Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : Galih Pratama

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 044601764

Tanggal Lahir : 30 April 2002

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4211 / HUKUM AGRARIA

Kode/Nama Program Studi : 311/Ilmu Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 24/Bandung

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu / 18 Juni 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat
Pernyataan
Mahasiswa
Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Galih Pratama


NIM : 044601764
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4211 / HUKUM AGRARIA

Fakultas : FIHSIP
Program Studi : ILMU HUKUM
UPBJJ-UT : UPBJJ BANDUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Tasikmalaya, 18 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Galih Pratama
LEMBAR JAWABAN

1. Dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang dicanangkan oleh


pemerintah telah menetapkan suatu kawasan merupakan kawasan pertanian. Namun, pada
perkembangannya kawasan tersebut dialihfungsikan untuk kawasan pemukiman oleh PT
Sopononyo Group.
Pertanyaan :
A. Silahkan saudara analisis apakah kawasan pemukiman yang akan dibangun oleh PT
Sopononyo Group sesuai dengan tertib penggunaan tanah!
B. Silahkan saudara analisis siapakah yang berwenang memberikan izin kepada PT
Sopononyo Group dalam melakukan pembangunan kawasan pemukiman!
Jawaban :
a. Berdasarkan kasus tersebut perlindungan terhadap lahan pertanian sebenarnya telah
diatur dalam UU 41/2009 Pasal 44 ayat (1) UU 41/2009 menyebutkan bahwa lahan yang
sudah ditetapkan menjadi lahan pertanian pangan berkelanjutan dilindungi dan dilarang
dialihfungsikan. Namun, terdapat pengecualian terkait perlindungan ini yaitu ketika alih
fungsi tersebut terjadi karena untuk kepentingan umum. Pengalihfungsian lahan
pertanian untuk kepentingan umum telah diatur dalam Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan,
menyebutkan bahwa: “Pengalihfungsian lahan yang sudah ditetapkan sebagai lahan
pertanian pangan berkelanjutan untuk kepentingan umum sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (2) hanya dapat dilakukan dengan syarat:
 Dilakukan kajian kelayakan strategis
 Disusun rencana alih fungsi lahan
 Dibebaskan kepemilikan haknya dari pemilik
 Disediakan lahan pengganti terhadap lahan pertanian pangan berkelanjutan yang
dialihfungsikan.”
Jika alih fungsi tetap terjadi terhadap lahan pertanian pangan berkelanjutan dan
Pemerintah bertanggung jawab dengan cara memberikan ketentuan sesuai dengan Pasal
46 ayat (1) UU 41/2009 yang menyebutkan penyediaan lahan pengganti harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
 Paling sedikit tiga kali luas lahan dalam hal yang dialihfungsikan merupakan
lahan irigasi
 Paling sedikit dua kali luas lahan ketika yang dialihfungsikan berupa lahan
reklamasi rawa pasang surut dan non pasang surut
 Paling sedikit satu kali luas lahan dalam hal yang dialihfungsikan lahan tidak
beririgasi. Perlindungan lahan pertanian ketika dialihfungsikan menjadi non
pertanian karena pengadaan tanah dapat memperhatikan pasal tersebut.
Pasal 6 UUPA menjelaskan bahwa setiap tanah memiliki fungsi sosial, sehingga
penggunaan tanah termasuk perubahan terhadap fungsinya tidak boleh
mengenyampingkan fungsi sosial. Prinsip bahwa setiap tanah berfungsi sosial tidak
dapat diberlakukan untuk beberapa tanah, lahan pertanian yang memiliki fungsi untuk
pangan masyarakat sering beralih fungsi hanya untuk memenuhi kebutuhan pemiliknya.
Pemerintah membuat kebijakan agar lahan pertanian tidak mudah dialihkan ke orang
lain atau berubah fungsinya. Peralihan lahan pertanian menjadi non pertanian tidak
dapat langsung dilakukan, pemilik tanah harus melakukan Ijin yang telah ditentukan
oleh Pemerintah sesuai dengan peralihan fungsinya.

 Ijin Perubahan Penggunaan Tanah atau sering disebut IPPT. IPPT merupakan
ijin penggunaan tanah yang wajib dilakukan oleh orang pribadi yang akan
mengubah penggunaan tanah pertanian menjadi non pertanian khususnya rumah
tinggal dengan ukuran maksimal 5.000 m2 (lima ribu meter persegi)
 Ijin Lokasi. Ijin ini diugnakan untuk perolehan tanah yang digunakan untuk
penanaman modal. Batas luas yang dimiliki yaitu usaha pertanian lebih dari 25
hektare dan non pertanian lebih dari 1 hektare.
 Ijin pemanfaatan tanah. Ijin penggunaan tanah yang dimiliki orang pribadi atau
badan yang melakukan kegiatan yang menyebabkan perubahan tanah pada
bangunan dengan ketentuan usaha pertanian kurang dari sama dengan 25 hektare
dan untuk usaha non pertanian kurang dari sama dengan 1 hektare.
b. Sebagaimana kasus diatas Ijin yang harus dilakukan oleh setiap pemilik lahan pertanian
ketika mereka akan mengalihkan ke PT Sopononyo Group atau mengalihkan fungsi
menjadi non pertanian, IPPT merupakan ijin yang dilakukan di Kantor Pertanahan
setempat, sebelum sebuah lahan pertanian akan berubah fungsi terlebih dahulu
dimintakan pertimbangan teknis dari Kepala Kantor Pertanahan, Bappeda,
Pemerintahan, Dinas Pertanian, Camat dan Lurah untuk dibuatkan surat keputusan.
Sebelumnya Pemohon atau pemilik tanah mendaftarkan tanahnya ke Kantor Pertanahan
untuk dialihfungsikan menjadi non pertanian. Kelengkapan administrasi selesai maka
akan dilakukan Peninjauan Lokasi oleh Pihak Kantor Pertanahan. Pemerintah pada
dasarnya telah melindungi lahan pertanian dengan cara menerbitkan aturan-aturan.
Namun, perlindungan tersebut tidak berjalan sepenuhnya karena pada dasarnya lahan
pertanian tetap dapat beralih karena untuk mewujudkan kepentingan umum dan
kepentingan pribadi pemilik lahan.

2. Di Indonesia secara umum disebutkan bahwa tanah dikuasai oleh negara. Negara juga
masih mengakui eksistensi hak atas tanah masyarakat hukum adat, hak milik orang
perorangan, HGU dan HGB. Sehingga dalam perkembangannya masih terjadi tumpang
tindih kepemilikan hak atas tanah.
Pertanyaan :
A. Silahkan saudara analisis, apakah tanah masyarakat hukum adat lebih memberikan
kepastian hukum dibandingkan dengan hak-hak lainnya!
B. Silahkan saudara analisis, apakah tanah hak milik negara sama dengan hak menguasai
dari negara !
Jawaban :

A. Perubahan hukum memberikan penghidupan dan keadilan agraria bagi masyarakat,


maka Majelis Permusyawaratan Rakyat mengeluarkan TAP MPR No.IX/MPR/ 2001
tentang Pembaharuan Agraria dan Penge- lolaan Sumber Daya Alam, sebagai landasan
kebijakan pertanahan nasional (national land policy), termasuk pengaturan hak
masyarakat hukum adat dalam pemanfaatan tanah, walaupun sampai saat ini masih
banyak kalangan yang meragukan eksistensinya terhadap perlindungan hak
masyarakat adat. Sekalipun kekayaan alam telah dikuras habis tetapi masyarakat
setempat kurang mendapatkan manfaatnya.
Melalui prinsip dan arah pembaharuan agraria serta perubahan paradigma pengelolaan
pemerintah desentralistik melalui pemberian otonomi yang bertanggung jawab kepada
daerah, dikeluarkanlah Keppres Nomor 34 tahun
2003 dimana sebagian kewenangan pemerintah dibidang pertanahan dilaksanakan oleh
pemerintah kabupaten/kota termasuk didalamnya penetapan dan penyelesaian masalah
tanah ulayat. Berdasarkan ketentuan tersebut, hak ma- syarakat hukum adat haruslah
benar-benar masih ada dan tidak diberikan peluang untuk diadakan kembali.
Keberadaan tersebut harus diikuti dengan hubungan pemanfaatan antara tanah dan
masyarakat. Sedangkan masyarakat yang dimaksud adalah sekelompok orang yang
terikat oleh tatanan hukum adatnya, sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum,
karena kesamaan tempat tinggal atau karena keturunan yang dikenal dengan berbagai
nama yang berbeda tiap daerah.
B. Tidak sama! Karena apabila hak milik negara bersifat kuat dan penuh, pemerintah
sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu negara bebas untuk memberikan,
merampas, dan/atau mengalihfungsikan suatu lahan pertanahan dengan sesuka
hatinya.Makanya dalam pasal 2 angka (2, 3 dan
4) UUPA, diberikan batasan-batasan tertentu dari hak milik negara, yakni : Hak
menguasai dari Negara termaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi wewenang untuk
:
 mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut;
 menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan
bumi, air dan ruang angkasa,
 menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang- orang dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.

3. Dalam proses jual-beli tanah, masyarakat dapat membuat suatu perjanjian jual- beli yaitu
dapat berupa akta autentik dan akta di bawah tangan. Hak atas tanah yang sudah beralih
harus didaftarkan di BPN demi kepentingan publikasi pendaftaran tanah.
Pertanyaan :
A. Silahkan saudara analisis, apakah akta jual-beli di bawah tangan dapat dijadikan alat
bukti di pengadilan!kemukakan alasan saudara!
B. Silahkan saudara analisis, apakah perjanjian jual-beli dengan akta di bawah tangan
sudah berdasarkan asas-asas pendaftaran tanah!
Jawaban :
A. Kekuatan pembuktian akta di bawah tangan dalam perkara perdata, sepanjang akta di
bawah tangan tidak disangkal atau dipungkiri oleh para pihak maka akta di bawah
tangan memiliki kekuatan hukum yang sama dengan akta otentik, sedangkan apabila
kebenaran tanda tangan dalam akta di bawah tangan di sangkal akan kebenarannya
maka akta tersebut harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan alat bukti
yang lain seperti saksi, persangkaan dan pengakuan. Akta di bawah tangan adalah akta
yang dibuat tanpa bantuan pejabat umum, melainkan dibuat dan ditandatangani oleh
para pihak saja. Setiap akta di bawahtangan diwajibkan dibubuhi dengan surat
pernyataan yang bertanggal dari seorang notaris atau seorang pegawai lain yang
ditunjuk oleh Undang-Undang. Fungsi akta di bawah tangan yang dilegalisasi notaris
adalah mengenai kepastian tanda tangan sebagaimana bahwa memang pihak dalam
menandatanganinya pasti bukan orang lain.
B. Akta di bawah tangan dalam kehidupan masyarakat dikenal sebagai alat bukti dalam
melakukan suatu perjanjian. Masyarakat pada umumnya melakukan suatu perjanjian
jual beli, sewa menyewa rumah, pinjam meminjam uang/utang piutang dan lain
sebagainya hanya menggunakan kwitansi dan
materai serta tanda tanganpara pihak dan tanpa ada perantara pejabat umum.
Masyarakat pada umumya melakukan suatu perjanjian hanya berdasarkan
kepercayaan. Perjanjian yang dibuat di bawah tangan adalah perjanjian yang dibuat
sendiri oleh para pihak yang berjanji dan tanpa ada campur tangan pegawai umum yang
berwenang, serta tanpa suatu standar baku tertentu dan hanya disesuaikan dengan
kebutuhan para pihak tersebut. Akta di bawah tangan kekuatan pembuktiannya hanya
antara para pihak tersebut. Apabila para pihak tersebut tidak menyangkal dan mengakui
tanda tangannya di dalam perjanjian tersebut Maka akta di bawah tangan mempunyai
kekuatan yang sempurna seperti akta otentik.
4. Pada tahun 2018, pemerintah membebaskan lahan untuk pembangunan jalan tol di Kota
Lampung. Pemerintah melakukan ganti rugi terhadap lahan milik masyarakat. Pada
kenyatannya, ada beberapa masyarakat yang tidak memperoleh haknya, yaitu berupa ganti
rugi.
Pertanyaan :
A. Silahkan saudara analisis, apakah pemerintah masih tetap dapat melaksanakan
pembangunan jalan tol meskipun masih ada konflik dalam pembebasan lahan!
B. Silahkan saudara telaah pembaharuan regulasi mengenai tata cara pengadaan tanah
untuk kepentingan umum!
Jawaban :
A. Permasalahan dalam pengadaan tanah untuk fasilitas umum diantaranya adalah soal
penetapan ganti kerugian, penetapan ruang lingkup kepentingan umum, perencanaan
pembangunan yang komprehensif, dan kepatuhan pada pelaksanaan prosedur. Terkait
dengan administrasi pertanahan beragamnya status penggunaan tanah oleh masyarakat
seperti ada yang bersertifikat, ada yang menggunakan tanah negara dalam kurun waktu
yang lama, menggunakan tanah milik adat, tanah wakaf, dipandang masih menyulitkan
dalam pengadaan tanah, karena akan makan waktu lama dalam membuktikan status
tanah tersebut. Itulah sebabnya perlu dibuat aturan hukum yang lebih berkapasitas dan
lebih adil dalam memberi ganti rugi untuk berbagai macam status penggunaan tanah
tersebut. Penilaian Ganti Kerugian tanah tersebut berdasarkan Pasal 31 Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum, dilakukan oleh Lembaga Pertanahan yang menetapkan Penilai
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penilai Pertanahan atau yang
selanjutnya disebut Penilai ini adalah orang perseorangan yang melakukan penilaian
secara independen dan professional yang telah mendapat izin dari Menteri Keuangan
dan telah mendapat lisensi
dari Lembaga Pertanahan untuk menghitung nilai /harga Objek Pengadaan tanah.
B. Dalam pengadaan tanah untuk kepentingan umum, pemerintah mempunyai
kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Upaya yang harus dilakukan
pemerintah adalah musyawarah. Pengedepanan musyawarah dalam pengadaan tanah
bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum merupakan
pengejewantahan dari sifat masyarakat adat yang lebih mengutamakan setiap masalah
yang diselesaikan secara musyawarah karena lebih kental dengan kekeluargaan.

Anda mungkin juga menyukai