YDM-1
TUGAS AKHIR
Oleh
HAIQAL MUHAMMAD
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2018
ANALISIS KAPASITAS RIG UNTUK PENGEBORAN PADA SUMUR
YDM-1
TUGAS AKHIR
Universitas Trisakti
Oleh
HAIQAL MUHAMMAD
071001400068
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknik pada Jurusan
2. Ayah dan Ibu yang sudah memberikan saya semangat, kasih sayang,
mengerjakan dan menyelesaikan Tugas Akhir ini. Spesial untuk ibu yang
sudah rela ditinggal 4 tahun lamanya, agar anaknya bisa menjadi sarjana.
3. Dr. Ir. Afiat Anugrahadi M.S. selaku Dekan Fakultas Teknik Kebumian
dan Energi.
i
hal baru yang diajarkan kepada saya hingga saya semakin tertarik pada
bidang pengeboran.
6. Kepada seluruh Team Drilling, terima kasih banyak atas bantuan dan
hiburannya. Bapak Wijo, Bapak Dyat, Bapak Sigit yang sangat humble,
9. Dan sahabat – sabahat serta teman – teman terbaik yang tidak dapat saya
Akhir kata, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari
Tugas Akhir ini menjadi lebih sempurna. Semoga tulisan ini dapat berguna
Jakarta, 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
iii
DAFTAR ISI
(Lanjutan)
Halaman
SPA#9 ........................................................................................ 53
iv
BAB I
PENDAHULUAN
YDM-1 merupakan sumur eksplorasi dengan target utama pada formasi baturaja.
Sumur ini direncanakan akan mencapai target kedalaman 2964 ft MD dengan tipe
sumur vertikal.
rig dengan kapasitas yang tidak sesuai dengan kebutuhan dalam operasi
kapasitasnya melebihi kebutuhan di lapangan adalah baik dari segi teknis, tetapi
belum tentu menguntungkan dari segi keekonomian untuk lapangan tersebut dan
ini dapat berakibat pada besarnya biaya operasi pemboran untuk sumur tersebut.
perencanaan operasi untuk daya minimal yang diperlukan pada hoisting system,
1
2
sumur – sumur berikutnya dan untuk mempertimbangkan jenis rig yang lebih
sesuai untuk operasi pemboran pada sumur – sumur berikutnya sehingga didapat
operasi pemboran yang lebih aman dan dengan biaya yang lebih efisien.
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN
Selatan. Sumur ini tergolong sumur eksplorasi dengan formasi Baturaja. Sumur
kedalaman total 2964ft dibawah permukaan laut. Sumur YDM-1 ini diharapkan
akan mempunyai 14.17 MMBO minyak dan 8.96 BCF gas. Keadaan tertinggi
yang mungkin didapatkan yaitu 21.90 MMBO minyak dan 13.2 BCF gas.
telah dibor beberapa waktu yang lalu. Sumur A-1 menghasilkan 173 BOPD
dengan wc 0.8% dengan choke 16/64. Referensi sumur lainnya yaitu sumur B-1
3
4
LAPANGAN
YDM-1
Gambar 2.1
Gambar 2.2
pada Paleogen diperkiarakan telah menyebabkan rotasi Lempeng Asia pada masa
Sumatra searah jarum jam. Perubahan posisi Sumatra yang sebelumnya berarah E
kompleksitas regim Istress dan pola strain pada Sumatra ( Darman dan Sidi,
Gambar 2.3
TEORI DASAR
operasi dengan efektif, efisien, dan aman, diperlukanpemilihan rig yang baik.
Pemilihan rig didasarkan pada lima sistem yang dibutuhkan saat operasi
pemboran, yaitu:
mud pump, dan peralatan tambahan lainnya harus dapat mencukupi seluruh
cable tool rigs dan rotary rigs. Rotary rigs yang sekarang lebih banyak digunakan
dapat dibedakan lagi menurut lokasinya menjadi dua jenis yaitu, Rig Darat
Gambar 3.1
Klasifikasi Rig(2)
Cable tool rig merupakan jenis rig yang pertama kali digunakan dalam
Pemboran dengan rig ini menggunakan bit special seperti terlihat pada gambar
3.2. Komponen utama dari cable tool rig yaitu drillstring, bit, drillstem jar dan
rope socket yang digantung pada line atau kabel pemboran. Dalam pemboran ini
tidak ada sirkulasi lumpur, karena cutting diangkat menggunakan bailer setelah
Gambar 3.2
Rig darat yang paling sering digunakan antara lain standard derrick,
portable rig, dan conventional rig.
Standard derrick merupakan salah satu jenis tertua dari rotary rig. Standard
derrick dipasang pada kedudukan rig (cellar) sebelum pemboran, dan kemudian
dapat dibongkar dan dipindahkan ke lokasi pemboran berikutnya. Rig ini juga
gambar 3.3.
Gambar 3.3
Standard Derrick(7)
11
dalam pemasangan joint-joint casing ataupun pipa pipa panjang yang terdiri atas 2
Portable rig biasanya dipasang pada satu unit truck yang bertujuan untuk
memudahkan dalam pemindahan rig, seperti terlihat pada gambar 3.4. Truk
khusus dapat memuat derrickdan drawworks. Keuntungan dari rig ini yaitu
memudahkan dalam menaikan (rig up) dan menurunkan rig (rig down) sehingga
workover. Apabila digunakan dalam operasi pemboran, rig ini dapat digunakan
Gambar 3.4
sehingga tidak dapat dipindahkan dalam satu muatan truck seperti terlihat pada
gambar 3.5. Rig ini dapat digunakan dari kedalamn 6.000 ft to 35.000 ft dan
biasanya diopearasikan 24 jam/hari. Rig jenis ini merupakan rig darat dengan
Gambar 3.5
Conventional Rig(8)
Rig laut merupakan kelompok dari rig pemboran yang digunakan di lepas
pantai (offshore). Rig ini dikelompokan lagi berdasarkan penyangga rig dari dasar
Rig-rig jenis ini mempunyai struktur yang menyangga rig tersebut hingga
dasar laut atau bantalan yang dibangun di dasar laut. Rig pada kelompok ini terdiri
dari:
1. Barge
Rig ini tidak bisa digunakan ketika ketinggian gelombang melebihi 5 ft.Rig Barge
Gambar 3.6
DrillingRig (8)
14
kebutuhan pemboran yang lengkap, tempat tidur untuk pekerja dan personel
tambahan dan fasilitas lainya. Untuk evakuasi pekerja pada keadaan darurat
2. Jack Up
Rig Jack up merupakan jenis rig yang paling banyak digunakan dalam
pemboran eksplorasi lepas pantai. Secara prinsip, rig ini memiliki komponen
seperti barge namun dilengkapin dengan tiga hingga lima kaki-kaki yang
menyangga vessel ketika kaki tersebut ditancapkan ke dasar laut seperti terlihat
pada gambar 3.7. Keistimewaan dari rig jackup yaitu kaki-kaki penyangga dapat
Kaki-kaki ini dapat langsung ditancapkan atau pada keadaan khusus memerlukan
Gambar 3.7
Jackup Rig(2)
15
hinga kedalaman 250 -350 ft. Maksimum kedalaman ini terbatasi oleh
kemunkinan terjadinya badai dan cuaca yang buruk, sehingga meskipun suatu
Rig jackup terpisahkan dari slot atau cantilever rig, tergantung pada
jauh atau dekat dengan sumur, sedangkan menara ditempatkan ada tiang
cantilever, sehingga barge dapat bergerak dengan bebas dan bisa ditempatkan
3. Platform Rig
sumur berarah dari satu platform. Pemboran banyak sumur dengan satu platform
ini terbukti lebih mengurangi biaya dibandingkan dengan satu platform untuk satu
sumur vertikal.
16
Gambar 3.8
Platform Rig(8)
Rig-rig dengan tipe floating rig bergantung pada sistem apung seperti pada
vessel kapal sehingga tidak memerlukan penopang ke dasar sumur. Rig yang
1. Drillship
menggunakan penunjang dari dasar lautseperti terlihat pada gambar 3.9. Rig ini
tidak dibatasi oleh panjang dari kaki-kaki rig seperti jackup untuk kedalaman
maksimum dalam penggunaannya. Terdapat dua tipe dari drillship yang memiliki
Gambar 3.9
Drillship(2)
2. Semisubmersible
Keuntungan utama dari submersible rig ini dibandingkan dengan drillship rig
Gambar 3.10.
Semisubmersible Rig(2)
Pada fungsi angkat ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara
lain:
Pada bagian ini akan dijelaskan peralatan yang digunakan sebagai fungsi
angkat serta mekanisme kerja dari keseluruhan peralatan tersebut (Gambar 3.11).
Gambar 3.11
Peralatan pada fungsi angkat ini terbagi menjadi dua sub komponen utama,
A. Struktur Penyangga
pemboran. Struktur penyangga ini terdiri dari: menara pemboran (derrick atau
dan menurunkan drillstring ke dalam dan keluar dari lubang bor selama operasi
pemboran berlangsung.
Menara pemboran secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: tipe
Sebuah menara standard tidak dapat dibangun dalam kondisi siap sebuah
unit, karena disusun oleh mur dan baut dan harus dibangun/dirakit bagian
perbagian. Kecuali jika hanya untuk jarak yang relatif dekat dimana seluruh rig
khusus, seperti:
21
iii. Area yang sulit dan terpencil, dimana waktu untuk trip lebih hemat
Sebuah menara portable atau mast adalah merupakan salah satu menara
yang dapat dicirikan sebagai satu unit. Spesifikasi untuk menara portable ini
diberikan dalam API Standard 4D. Spesifikasi ini tidak setepat seperti yang
3 string.
2. Substructure
dipasang diatas titik bor. Substructure ini memberikan ruang kerja bagi peralatan
22
dan pekerja diatas dan dibawah lantai bor. Substructure harus mempunyai
kekuatan yang cukup untuk menyangga beban yang sangat besar yang
ditimbulkan oleh derrick atau mast, peralatan pengangkat, meja putar, drillstring
maupun beban rangkaian casing. Tinggi substructure ditentukan oleh jenis rig dan
3. Lantai Bor
Secara skematis lantai bor dapat dilihat pada Gambar 3.12. Tinggi lantai
bor merupakan bagian yang penting dalam perhitungan kedalaman sumur, karena
titik nol pemboran dihitung mulai dari lantai bor, tepatnya dari rotary table.
Gambar 3.12
B. Peralatan Pengangkat
overhead tools (crown block, travelling block, hook, elevator) dan drilling line.
1. Drawwork
tergantung dari beban yang harus dilayani, biasanya didesain dengan horsepower
(HP) dan kedalaman pemboran. Drawwork ini biasanya ditempatkan dekat meja
putar.
pemboran berlangsung
Gambar 3.13
2. Overhead Tools
lubang bor.
25
Gambar 3.14
Overhead Tools(8)
3. DrillingLine
Drilling line berfungsi untuk menahan atau menarik beban yang diterima
oleh hook. Beban-beban berat yang diderita oleh drilling line terjadi pada saat :
a) Fast line , merupakan tali yang melewati roda-roda crown b0olck dan
b) Dead line, merupakan tali yang tidak bergerak yang ditambatkan pada
substructure.
dekat rig.
saat operasi berlangsung (rig melakukan pemboran) dan saat menaikkan serta
drillstring yang sedang beroperasi melalui kabel bor. Drilling line ini
menggerakkan travelling block naik dan turun serta menahan rangkaian yang
berada pada lubang pemboran. Beban vertikal yang diperoleh akibat diperoleh
casing yang ada ditahan oleh hook pada travelling block. Travelling block ini
oleh drawwork. Tenaga untuk menggerakkan drawwork ini berasal dari prime
mover.
Beban pada rig yang berpengaruh pada perhitungan kapasitas dari menara
dapat dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain beban drillstring, beban
dimana;
dimana;
Wcasing = beban rangkaiancasing, lbs
B. Berat Drillstring
Beban pada rig yang diakibatkan oleh beratan dari rangkaian dapat
dimana;
Block group adalah penyambung utama antara drawwork dengan pipa atau
Tabel 3.1
tegangan pada fast line dan tegangan pada dead line. Besarnya tegangan fastline
Wline
TF ……………………………………………………...… (3-7)
n( E B ) n
𝑊𝑙𝑖𝑛𝑒
𝑇𝐷 = …………………………………………….…………… (3-8)
30
dimana;
n = banyaknya line
dimana;
ditentukan oleh ukuran kekuatan beban dan HP. Persamaan horsepower drawwork
Wtotal xVh 1
HPdrawwork x .............................................................(3-10)
33.000
dimana ;
Fungsi utama dari sistem putar adalah untuk memutar rangkaian pipa bor
fungsi putar ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain : peralatan pada
sistem putar, mekanisme kerja, dan torsi, serta perhitungan horsepower pada
sistem putar.
Pada bagian ini akan dibahas tentang peralatan yang digunakan pada
Peralatan pada sistem putar terdiri dari 3 bagian utama, yaitu : peralatan
putar (rotary assembly), rangkaian pipa bor dan mata bor, serta peralatan bawah
permukaan.
A. Peralatan Putar
Peralatan putar ditempatkan pada lantai bor dibawah crown block dan
diatas lubang bor. Peralatan ini dapat dibagi menjadi 3 bagian (Gambar 3.15)
yaitu rotary table, master bushing, kelly bushing dan rotary slip.
32
Gambar 3.15
1. Rotary Table
Hubungan antara rotary table dengan prime mover ada dua, yaitu :
mover.
33
2. Master Bushing
Master bushing merupakan alat yang dapat dilepas pada rotary table.
meneruskan putaran dari rotary table ke rangkaian pipa bor. Rotary slip
Susunan drillstring dari atas ke bawah adalah: swivel, drillpipe (DP), drill
1. Swivel
ataudrillstring
Gambar 3.16
Swivel (8)
2. Drillpipe (DP)
berfungsi untuk:
lubang bor
kecil, dan diameter luarnya sama dengan diameter luar “tool joint”
drillpipe, sehingga dindingnya lebih tebal dari pada drillpipe. Drill collar
ditempatkan pada rangkaian pipa bor di atas bit. Fungsi utama dari drill
collar adalah:
menahan puntiran.
Mata bor merupakan ujung bawah dari rangkaian pipa bor yang berfungsi
beban dan diputar. Jenis-jenis mata bor ada 4 macam, yaitu: drag bit,
Diamond bit.
rangkaian pipa bor, yang berfungsi untuk mengontrol kerja bit. Ada 3 jenis
peralatan bawah permukaan, yaitu: stabilizer, rotary reamer, dan shock absorber
(shock sub).
36
Mekanisme kerja dari peralatan pada sistem putar berawal dari besarnya
daya yang diberikan oleh prime mover kepada rotary table. Besarnya daya yang
diterima oleh rotary table digunakan untuk memutar drillstring yang akhirnya
memutar bit.
Pada fungsi putar akan terlihat besarnya daya yang dibutuhkan untuk
memutar rotary table. Besarnya RPM yang digunakan pada sistem putar harus
untuk mendorong lumpur dari mud tank ke drilstring hingga annulus hingga balik
kembali ke dalam mud tank. Untuk menghitung tenaga yang dibutuhkan oleh
pompa perlu dilakukan perhitungan pressure loss pada permukaan, pressure loss
pada drillsting, pressure loss pada bit, dan pressure loss pada annulus.
dimana;
HPpompa = horsepower pompa, HP
Q = laju aliran, gpm
P = Pressure total / tekanan discharge, psi
BOP digunakan untuk menutup sumur ketika terjadi kick yang merupakan
masuknya fluida formasi kedalam sumur tanpa direncanakan. Kick ini jika tidak
dikendalikan dapat mengarah kepada semburan liar atau blow out. Untuk itu BOP
yang digunakan harus dapat menahan tekanan tinggi dari formasi ketika terjadi
kick.
38
Prosedur paling aman untuk mendesain rating tekanan dari BOP adalah
dengan memastikan BOP dapat menahan pada kondisi tekanan terburuk. Kondisi
ini terjadi ketika tidak terdapat fluida pemboran didalam sumur dan hanya
Dimana;
2 = Safety Factor
maka kita harus menghitung prosentase penggunaan komponen peralatn dari rig.
Kebutuhan.Operasi
% Penggunaan 100% ………………..(3-28)
Kapasitas
Penggunaan komponen peralatan harus lebih kecil dari kapasitas yang ada
pada rig. Dalam persamaan di atas, harus diperhitungkan terlebih dahulu factor
melebihi angka 100%, maka pengunaan rig tersebut sangat beresiko, baik dalam
hal pengoperasian, maupun keamanan pemboran, atau dengan kata lain rig
Rig merupakan salah satu peralatan yang berperan penting dalam suatu
operasi pemboran merupakan faktor penting dalam penentuan kapasitas rig yang
digunakan pada sumur tersebut. Dari hasil perbandingan itu kita dapat melihat
berlangsung.
40
41
sumatera selatan.
- Perencanaan Casing
Tabel 4.1
Tabel 4.2
pada perhitungan berapa besar tenaga (horse power) minimal yang dibutuhkan
difokuskan pada tiga komponen yaitu, tenaga yang dibutuhkan drawwork untuk
pemboran, dan tenaga yang diperlukan rotary system untuk memutar rangkaian.
44
dahulu dilakukan perhitungan beban yang akan ditanggung oleh drawwork dan
menara selama proses pemboran. Beban terberat yang ditanggung oleh drawwork
dapat berasal dari beban rangkaian pemboran pada trayek terdalam atau beban
rangkaian casing maupun drillstring dianggap berada di dalam sumur yang tidak
berisi fluida pemboran. Beban yang akan dihitung yaitu beban rangkaian casing
dan drillstring, beban block group, beban overpull, dan beban tegangan pada kabel
bor.
liner 7”. Perhitungan beban pada casing dapat dihitung dengan persamaan (3-5):
Hasil perhitungan berat casing pada masing – masing trayek kedua sumur
Tabel 4.3
W
Trayek Casing type weight interval Lcasing
casing
Casing 13.375 K-55 54.5 0 - 200 200 10900
Casing 9.625 K-55 36 0 - 1600 1600 57600
Casing 7 K-55 23 0 - 2995 3008 69184
X;
Tabel 4.4
Berat 8 ½ ”Bit = L × NW
= 0,8 ft × 88 ppf
= 70,4 lbs
=22316,76 lbs
= 11471,73 lbs
Berat HWDP 4 ½” = L x NW
47
= 3029,895 lbs
= 32 ft × 79,94 ppf
= 2558,08 lbs
Berat HWDP 4 ½” = L x NW
= 16668,14 lbs
Berat 5 ½” DP = L × NW
= 2211,88 ft × 19 ppf
= 42025,72 lbs
Sehingga dapat dihitung berat total dari rangkaian drillstring pada trayek
8,5”:
rangkaian mana yang paling besar hingga dapat digunakan pada perhitungan
selanjutnya.
48
rangkaian;
Tabel 4.5
Dari hasil perbandingan tersebut, didapatkan bahwa beban drillstring dan beban
drag merupakan beban terberat yang akan ditanggung oleh drawwrok, sehingga
drillstring 8,5”.
Dari spesifikasi yang dimiliki rig SPA#9 untuk pemboran sumur YDM-1,
Beban overpull dibatasi oleh tensile strength yang dimiliki oleh drillstring.
Dari data pemboran, dapat dilihat sesuai dengan practice margin overpull
Pada perhitungan tegangan pada fast line (TF) maupun dead line (TD) kita
harus mengetahui terlebuh dahulu beban total pada kabel bor. Beban total pada
kabel bor adalah beban vertical terbesar antara beban rangkaian casing atau beban
rangkaian drillstring, beban drag, beban block group, dan beban margin overpull.
Dari hasil perhitungan sebelumnya didapat bahwa beban drillstring dan beban
drag lebih besar dari beban casing, maka beban total pada kabel bordapat
= 228140,717 lbs
n =8
EB = 0,98
Wline ,
TF = = 8
= 24261,717 lbs
n( E B ) n .
TF = 24261,72 lbs
TD = 28517,59 lbs
= 280920,02lbs
persamaan (3-10). Berikut adalah perhitungan horse power pada drawwork untuk
η = 0,80
51
WtotalxVh 1
HPdrawwork = x
33.000
,
= 𝑥
. .
= 422,61 HP
Untuk menentukan besar RPM yang akan dicari, didapatkan data dari
drilling program pada bagian bit and hydraulic program. Besar RPM yang ada
trayek 8,5” yang dipakai karena mempunyai nilai tertinggi pada 120 RPM.
YDM-1, dibutuhkan kapasitas kecepatan putar yang melebihi rotary table yaitu
maksimum kecepatan putar ialah 300rpm. Sehingga kapasitas rotary table dari
rig tersebut masih sanggup untuk digunakan pada kecepatan putar 120rpm.
𝑝 𝑥𝑇
Kapasitas Tenaga Putar =
𝑥
=
= 68,5 %
52
fluida pemboran kedalam sumur dapat dilihat dalam drilling program dengan
melihat data pada bagian bit and hydaulic besar tekanannya yang diperlukan dari
pompa dan debit pompa. Masing-masing trayek memiliki besar tekanan dan debit
pompa.
dibutuhkan. Hal ini dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3-26). Dari
Q = 350 gpm
P = 600 psi
Maka daya yang dibutuhkan pompa pada trayek 17,5” dapat dihitung dengan
persamaan ;
HP pompa = = = 151,72 HP
. .
pemboran sumur YDM-1, maka hasil perhitungan dari trayek 17,5” perlu di
Tabel 4.8
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa horsepower terbesar yang dibutuhkan pada
pemboran sumur YDM-1 yaitu pada trayek 12,25” dengan horse power sebesar
758 HP.
SPA#9
sumur YDM-1, perlu dievaluasi dengan kapasitas rig yang akan digunakan untuk
Pada tabel 4.9 berikut ini merupakan perbandingan dari kapasitas rig yang
dibutuhkan untuk pemboran sumur YDM-1 dan kapasitas dari rig SPA#9:
Tabel 4.9
PEMBAHASAN
merupakan sumur vertikal dengan target kedalaman akhir sumur ini mencapai
3.000 ft MD. Pada pemboran sumur ini digunakan rig SPA#9 yang merupakan rig
portable dengan kapasitas tenaga drawwork sebesar 550 HP, kapasitas rotary
table sebesar 300rpm, dan tiga pompa lumpur dengan total kapasitas 1.650 HP.
Dari ke-empat aspek tersebut dihitung kapasitas minimal yang dibutuhkan untuk
dahulu beban terberat yang akan ditanggung oleh drawwork pada saat proses
5/8”, liner 7”dan beban rangkaian drillstring pada trayek 8,5”, didapatkan bahwa
55
56
beban paling besar terdapat pada rangkaian drillstring pada trayek 8,5”.
Perhitungan beban drillstring ini dilakukan pada kondisi tergantung di udara atau
pada sumur yang tidak berisi fluida pemboran, dengan tujuan untuk menentukan
beban maksimal yang akan ditanggung drawwork jika terjadi loss circulation pada
sumur.
kapasitas yang dimiliki rig SPA#9 yang memiliki kapasitas drawwork sebesar 550
HP, kapasitas yang dibutuhkan adalah 76,2 % dari kapasitas yang ada. Untuk itu
masih ada margin cukup dari tenaga drawwork jika diperlukan pada saat terjadi
stuck atau saat dilakukan fishing operation, yang membutuhkan tenaga yang lebih
besar.
Pada penentuan kapasitas laju putar minimal yang dibutuhkan pada rotary
table, dilakukan perhitungan presentase kapasitas laju putar pada rotary table.
Pada trayek 8,5” dibutuhkan kecepatan laju putar rangkaian pemboran melebihi
120 rpm. Rig SPA#9 mampu memutar rangkaian pemboran hingga 300rpm.
Dengan perhitungan didapatkan besar tenaga yang digunakan adalah 68,5 HP.
Dalam penentuan tenaga pompa lumpur ini perlu diperhatikan debit pompa dan
didapatkan bahwa tenaga pompa paling besar yang dibutuhkan untuk sirkulasi
fluida pemboran yaitu pada trayek 12,25” dengan debit 700 gpm dan pressure
sebesar 1500 psi. Untuk itu tenaga pompa lumpur minimal yang dibutuhkan untuk
Pada rig SPA#9 terdapat 3 buah pompa lumpur dengan kapasitas masing-
masing 550 HP. Dengan begitu pemboran sumur YDM-1 yang membutuhkan
tenaga pompa lumpur minimal sebesar 758,64 HP yaitu 68.9% dari 2 pompa yang
digunakan.
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan evaluasi kapasitas rig pada pemboran sumur YDM-1
76,72 % dari kapasitas yang dimiliki rig SPA#9 yaitu sebesar 550 HP.
3. Tiga pompa lumpur yang tesedia pada rig SPA#9 dengan total kapasitas
pompa lumpur yang hanya 758 HP atau 45,9 % dari kapasitas rig yang
tersedia.
sumur YDM-1 berlangsung secara aman yaitu sebesar 1.089 psi, sehingga
BOP yang tersedia pada rig SPA#9 dengan rating tekanan 3.000 psi dapat
5. Rig SPA#9 yang digunakan pada sumur YDM-1 dapat digunakan untuk
58
DAFTAR PUSTAKA
Generalized Model for Torque and Drag”, SPE/IADC 114684 presented at the
Oklahoma, 1985.
3. Bourgoyne, Jr, Adam T., et al, “Applied Drilling Engineering”, First Printing,
5. Fazaelizadeh. M., “Real Time Torque and Drag Analysis during Directional
6. Frafjord, C., “Friction Factor Model and Interpretation of Real Time Data”,
7. Rabia, H., “Oil Well Drilling Engineering: Principle and Practice”, Graham
Bandung, 2012.
59