Anda di halaman 1dari 3

RANGKUMAN

PERKEMBANGAN ILMU HUKUM PASCA ABAD-19

1. BAGAIMANA DENGAN ILMU HUKUM DAN GARIS DEPAN SAINS


-Perkembangan Ilmu hukum pada prinsipnya tidak dapat dibicarakan terlepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Pengaruh ilmu pengetahuan terhadap ilmu
hukum sangat besar dan diperhatikan.
-Ilmu hukum juga harus mengikuti perkembangan yang terjadi, misalnya, kita akan berpikir
tidak mungkin jika hukum itu hanya peraturan saja, pasti ada yang lebih dari sekedar
peraturan saja
-Ilmu hukum yang mengucilkan diri dari dunia sains pada umumnya, hanya akan
mengkerdilkan dan memiskinkan Ilmu Hukum itu sendiri. Artinya tidak bisa berkembang
karena menutup diri dari perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.
-Ilmu hukum juga menghadapi revolusi besar sains yang dalam hal ini ilmu hukum harus
berbenah diri: meninggalkan pencitraan alam yang automaton dan berpikir mekanistik-
deterministik menuju pemikiran yang holistik.

2. ILMU HUKUM MEWARISI PIKIRAN ABAD KE-19


-Dunia sains pada abad ke-19 dapat dikatakan manusia berhadapan dengan alam (Man
Against the Nature), bukan hanya berhadapan dengan alam, bahkan manusia mengeksploitasi
alam untuk kepentingan diri sendiri.
-Ilmu hukum mewarisi dikhotomi yang memosisikan manusia berhadapan dengan alam
sebagai objek sains dan menggarapnya dengan logika rasio. Ilmu hukum memulai debutnya
dari abad ini, nanti akhirnya ilmu hukum akan menjadi serba positifistik dan kemudian
bagaimana ilmu hukum dipositifkan dalam rangka untuk memenuhi terutama kebutuhan-
kebutuhan yang sifatnya kapitalistik
-Hukum dihadapi oleh penstudi sebagai entitas terpisah yang disoroti, diiris-iris dengan
bantuan logika. Sama dengan fisika. Hasilnya potret hukum terpecah/tidak utuh mengalami
namanya atomisasi dalam bentuk bangunan dan system peraturan
-Hukum sebagai mesin submisi, jadi seolah-seolah ketika kita berhukum atau berpekara
dipengadilan seperti menekan tombol lalu solusinya akan ditemukan. Maka bisa dikatakan
ilmu hukum kita lebih bersifat Rechtsdogmatiek/analytical jurisprudence.
- Rechtsdogmatiek adalah objek ilmu hukum haruslah sama dengan objek ilmu pengetahuan
saat itu yang serba kasat mata (Tangible).
-Hukum adalah produk legislasi yang dibuat khusus melalui prosedur-prosedur rasional yang
didukung oleh kelengkapan, yang juga diciptakan sendiri seperti asas, doktrin, konsep dll.
-Ketika sudah menjadi negara modern maka ada Lembaga-lembaga khusus yang sengaja
dibuat untuk menciptakan hukum itu sendiri. Hal ini lah yang disebut dengan Lembaga
legislasi

3. WATAK LIBERAL HUKUM MODERN


-Hukum modern muncul diawali dengan keambrukan demi keambrukan tatanan sosial yang
satu dan memberi ruang munculnya tatanan baru hingga akhirnya muncul tatanan sosial
politik yang menjadi basis munculnya hukum modern. Hukum modern menyebar ke seluruh
dunia yang bersifat eropa sentris dan berwatak liberal karena arah perkembangan eropa
ditentukan dengan dua kata kunci yaitu individualisme dan kemerdekaan
-Yang namanya masyarakat individual itu berarti sangat liberal dan nanti akhirnya akan
muncul kapitalistik
-Hukum hanya boleh menjaga status quo, tidak boleh intervensi dan diserahkan semuanya
pada para pemain dalam pasar sosial
- Rechtsdogmatiek juga termasuk ke dalam aliran positivisme hukum. Aliran ini memiliki 2
tokoh utama yaitu John Austin dan Hans Kelsen
-Teori hukum murni artinya hukum harus dipisahkan dari seluruh anasir-anasir non-hukum
atau dengan kata lain Moral Must Be Seperated From the Law
-Menurut John Austin, hukum adalah perintah dari penguasa yang di back up oleh sanksi.

4. PERKEMBANGAN ILMU HUKUM MODERN SETELAH ABAD KE-19


-Pada 1912 muncul yang namanya Sociological Jurisprudence.
- Rechtsdogmatiek atau yang pada masa ini disebut dengan Orthodox Jurisprudence, bisa
dikatakan 100% Rule and Logic
-Dalam Sociological Jurisprudence bisa diberikan bobot 75% Jurisprudence (Rule and
Logic) dan 25% nya sudah menengok ke aspek sosial yaitu Social Emphasis
-2 Aliran ini masih tetap eksis (Rechtsdogmatiek dan Sociological Jurisprudence) akhirnya
terjadi interaksi antar keduanya yang menghasilkan 2 aliran yang baru, yaitu, Sociological
Legal Studies dan Sociology of Law
-Sociological Legal Studies mempelajari hukum dan masyarakatnya 50/50. 50% aspek sosio
dan 50% aspek legal
-Sociology of Law justru berbanding terbalik Sociological Jurisprudence. Dalam Sociology of
Law 75% nya adalah aspek society sedangkan 25% nya adalah legalnya atau dalam hal ini
adalah Rule and Logic
- Yang termasuk ke dalam Law and Society Theories adalah Sociological Jurisprudence,
Sociological Legal Studies dan Sociology of Law.
5. ERA POST-MODERN
Kritik terhadap Posmodernisme terhadap Modernisme
-Pertama, modernisme dianggap gagal mewujudkan perbaikan-perbaikan ke arah masa depan
kehidupan yang lebih baik
-Kedua, ilmu pengetahuan modern tidak mampu melepaskan diri dari kesewenang-wenangan
dan penyalahgunaan otoritas keilmuan demi kepentingan kekuasaan
-Ketiga, terdapat banyak kesenjangan yang terpaut jauh atau jurang pemisah antara das sollen
dan das seins, antara teori fakta perkembangan ilmu-ilmu modern
-Keempat, ada semacam keyakinan berlebihan ilmu pengetahuan modern dapat memecahkan
semua masalah padahal keyakinan itu keliru, bahkan yang muncul adalah patologi sosial
-Kelima, ilmu-ilmu modern kurang memerhatikan dimensi-dimensi mistis dan metafisis
manusia karena terlalu menekankan pada atribut fisik individu.
-Prinsip-prinsip ini yang nantinya akan mewarnai relasi hukum dengan kekuasaan, misalnya
tidak ada tafsir tunggal atau curiga pada perselingkuhan hukum dan kekuasaan.
-Hukum terus direvisi (In Making Process), kemudian juga menolak unifikasi dan kodifikasi

Anda mungkin juga menyukai