PENDAHULUAN
era reformasi pada tahun 1998. Pola pemerintahan antara pusat dan
kemudian diikuti
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
adanya pemberlakuan otonomi daerah yang diatur dalam UU No.
3
dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 58 Tahun 2005 tentang
4
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang tertuang
tertinggi dari BPK- RI. Ada beberapa alasan setiap daerah untuk
Pemerintahan (SAP).
5
keuangan yang disajikan oleh pemerintah daerah. Menurut Wendy
6
Tabel 1.1 Opini Audit Kabupaten/Kota Provinsi Papua Barat Tahun
2015 – 2019
Dan seharusnya ada perbedaan antara penerima opini WTP dan WDP
7
Dalam perjalanan penyelenggaraan pemerintahan ternyata banyak
daerah atas LKPD belum bisa menjadi acuan atas keberhasilan kinerja
Kita juga dapat melihat laporan Badan Pusat Statistik 2018 bahwa
Tabel 1.2.
Persentase Tingkat Kemiskinan Penduduk Kabupaten/Kota Propinsi Papua
Barat
8
Selatan
6 Maybrat 32,20 30,78 31,39
Pegunungan
7 34,83 33,81 34,70
Arfak
8 Sorong 28,61 27,48 27,78
9 Tambrauw 33,66 32,80 33,86
10 Bintuni 30,57 29,39 29,79
Teluk
11 32,42 30,91 31,61
Wondama
12 Sorong Selatan 18,41 18,28 18,55
13 Kota Sorong 15,45 14,99 15,35
Sumber : BPS Papua Barat (2022)
Tambrauw, Teluk Wondama dan Bintuni. Dari hasil opini BPK diketahui
Kabupaten Maybrat, Bintuni dan Tambrau dari tahun 2015 – 2019 memperoleh
memperoleh opini WDP, tahun 2018 – 2019 memperoleh opini WTP dan
Kabupaten Pegunungan Arfak dati 2015 – 2019 memperoleh opini WDP. Dalam
UUD 1945 pasal 23 ayat (1) berbunyi bahwa anggaran pendapatan dan belanja
daerah sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun
WTP tidak berbeda bahkan dibawah daerah yang memperoleh opini non WTP.
9
Menurut Abdul Halim ( 2006) salah satu alat untuk menganalisis kinerja
efektivitas, rasio efisiensi, rasio aktivitas, rasio indeks kemampun rutin, rasio
dengan periode sebelumnya atau antara satu daerah dengan daerah lainnya untuk
melihat perbedaannya.
kinerja pemerintah daerah antara yang menerim opini WTP dan Non WTP
menerima opini WTP dan Non WTP. Taufik (2017 ) melakukan penelitian
bahwa ada perbedaan signifikan kinerja pemerintah daerah yang mendapat hasil
opini WTP dengan non WTP. Ketidak konsistenan hasil penelitian – penelitian
10
terdahulu mengenai kinerja keuangan daerah antara yang mendapat opini WTP
dan non WTP mendorong peneliti untuk melakukan pengujuan lebih lanjut
PAPUA BARAT”
bagaimana perbedaan kinerja keuangan pemerintah daerah yang memperoleh opini WTP
dengan pemerintah daerah yang memperoleh opini WDP perioe 2015 sampai dengan
2019.
pemerintah daerah yang memperoleh opini WTP dengan pemerintah daerah yang
11
Penelitian ini dihrapkan dapat bermanfaat bagi pihak – pihak yang
berkepentingan yaitu :
penyelengaraan pemerintahannya.
piker.
3. Bab 3 menguraikan tentang jenis penelitian, populasi & sampel, jenis dan
umum data, statistik deskriptif, uji normalitas data, uji hipotesis dan
pembahasan hipotesis.
12
5. Bab 5 menguraikan tentang kesimpulan, keterbatasan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
13
agensi menggunakan tiga sumsi sifat manusia yaitu (1). Umumnya
14
sebagai agent, pemerintah mempunyai kewajiban untuk melaporkan hasil
( Nurhayati, 2019).
15
sehingga menjadikannya penting untuk dilakukan oleh sebuah lembaga
2006).
16
pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan dan peraturan
BPKP, 2003).
terbatas pada isi dari laporan keuangan tetapi juga pada media
17
pelaporan lainnya. Cakupan pelaporan keuangan lebih luas
2018).
18
yang dimiliki suatu entitas. Laporan keuangan yang dikeluarkan harus
yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas
19
secara langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-
sebelumnya.
fiskal harus dilakukan dalam bentuk yang relevan dan mudah dipahami.
20
laporan keuangan dinyatakan transparan. Apabila memperoleh opini
21
kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai
disajikan secara wajar dalam semua hal yang material sesuai prinsip
undangan. Terdapat lima jenis opini audit yang diberikan BPK yaitu:
22
sehingga informasidalam laporan keuangan tersebut dapat digunakan
opini terburuk yang dikeluarkan oleh BPK terhadap audit atas LKPD.
Taufik 2019).
23
pemerintah untuk melakukan koreksi dan penyesuaian yang diperlukan.
2019).
24
keuangan yang ditetapkan melalui suatu kebijakan atau ketentuan
dicapai dari suatu aktivitas, suatu proses atau suatu uit organisasi.
Pemerintah Daerah
25
daerahnya adalah dengan melakukan análisis rasio keuangan terhadap
Menurut Widodo (Halim, 2002 : 126) hasil análisis rasio keuangan ini
bertujuan untuk:
pendapatan daerah.
26
efisien dan efektif (Mardiasmo, 2002:19). Indikator yang digunakan
27
Usaha pajak dapat diartikan sebagai rasio antar penerimaan
5. Analisa Efektifitas
tingkatkemampuan daerah.
28
Penelitian ini sudah pernh diteliti oleh peneliti - peneliti
bahwa Kinerja Keuangan PAD perolehan opini Non WTP dengan Opini
WTP tidak berbeda, dari aspek Derajat Desentralisasi Fiskal, dan aspek
29
keuangan kriteria ekonomis dan kriteria efisiensi antara Pemerintah
Daerah baik yang memperoleh opini WTP dan non WTP. Taufik (2017)
30
dengan kinerja keuangan Pemerintah Daerah periode opini WDP pada
berikut:
opini WDP.
31
bentuk dari penilaian masyarakat terhadap semua pelayanan yang telah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
selain itu pendekatan penelitian ilmiah juga berguna untuk mencari tau
33
sejauh mana pengaruh dari masing-masing variabel penelitian untuk
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau sample yang berbeda,
diperoleh dari beberapa sumber yang berupa LKPD serta LHP yang
masing provinsi.
34
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota di
sekunder yang meliputi LHP BPK dan LKPD. Sedangkan sumber data
penelitian ini diperoleh dari LKPD dan LHP yang sudah diperiksa oleh
35
independen, dimana pengukuran variabel bebas bersifat non metrik
menyatakan kategori dari suatu subyek, dalam hal ini opini audit.
Variabel opini audit dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kate-
gori yaitu WTP (opini WTP) dan WDP. Kedua kategori ini diberi
kode angka, untuk kategori WTP diberi kode 1 dan WDP diberi
PAD
Rasio Kemandirian = X 100%
Tarnsfer Pusat + Provinsi+ Pinjaman
36
Realisasi Pendapatan Daerah
Rasio Efektivitas = X 100%
Anggaran Pendapatan Daerah
Total Belanja
Rasio Efisiensi = X 100%
Total Pendapatan
100%
37
Adapaun fungsi uji statistik deskriptif yang digunakan dalam
38
3.5.3 Uji Hipotesis Penelitian
39
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
yang dipilih dalam penelitian ini adalah populasi yang memiliki kriteria – kriteria
Tabel 4.1
Seleksi Sampel
Keterangan Jumlah
Kabupaten / Kota di Provinsi Papua Barat 13
Kabupaten / Kota yang memiliki LKPD Lengkap dari 13
BPK
Total data pengamatan selama 5 tahun ( 5 X 13 ) 65
Sumber : data diolah penulis (2021)
Papua Barat semua Kabupaten / Kota yang memiliki LKPD lengkap, sehingga
40
deskriptif berfungsi untuk untuk memberikan ringkasan dari sampel data dan tidak
menggunakan data untuk membuat kesimpulan atas populasi. Pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Uji Statistik Deskriptif
Group Statistics
Unweighted Weighted
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat perbandingan nilai rata – rata
(mean) dari rasio kinerja keuangan pemerintah daerah yaitu Kemandirian Daerah
terhadap Opini Audit. Untuk rasio kemandirian daerah yang memperoleh opini
wajar tanpa pengecualian dapat dilihat nilai rata – ratanya sebesar 0,05391
41
memperoleh opini wajar dengan pengecualian sebesar 0,04605 (4, 605% ) atau
memiliki selisih sebesar 0,00786 (0,786%). Jika dilihat dari rasio kemandirian
daerah maka untuk daerah yang memperoleh opini WTP dengan daerah yang
memperoleh opini WDP masih ketergantungan dengan dana transferan dari pusat,
provinsi dan pinjaman yang dilakukan daerah. Nilai rasio masih disekitaran 0 -
25% yang berarti memiliki hubungan yang tinggi dengan dana transfer. Walaupun
perbedaan nilai tidak besar maka dapat kita simpulkan data yang memperoleh
sebesar 0,0311( 3,11% ) yang berarti bahwa data yang memperoleh opini wajar
daerah semakin baik. Dalam penelitian ini daerah yang memperoleh opini audit
WTP degan daerah yang memperoleh opini WDP memiliki rasio efektifitas masih
dibawah 100% sehingga dapat disimpulkan semua darah masih kurang efektif
42
sedangkan untuk data yang memperoleh opini wajar dengan pengecualian
memiliki nilai rata -rata (mean) lebih tinggi sebesar 0,94800 ( 94,800% ) atau
memiliki selisih sebesar 0,0530 (5,30% ) yang berarti bahwa data yang
opini wajar tanpa pengecualian. Analisis rasio efisiensi dikatakan semakin baik
apabila nilai rasionya dibawah 100% .Semakin kecil nilai rasio efisiensi maka
kinerja pemerintah daerah dikatakan semakin baik. Dalam penelitian ini untuk
daerah yang memperoleh opini WTP dan daerah yang memperoleh opini WDP
masih berada dikisaran 81% - 99% sehingga dapat disimpulkan belum ada daerah
Rasio Pertumbuhan daerah untuk data yang mmperoleh opini wajar tanpa
nilai rata – rata (mean) lebih tinggi yaitu sebesar 0,45495 (45,495% ) atau
memiliki selisih sebesar 0,36004 (36,004% ) yang menunjukkan bahwa data yang
normal atau tidak yang dilakukan menggunakan analisis regresi linier. Model
regresi yang baik adalah distribusi data masing-masing variabelnya normal atau
43
mendekati normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan Uji Kolmogorov –
Smirnov yang dilakukan terhadap data residual model regresi. Adapun pengujian
Tabel 4.3.
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 65
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,43203894
Absolute ,257
Most Extreme Differences Positive ,158
Negative -,257
Kolmogorov-Smirnov Z 2,070
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
itu bisa dilihat dari nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih kecil dari nilai alpha
yaitu 0,05 (α =5%) yaitu 0,00 < 0,05 yang menunjukkan data dalam
44
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan
Papua Barat antara yang menerima opini WTP dengan Non WTP. Berikut tabel
Barat :
Dari tabel di atas dapat dilihat kinerja keuangan dari sisi Kemandirian
untuk daerah yang memperoleh opini WTP dan Non WTP dari tahun 2015 –
2019. Berdasarkan perhitungan tidak ada perbedaan kinerja keuangan dari sisi
45
kemandirian untuk daerah – daerah yang memperoleh opini WTP dengan Non
WTP.
menggunakan alat uji non parametrik yaitu uji statistic Mann – Whitney U Test
(Ghozali, 2015). Hasil pengujian dapat dilihat dalam tabel 4.6 di bawah ini
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Mann – Whitney U Test
No Variabel Mann Asym. Sig Mean Rank
Whitney - (2 – Tailed) WTP WDP
U
1 KMD 449,00 0,855 32,70 33,62
2 EFV 300,500 0,023 36,67 25,31
3 EFS 381,500 0,259 31,17 36,83
4 PTD 434,00 0,694 32,36 34,33
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 21
Dari tabel di atas kita dapat melihat nilai Mann Whitney -U untuk
variabel rsio keuangan yang dibandingkan dengan Asym. Sig (2 – Tailed) dimana
jika Mann Whitney – U lebih besar (>) dari nilai sig 0,05 (5%) maka tidak ada
perbedaan antara kinerja keuangan daerah yang memperoleh opini WTP dengan
kinerja keuangan daerah yang memperoleh opini WDP. Berdasarkan tabel di atas
maka hasil penelitian ini adalah tidak ada perbedaan kinerja keuangan daerah
WTP dengan yang memperoleh opini WDP. Dari hasil pengujian hipotesis yang
46
sudah dilakukan dengan pengujian Mann – Whitney U Test diperoleh bahwa tidak
ada perbedaan kinerja keuangan pemerintah daerah yang memperoleh opini audit
WTP dengan yang memperoleh opini audit WDP. Itu dapat dilihat dari
Dari tabel 4.6 di atas kita dapat melihat nilai mann whitney u untuk rasio
kemandirian daerah ( KMD ) sebesar 449,00 lebih besar dari nilai signifikansi 5%
(449,00 > 0,05), rasio efektivitas ( EFV ) sebesar 300,500 lebih besar dari nilai
signifikansi 5% (300,500 > 0,05), rasio efisiensi ( EFS ) sebesar 381, 500 lebih
besar dari nilai signifikansi 5% (381,500 > 0,05 ) dan rasio pertumbuhan daerah (
PTD ) sebesar 434,00 lebih besar dari nilai signifikansi 5% ( 434,00 > 0,05 ).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dary dan
Yahya serta Kurnia Riki dan Fefri Indra Arza (2016) yang meneliti tentang
perbandingan kinerja keungan antara daerah yang menerima opini WTP dan Non
WTP di Kabupaten / Kota Sumatera Barat. Tetapi hasil ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nurhayaty Netty dkk (2019). Hasil penelitian ini
dalam kinerja pemerintah daerah. Opini WTP yang diperoleh oleh daerah belum
Hasil penelitian ini juga menunjukan bukti empiris lain yaitu bahwa
Opini WTP juga tidak menjamin suatu daerah memiliki tingkat kesejahteraan
47
yang tinggi. Sementara sesuai dengan UUD 1945 pasal 23 ayat (1) berbunyi:
di daerah yang memperoleh opini WTP tidak berbeda atau bahkan dibawah
menerima opini WTP selama 3 tahun berturut – turut yaitu dari tahun 2017 –
2019, tetapi menurut Badan Pusat Statistik, salah satu kabupaten yang presentase
tahun 2018 mengalami musibah buruk yaitu penduduknya terserang campak dan
mengalami gizi buruk padahal termasuk kabupaten yang memperoleh opini WTP
dari tahun 2017 – 2019 yang mengakibatkan 66 orang meninggal dunia karena
satu kabupaten yang masuk dalam kategori 10 besar yang memiliki kinerja paling
rendah dan berdasarkan data BPS Papua Barat ( 2021) memiliki persentase tingkat
kemiskinan penduduk paling tinggi di Provinsi Papua Barat sampai dengan tahun
2021, dimana kita ketahui berdasarkan tabel 1.1 di atas bahwa Kabupaten Maybrat
sudah lima kali mendapatkan opini WTP . Contoh kasus lainnya adalah seperti
yang kita ketahui sampai dengan tahun 2019, opini audit atas laporan keuangan di
48
dimana dari 13 Kabupaten/Kota, 12 daerah yang memperoleh opini WTP, tetapi
jika dikaitkan dengan berita yang diliris BPS tahun 2021 yang diperoleh dari
hasil yang diperoleh dalam penelitian ini semakin mempertegas bahwa kinerja
yang memperoleh opini baik yang memperoleh predikat WTP dan predikat WDP.
49
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
kota di Propinsi Papua Barat tahun 2015 – 2019. Berdasarkan hasil uji
anlisis data serta pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya maka
50
rasio efektivitas yang memiliki perbedaan untuk daerah yang
WTP.
5.2. Keterbatasan
2. Penelitian dilakukan hanya tiga (5) tahun pengamatan dan hanya pada
5.3. Saran
pemerintah daerah.
51
DAFTAR PUSTAKA
Dary, Yuni Wulan & M. Rizal Yahya (2016). Analisis Perbedaan Kinerja
Keuangan Pendapatan Asli Daerah PEriode Opini Non WTP Dan
Periode WTP. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Ekonomi.
Vol.1 Hal 60 -73.
52
Kartolo, Pajrin Sardi (2019). Komparasi Kinerja Keuangan Pemerintah
Kabupaten Muara Enim Pada Opini WDP dan WTP. Skripsi
Fakuktas Ekonomi. Universitas Sriwijaya.
Kurnia, Riki & Fefri Indra Arza (2017). Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah Yang Memperoleh Opini WTP
Dengan Pemerintah Daerah Yang Memperoleh Opini Non WTP.
Jurnal Eksplorasi Akuntansi. Vol.1 No.2 Seri C. 781 – 794.
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. (1996). Keputusan Menteri
Dalam Negeri. Nomor 690.900.327. 1996. Tentang Pedoman
Penilaian dan Kinerja keuangan.
53
Taufik (2017). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pemerintah Kota
Se-Sumatera. Jurnal Ilmiah Gema Ekonomi, Vol 7, No.1 februari
2017.
LAMPIRAN
Mann-Whitney Test
Ranks
Total 65
WDP 21 25,31 531,50
EFV WTP 44 36,67 1613,50
Total 65
WDP 21 36,83 773,50
EFS WTP 44 31,17 1371,50
Total 65
WDP 21 34,33 721,00
Total 65
Test Statisticsa
54
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Frequencies
OPINI N
WDP 21
KMD WTP 44
Total 65
WDP 21
EFV WTP 44
Total 65
WDP 21
EFS WTP 44
Total 65
WDP 21
PTD WTP 44
Total 65
Test Statisticsa
55
NPar Tests
Unstandardized
Residual
N 65
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,43203894
Absolute ,257
Most Extreme Differences Positive ,158
Negative -,257
Kolmogorov-Smirnov Z 2,070
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
56
57