MATERI
ALIRAN FUNGSIONALISME (WILLIAM JAMES DAN FRANCIS GALTON)
Dosen Pengampu
Dr. Hastaningsih Sakti, M.Kes., Psi
Lusi Nur Ardhiani, S.Psi, M.Psi
Disusun Oleh :
Azka Anindita Aysar [15000120130138]
Hafid Praditya Abimanyu [15000120130190]
` Nathan Januar Ichsan [15000120140074]
Naura Natasya [15000120130260]
Novita Retno Handika P. [15000120130247]
Putri Ayu Tarra Afdhila [15000120130279]
KELAS 2 SEMESTER 1
PROGRAM STUDI S-1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2020
i
DAFTAR ISI
halaman
Halaman Judul i
Daftar Isi ii
Kata Pengantar iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Pembahasan 1
1.4 Manfaat Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Aliran Fungsionalisme 3
2.2 Karakteristik Aliran Fungsionalisme 4
2.3 William James 5
2.4 Francis Galton 8
BAB III KESIMPULAN 10
Daftar Pustaka 11
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sejarah dan
Aliran Psikologi ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya kami tidak akan
bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Dr. Hastaning Sakti, M.Kes.,
Psi. dan Ibu Lusi Nur Ardhiani, S.Psi, M.Psi., selaku dosen mata kuliah Sejarah
dan Aliran Psikologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami
mendapat banyak tambahan pengetahuan.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun, terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dr. Agus Abdul Rahman, M.Psi., Psikolog, Sejarah Psikologi dari Klasik Hingga Modern,
(Depok : PT Rajagrafindo Persada, 2017), h.135
1
3. Mengetahui kisah hidup dari William James
4. Mengetahui kisah hidup dari Francis Galton
1.4 MANFAAT PEMBAHASAN
1. Memberi informasi tentang yang dimaksud dengan aliran
fungsionalisme
2. Memberi informasi tentang karakteristik dari aliran fungsionalisme
3. Memberi informasi tentang kisah hidup dari William James
4. Memberi informasi tentang kisah hidup dari Francis Galton
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pengikut fungsionalisme meyakini hal-hal berikut :
1. Psikolog seharusnya meneliti secara mendalam bagaimana
proses-proses mental ini berfungsi, dan juga mengenai topik
lainnya.
2. Mereka seharusnya menggunakan introspeksi informal, yaitu
observasi terhadap diri sendiri serta laporan diri, serta metode
objektif, yaitu yang dapat terbebas dari prasangka, seperti
misalnya eksperimen.
3. Psikologi, sebagai ilmu pengetahuan, seharusnya dapat
diterapkan di dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya dalam
pendidikan, hukum, ataupun perusahaan.
Karena masalah-masalah dasar sangat banyak, maka psikolog yang
tergabung di dalam aliran fungsionalisme, berpisah untuk menentukan
caranya sendiri. Pada akhirnya, di Amerika Serikat, fungsionalisme
digantikan oleh Behaviorisme. Banyak asumsi-asumsi dari aliran
fungsional yang dapat bertahan, dan dimasukkan ke dalam pendekatan
lainnya yang dikenal sebagai Psikologi Kognitif (Davidoff, 1988:14-15).
2.2 KARAKTERISTIK ALIRAN FUNGSIONALISME
Berikut adalah beberapa karakteristik dari Fungsionalisme (Keller
seperti dikutip Hergenhahn, 2009), yaitu :
a. Fungsionalisme menentang strukturalisme yang terlalu fokus pada
struktur kesadaran.
b. Fungsionalisme ingin memahami fungsi dari kesadaran. Proses mental
membantu kita dalam beradaptasi dengan lingkungan.
c. Fungsionalisme ingin menjadikan psikologi sebagai ilmu praktis yang
berguna bagi kehidupan manusia.
d. Fungsionalisme memperluas ruang lingkup penelitian psikologi
dengan memasukkan penelitian tentang hewan, anak, dan
abnormalitas.
e. Fungsionalisme mengakui proses mental dan perilaku merupakan
subject yang legitimate.
4
f. Intropeksi merupakan salah satu metode dalam Fungsionalisme.
g. Fungsionalisme lebih tertarik pada perbedaan dibandingkan dengan
persamaan individu.
h. Semua pengaruh aliran ini dipengaruhi oleh William James.
2.3 WILLIAM JAMES
William james lahir pada tanggal 11 Januari 1842 di New York,
dan meninggal tanggal 26 Agustus 1910. James pernah belajar Ilmu Kimia
di Harvard, kemudian berganti jurusan menjadi ilmu fisiologi, ilmu obat-
obatan, dan kedokteran. Faktor gangguan kesehatan pun mengganggu karir
james. Beliau terkena penyakit neurasthenia yang ditandai dengan gejala-
gejala seperti insomnia, sakit kepala, ruam-ruam kulit, cemas, depresi, dan
lain-lain.
Gambar 2.3.1
Meskipun belum sembuh dari penyakitnya, James berhasil
mendapatkan sarjana kedokterannya pada tahun 1869. Pada saat itu,
kondisi james semakin memburuk dan ia memutuskan untuk membaca
buku-buku filsafat saja. Beliau ragu terhadap kemampuan manusia dalam
menentukan pilihan sendiri secara bebas karena penyakitnya. Pikirannya
terjebak dalam dilema antara free will dan determinisme. Dia mendapat
inspirasi dari esai tentang kebebasan berkehendak oleh Charles Renouvier
dan berhasil bangkit dari keterpurukannya.
Berikut adalah perjalanan karier William James :
1855-1889 Mendapatkan gelar professor filsafat
1890-1893 Gelar akademik berubah menjadi professor
5
psikologi; menulis buku yang berjudul The
Principles of Psychology and Psychology : A
Briefer Course; Mengambil sabbatical leave ke
eropa
1894-1895 Berkenalan dengan F.C.S. Schiller; menjabat
sebagai presiden di British Society for Psychical
Research; membuat artikel untuk Psychological
Review terbaru
1896-1897 The Will to Believe dan Other Essay pada Popular
Philosophy dipublikasikan; gelar akademik berubah
menjadi professor filsafat
1898-1899 Mempublikasikan buku yang berjudul talks to
Teacher on Psychology:And to Students on Some
Life’s Ideals; berlayar ke eropa; mengalami nervous
prostration yang memperparah kondisi jantung
1901 Beberapa teman dekat William James meninggal
1902 Berlayar kembali ke Inggris; Buku berjudul The
Varieties of Religious Experience dipublikasikan
pada pertengan Juni; mempersiapkan dan membuat
mata kuliah baru, Philosophy of Nature
1903 Memprotes kebijakan pemerintah Amerika terhadap
pemberontak di Philipine Islands; mengajukan
resign dari mengajar
1904 Menarik surat resign; memulai membuat seri artikel
yang berjudul “pure experience”
1905 Mengajar di University of Chicago
1906 Mengajar di Stanford University selama empat
bulan; menulis silabus mengenai “general
introduction to philosophy”; sepupunya, Henrietta
Rodgers, meninggal;
1907 Mengajar tentang pragmatism di Columbia
University; mencari anggota untuk komite
mengenai pendirian bahasa asing
1908 Melanjutkan menulis; menolak tawaran bincang
makan malam dengan Charles Darwin
6
1909 Menulis “On a Very Prevalent Abuse of
Abstaction” dan “Report on Mrs. Piper’s Hodgson-
Control”; mengundurkan diri dari keanggotaan
National Academy of Science; Mendapat gelar
kehormatan dari University of Geneva; Bukunya
yang berjudul A Pluralistic Universe dan The
Meaning of Truth dipublikasikan; Menulis
“Confidences of a Psychical Researcher” dan “The
Moral Equivalent of War”
1910 Menulis artikel “Bradley or Bergson”; terpilih di
Institut de France; Pergi ke Inggris untuk menemui
adiknya, Henry; Meninggal pada 26 Agustus
James juga memiliki beberapa pemikiran, yaitu :
a. Akar kesadaran james
James dan wundt memiliki beberapa kesamaan seperti
keduanya fokus pada kesadaran dan samasama memakai
metode introspeksi. Menurut james, ada beberapa kesadaran
yang tidak memungkinkan fokus wundt bisa terwujud.
1. Kesadaran merupakan sesuatu yang sifatnya personal
2. Kesadaran merupakan sesuatu yang sifatnya kontinum
sehingga tidak bisa dibagi-bagi menjadi elemen yang lebih
kecil
3. Kesadaran mengalami perubahan yang terus-menerus, tidak
statis.
4. Kesadaran bersifat selektif.
5. Kesadaran itu bersifat fungsional
b. Self
Pandangan mengenai self bisa dibilang cukup luas, tidak
terbatas hanya pada hal-hal yang melekat pada diri saja, baik
secara fisik maupun psikologi saja. Menurut james, diri
meliputi segala hal yang yang kita miliki, seperti teman, anak,
rumah, pakaian, ingatan, persepsi, dan sebagainya. Diri tersebut
7
menurut james bisa berperan sebagai objek pikiran (empirical
self), subjek berpikir (ego), dan experience self.
c. Emosi
James mempunyai pandangan bahwa emosi berhubungan
dengan reaksi fisiologis. Menurut james, sulit dibayangkan
kalau emosi tidak ada kaitannya dengan tubuh. Pemikiran
james mengenai emosi tersebut dituangkan kedalam tulisannya
yang berjudul What is an Emotion pada tahun 1884.
2.4 FRANCIS GALTON
Francis Galton lahir pada 16 Februari 1822 di Birmingham,
England dan meninggal pada 17 Januari 1911 (di umur ke 88 tahun) di
Haslemere, Surrey, England. Beliau pernah menempuh pendidikan di
King's College, London Medical School, University of Cambridge, Trinity
College, dan King Edward's School, Birmingham.
Gambar 2.4.1
Ilmuwan alam atau psikolog Inggris Sir Francis Galton (1822-
1911) disebut “Bapak Psikolog Differensial (cabang ilmu yang meneliti
perbedaan dan varias dalam karakter fundamental terbentuk sebagai
manifes dalam ras, kelompok sosial yang berbeda, atau dalam individu
dalam kelompok yang sama)” dan satu dari pelopor psikometri (Galton,
1883). Ia menyatakan bahwa semua karakteristik manusia pada akhirnya
dapat dideskripsikan dalam kuantitatif (Jensen, 1994a).
Beliau memiliki beberapa karya terkenal, yaitu :
8
a. Hereditary Genius (1869), berisi suatu analisis empiris yang
bertujuan untuk membuktikan bahwa faktor-faktor genetik
sangat penting bagi tercapainya suatu keunggulan.
b. Inquiries into Human Faculty and Its Development (1883),
berisi suatu rangkaian esai yang menekankan perbedaan
individual dalam kecakapan mental.
Galton juga memiliki beberapa inovasi dalam bidang psikologi,
antara lain sebagai berikut :
a. Penggunaan sidik jari sebagai alat identifikasi, berdasarkan
penelitiannya tentang perbedaan individu (1891). Galton
menyadari bahwa agar sidik jari bisa berguna, maka diperlukan
bukti bahwa ada variasi dalam sidik jari manusia yang berguna
untuk mendefinisikan mereka secara unik.
b. Menciptakan istilah "eugenika", sebuah studi yang mempelajari
metode-metode untuk memperbaiki karakteristik mental dan fisik
manusia dengan menentukan siapa saja yang berhak menjadi orang
tua. Ia berpendapat bahwa “Keluarga terkemuka harus memiliki
banyak anak untuk memperbaiki garis keturunan”.
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11
KONTRIBUSI ANGGOTA
12