Anda di halaman 1dari 5

ANALISA JARINGAN STUB dan NON STUB Routing

Nama : Alfharizky Fauzi Jurusan : Teknik Elektro


NIM : 91221029 Mata Kuliah : Pengelolaan Sistem Jaringan

Routing Protokol OSPF Stub dan Non-Stub

Pada artikel yang akan dibahas adalah perbandingan antara jaringan STUB dengan jaringan
non-STUB. Terdapat beberapa uji coba yang akan dilakukan da lam menganalisa jaringan
yaitu:

1. Cek konektivitas antar komputer


2. Cek rute dari router

Pendahuluan

Routing

Routing merupakan sebuah mekanisme yang dilakukan oleh router dalam dalam
meneruskan paket data dari network sumber ke network tujuan. Router menggunakan table
routing yang menyimpan informasi mengenai routing yang digunakan dalam meneruskan
paket data. Aturan atau ketentuan yang digunakan router dalam membentuk tabel routing
disebut protokol routing. Protokol routing memungkinkan terjadinya pertukaran informasi
mengenaijaringan untuk membentuk dan memperbaiki tabel routing pada setiap router.

Routing adalah proses pengiriman dari satu lokasi ke lokasi lainnya . Syarat untuk dapat
membangun routing :

- Mengetahui alamat tujuan yang akan dirutekan


- Mengenali sumber informasi perutean dari sumber router lainnya untuk
mempelajari jalur menuju alamat tujuan
- Menentukan rute / jalur yang mempunyai kemungkinan dapat dilewati untuk
sampai ke alamat tujuan
- Memilih rute terbaik menuju alamat tujuan
- Memiliahara dan memverifikasi informasi routing alamat tujuan masih berlaku
dan sudah benar

Routing terbagi menjadi dua jenis yaitu Static Routing dan Dynamic Routing ,
Dimasukkan secara manual oleh admin jaringan disebut Static Routing sedangkan proses
pengumpulan data yang dinamis berjalan pada sistem jaringan disebut Dynamic Routing [1].

OSPF

OSPF merupakan Routing Protokol Link State Routing , setiap Routing Protokol ini
memungkinkan kita membagi-bagi satu domain atau Autonomous System menjadi beberapa
bagian yang disebut dengan Area . pada OSPF terdapat istilah Stub Area , apa itu stub area?
stub area ini adalah sebuah area pada OSPF yang berada di ujung dari Autonomous System
yang dalam area itu hanya memiliki satu jalan keluar saja (Router ABR) untuk keluar dari area
tersebut. Ibaratnya seperti sebuah wilayah yang diujung jalan buntu, jika kita ingin keluar
dari wilayah tersebut kemanapun tujuannya pasti jalan pertama yang harus dilalui hanya ada
satu pintu gerbang untuk keluar dari wilayah itu.

Setiap area pada OSPF bisa dikonfigurasi menjadi stub area kecuali area Backbone , pada stub
area setiap Router OSPF dalam area tersebut tidak akan menerima informasi LSA Type 5 atau
informasi yang berasal dari luar Autonomous System yang dibuat oleh Router ASBR , jadi
Router dalam stub area tidak mengetahui informasi network yang berada di luar AS , Router-
Router pada area stub ini hanya dapat mengirimkan informasi Network yang dimiliki setiap
Router pada luar area stub ini. agar dapat meneruskan lalu lintas hingga keluar AS setiap
Router hanya diberikan entri default rute 0.0.0.0/0 yang mengarah pada Router ABR itulah
sebabnya kenapa Router ABR atau Router yang menghubungkan antara area lokal dengan
area lainnya hanya satu saja. Jadi setiap lalu lintas yang ingin keluar dari AS maka harus
melewati Router ABR ini.

Setelah stub area ada lagi istilah Totally stub area, area ini sama seperti area stub yang
merupakan area yang hanya memiliki satu jalan keluar atau Router ABR . area ini tidak
menerima informasi dari luar AS atau LSA Type 5 sehingga Router dalam area ini tidak dapat
mengetahui informasi network yang berada diluar AS, bedanya dengan area stub biasa
adalah area ini juga tidak akan menerima informasi yang berasal dari luar area atau LSA Type
3 sehingga Router dalam area ini hanya mengetahui informasi Network yang berada didalam
area totally stub ini saja (no-summary).

Tujuan sebuah area dijadikan sebagai stub area adalah untuk mengurangi entri LSDB pada
setiap Router pada area stub ini karena Router tidak menerima informasi baik dari luar OSPF
atau AS maupun luar area stub OSPF, sehingga beban kerja Router dalam area ini menjadi
lebih ringan, dan juga perhitungan SPF bisa dikurangi pada area stub ini .

JARINGAN STUB
Untuk jaringa STUB terdapat kombinasi antara jaringan STUB dengan EIGRP. Dimana
terdapat 2 jaringan STUB yang terhubung dengan PC dan juga Backbone, dan juga 2 jaringan
EIGRP yang terhubung dengan PC dan juga Backbone. Untuk backbone menjadi perantara
router dengan router.

STUB

Pada OSPF Stub di dapatkan hasil pengujian kecepatan sebesar 00:05:10. Terlihat pada
Routing table Router yang berada di TotallyStub area tidak terdapat rute yang berasal dari
luar area (Inter area IA) dan luar OSPF (E1, E2), tetapi agar Router masih dapat
berkomunikasi Router ini diberikan entri default route 0.0.0.0 sebagai pemandu jalan keluar
menuju Router ABR pada area ini (10.10.10.5)

JARINGAN NON STUB

Untuk jaringan Non STUB hanya dikombinasikan dengan AREA standar dengan EIGRP.
Dimana terdapat 2 jaringan AREA yang terhubung dengan PC dan juga Backbone , dan juga 2
jaringan EIGRP yang terhubung dengan PC dan juga Backbone. Untuk backbone menjadi
perantara router dengan router.
Non-Stub

Pada OSPF Non-Stub di dapatkan hasil pengujian kecepatan sebesar 00:15:49

Jika pada Stub area Router masih dapat menerima informasi yang berasal dari luar area stub
ini yang bertuliskan IA. Router pada area ini tidak menerima informasi yang berasal dari luar
OSPF atau hasil redistribute (E2, E1), agar dapat meneruskan lalu lintas keluar dari OSPF
Router ini diberikan entri default rute yang memandu jalan keluar menuju R outer ABR pada
stub area ini (10.10.10.0).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil diatas, untuk perbandingan konektivitas dari kedua jenis jaringan memiliki
performa yang sama, untuk jaringan STUB waktu ping berada pada kisaran <1ms hingga
42ms. Untuk jaringan non-STUB waktu ping berada pada kisaran <1ms hingga 16 ms.
Berdasarkan rute yang dilalui tiap router kedua jaringan memiliki jumlah rute yang mirip
yaitu di antara 3 hingga 4 jalur yang dilalui pada tiap router. Berdasarkan routing table,
jaringan STUB memiliki jumlah rute yang lebih sedikit dibandingkan dengan jaringan non-
STUB. Menurut jurnal di [1]. Semakin banyak prefix (atau rute) jumlah memory, biaya, dan
juga tenaga yang digunakan semakin besar. Dapat dikatakan bahwa jaringan STUB memiliki
kinerja yang lebih efisien dibandingkan dengan jaringan non-STUB
DAFTAR PUSTAKA

[1] Edi. Doro. (2006). Kajian Algoritma Routing Dalam Jaringan Komputer.

[2] Musril. Hari Antoni.(2017). Penerapan Open Shortest Path First (OSPF) Untuk
Menentukan Jalur Terbaik Dalam Jaringan.

[3] Oetomo. Budi Sutedjo Dharma. (2003). Konsep & Perancangan Jaringan Komputer,
Yogyakarta: Andi.

[4] K. F. and P. B. G. and G. I. and S. Ratnasamy, “Routing Tables: Is Smaller Really Much
Better?,” Eighth ACM Work. Hot Top. Networks, 2009.

[5] Yohanes, R. & Nurwarsito, H., 2020. Analisis Perbandingan Kinerja Single Area dan Multi
Area Menggunakan Protokol Routing OSPF. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan
Ilmu Komputer, 4(11), p. 8.

Anda mungkin juga menyukai