2016
KATA PENGANTAR
Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program
pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi.
Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna . Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan
dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam
melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di
lembaga pelatihan kerja .
Direktur
Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……….............................................................................................. 2
LAMPIRAN
1. BUKU INFORMASI
2. BUKU KERJA
3. BUKU PENILAIAN
2. Konteks penilaian :
Unit ini dapat dinilai di dalam atau di luar tempat kerja.
Penilaian harus mencakup peragaan praktek baik di tempat kerja maupun
melalui simulasi.
Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai
pengetahuan dan keterampilan penunjang yang ditetapkan dalam Materi Uji
Kompetensi (MUK).
KOMPETENSI KUNCI
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 2
Judul Unit Kompetensi : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan
Mempelajari Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi
Kode Unit Kompetensi : INA 5223.213.02.01.16
Deskripsi Unit Kompetensi : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam memeriksa kelengkapan pedoman pelaksanaan Bangunan lrigasi, mempelajari isi
pedoman pelaksanaan, dokumen kontrak dan lingkungan serta merinci kebutuhan bahan,
peralatan dan tenaga kerja.
Perkiraaan Waktu Pelatihan : 585 menit terdiri dari teori 300 menit, praktek 285 menit
Tabel Silabus Unit Kompetensi :
Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
Pedoman Pelaksanaan
1. Memeriksa kelengkapan pedoman pelaksanaan bangunan irigasi Bangunan Irigasi 100 35 135
1.1. Pedoman pelaksanaan diperiksa 1.1.1. Dapat menjelaskan pengertian Pedoman Pelaksanaan • Ceramah 15 15 30
kelengkapannya apakah sudah pedoman pelaksanaan pekerjaan Bangunan Irigasi • Diskusi
sesuai dengan dokumen kontrak banguan irigasi. • Demonstrasi
atau tidak.
1.1.2. Dapat menjelaskan fungsi pedoman
pelaksanaan.
1.1.3. Dapat menjelaskan pengertian
dokumen kontrak.
1.1.4. Dapat menjelaskan garis besar isi
dokumen kontrak bangunan iirigasi
1.1.5. Dapat menjelaskan kelengkapan
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 9 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16
Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
dari pedoman pelaksanaan sesuai
dengan dokumen kontrak
1.1.6. Mampu memeriksa kelengkapan
pedoman pelaksanaan sesuai
dengan dokumen kontrak
1.1.7. Harus mampu dengan cermat dan
teliti memeriksa kelengkapan
pedoman pelaksanaan sesuai
dengan dokumen kontrak
1.2. Gambar-gambar maupun 1.2.1 Dapat menjelaskan pengertian dan Spesifikasi umum dan • Ceramah 15 15 30
spesifikasi teknis yang kurang fungsi spesifikasi teknis pekerjaan Spesifikasi Teknis • Diskusi
lengkap disampaikan kepada bangunan irigasi. • Demonstrasi
kepala lapangan untuk
1.2.2 Dapat menjelaskan fungsi gambar
mendapatkan penjelasan
kerja.
1.2.3 Dapat menjelaskan kriteria
kelengkapan spesifikasi teknis dan
gambar kerja.
1.2.4 Dapat menjelaskan tujuan
mengidentifikasi gambar desain
dan gambar kerja maupun
spesifikasi teknis
1.2.5 Mampu mengidentifikasi gambar
desain dan gambar kerja maupun
spesifikasi teknis bangunan irigasi.
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 10 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16
Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
1.3. Uraian tugas yang telah 1.3.1 Dapat menjelaskan uraian tugas Uraian Tugas Pelaksana • Ceramah
ditetapkan dipelajari, apakah pelaksana bangunan irigasi. Bangunan Air • Diskusi
sudah sesuai dengan materi 1.3.2 Dapat menguraikan tugas-tugas • Demonstrasi
pekerjaan yang akan
yang telah ditetapkan sesuai
dilaksanakan
dengan materi pekerjaan yang
akan dilaksanakan
1.3.3 Mampu Mengidentifikasi tugas-
tugas yang telah ditetapkan sesuai
dengan materi pekerjaan yang
akan dilaksanakan
Pedoman
2. Mempelajari dan menguasai isi pedoman pelaksanaan, dokumen
PelaksanaanDokumen 115 200 315
kontrak dan lingkungan.
Kontrak
2.1. Gambar kerja diperiksa dan 2.1.1 Dapat menjelaskan pengertian Gambar Kerja dan Lingkup • Ceramah 15 15 30
dipelajari untuk mengetahui gambar kerja. Pekerjaan Bangunan Irigasi • Diskusi
lingkup pekerjaan seperti yang 2.1.2 Dapat menjelaskan fungsi gambar • Demonstrasi
tertuang dalam pedoman
kerja
pelaksanaan dan dokumen
kontrak 2.1.3 Dapat menjelaskan isi dari gambar
kerja bangunan irigasi.
2.1.4 Dapat mengidentifikasi lingkup
pekerjaan bangunan irigasi sesuai
gambar kerja
2.1.5 Mampu memeriksa gambar kerja
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 11 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16
Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
dan lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan
2.2. Gambar-gambar tersebut 2.2.1 Dapat menjelaskan dimensi dan • Bagian-bagian bangunan • Ceramah 15 15 30
dianalisa khususnya dimensi dan elevasi bangunan irigasi untuk Irigasi • Diskusi
elevasi untuk menentukan menentukan langkah-langkah • Elevasi dan Dimensi • Demonstrasi
langkah-langkah pelaksanaan bangunan Irigasi
pelaksanaan
2.2.2 Dapat menjelaskan bagian-bagian • Langkah Pelaksanaan
pekerjaan bangunan irigasi
bangunan irigasi.
2.2.3 Dapat menjelaskan fungsi masing-
masing bagian irigasi.
2.2.4 Dapat menjelaskan langkah-
langkah pelaksanaan bangunan
irigasi.
2.2.5 Mampu menganalisa dimensi dan
elevasi bangunan irigasi sesuai
gambar kerja untuk menentukan
langkah-langkah pelaksanaan
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 12 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16
Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
2.3. Spesifikasi yang ditentukan 2.3.1 Dapat menjelaskan pengertian • Spesifikasi Umum • Ceramah 15 15 30
dalam dokumen kontrak spesifikasi • Spsesifikasi Teknik • Diskusi
dipelajari dan didalami. 2.3.2 Dapat menjelaskan jenis spesifikasi • Demonstrasi
pada pekerjaan bangunan irigasi.
2.3.3 Dapat menjelaskan garis besar isi
spesifikasi dalam dokumen kontrak.
2.3.4 Dapat menjelaskan Spesifikasi yang
ditentukan dalam dokumen kontrak
2.3.5 Mampu mengidentifikasi item
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
dalam dokumen kontrak
2.3.6 Harus mampu dengan cermat dan
teliti mengidentifikasi item
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
dalam dokumen kontrak.
2.4. Hal-hal dan persyaratan yang 2.4.1 Dapat menjelaskan pengertian dan • Rencana Mutu • Ceramah 15 15 30
tercantum dalam rencana mutu fungsi rencana mutu dalam Kontrak • Diskusi
dipelajari dan dipahami untuk pekerjaan bangunan irigasi. • Persyaratan mutu • Demonstrasi
diterapkan dalam pelaksanaan Pekerjaan bangunan irigasi
2.4.2 Dapat menjelaskan persyaratan
mutu pekerjaan sesuai rencana
untuk diterapkan dalam
pelaksanaan
2.4.3 Mampu mengidentifikasi
persyaratan mutu pekerjaan sesuai
rencana untuk diterapkan dalam
pelaksanaan
2.3.7 Harus mampu secara cermat dan
teliti mengidentifikasi persyaratan
mutu pekerjaan sesuai rencana
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 13 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16
Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
untuk diterapkan dalam
pelaksanaan.
2.5. Metode kerja dan cara 2.5.1 Dapat menjelaskan kriteria kualitas Metode kerja pelaksanaan • Ceramah 15 15 30
menerapkannya dilapangan pekerjaan bangunan irigasi bangunanan irigasi • Diskusi
dipelajari dan dipahami agar 2.5.2 Dapat menjelaskan metode kerja • Demonstrasi
tercapai hasil yang diharapkan
pelaksanaan bangunan irigasi.
2.5.3 Dapat menjelaskan penerapan
metode kerja di lapangan agar
tercapai hasil yang diharapkan
2.5.4 Mampu menerapkan metode kerja
yang benar dilapangan agar
tercapai hasil yang diharapkan.
2.4.4 Harus mampu dengan tepat
menerapkan metode kerja yang
benar dilapangan agar tercapai
hasil yang diharapkan.
2.6. MK3, RKL, RPL, dipelajari dan 2.6.1 Dapat menjelaskan pengertian Tindakan Pencegahan untuk • Ceramah 15 15 30
dipahami untuk diperhatikan dan MK3, RKL, RPL. Keselamatan dan Keamanan • Diskusi
ditaati dalam pelaksanaan 2.6.2 Dalam menjelaskan fungsi MK3, • Demonstrasi
pekerjaan
RKL, dan RPL dalam pelaksanan
pekerjaan
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 14 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16
Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
tepat menerapkan MK3, RKL, dan
RPL, dalam pelaksanaan pekerjaan.
2.7. Jadual pelaksanaan dipelajari 2.7.1 Dapat menjelaskan pengertian dan Jadwal dan pelaporan • Ceramah 15 15 30
dan dipahami untuk diikuti dan fungsi jadwal pelaksanaan • Diskusi
ditaati agar kemajuan pekerjaan pekerjaan. • Demonstrasi
bisa sesuai seperti yang
2.7.2 Dapat menjelaskan resiko
diinginkan. Apabila ada
keterlambatan perlu dicari upaya pekerjaan jika pelaksanaan
untuk mempercepat kemajuan pekerjaan tidak sesuai jadwal yang
pekerjaan telah ditentukan.
2.7.3 Dapat menjelaskan cara mengatasi
masalah keterlambatan pekerjaan
2.7.4 Dapat menjelaskan cara untuk
mencapai pekerjaan sesuai yang
diinginkan, dan cara mempercepat
kemajuan pekerjaan
jika terjadi keterlambatan
2.7.5 Mampu melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan jadual pelaksanaan.
2.7.6 Mampu mencari upaya
penyelesaian jika terjadi
keterlambatan
Kebutuhan Bahan,
3. Merinci kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja Peralatan dan Tenaga 90 45 135
Kerja
3.1. Volume bagian-bagian pekerjaan 3.1.1. Dapat menjelaskan bagian-bagian Bagian-bagian bangunan • Ceramah 15 15 30
dirinci dan dihitung berdasarkan pekerjaan bangunan irigasi. irigasi • Diskusi
gambar kerja. 3.1.2. Dapat menjelaskan cara • Demonstrasi
menghitung volume bagian-bagian
pekerjaan berdasarkan gambar
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 15 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16
Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
kerja
3.1.3. Mampu menghitung volume
bagian-bagian pekerjaan bangunan
irigasi berdasarkan gambar kerja
3.2. Jumlah dan jenis perlalatan yang 3.2.1. Dapat menjelaskan jenis dan jumlah Peralatan pekerjaan • Ceramah 15 15 30
akan digunakan dihitung peralatan yang digunakan untuk bangunan irigasi • Diskusi
pelaksanaan pekerjaan bangunan • Demonstrasi
irigasi.
3.2.2. Dapat menjelaskan cara menghitung
kebutuhan peralatan yang
digunakan pada pekerjaan
bangunan irigasi.
3.2.3. Dapat mengklasifikasi jenis-jenis
peralatan yang akan digunakan
sesuai jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
3.2.4. Mampu menghitung kebutuhan
peralatan yang digunakan sesuai
jenis pekerjaan pada bangunan
irigasi.
3.2.5. Harus mampu dengan cermat dan
teliti menghitung kebutuhan
peralatan yang digunakan sesuai
jenis pekerjaan pada bangunan
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 16 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16
Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
irigasi.
3.3. Kebutuhan jumlah tenaga kerja 3.3.1. Dapat menjelaskan jenis-jenis Kebutuhan tenaga kerja • Ceramah 15 15 30
dihitung pekerjaan bangunan irigasi. pekerjaan bangunan irigasi • Diskusi
3.3.2. Dapat menjelaskan kualifikasi • Demonstrasi
tenaga kerja yang dibutuhkan
sesuai jenis pekerjaan bangunan
irigasi
3.3.3. Dapat menjelaskan cara
menghitung kebutuhan jumlah
tenaga kerja pada pekerjaan
bangunan irigasi.
3.3.4. Mampu menghitung kebutuhan
tenaga kerja sesuai dengan jenis
item pekerjaan pada bangunan
irigasi
3.3.5. Harus mampu dengan cermat dan
teliti menghitung kebutuhan tenaga
kerja sesuai dengan jenis item
pekerjaan pada bangunan irigasi
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 17 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
BUKU INFORMASI
2016
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN KHUSUS
BAB II
MEMERIKSA KELENGKAPAN PEDOMAN PELAKSANAAN BANGUNAN IRIGASI
Dokumen Kontrak yaitu bentuk, format dan isi kontrak, sistim kontrak seperti
kontrak lumpsum, kontrak harga satuan ataupun Cost Plus Free. Bentuk dan isi
surat perjanjian antara pengguna dan penyedia jasa, syarat-syarat kontrak,
spesifikasi, jaminan-jaminan yang harus disediakan kontraktor. Addendum
ataupun Amandemen apabila ada perubahan volume atau harga satuan, klaim
atas kenaikan harga (Eskalasi) serta prosedur serah terima, PHO dan FHO.
c. Formulir-formulir Lelang
f. Bentuk Jaminan-Jaminan
a. Spesifikasi Umum
b.Spesifikasi Khusus
c. Spesifikasi Teknik
- Gambar-gambar Kontrak
Semua dokumen tersebut diatas merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
apabila mendalami dokumen kontrak maka setiap pasal harus diartikan dan
dipahami sedemikian rupa, sehingga satu sama lainnya sejalan dan saling
melengkapi dan menunjang.
Sistem kontrak yang dipilih adalah sistem kontrak yang telah ditentukan pada
naskah draft kontrak yang ada dalam dokumen permintaan usulan. Pemilihan
system kontrak yang digunakan tersebut disesuaikan denganjenis, sifat dan nilai
pengadaan jasa pemborongan yang bersangkutan.
Berikut adalah jenis kontrak yang umumnya digunakan dalam pekerjaan jasa
pemborongan.
a. Kontrak Lumpsum
Dalam kotrak lumpsum semua risiko yang mungkin terjadi dalam proses
pengadaan jasa pemborongan tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penyedia jasa pemborongan kecuali dalam hal terjadi keadaan kahar
(force majeure).
Pembayaran dilakukan secara bertahap berdasarkan tahap penyelesaian
pekerjaan jada pemborongan, misalnya: dalam jasa poekerjaan
pembangunan rumah, pembayaran pertama sebesar 20% setelah pekerjaan
pondasi selesai. Pembayaran kedua sebesar 30% setelah pekerjaan
pembuatan dinding dan selanjutnya.
Kontrak system Cost Plus Free adalah kontrak pengadaan jasa pemborongan
yang berdasarkan biaya yang dikeluarkan ditambah fee yang disepakati.
Pembayaran dilakukan secara periodic (misalnya bulanan) dengan nilai
pembayaran minimum yang disepakati para pihak.
Kontrak jenis ini umumnya digunakan untuk jenis dan volume pekerjaannya
belum pasti.
a. Surat Perjanjian
b. Dokumen Lelang
d. Berita Acara berisi kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa
selama proses evaluasi oleh pengguna jasa antara lain klarifikasi atas hal-
hal yang menimbulkan keragu-raguan
c. Surat Penawaran
e. Data Kontrak
f. Syarat-syarat Kontrak
g. Spesifikasi
h. Gambar-gambar
j. Dokumen lain yang tercanuk dalam Data Kontrak pembentuk bagian dari
kontrak
1. Surat Perjanjian
4. Dokumen Lainnya Yang merupakan bagian dari Kontrak yang terdiri dari:
a. Surat penunjukan
b. Surat penawaran
c. Spesifikasi khusus
d. Gambar-gambar
2) Jaminan pelaksanaan
b. Rumusan pekerjaan yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang
lingkup kerja nilai pekerjaan, batasan waktu pelaksanaan
e. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh
hasil pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi ketentuan
yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan
imbalan jasa kewajibannya melaksanakan pekerjaan konstruksi.
g. Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal
salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan.
Dengan ketentuan tersebut maka kontrak kerja konstruksi yang tidak memuat
ketiga belas uraian tersebut dapat dinyatakan dengan cacat hukum.
2. Spesifikasi
• Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak
cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau
disediakan kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.
• Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada
Direksi Pekerjaan sekurang-kurangnya 28 hari, sebelum Direksi Pekerjaan
menetapkan setuju atau tidak.
• Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi
para calon penawar untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan
kompetitif sesuai dengan kebutuhan Pemilih tanpa catatan atau persyaratan lain
dalam penawaran mereka.
• Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut
tidak dapat dielakkan.
c. Spesifikasi Umum:
d. Spesifikasi Khusus: Spesifikasi khusus tidak selalu ada dalam arti ada yang
merapkan dan ada yang merasa tidak perlu, isinya antara lain:
1) Lapangan
4) Perancah
6) Pengendalian lingkungan
2) Lingkup pekerjaan
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
1.1 Umum
2.1.1 Umum
2.1.3 Saluran
2.1.4 Bangunan
2.1.7 Blangkat
2.2.1 Umum
2.2.2 Bahan-bahan
2.1.2 Pengecatan
2.5.1 Umum
Lampiran-lampiran
Lampiran I:
Lampiran II:
Lampiran III:
Daftar isi spesifikasi pekerjaan Irigasi yang ditulis disini hanya sebagai contoh
penjelasan atau ringkasan tentang ketentuan-ketentuan teknis yang diambil dari
Spesifikasi Umum dan Teknik yang digunakan untuk proyek-proyek pekerjaan
Sumber Daya Air.
Oleh karena itu tulisan tentang spesifikasi pekerjaan hanya merupakan contoh
pedoman umum, maka untuk melaksanakan pekerjaan ssuai spesifikasi pelaksana
irigasi juga harus tetap memahami dan menguasai teks asli dari spesifikasi proyek
yang dikelola sebagai bagian atau pemahaman dan penguasaan dokumen kontrak
sesuai keseluruhan dengan contoh terlampir.
Pada dasarnya ketentuan yang ada dalam suatu Pay Item dapat atau bahkan
kemungkinan diperlukan untuk dapat menyelesaikan suatu Pay Item yang lain
sehingga spesifikasi ini dapat melengkapi satu sama lain.
BAB III
MEMPELAJARI DAN MENGUASAI ISI PEDOMAN PELAKSANAAN, DOKUMEN
KONTRAK DAN LINGKUNGAN
a. Gambar Perencanaan
Gambar asbuilt drawing adalah gambar kerja utuh yang dibuat oleh
kontraktor setelah proyek selesai. Biasanya pada gambar asbuilt ini sudah
memuat perubahan-perubahan yang terjadi saat pelaksanaan proyek.
Fungsi dari gambar asbuilt drawing ini sebagai arsip pemilik bangunan
yang digunakan untuk keperluan maintenance saat bangunan sudah
beroperasional. Gambar kerja ini biasanya diserahkan bersamaan dengan
serah terima proyek dari kontraktor ke owner.
b. Bangunan Bagi/Sadap
Bangunan ini terdapat pada saluran primer, sekunder dan tertier. Berfungsi
untuk membagi air dari saluran primer ke saluran sekunder dan tertier
atau dari saluran sekunder ke saluran tertier.
c. Bangunan Pelengkap
A.1 Umum
➢ Nama Proyek
➢ Lokasi Proyek
➢ Kontrak Pekerjaan
2. Pekerjaan Permanan
Pekerjaan Permanen akan diselesaikan dan dipelihara oleh
Kontraktor sesuai dengan Kontrak, secara garis besar diuraikan,
tetapi tidak terbatas, sebagai berikut:
a. Penampang Saluran
b. Volume Galian
Data berikut ini merupakan hasil analisa kimia dan analisa fisik yang
dilakukan pada contoh air yang diambil dari Saluran Pembuangan
Ciden. Data ini hanya merupakan informasi umum atas sifat air di
lapangan dan tidak bertanggung jawab terhadap perubahan yang
terjadi.
Nilai Tanggal
Pengambilan Contoh
Uraian Satuan
Oktober Desember
1985 1985
a. Gambar Kontrak
a. Gambar Konstruksi
b. Gambar Kerja
c. Gambar Pabrikan
d. Gambar Pemasangan
f. Gambar Terbangun
(a) “DISETUJUI”
(d) “DITOLAK”
Setelah menerima gambar dan dokumen dengan tanda (a) atau (b) di
atas Kontraktor di ijinkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan gambar dan dokumen tersebut, membuat perbaikan bila
diketemukan kesalaman oleh Direksi. Rekaman semua gambar yang
disetujui akan disimpan di kantor lapangan Kontraktor.
Tidak satupun dari Pekerjaan Pokok dapat dimulai sampai gambar dan
dokumen yang bersangkutan telah disetujui oleh Direksi. Sebelum
pekerjaan dimulai, pemeriksaan bersama akan dilakukan oleh Direksi
2. Program Pelaksanaan
milik Pemberi Kerja dan tidak satupun cetakan dari klise ini
diberikan kepada setiap orang, kecuali yang mendapat hak dari
Pemberi Kerja.
1. Pengukuran Pekerjaan
b. Pengukuran Rinci
c. Pengemasan
Persediaan Material
1. Umum
2. Lapangan
a. Ruang Kerja
b. Bangunan Semantara
d. Peralatan Konstruksi
e. Fasiltas Sementara
Dalam hal air didapat sistem penyediaan air umum yang ada,
tagihan pemakaian air yang dipakai di luar Kantor Lapangan
Direksi harus dibayar Kontraktor ke Perusahaan Air Minum
secara langsung.
Semua utilitas, fasilitas dan tanah milik di atas yang rusak dan
hancur akibat kegagalam Kontraktor tanpa ijin dan/atau
persetujuan pemilik lebih dulu harus diperbaiki, dilindungi
dan/atau diganti sesuai persetujuan atau memuaskan pemilik,
kecuali bila ditentukan dan diperintahkan dalam Kontrak.
A.1. UMUM
1. Pekerjaan Persiapan
PEKERJAAN PERSIAPAN
Penyedia Jasa diperbolehkan membuat jalan kerja ke dan melalui daerah yang
menggunakan jalan-jalan setempat yang sudah ada yang berhubungan dengan
Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah proyek dimana segala resiko yang
mungkin akan timbul karena adanya jalan kerja tersebut termasuk pembuatan
dan pemeliharaannya sudah merupakan resiko bagi Penyedia Jasa untuk
harga satuan kontrakpekerjaan yang dikontrakkan. Bila Jalan kerja yang dipakai
Penyedia Jasa merupakan jalan-jalan yang sudah ada terlebih dahulu harus
mendapat
Yang dimaksud Base Camp adalah suatu lokasi atau sejenisnya yang diadakan
oleh Penyedia Jasa untuk keperluannya sendiri guna menjamin keamanan
peralatan dan material lainnya serta akan memperlancar pekerjaannya. Base
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,
Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 67 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16
Camp tersebut boleh dilengkapi dengan fasilitas penerangan yang cukup dan
air bersih dan tidak mengganggu lingkungan disekitarnya jika berada dilokasi
perkampungan atau dekat perkampungan penduduk. Lokasi/tanah dan
bangunan untuk keperluan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa dengan mengajukan permohonan jauh sebelumnya kepada Direksi untuk
menentukan lokasi yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam perijinannya
kepada pihak perorangan, aparat atau Pemerintah Daerah setempat.
a. Umum
b. Gambar-gambar Pelaksanaan
a. Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam
waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak. Gambar-gambar harus
menunjukan detail dari pekerjaan sementara seperti pengalihan aliran
(kistdam) dan sebagainya. Gambar Perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa
yang dipakai dalam Pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan
kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga kegiatan
survey dan penggambaran yang dikontrakkan.
Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar
konstruksi terpasang yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan.
Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai
dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar
kemudian dicap “sudah dilaksanakan”. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan
diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi
dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal yang
tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa
kembali selama 6 (enam) hari kerja.
Gambar purna laksana (As Built Drawing) harus dibuat di atas kertas kalkir
yang berkualitas baik minimal kalkir 80 gram bila pekerjaan telah diselesaikan
100 %. Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima ke
I (PHO), Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan gambar purna laksana (As
Built Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan ukuran
minimal A3 , beserta 1 (satu) set copy blue print jika penggambaran dengan
cara manual dan soft copy apabila penggambaran menggunakan program
computer. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus
atautambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam
harga kegiatan survey dan penggambaran yang dikontrakkan.
Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan
Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka
tanah, sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia
Jasa memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk menyelesaikan dan
melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut. Dalam
segala hal sebelum memulai pekerjaan tanah, Penyedia Jasa akan mengukur
Setiap tanggal 25 (dua puluh lima) bulan berjalan atau pada suatu waktu yang
ditentukan Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) salinan laporan
Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang
terdahulu.
ii) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
iii) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan. Tidak
ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang
dikontrakkan.
Rapat tetap antara Direksi dengan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali
pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
A.3.5.5. Dokumentasi
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus
dari titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu
tanda khusus (initial bangunan dan lokasinya) untuk memudahkan mengenali
lokasi tersebut. Foto negatif/soft copy dan cetakannya tidak boleh diubah atau
ditambah apapun. Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat
rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan
yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui. Tiap foto berukuran
3R dan diberi catatan sebagai berikut :
- Nama Daerah Irigasi
- Detail Kontrak
- Nama Bangunan atau Lokasi Ruas Saluran
- Tanggal Pengambilan
- Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi
dalam albumalbum. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan
menurut progres kemajuan pekerjaan dan lokasinya masingmasing. Tiap obyek
harus lengkap tahapnya yakni 0%, 50% dan 100% dan ditempelkan pada satu
halaman. Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu)
ganda album negatifnya/soft copynya. Tiap album dan juga yang berisi negatif
harus diberi keterangan atau tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi
negatif/soft copy dan cetakannya. Semua album menjadi milik Pemberi Tugas
dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/ dipinjamkan kepada siapapun. Tidak
ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang
dikontrakkan.
A.3.8. Lain-Lain
A.3.9.1. Asuransi
Semua kegiatan dan peralatan serta tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan paket pekerjaan ini sebaiknya diasuransikan pada Lembaga
Asuransi yang bonafid yang sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi.
Biaya yang diperlukan Penyedia Jasa dalam penyediaan asuransi ini dan segala
resiko yang mungkin timbul harus sudah termasuk dalam harga kontrak yang
dikontrakkan. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran
yang dikontrakkan.
A.3.9.2. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia dari edisi/revisi
terakhir atau standar internasional yang secara substantial setara atau lebih
tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Semua bahan dan mutu
pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau dicakup oleh Standar
Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama. Direksi akan
menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau diantarkan untuk
penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan tersebut, dan keputusan
Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa harus menjelaskan secara
tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan, sekurang-
kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak
terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan. Standar satuan ukuran yang
dipergunakan pada dasarnya MKS, sedangkan penggunaan standar satuan lain
dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
a. Umum
b. Perlengkapan konstruksi
c. Bahan Pengganti
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang
lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat
persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan kontrak dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan kontrak.
a. Umum
seperti ditunjukkan pada gambar kerja, semua biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan
sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan semua biaya yang mungkin
timbul sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan
yang dikontrakkan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa
terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam
hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan dan
akan mendapat sanksi sesuai dengan peraturan yang diberlakukan.
b. Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar kerja yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas dari biaya
pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada tanah seperti pada gambar kerja atau seperti petunjuk Direksi.
Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya
pada tanah yang sudah diijinkan/disediakan, termasuk arah jalan masuk yang
disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan lahan dan
kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum
diterimanya pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus dikembalikan ke
keadaan setidaknya seperti semula. Penyedia Jasa bertanggung jawab
langsung kepada Pemberi Tugas untuk semua kerusakan misalnya kerusakan
tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pemberi Tugas atau orang lain.
Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan
karena kerusakan tersebut akibat kelalaian Penyedia Jasa dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
c. Pengalihan Sementara
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan yang ada baik
permanen atau semi permanen selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi akan
meminta Penyedia Jasa untuk mengerjakan pekerjaan pengalihan aliran
sementara pada saluran irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan
saluran serta bangunan yang berhubungan. Penyedia Jasa supaya
menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran
yang dikontrakkan.
Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi, kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh
Direksi untuk pekerjaan pembuangan air tidak akan mengganggu jalanannya
air yang dibutuhkan untuk pengairan yang ada baik permanen atau semi
permanen selama masih diperlukan. Apabila peleksanaan pekerjaan berada
dibawah muka air tanah, air tersebut supaya dipompa dahulu sebelum
dilakukan penggalian. Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga
dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga
semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering. Apabila
diadakan pengeringan saluran irigasi yang ada maka Penyedia Jasa harus
mengajukan jadual waktu dan periode pengeringan kepada Direksi untuk
dibahas dengan Instansi terkait/ketua masyarakat sehingga mendapatkan
A.3.9.8. Keamanan
Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa, harus bertanggung jawab terhadap
segi keamanan dan menyerahkan tertib peraturan dan organisasi untuk
mendapatkan persetujuan Direksi. Tidak ada pembayaran tambahan dalam hal
ini semua biaya sudah termasuk dalam harga Kontrak. bersangkutan maupun
Direksi. Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan
program yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di
Indonesia.
Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan melindungi api yang terjadi
pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/ peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap
digunakan pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan
yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal,
pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan
memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan
dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas. Penyedia
Jasa akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di
lapangan kerja, dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang
mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dipekerjakan di lapangan termasuk
peralatan dan tenaga Sub-Penyedia Jasa.
c. Perbaikan Mendesak
Apabila sebagai akibat dari kecelakaan, atau kegagalan, atau peristiwa lain
yang timbul sehubungan dengan pekerjaan, atau bagian dari pekerjaan,
A.3.9.13. Lain-Lain
b. Jamuan Tamu
Jamuan tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas yang
wajar.
d. Kontrol kualitas.
Semua material baik tanah, agregat, semen, air dan campuran beton yang
akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus yang mempunyai kualitas
yang baik. Untuk keperluan ini maka harus dilaksanakan pengujian-
pengujian. Kegiatan pengujian bisa dilaksanakan di Bagian Pengujian Dinas
Pekerjaan Umum di Palu Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran
khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam
harga penawaran yang dikontrakkan.
B. PEKERJAAN BANGUNAN
B.1. UMUM
B.1.1. Pembersihan
Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapih dan apabila
keadaan mengijinkan harus dibakar sampai habis. Penumpukan untuk
pembakaran harus dikerjakan dengan cara dan pada tempat-tempat tertentu
agar tidak menimbulkan resiko terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran
harus sesempurna mungkin sehingga bahan yang dibakar akan menjadi abu.
Penyedia Jasa setiap saat harus mengambil langkah-langkah pencegahan secara
khusus untuk mencegah penyebaran api dan harus mempunyai peralatan sesuai
untuk digunakan dalam pencegahan dan pemadaman.
ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang
berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan
harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam
spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Pembayaran untuk galian tanah biasa dibuat dalam meter kubik untuk item
dalam BOQ. Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan
dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/
bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak
selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali,
sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah
irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan
fungsi jaringan, seperti yang dijelaskan pada pasal B.1.6. Penyedia Jasa harus
menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk
Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan
dilaksanakan sesuai pasal ini, harus dilaksanakan hingga mencapai elevasi
dengan tingkatan dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambargambar atau
ditentukan oleh Direksi. Selama dalam pekerjaan ini mungkin akan dijumpai dan
diperlukan untuk merubah kemiringan (slope) atau dimensi dari penggalian dari
yang ditentukan. Setiap penambahan atau pengurangan dari volume pekerjaan
galian tanah sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut akan
diperhitungkan sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi.
Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua tanah,
kerikil, dan batuan kasar. Penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan
dengan cara yang paling aman hingga mencapai elevasi yang disetujui Direksi.
Kecuali ditunjukan dengan jelas pada gambar atau telah ditetapkan oleh Direksi.
Pekerjaan galian tanah untuk bangunan harus dilaksanakan dengan kemiringan
dan dimensi sebagai berikut :
Uraian Bangunan di atas tanah biasa
Kemiringan Galian 1 V : 0.5 H
Jarak datar dari tepi pondasi 0.50 m
Lebar berm pada saat ketinggian 3 meter, 0.50 m,
bangunan akan diukur sebagai dasar pembayaran hingga mencapai elevasi yang
diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak diperlihatkan dalam gambar sampai
mencapai garis elevasi sesuai dengan syarat-syarat yang disebutkan disini,
dengan tidak mengindahkan banyaknya galian yang sesungguhnya dilaksanakan.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price
dalam meter kubik (m3) berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan
dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
diijinkan untuk tanah timbunan pada tanggul atau dengan persetujuan khusus
dari Direksi Pekerjaan. Tanah tersebut diijinkan untuk diletakkan pada tanggul
apabila ditentukan oleh Direksi Pekerjaan lebih praktis untuk mengeringkan
tanah yang basah tersebut ditempat/lokasi tanggul hingga kadar airnya
berkurang dan cukup dipadatkan. Timbunan tanah dalam pekerjaan ini
dipisahkan kedalam 2 (dua) satuan pembayaran yaitu :
a. Timbunan Kembali
b. Timbunan Biasa
C. PEKERJAAN BETON
C.1. UMUM
Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan akan mengacu pada Spesifikasi
Teknis ini, Dokumen Kendali Mutu, dan Gambar Kerja yang disetujui oleh Direksi.
Semua pekerjaan beton harus melalui persetujuan dari Direksi. Tidak lebih dari 2
(dua) bulan setelah pengadaan peralatan untuk pelaksanaan beton, Penyedia
Jasa harus mengirim Diagram Alir, Gambar dan Rencana Kerja untuk pekerjaan
dan penempatan beton/mortar dengan mengacu pada Dokumen ini. Apabila
spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di
lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi, maka Penyedia Jasa
harus memberikan alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang
menghasilkan produk yang setara dengan yang diusulkan oleh pihak Direksi.
Penyedia Jasa harus memberi perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin
timbul karena pengaruh pencucian material yang bisa mengakibatkan
tercemarnya air di Sungai di wilayah tersebut dengan membangun kolam-kolam
tampungan atau bangunan lainnya. Penyedia Jasa tidak akan menuntut biaya
tambahan lebih yang diakibatkan oleh kegiatan pelaksanaan pencampuran,
transportasi dan penempatan beton sebagai dikehendaki oleh Spesifikasi ini.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price
dalam meter kubik (m3) berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan
dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
C.2. BAHAN-BAHAN
1) Semen
2) Air
hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortal dengan air suling atau
air air minum pada periode perawatan yang sama.
4) Sifat-sifat Agregat
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih,
keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau
berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu)
dari kerikil dan pasir sungai.
b. Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya
yang diberikan dalam Tabel C. 2 (2) bila contoh-contoh diambil dan diuji
sesuai dengan prosedur SNI/ AASHTO yang berhubungan.
Batu untuk beton siklop harus terdiri dari batu yang disetujui mutunya,
keras dan awet bebas dari retak dan rongga serta tidak rusak oleh
pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak
dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan beton.
1) Rancangan Campuran
2) Campuran Percobaan
4) Penyesuaian Campuran
b) Penyesuaian Kekuatan
5) Penakaran Agregat
6) Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari
jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang
merata dari seluruh bahan.
b) Pencampuran harus dilengkapi dengan tangki aor yeng memadai dan alat
ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan.
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukan kedalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan
sebelumwaktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian.
Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang
haruslah 1,5 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
8) Sambungan Cor
Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus
dengan acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh
mungkin dapat dilaksanakan, pada tempat gaya lintang/ geser yang terkecil.
Sambungan itu merupakan jenis pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain
dikehendaki oleh Direksi. Sebelum yang baru dicor disamping beton yang
sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan diatas
seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar yang bersih
serta bebas dari buih semen. Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan
pada satu kali pengecoran harus tidak lebih dari 1,0 m dan ukuran mendatar
harus tidak lebih dari 7 m, meskipun tanpa adanya persetujuan lebih dahulu
dari Direksi.
Penyedia Jasa tidak boleh mengecor pada waktu hujan deras tanpa
perlindungan, Penyedia Jasa harus meyiapkan alat pelindung beton
terhadap hujan dan terik matahari sebelum pengecoran. Apabila suhu
udara melebihi 35 derajat celcius Penyedia Jasa tidak boleh mengecor
tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan
seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran
dan penuangan kurang dari 35 derajat celcius misalnya dengan menjaga
bahan-bahan beton dan acuan agar terlindung dari matahari, atau
menyemprot air pada bahan batuan dan acauan.
Penyedia Jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam
gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan yang tepat untuk dipakai
dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada
Penyedia Jasa harus diperiksa dan diteliti. Tulangan baja harus dipotong dari
batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokan atau kerusakan
lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang
berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus
dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan
disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkok harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain, atau
diperintahkan oleh Direksi. Bentukbentuk tulangan baja harus dipotong sesuai
dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa persetujuan Direksi.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price
dalam Kilogram (Kg) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran pembesian
atau tulangan berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
C.4.2. Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat
pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan
bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran
beton. Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat
diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangan yang saling tegak lurus, tetapi
cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat perenggang
dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi. Perenggang dari beton
harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan
dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan
bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.
Besi stagger, besi penstabil plastic cone, kawat pengikat, paku atau bahan
lainnya yang digunakan untuk menyambung pada pelaksanaan pembesian yang
merupakan bagian dari metode pelaksanaan tidak diukur untuk dibayar, sesuai
dengan gambar atau petunjuk dari Direksi. Volume untuk dasar mata
pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam Kilogram (Kg) yang
akan dimasukkan dalam mata pembayaran pembesian atau tulangan berdasar
kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.
Pekerjaan lining pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada
gambar. Bahan yang dipakai dan mutu pekerjaannya harus memenuhi C.3.1. –
C.3.10 dari Bab ini. Lining beton dikerjakan dengan cor ditempat (insitu)
ketebalan 10 cm dari beton K.175 untuk pondasi lining beton dan sela antara
lantai dengan dinding tegak , sedang untuk lantai dan dinding talud dikerjakan
dengan beton precast ketebalan 8 cm ukuran 30 cm x 50 cm dipasang zig zag
dan pada jarak setiap 4 (empat) tegel diberi weephole/pipa drainase yang diberi
ijuk diujung dalam dengan ketinggian 2/3 h saluran dari lantai dan sambungan
harus diisi bitument atau meet joint dari campuran kedap air 1 Pc : 2 Ps .
Sebelum pemasangan lantai beton pre cast dasar lantai saluran harus bersih dari
lumpur dan genangan air setelah bersih baru diberi pasir (lihat gambar).
Pengecoran pre cast dilaksanakan ditempat yang beratap untuk melindungi
kualitas beton pre cast. Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan
ini adalah unit price dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukkan dalam mata
pembayaran pekerjaan beton untuk lining berdasar kemajuan pekerjaan yang
dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
C.6.1. Acuan
Acuan harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari
beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan. Penyedia Jasa
harus menyerahkan rencana dan penjelasan tentangacuan dan harus membuat
contoh-contoh acuan untuk mendapat pengesahan Direksi. Acuan harus
dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang
benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar. Cara pendukungan
yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang membentang
pada seluruh lebar dari permukaan beton tidak dibenarkan. Acuan penutup
harus dibuat pada permukaan beton, dimana kemiringannya lebih curam dari 1 :
3. Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah
Untuk beton dengan semen Portland biasa, waktu paling sedikit untuk
pembukaan acuan harus menurut daftar dibawah ini :
• Muka sisi balok, lantai dan dinding 2 hari
• Bagian bawah bersteger 21 hari
Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi
(m2) yang dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan bekesting (form
work) berdasar kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
C.6.2. Perancah
Tiap-tiap cetakan harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus
mudah distel. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu sambungan
yang tidak disokong kearah samping. Bambu juga boleh digunakan untuk tiang
perancah, asalkan dipikirkan terhadap stabilitas terutama terhadap berat sendiri
beton, serta beban-beban lain yang timbul selama pengecoran seperti akibat
getaran alat penggetar, berat pekerja
dll. Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi
(M2) yang dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan bekesting (form
work) berdasar kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
C.6.3. Toleransi
a. Penyelesaian Kasar
lis tetapi dengan mutu yang sama seperti muka beton yang diacu dan
dengan penyelesaian kasar.
b. Penyelesaian Halus
Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari,
Penyedia Jasa harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari,
suhu tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan
sebelum waktunya lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak. Jika
ditentukan lain oleh Direksi, Permukaan beton yang kelihatan harus dijaga terus
basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen
Portland, atau 3 hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras.
Permukaan seperti itu segera setelah dibuka acuannya maka harus segera
ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau pasir atau lain-lain bahan yang
mungkin disetujui Direksi. Penyedia Jasa harus membuat perlengkapan khusus
atas permintaan Direksi untuk perawatan dan pembasahan yang dimaksud
sepanjang masa dari 6 sampai 24 jam sesudah pengecoran beton.
D. PASANGAN BATU
D.1. BAHAN-BAHAN
D.1.1 Batu
D.1.2 Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan batu harusdibuat
dari semen portland dan pasir dengan perbandingan isi 1 : 4 atau seperti
ditentukan dalam gambar untuk tiap jenis pekerjaan. (Selanjutnya dipakai
singkatan PC untuk semen portland, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil, dalam kode
perbandingan suatu adukan). Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk
pekerjaan beton pasal C.2.3 Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan
kekasaran yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik. Semen
haruslah Portland semen seperti yang dimaksud pada pasal C.2.1 dari spesifikasi
ini. Air harus diberikan dalam jumlah cukup/ sesuai untuk menghasilkan adukan
yang baik.
Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa
sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara
tepat sesuai persetujuan Direksi. Apabila mesin yang dipakai, bahan adukan
kecuali air harus dicampur lebih dahulu di dalam mesin selama paling tidak 2
menit. Bila pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur
di dalam semacam kotak diaduk dua kali secara kering dan akhirnya tiga kali
setelah diberi air sampai adukan sewarna semua dan merata. Adukan harus
dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, dan adukan yang tidak
dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali adukan tersebut
tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir hari
kerja. Pekerjaan adukan tidak ada mata pembayaran tersendiri karena sudah
menjadi satu kesatuan dengan pekerjaan pasangan batu kali yang dicapai
dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan ditempat yang terlindung yang
bisa mempengaruhi sifat-sifat mekanik dan sifat fisik material. Dan juga harus
dilindungi dengan atap atau penutup lain yang tahan air.
Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus
mempunyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil
dapat dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan
tebal dinding, tetapi harus memperhatikan batasan berat seperti tercantum
diatas. Sebagai contoh : sebuah batu berukuran 0.20 x 0.20 x 0.25 m3 akan
mempunyai berat kira-kira 25 kg. Pasangan batu kali menggunakan adukan 1 :
4. Satuan pembayaran adalah m3 yang harga satuannya dibedakan antara
pekerjaan pasangan batu kali pada umumnya dan pasangan batu kali khusus
untuk bangunan-bangunan tersier yang memerlukan tenaga kerja lebih besar
untuk mengangkut material karena lokasinya umumnya berada di tengah sawah
dan tidak bisa dimasuki kendaraan/mobil. Volume untuk dasar mata pembayaran
dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter kubik (m3) yang akan
dimasukkan dalam mata pembayaran pasangan batu kali berdasar kemajuan
pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum
dipasang dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah
tegangan utama. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi
padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak
lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama
lainnya. Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.
D.2.3. Siaran
Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi. Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara
batu muka harus dikorek sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk
pasangan lama). Pekerjaan siar tenggelam (masuk kedalaman ± 1 cm dari
permukaan batu). Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini
adalah unit price dalam meter persegi (m2) yang akan dimasukkan dalam mata
pembayaran pasangan batu kali berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai
dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
Untuk pekerjaan pasangan batu yang besar seperti pekerjaan lining yang
panjang, Penyedia Jasa harus membangun contoh tampang tembok, sehingga
mutu dan wujudnya disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan berikutnya harus
sederajat dengan atau lebih baik dari contoh yang disetujui.
Sebelum melaksanakan "Urugan Kembali" pada muka pasangan batu yang tak
kelihatan, pasangan batunya harus diplester kasar dengan adukan 1PC:4Psr
setebal 2 cm (berapen) pekerjaan ini sudah termasuk pasangan batu. Urugan
tidak boleh dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan Direksi dan bahan
urugan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air. Kerikil yang teratur
ukurannya sehingga dapat mencegah kehilangan pasir harus dipasang pada
akhir lubang pembuang air. Volume untuk dasar mata pembayaran dalam
pekerjaan ini adalah unit price dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukkan
dalam mata pembayaran timbunan kembali dipadatkan berdasar kemajuan
pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
oleh Direksi, maka ukuran kawat galvanis yang digunakan adalah berdiameter 4
mm. Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit
price dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran
bronjong berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai di lapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada
maupun yang baru harus diplester dengan adukan 1 PC : 3 Psr. Pekerjaan
plasteran dikerjakan secara 2 lapis sampai ketebalan 2 cm. Apabila tidak
diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding,
ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m dibawah tepi atas atau sesuai
dengan yang tertera pada gambar Pertemuan pasangan (Plesteran sudut)
selebar 8 - 10 cm untuk bangunan kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar
sedang pada samping rangka pintu sorong, diplester tegak selebar 10 cm.
Plesteran juga dilakukan pada alur skot balk. Sebelum pekerjaan plesteran
dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran
harus rata, lurus dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian
harus dipelihara dengan siraman air secara rutin. Volume untuk dasar mata
pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi (m2)
yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran pekerjaan plesteran berdasar
kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.
Pekerjaan lining pasangan batu kali harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan
pada Gambar Kerja. Lining pasangan batu kali akan memakai spesi campuran 1
PC : 4 Psr dengan ukuran batu minimum 15 ~ 30 cm. Pengerjaan lining diatur
per - 5.0 (lima) meter dalam arah memanjang dan dibatasi dengan alur tegak
dinding.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price
dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran
Е.1 UMUM
Bila diperintahkan, permukaan dari pasangan lama harus disiar kembali. Pada
sambungan antara batu harus digaruk dengan kedalaman paling tidak 2 cm dan
disiar kembali dengan adukan 1 PC : 3 pasir.
F.3 PEMBONGKARAN
Apabila bagian dari bangunan pasangan batu atau beton lama akan dibongkar,
Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan tersebut sedemikian rupa
sehingga tidak memberi pengaruh buruk kepada keadaan bangunan yang
tertinggal. Tiap kerusakan, atau terjadi lubang atau pecah pada bagian
bangunan yang masih tinggal sebagai akibat dari pembongkaran tersebut, harus
diperbaiki dan dikembalikan ke kondisi semula atas persetujuan Direksi. Hasil
bongkaran harus dibuang dengan persetujuan Direksi dan permukaan tanah
atau tampang lintang saluran harus diselesaikan dan dirapikan sampai
memuaskan Direksi.
Bila pasangan batu akan disambung ke pasangan batu lama, maka permukaan
dari batu lama harus dibersihkan dan dipersiapkan sehingga sambungan kokoh
sesuai dengan spesifikasi atau atas petunjuk Direksi.
Istilah pintu air lama harus dianggap meliputi semua bagian kayu dan logam,
daun pintu, pesawat pengangkut, bagian kayu yang mendukung, balok penahan,
dan jalur balok penahan. Bila diperintahkan, Penyedia Jasa harus mengeringkan
air dan membuang endapan pada semua pintu dan rumah pintu, pasang pintu
sementara dan ambil pintu yang ada serta bongkar bila perlu, sehingga cukup
untuk pemeriksaan dan pengukuran yang teliti oleh Direksi dan Stafnya. Jika
diperintahkan oleh Direksi, Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang
bagian kayu dan logam yang baru dan menyusunnya dan harus melaksanakan
semua pekerjaan yang diperlukan untuk memperbaiki semua pintu air yang
masih berguna atau harus menyediakan secara tertulis oleh Direksi termasuk
pengecatannya. Jika sesudah pemeriksaan dan penyelidikan, pintu air menurut
pandangan Direksi masih dalam keadaan baik, Penyedia Jasa harus memasang
kembali pintu air itu. Setelah pemasangan kembali, pengecatan dan pelumasan,
serta sebelum pembongkaran kistdam atau balok sekot, setiap pintu harus diuji
kembali dengan kehadiran dan persetujuan Direksi. Setelah diuji dengan dihadiri
Direksi sampai mendapat persetujuannya.
Apabila tanggul saluran lama perlu dinaikkan dengan tambahan timbunan pada
bagian atas dan samping, tanggul itu harus disiapkan sesuai dengan ketentuan
dalam pelaksanaan pekerjaan timbunan . Volume untuk dasar mata pembayaran
dalam pekerjaan ini adalah init price dalam meter kubik (m3) yang akan
dimasukan dalam mata pembayaran pekerjaan Timbunan berdasarkan kemajuan
pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
Setiap bangunan lama yang akan dipugar atau diperbaiki harus dibersihkan guna
pemeriksaan Direksi. Endapan harus dibuang sampai lantai yang ada atau dasar
asli atau sampai menurut perintah Direksi. Semua tumbuhan, segala lumut yang
tumbuh harus dibuang. Semua pasir, tanam-tanaman, dan kotoran harus
dibuang dari tempat sekitar bangunan sehingga cukup siap untuk diperiksa.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah init price
dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukan dalam mata pembayaran
pekerjaan Endapan berdasarkan kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan
dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
Semua saluran harus dibersihkan dari batu-batu yang lepas, tanaman yang
tumbuh di bawah muka air dan kotoran. Terlepas dari pekerjaan pokok,
perbaikan tebing tanggul dan dasar saluran juga harus dirapikan dan ditimbun
pada bagian yang berlubang agar saluran teratur dalam bentuk rapi.
Semua bagian besi yang masih dipakai harus dibersihkan dari endapan guna
pemeriksaan oleh Direksi. Bila diperintahkan tes kekuatan/muatan harus
dilaksakan pada bangunan itu. Setelah pemeriksaan, bangunan harus diperbaiki
atau diganti seperti yang diperintahkan dan harus dicat menurut E2.
F. MASA PEMELIHARAAN
disetujui Direksi dan juga berlaku untuk dalam waktu pelaksanaan pekerjaan,
kecuali ditentukan lain dengan ijin atau perintah dari Direksi. Mata pembayaran
dalam pekerjaan ini Lump Sum masuk dipekerjaan persiapan.
G.2 FOTO-FOTO
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh ahli
yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan/
pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada awal, pertengahan dan akhir suatu
bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan Direksi. Pada setiap tahap
pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah
yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin maka
pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus untuk
mudah mengenali lokasi. Foto negatif/soft copy dan cetakannya tidak boleh
diubah dan ditambah apapun. Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka
harus dibuat rencana/ denah yang menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga
arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui. Tiap foto
berukuran 3R (120 mm x 90 mm) dan diberi catatan sebagai berikut :
- Nama Daerah Irigasi
- Detail Kontrak
- Nama Bangunan atau Lokasi Saluran
- Tanggal Pengambilan
- Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan metode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan pada Direksi dalam
album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasi
masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0%, 50%, dan 100%
dan ditempel pada satu halaman. Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam)
ganda bersama 1 (satu) ganda album negatifnya/soft copynya. Tiap album dan
juga berisi negatif/soft copy harus diberi keterangan atau tanda sama untuk
memudahkan mengindentifikasi negatif/soft copy dan cetakannya. Semua album
menjadi milik Pengguna Jasa dan tanpa ijinnya tidak boleh
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan metode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan pada Direksi dalam
album.
H. PERLENGKAPAN OPERASIONAL
H.1 UMUM
Tiap patok bench mark (BM) tambahan yang dipasang Penyedia Jasa untuk
memenuhi pasal B.IV.5 harus dibuat dari beton bertulang klas K-175, dengan
ukuran 0.20 x 0.20 x 1.00 m sesuai dengan gambar dari album Standar
Perencanaan Irigasi, atau menurut petunjuk lain dalam gambar. Tiap BM harus
dilengkapi dengan paku kuningan tanda elevasi dan plat nama dari batu marmer
ukuran 0.12 x 0.12 m pada satu sisi. Patok-patok BM harus dipasang vertikal
dalam galian, kemudian dengan hati-hati diurug kembali sampai tinggal 0.20 m
diatas permukaan tanah. Penempatan patok-patok BM dilaksanakan Penyedia
Jasa sesuai dengan petunjuk Direksi. Tidak ada mata pembayaran dalam
pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan dengan harga penawaran
yang dikontrakkan dan segala resiko yang mungkin akan timbul akibat dari
kegiatan ini akan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.
Suatu tanda duga muka air harus dipasang pada sisi hulu dari semua bangunan
pengambilan dan bangunan pembagi dalam saluran dan terbuat dari ubin
dengan ukuran 0.20 x 0.20 m dipasang dengan adukan 1 PC : 3 Ps seperti
ditunjukkan pada gambar. Garis tanda muka air dan huruf dinyatakan dengan
membuat alur. Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah
menjadi satu kesatuan dengan pekerjaan utamanya yakni pekerjaan pasangan
batu kali.
Metode konstruksi pada haketatnya adalah penjabaran tata cara dan teknik-
teknik pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam
sistem manajemen konstruksi. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan
kunci untuk dapat mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan
fisik. Pada dasarnya metode konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa
berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan,
keadaan teknis dan ekonomis yang ada dilapangan dan seluruh sumber daya
termasuk pengalaman kontraktor. Kombinasi dan keterkaitan ketiga elemen
secara interaktif membentuk kerangka gagasan dan konsep metode optimal
yang diterapkan dalam pelaksanaan kerangka gagasan dan konsep metode
optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan konstruksi dalam bentuk bagan
Kontrak
(Surat Perintah Kerja)
Dokumen Kontrak
Kemampuan
Gambar 1.1. Konsep Metode Pelaksanaan
kontraktorKontraktor
usaha yang perlu dijaga dan dibina agar dapat memberi manfaat dan
keuntungan perusahaan.
2. Elemen SMK3
b. Pendokumentasian Strategi
e. Pembelian
i. Pengelolaan Material
j. Standar Pemantauan
l. Tinjauan Manajemen.
b. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi
2) Penilaian
3) Tindakan Pengendalian
• Pendidikan, pelatihan,
Ada suatu contoh siklus aplikasi K3 yang dibuat oleh Japan Construction
Safety and Health Association (JCSH), terdiri dari:
Ketiga siklus K3 (lihat Bab 5) diatas penting sekali untuk secara konsisten
dilakukan oleh organisasi proyek, mengingat pelaksanaan proyek konstruksi
mempunyai item-item pekerjaan yang berbeda dan dinamis, berganti dari
waktu ke waktu. Satu jenis proyek konstruksi juga berbeda dari jenis proyek
lainnya, sehingga mempunyai strategi penanganan yang berbeda pula.
DATA PROYEK
1. Nama Proyek :
2. Lokasi :
3. Pemberi Tugas :
4. Perencana Konstruksi :
5. Pengawas Konstruksi :
6. Pelaksana Konstruksi :
7. Luas Lahan :
8. Luas Bangunan :
9. Subkontraktor :
lembar tersendiri)
: WNI Orang
Dibuat Oleh:
1. Nama Proyek :
2. Lokasi/Alamat :
1 2 3 4 5
A. Umum
7. Lain-lain
Pekerjaan pekerjaan)
• Jadwal sumber daya, rencana ketersediaan
tenaga kerja, peralatan dan bahan
• Jadwal kemajuan keuagan (Kurva S) recana
kemajuan pekerjaan dan keuangan proyek
• Jadwal Cash Flow keuangan, keadaan
pemasukan dan pengeluaran uang
• Kesiapan sponsor proyek atau sumber daya finansial proyek atau ketersediaan
dana proyek yang bersangkutan.
Maka jadwal proyek masih perlu dimatangkan lagi bersama pemilik proyek dan
konsultan proyek tersebut.
Dengan demikian bila ada kontraktor yang terlambat menyelesaikan proyek dari
jadwal yang telah ditentukan maka ada dua kemungkinan penyebabnya, yaitu:
BAB IV
MERINCI KEBUTUHAN BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA KERJA
b. Saluran Sekunder
Saluran Sekunder adalah cabang saluran induk. Kecepatan air pada saluran
sekunder diusahakan agar supaya tidak terlalu lambat dan tidak terlalu
cepat. Apabila kecepatan air di saluran terlalu lambat, maka akan terjadi
pengendapan di saluran, sedangkan kalau terlalu cepat akan menimbulkan
erosi pada dasar dan sisi saluran.
Jenis Saluran Sekunder
Jenis saluran sekunder terdiri dari saluran tanah dan saluran tanah yang
dilining. Lining terdiri dari bahan beton atau pasangan batu kali. Apabila
saluran sekunder terdiri dari tanah yang kedap air, maka saluran sekunder
tidak perlu dilining, namun apabila saluran terdiri dari tanah yang mudah
dilalui air (poreus), maka sebaiknya dilining untuk mengurangi kebocoran
air. Batas ujung saluran sekunder adalah bangunan sadap, yang membagi
air irigasi ke saluran tersier atau saluran quarter.
c. Saluran Tersier
Saluran tersier adalah cabang saluran sekunder. Kecepatan air pada saluran
tersier juga diusahakan agar supaya tidak terlalu lambat dan tidak terlalu
cepat. Apabila kecepatan air di saluran terlalu lambat, maka akan terjadi
pengendapan di saluran, sedangkan kalau terlalu cepat akan menimbulkan
erosi pada dasar dan sisi saluran.
Jenis Saluran Tersier
Jenis saluran tersier biasanya terdiri dari saluran tanah, karena saluran
tersier biasanya diserahkan pengelolaannya kepada petani atau P3A. Pada
keadaan tertentu saja saluran tersier boleh dilining. Batas ujung saluran
tersier adalah bangunan Box tersier yang membagi air irigasi ke saluran
quarter yang langsung menuju ke sawah.
d. Saluran Quarter
Saluran Quarter adalah cabang saluran tersier. Kecepatan air pada saluran
quarter juga diusahakan agar supaya tidak terlalu lambat dan tidak terlalu
cepat. Apabila kecepatan air di saluran terlalu lambat, maka akan terjadi
a. Tanah
Istilah tanah dalam bidang mekanika tanah dipakai untuk mencakup
semua bahan seperti lempung, pasir, kerikil dan batu-batu yang besar.
Klasifikasi yang dipakai dalam ilmu mekanika tanah berbeda dengan yang
dipakai dalam ilmu geologi atau ilmu tanah.
Batu Kerikil dan Pasir
Golongan ini terdiri dari pecahan-pecahan batu dengan berbagai ukuran
dan bentuk. Kerikil kadang-kadang terdiri dari satu macam mineral
tertentu, misalnya kwartz atau flint. Butir-butir pasir terutama terdiri dari
kwartz. Bila terdiri hanya dari satu macam ukuran disebut “seragam”. Bila
terdiri atas bermacam-macam ukuran disebut bergradasi baik.
Lempung
Lempung terdiri dari butir-butir yang sangat kecil dan menunjukkan sifat-
sifat plastisitas dan cohesi. Cohesi menunjukkan kenyataan bahwa bagian-
bagian itu melekat satu sama lainnya, sedangkan plastisitas adalah sifat
yang memungkinkan bentuk bahan itu dirubah-rubah tanpa perubahan isi
atau tanpa kembali kebentuk aslinya dan tanpa terjadi retakan atau
terpecah-pecah.
Lanau
Lanau adalah bahan yang merupakan peralihan antara lempung dan pasir
halus. Kurang plastis dan lebih mudah ditembus air daripada lempung dan
memperlihatkan sifat dilatansi yang tidak terdapat pada lempung.
Dilatansi ini menunjukan gejala perubahan isi apabila lanau dirubah
bentuknya. Juga lanau akan menunjukkan gejala untuk menjadi ‘quick”
(hidup apabila diguncang atau digetarkan.
Klasifikasi Tanah Berdasarkan Ukuran Butir
Macam Tanah Batas-batas Ukuran
Berangkal (Boulder) > 20 cm
Kerakal (Cobblestone) 8 – 20 cm
Batu Kerikil (Gravel) 2 mm – 8 cm
Pasir Kasar (Course Sand) 0,6 mm – 2 mm
Pasir Sedang (Medium Sand) 0,2 – 0,6 mm
Sifat-sifat tanah yang berbutir kasar sangat tergantung pada ukuran butir-
butirnya, jadi karena itu ukuran butir-butir itu adalah satu satunya sifat
yang dipakai untuk mengklasifikasikan tanah-tanah tersebut. Tidak
demikian dengan tanah yang berbutir halus.
Ada perbedaan antara istilah “lempung” dan “fraksi lempung”. Lempung
adalah satu istilah yang dipakai untuk menyatakan tanah yang berbutir
halus yang bersifat seperti lempung, yaitu memiliki sifat cohesi,
plastisitas, tidak memperlihatkan sifat dilatasi dan tidak mengandung
jumlah bahan kasar yang berarti. Fraksi lempung menunjukkan bagian
berat butir-butir dari tanah yang lebih halus dari 0,002 mm. Demikian
pula perbedaan antara istilah lanau dan fraksi lanau.
Sifat-sifat tanah yang berbutir campuran terutama tergantung pada
komponen yang butirarnnya paling kecil. Jadi sesuatu tanah yang
mengandung 30% pasir, 40% butiran-butiran ukuran lanau dan 30%
butiran-butiran ukuran lempung, [ada kebanyakan kemungkinan akan
bersifat sebagai lempung dan diberi istilah lempung. Banyak lempung
yang hanya mengandung 15% sampai 20% “Fraksi lempung”.
Istilah kerikil kepasiran digunakan untuk campuran yang terutama terdiri
dari batu kerikil, tetapi ada mengandung sejumlah pasir. Demikian pula
istilah pasir kelanauan atau pasir kelempungan.
- Berat isi kering (dry density) (s) = perbandingan antara berat butir
denga nisi tanah seluruhnya
- Kadar air (water content atau moisture content) (w) = perbandingan
antara berat air dengan berat butir tanah.
- Angka pori (void ratio) (e) = perbandingan antara isi pori denga nisi
butir tanah
- Porositas (porosity) (n) = perbandingan antara isi pori denga nisi
tanah seluruhnya
- Berat jenis (specific gravity) (g) = perbandingan antara berat isi butir
tanah dengan berat isi air
- Derajat kejenuhan (degree of saturatim) (Sr) = perbandingan antara
berat air dengan isi air
- Berat isi air (unit weight of water) (w) = perbandingan antara berat
air dengan isi air.
Berat Volume
Udara
(w)(G+eS) eSr w Air eSr e
1+e
G w Butir 1 (satu)
Kadar air
Berat isi
Jadi: (1 + e) = w G (1 + w)
Batas-batas Atteberg
Basah-------------------------Makin Kering--------------------------Kering
Keadaan cair Keadaan plastis Keadaan semi plastis Keadaan beku
(liquid) (plastic) (semi plastic) (solid)
Batas Air (liquid Batas plastis (plastic Batas pengerutan
limit) limit) (shrinkage limit)
----------------------------------------Kadar air ---------------------------------------
Index plastis (plasticity index) = P.I. = L.L – P.L
Index kecairan (liquid index) = L.I. = (w – P.L)/(L.L.-P.L)
= (w – P.L)/(P.I)
w = kadar air asli tanah
L.I. pada umumnya berkisar antara 0 sampai 1. Jika L.I. kecil, yaitu
mendekati nol, maka tanah itu kemungkinan besar adalah tanah yang
agak keras. Kalau L.I. besar yaitu mendekati satu, maka tanah itu
kemungkinan besar adalah tanah lembek.
Tanah yang batas cairnya tinggi biasanya mempunyai sifat teknik yang
buruk, yaitu kekuatannya rendah “Compressibility” nya tinggi dan sulit
memadatkannya. Untuk pembuatan jalan misalnya untuk macam-macam
tanah tertentu batas-batas Atteberg dapat dihubungkan secara empiris
dengan sifat-sifat lainnya, misalnya dengan kekuatan geser atau
“comprassion index”, dan sebagainya. Index plastis biasanya dipakai
sebagai salah satu syarat untuk bahan yang akan dipakai untuk
pembuatan jalan.
Untuk pasir dan kerikil kepadatan relative adalah salah satu sifat yang
sangat penting artinya. Kekuatan geser serta “Compressibility” tergantung
kepada kepadatan relative, juga daya tahan pasir terhadap gempa bumi
atau getaran mesin tergantung terutama kepada kepadatan relatifnya.
Pasir yang kepadatan
Sensitive 4 sampai 8
Extra sensitive 8 sampai 16
Quick Lebih dari 16
d. Pemadatan Tanah
Tanah yang dipakai untuk pembuatan tanggul, bendungan tanah atau
dasar jalan harus dipadatkan untuk:
1) Menaikkan kekuatannya
2) Memperkecil “Compressibility” nya dan daya rembesan airnya
3) Memperkecil pangaruh air terhadap tanah tersebut.
Makin besar kepadatan berarti makin besar pula berat isi keringnya.
Kepadatan yang diperoleh tergantung pada:
1) Tingkat usaha pemadatan
2) Kadar airnya
Perhatikan gambar grafik berikutnya
Grafik 1 menunjukkan hubungan antara kadar air dan berat isi kering
pada suatu tingkat usaha pemadatan standar.
Grafik 2 menunjukkan hal yang pada tingkat usaha pemadatan yang lebih
tinggi yaitu modified.
Grafik 3 menunjukkan hubungan antara kadar air dimana pada suatu
tingkat usaha pemadatan, kepadatannya ada maksimum disebut kadar air
optimum pada tingkat usaha pemadatan tersebut.
Keteguhan tekan batu-batu keras berkisar antara 2000 dan 3000 kg/cm2,
sedangkan untuk batu-batu lembik angka-angka ini sering kurang dari 50
kg/cm2. Kebaikan batu-batuan lembik dengan butir halus terhadap yang
keras dengan butir kasar, ialah kemungkinan membuat profil-profil halus
padanya.
Contoh-contoh ialah pualam dan beberapa batu pasir.
Keawetan
Keawetan ialah ketahanannya terhadap zat-zat kimia dan air. Pada batu-
batuan berpori, air yang diserap oleh pori-pori dan saluran-saluran dapat
membeku dan merusak batunya karena perbesaran volumenya.
Gas-gas bakar dan uap-uap kimia dapat menyerang berbagai macam batu
alam, jika batu-batu itu mengandung bahan-bahan pelekat yang termakan
oleh asam mengandung belerang. Granit dan basalt tahan serangan ini.
Untuk menambah keteguhan iklim, maka permukaan batu-batu dapat
dilumuri dengan silikat atau fluat-fluat, sehingga tertutuplah pori-porinya.
Keteguhan Aus
Batu-batuan dengan butir halus, jadi umumnya batu-batuan yang mudah
diupan, akan lekas aus jadi licin. Batu-batuan kasar umpamanya granit
dan kwartsit, yang untuk sebagian besar tersusun dari butir-butir kwarts,
mempunyai tahanan lebih besar terhadap keausan. Tetapi jika butir-butir
kwarts dihubungkan sesamanya dengan bahan perekat lembik, maka
keteguhan aus akan sangat berkurang. Dalam daerah-daerah yang banyak
berpasir, dimana pasir yang terhalau oleh angina akan mengasah batu
alam, tidak boleh dipergunakan jenis batu alam lembik atau profil-profil
halus, profil-profil itu akan cepat aus.
Tahan Api
Kebanyakan jenis batu alam tidak dapat dipercayai jika terjadi kebakaran.
Batu-batuan yang mengandung kapur asam arang seperti batu keras,
dalam kebakaran hebat akan berubah menjadi kapur tak terpadamkan.
Jika disemprot air, kapur tak terpadamkan ini sama sekali tak terurai dan
batu-batuan rusak. Batu-batuan yang tersusun dari beberapa mineral akan
menunjukan rekah-rekah pada kebakaran yang disebabkan oleh
b. Beton
Sifat Material Beton
Beton merupakan campuran dari bahan-bahan : semen, agregat dan air.
Kekuatan beton tergantung dari beberapa faktor antara lain : proporsi
campuran, kondisi temperatur dan kelembaban tempat dimana beton akan
mengeras. Untuk memperoleh beton dengan kekuatan seperti yang
diinginkan, maka beton yang masih muda perlu dilakukan
perawatan/curing, dengan tujuan agar proses hidrasi pada semen berjalan
dengan sempurna. Pada proses hidrasi semen dibutuhkan kondisi dengan
kelembaban tertentu agar air di dalam adukan beton tidak menguap.
Apabila beton terlalu cepat mongering, maka akan timbul retak-retak pada
permukaannya yang menyebabkan
kekuatan beton turun. Retak ini juga akibat kegagalan mencapai reaksi
hidrasi kimiawi penuh pada semen.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk perawatan beton, antara
lain :Beton dibasahi air secara terus menerus
1. Beton direndam dalam air
2. Beton ditutup dengan karung basah
3. Perawatan uap untuk beton yang dihasilkan dari pabrik, seperti beton
pracetak, beton prategang, tiang, girder pratekan, dll. Temperatur
perawatan sekitar 150°F. (Gambar 12). Lamanya perawatan biasanya
dilakukan selama 1 hari untuk cara ke 4, dan 5 sampai 7 hari untuk
cara perawatan yang lain.
2004 ps. 4.6.2.2), yaitu untuk bagian beton yang diperkirakan akan
mengalami abrasi (keausan) akibat lalu lintas disyaratkan harus
memiliki kekuatan tekan fc’ yang tidak kurang dari nilai yang
sebagaimana disyaratkan dalam Tabel 4.6 – 2 RSNI.
agar air dalam adukan beton tidak cepat menguap. Apabila tidak
dilakukan perawatan ini, maka kuat tekan beton akan turun.
• Kuat Tarik Beton
Kuat tarik beton sangat kecil, yaitu 10 – 15 % f’c. Kekuatan tarik beton
dapat diketahui dengan cara :
(1) Pengujian tarik langsung, dalam RSNI T-12-2004 ps. 4.4.1.1.2
hubungan kuat tarik langsung (fcr) terhadap kuat tekan beton
adalah : fcr = 0,33 f ' c pada beton umur 28 hari.
(2) Pengujian tarik belah (pengujian tarik beton tak langsung) dengan
menggunakan “Split cylinder test” (Gambar 14a).
P Beban garis dengan resultan P
2P
Kuat tarik beton dihitung dengan rumus, fct = ,
.l.d
dimana : P = merupakan resultan dari beban garis,
l = panjang silinder beton dan
d = diameter silinder beton.
Gambar 14. (a) Pengujian Kuat Tarik Belah (b) Pengujian Kuat Lentur Beton
(Foto : Amalia)
2500 kg/m3. Untuk beton normal dengan massa jenis 2400 kg/m3,
modulus elastisitas beton dapat diambil sebesar Ec = 4700 f ' c . Cara
fc’ : Kuat tekan beton benda uji silinder pada umur 28 hari (Mpa)
fct : Kuat Tarik Beton (Mpa)
εcu : Regangan beton maksimum
(a) (b)
Gambar 18 (a) Pola Keruntuhan Beton 35 MPa (b) Pola Keruntuhan Beton 22
Mpa (Foto : Amalia 2010)
• Poisson’s Ratio
c. Baja Tulangan
Beton kuat di dalam menahan tekan tetapi lemah di dalam menahan tarik.
Oleh karena itu untuk menahan gaya tarik, diperlukan suatu baja tulangan.
Bentuk-bentuk baja tulangan untuk beton adalah :
1. Besi/baja, terdiri dari
a. Baja tulangan polos. Tegangan leleh minimum pada baja tulangan
polos biasanya sebesar 240 MPa. Diameter tulangan polos di
pasaran umumnya adalah Ø6, Ø8, Ø10, Ø12, Ø14 dan Ø16.
(Gambar 19a dan b)
b. Baja tulangan deform (ulir= BJTD). Tegangan leleh minimum pada
baja tulangan deform biasanya sebesar 400MPa. Diameter tulangan
deform di pasaran umumnya adalah Ø10, Ø13, Ø16, Ø19, Ø22
Ø25, Ø28, Ø32, Ø36. (Gambar 19c dan d)
Gambar 19a. Ukuran tulangan polos (sumber : brosur PT. Gunung Garuda)
Gambar 19c. Ukuran tulangan ulir (sumber : brosur PT. Gunun g Garuda)
Tegangan
σ
fu
fy
fs
σ
Regangan ε
HSD bahan sesuai kebutuhannya dapat berupa HSD bahan baku, HSD bahan
olahan, dan HSD bahan jadi. HSD bahan yang diambil dari quarry antara lain
berupa:
• Bahan olahan (misalnya agregat kasar dan halus hasil produksi mesin
pemecah batu dan lain sebagainya) Harga bahan di quarry berbeda
dengan harga bahan jadi yang dikirim sampai kebase camp atau ke
tempat/lokasi pekerjaan, karena perlu biaya tambahan berupa biaya
pengangkutan material dari quarry ke base camp atau tempat pekerjaan
dan biaya-biaya lainnya seperti retribusi penambangan Galian C dan biaya
operasional peralatan/alat berat.
• Tabelkan dan beri kode setiap bahan baku yang sudah dicatat
harga dan jarak dari quarrynya.
Pekerjaan bangunan irigasi terdiri dari pekerjaan secara manual dan pekerjaan
secara mekanis. Jenis pekerjaan ini sangat tergantung dari peralatan yang
digunakan. Salah satu faktor yang mempengaruhi waktu pelaksanaan
pekerjaan bangunan irigasi adalah jenis peralatan yang digunakan,
produktifitas peralatan, jumlah dan kondisi peralatan tersebut.
Sedangkan Jenis peralatan yang digunakan untuk pekerjaan bangunan air secara
mekanis adalah :
• Crane
• Jack hammer
• Bulldozer
• Exavator
• Genset, dll
Alat-alat berat
Companting Equipment
➢ Tandem Roller
➢ Pedesterian Roller
➢ Vibrating Tamper
➢ Vibrating Rammer
➢ Three Wheel Roller
➢ Tyre (Pneumatic Roller)
➢ Combination Roller
➢ Sheepfood Roller
Hauting Equipment
➢ Motor Scraper
➢ Dump Truck
Plant Equipment
➢ Stone Crushing Plant
➢ Asphalt Mixing Plant
➢ Concrete Plant/Mixer
Drilling/Boring Equipment
➢ Percusion Drill
➢ Bore Pile
➢ Hammer Drill
Pilling Equipment
➢ Pile Hammer (Diesel, Vibro)
Lifting Equipment
➢ Crane
➢ Lift Platform
➢ Forklift
Transportation Equipment
➢ Trucker
➢ Trailer
➢ Jeep
➢ Pick Up
➢ Bus
Supporting Equipment
➢ Water Tank Truck
➢ Fule Tank Truck
➢ Generating Set
➢ Air Compressor
➢ Water Pump
Peralatan Laboratorium
• Pekerjaan Manual
Untuk pekerjaan SDA yang manual, komponen peralatan penunjang yang kecil
seperti: sendok tembok, linggis, gergaji, pahat biasa dan pengki diasumsikan
sebagai peralatan wajib yang harus dipunyai oleh setiap pekerja/tukang
sehingga tidak dihitung, sedangkan peralatan seperti beton mollen, vibrator,
gergaji mesin, crane, Jack Hammer dan lainnya dihitung sebagai sewa harian
dengan unit sewa-hari. HSD peralatan ini merupakan HSD peralatan siap pakai di
lokasi pekerjaan yaitu harga satuan sewa alat berserta lainya seperti Jack
Hammer termasuk dengan genset beserta bahan bakar dan operatornya,
sehingga untuk peralatan lainnya pun seperti demikian.
• Pekerjaan Mekanis
Telah disepakati bahwa peralatan untuk pekerjaan secara mekanis di bidang SDA
diantaranya seperti Bulldozer dan Excavator atau juga pada proses pembuatan
bahan olahan (seperti stone crusher, dll). HSD peralatan ini dapat dihitung
sebagai rental basis (umumnya sewa-jam) ataupun hitungan berbasis kinerja
(performance based) yaitu dengan cara menghitung biaya operasi peralatan per-
jam dan produktivitas alat per-jam. Perhitungan kebutuhan peralatan mekanis ini
berdasarkan produktifitas alat tersebut.
• Kumpulkan data upah hasil survai serta peraturan upah setempat yang
ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota yang berlaku di lokasi yang
berdekatan untuk daerah tempat lokasi pelaksanaan pekerjaan
• Jumlah jam kerja perhari selama 8 jam per hari dan diperhitungkan efektif
selama 7 jam dengan waktu istirahat maksimum 1 jam.
• Tentukan masing-masing biaya upah per orang-hari (OH) atau per orang-
jam (OJ) sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
• Biaya upah tenaga per hari atau per jam adalah upah (e) di tambah dengan
biaya K3 (g)
DAFTAR PUSTAKA
1. Peralatan Pertukangan