KELAS C SMESTER 3
E-mail: nuraintahir03@gmail.com
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo
Abstrak
Dermatitis kontak akibat kerja yang merupakan salah satu penyakit kelainan kulit sering
timbul pada industri seperti industri pada pabrik tahu yang dapat menurunkan
produktifitas pekerja. Pemaparan zat kimia yang digunakan dalam proses
penggumpalan dapat menyebabkan dermatitis kontak, mengakibatkan iritasi dan
gangguan kulit lainnya dalam bentuk gatal-gatal, kulit kering dan pecah-pecah,
kemerah-merahan, serta koreng yang tidak sembuh-sembuh. Studi pendahuluan yang
dilakukan menunjukkan 50% dari 10 orang pekerja pembuat tahu mengalami dermatitis
kontak. Tujuan dalam pembuatan jurnal ini yaitu menggabungkan 5 jurnal yang
berkaitan dengan Penyakit Akibat Kerja (PAK) Menjadi jurnal yang baru. Sistematika
yang digunakan dalam tinjauan ini menggunakan 5 jurnal nasional dari tahun 2012-
2021 dan diakses pada 30 september 2021 pukul 07.00.
Abstract
Occupational contact dermatitis is a skin disease which is often arise in the tofu’s
industry that can reduce workers productivity. The exposure of chemicals used in the
process of clotting can caused contact dermatitis, may lead to irritation and other skin
disorders like itching, dry skin and chapped, redness, and sores that do not heal. The
earlier study found the Tofu makers with contact dermatitis is 5 persons from 10
persons (50%). The purpose of making this journal is to combine 5 journals related to
Occupational Diseases (PAK) into a new journal. The systematics used in this review
uses 5 national journals from 2012-2021 and is accessed on September 30, 2021 at
07.00.
PENDAHULUAN
Tahu adalah salah satu hasil olahan dari kacang kedelai dimana merupakan
sumber protein nabati yang sangat baik. Pengolahannya ini melalui proses
pengendapan dan penggumpalan oleh bahan penggumpal. Zat penggumpal yang dapat
digunakan antara lain asam cuka, asam laktat dan batu tahu (Sinta, 2010).
Secara garis besar, dermatitis kontak ini diklasifikasikan menjadi2 bagian besar,
yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan
merupakan reaksi inflamasi non-imunologi. Sedangkan dermatitis kontak alergi,
merupakan reaksi inflamasi yang berkaitan dengan proses.
METODE
Metode yang digunakan dalam jurnal ini ada systematic review dari 5 jurnal
nasional pada tahun 2012-2021, Dan kelima jurnal ini diakses pada 30 September 2021
pukul 07.00.
Penyakit kulit akibat kerja atau penyakit kulit okupasi adalah keadaan abnormal
dari kondisi kulit karena adanya kontak dengan substansi atau berhubungan dengan
proses yang ada di lingkungan kerja. Penyakit kulit okupasi merupakan masalah besar
untuk kesehatan masyarakat karena efeknya yang sering kronik dan memiliki pengaruh
yang besar terhadap keadaan ekonomi masyarakat dan para karyawan.
Dermatitis itu sendiri adalah suatu peradangan kulit yang terjadi sebagai adanya
respon tubuh terhadap faktor eksogen dan atau faktor endogen, sehingga nantinya
akan menimbulkan suatu keadaan klinis yaitu berupa timbulnya efloresensi yang
polimorfik berupa eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi dan disertai
keluhan gatal yang terjadi pada bagian kulit dermis dan epidermis.
Faktor yang paling utama memengaruhi terjadinya dermatitis akibat kerja karena
kontak dengan bahan kimia adalah tidak adanya pemakaian APD berupa sarung
tangan yang sesuai untuk jenis bahan kimia yang digunakan. Faktor-faktor lain yang
memengaruhi dermatitis kontak akibat kerja adalah adanya kontak dengan bahan kimia,
lama kontak dan jenis pekerjaan (Lestari dan Utomo, 2008).
Selain itu perlu disediakan tempat untuk mencuci tangan dan kaki dan mandi
yang khusus sehingga mengurangi keterpaparan dengan asam asetat. Oleh karena itu
perlu perbaikan Personal Hygiene baik dari segi fasilitas pendukung dan pekerja
sehingga menciptakan tempat kerja yang nyaman bagi para pekerja maupun pemilik
usaha tahu.
KESIMPULAN
Dari hasil yang didapatkan Penggunaan Alat Pelindung Diri yang minimal dan
ditambah lagi dengan tingkat personal hygiene yang buruk setelah melakukan suatu
pekerjaan, khususnya pekerjaan yang langsung berkontak dengan bahan-bahan
alergen dan iritan. Ini adalah suatu faktor yang dapat menyebabkan insidensi
terkenanya dermatitis kontak saat bekerja pada para pekerja yang langsung berkontak
dengan bahan-bahan alergen dan iritan tersebut.
Memakai alat pelindung diri berupa sarung tangan yang menutupi sampai bagian
lengan dan baju kerja yang menutupi seluruh bagian tubuh. Baju kerja yang digunakan
haruslah yang nyaman karena suhu ruangan di pabrik tahu sangat panas. Sepatu boots
juga harus dipakai saat bekerja dan dijaga kebersihannya.
DAFTAR PUSTAKA