Berikut unsur-unsur dalam sebuah paragraf yang dimaksud.

1. Ide Pokok

Ide pokok adalah hal yang dibahas dalam paragraf atau pikiran yang menjiwai
seluruh paragraf. Setiap paragraf memiliki satu ide pokok. Ide pokok itu pada
umumnya tersurat dalam paragraf, tetapi mungkin juga tersirat. Ide pokok yang
tersurat biasanya ada pada bagian awal paragraf, bagian akhir paragraf, atau
terdapat pada bagian awal lalu dipertegas lagi pada bagian akhir paragraf. Untuk
lebih jelasnya, bacalah contoh-contoh pragraf di bawah ini!

a. Untuk menjaga agar subsidi listrik tetap Rp 60 Triliun sesuai amanat APBN,
pemerintah berencana memperluas penerapan Tarif Dasar Listrik (TDL)
nonsubsidi kepada pelanggan bisnis dan dan rumah tangga sampai golongan 1.300
VA. Peluasan TDL nonsubsidi itu akan diberlakukan mulai September tahun ini.
TDL nonsubsidi saat ini berlaku untuk konsumen golongan 6.600 VA ke atas. TDL
nonsubsidi dikenakan pada 20 persen pemakaian di atas rata-rata patokan nasional.
Konsumen golongan 450 VA sampai 900 VA diupayakan tidak dikenakan TDL. 

b. Setiap hari, Aditya bangun pagi pukul setengah lima. Setelah salat subuh, ia lari
pagi di sekitar rumahnya selama tiga puluh menit. Setelah berolahraga dan
keringatnya kering, ia mandi. Kemudian, ia berangkat ke sekolah setelah sarapan
pagi. Pukul tiga siang, ia tiba kembali di rumah. Sisa waktunya sebagian besar
dipergunakan untuk belajar. Sebagian selingan, ia menonton televisi sebentar. 

Ide pokok pada paragraf  (a) tersurat pada kalimat pertama yang ditunjukkan oleh
rencana penerapan tariff dasar listrik. Sedangkan ide pokok paragraf  (b) tidak
tersurat, tetapi tersirat di seluruh paragraf, yakni kegiatan aditya sehari-hari. Ide
pokok dirumuskan dalam bentuk intisari kalimat utama. Oleh karena itu, wujud ide
pokok dalam sebuah paragraf umumnya berbentuk frasa.
Cara menemukan ide pokok paragraf dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan “apakah yang diungkapkan dalam paragraf ini?” jawaban dari
pertanyaan tersebut adalah ide pokok pada paragraf  tersebut.

2. Kalimat Utama

  Kalimat utama adalah kalimat tempat dituangkannya ide pokok atau pikiran
utama, berdasarkan letaknya, kalimat utama dapat terletak di awal paragraf
(deduktif), di akhir paragraf (induktif), atau di awal dan akhir paragraf (deduktif-
induktif). Selain itu, ada pula paragraf yang tidak memiliki kalimat utama, tetapi
tetap memiliki ide pokok. Paragraf seperti itu ide pokoknya tersirat dalam seluruh
paragraf. Untuk memahami hal tersebut, bacalah paragraf-paragraf berikut ini!

a. Contoh paragraf yang kalimat utamanya terdapat di awal.


Keadaan bahasa Indonesia di media massa khususnya, dan di masyarakat pada
umunya masih belum sebaik yang diharapkan. Media massa mempunyai peranan
penting yang sekaligus merupakan kewajiban untuk ikut membina bahasa
Indonesia. Disamping itu, bahasa Indonesia akan selalu terbina apabila segenap
warga negara dan masyarakt memiliki sikap berbahasa yang baik. Tambahan pula,
kesabaran sangat berperan dan diperlukan dalam pembinaan bahasa Indonesia ini. 

b. Contoh paragraf yang kalimat utamanya terdapat di akhir.


Seluruh keputusan di Helshinki, Findlandia bukan proyek elite, melainkan
merupkan kesempatan mewujudkan kedamaian Aceh. Pihak-pihak yang berkonflik
pun tidak lagi mengkhianati seluruh rencana damai yang sudah disepakati. Proses
pemilihan rekonstruksi Aceh pascatsunami pun dapat berlangsung cepat.
Perekonomian penduduk telah muai pulih. Inilah berita gembira perindu damai di
negara Aceh yang sangat dinantikan.

c. Contoh paragraf yang kalimat utamanya terdapat di awal dan akhir.


Konflik akibat perbedaan selalu ada dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam
kehidupan bermasyarakat, sesuatu yang dibutuhkan oleh seseorang belum tentu
sama dengan yang dibutuhkan orang lain. Di samping itu, suatu kebutuhan yang
dapat dicapai oleh seseorang belum tentu dapat dicapai orang lain. Kenyataan
seperti ini dari waktu ke waktu akan selalu ada. Oleh karena itu, kemungkinan
terjadinya konflik akibat perbedaan selalu ada. 
Menemukan kalimat utama dalam paragraf sebenarnya tidak sulit. Kalimat utama
yang terdapat pada bagian awal paragraf pada umumnya mengandung pernyataan
yang bersifat umum, pernyataan yang masih memerlukan pengembangan, rincian,
dan penjelasan lebih lanjut. Kalimat utama yang terletak di bagian akhir paragraf
pada umumnya merupakan simpulan dari apa yang telah disampaikan pada
kalimat-kaimat sebelumnya. Kalimat utama yang terletak di bagian awal dan akhir
paragraf, sebenarnya adalah pengulangan dari kalimat utama di awal paragraf
hanya kadangkala bentuk kalimatnya berbeda, tetapi maksudnya sama.
Wujud kalimat utama dapat berbentuk kalimat tinggal dan dapat pula berbentuk
kalimat majemuk.

3. Kalimat Penjelas

Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang menjelaskan kalimat utama.


Kalimat-kalimat penjelas harus memiliki kesatuan yang padu, yakni semua kalimat
tersebut membentuk sebuh paragraf secara bersama-sama menyatakan suatu ide
pokok tertentu. Selain itu, kalimat-kalimat penjelas harus koheren, yakni memiliki
kekompakkan hubungan dengan kalimat yang lain sehingga membina keutuhan
paragraf. Koherensi dapat dibangun dengan kata penghubung atau kata acuan. Kata
penghubung atau acuan dapat diletakkan pada kalimat sebelum atau sesudah
rangkaian kalimat dalam paragraf.

Berikut salah satu contoh paragraf yang padu.


(1) Jalan itu pagi-pagi sudah ramai sekali. (2) Sekalipun masih pukul enam
pagi dan masih agak gelap, sudah banyak kendaraan yang lewat membawa hasil
pertanian ke pasar seperti sayur-sayuran, buah-buahan dan sebagainya. (3) Mobil
angkutan umum dan bus yang mengangkut anak sekolah  tampak memadati jalan
itu. (4) Tambah ramai lagi, oleh pengendara sepeda, sepeda motor, dan aneka jenis
mobil pribadi. (5) Agak siang, tampak pula giliran bus pegawai, baik negeri
maupun swasta berangkat ke tempat pekerjaan masing-masing. (6) Demikianlah,
jalan itu tidak pernah sepi sekalipun masih pagi.
Dikutip dari “Paragraf”, M. Ramlan.

Kelompok kata yang bercetak miring adalah acuan yang menjalin kepaduan antar
kalimat dalam paragraf tersebut, sekaligus mendukung ide pokok atau kalimat
utama. Paragraf tersebut terdiri atas enam kalimat. Kalimat (1) merupakan kalimat
utama yang menyatakan, “Jalan itu pagi-pagi sudah ramai sekali.” Keramaian jalan
itu dijelaskan lebih terperinci pada kalimat (2-5) dan selanjutnya pada kalimat (6)
dikemukakan suatu simpulan yang ssesungguhnya merupakan pengulangan
kalimat (1), yaitu “Jalan itu tidak pernah sepi sekalipun masih pagi.”
Untuk contoh paragraf yang tidak padu dapat dilihat pada paragraf berikut ini. (1)
Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota pelajar. (2) Tanah di sekitarnya sangat
subur. (3) Banyak pendatang baru yang datang untuk mencari pekerjaan. (4) Pada
malam hari, banyak orang berjalan-jalan di sepanjang Jalan Molioboro untuk
menghirup udara malam.
Dikutip dari “Paragraf”, M. Ramlan.

Paragraf tersebut terdiri atas empat kalimat. Pada kalimat (1) yang merupakan
kalimat utama dinyatakan bahwa, “Kota Yogyakarta dikenal juga sebagai kota
pelajar.” Sebagai kota pelajar, seharusnya dijelaskan bahwa di kota itu banyak
terdapat lembaga pendidikan sehingga banyak pemuda dari luar Yogyakarta datang
untuk belajar atau lainnya yang berhubungan dengan sebutan sebagai kota pelajar
itu. Akan tetapi, penjelasan yang diberikan pada paragraf tersebut tidak demikian.
Kalimat-kalimat penjelasnya tidak mendukung kalimat utama sehingga paragraf
tersebut tidak padu.

Jadi, ide pokok harus ditentukan sebelum menulis sebuah paragraf. Ide pokok
tersebut dituangkan ke dalam kalimat utama. Pada saat mengembangkan paragraf,
semua kalimat harus mengacu pada kalimat utama tersebut. rambu-rambu
pengembangan paragraf dilandasi ide pokok atau kalimat utama yang sudah
ditentukan. Hal ini berlaku untuk semua jenis paragraf, yaitu paragraf eksposisi,
deskripsi, persuasi, argumentasi, dan narasi.

• Isi Paragraf

Isi paragraf adalah pokok-pokok atau hal penting dalam paragraf. Paragraf yang
lengkap isinya mencakup rumus 5W+1H (what ‘apa yang terjadi’. Where ‘di mana
hal itu terjadi’. When ‘kapan peristiwa itu terjadi’. Who ‘siapa yang terlibat dalam
kejadian itu’. Why ‘mengapa hal itu terjadi’. Dan how ‘bagaimana peristiwa itu
terjadi’).

Isi paragraf dapat memuat kalimat yang berupa fakta dan kalimat berupa opini.
Fakta adalah hal (kejadian, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yang
benar-benar ada atau terjadi, sedangkan opini adalah pendapat, pikiran, dan
pendirian seseorang.

Dalam teks sering kita temukan beberapa paragraf yang terdapat istilah-istilah
khusus. Istilah-istilah tersebut untuk mengungkapkan maksud tertentu sesuai
dengan masalah yang diungkapkan penuis. Istilah tersebut dapat berupa kata atau
gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan makna, konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas di bidang tertentu karena setiap bidang ilmu
mempunyai istilah. Misalnya, istilah pertanian, teknologi, ekonomi, olahraga, atau
lingkungan.
Contoh penggunaan istilah dalam paragraf dapat dilihat berikut ini.

Pada tahun 2006, pemerintah Indonesia melakukan pelunasan utang kepada IMF.
Pelunasan sebesar 3.181.742.918 dolar AS merupakan sisa pinjaman yang seharus
nya jatuh tempo pada akhir 2010. Ada tiga alasan yang dikemukakan atas
pembayaran utang tersebut, yaitu pertama meningkatnya suku bunga pinjaman
IMF sejak kuartal ketiga 2005, dari 4,3 persen menjadi 4,58 persen. Alasan kedua
adalah kemampuan Bank Indonesia membayar cicilan utang pada IMF dan
masalah cadangan devisa serta kemampuan Indonesia untuk menciptakan
ketahanan.

Apabila ingin memahami paragraf tersebut dengan baik, kita harus memahami
istilah-istilah yang terdapat dalam teks. Seperti istilah suku bunga yang berarti
tariff yang dibenarkan oleh pihak bank atas pinjaman uang, dan istilah devisa yang
berarti alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukar dengan uang luar negeri.

• Pola Pengembangan Paragraf

Pola pengembangan paragraf (penalaran) adalah pemikiran untuk memperoleh


kesimpulan atau pendapat yang logis berdasarkan data yang relevan. Dengan kata
lain, penalaran adalah proses penafsiran data sebagai dasar untuk menarik
kesimpulan.
Penalaran dibagi menjadi dua macam berdasarkan prosesnya, yaitu induksi dan
deduksi. Penalaran induksi meliputi generalisasi, analogi, dan sebab akibat.
Penalaran deduksi meliputi silogisme dan entimem.

1. Penalaran Induksi
a. Generalisasi
penalaran generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan yang bersifat umum
mencangkup semua fenomena yang terjadi.

Contoh:
Dude Harlino adalah seorang aktor, dan dia berwajah tampan.
Tengku Wisnu adalah seorang aktor, dan dia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua aktor berwajah tampan. 
Pernyataan “semua aktor berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas
karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

b. Analogi
Penalaran analogi adalah penalaran yang membandingkan dua peristiwa khusus
yang mirip satu sama lain sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa sesuatu yang
berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.

Contoh:
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan seseorang yang mendaki
gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan sepeti jalan licin yang membuat
seseorang jatuh. Ada pula semak belukar yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang
melaluinya? Begitu pula dengan menuntut ilmu, seeorang akan mengalami
rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan memahami pelajaran, dan
sebagainya. Apakah dia sanggup melaluinya? Jadi, menuntut ilmu sama halnya
dengan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya.

c. Sebab-Akibat (hubungan kausal)


Penalaran yang bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang
diketahui, kemudian bergerak maju menuju kepada suatu kesimpulan sebagai
akibat yang terdekat.
Ada tiga jenis hubungan sebab-akibat, yaitu:
(1) Hubungan sebab-akibat: dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi
sebab dan sampai pada kesimpulan yang menjadi akibat dari sebab.

Contoh:
Pohon-pohon dihutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Kemarau ini
cukup panjang. Perairan di desa itu menjadi berkurang dan tidak lancar. Ditambah
lagi dengan kelangkaan pupuk dan harganya yang semakin mahal. Sementara itu,
pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya masih sangat
tradisional, yaitu berdasarkan kebiasaan atau tradisional.oleh karena itu,tidak
mengherankan jika panen di desa itu selalu tidak meningkat, bahkan sering gagal.

(2) Hubungan akibat ke sebab: dimulai dengan fakta yang menjadi akibat.
Kemudian fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.

Contoh: 
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan.
Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula
tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bahkan itu saja, pengairan pun
tidak berjalan dengan lancer dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan
aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani
dalam pengolahan pertanian.
(3) Hubungan akibat ke akibat: hubungan kasual yang terjadi dari hubungan suatu
penyebab yang menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi
sebab yang akan menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul
beberapa akibat.

Contoh:
Baru-baru ini, petani Cimanuk gagal panen karena tanaman padi mereka dierang
hama wereng. Peristiwa ini menimbulkan kerugian ratusan juta rupiah. Selain itu,
distribusi beras ke kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung menjadi terganggu.
Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehingga
masyarakat kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk
melakukan impor beras dari negara tetangga dengan harapan kebutuhan pangan
masyarakat dapat terpenuhi selama menunggu hasil panen berikutnya.

2. Penalaran Deduksi
Deduksi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari suatu hal yang sudah ada
menuju kepada suatu hal baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Proses penalaran
deduksi pun memiliki variasi.
a. Sigolisme adalah suatu proses penalaran yang berusaha menghubungkan dua
pernyataan yang berlainan untuk menurunkan suatu kesimpulan yang akan menjadi
pernyataan yang ketiga. Dua pernyataan nya disebut premis mayor dan premis
minor adalah pernyataan yang bersifat khusus. Dengan dua dasar premis itu akan
dihasilkan kesimpulan yang logis dan sah. Contohnya dapat dilihat berikut ini.

Premis mayot (umum): Semua siswa SMA harus memakai baju seragam putih abu-
abu. 
Premis minor (khusus): Rizki adalah siswa SMA
Konklusi (Kesimpulan): Rizki harus memakai seragam putih abu-abu.
Dari contoh di atas dapat ditarik sebuah rumus dalam silogisme:
PM : Semua A = B
PK : C= A
K:C=B
b. Entimem adalah silogisme yang dipendekkan. Rumus dari entimem adalah K(C
+ B) karena PK (C = A). maka entimen dari contoh di atas adalah.
Rizki harus memakai seragam abu-abu karena ia adalah siswa SMA.    
     C B                              C A
• Jenis – Jenis Paragraf

Ada lima jenis paragraf, antara lain:


1. Paragraf deskripsi 
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berusaha untuk mengajak para
pembacanya untuk ikut merasakan apa yang diceritakan oleh penulis.

Contoh:
Langit masih hitam pekat. Sang surya masih enggan menampakkan kegagahannya.
Ayam pun masih enggan berkokok. Warga kampung itu masih asyik dengan
mimpi mereka. Namun, ada satu rumah yang terlihat berbeda. Rumah itu sudah
dihiasi dengan tanda-tanda kehidupan. Terdengar suara orang yang sedang
menimba air.

2. Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk menerangkan suatu hal
kepada pembacanya.

Contoh:
Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300-600 merupakan
peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari Bandar
udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari duduknya. Pilot
tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak
berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan
menghujam tempat parker kendaraan 31 detik kemudian dan 271 penumpang plus
awak tewas seketika.
3. Paragraf narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian.
Dalam paragraf ini terdapat alur cerita, tokoh, latar, dan konflik.

Contoh:
Untuk liburan kali ini, aku dan keluargaku berlibur ke kampung ibukuyaitu di
Yogyakarta. Pagi hari tanggal 19 Maret, aku sudah bebnah dan menyiapkan semua
pembekalan yang kami perlukan. Tak lupa juga aku membantu ibuku menyiapkan
pakaian yang akan dipakai oleh adikku. Sepanjang perjalanan, aku dan adikku tak
berhenti bercanda. Ibuku pun bercerita tentang masa kecilnya di kampung. Tak
terasa perjalanan kurang lebih dua belas jam sudah dilampaui. Kami pun sudah
sampai. Sesampainya di sana, kami pun disambut nenek dan kakek. Wuah,
suasanannya ramai sekali. Ternyata ada saudara sepupuku juga yang berlibur.
Liburan disekolahku kali ini pasti akan sangat menyenangkan. 

4. Paragraf argumentasi

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berusaha untuk meyakinkan bahwa hal
yang dikemukakan adalah benar. Caranya adalah dengan mengajukan sejumlah
fakta.

Contoh:
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota
besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kendaraan bermotor yang
jumlahnya semakin banyak, pembuangan limbah industri dari pabrik-pabrik yang
tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang
sampah sembarangan. Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang
cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya berbagai
virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah penyakit, serta bencana banjir karena
saluran-saluran air tersumbat oleh sampah.

5. Paragraf persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau


pendapat penulis dengan disertai dengan bukti dan fakta.

Contoh:
Untuk menjaga kesehatan tidak cukup dengan hanya minum vitamin. Olahraga pun
juga sangat penting. Dengan berolahraga secara rutin. Otomatis aliran darah kita
pun akan menjadi lancer. jantung pun juga sehat. Ditambah lagi pikiran kita akan
lebih segar setelah berolahraga. Jadi, jika ingin sehat rajinlah berolahraga. 

Anda mungkin juga menyukai