DISUSUN OLEH:
Koordinator Kemahasiswaan Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Burhannudin, M.Sc
NIP. 198810082020121002
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanggung jawab suatu lembaga pendidikan adalah mencerdaskan generasi
bangsa dalam wujud melahirkan lulusan yang berkualitas secara akademis maupun
karakter. Tujuan dan cita-cita tersebut harus diwujudkan oleh lembaga pendidikan
dengan terus mereorganisasi dirinya dan meningkatkan kualitas layananpendidikan
kepada publik.
Poltekkes Kemenkes Jakarta III sebagai institusi pendidikan kesehatan yang
menyelenggarakan program pendidikan Diploma III dan diploma IV serta profesi
terdiri dari empat jurusan yaitu : Keperawatan, Kebidanan, Teknologi Laboratorium
Medis (TLM) serta Fisiotherapi, yang setiap tahunnya menghasilkan lulusan untuk
bekerja di berbagai institusi pelayanan keschatan. Hingga tahun 2022 poltekkes
kemenkes Jakarta III telah berhasil meluluskan lebih dari 11.000 tenaga keschatan,
diantaranya adalah jurusan Teknologi Laboratorium Medis. Institusi pendidikan
mempunyai sistem yang berbeda dalam menghasilkan lulusan, demikian pula
Poltekkes Kemenkes Jakarta III, khususnya jurusan Teknologi Laboratorium Medis
mengharapkan lulusan harus siap dan mampu melayani masyarakat baik secara
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku.
Upaya pendidikan tinggi dapat dinilai dari aspek relevansi (kesesuaian), yakni
kemampuan menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing dan siap berkiprah dalam
pembangunan. Daya saing lulusan dapat ditunjukkan melalui masa tunggu alumni
dalam mendapatkan pekerjaan pertama, keberhasilan lulusan berkompetisi dalam
seleksi, dan gaji yang diperolehnya.
Upaya penelusuran terhadap lulusan (Tracer Study) merupakan salah satu
bentuk evaluasi pendidikan guna mengetahui. seberapa banyak lulusan perguruan
tinggi mampu berperan dalam pembangunan sesuai relevansi pendidikannya. Tracer
Study merupakan pendekatan yang memungkinkan institusi pendidikan tinggi
memperoleh informasi tentang kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses
pendidikan dan proses pembelajaran dan dapat merupakan dasar untuk perencanaan
aktivitas untuk penyempurnaan di masa mendatang. Hasil Tracer Study dapat
digunakan oleh perguruan tinggi tersebut untuk mengetahui keberhasilan proses
pendidikan yang telah dilakukan terhadap anak didiknya.
Penilaian kinerja program studi saat ini meniadi acuan akreditasi oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) salah satu butir evaluasi diri dan isian
borang akreditasi ialah mengenai keberadaan lulusan setelah meninggalkan bangku
kuliah. Sehingga penyusunan laporan "Tracer study" lulusan Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III i n dapat dijadikan upaya evaluasi
diri dan menjadi dasar konsolidasi organisasi dan pengembangan program kegiatan
akademik. Bahkan dalam program hibah kompetisi maupun akreditasi selalu
mempersyaratkan adanya data hasil Tracer Study tersebut melalui parameter masa
tunggu lulusan, persen lulusan yang sudah bekerja, dan penghasilan pertama yang
diperoleh.
B. Rumusan Masalah
Lulusan pendidikan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes
Jakarta III telah tersebar di berbagai instansi di tanah air dalam rangka memenuhi
kebutuhan layanan kesehatan dan masyarakat akan tenaga professional laboratorium.
Tingginya kebutuhan masyarakat tentang kualitas lulusan Ahli Teknologi
Laboratorium Medis maka perlu dilakukan penelusuran lulusan,. Maka rumusan
masalah adalah "Bagaimanakah kopetensi lulusan Program studi Pendidikan Sarjana
Terapan dan DIII Teknologi Laboratorium Medis selama kuliah terhadap pekerjaan?"
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui kualitas lulusan Program studi Sarjana Terapan dan D-III
Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III pada dunia
kerja dan mendapatkan informasi/masukan dari alumni dan stakeholder
sebagai dasar meningkatkan kualitas lulusan.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan informasi lulusan tentang pengalaman pembelajaran dan
kemampuan menerapkan kompetensi di dunia kerja
b. Mendapatkan informasi dari stakeholder tentang kompetensi dan kualitas
lulusan di dunia kerja
D. Manfaat Kegiatan
Tracer Study yang dilakukan diharapkan memberikan manfaat:
a. Sebagai salah satu dasar pengembangan institusi yang berkelanjutan untuk
mendukung aspek/kriteria penilaian akreditasi, baik akreditasi program studi
maupun akreditasi institusi.
b. Sebagai sumber informasi dari alumni maupun stakeholder untuk
pengembangan institusi.
c. Sebagai sumber evaluasi keterkaitan pembelajaran di institusi perguruan tinggi
dengan dunia kerja.
d. Sebagai dasar masukkan bagi perbaikan kurikulum di program studi.
e. Sebagai dasar pertimbangan guna meningkatkan kualitas calon lulusan
program studi di lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
f. Sebagai bahan untuk membangun jaringan/network dengan alumni.
BAB II
METODE PELAKSANAAN
A. Organisasi Pelaksanaan
Organisasi pelaksanaan yang dilakukan adalah:
1. Penyusunan proposal
2. Konsultasi proposal pada Ketua Jurusan dan Wadir III
3. Pengajuan proposal dan kebutuhan anggaran biaya kegiatan
4. Pembentukan tim enumerator bagi stakeholder
5. Diskusi penyamaan persepsi dan briefing bagi enumerator
D. Jenis Data
Data yang dikumpulkan merupakan data deskriptif
E. Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan secara online bagi alumni dan secara offline bagi
stakeholder, enumerator yang telah dilatih dan di briefing datang ke lokasi stakeholder
dan mengajukan instrument pengambilan data secara langsung yang sebelumnya telah
dilakukan janji temu melalui pesan atau telpon WA. Sasaran kegiatan adalah alumni
dengan tahun kelulusan tahun 2022 serta stakeholder tempat alumni bekerja.
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November 2022.
B. Metode Kegiatan
Kegiatan tracer study in dilakukan secara langsung untuk mendapat data
masukan dari stakeholder, sedangkan data tracer dari alumni dilakukan secara online
yaitu dengan mengirimkan gform atau spreadsheet. Masa pandemi COVID-19 yang
terjadi menyebabkan kegiatan terbatas, sehingga tidak semua kegiatan dilakukan
secara langsung. Pengambilan data bagi stakeholder melibatkan enumerator yaitu
alumni yang menyatakan kesediaannya membantu mengumpulkan data tracer
stakeholder dengan mendatangi tempat/instansi stakeholder. Kuesioner alumni di olah
secara keseluruhan.
Data tracer in mendeskripsikan profil alumni, relevansi kurikulum dan
mempersiapkan peningkatan lulusan di masa mendatang sesuai dengan tuntutan global.
Seta melakukan evaluasi dan mengembangkan mutu Jurusan Teknologi Laboratorium
Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
C. Responden
Responden kegiatan adalah 141 alumni Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
tahun 2022 yaitu alumni Program Studi Sarjana Terapan berjumlah 105 orang, dan DIII
TLM berjumlah 41 orang, serta pengguna lulusan (stakeholder) sebanyak 30 orang.
Masa pandemi COVID-19 dan belum adanya STR menvebabkan lulusan belum
sepenuhnya bersemangat untuk melamar pekerjaannya. Sehingga ada sebagian lulusan
yang memutuskan untuk belum memulai bekerja segera setelah lulus walaupun banyak
tawaran yang datang. Selain itu, masa pandemi COVID-19 juga memberikan banyak
peluang kerja yang terbuka, diantaranya peluang bekerja sebagai relawan COVID dan
sebagai tim swabber COVID-19 di berbagai fasilitas kesehatan dan pelayanan publik.
BAB IV
HASIL KEGIATAN
ya
37%
tidak
63%
Hasil tracer menujukkan bahwa sebanyak 51% mahasiswa tidak aktif dalam
kegiatan kemahasiswaan, seperti HMJ atau UKM lainnya. Hal ini mungkin
disebabkan karena mahasiswa D-III terdiri atas kelas regular pagi dan regular
sore dimana kelas regular sore merupakan kelas yang ditujukkan untuk
mahasiswa yang sudah bekerja sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk
aktif di kegiatan kemahasiswaan atau organisasi.
8%
24%
ya
mungkin
68%
tidak
Alumnus menyatakan bahwa 69% menjawab mungkin dan 19% menjawab ya
untuk melanjutkan ke studi yang lebih tinggi. Namun, hal ini mereka nyatakan
bahwa kemungkinan tersebut akan terlaksana jika mendapatkan persetujuan
dari tempat kerja mereka kemudian.
50
40
30
20
10
0
ya mungkin tidak
background pekerjaan
6%
94%
ya tidak
Hasil poling menunjukkan bahwa 95% alumni bekerja sesuai dengan
background Pendidikan yang dimilikinya.
kompetensi kurikulum
15%
85%
20%
koneksi (kerabat, kampus,
alumni)
18%
62% melamar sendiri ke tempat
kerja
media massa (internet, surat
kabar, grup)
Koneksi yang dimiliki alumni merupakan sumber paling utama yang alumni
miliki untuk mendapatkan pekerjaan (62%). Sumber koneksi dapat berupa
koneksi teman, kerabat, saudara, alumni, maupun kerjasama kampus dan
lahan tempat bekerja.
14%
12%
74%
Semua alumni menyatakan bahwa waktu tunggu yang diperlukan untuk dapat
memeperoleh pekerjaan adalah maksimal 6 bulan setelah yudisium. Bahkan,
78% responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan pekerjaan < 3 bulan
setelah yudisium.
Laboratorium
Klinik
Puskesmas
0 5 10 15 20 25
Rumah sakit negeri maupun swasta masih menjadi lahan tujuan utama bagi
alumni yang akan mencari kerja (49%) diikuti oleh klinik dan laboratorium.
Pekerjaan sebagai freelance juga masih diminati oleh alumni untuk menunggu
pekerjaan yang utama.
koordinator/supervisor
24% laboratorium
Non lab officer
jabatan struktural
68%
JFT
Sebagian besar alumni (76%) bekerja sebagai staf pelaksana laboratorium
karena merupakan fresh graduate.
11. Lain-lain
Semua responden yang sudah bekerja mendapatkan penghasilan rata-rata di
atas UMR, > Rp. 3.500.000,-. Responden tersebut umumnya menekuni pekerjaan
sebagai freelance yang bekerja belum secara penuh sehingga penghasilan yang
didapatkan belum menentu.
Beberapa responden memandang perlu adanya peningkatan kompetensi yang
dimilikinya untuk ditingkatkan dalam kurikulum seperti peningkatan kemampuan
Bahasa inggris (40%), 38% untuk peningkatan kemampuan dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan 14% untuk peningkatan kerjasama tim serta 9%
memandang perlu adanya peningkatan komunikasi dalam pengembangan
kurikulum. Namun, meskipun demikian, 100% responden beranggapan bahwa
mereka merasa telah siap untuk bekerja sesaat setelah keluar atau lulus dari
Pendidikan dan mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lain yang serupa.
Selain itu, dukungan ikatan alumni (ILUNI) juga dirasa sangat perlu digalakkan
untuk mengembangkan jejaring dalam pekerjaan meliputi kegiatan reuni,
pengabdian masyarakat, pelatihan, dan seminar ilmiah bersama. Untuk lebih
meningkatkan kepercayaan diri alumni, beberapa pelatihan perlu ditingkatkan
sesaat setelah alumni meninggalkan pendidikan seperti pelatihan flebotomi,
molekuler dan sitohistoteknologi.
ya
37%
tidak
63%
Hasil tracer menujukkan bahwa sebanyak 63% mahasiswa tidak aktif dalam
kegiatan kemahasiswaan, seperti HMJ atau UKM lainnya. Hal ini mungkin
disebabkan karena mahasiswa Sarjana Terapan didominasi oleh kelas alih
jenjang dimana kelas tersebut merupakan program yang ditujukkan untuk
mahasiswa yang sudah bekerja sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk
aktif di kegiatan kemahasiswaan atau organisasi.
8%
24%
ya
mungkin
tidak
68%
background pekerjaan
Sebagian besar alumni menjawab apabila melanjutkan Pendidikan,
pertimbangan yang diambil adalah mengenai keseuaian background
Pendidikan (90%) yang didapatkan dari D-III TLM atau disesuaikan dengan
bidang pekerjaan yang ditekuninya (90%).
6%
94%
ya tidak
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
kompetensi kurikulum
Sebagian besar alumni menyatakan bahwa kompetensi dan kurikulum
Pendidikan yang diterima masih dapat menunjang pekerjaan yang di lakukan.
Hal ini ditandai adanya grafik nilai 4 dan 5 yang meningkat.
belum
bekerja
15%
bekerja
85%
20%
koneksi (kerabat, kampus,
alumni)
18%
62% melamar sendiri ke tempat
kerja
media massa (internet, surat
kabar, grup)
Koneksi yang dimiliki alumni merupakan sumber paling utama yang alumni
miliki untuk mendapatkan pekerjaan (62%). Sumber koneksi dapat berupa
koneksi teman, kerabat, saudara, alumni, maupun kerjasama kampus dan
lahan tempat bekerja.
8. Waktu tunggu lulusan Sarjana Terapan yang bekerja sejak yudisium hingga
mendapatkan pekerjaan
waktu tunggu bekerja setelah yudisium
3% 2%
13%
< 3 bulan
3 bulan
11% > 3 bulan - 6 bulan
> 6 bulan - 1 tahun
> 1 tahun
71%
Laboratorium
Klinik
Puskesmas
0 10 20 30 40 50 60
Rumah sakit negeri maupun swasta masih menjadi lahan tujuan utama bagi
alumni yang akan mencari kerja (53%) diikuti oleh puskesmas dan klinik.
Pekerjaan sebagai freelance juga masih diminati oleh alumni untuk menunggu
pekerjaan yang utama.
koordinator/supervisor
16% laboratorium
1%
2% Non lab officer
3%
jabatan struktural
2%
54%
JFT
19%
clinical field specialist
Belum bekerja
11. Lain-lain
Sebagian besar responden yang sudah bekerja mendapatkan penghasilan rata-
rata di atas UMR, hanya Sebagian kecil yang mendapatkan penghasilan < Rp.
2.000.000,-. Responden tersebut umumnya menekuni pekerjaan sebagai freelance
yang bekerja belum secara penuh sehingga penghasilan yang didapatkan belum
menentu.
Beberapa responden memandang perlu adanya peningkatan kompetensi yang
dimilikinya untuk ditingkatkan dalam kurikulum seperti peningkatan Kerjasama
tim (33%), 11% masing-masing untuk kemampuan Bahasa Inggris dan
pemanfaatan teknologi informasi serta 10% memandang perlu adanya peningkatan
komunikasi dalam pengembangan kurikulum. Namun, meskipun demikian, 100%
responden beranggapan bahwa mereka merasa telah siap untuk bekerja sesaat
setelah keluar atau lulus dari Pendidikan dan mampu bersaing dengan lulusan
perguruan tinggi lain yang serupa. Selain itu, dukungan ikatan alumni (ILUNI)
juga dirasa sangat perlu digalakkan untuk mengembangkan jejaring dalam
pekerjaan meliputi kegiatan reuni, pengabdian masyarakat, pelatihan, dan seminar
ilmiah bersama. Untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri alumni, beberapa
pelatihan perlu ditingkatkan sesaat setelah alumni meninggalkan pendidikan
seperti pelatihan flebotomi, molekuler dan sitohistoteknologi.
12%
31%
57%
20
15
10
0
Cukup Baik Baik Sangat Baik
performa profesional
kesesuaian keilmuan
prosedural
0 5 10 15 20 25
20
15
10
0
Kurang Cukup Baik Baik Sangat Baik
20
15
10
0
Cukup Baik Baik Sangat Baik
20
15
10
0
Cukup Baik Baik Sangat Baik
A. Kesimpulan
Lulusan program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium
Medis dan DIII TLM Poltekkes Kemenkes Jakarta III memiliki
kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, hal ini dapat
dibuktikan dari penilaian stakeholders yang member penilaian sangat baik
atau baik terhadap lulusan yang bekerja dibawah pimpinannya.
B. Saran
Pengembangan analisis lanjutan untuk tracer study ini perlu terus
dilakukan secara periodik sehingga didapatkan informasi yang update.
Tracer study melibatkan banyak pihak, kemampuan lulusan dan tempat
bekerja terus berkembang sehingga perlu dilakukan per periode.