Anda di halaman 1dari 12

ALIRAN FUNGSIONALISME OLEH WILLIAM

JAMES
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Psikologi Pustakawan
Dosen Pengampu : Prisca Budi Juvitasari, M.A

Disusun oleh :
1. Annisa Dwi Yanti (12310193014)
2. Zidha Faridha Zulfa (12310193020)
3. Nining Fatimatuz Zahro' (12310193027)
4. Nur Cholifatul Ma'rifah (12310193032)

SEMESTER 1
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
DAN INFORMASI ISLAM 1A
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNGOKTOBER 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena telah memberikan
kelancaran dan kemurahan-Nya terhadap kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah "Psikologi Pustakawan" dalam bentuk makalah, Sholawat serta salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabiyullah Muhammad, SAW.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa sesuai dengan kemampuan
dan pengetahuan yang terbatas, maka makalah yang berjudul "Aliran Fungsionalisme oleh
William James" ini, masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini, kami berharap
dari makalah yang kami susun ini dapat bermamfaat dan menambah wawasan bagi kami
maupun pembaca. Aamiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Tulungagung, 30 Oktober 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................1

BAB 1.............................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................3

A. Latar Belakang Masalah....................................................................3

B. Rumusan Masalah..............................................................................3

C. Tujuan................................................................................................3

BAB II............................................................................................................4

PEMBAHASAN.............................................................................................4

A. Biografi William James.....................................................................4

B. Pengertian Fungsionalime.................................................................5

C. Metode-metode Aliran Fungsionalisme............................................5

D. Prinsip-prinsip Aliran Fungsionalisme..............................................6

BAB III............................................................................................................10

Kesimpulan...................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses
mental dan menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam
menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya.
Dalam Psikologi mempelajari berbagai macam aliran dengan tokoh-tokoh nya.
Namun dalam makalah ini pemakalah dikhususkan membahas tentang Aliran
Fungsionalisme dengan tokoh William James.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi William James?
2. Apa pengertian aliran psikologi fungsionalisme?
3. Apa saja metode yang digunakan pada aliran psikologi fungsionalisme?
4. Apa saja prinsip-prinsip aliran psikologi fungsionalisme menurut William James?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi William James.
2. Untuk mengetahui pengertian fungsionalisme
3. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan pada aliran psikologi fungsionalisme
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip aliran psikologi fungsionalisme menurut William
James.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi William James

William James (1842-1910) adalah seorang filsuf dan psikolog Amerika yang
terlatih sebagai dokter. Banyak predikat yang disematkan padanya. Di bidang psikologi, ia
dianggap sebagai bapak fungsionalisme yang mengkritik aliran strukturalisme Wundt,
serta bapak psikologi Amerika. Di bidang filsafat, bersama Charles Sanders Peirce dan
John Dewey, James disebut sebagai bapak pragmatisme.

William James lahir pada 11 Januari 1842 di Astor House, New York, Amerika
Serikat. Ia berasal dari keluarga kaya dan kalangan intelektual. Jadi, bakat intelektual
James telah ditempa sejak dini di rumahnya. Ia adalah putra Henry James Sr., seorang
teolog kaya dari Swedenborgian. Ia memiliki saudara seorang novelis bernama Henry
James dan Alice James yang penjadi penulis. Saudaranya yang lain adalah Garth Wilkinson,
Robertson, serta William.

Pada tahun 1861 atau saat masih berusia 19 tahun, James sudah diajak mengikuti
penelitian ilmiah di Lawrence Scientific School Universitas Harvard Pada tahun 1864,
James masuk jurusan kedokteran di Sekolah Medis Harvard. James dibawa ke Jerman
untuk diobati dan tinggal di sana sampai November 1868. Ternyata, periode James saat di
Jerman sangat mendukung perkembangan intelektualnya. Selain sangat produktif
menulis, James menemukan pijakan intelektualnya bukan pada kedokteran yang identik
dengan obat-obatan, melainkan filsafat dan psikologi.

James mendapat gelar medical doctor pada bulan Juni 1869. James menghabiskan
hampir seluruh karier akademisnya di Harvard. Di sana, ia diangkat menjadi instruktur
fisiologi pada musim semi 1873, instruktur anatomi dan fisiologi (1873), asisten profesor
psikologi (1876), asisten profesor filsafat (1881), profesor penuh (1885), ketua psikologi
(1889), ketua filsafat (1897), serta profesor emeritus filsafat pada tahun 1907. Ia menikahi
Alice Gibbens pada tahun 1878. Pada tahun 1882, James bergabung dengan Theosophical
Society.

4
Di Harvard, awalnya James mengajar ilmu kedokteran, fisiologi dan biologi.
Namun, sejak psikologi sudah menjadi ilmu tersendiri, James lebih tertarik pada studi
ilmiah dari pikiran manusia. Pada tahun ajaran 1875-1876, James memberikan kuliah
psikologi eksperimental di Harvard. Kuliah ini merupakan pengajaran ilmu psikologi
pertama di Amerika Serikat. Oleh karena itu, William James dianggap sebagai orang
pertama yang mengajar psikologi di Amerika Serikat. Selain mengajar, James bergabung
dalam diskusi dan debat filsafat bersama Charles Sanders Peirce, Oliver Wendell Holmes,
serta Chauncey Wright di Harvard.

Menjelang kematiannya, James menderita nyeri jantung. Penyakit ini semakin


memburuk pada tahun 1909. Ia berlayar ke Eropa pada musim semi 1910 untuk berobat.
Setelah itu, ia kembali ke Amerika Serikat pada tanggal 18 Agustus. Namun, pada tanggal
26 Agustus 1910, James menghembuskan nafas terakhir di rumahnya di Chocorua, New
Hampshire. Ia dikebumikan di pemakaman keluarga di Cambridge Cemetery, Cambridge,
Massachusetts.

B. Pengertian Fungsionalisme
Fungsionalisme adalah aliran yang berfokus dalam mempelajari psikologi yang
menekankan pada proses mental dan menghargai manfaat psikologi serta mempelajari
fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan
lingkungannya.
C. Metode-metode Aliran Fungsionalisme
Metode yang dipakai oleh aliran ini dikenal sebagai observasi tingkah laku dan
introspeksi
1. Metode observasi tingkah laku, dibagi menjadi dua yaitu:
a. Metode fisiologis
Menguraikan tingkah laku dari sudut pandang anatomi dan ilmu faal. Jadi
mempelajari perilaku yang dikaitkan dengan organ-organ tubuh dan sistem syarafnya
b. Metode variasi kondisi
Tidak semua perilaku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi,
karena manusia mempunyai sudut psikologi. Metode ini yang merupakan eksperimen dari
aliran fungsionalisme.

5
2. Metode introspeksi
Stimulus berasal dari lingkungan secara alamiah, bisa pada banyak bagian
sekaligus, sehingga jiwa menunjukkan fungsinya. Metode ini terlalu bersifat subyektif
sehingga sulit disistematikan dan sulit dikuantitatifkan.
D. Prinsip-prinsip Aliran Fungsionalisme
1. Prinsip Kesadaran
Bagi James, ciri yang luar biasa dari kesadaran manusia adalah bersifat adaptif,
yaitu kemungkinan beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pengetahuan
tentang kesadaran tidak dapat diterangkan tanpa mempelajari keadaan-keadaan dari
kesadaran adaptif. Adapun kesadaran adaptif memiliki beberapa karakteristik berikut ini.
a. Bersifat pribadi
Kesadaran adalah milik individu itu sendiri, bukan orang lain. Kesadaran seseorang
juga tidak berasal dari kesadaran kelompok atau sosial. Kesadaran individu hanya dimiliki
secara tertutup oleh seseorang.
b. Selalu berubah
Setiap orang terus melihat, mendengar, merasa, mencium, menalar, mengingat,
dan sebagainya. Artinya, kesadaran tidak statis, tetapi mengalir dan berubah secara terus-
menerus.
c. Terus-menerus
Elemen-elemen kesadaran tidak dapat dibagi. Sebab, kesadaran adalah aliran yang
terus-menerus dan merupakan suatu totalitas.
d. Selektif
Kesadaran merupakan adaptasi manusia dalam usahanya mempertahankan jenis
dan dirinya (teori evolusi). Karenanya, seseorang hanya menyadari sesuatu tertentu,
tetapi tidak pada hal lain. Kesadaran bersifat selektif, yaitu hanya menerima hal penting
dan menolak sesuatu yang dianggap tidak penting.

2. Prinsip Diri
James membagi diri menjadi dua kategori utama. Pertama, “me”, yaitu diri yang
dialami. James memecah diri “me” menjadi tiga bagian.

6
a. Diri material
Diri material terdiri dari hal-hal yang menjadi milik sendiri, seperti keluarga,
pakaian, tubuh, atau uang. Semua itu adalah bagian dari diri material. Inti dari diri
material adalah tubuh. Pakaian adalah sesuatu yang penting bagi diri material. James
percaya bahwa pakaian orang mengungkapkan jati dirinya karena menunjukkan status
seseorang. Oleh karena itu, pakaian memberikan kontribusi bagi pembentukan diri.
Keluarga juga merupakan bagian penting dari diri material. James merasa jika seseorang
kehilangan anggota keluarga, bagian dari dirinya akan ikut pergi. Uang juga termasuk
bagian dari diri material. Jika uang yang dibutuhkan kemudian hilang, diri material
seseorang akan berubah.
b. Diri sosial
Diri sosial adalah diri yang sedang berada dalam situasi sosial tertentu. Menurut
James, perubahan cara orang bertindak bergantung pada situasi sosial di mana ia berada.
James percaya bahwa orang memiliki beragam diri sosial sebanyak partisipasi yang ia
lakukan dalam situasi sosial. Sebagai contoh, seseorang akan bertindak kaku di tempat
kerja, tetapi sangat cair dalam suasana pesta bersama teman-temannya. Bahkan, dalam
kelompok sosial tertentu, diri sosial seseorang dapat dibagi-bagi. Misalnya, di tempat
kerja si A akan menunjukkan perilaku yang berbeda ketika sedang berhadapan dengan
atasannya dan berinteraksi dengan rekan kerja.
c. Diri spiritual
Diri spiritual adalah hakikat mengenal siapa diri sendiri. Diri spiritual lebih konkret
atau permanen daripada diri material dan sosial. Diri spiritual lebih subjektif dan intim.
Aspek diri spiritual individu mencakup hal-hal seperti kepribadian, nilai-nilai hidup, serta
hati nurani yang biasanya tidak berubah sepanjang hidup individu tersebut. Diri spiritual
melibatkan introspeksi, yaitu proses pencarian diri ke dalam pertanyaan-pertanyaan
spiritual, moral, atau intelektual mendalam tanpa dipengaruhi pikiran objektif. Bagi
James, pencapaian tertinggi terhadap pemahaman tentang siapa hakikat diri sendiri atau
memahami diri rohaniah jauh lebih berharga daripada sekadar memenuhi kebutuhan diri
sosial dan material.
Kedua, diri “I”, yaitu diri yang dipikirkan. James menamakan diri “I” sebagai ego

7
murni. Bagi James, ego murni adalah segala sesuatu yang menjadi “tali penghubung”
antara masa lalu, sekarang, dan masa depan. Ego murni berkaitan dengan identitas
individu yang muncul secara konsisten dari kesadaran secara terus-menerus. James
mempercayai ego murni mirip dengan sesuatu yang dianggap sebagai jiwa atau pikiran.
Ego murni bukan substansi sehingga tidak dapat diselidiki dengan ilmu pengetahuan.

3. Prinsip Emosi
Ada beberapa prinsip penting terkait emosi yang patut diperhatikan. Pertama,
emosi berhubungan langsung dengan perubahan fisiologis. Rasa marah, cinta, takut, dan
sebagainya tidak hanya “memaksa” seseorang untuk bertindak, tetapi juga memicu
perubahan ekspresi sikap dan mimik wajah, desah napas, sirkulasi darah, serta fungsi
organik lainnya dengan cara-cara tertentu.
Kedua, emosi adalah persepsi pikiran atas kondisi fisiologis yang dihasilkan dari
beberapa stimulus. Prinsip emosi James dikenal sebagai teori emosi James-Lange. Pada
dekade 1880-an, Carl Lange mencetuskan teori yang menyatakan bahwa emosi berasal
dari perubahan aliran darah. Teori inilah yang kemudian dikembangkan oleh James.
Sebagai contoh, seseorang merasa menyesal karena itu ia menangis. Seseorang marah
karena itu ia menyerang. Seseorang takut karena itu ia gemetar. Hal ini tidak bisa dibalik
menjadi seseorang menangis karena itu ia menyesal; seseorang menyerang karena itu ia
marah; atau seseorang gemetar karena itu ia takut.
Inti gagasan James tentang emosi amat sederhana. Ia mendasarkan pada
kenyataan bahwa emosi sering disertai respons sistem saraf simpatik di dalam tubuh,
seperti degup jantung, telapak tangan berkeringat, perut ketat, otot tegang, dan
sebagainya. Manusia dapat merasakan apa yang terjadi di dalam dirinya sebanyak apa
yang terjadi di luar diri. Dalam setiap kasus, respons fisiologis diantarkan ke otak sehingga
muncul dalam bentuk sensasi tubuh. Pola umpan balik sensoris ini memberikan kualitas
emosi yang unik. Rasa takut terasa berbeda dengan marah atau cinta karena ketiganya
memiliki tanda fisiologis yang berbeda.
Menurut James, emosi berbeda dengan keadaan-keadaan lain karena ia memiliki
tanggapan tubuh yang menimbulkan sensasi internal. Demikian pula emosi berbeda satu
sama lain karena disertai dengan respons tubuh dan sensasi berbeda. Sebagai contoh,

8
pada suatu waktu, ketika melihat beruang seseorang akan berlari. Ketika lari tubuh
mengalami kontraksi fisiologis berupa tekanan darah yang meningkat, denyut jantung
semakin cepat, pupil membesar, telapak tangan berkeringat, dan otot mengejang. Hal-hal
itu oleh James disebut sebagai mekanisme pertahanan bawaan. Kontraksi fisiologis pada
saat itu akan berbeda dengan kontraksi fisiologis apabila orang tersebut melihat beruang
di waktu yang lain.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
William James adalah seorang filsuf dan juga dijuluki sebagai bapak
fungsionalisme, karena beliau yang pertama kali mencetuskan aliran psikologi
funsonalisme ini. Fungsionalisme adalah aliran psikologi yang menekankan pada proses
mental dan mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menghubngkan antara
kebutuhan manusia dan lingkungannya. Metode aliran ini ada 2, yakni metode observasi
tingkah laku dan introspeksi. Aliran ini memiliki beberapa prinsip, yakni prinsip kesadaran,
prinsip diri, dan prinsip emosi.

10
DAFTAR PUSTAKA
Sepvirna, Lydia dan Maratus Sholihah. 2009. Aliran Fungsionalisme. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Malang. [Makalah].
Irawan, Eka Nova. 2015. Pemikiran Tokoh-tokoh Psikologi; dari Klasik Sampai Modern.
IrcisoD. Yogyakarta.
https://sosiologi79.blogspot.com/2018/07/william-james-prinsip-prinsip-psikologi.html

11

Anda mungkin juga menyukai