Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adinda Putri Sukmadianti

NIM : 11000121140561

Mata Kuliah : Hukum dan Masyarakat

Dosen Pengampu : prof.Dr.Suteki, S.H., M.Hum.

TUGAS RESUME VIDEO

“Perkembangan Ilmu Hukum Abad ke-19 sampai Abad ke-21”

Ilmu hukum dan garis depan sains

Jika membicarakan perkembangan ilmu hukum tidak akan terlepas dari perkembangan ilmu
pengetahuan pada umumnya. Pengaruh ilmu pengetahuan terhadapa ilmu hukum harus diperhatikan.
Yang dimaksud tidak terlepas dari perkembangin ilmu pengetahuan itu karena ilmu hukum harus
mengikuti perkembangan yg terjadi. Jadi kita tidak bisa berpikir bahwa hukum sebatas peraturan saja.
Ilmu hukum yg mengucilkan diri dari perkembangan ilmu pengetahuan hanya akan mengkerdilkan ilmu
hukum itu sendiri.

Ilmu hukum juga menghadapi revolusi besar sains, dengan begitu ilmu hukum harus berbenah
diri : meninggalkan pencitraan alam yg automaton dan berpikir mekanistik-deterministik menuju
pemikiran yg holistic.

Ilmu hukum mewarisi pikiran abad le-19

- Dunia sains abad 19: Man against the nature (manusia berhadapan dg alam)
- Ilmu hukum mewarisi dikhotomi yg memosisikan manusia berhadapan dg alam sbg objek sains
dan menggarapnya dgn logika dan rasio. Ilmu hukum memulai debutnya dg konsep ini. Akhirnya
ilmu hukum akan serba positifistik, pada nantinya ilmu hukum akan di positifkan dalam rangka
memenuhi kebutuh kapitalistik.
- Hukum dihadapi oleh penstudi sebagai entitas terpisah, yg disoroti, diiris-iris (dissection) dg
bantuan logika. Sama dg fisika.
- Hasilnya: potret hukum akan terpecah dan mengalami atomisasi dlm bentuk bangunan dan
sistem peraturan.
- Hukum sbg mesin subsumsi (subsumtie automaat)-> seolah olah pencet tombol maka
ditemukan solusi (di pengadilan)-> bersofat rechtdogmatiek/analytical jurisprudence.

Rechtdogmatiek/analytical jurisprudence

- Objek ilmu hukum harus sama dg objek ilmu pengetahuan saat itu yang kasat mata (tangible)
- Trendnya : empiric-positivistik menguat seiring munculnya negara abad pada abad ke-18
- Hukum muncul sbg purposeful act yg sangat artifisial
- Lalu juga hukum merupakan produk legislasi yg dibuat khusus melalui prosedur-prosedur
rasional yg didukung oleh kelengkapan, yg juga dicipatakan sendiri seperti asas, doktrin, konsep
dll. Jika sudah menjadi negara modern ada Lembaga2 khusus yg memang dibuat untuk
menciptakan hukum itu sendiri (Lembaga legislasi)

Watak liberal hukum modern

Muncul diawali dg keambrukan demi keambrukan tatanan social yg satu dan memberi ruang
munculnya tatanan baru hingga akhirnya muncul tatanan social politik yg menjadi basis munculnya
hukum modern.

Hukum modern menyebar ke seluruh dunia bersifat eropa sentris dan berwatak liberal karena arah
perkembangan eropa ditentukan dg 2 kata kunci yaitu individualism dan kemerdekaan.

Masyarakat yg terbentuk pun individualistic dan liberal. Laissez faire, laissez passer (let do, ler gp
ahead) dlm artian lain=cuek. Hukum hanya boleh menjabat status quo, tidak boleh intervensi dan
diserahkan semuanya pada para pemain dalam pasar social (sangat liberalistic).

Positivisme hukum

Ada 2 tokoh:

John Austin, dikenal sebagai tokoh yg punya persepsi sendiri terhadap hukum, yaitu hukum sebagai
perintah.

Hans kelsen dengan reine rechtslehre. Hukum adalah susunan logis dari peraturan-peraturan yang
berlaku pada suatu tempat tertentu dan ilmu hukum adalah ilmu pengetahuan tentang peraturan –
peraturan itu berpedoman norma dasar (grund norm)

Law ?

Jeremy bentham : the imperative theory of law

John Austin : analytical the command theory -> law is the command of a sovereign blacked by sanctions.

Hans kelsen : the pure theory law (hukum murni, jadi hukum itu harus dipisahkan setelah menjadi
peraturan hukum dari seluruh anasir-anasir non hukum) / moral must be separated from the law.

John Austin, the province of jurisprudence determined. Hukum adalah perintah dari penguasa yang di
backup oleh sanksi
Perkembangan ilmu hukum modern setelah abad 19

Apa yang sebelumnya diyakini hukum sebagai positivistic, lalu digugat oleh seorang praktisi hukum di
tahun 1912.

Law and society theories

Muncul sociological jurisprudence :

- orthodox jurisprudence -> normative theoritical study of law (rule & logic 100%)

- sociological jurisprudence -> normative and theoritical with social emphasis (rule & logic 75% , aspek
social 25%)

Terjadi interaksi dari dua aliran diatas lalu munculah :

- socio legal studies -> investigation of law in action (legal 50%, social 50%)

- sociologi of law -> empirical theoretical study of law in social context ( 75% social, 25% legal)

Postmodern

Kritik postmodern terhadap modernisme

- modernisme dianggap gagal mewujudkan perbaikan-perbaikan ke arah masa depan kehidupan


yang lebih baik.
- ilmu pengetahuan modern tidak mampu melepaskan diri dari kesewenang-wenangan dan
penyalahgunaan otoritas keilmuan demi kepentingan kekuasaan
- terdapat banyak kesenjangan yang terpaut jauh atau jurang pemisah antara das Sollen dan das
Seins, antara teori dan fakta perkembangan ilmu-ilmu modern.
- ada semacam keyakinan berlebihan ilmu pengetahuan modern dapat memecahkan semua
masalah padahal keyakinan itu keliru, bahkan yang muncul adalah patologi sosial.
- ilmu-ilmu modern kurang memerhatikan dimensi-dimensi misitis dan metafisis manusia karena
terlalu menekankan pada atribut fisik individu.

Hal tersebut yang akan mewarnai relasi hukum dengan kekuasaan seperti contoh tidak terdapat
tafsir tunggal, kecurigaan pada perselingkuhan hukum dan kekuasaan, hukum terus direvisi serta
menolak unifikasi dan kodifikasi yang nantinya akan terus berkembang.

Anda mungkin juga menyukai