Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TRACER STUDY

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

TRACER STUDY LULUSAN DAN STAKEHOLDER


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III

DISUSUN OLEH:
Koordinator Kemahasiswaan Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
Burhannudin, M.Sc
NIP. 198810082020121002

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil'alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta kekuatan kepada kami untuk dapat menyelesaikan laporan
tracerstudy tahun 2022. Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggungiawaban kami
dalam pelaksanaan tracer study terhadap lulusan Program Studi Pendidikan Sarjana
Terapan dan DIII Teknologi Laboratorium Medis tahun 2022. Kegiatan tracer study
merupakan kegiatan penelusuran penyerapan lulusan setelah masa tunggu 3 hingga 6
bulan, kegiatan ini memiliki tujuan untuk mendapatkan feedback dari stakeholder
tentang kualitas proses pembelajaran selama lulusan menialani kuliah.
Laporan ini telah disusun dengan sebaik mungkin, seluruh bentuk kekurangan
dalam laporan dan saran perbaikan dari berbagai pihak terkait akan kami gunakan
sebagai dasar perbaikan pada kegiatan selanjutnya. Kami mengucapkan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan tracer study
dan penyusunan laporan ini, ucapan terima kasih kami tujukan kepada:
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III
2. Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jakarta III, beserta jajarannya yang telah memberikan dukungan dalam
pelaksanaan tracer study ini
3. Para alumni dan stakeholder yang telah bersedia menjadi responden dalam
menyelesaikan laporan kegiatan tracer study
4. Semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam menyelesaikan
laporan kegiatan tracer study
Demikian laporan kegiatan ini kami susun sebagai bahan pertanggungjawaban
kegiatan dan sumber informasi dalam evaluasi proses pembelajaran di Jurusan
Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III khususnya di Program
Studi Sarjana Terapan dan DIII Teknologi Laboratorium Medis.

Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tanggung jawab suatu lembaga pendidikan adalah mencerdaskan generasi
bangsa dalam wujud melahirkan lulusan yang berkualitas secara akademis maupun
karakter. Tujuan dan cita-cita tersebut harus diwujudkan oleh lembaga pendidikan
dengan terus mereorganisasi dirinya dan meningkatkan kualitas layananpendidikan
kepada publik.
Poltekkes Kemenkes Jakarta III sebagai institusi pendidikan kesehatan yang
menyelenggarakan program pendidikan Diploma III dan diploma IV serta profesi
terdiri dari empat jurusan yaitu : Keperawatan, Kebidanan, Teknologi Laboratorium
Medis (TLM) serta Fisiotherapi, yang setiap tahunnya menghasilkan lulusan untuk
bekerja di berbagai institusi pelayanan keschatan. Hingga tahun 2022 poltekkes
kemenkes Jakarta III telah berhasil meluluskan lebih dari 11.000 tenaga keschatan,
diantaranya adalah jurusan Teknologi Laboratorium Medis. Institusi pendidikan
mempunyai sistem yang berbeda dalam menghasilkan lulusan, demikian pula
Poltekkes Kemenkes Jakarta III, khususnya jurusan Teknologi Laboratorium Medis
mengharapkan lulusan harus siap dan mampu melayani masyarakat baik secara
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku.
Upaya pendidikan tinggi dapat dinilai dari aspek relevansi (kesesuaian), yakni
kemampuan menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing dan siap berkiprah dalam
pembangunan. Daya saing lulusan dapat ditunjukkan melalui masa tunggu alumni
dalam mendapatkan pekerjaan pertama, keberhasilan lulusan berkompetisi dalam
seleksi, dan gaji yang diperolehnya.
Upaya penelusuran terhadap lulusan (Tracer Study) merupakan salah satu
bentuk evaluasi pendidikan guna mengetahui. seberapa banyak lulusan perguruan
tinggi mampu berperan dalam pembangunan sesuai relevansi pendidikannya. Tracer
Study merupakan pendekatan yang memungkinkan institusi pendidikan tinggi
memperoleh informasi tentang kekurangan yang mungkin terjadi dalam proses
pendidikan dan proses pembelajaran dan dapat merupakan dasar untuk perencanaan
aktivitas untuk penyempurnaan di masa mendatang. Hasil Tracer Study dapat
digunakan oleh perguruan tinggi tersebut untuk mengetahui keberhasilan proses
pendidikan yang telah dilakukan terhadap anak didiknya.
Penilaian kinerja program studi saat ini meniadi acuan akreditasi oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) salah satu butir evaluasi diri dan isian
borang akreditasi ialah mengenai keberadaan lulusan setelah meninggalkan bangku
kuliah. Sehingga penyusunan laporan "Tracer study" lulusan Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III i n dapat dijadikan upaya evaluasi
diri dan menjadi dasar konsolidasi organisasi dan pengembangan program kegiatan
akademik. Bahkan dalam program hibah kompetisi maupun akreditasi selalu
mempersyaratkan adanya data hasil Tracer Study tersebut melalui parameter masa
tunggu lulusan, persen lulusan yang sudah bekerja, dan penghasilan pertama yang
diperoleh.

B. Rumusan Masalah
Lulusan pendidikan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes
Jakarta III telah tersebar di berbagai instansi di tanah air dalam rangka memenuhi
kebutuhan layanan kesehatan dan masyarakat akan tenaga professional laboratorium.
Tingginya kebutuhan masyarakat tentang kualitas lulusan Ahli Teknologi
Laboratorium Medis maka perlu dilakukan penelusuran lulusan,. Maka rumusan
masalah adalah "Bagaimanakah kopetensi lulusan Program studi Pendidikan Sarjana
Terapan dan DIII Teknologi Laboratorium Medis selama kuliah terhadap pekerjaan?"

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui kualitas lulusan Program studi Sarjana Terapan dan D-III
Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III pada dunia
kerja dan mendapatkan informasi/masukan dari alumni dan stakeholder
sebagai dasar meningkatkan kualitas lulusan.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan informasi lulusan tentang pengalaman pembelajaran dan
kemampuan menerapkan kompetensi di dunia kerja
b. Mendapatkan informasi dari stakeholder tentang kompetensi dan kualitas
lulusan di dunia kerja

D. Manfaat Kegiatan
Tracer Study yang dilakukan diharapkan memberikan manfaat:
a. Sebagai salah satu dasar pengembangan institusi yang berkelanjutan untuk
mendukung aspek/kriteria penilaian akreditasi, baik akreditasi program studi
maupun akreditasi institusi.
b. Sebagai sumber informasi dari alumni maupun stakeholder untuk
pengembangan institusi.
c. Sebagai sumber evaluasi keterkaitan pembelajaran di institusi perguruan tinggi
dengan dunia kerja.
d. Sebagai dasar masukkan bagi perbaikan kurikulum di program studi.
e. Sebagai dasar pertimbangan guna meningkatkan kualitas calon lulusan
program studi di lingkungan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
f. Sebagai bahan untuk membangun jaringan/network dengan alumni.
BAB II
METODE PELAKSANAAN

A. Organisasi Pelaksanaan
Organisasi pelaksanaan yang dilakukan adalah:
1. Penyusunan proposal
2. Konsultasi proposal pada Ketua Jurusan dan Wadir III
3. Pengajuan proposal dan kebutuhan anggaran biaya kegiatan
4. Pembentukan tim enumerator bagi stakeholder
5. Diskusi penyamaan persepsi dan briefing bagi enumerator

B. Tahap Kegiatan Pengambilan Data


Tahapan kegiatan:
1. Penyusunan instrument tracer study
2. Distribusi kuisioner dan pengumpulan data secara online bagi lulusan dan
secara langsung bagi stakeholder
3. Analisis data dan penyusunan laporan

C. Pengembangan Instrumen Survei


Instrumen survei yang digunakan yaitu instrument yang ada dalam pedoman
tracer study dari BPPSDM kesehatan tahun 2021 yang diturunkan dalam Pedoman
Tracer Study Poltekkes Jakarta III tahun 2021. Instrumen meliputi kuesioner untuk
alumni dan untuk stakeholder (terlampir).

D. Jenis Data
Data yang dikumpulkan merupakan data deskriptif

E. Pengambilan Data
Pengumpulan data dilakukan secara online bagi alumni dan secara offline bagi
stakeholder, enumerator yang telah dilatih dan di briefing datang ke lokasi stakeholder
dan mengajukan instrument pengambilan data secara langsung yang sebelumnya telah
dilakukan janji temu melalui pesan atau telpon WA. Sasaran kegiatan adalah alumni
dengan tahun kelulusan tahun 2022 serta stakeholder tempat alumni bekerja.
Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan November 2022.

F. Pengolahan Data dan Analisis


Data yang terkumpupul diolah dengan menggunakan perangkat komputer dan
dianalisis. Hail analisis disusun sebagai laporan. Hasil tracer study terhadap alumni
dan stakeholder merupakan dasar untuk perbaikan pendidikan di Jurusan Teknologi
Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III dan dilakukan monitoring serta
evaluasi.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN TRACER STUDY

A. Tempat dan Waktu Kegiatan


Kegiatan dilaksanakan di wilayah JABODETABEK baik di instansi pemerintah
maupun swasta, Rumah Sakit, Puskesmas, laboratorium dan klinik. Waktu kegiatan
adalah bulan November 2022.

B. Metode Kegiatan
Kegiatan tracer study in dilakukan secara langsung untuk mendapat data
masukan dari stakeholder, sedangkan data tracer dari alumni dilakukan secara online
yaitu dengan mengirimkan gform atau spreadsheet. Masa pandemi COVID-19 yang
terjadi menyebabkan kegiatan terbatas, sehingga tidak semua kegiatan dilakukan
secara langsung. Pengambilan data bagi stakeholder melibatkan enumerator yaitu
alumni yang menyatakan kesediaannya membantu mengumpulkan data tracer
stakeholder dengan mendatangi tempat/instansi stakeholder. Kuesioner alumni di olah
secara keseluruhan.
Data tracer in mendeskripsikan profil alumni, relevansi kurikulum dan
mempersiapkan peningkatan lulusan di masa mendatang sesuai dengan tuntutan global.
Seta melakukan evaluasi dan mengembangkan mutu Jurusan Teknologi Laboratorium
Medis Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

C. Responden
Responden kegiatan adalah 141 alumni Jurusan Teknologi Laboratorium Medis
tahun 2022 yaitu alumni Program Studi Sarjana Terapan berjumlah 105 orang, dan DIII
TLM berjumlah 41 orang, serta pengguna lulusan (stakeholder) sebanyak 30 orang.
Masa pandemi COVID-19 dan belum adanya STR menvebabkan lulusan belum
sepenuhnya bersemangat untuk melamar pekerjaannya. Sehingga ada sebagian lulusan
yang memutuskan untuk belum memulai bekerja segera setelah lulus walaupun banyak
tawaran yang datang. Selain itu, masa pandemi COVID-19 juga memberikan banyak
peluang kerja yang terbuka, diantaranya peluang bekerja sebagai relawan COVID dan
sebagai tim swabber COVID-19 di berbagai fasilitas kesehatan dan pelayanan publik.
BAB IV
HASIL KEGIATAN

A. Tempat Kerja Lulusan Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis


Jumlah Jumlah
No. Tempat Kerja Lulusan
(org) (%)
1 Rumah Sakit Negeri/Swasta 56 53,33
2 Puskesmas 11 10,48
3 Klinik 07 06,67
4 Laboratorium 04 03,81
5 Proses (menunggu STR) 16 15,24
6 Lainnya (Mabes Polri, Dinkes, PMI, BBLK, 11 10,48
Labkesda, Freelance)
Berdasarkan hasil tracer lulusan, didapatkan bahwa dari 105 lulusan Program
Studi Sarjana Terapan ada 89 orang yang sudah bekerja, yaitu 53,33% bekeria di
Rumah Sakit; 10,48% di Puskesmas; 6,67% di Klinik; 3,81% di Laboratorium dan
terdapat 10,48% yang bekerja di bidang lainnya. Sebagian besar lulusan yang bekerja
di bidang lainnya terdata sebagai pekerja di Mabes Polri, Dinas kesehatan, PMI,
BBLK, Labkesda dan freelance. Namun, sekitar 15,24% lulusan masih berproses
mencari kerja karena terkendala pengurusan STR.

B. Tempat Kerja Lulusan D-III Teknologi Laboratorium Medis


Jumlah Jumlah
No. Tempat Kerja Lulusan
(org) (%)
1 Rumah Sakit Negeri/Swasta 20 48,78
2 Puskesmas 03 07,32
3 Klinik 04 09,76
4 Laboratorium 04 09,76
5 Proses (menunggu STR) 06 14,63
6 Lainnya (freelance, sekolah) 04 09,76
Berdasarkan hasil tracer lulusan, didapatkan bahwa dari 105 lulusan Program
Studi D-III ada 35 orang yang sudah bekerja, yaitu 48,78% bekeria di Rumah Sakit;
7,32% di Puskesmas; 9,76% di Klinik; 9,76% di Laboratorium dan terdapat 9,76%
yang bekerja di bidang lainnya. Sebagian besar lulusan yang bekerja di bidang lainnya
terdata sebagai pekerja di sekolah dan freelance. Namun, sekitar 14,63% lulusan masih
berproses mencari kerja karena terkendala pengurusan STR.
DATA HASIL TRACER STUDY

A. Lulusan Program Studi D-III Teknologi Laboratorium Medis


1. Data lulusan D-III Teknologi Laboratorium Medis dalam peran aktif di
Organisasi Kemahasiswaan
aktif berorganisasi

ya
37%

tidak
63%

Hasil tracer menujukkan bahwa sebanyak 51% mahasiswa tidak aktif dalam
kegiatan kemahasiswaan, seperti HMJ atau UKM lainnya. Hal ini mungkin
disebabkan karena mahasiswa D-III terdiri atas kelas regular pagi dan regular
sore dimana kelas regular sore merupakan kelas yang ditujukkan untuk
mahasiswa yang sudah bekerja sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk
aktif di kegiatan kemahasiswaan atau organisasi.

2. Jumlah lulusan D-III Teknologi Laboratorium Medis yang melanjutkan


Pendidikan
melanjutkan studi

8%
24%

ya
mungkin
68%
tidak
Alumnus menyatakan bahwa 69% menjawab mungkin dan 19% menjawab ya
untuk melanjutkan ke studi yang lebih tinggi. Namun, hal ini mereka nyatakan
bahwa kemungkinan tersebut akan terlaksana jika mendapatkan persetujuan
dari tempat kerja mereka kemudian.

3. Pendapat lulusan D-III Teknologi Laboratorium Medis yang melanjutkan


kuliah tentang kesesuaian
kesesuaian lanjut kuliah
60

50

40

30

20

10

0
ya mungkin tidak

background pekerjaan

Sebagian besar alumni menjawab apabila melanjutkan Pendidikan,


pertimbangan yang diambil adalah mengenai keseuaian background
Pendidikan (95%) yang didapatkan dari D-III TLM atau disesuaikan dengan
bidang pekerjaan yang ditekuninya (93%).

4. Jurusan dengan latar Pendidikan dan dunia kerja saat ini


kesesuaian background dengan pekerjaan

6%

94%

ya tidak
Hasil poling menunjukkan bahwa 95% alumni bekerja sesuai dengan
background Pendidikan yang dimilikinya.

5. Penialaian lulusan D-III Teknologi Laboratorium Medis terhadap proses PBM


di kampus
penilaian kompetensi dan kurikulum
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5

kompetensi kurikulum

Sebagian besar alumni menyatakan bahwa kompetensi dan kurikulum


Pendidikan yang diterima masih dapat menunjang pekerjaan yang di lakukan.
Hal ini ditandai adanya grafik nilai 4 dan 5 yang meningkat.

6. Jumlah lulusan D-III Teknologi Laboratorium Medis yang sudah bekerja


status pekerjaan

15%

85%

bekerja belum bekerja

Delapan puluh lima persen alumnus menyatakan sudah mendapatkan


pekerjaan di berbagai layanan kesehatan.
7. Sumber informasi lulusan D-III Teknologi Laboratorium Medis tentang
pekerjaan saat ini
sumber informasi pekerjaan

20%
koneksi (kerabat, kampus,
alumni)
18%
62% melamar sendiri ke tempat
kerja
media massa (internet, surat
kabar, grup)

Koneksi yang dimiliki alumni merupakan sumber paling utama yang alumni
miliki untuk mendapatkan pekerjaan (62%). Sumber koneksi dapat berupa
koneksi teman, kerabat, saudara, alumni, maupun kerjasama kampus dan
lahan tempat bekerja.

8. Waktu tunggu lulusan D-III Teknologi Laboratorium Medis yang bekerja


sejak yudisium hingga mendapatkan pekerjaan
waktu tunggu bekerja setelah yudisium

14%

12%

74%

< 3 bulan 3 bulan > 3 bulan - 6 bulan

Semua alumni menyatakan bahwa waktu tunggu yang diperlukan untuk dapat
memeperoleh pekerjaan adalah maksimal 6 bulan setelah yudisium. Bahkan,
78% responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan pekerjaan < 3 bulan
setelah yudisium.

9. Tempat kerja lulusan D-III Teknologi Laboratorium Medis


lokasi pekerjaan

Lainnya (freelance, sekolah)

Proses (menunggu STR)

Laboratorium

Klinik

Puskesmas

Rumah Sakit Negeri/Swasta

0 5 10 15 20 25

Rumah sakit negeri maupun swasta masih menjadi lahan tujuan utama bagi
alumni yang akan mencari kerja (49%) diikuti oleh klinik dan laboratorium.
Pekerjaan sebagai freelance juga masih diminati oleh alumni untuk menunggu
pekerjaan yang utama.

10. Penempatan lulusan D-III Teknologi Laboratorium Medis di tempat kerja


posisi dalam pekerjaan
2%
2%
4%
staf/pelaksana laboratorium

koordinator/supervisor
24% laboratorium
Non lab officer

jabatan struktural
68%
JFT
Sebagian besar alumni (76%) bekerja sebagai staf pelaksana laboratorium
karena merupakan fresh graduate.

11. Lain-lain
Semua responden yang sudah bekerja mendapatkan penghasilan rata-rata di
atas UMR, > Rp. 3.500.000,-. Responden tersebut umumnya menekuni pekerjaan
sebagai freelance yang bekerja belum secara penuh sehingga penghasilan yang
didapatkan belum menentu.
Beberapa responden memandang perlu adanya peningkatan kompetensi yang
dimilikinya untuk ditingkatkan dalam kurikulum seperti peningkatan kemampuan
Bahasa inggris (40%), 38% untuk peningkatan kemampuan dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan 14% untuk peningkatan kerjasama tim serta 9%
memandang perlu adanya peningkatan komunikasi dalam pengembangan
kurikulum. Namun, meskipun demikian, 100% responden beranggapan bahwa
mereka merasa telah siap untuk bekerja sesaat setelah keluar atau lulus dari
Pendidikan dan mampu bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lain yang serupa.
Selain itu, dukungan ikatan alumni (ILUNI) juga dirasa sangat perlu digalakkan
untuk mengembangkan jejaring dalam pekerjaan meliputi kegiatan reuni,
pengabdian masyarakat, pelatihan, dan seminar ilmiah bersama. Untuk lebih
meningkatkan kepercayaan diri alumni, beberapa pelatihan perlu ditingkatkan
sesaat setelah alumni meninggalkan pendidikan seperti pelatihan flebotomi,
molekuler dan sitohistoteknologi.

B. Lulusan Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis


1. Data lulusan Sarjana Terapan dalam peran aktif di organisasi mahasiswa
aktif berorganisasi

ya
37%

tidak
63%
Hasil tracer menujukkan bahwa sebanyak 63% mahasiswa tidak aktif dalam
kegiatan kemahasiswaan, seperti HMJ atau UKM lainnya. Hal ini mungkin
disebabkan karena mahasiswa Sarjana Terapan didominasi oleh kelas alih
jenjang dimana kelas tersebut merupakan program yang ditujukkan untuk
mahasiswa yang sudah bekerja sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk
aktif di kegiatan kemahasiswaan atau organisasi.

2. Jumlah lulusan Sarjana Terapan yang melanjutkan pendidikan


melanjutkan studi

8%
24%

ya
mungkin
tidak
68%

Alumnus menyatakan bahwa 68% menjawab mungkin dan 24% menjawab ya


untuk melanjutkan ke studi yang lebih tinggi. Namun, hal ini mereka nyatakan
bahwa kemungkinan tersebut akan terlaksana jika mendapatkan persetujuan
dari tempat kerja mereka kemudian.

3. Pendapat lulusan Sarjana Terapan yang melanjutkan kuliah tentang


keseuaian jurusan dengan latar belakang Pendidikan dan dunia kerja saat ini
kesesuaian lanjut kuliah
60
50
40
30
20
10
0
ya mungkin tidak

background pekerjaan
Sebagian besar alumni menjawab apabila melanjutkan Pendidikan,
pertimbangan yang diambil adalah mengenai keseuaian background
Pendidikan (90%) yang didapatkan dari D-III TLM atau disesuaikan dengan
bidang pekerjaan yang ditekuninya (90%).

4. Penilaian lulusan Sarjana Terapan terhadap proses PBM di kampus


kesesuaian background dengan pekerjaan

6%

94%

ya tidak

Hasil poling menunjukkan bahwa 94% alumni bekerja sesuai dengan


background Pendidikan yang dimilikinya.

5. Jumlah lulusan Sarjana Terapan yang sudah bekerja


penilaian kompetensi dan kurikulum
60

50

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5

kompetensi kurikulum
Sebagian besar alumni menyatakan bahwa kompetensi dan kurikulum
Pendidikan yang diterima masih dapat menunjang pekerjaan yang di lakukan.
Hal ini ditandai adanya grafik nilai 4 dan 5 yang meningkat.

6. Waktu mulaunya lulusan Sarjana Terapan bekerja saat ini


status pekerjaan

belum
bekerja
15%

bekerja
85%

Delapan puluh lima persen alumnus menyatakan sudah mendapatkan


pekerjaan di berbagai layanan kesehatan.

7. Sumber informasi lulusan Sarjana Terapan tentang pekerjaan saat ini


sumber informasi pekerjaan

20%
koneksi (kerabat, kampus,
alumni)
18%
62% melamar sendiri ke tempat
kerja
media massa (internet, surat
kabar, grup)
Koneksi yang dimiliki alumni merupakan sumber paling utama yang alumni
miliki untuk mendapatkan pekerjaan (62%). Sumber koneksi dapat berupa
koneksi teman, kerabat, saudara, alumni, maupun kerjasama kampus dan
lahan tempat bekerja.

8. Waktu tunggu lulusan Sarjana Terapan yang bekerja sejak yudisium hingga
mendapatkan pekerjaan
waktu tunggu bekerja setelah yudisium
3% 2%

13%
< 3 bulan
3 bulan
11% > 3 bulan - 6 bulan
> 6 bulan - 1 tahun
> 1 tahun
71%

Sebagian besar alumni menyatakan bahwa waktu tunggu yang diperlukan


untuk dapat memeperoleh pekerjaan adalah maksimal 1 tahun setelah
yudisium. Bahkan, 71% responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan
pekerjaan < 3 bulan setelah yudisium.

9. Tempat kerja lulusan Sarjana Terapan


lokasi pekerjaan
Lainnya (Mabes Polri, Dinkes, PMI,
BBLK, Labkesda, Freelance)
Proses (menunggu STR)

Laboratorium

Klinik

Puskesmas

Rumah Sakit Negeri/Swasta

0 10 20 30 40 50 60
Rumah sakit negeri maupun swasta masih menjadi lahan tujuan utama bagi
alumni yang akan mencari kerja (53%) diikuti oleh puskesmas dan klinik.
Pekerjaan sebagai freelance juga masih diminati oleh alumni untuk menunggu
pekerjaan yang utama.

10. Penempatan lulusan Sarjana Terapan di tempat kerja


posisi dalam pekerjaan
2% 1%
staf/pelaksana laboratorium

koordinator/supervisor
16% laboratorium
1%
2% Non lab officer
3%
jabatan struktural
2%
54%
JFT
19%
clinical field specialist

Belum bekerja

Sebagian besar alumni (54%) bekerja sebagai staf pelaksana laboratorium


karena merupakan fresh graduate.

11. Lain-lain
Sebagian besar responden yang sudah bekerja mendapatkan penghasilan rata-
rata di atas UMR, hanya Sebagian kecil yang mendapatkan penghasilan < Rp.
2.000.000,-. Responden tersebut umumnya menekuni pekerjaan sebagai freelance
yang bekerja belum secara penuh sehingga penghasilan yang didapatkan belum
menentu.
Beberapa responden memandang perlu adanya peningkatan kompetensi yang
dimilikinya untuk ditingkatkan dalam kurikulum seperti peningkatan Kerjasama
tim (33%), 11% masing-masing untuk kemampuan Bahasa Inggris dan
pemanfaatan teknologi informasi serta 10% memandang perlu adanya peningkatan
komunikasi dalam pengembangan kurikulum. Namun, meskipun demikian, 100%
responden beranggapan bahwa mereka merasa telah siap untuk bekerja sesaat
setelah keluar atau lulus dari Pendidikan dan mampu bersaing dengan lulusan
perguruan tinggi lain yang serupa. Selain itu, dukungan ikatan alumni (ILUNI)
juga dirasa sangat perlu digalakkan untuk mengembangkan jejaring dalam
pekerjaan meliputi kegiatan reuni, pengabdian masyarakat, pelatihan, dan seminar
ilmiah bersama. Untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri alumni, beberapa
pelatihan perlu ditingkatkan sesaat setelah alumni meninggalkan pendidikan
seperti pelatihan flebotomi, molekuler dan sitohistoteknologi.

C. Hasil Tracer Study Pengguna Lulusan (Stakeholder)


1. Jumlah responden
tingkat pendidikan responden

12%
31%

57%

D-III Sarjana/S.Tr. Pasca Sarjana/Spesialis

Sebagian besar responden (57%) yang mengisi kuisioner telah menempuh


pendidikan setara Sarjana/Sarjana Terapan diikuti dengan paca
sarjana/spesialis dan diploma.

2. Pendapat responden tentang Integritas Lulusan


integritas lulusan
25

20

15

10

0
Cukup Baik Baik Sangat Baik

disiplin loyal moral dan etika ramah


Seluruh responden menyatakan bahwa integritas lulusan dilihat dari aspek
disiplin, loyalitas, etika dan moral, serta keramahan lulusan mendapatkan nilai
skor baik dan sangat baik. Hanya sedikit (29%) keramahan yang mendapat
nilai cukup.

3. Pendapat Stakeholder tentang Sikap Profesionalitas Lulusan


profesionalisme

performa profesional

kesesuaian keilmuan

kesesuaian hasil pekerjaan

prosedural

0 5 10 15 20 25

Sangat Baik Baik

Semua responden menilai lulusan memiliki sikap professional dalam


pekerjaan yang ditekuni dengan nilai baik dan sangat baik. Nilai
profesionalitas dinyatakan dalam sikap pekerjaan lulusan yang sesuai dengan
prosedur, keseuaian hasil pekerjaan dan tuntutan layanan, keseuaian dengan
bidang keilmuan yang ditekuninya serta perilaku yang mencerminkan
performa yang professional sebagai tenaga kesehatan.

4. Pendapat Stakeholder tentang Kemampuan Berkomunikasi Lulusan


kemampuan berkomunikasi
25
20
15
10
5
0
kolega klien

Baik Sangat Baik


Kemampuan berkomunikasi lulusan dengan kolega dan klien seluruhnya
dinilai baik dan sangat baik oleh seluruh responden.

5. Pendapat Stakeholder tentang Kemampuan Berkomunikasi dengan Bahasa


Asing
kemampuan bahasa asing
25

20

15

10

0
Kurang Cukup Baik Baik Sangat Baik

bahasa lisan bahasa tulis

Sebagian besar responden menilai lulusan memiliki kemampuan Bahasa asing


yang mumpuni dalam bidang penggunaan Bahasa lisan maupun tulisan.
Namun, terdapat 29% responden yang menyatakan bahwa kemampuan
Bahasa lisan maupun tulisan tersebut masih dinilai kurang. Meskipun
Sebagian besar sudah dinilai lebih dari cukup, pengembangan dan
pembekalan kemampuan berkomunikasi menggunakan Bahasa asing perlu
terus ditingkatkan di masa mendatang.

6. Pendapat Stakeholder tentang Kemampuan Penggunaan Teknologi Lulusan


kemampuan penggunaan teknologi
25

20

15

10

0
Cukup Baik Baik Sangat Baik

penggunaan komputer pemanfaatan teknologi informasi


Teknologi informasi merupakan hal yang sudah sangat berkembang pesat
dalam beberapa tahun belakangan ini. Kemajuan perkembangan teknologi
ternyata juga sudah diikuti oleh Sebagian besar lulusan untuk dapat mampu
beradaptasi dan menggunakan perangkat teknologi. Hal ini dilihat dari
penilaian responden yang seluruhnya menyatakan bahwa lulusan sudah
memiliki kemampuan yang lebih dari cukup dalam penggunaan teknologi
untuk mendukung pekerjaan sehari-hari di lapangan.

7. Pendapat Stakeholder tentang Kemampuan Kerjasama Tim Lulusan


kerjasama dalam tim
25

20

15

10

0
Cukup Baik Baik Sangat Baik

rekan kerja pimpinan kontribusi positif menjadi motivator/inspirator

Kemampuan bekerjasama dalam tim sudah dinilai 100% responden diatas


cukup. Hal ini menyatakan kemampuan lulusan dalam bekerjasama dalam tim
sudah mampu untuk beradaptasi dalam rangka penyelesaian permasalahan
dengan melibatkan kemampuan bekerjasama dengan seluruh anggota maupun
pimpinan tim serta mampu menjadi motivator untuk meningkatkan kekuatan
tim.

8. Pendapat Stakeholder tentang Kemampuan Pengembangan Diri Lulusan


kemampuan pengambangan diri
30
20
10
0
Cukup Baik Baik Sangat Baik

studi lanjut motivasi pelatihan


keaktifan dalam kegiatan menjadi motivator/inspirator
Responden menilai 100% lulusan memiliki semangat untuk mengembangkan
kompetensi dan kemampuan dirinya. Hal ini dinilai dari nilai grafik
kemampuan pengembangan diri yang berada di atas garis cukup.
Pengembangan diri meliputi kemauan untuk melanjutkan studi, mengikuti
pelatihan untuk peningkatan diri, berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan
yang diadakan tempat bekerja dan mampu menginspirasi teman sejawatnya
untuk terus meningkatkan kemampuan dirinya.

D. Pendapat, Saran dan Masukkan Stakeholder terhadap Lulusan Jurusan


Teknologi Laboratorium Medis, Poltekkes Kemenkes Jakarta III
1. Berkerja sama dalam tim, cekatan, dan teliti
2. Lebih banyak jam pratikum
3. Flebotomi, pipeting, mikroskopis
4. PCR
5. Meningkatkan dlm analisa hasil Lab dan mengelola management Lab dengan
baik
6. TLM dapat meningkatkan dan mengembangkan dirinya dalam hal
kemampuan menganalisa dengan baik, problem solving dan management
laboratorium
7. Meningkatkan dan mengembengkan kompetensi sesuai keahlian yang dimiliki
sesuai dengan kewenanganannya, kemampuan problem solving dan mudah
berkomunikasi
8. Sabar dan tabah dalam berurusan dengan pasien
9. Psikologi emosional
10. Patologi anatomi
11. Keterampilan bahasa asing dan manajemen lab
12. Mandiri dan kompeten
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Lulusan program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium
Medis dan DIII TLM Poltekkes Kemenkes Jakarta III memiliki
kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, hal ini dapat
dibuktikan dari penilaian stakeholders yang member penilaian sangat baik
atau baik terhadap lulusan yang bekerja dibawah pimpinannya.

B. Saran
Pengembangan analisis lanjutan untuk tracer study ini perlu terus
dilakukan secara periodik sehingga didapatkan informasi yang update.
Tracer study melibatkan banyak pihak, kemampuan lulusan dan tempat
bekerja terus berkembang sehingga perlu dilakukan per periode.

Bekasi, 30 November 2022

Mengetahui, Koordinator Kemahasiswaan


Ketua Jurusan TLM Jurusan TLM
Poltekkes Kemenkes Jakarta III Poltekkes kemenkes Jakarta III

Dra. Mega Mirawati, M.Biomed Burhannudin, M.Sc


NIP. 19670311 199803 2 001 NIP. 19881008 202012 1 002

Anda mungkin juga menyukai