Anda di halaman 1dari 201

MODUL

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI


SEKTOR KONTRUKSI GOLONGAN POKOK
PELAKSANA BANGUNAN IRIGASI

MENGANALISIS GAMBAR DESAIN,


SPESIFIKASI, RENCANA MUTU, METODE KERJA,
SCHEDULE, DAN MEMPELAJARI LINGKUNGAN
UNTUK BANGUNAN IRGASI
INA 5223.213.02.01.16

2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI
Jl. Sapta Taruna Raya – Komplek PU Pasar Jumat – Jakarta Selatan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

KATA PENGANTAR

Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program
pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi.

Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence


Based Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja
dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaanya
sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar
pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi
kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut , maka disusunlah modul pelatihan
berbasis kompetensi dengan judul “Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi,
Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan Untuk
Bangunan Irgasi“.

Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna . Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan
dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.

Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam
melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di
lembaga pelatihan kerja .

Jakarta, ........................ 2016

Direktur
Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi

Dr. Ir. H. Masrianto, MT.


NIP.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 1 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1

DAFTAR ISI……….............................................................................................. 2

ACUAN STANDAR KOMPETENSI KERJA DAN SILABUS PELATIHAN ............. 3

A. Acuan Standar Kompetensi Kerja .............................................................. 3

B. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) .............................................. 9

LAMPIRAN

1. BUKU INFORMASI

2. BUKU KERJA

3. BUKU PENILAIAN

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 2 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

ACUAN STANDAR KOMPETENSI KERJA


DAN SILABUS PELATIHAN

A. Acuan Standar Kompetensi Kerja


Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Pelaksana
Bangunan Irigasi yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Menganalisis
Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan
Mempelajari Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi, sehingga untuk kualifikasi
jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan
dari materi pelatihan lainnya, yaitu:
2.1.1. Membuat Program Kerja Mingguan, berdasarkan Program Proyek.
2.1.2. Melaksanakan Pekerjaan Persiapan Pelaksanaan
2.1.3. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Irigasi Sesuai Gambar Deesain,
Spesifikasi, Metode Dan Schedulle
2.1.4. Membuat Laporan Kemajuan Pekerjaan Harian, Mingguan
2.1.5. Melakukan Pemantauan Dan Evaluasi Hasil Pekerjaan

2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi


2.2.1. Unit Kompetensi
Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang
akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang
terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.
2.2.2. Unit Kompetensi Yang Akan Dipelajari
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini
adalah “Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode
Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi”.
2.2.3. Durasi / Waktu Pelatihan
Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 3 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam


melakukan tugas tertentu.
2.2.4. Kesempatan Untuk Menjadi Kompeten
Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan
pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih
yang bersangkutan.
Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk
meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha / kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi
peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
• Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
• Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
• Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
• Menyakinkan, bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.1 Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal K3-LH, komunikasi
dan kerjasama di tempat kerja.
2.3.2 Judul Unit : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,
Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan Untuk Bangunan
Irgasi
2.3.3 Kode Unit : INA 5223.213.02.01.16

2.3.4 Deskripsi Unit


Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap
perilaku yang diperlukan dalam memeriksa kelengkapan pedoman
pelaksanaan Bangunan lrigasi, mempelajari isi pedoman pelaksanaan,
dokumen kontrak dan lingkungan serta merinci kebutuhan bahan,
peralatan dan tenaga kerja.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 4 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

2.3.5 Kemampuan Awal


Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal SOP
perusahaan, komunikasi dan struktur organisasi perusahaan.

2.3.6 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


1. Memeriksa 1.1 Pedoman pelaksanaan diperiksa kelengkapannya
kelengkapan pedoman apakah sudah sesuai dengan Dokumen Kontrak
pelaksanaan Bangunan atau tidak.
lrigasi 1.2 Gambar-gambar maupun Spesifikasi Teknis yang
kurang lengkap disampaikan kepada Kepala
Lapangan untuk mendapatkan penjelasan.
1.3 Uraian-uraian tugas yang telah ditetapkan
dipelajari, apakah sudah sesuai dengan materi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Mempelajari dan 2.1. Gambar-gambar kerja diperiksa dan dipelajari
menguasai isi pedoman untuk mengetahui lingkup pekerjaan seperti yang
pelaksanaan, Dokumen tertuang dalam pedoman pelaksanaan dan
Kontrak dan Dokumen Kontrak.
Lingkungan 2.2. Gambar-gambar tersebut dianalisa khususnya
Dimensi dan Elevasi untuk menentukan langkah-
langkah pelaksanaannya.
2.3. Spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen
Kontrak dipelajari dan didalami.
2.4. Hal-hal dan persyaratan yang tercantum dalam
rencana mutu dipelajari dan dipahami untuk
diterapkan dalam pelaksanaan.
2.5. Metode Kerja dan cara menerapkannya
dilapangan dipelajari dan dipahami agar tercapai
hasil yang diharapkan.
2.6. MK3, RKL, RPL, dipelajari dan dipahami untuk
diperhatikan dan ditaati dalam pelaksanaan
pekerjaan.
2.7. Jadual Pelaksanaan dipelajari dan dipahami untuk
diikuti dan ditaati agar kemajuan pekerjaan bisa
sesuai seperti yang diinginkan. Apabila ada
keterlambatan perlu dicari upaya-upaya untuk
mempercepat kemajuan pekerjaan.
3. Merinci Kebutuhan 3.1. Volume bagian-bagian pekerjaan dirinci dan
Bahan, Peralatan dan dihitung berdasarkan Gambar Kerja.
Tenaga Kerja. 3.2. Jumlah dan jenis peralatan yang akan digunakan
dihitung.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 5 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA


3.3. Kebutuhan jumlah tenaga kerja dihitung.

2.3.7 Batasan Variabel


Unit ini membahas tiga hal pokok :
1. Kompetensi ini sering diterapkan dalam satuan kerja berkelompok
2. Dokumen pelaksanaan berupa gambar-gambar kerja dan Spesifikasi
Teknis serta Struktur Organisasi beserta uraian tugasnya harus tersedia
3. Diberi kewenangan untuk menganalisis kelengkapan maupun kesesuaian
gambar- gambar

2.3.8 Panduan Penilaian


1. Untuk mendemontrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan
pengetahuan di bidang berikut ini :
1.1. Pemahaman dan penerapan Gambar Kerja dan Spesifikasi dalam
pelaksanaan dilapangan.
1.2. Penerapan peraturan-peraturan yang ada dalam Dokumen MK3, RKL
dan RPL.
1.3. Pemahaman atas jadwal pelaksanaan, struktur organisasi dan job
description
1.4. Perhitungan jumlah kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja.

2. Konteks penilaian :
Unit ini dapat dinilai di dalam atau di luar tempat kerja.
Penilaian harus mencakup peragaan praktek baik di tempat kerja maupun
melalui simulasi.
Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai
pengetahuan dan keterampilan penunjang yang ditetapkan dalam Materi Uji
Kompetensi (MUK).

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 6 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

3. Aspek penting penilaian.


Aspek yang harus diperhatikan :
3.1. Kemampuan menilai ketidak lengkapan dokumen pelaksanaan.
3.2. Kemampuan menganalisa lingkup pekerjaan.
3.3. Kemampuan menerapkan metode pekerjaan.
3.4. Kemampuan meoerapkan peraturan-peraturan tentang MK3, SKL dan
SPL.
3.5. Kemampuan merinci dan menghitung Kebutuhan Bahan, Peralatan
dan Tenaga Kerja.

4. Kaitan dengan Unit lain :


Unit ini mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi
Pelaksana Bangunan lrigasi, yaitu terkait dengan unit :
4.1. Membuat program kerja Harian dan Mingguan berdasarkan Program
Proyek
4.2. Membuat laporan kemajuan pekerjaan Harian, Mingguan.

5. Pengetahuan yang dibutuhkan


5.1. Lingkup kegiatan pedoman pelaksanaan bangunan irigasi
5.2.Menguasai isi dokumen pelaksanaan, dokumen kontrak dan
lingkungan
5.3. Pengetahuan tentang bahan, peralatan dan tenaga kerja

6. Keterampilan yang dibutuhkan


6.1. Keterampilan dalam memeriksa kelengkapan pedoman pelaksanaan
Bangunan lrigasi
6.2. Keterampilan dalam mempelajari dan menguasai isi pedoman
pelaksanaan, Dokumen Kontrak dan Lingkungan
6.3. Merinci Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga Kerja.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 7 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

7. Aspek Kritis yang harus diperhatikan


7.1. Kemampuan mengidentifikasi jenis kegiatan pelaksanaan pekerjaan
7.2. Kemampuan untuk mengidentifikasi tempat-tempat kritis yang
mungkin menjadi hambatan kerja
7.3. Kemampuan untuk mengidentifikasi spesifikasi teknis yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan.

2.3.9 Kompetensi kunci

KOMPETENSI KUNCI

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT

Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan


1. 2
informasi

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2

4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2

5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 3

6. Memecahkan masalah 2

7. Menggunakan teknologi 2

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 8 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

B. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

Judul Unit Kompetensi : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan
Mempelajari Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi
Kode Unit Kompetensi : INA 5223.213.02.01.16
Deskripsi Unit Kompetensi : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam memeriksa kelengkapan pedoman pelaksanaan Bangunan lrigasi, mempelajari isi
pedoman pelaksanaan, dokumen kontrak dan lingkungan serta merinci kebutuhan bahan,
peralatan dan tenaga kerja.
Perkiraaan Waktu Pelatihan : 585 menit terdiri dari teori 300 menit, praktek 285 menit
Tabel Silabus Unit Kompetensi :

Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
Pedoman Pelaksanaan
1. Memeriksa kelengkapan pedoman pelaksanaan bangunan irigasi Bangunan Irigasi 100 35 135

1.1. Pedoman pelaksanaan diperiksa 1.1.1. Dapat menjelaskan pengertian Pedoman Pelaksanaan • Ceramah 15 15 30
kelengkapannya apakah sudah pedoman pelaksanaan pekerjaan Bangunan Irigasi • Diskusi
sesuai dengan dokumen kontrak banguan irigasi. • Demonstrasi
atau tidak.
1.1.2. Dapat menjelaskan fungsi pedoman
pelaksanaan.
1.1.3. Dapat menjelaskan pengertian
dokumen kontrak.
1.1.4. Dapat menjelaskan garis besar isi
dokumen kontrak bangunan iirigasi
1.1.5. Dapat menjelaskan kelengkapan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 9 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
dari pedoman pelaksanaan sesuai
dengan dokumen kontrak
1.1.6. Mampu memeriksa kelengkapan
pedoman pelaksanaan sesuai
dengan dokumen kontrak
1.1.7. Harus mampu dengan cermat dan
teliti memeriksa kelengkapan
pedoman pelaksanaan sesuai
dengan dokumen kontrak
1.2. Gambar-gambar maupun 1.2.1 Dapat menjelaskan pengertian dan Spesifikasi umum dan • Ceramah 15 15 30
spesifikasi teknis yang kurang fungsi spesifikasi teknis pekerjaan Spesifikasi Teknis • Diskusi
lengkap disampaikan kepada bangunan irigasi. • Demonstrasi
kepala lapangan untuk
1.2.2 Dapat menjelaskan fungsi gambar
mendapatkan penjelasan
kerja.
1.2.3 Dapat menjelaskan kriteria
kelengkapan spesifikasi teknis dan
gambar kerja.
1.2.4 Dapat menjelaskan tujuan
mengidentifikasi gambar desain
dan gambar kerja maupun
spesifikasi teknis
1.2.5 Mampu mengidentifikasi gambar
desain dan gambar kerja maupun
spesifikasi teknis bangunan irigasi.

1.2.6 Harus mampu dengan cermat dan


teliti mengidentifikasi gambar
desain, gambar kerja maupun
spesifikasi teknis bangunan irigasi

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 10 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
1.3. Uraian tugas yang telah 1.3.1 Dapat menjelaskan uraian tugas Uraian Tugas Pelaksana • Ceramah
ditetapkan dipelajari, apakah pelaksana bangunan irigasi. Bangunan Air • Diskusi
sudah sesuai dengan materi 1.3.2 Dapat menguraikan tugas-tugas • Demonstrasi
pekerjaan yang akan
yang telah ditetapkan sesuai
dilaksanakan
dengan materi pekerjaan yang
akan dilaksanakan
1.3.3 Mampu Mengidentifikasi tugas-
tugas yang telah ditetapkan sesuai
dengan materi pekerjaan yang
akan dilaksanakan

1.3.4 Harus mampu secara cermat dan


teliti mengidentifikasi tugas-tugas
yang telah ditetapkan sesuai
dengan materi pekerjaan yang
akan dilaksanakan

Pedoman
2. Mempelajari dan menguasai isi pedoman pelaksanaan, dokumen
PelaksanaanDokumen 115 200 315
kontrak dan lingkungan.
Kontrak
2.1. Gambar kerja diperiksa dan 2.1.1 Dapat menjelaskan pengertian Gambar Kerja dan Lingkup • Ceramah 15 15 30
dipelajari untuk mengetahui gambar kerja. Pekerjaan Bangunan Irigasi • Diskusi
lingkup pekerjaan seperti yang 2.1.2 Dapat menjelaskan fungsi gambar • Demonstrasi
tertuang dalam pedoman
kerja
pelaksanaan dan dokumen
kontrak 2.1.3 Dapat menjelaskan isi dari gambar
kerja bangunan irigasi.
2.1.4 Dapat mengidentifikasi lingkup
pekerjaan bangunan irigasi sesuai
gambar kerja
2.1.5 Mampu memeriksa gambar kerja

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 11 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
dan lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan

2.1.6 Harus mampu secara cermat dan


teliti memeriksa gambar kerja dan
lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan

2.2. Gambar-gambar tersebut 2.2.1 Dapat menjelaskan dimensi dan • Bagian-bagian bangunan • Ceramah 15 15 30
dianalisa khususnya dimensi dan elevasi bangunan irigasi untuk Irigasi • Diskusi
elevasi untuk menentukan menentukan langkah-langkah • Elevasi dan Dimensi • Demonstrasi
langkah-langkah pelaksanaan bangunan Irigasi
pelaksanaan
2.2.2 Dapat menjelaskan bagian-bagian • Langkah Pelaksanaan
pekerjaan bangunan irigasi
bangunan irigasi.
2.2.3 Dapat menjelaskan fungsi masing-
masing bagian irigasi.
2.2.4 Dapat menjelaskan langkah-
langkah pelaksanaan bangunan
irigasi.
2.2.5 Mampu menganalisa dimensi dan
elevasi bangunan irigasi sesuai
gambar kerja untuk menentukan
langkah-langkah pelaksanaan

2.2.6 Harus mampu dengan cermat dan


teliti menganalisa dimensi dan
elevasi bangunan irigasi sesuai
gambar kerja untuk menentukan
langkah-langkah pelaksanaan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 12 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
2.3. Spesifikasi yang ditentukan 2.3.1 Dapat menjelaskan pengertian • Spesifikasi Umum • Ceramah 15 15 30
dalam dokumen kontrak spesifikasi • Spsesifikasi Teknik • Diskusi
dipelajari dan didalami. 2.3.2 Dapat menjelaskan jenis spesifikasi • Demonstrasi
pada pekerjaan bangunan irigasi.
2.3.3 Dapat menjelaskan garis besar isi
spesifikasi dalam dokumen kontrak.
2.3.4 Dapat menjelaskan Spesifikasi yang
ditentukan dalam dokumen kontrak
2.3.5 Mampu mengidentifikasi item
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
dalam dokumen kontrak
2.3.6 Harus mampu dengan cermat dan
teliti mengidentifikasi item
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
dalam dokumen kontrak.
2.4. Hal-hal dan persyaratan yang 2.4.1 Dapat menjelaskan pengertian dan • Rencana Mutu • Ceramah 15 15 30
tercantum dalam rencana mutu fungsi rencana mutu dalam Kontrak • Diskusi
dipelajari dan dipahami untuk pekerjaan bangunan irigasi. • Persyaratan mutu • Demonstrasi
diterapkan dalam pelaksanaan Pekerjaan bangunan irigasi
2.4.2 Dapat menjelaskan persyaratan
mutu pekerjaan sesuai rencana
untuk diterapkan dalam
pelaksanaan
2.4.3 Mampu mengidentifikasi
persyaratan mutu pekerjaan sesuai
rencana untuk diterapkan dalam
pelaksanaan
2.3.7 Harus mampu secara cermat dan
teliti mengidentifikasi persyaratan
mutu pekerjaan sesuai rencana

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 13 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
untuk diterapkan dalam
pelaksanaan.
2.5. Metode kerja dan cara 2.5.1 Dapat menjelaskan kriteria kualitas Metode kerja pelaksanaan • Ceramah 15 15 30
menerapkannya dilapangan pekerjaan bangunan irigasi bangunanan irigasi • Diskusi
dipelajari dan dipahami agar 2.5.2 Dapat menjelaskan metode kerja • Demonstrasi
tercapai hasil yang diharapkan
pelaksanaan bangunan irigasi.
2.5.3 Dapat menjelaskan penerapan
metode kerja di lapangan agar
tercapai hasil yang diharapkan
2.5.4 Mampu menerapkan metode kerja
yang benar dilapangan agar
tercapai hasil yang diharapkan.
2.4.4 Harus mampu dengan tepat
menerapkan metode kerja yang
benar dilapangan agar tercapai
hasil yang diharapkan.
2.6. MK3, RKL, RPL, dipelajari dan 2.6.1 Dapat menjelaskan pengertian Tindakan Pencegahan untuk • Ceramah 15 15 30
dipahami untuk diperhatikan dan MK3, RKL, RPL. Keselamatan dan Keamanan • Diskusi
ditaati dalam pelaksanaan 2.6.2 Dalam menjelaskan fungsi MK3, • Demonstrasi
pekerjaan
RKL, dan RPL dalam pelaksanan
pekerjaan

2.6.3 Dapat menjelaskan cara penerapan


MK3, RKL, dan RPL dalam
pelaksanaan pekerjaan

2.6.4 Mampu menerapkan MK3, RKL, dan


RPL, dalam pelaksanaan pekerjaan.
2.6.5 Harus mampu dengan cermat dan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 14 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
tepat menerapkan MK3, RKL, dan
RPL, dalam pelaksanaan pekerjaan.
2.7. Jadual pelaksanaan dipelajari 2.7.1 Dapat menjelaskan pengertian dan Jadwal dan pelaporan • Ceramah 15 15 30
dan dipahami untuk diikuti dan fungsi jadwal pelaksanaan • Diskusi
ditaati agar kemajuan pekerjaan pekerjaan. • Demonstrasi
bisa sesuai seperti yang
2.7.2 Dapat menjelaskan resiko
diinginkan. Apabila ada
keterlambatan perlu dicari upaya pekerjaan jika pelaksanaan
untuk mempercepat kemajuan pekerjaan tidak sesuai jadwal yang
pekerjaan telah ditentukan.
2.7.3 Dapat menjelaskan cara mengatasi
masalah keterlambatan pekerjaan
2.7.4 Dapat menjelaskan cara untuk
mencapai pekerjaan sesuai yang
diinginkan, dan cara mempercepat
kemajuan pekerjaan
jika terjadi keterlambatan
2.7.5 Mampu melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan jadual pelaksanaan.
2.7.6 Mampu mencari upaya
penyelesaian jika terjadi
keterlambatan
Kebutuhan Bahan,
3. Merinci kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja Peralatan dan Tenaga 90 45 135
Kerja
3.1. Volume bagian-bagian pekerjaan 3.1.1. Dapat menjelaskan bagian-bagian Bagian-bagian bangunan • Ceramah 15 15 30
dirinci dan dihitung berdasarkan pekerjaan bangunan irigasi. irigasi • Diskusi
gambar kerja. 3.1.2. Dapat menjelaskan cara • Demonstrasi
menghitung volume bagian-bagian
pekerjaan berdasarkan gambar

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 15 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
kerja
3.1.3. Mampu menghitung volume
bagian-bagian pekerjaan bangunan
irigasi berdasarkan gambar kerja

3.1.4. Harus mampu menghitung dengan


cermat dan teliti volume bagian-
bagian pekerjaan bangunan irigasi
berdasarkan gambar kerja.

3.2. Jumlah dan jenis perlalatan yang 3.2.1. Dapat menjelaskan jenis dan jumlah Peralatan pekerjaan • Ceramah 15 15 30
akan digunakan dihitung peralatan yang digunakan untuk bangunan irigasi • Diskusi
pelaksanaan pekerjaan bangunan • Demonstrasi
irigasi.
3.2.2. Dapat menjelaskan cara menghitung
kebutuhan peralatan yang
digunakan pada pekerjaan
bangunan irigasi.
3.2.3. Dapat mengklasifikasi jenis-jenis
peralatan yang akan digunakan
sesuai jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
3.2.4. Mampu menghitung kebutuhan
peralatan yang digunakan sesuai
jenis pekerjaan pada bangunan
irigasi.
3.2.5. Harus mampu dengan cermat dan
teliti menghitung kebutuhan
peralatan yang digunakan sesuai
jenis pekerjaan pada bangunan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 16 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Metode/ Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK)
Silabus Media Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi
Pembelajaran T P Jml
irigasi.
3.3. Kebutuhan jumlah tenaga kerja 3.3.1. Dapat menjelaskan jenis-jenis Kebutuhan tenaga kerja • Ceramah 15 15 30
dihitung pekerjaan bangunan irigasi. pekerjaan bangunan irigasi • Diskusi
3.3.2. Dapat menjelaskan kualifikasi • Demonstrasi
tenaga kerja yang dibutuhkan
sesuai jenis pekerjaan bangunan
irigasi
3.3.3. Dapat menjelaskan cara
menghitung kebutuhan jumlah
tenaga kerja pada pekerjaan
bangunan irigasi.
3.3.4. Mampu menghitung kebutuhan
tenaga kerja sesuai dengan jenis
item pekerjaan pada bangunan
irigasi
3.3.5. Harus mampu dengan cermat dan
teliti menghitung kebutuhan tenaga
kerja sesuai dengan jenis item
pekerjaan pada bangunan irigasi

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari
Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 17 dari 17
Buku Informasi Edisi : 2016
BUKU INFORMASI

MENGANALISIS GAMBAR DESAIN,


SPESIFIKASI, RENCANA MUTU, METODE KERJA,
SCHEDULE, DAN MEMPELAJARI LINGKUNGAN
UNTUK BANGUNAN IRGASI
INA 5223.213.02.01.16

2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI
Jl. Sapta Taruna Raya – Komplek PU Pasar Jumat – Jakarta Selatan
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 3


A. Tujuan Umum ............................................................................ 3
B. Tujuan Khusus ........................................................................... 3
BAB II MEMERIKSA KELENGKAPAN PEDOMAN PELAKSANAAN BANGUNAN
IRIGASI .......................................................................................... 4
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Memeriksa kelengkapan pedoman
pelaksanaan bangunan irigasi ...................................................... 4
1. Pedoman Pelaksanaan Bangunan Irigasi ................................. 4
2. Spesifikasi ............................................................................. 12
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Mempelajari dan menguasai isi
pedoman pelaksanaan, dokumen kontrak dan lingkungan.............. 18
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Mempelajari dan menguasai isi
pedoman pelaksanaan, dokumen kontrak dan lingkungan.............. 18
BAB III MEMPELAJARI DAN MENGUASAI ISI PEDOMAN PELAKSANAAN,
DOKUMEN KONTRAK DAN LINGKUNGAN .................................... 19
A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Mempelajari dan menguasai isi
pedoman pelaksanaan, dokumen kontrak dan lingkungan.............. 19
1. Gambar Kerja dan Lingkup Pekerjaan Bangunan Irigasi ........... 19
2. Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknis ................................. 27
3. Metode Konstruksi Pelaksanaan Bangunan Irigasi .................... 124
4. Tindakan Pencegahan untuk Keselamatan dan Keamanan........ 125
5. Jadwal Pelaksanaan (Construction Schedule) .......................... 138
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Mempelajari dan menguasai isi
pedoman pelaksanaan, dokumen kontrak dan lingkungan.............. 141
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Mempelajari dan menguasai isi
pedoman pelaksanaan, dokumen kontrak dan lingkungan.............. 142
BAB IV MERINCI KEBUTUHAN BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA
KERJA .............................................................................................143

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 1 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Merinci kebutuhan bahan,


peralatan dan tenaga kerja .......................................................... 143
1. Kebutuhan Bahan Pada Pekerjaan Bangunan Irigasi ................ 143
2. Peralatan Pekerjaan Bangunan Irigasi ..................................... 174
3. Tenaga Kerja/Sumber Daya Manusia Pada Pekerjaan Bangunan
Irigasi ................................................................................... 178
B. Keterampilan yang diperlukan dalam Merinci kebutuhan bahan,
peralatan dan tenaga kerja .......................................................... 179
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Merinci kebutuhan bahan, peralatan
dan tenaga kerja ......................................................................... 180
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 181
DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN .................................................. 182
A. Peralatan Yang Digunakan. ............................................................. 182
B. Bahan-bahan ..................................................................................... 182

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 2 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM

Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menganalisis


gambar desain, spesifikasi, rencana mutu, metode kerja, schedulle, dan
mempelajari lingkungan untuk bangunan irgasi pada saat bekerja sebagai
Pelaksana Bangunan Irigasi.

B. TUJUAN KHUSUS

Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Menganalisis


Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu, Metode Kerja, Schedulle, Dan
Mempelajari Lingkungan Untuk Bangunan Irgasi ini guna memfasilitasi peserta
latih sehingga pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai
berikut:

1. Memeriksa kelengkapan pedoman pelaksanaan bangunan irigasi


2. Mempelajari dan menguasai isi pedoman pelaksanaan, dokumen kontrak dan
lingkungan.
3. Merinci kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 3 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

BAB II
MEMERIKSA KELENGKAPAN PEDOMAN PELAKSANAAN BANGUNAN IRIGASI

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Memeriksa kelengkapan pedoman


pelaksanaan bangunan irigasi

1. Pedoman Pelaksanaan Bangunan Irigasi

Di dalam melaksanakan pekerjaan bangunan irigasi, seorang pelaksana harus


memiliki pengetahuan pedoman dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
Pedoman dalam pelaksanaan bangunan irigasi berupa dokumen kontrak dan
spesifikasi teknis.

1.1 Dokumen Kontrak

Dokumen Kontrak yaitu bentuk, format dan isi kontrak, sistim kontrak seperti
kontrak lumpsum, kontrak harga satuan ataupun Cost Plus Free. Bentuk dan isi
surat perjanjian antara pengguna dan penyedia jasa, syarat-syarat kontrak,
spesifikasi, jaminan-jaminan yang harus disediakan kontraktor. Addendum
ataupun Amandemen apabila ada perubahan volume atau harga satuan, klaim
atas kenaikan harga (Eskalasi) serta prosedur serah terima, PHO dan FHO.

Penyusunan dokumen kontrak jasa pemborongan adalah kegiatan menyusun


kontrak paket pekerjaan jasa pemborongan yang dilakukan oleh pihak pengguna
jasa/panitia dan penyedia jasa pemborongan yang telah ditunjuk pada proses
pelaksanaan lelang.

Dalam menyusun kontrak, pengguna dan penyedia jasa pemborongan mengacu


kepada dan berdasarkan naskah draft kontrak yang ada dalam dokumen
penawaran dan dokumen lainnya seperti: dokumen berita acara hasil
pembukaan dokumen usulan, berita acara evaluasi, berita acara klarifikasi dan
negosiasi, berita acara penetapan calon pemenang penyedia jasa pemborongan
dan keputusan penunjukkan penyedia jasa pemborongan dari pihak pengguna
dan sebagainya.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 4 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

1.2 Bentuk/Format Dokumen Kontrak

Bentuk/format dokumen kontrak yang dikembangkan dilingkungan Sumber Daya


Air (SDA) pada umumny adibagi menjadi 4 (empat) volume yaitu:

1. Volume 1, berisi antara lain:

a. Bentuk Surat Undangan Lelang

b. Instruksi Kepada Peserta Lelang

c. Formulir-formulir Lelang

d. Format Surat Penawaran

e. Format Surat Perjanjian Kontrak

f. Bentuk Jaminan-Jaminan

g. Daftar Kuantitas dan Harga

2. Volume 2, berisi antara lain:

Syarat-syarat Kontrak yang terdiri dari:

a. Syarat Umum Kontrak

b.Syarat Khusus Kontrak

3. Volume 3, berisi antara lain:

a. Spesifikasi Umum

b.Spesifikasi Khusus

c. Spesifikasi Teknik

4. Volume 4, berisi antara lain:

- Gambar-gambar Kontrak

Semua dokumen tersebut diatas merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
apabila mendalami dokumen kontrak maka setiap pasal harus diartikan dan
dipahami sedemikian rupa, sehingga satu sama lainnya sejalan dan saling
melengkapi dan menunjang.

Apabila terdapat keragu-raguan, maka kalimat persesuaian dengan hasil diskusi


antara kedua belah pihak adalah menentukan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 5 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

1.3 Sistem Kontrak

Sistem kontrak yang dipilih adalah sistem kontrak yang telah ditentukan pada
naskah draft kontrak yang ada dalam dokumen permintaan usulan. Pemilihan
system kontrak yang digunakan tersebut disesuaikan denganjenis, sifat dan nilai
pengadaan jasa pemborongan yang bersangkutan.

Berikut adalah jenis kontrak yang umumnya digunakan dalam pekerjaan jasa
pemborongan.

a. Kontrak Lumpsum

Kontrak lumpsum pada pekerjaan jasa pemborong adalah kontrak yang


berdasarkan total biaya yang disepakati oleh para pihak pada waktu diajukan
negosiasi.

Kontrak lumpsum dipilih untuk pekerjaan jasa pemborongan yang sifat


pekerjaannya tidak rumit serta jenis pekerjaannya dan volumenya dapat
ditentukan dan dihitung secara akurat.

Dalam kotrak lumpsum semua risiko yang mungkin terjadi dalam proses
pengadaan jasa pemborongan tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penyedia jasa pemborongan kecuali dalam hal terjadi keadaan kahar
(force majeure).
Pembayaran dilakukan secara bertahap berdasarkan tahap penyelesaian
pekerjaan jada pemborongan, misalnya: dalam jasa poekerjaan
pembangunan rumah, pembayaran pertama sebesar 20% setelah pekerjaan
pondasi selesai. Pembayaran kedua sebesar 30% setelah pekerjaan
pembuatan dinding dan selanjutnya.

b. Kontrak Harga Satuan

Kontrak berdasarkan Harga Satuan adalah kontrak pekerjaan jasa


pemborongan yang berdasarkan harga satuan setiap jenis pekerjaan yang
disepakati.

Cara pembayarannya dilakukan bulanan berdasarkan nilai minimal yang


disepakati.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 6 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Misalnya: nilai pembayaran yang disepakati minimal sebesar Rp.10.000.000,-


, maka apabila pada suatu bulan kontraktor menagih kurang dari pada
Rp.10.000.000,- belum dapat dibayar.

c. Kontrak Biaya Tambah Imbalan Jasa (Cost Plus Free)

Kontrak system Cost Plus Free adalah kontrak pengadaan jasa pemborongan
yang berdasarkan biaya yang dikeluarkan ditambah fee yang disepakati.
Pembayaran dilakukan secara periodic (misalnya bulanan) dengan nilai
pembayaran minimum yang disepakati para pihak.

Kontrak jenis ini umumnya digunakan untuk jenis dan volume pekerjaannya
belum pasti.

Pasal 30 Keppres No.80 tahun 2003 mengatur ketentuan mengenai jenis


kontrak pengadaan barang dan jasa sebagai berikut:
Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dibedakan atas:
1. Berdasarkan bentuk imbalan:
a. Lumpsum
Kontrak Lumpsum adalah kontrak pengadan barang/jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertntu, dengan
jumlah harga yang pasti dan tetap dan semua resiko yang mungkin
terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung
oleh penyedia barang/ jasa.
b. Harga Satuan
Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan barang/ jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu
berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu yang
volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas
volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia
barang/jasa.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 7 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

c. Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan


Kontrak Gabungan Lumpsum dan Harga Satuan adalah kontrak yang
merupakan gabungan lumpsup dan harga satuan dalam satu
pekerjaan yang diperjanjikan.
d. Terima Jadi (Turn Key)
Kontrak Terima Jadi adalah kontrak pengadaan barang/jasa
pemborongan atas penyesuaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu dengan jumlah pasti dan tetap sampai seluruh
bangunan/konstruksi peralatan dan jaringan utama maupun
penunjangnya berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja
yang telah ditetapkan.
e. Persentase
Kontrak Persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi
dibidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu dimana
konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan
persentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan
tersebut.
2. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan
a. Tahun Tunggal
Kontrak Tahun Tunggal adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang
mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran
b. Tahun Jamak (Multi Years)
Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang
mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun
anggaran yang dilakukan atas persetujuan Menteri Keuangan untuk
pengadaan yang dibiayai APBN, Gubernur untuk pengadaan yang
dibiayai APBD Propinsi, Bupati/Walikita untuk pengadaan yang dibiayai
APBD Kabupaten/Kota.
3. Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa
a. Kontrak Pengadaan Tunggal

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 8 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Kontrak Pengadaan Tunggal adalah kontrak antara satu unit kerja


atau satu proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu.
b. Kontrak Pengadaan Bersama
Kontrak Pengadaan Bersama adalah kontrak antara beberapa unit
kerja atau beberapa proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu
untuk menyelesaikan.

1.4 Kontrak Kerja Konstruksi

a. Kontrak Biaya Tambah Imbalan Jasa (Cost Plus Free)

Sesuai Pasal 22 Peraturan Pemerintah 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan


Jasa Konstruksi, Kontrak Kerja Konstruksi sekurang-kurangnya memuat
dokumen-dokumen yang meliputi:

a. Surat Perjanjian

b. Dokumen Lelang

c. Usulan atau Penawaran

d. Berita Acara berisi kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa
selama proses evaluasi oleh pengguna jasa antara lain klarifikasi atas hal-
hal yang menimbulkan keragu-raguan

e. Surat Perjanjian dari pengguna jasa menyatakan menerima atau


menyetujui usulan penawaran dari penyedia jasa

f. Surat pernyataan dari penyedia jasa yang menyatakan kesanggupan untuk


melaksanakan pekerjaan.

Sementara itu dokumen kontrak untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi dengan


Sistem Pelelangan Nasional (National/Local Competitive Bidding) dalam urutan
prioritas terdiri dari:

a. Surat Perjanjian termasuk Addendum Kontrak (bila ada)

b. Surat Penunjukan Pemenang Lelang

c. Surat Penawaran

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 9 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

d. Addendum Kontrak Lelang

e. Data Kontrak

f. Syarat-syarat Kontrak

g. Spesifikasi

h. Gambar-gambar

i. Daftar Kuantitas harga yang telah diisi harga penawarannya

j. Dokumen lain yang tercanuk dalam Data Kontrak pembentuk bagian dari
kontrak

Sedangkan untuk kontrak-kontrak dengan system Pelelangan Internasional


(International Competitive Bidding), Dokumen Kontrak tersebut secara urutan
prioritas meliputi:

a. The Conctract Agreement


b. The Letter of Acceptance
c. The Bid and the Appendix to Bid
d. The Conditions of Contract, Part II
e. The Conditions of Contract, Part I
f. The Specifications
g. The Drawing
h. The Priced Bill of Quantities
i. Other Documents, as listed in the Appendix to Bid
Keppres No.80/2003 memuat ketentuan mengenai dokumen kontrak sebagai
berikut:

Kontrak terdiri dari:

1. Surat Perjanjian

2. Syarat-syarat Umum Kontrak

3. Syarat-syarat Khusus Kontrak

4. Dokumen Lainnya Yang merupakan bagian dari Kontrak yang terdiri dari:

a. Surat penunjukan

b. Surat penawaran

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 10 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

c. Spesifikasi khusus

d. Gambar-gambar

e. Adenda dalam proses pemilihan yang kemudian dimasukkan


dimasing-masing substansinya

f. Daftar kuantitas dan harga (untuk kontrak harga satuan)

g. Dokumen lainnya, misalnya:

1) Dokumen penawaran lainnya

2) Jaminan pelaksanaan

3) Jaminan uang muka

1.5 Isi Kontrak Kerja Konstruksi

Sesuai ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa


Konstruksi, kontrak kerja konstruksi sekurang-kurangnya harus memuat uraian
mengenai:

a. Para pihak, yang memuat secara jelas identitas para pihak

b. Rumusan pekerjaan yang memuat uraian yang jelas dan rinci tentang
lingkup kerja nilai pekerjaan, batasan waktu pelaksanaan

c. Masa pertanggungan dan atau pemeliharaan yang menjadi tanggung jawab


penyedia jasa.

d. Tenaga ahli, yang memuat ketentuan tentang jumlah, klasifikasi dan


kualifikasi tenaga ahli untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi

e. Hak dan kewajiban, yang memuat hak pengguna jasa untuk memperoleh
hasil pekerjaan konstruksi serta kewajibannya untuk memenuhi ketentuan
yang diperjanjikan serta hak penyedia jasa untuk memperoleh informasi dan
imbalan jasa kewajibannya melaksanakan pekerjaan konstruksi.

f. Cara pembayaran, yang memuat ketentuan tentang kewajiban pengguna


jasa dalam melakukan pembayaran hasil pekerjaan konstruksi

g. Cidera janji, yang memuat ketentuan tentang tanggung jawab dalam hal
salah satu pihak tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diperjanjikan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 11 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

h. Penyelesaian perselisihan, yang memuat ketentuan tentang tata cara


penyelesaian perselisihan akibat ketidaksepakatan.

i. Pemutusan kontrak kerja konstruksi yang memuat ketentuan tentang


pemutusan kontrak kerja konstruksi yang timbul akibat tidak dapat
dipenuhinya kewajiban salah satu pihak

j. Keadaan memaksa (Forece Majeure), yang memuat ketentuan tentang


kejadian yang timbul di luar kemauan dan kemampuan para pihak, yang
menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak.

k. Kegagalan bangunan yang memuat ketentuan tentang kewajiban penyedia


jasa dan atau pengguna jasa atas kegagalan bangunan.

l. Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para


pihak dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja serta jaminan
tenaga kerja.

m. Aspek lingkungan, yang memuat kewajiban para pihak dalam memenuhi


ketentuan tentang lingkungan

Dengan ketentuan tersebut maka kontrak kerja konstruksi yang tidak memuat
ketiga belas uraian tersebut dapat dinyatakan dengan cacat hukum.

2. Spesifikasi

Secara umum spesifikasi untuk jasa pemborongan berisi ketentuan-ketentuan


sebagai berikut:

• Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak
cipta yang melekat pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau
disediakan kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.

• Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Kontraktor, Kontraktor harus menjelaskan secara tertulis kepada
Direksi Pekerjaan sekurang-kurangnya 28 hari, sebelum Direksi Pekerjaan
menetapkan setuju atau tidak.

• Dalam hal Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan


Kontraktor tidak menjamin secara substansi sama atau lebih tinggi dari standar

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 12 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

yang disyaratkan, maka Kontraktor harus tetap memenuhi ketentuan standar


yang disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

• Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi
para calon penawar untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan
kompetitif sesuai dengan kebutuhan Pemilih tanpa catatan atau persyaratan lain
dalam penawaran mereka.

• Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa


semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru,
belum digunakan dari tipe model terakhir diproduksi/ dikeluarkan dan termasuk
semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang
digunakan.

• Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI,


SII, SKSNII, dsb) untuk barang bahan dan jasa pengerjaan fabrikasi dari edisi
atau revisi terakhir, atau standar internasional (ISO, dsb) standar negara asing
(ASTM, dsb) atau padanya (ekivalennya) yang secara substantive sama atau
lebih tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional
untuk barang bahan, dan pengerjaan jasa/fabrikasi tertentu belum ada, dapat
digunakan standar internasional atau standar negara asing.

• Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan
penggunaan standar satuan ukuran lain dapat digunakan sepanjang hal tersebut
tidak dapat dielakkan.

• Spesifikasi teknis tidak boleh mengarah kepada merk/produk tertentu kecuali


untuk suku cadang/komponen produk tertentu.

2.1 Jenis Spesifikasi

Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas, pada:

a. Lingkup pekerjaan, termasuk ketentuan angka 6 diatas

b. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak

c. Spesifikasi Umum:

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 13 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

1) Peraturan perundang-undangan yang terkait, misalnya UU Jasa Konstruksi,


UU Lingkungan, UU/PP/SKB KPTS (Keputusan) tentang Tenaga Kerja,
UU/PP tentang Galian C, Perda (Peraturan Daerah) terkait, dsb.

2) Dokumen acuan berupa standar-standar, dengan memperhatikan


ketentuan tersebut pada angka 6 dan 7 di atas.

3) Alinyemen dan survei

4) Hari kerja dan jam kerja

5) Gangguan dan keadaan darurat

6) Penyingkiran materi lebih

d. Spesifikasi Khusus: Spesifikasi khusus tidak selalu ada dalam arti ada yang
merapkan dan ada yang merasa tidak perlu, isinya antara lain:

1) Lapangan

2) Bangunan/Desain/Pengerjaan spesifik/bahan khusus

3) Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas public

4) Perancah

5) Pengaturan lalu lintas

6) Pengendalian lingkungan

e. Spesifikasi Teknik untuk masing-masing mata Pekerjaan

1) Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan menggunakan dasar


standar atau standar fabrikasi tertentu, dengan beberapa perubahan, maka
pertama-tama harus dicantumkan ketentuan berikut: PERUBAHAN:

Ketentuan ini didasarkan pada standar …….


(Satu atau lebih standar pengerjaan atau standar fabrikasi)

Perubahan-perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara


sebagai berikut:

- Kata-kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian


dari Spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf kursi/italic

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 14 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

- Kata yang dihapus dari standard an bukan merupakan bagian dari


Spesifikasi, akan ditampilkan dengan huruf yang dicoret (Strike Out),
sehingga kata-kata asli dari standar yang digunakan masih dapat dibaca.

2) Lingkup pekerjaan

3) Dokumen acuan (standar-standar yang digunakan)

4) Uraian ketentuan-ketentuan untuk Mata Pekerjaan yang bersangkutan


apabila tidak digunakan standar tertentu.

2.2 Dasar Hukum

Keppres 80/2003 memuat ketentuan mengenai spesifikasi teknis sebagai berikut:

Spesifikasi teknis dan gambar:

- Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu kecuali untuk suku


cadang/komponen produk tertentu

- Tidak mentup digunakan produksi dalam negeri

- Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional

- Metode pelaksanaan pekerjaan harus logis

- Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan

- Macam/jenis, kapasitas, dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan


dalam pelaksanaan pekerjaan

- Syarat-syarat kualifikasi dan jumlah personil inti yang dipekerjakan

- Syarat-syarat material (bahan) yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan

- Gambar-gambar kerja harus lengkap dan jelas

- Kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan harus jelas.

Contoh daftar isi spesifikasi untuk: Pekerjaan Irigasi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1 SPESIFIKASI UMUM

1.1 Umum

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 15 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

1.2 Ruang Lingkup Kontrak

1.3 Pekerjaan Persiapan

BAB 2 SPESIFIKASI TEKNIK

2.1 Pekerjaan Tanah

2.1.1 Umum

2.1.2 Bendung dan Tanggul

2.1.3 Saluran

2.1.4 Bangunan

2.1.5 Gebalan Rumput

2.1.6 Jalan Inspeksi

2.1.7 Blangkat

2.1.8 Lapisan Pasir Urug

2.2 Pekerjaan Beton

2.2.1 Umum

2.2.2 Bahan-bahan

2.2.3 Acuan dan Pekerjaan Penyelesaian

2.2.4 Kelas Beton dan Mutu Pekerjaan

2.2.5 Tulangan Baja

2.2.6 Sambungan Gerak

2.2.7 Lining Beton

2.3 Pasangan Batu

2.3.1 Bahan Batu

2.3.2 Pekerjaan Bata

2.3.3 Pekerjaan Batu

2.3.4 Pekerjaan Perlindungan

2.3.5 Pekerjaan Lining

2.4 Pekerjaan Logam dan Kayu

2.1.1 Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 16 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

2.1.2 Pengecatan

2.1.3 Pemeriksaan dan Perakitan

2.5 Pekerjaan Operasional

2.5.1 Umum

2.5.2 Patok hectometer/kilometer

2.5.3 Bench Mark

2.5.4 Papan Operasi

2.5.5 Skala Duga (Peilschaal)

2.5.6 Tanda Petunjuk

2.5.7 Tanda Duga Muka Air Saluran

2.5.8 Prasasti Proyek dan Nomon Klatur

2.5.9 Pekerjaan Fasilitas

Lampiran-lampiran

Lampiran I:

1.1 Standar Nasional Indonesia

1.2 Brithis Standar and Codes of Practice

1.3 Standar dari Direktorat Jenderal Pengairan/SDA

Lampiran II:

Spesifikasi Umum Routine Test untuk material timbunan tanggul

Lampiran III:

Spesifikasi Umum Routine Test untuk material beton

Daftar isi spesifikasi pekerjaan Irigasi yang ditulis disini hanya sebagai contoh
penjelasan atau ringkasan tentang ketentuan-ketentuan teknis yang diambil dari
Spesifikasi Umum dan Teknik yang digunakan untuk proyek-proyek pekerjaan
Sumber Daya Air.

Tentu bukan seluruh ketentuan-ketentuan yang dimaksud dapat diuraikan,


dijelaskan ataupun diringkas dalam tulisan, ini akan tetapi dipilih yang kurang lebih
berisi substansi-substansi yang mempunyai pengaruh signifikan dalam pelaksanaan
suatu proyek pekerjaan Sumber Daya Air.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 17 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Oleh karena itu tulisan tentang spesifikasi pekerjaan hanya merupakan contoh
pedoman umum, maka untuk melaksanakan pekerjaan ssuai spesifikasi pelaksana
irigasi juga harus tetap memahami dan menguasai teks asli dari spesifikasi proyek
yang dikelola sebagai bagian atau pemahaman dan penguasaan dokumen kontrak
sesuai keseluruhan dengan contoh terlampir.

Pada dasarnya ketentuan yang ada dalam suatu Pay Item dapat atau bahkan
kemungkinan diperlukan untuk dapat menyelesaikan suatu Pay Item yang lain
sehingga spesifikasi ini dapat melengkapi satu sama lain.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Mempelajari dan menguasai isi


pedoman pelaksanaan, dokumen kontrak dan lingkungan
1. Memeriksa kelengkapan pedoman pelaksanaan sesuai dengan dokumen kontrak
2. Mengidentifikasi gambar desain dan gambar kerja maupun spesifikasi teknis
bangunan irigasi.
3. Mengidentifikasi tugas-tugas yang telah ditetapkan sesuai dengan materi
pekerjaan yang akan dilaksanakan

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Mengikuti prosedur kerja dan


memberikan laporan tentang pelaksanaan K3 dan lingkungan
1. Cermat, teliti, dan tepat dalam Memeriksa kelengkapan pedoman pelaksanaan
sesuai dengan dokumen kontrak
2. Cermat dan teliti dalam Mengidentifikasi gambar desain dan gambar kerja
maupun spesifikasi teknis bangunan irigasi.
3. Cermat dan teliti dalam Mengidentifikasi tugas-tugas yang telah ditetapkan
sesuai dengan materi pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 18 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

BAB III
MEMPELAJARI DAN MENGUASAI ISI PEDOMAN PELAKSANAAN, DOKUMEN
KONTRAK DAN LINGKUNGAN

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Mempelajari dan menguasai isi


pedoman pelaksanaan, dokumen kontrak dan lingkungan

1. Gambar Kerja dan Lingkup Pekerjaan Bangunan Irigasi

1.1 Gambar Kerja

Pada saat pelaksanaan pekerjaan bangunan irigasi, ada beberapa jenis


gambar yang perlu diketahui, yaitu : Gambar perencanaan, gambar shop
drawing, dan gambar asbuilt drawing.

a. Gambar Perencanaan

Gambar perencanaan adalah gambar kerja bangunan irigasi yang dibuat


oleh konsultan perencana. Gambar perencanaan terdiri dari Gambar For
Tender dan Gambar For Contruction. Gambar For tender adalah gambar
yang digunakan untuk kebutuhan lelang kontraktor untuk menghitung
penawaran RAB dari peserta lelang. Sedangkan Gambar For Contruction
adalah gambar yang diserahkan kepada kontraktor setelah terpilih sebagai
pemenang tender yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan di lapangan.

b. Gambar Shop Drawing

Gambar shop drawing bangunan irigasi adalah gambar kerja bangunan


irigasi yang diajukan oleh kontraktor yang disetujui Pengawas sebagai
syarat pelaksanaan pekerjaan. Gambar shop drawing ini dibuat oleh
kontraktor berdasarkan acuan dari gambar For Contruction sehingga tidak
boleh berbeda jauh dalam hal prinsip perencanaan. Biasanya gambar For
Con kurang detail sehingga pada gambar shop drawing didetailkan lagi.
Pembuatan gambar shop drawing dilakukan secara parsial tergantung dari
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Syarat pelaksanaan item pekerjaan
adalah mengajukan shop drawing kepada Pengawas atau Manajemen
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,
Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 19 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Kontruksi. Setelah di Acc dan diterima, maka pelaksanaan pekerjaan bisa


dimulai.

Gambar ini berisi gambar-gambar detail pekerjaan bangunan irigasi.


Gambar shop drawing merupakan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.

c. Gambar Asbuilt Drawing

Gambar asbuilt drawing adalah gambar kerja utuh yang dibuat oleh
kontraktor setelah proyek selesai. Biasanya pada gambar asbuilt ini sudah
memuat perubahan-perubahan yang terjadi saat pelaksanaan proyek.
Fungsi dari gambar asbuilt drawing ini sebagai arsip pemilik bangunan
yang digunakan untuk keperluan maintenance saat bangunan sudah
beroperasional. Gambar kerja ini biasanya diserahkan bersamaan dengan
serah terima proyek dari kontraktor ke owner.

Beberapa contoh gambar kerja bangunan irigasi adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Bangunan Pembuang Masuk dan Terjun

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 20 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Gambar 2. Bangunan Pembuang Masuk

Gambar 3. Bangunan Pelimpah

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 21 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Gambar 4. Bangunan Pengambilan

Gambar 5. Denah Bangunan Talang Beton

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 22 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Gambar 6. Potongan Bangunan Talang Beton

Gambar 7. Penulangan Footplat

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 23 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Gambar 7. Bangunan Talang Beton

Gambar 8. Bangunan Bendung

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 24 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Gambar 9. Potongan Bangunan Bendung

Gambar 10. Bangunan Bendung dan Penguras

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 25 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

1.2 Lingkup Pekerjaan Pelaksana Bangunan Irigasi


Pekerjaan irigasi umumnya terdiri dari dua bagian besar yaitu Pekerjaan
Saluran Irigasi dan Pekerjaan Bangunan Irigasi. Pekerjaan saluran irigasi ialah
untuk membuat saluran primer, sekunder, tertier dan saluran pembuang
(drainase) serta pembuatan tanggul. Bangunan Irigasi sendiri terdiri dari 3
bagian yaitu:
a. Bangunan Utama
Bangunan Utama adalah bangunan yang berfungsi mengalihkan air dari
sungai ke saluran primer.
Bangunan utama terdiri dari:
- Bangunan Pengelak (Bendung)
- Bangunan Pengambilan
- Bangunan Pembilas (penguras)
- Kantong Lumpur
- Pekerjaan Sungai
- Pekerjaan Pelengkap

b. Bangunan Bagi/Sadap

Bangunan ini terdapat pada saluran primer, sekunder dan tertier. Berfungsi
untuk membagi air dari saluran primer ke saluran sekunder dan tertier
atau dari saluran sekunder ke saluran tertier.

c. Bangunan Pelengkap

Bangunan ini adalah seluruh bangunan didaerah irigasi diluar dari


Bangunan Utama dan Bangunan Bagi/Sadap seperti:
- Talang
- Siphon
- Flume
- Bangunan terjun
- Jembatan
- Gorong-gorong
- Jalan
- Rumah jaga, dll

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 26 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Lingkup pekerjaan Pelaksana Bangunan Irigasi adalah pekerjaan untuk


membangun ke 3 (tiga) jenis bangunan diatas yakni Bangunan Utama,
Bangunan Bagi Sadap dan Bangunan Pelengkap. Alat kelengkapan yang
terdapat didalam masing-masing bangunan seperti pintu, alat ukur dan
lain-lain, tidak termasuk bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
pelaksana bangunan irigasi ini. Alat-alat akan dikerjakan dan dipasang ke
dalam Bangunan Irigasi oleh orang (Pelaksana) lain.

Jadi lingkup tugas seorang Pelaksanan Bangunan Irigasi adalah terbatas


pada pekerjaan fisik bangunan mulai dari pekerjaan persiapan sampai
bangunan tersebut selesai seluruhnya (100%).

Seperti diketahui bahwa seorang Pelaksana Bangunan Irigasi, harus


mempunyai standar kompetensi dengan tingkatan tertentu. Untuk itu
diperlukan beberapa pengetahuan mengenai spesifikasi yang dipakai
dalam pekerjaan Sumber Daya Air khususnya Bangunan Irigasi. Spesifikasi
adalah salah satu bagian terpenting dari kontrak, karena spesifikasi
menguraikan secara rinci jenis dan syarat-syarat bahan yang bisa dipakai,
cara pengerjaan atau pengolahan dan lain-lain, dan ini akan menentukan
mutu pekerjaan.

2. Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknis


2.1 Spesifikasi Umum

A. Penjelasan Mengenai Proyek

A.1 Umum

Bagian ini berisi antara lain:

➢ Nama Proyek

➢ Lokasi Proyek

➢ Maksud dan Tujuan Proyek

➢ Jenis Pekerjaan dan Luas Kawasan Proyek

➢ Pembagian Paket Pekerjaan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 27 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

➢ Kontrak Pekerjaan

A.2 Ruang Lingkup Pekerjaan

Bagian ini berisi mengenai ruang lingkup pekerjaan yang dilaksanakan


antara lain:

1. Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaan Sementara


Pekerjaan Persiapan terdiri dari, penyediaan semua material,
tenaga peralatan, peralatan konstruksi dan barang-barang lain
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan
pemeliharaan Pekerjaan Sementara dan Pekerjaan Permanen
yang berhubungan erat dengan Kontrak dan sesuai petunjuk
Direksi dan memuaskan Pemberi Kerja.
Sebagai akibatnya, Pekerjaan Persiapan juga akan termasuk,
kecuali ditetapkan lain di dalam Kontrak, mobilisasi,
pembongkaran dan pembuangan material, barang-barang, tenaga
di atas, bila ditentukan di dalam Kontrak.
Pekerjaan Sementara terdiri dari, kecuali ditetapkan lain didalam
Kontrak, pembentukan, pendirian, pemasangan, pembangunan,
pengaturan, operasi, perbaikan, pemeliharaan dan pekerjaan lain
dari bangunan sementara, peralatan konstruksi, jalan angkut dan
jalan masuk, pemindahan fasilitas umum seperti pipa air, kabel
telepon, kabel listrik dan sebagainya.
Pekerjaan Sementara juga terdiri dari penghancuran,
pembongkaran, penggantian Pekerjaan Sementara setelah
penyelesaian dan/atau penghentian Pekerjaan sesuai dengan
ditentukan di dalam Kontrak.

2. Pekerjaan Permanan
Pekerjaan Permanen akan diselesaikan dan dipelihara oleh
Kontraktor sesuai dengan Kontrak, secara garis besar diuraikan,
tetapi tidak terbatas, sebagai berikut:
a. Penampang Saluran
b. Volume Galian

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 28 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

c. Jalan Inspeksi di mercu tanggul kiri


d. Jalan Inspeksi di mercu tanggul kanan
e. Saluran Utama
f. Bangunan Penguras berpintu
g. Bangunan Penguras tanpa Pintu
h. Bangunan Terjunan
i. Bangunan Outlet
j. Pembangunan sebuah Bendung
k. Pemasangan Stasiun Pengukur Permukaan Air
l. Jembatan, Jalan yang memotong saluran
m. Jalan Masuk ke Lapangan

A.3 Informasi Fisik dan Lain-lain


Bagian ini berisi penjelasan mengenai luas kawasan proyek, letak
pada formasu Geologi apa, Geomorfologi dan zona apa, curah hujan
tahunan, populasi penduduk, kerapatan penduduk dan tata guna
lahan di kawasan proyek tersebut.

A.4 Informasi Meteorologi dan Hidrologi


Bagian ini berisi penjelasan mengenai kondisi cuaca pada kawasan
proyek meliputi:
➢ Iklim
➢ Curah hujan
➢ Suhu
➢ Kelembaban
➢ Kecepatan angina
➢ Penguapan
➢ Kapasitas debit sungai
➢ Pasangan surut dan permukaan laut

A.5 Informasi Topografi dan Geologi

Bagian ini berisi penjelasan mengenai letak Tolografi kawasan proyek


dan terletak pada kondidi geologi apa, termasuk jenis sedimentasi
yang ada pada lokasi proyek.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 29 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

A.6 Kualitas Air dan Permukaan Air Tanah

Permukaan air tanah di zone coastal diobservasi pada kedalaman 2,6


m sampai 6,5 m dari permukaan tanah. Di zone upper coastal,
permukaan air tanah diobservasi pada kedalaman 1,5 m di bawah
permukaan tanah.

Data berikut ini merupakan hasil analisa kimia dan analisa fisik yang
dilakukan pada contoh air yang diambil dari Saluran Pembuangan
Ciden. Data ini hanya merupakan informasi umum atas sifat air di
lapangan dan tidak bertanggung jawab terhadap perubahan yang
terjadi.

Nilai Tanggal
Pengambilan Contoh
Uraian Satuan
Oktober Desember
1985 1985

Nilai PH Mg/l 7.10 6.90

Kadar ammonium Mg/l 15.99 13.02

Kadar besi terlatur Mg/l 1.46 13.02

Kadar flourida Mg/l 0.54 0.25

Kadar fosfat Mg/l 4.88 5.89

Kadar sianida Mg/l 0.03 -

B.O.D. 5 hari 20oC Mg/l 188.67 170.4

C.O.D. (dgn K2 Cr207) Mg/l 234.30 216.7

C.O.D. (dgn KMnO4) Mg/l 29.07 2.50

Endapan padat Mg/l 40.00 6.00

Hidrasin Mg/l 0.02 0.01

Minyak dan gembuk Mg/l 0.20 0.40

Campuran fenolik Mg/l 0.12 0.10

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 30 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

A.7 Gambar dan Dokumen

1. Gambar yang disediakan Direksi

a. Gambar Kontrak

Gambar Lelang, yang kemudian menjadi Gambar Kontrak,


hanya untuk keperluan pelelangan saja. Setelah Perjanjian
Kontrak ditandatangani, Kontraktor dapat mempergunakan
Gambar Kontrak tersebut di atas sebagai dasar untuk
melakukan persiapan pemesanan material dan untuk
penyiapan Gambar Konstruksi 2 (dua) cetak biru dari Gambar
Kontrak dengan ukuran A1 akan diserahkan oleh Direksi
kepada Kontraktor secara gratis.

Gambar Kontrak tidak dapat dipergunakan langsung sebagai


dasar untuk fabrikasi dan/atau pelaksanaan pekerjaan.

2. Gambar yang disediakan oleh Kontraktor

Semua jenis gambar yang disiapkan oleh Kontraktor harus dibuat


dalam format yang disetujui oleh Direksi dan harus diserahkan
kemudian, sehingga Direksi dapat memeriksa dan/atau
menyetujuinya tanpa kelambatan terhadap pada hal-hal sebagai
berikut, namun, harus dicatat bahwa judul yang diberikan kepada
suatu gambar hanya menyediakan uraian umum dna dapat diubah
sesuai keinginan Direksi.

a. Gambar Konstruksi

Setelah menerima Surat Penunjukan, Gambar Konstruksi


harus disiapkan oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Kontrak,
yang mungkin ada tambahan atau penggantian dengan
Gambar selanjutnya yang dibutuhkan untuk keperluan
ketepatan dan kecukupan pelaksanaan Pekerjaan.

Pada waktu menerima Gambar Kontrak, Kontraktor harus


memeriksa gambar tersebut secara teliti dan memberitahu

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 31 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

secara tertulis kepada Direksi setiap perbedaan, kesalahan


atau kelalaian, sehingga perintah yang tepat dapat diberikan
kepada Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan Gambar tersebut pada harga satuan atau harga
lumpsum yang tertera pada Bill of Quantity untuk pekerjaan
tersebut atau pekerjaan dengan cara yang sama. Walaupun
Gambar disiapkan dengan skala, Pekerjaan harus
dilaksanakan dengan dasar dimensi yang diperlihatkan di
dalam Gambar. Setiap tambahan gambar yang dibutuhkan
oleh Kontraktor untuk menterjemahkan Gambar dalam
melaksanakan Pekerjaan harus disiapkan oleh Kontraktor dan
semua biaya yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Semua Gambar Konstruksi harus disetujui oleh Direksi
sebelum pelaksanaan Pekerjaan.

b. Gambar Kerja

Kontraktor akan menggunakan Gambar Konstruksi sebagai


dasar untuk menyiapkan gambar kerja. Gambar-gambar
tersebut harus memperlihatkan cara dan urutan pekerjaan
Permanen dan Sementara dan bila dimungkinkan harus
menunjukkan bagan pembetonan, daftar potong/bengkok dan
perletakan pembesian. Jenis material yang digunakan, tingkat
mutu, stasiun/patok, dimensi pasti dan rincian lain yang
dibutuhkan. Semua gambar kerja harus disetujui Direksi
sebelum pelaksanaan Pekerjaan.

c. Gambar Pabrikan

Kontraktor harus menyerahkan untuk dapat persetujuan


Direksi gambar pabrikan rinci dari pintu dan bangunan
pelengkap dan informasi mengenai perkerjaan sipil dan
bangunan seperti pondasi, lubang angkur, pekerjaan metal
yang tertanam, ukuran dan bentuk Block Out, pemotongan
dan penundaan pengecoran didinding beton dan penembusan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 32 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

lantai, baut pondasi, toleransi lapangan, rincian bantalan dan


sambungan lapangan untuk memantau penyiapan desain
akhir dari struktur tempat pintu tersebut akan dipasang.

d. Gambar Pemasangan

Kontrak, dalam ……. hari dari tanggal penerbitan Surat


Perintah Kerja dan sedikitnya ……hari sebelum kedatangan
awal di lapangan, menyerahkan untuk disetujui Direksi
gambar instalasi, yang dibutuhkan untuk penyiapan pondasi
yang cukup, untuk penyediaan jalan masuk yang cukup untuk
pintu dan perlengkapan lainnya ke lokasi dilapangan, tempat
pemasangan pintu dan menyiapkan semua sambungan yang
dibutuhkan untuk pintu tersebut.

e. Gambar Denah untuk Pekerjaan Sementara

Dalam ……hari kalender dihitung dari tanggal penerbitan Surat


Perintah Kerja, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
hasil pengamatan dan komentarnya dalam ……set gambar
yang menunjukkan denah/bagan Pekerjaan Sementara
Gambar ini harus menunjukkan lokasi dan rincian lain dari
komponen pokok dari peralatan konstruksi, kantor, gudang,
bangunan, fasilitas perumahan, kawasan penumpukan dan
lain-lain, yang diusulkan oleh Kontraktor untuk dibangun di
lapangan atau daerah yang dimiliki. Sebagai tambahan,
gambar tersebut harus menunjukkan fasilitas pembongkaran
material dan peralatan yang diusulkan Kontraktor untuk
dibawa ke Lapangan, dan kapasitas setiap peralatan pokok.

f. Gambar Terbangun

Selama masa pelaksanaan, Kontraktor harus menyiapkan


Gambar Terbangun untuk berbagai macam pekerjaan yang
telah diselesaikan. Gambar-gambar tersebut harus
menunjukkan perubahan resmi yang terjadi terhadap Gambar

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 33 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Konstruksi, yang menunjukkan protret yang benar dari kondisi


“terbangun” dari setiap macam Pekerjaan Permanenm Format
dari Gambar Terbangun harus disetujui oleh Direksi.

Gambar Terbangun harus diperiksa oleh Wakil Direksi di


lapangan, dan bila tidak memuaskan dan Up to date, akan
diteliti dalam 6 (enam) hari kerja kemudian. Setelah
penggambaran setiap Pekerjaan Permanen di Gambar
Konstruksi selesai, Gambar Terbangun tersebut, setelah
disetujui oleh Direksi, akan ditanda tangani dengan resmi oleh
Direksi dan Kontraktor dan oleh wakil-wakilnya.

Dalam ……..hari setelah menerima Berita Acara Penyerahan I,


Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Kerja dan
Direksi masing-masing 1 (satu) set dari semua Gambar
Terbangun, yang telah diperbaiki mutakhir yang menunjukkan
bangunan permanen yang sesungguhnya dikerjakan,
sedemikian rupa, sehingga 1 (satu) set cetakan Gambar dan
Dokumen bagi Pemberi Kerja dibuat pada bahan reprobduksi
(kalkir) yang berkualitas tinggi, dan dari padanya dapat dibuat
rekaman lunak (soft copy) nya pada CD. Selain itu, 1 (satu)
set cetakan Gambar Terbangun yang telah disetujui
diserahkan masing-masing kepada Pemberi Kerja dan Direksi.

A.8 Brosur, Diagram dan Data Sejenis untuk Peralatan dan


Material

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi untuk pertujuan,


……set lampiran katalog, brosur, spesifikasi pabrikan, diagram,
gambar atau data gambaran lain untuk semua material dan peralatan
yang harus disediakan sesuai Kontrak, dan yang diusulkan untuk
dipergunakan oleh Kontraktor, dalam ……hari kalender setelah
penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja atau sesuai ketentuan mengenai
hal tersebut didalam Spesifikasi. Persetujuan Direksi atas data

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 34 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

tersebut di atas tidak akan membebaskan Kontraktor dari tanggung


jawabnya sesuai dengan Kontrak.

A.9 Perintah dan Tata Cara Pengujian

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi untuk disetujui, selama


atau segera setelah penyerahan gambar pabrikan, perintah tata cara
pengujian yang menjelaskan setiap pengujian yang mungkin
diperlukan selama produksi. Perintah tersebut menetapkan urut-
urutan pengujian persiapan peralatan, prosedur operasi yang harus
dijalankan dan tata cara rinci untuk melaksanakan pengujian. Daftar
rincian selanjutnya di Spesifikasi yang menyinggung perintah tata cara
pengujian dan jenis pengujian yang harus dilakukan harus diikuti.

A.10 Pedoman dan Pemasangan, Operasi dan Pemeliharaan

Kontraktor harus menyerakan kepada Direksi untuk disetujui, ….set


pedoman pelaksanaan mengenai cara yang benar dalam pemasangan
peralatan permanen segera sebelum barang-barang tersebut dikirim
ke Lapangan dan pedoman operasi dan pemeliharaan dari peralatan
yang dipasang tersebut dalam ……hari kalender setelah peralatan tiba
di lapangan. Pedoman pelaksanaan harus menerangkan secara rinci
tata cara pemasangan yang harus diikuti dan pemakaian semua
peralatan pemasangan, alat ukur atau barang lain. Tata cara
perakitan, penyesuaian, operasi dan pembongkaran dari setiap Sistem
komponen, mesin atau peralatan harus secara jelas diterangkan dan
digambarkan. Pemeliharaan yang dilaksanakan untuk barang-barang
tersebut harus dijelaskan secara rinci termasuk frekuensi yang
direkomendasikan untuk pemeriksaan dan pelumasan.

Pedoman pelaksanaan harus termasuk gambar diagram peralatan


yang mudah dibaca untuk memudahkan penguasaan informasi
tersebut. Kontraktor, dalam penyiapan pedoman pelaksanaan, harus
mempertimbangkan kekurangan pengalaman dan ketidakbiasaan
petugas operasi dan pemeliharaan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 35 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Dalam hal ini, Kontraktor akan secar penuh bekerjasama dan


membantu Direksi dalam penyusunan program Operasi dan
Pemeliharaan (O&M) termasuk pelatih tugas (On The Job Training)
untuk semua peralatan yang dipasang permanen.

Pedoman pelaksanaan harus termasuk daftar lengkap dari semua


gambar yang dipergunakan, daftar suku cadang, dan daftar setiap
komponen dari setiap barang peralatan. Daftar komponen ini harus
termasuk kode pabrikan, nomor seri dan perintah lain dan harus
serinci mungkin untuk semua peralatan yang disediakan.

Ketentuan rinci selanjutnya dituangkan dalam Spesifikasi yang sesuai


dengan pedoman pelaksanaan dan harus dipatuhi oleh kontraktor.

A.11 Penyerahan dan Pemeriksaan/Persetujuan Gambar


Kontraktor, Gambar Pabrikan dan Dokumen

Kontraktor, bila diperlukan di dalam Kontrak, harus mengirim gambar


dan dokumen kepada Direksi untuk diperiksa atau disetujui paling
tidak 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum pelaksanaan pekerjaan
yang berhubungan dengan gambar dan dokumen tersebut Gambar
Pabrikan untuk barang-barang yang diproduksi di luar Indonesia atau
di Indonesia harus dikirim dalam …..hari dari tanggal penerbitan Surat
Perintah Mulai Kerja untuk mendapat persetujuan Direksi.

Tata cara pengiriman, pemeriksaan/pertsetujuan gambar dan gambar


dapat disampaikan sebagai berikut, ditetapkan bahwa Direksi
mempunyai hak untuk membuat setiap perubahan dari tata cara
tertentu selama pelaksanaan pekerjaan bila Direksi manganggap
perlu. Ketika Kontraktor telah menerima hasil pemeriksaan dan/atau
persetujuan Direksi untuk gambar dan dokumen tertentu, Kontraktor
harus mengirim 3 (tiga) rekaman yang jelas terbaca dari gambar dan
dokumen tersebut.

Format gambar dan dokumen tersebut harus disetujui oleh Direksi.


Dalam …..hari setelah kopi rekaman gambar dan dokumen dari

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 36 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Kontraktor, Direksi akan mengembalikan 1 (satu) kopi dengan


penggolongan sebagai berikut, tergantung apakah gambar dan
dokumen tersebut “disetujui” atau “diperiksa”. Penggolongan Gambar
dan Dokumen untuk Pemeriksaan/Persetujuan:

(a) “DISETUJUI”

(b) “DISETUJUI KECUALI CATATAN – TAK PERLU DIKIRIM


KEMBALI”

(c) “DIKIRIM KEMBALI SETELAH DIPERBAIKI”

(d) “DITOLAK”

Setelah menerima gambar dan dokumen dengan tanda (a) atau (b) di
atas Kontraktor di ijinkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan gambar dan dokumen tersebut, membuat perbaikan bila
diketemukan kesalaman oleh Direksi. Rekaman semua gambar yang
disetujui akan disimpan di kantor lapangan Kontraktor.

Bila gambar dan dokumen yang dikembalikan bertanda (c), Kontraktor


harus melakukan perbaikan dan/atau perubahan dari gambar dan
dokumen tersebut dalam waktu yang tidak lama dan mengirim
kembali 3 (tiga) rekaman dari gambar dan dokumen yang telah
diperbaiki tersebut kepada Direksi. Bila Gambar dan Dokumen yang
dikembalikan telah dikirim kembali untuk persetujuan, Direksi akan
berusaha menyelesaikan pemeriksaan dan/atau persetujuan atas
gambar dan dokumen tersebut dalam waktu 15 (lima belas) hari
kerja; namun, hal ini akan tergantung kepada jumlah dan kerumitan
dari perbaikan/perubahan yang harus diperiksa. Tata cara ini akan
berlanjut sampai gambar dan dokumen mendapat tanda (a) atau (b),
dan pada saat itu gambar dan dokumen tersebut menjadi bagian dari
Dokumen Kontrak.

Tidak satupun dari Pekerjaan Pokok dapat dimulai sampai gambar dan
dokumen yang bersangkutan telah disetujui oleh Direksi. Sebelum
pekerjaan dimulai, pemeriksaan bersama akan dilakukan oleh Direksi

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 37 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

dan Kontraktor untuk menjamin gambar dan dokumen yang disetujui


telah sepenuhnya sesuai. Setiap perbedaan atau kekurangan, bila
ditemui, harus segera diperbaiki sebelum dilaksanakan.

Bila diperlukan perubahan dari gambar dan/atau dokumen setelah


diperiksa dan/atau disetujui, Kontraktor harus mengirimnya ke Direksi
dengan cara yang sama seperti di atas.

Setiap pekerjaan yang dilakukan sebelum persetujuan Direksi atas


gambar dan/atau dokumen akan menjadi resiko Kontraktor.
Persetujuan Direksi terhadap gambar dan/atau dokumen pabrikan
tidak membebaskan Kontraktor dari kewajibannya sesuai Kontrak.

A.12 Jadwal dan Pelaporan

1. Permulaan, Pelaksanaan dan Penyelesaian Pekerjaan

Kontraktor akan memulai Pekerjaan dalam Kontrak sesuai dengan


Pasal ….. Syarat-suarat Umum Kontrak dan akan menyelesaikan
Pekerjaan dalam waktu …..hari sejak penerbitan Surat Perintah
Mulai Kerja.

2. Program Pelaksanaan

Kontraktor harus menyerahkan program rinci atau perubahan dari


program tersebut kepada Direksi untuk disetujui dengan Pasal 15
Syarat-Syarat Umum Kontrak.

Kontraktor akan menggunakan Gambar Kontrak yang diterbitkan


oleh Direksi untuk menyiapkan program pelaksanaan sementara
dan harus mengirim program rinci selanjutnya atau perubahan
dari progam itu kepada Direksi untuk disetujui berdasar Gambar
Konstruksi yang disiapkan oleh Kontraktor sebagai berikut:

Kontraktor akan menyiapkan Gambar Konstruksi yang dibutuhkan


untuk periode Kontrak …..hari pertama dalam waktu …..minggu
setelah penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 38 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Kontraktor akan menyiapkan Gambar Konstruksi yang dibutuhkan


untuk keperluan pelaksanaan dalam waktu …..minggu sebelum
mulai setiap bagian khusus dari Pekerjaan.

Program pelaksanaan secara lengkap untuk seluruh Pekerjaan


yang akan dilaksanakan selama Kontrak, harus diserahkan oleh
Kontraktor dalam waktu …..hari kalender setelah menerima Surat
Peunjukkan. Program pelaksanaan harus termasuk jaringan CPM
(Critical Path Method) dan jadwal baris yang sesuai dengan
ketentuan disini.

Kegiatan yang diperlihatkan pada jaringan CPM dan jadwal


pelaksanaan baris harus termasuk kebutuhan waktu untuk
pekerjaan dan persetujuan gambar dan contoh, pengadaan dan
pengiriman material dan peralatan, pemasangan khusus dan
mendesak, kemungkinan kelambatan akibat banjir dan/atau cuaca
buruk, liburan keagamaan dan sebagainya. Semua bagian kritis
harus ditandai dengan jelas pada jaringan CPM.

Bila Kontraktor mengusukan untuk merubah Program Pelaksanaan


Kontraktual, Kontraktor harus segera memberitahu Direksi secara
tertulis untuk mendapat persetujuan perubahan tersebut. Bila
perubahan di dalam Program Pelaksanaan Kontraktual
mempengaruhi jadwal desain dan gambar Direksi, Pemberi Kerja
tidak bertanggung jawab atas terjadinya kelambatan penerbitan
Gambar yang berhubungan dengan perubahan tersebut.

Meskipun terdapat ketentuan di Pasal 45 Syara-Syarat Kontrak,


Kontraktor tidak berhan untuk menuntut kelambatan kemajuan
pekerjaan akibat keterlambatan atau penundaan penerbitan
Gambar Konstruksi.

Bila Kontraktor terlambat terhadap program pelaksanaan yang


disetujui, ia harus dalam waktu …..hari dari tanggal kegagalan
tersebut, menyerahkan untuk mendapatkan persetujuan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 39 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

perubahan Program Pelaksanaan Kontraktual untuk bagian khusus


dari Pekerjaan Permanen.

3. Laporan Kemajuan Pekerjaan

Kontraktor harus, sebelum tanggal 10 pada setiap bulannya,


menyerahkan kepada Direksi dan Pemberi Kerja masing-masing 2
(dua) rekaman laporan kemajuan pekerjaan bulanan dan laporan
triwulanan tambahan setiap …..bulan dalam bentuk yang disetujui
Direksi mengenai kemajuan pekerjaan rinci dari pekerjaan yang
dilaksanakan dalam bulan atau periode yang lalu. Laporan harus
berisikan, tetapi tidak terbatas, hal-hal sebagai berikut:

Uraian umum mengenai Pekerjaan yang dilaksanakan dalam


peride laporan dan catatan masalah yang dihadapi.

Prosentase total Pekerjaan yang selesai dibandingkan dengan


penjadwalan jaringan CPM pada akhir peride laporan, dengan
uraian tertulis secukupnya mengenai perbedaan yang terjadi.

Kuantitas dan prosentase item pokok dari Pekerjaan disajikan


sesuai dengan jadwa dalam sebulan dengan keterangan tertulis
secukupnya untuk menjelaskan perbedaan dan bagaimana
mengatasi kelambatan.

Daftar tenaga kerja lokal atas dasar keterampulan yang


dipekerjakan dalam periode laporan.

Daftar tenaga kerja asing atas dasar posisi yang dipekerjakan


dalam periode laporan.

Inventarisasi jumlah material konstruksi yang dipergunakan dalam


periode laporan dan pada akhir periode laporan, pengiriman ke
lapangan dalam periode laporan, dan stok material tersebut pada
akhir periode laporan.

Inventarisasi semua peralatan, kondisi sekarang, waktu


penyelesaian perbaikan bila sedang diperbaiki. Uraian umum

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 40 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

mengenai cuaca, daftar hujan dan suhu maksimum dan minimum


pada setiap hari. Pernyataan mengenai hubungan perburuhan dan
keterangan mengenai persoalan yang actual atau potensian.

Pernyataan mengenai keberhasilan gunaan program keselamatan


dan daftar setiap kecelakaan termasuk perawatan di rumah sakit
dan/atau kematian personil. Jika daftar mengenai kecelakaan
yang menyebabkan kerusakan peralatan sehingga tidak dapat
dioperasikan, dan setiap kebakaran yang terjadi. Pernyataan
mengenai keberhasilan program keamanan dan daftar mengenai
pencurian yang besar.

Daftar mengenai jumlah dan tanggal penerimaan pembayaran


pada akhir periode laporan dan jumlah tagihan bulanan yang
diserahkan, namun belum dibayar.

Daftar tuntutan yang diserahkan selama periode laporan termasuk


jumlah tuntutan dan tuntutan perpanjangan waktu. Pernyataan
mengenai persoalan yang diketahui.

Foto kemajuan pekerjaan sebagaimana diuraikan di A.12 (4)


Spesifikasi Umum.

4. Foto Kemajuan Pekerjaan

Kontraktor selama masa Kontrak, harus mengirimkan kepada


Direksi foto berwarna dengan kuruan kartu pos (9 cm x 12 cm),
yang secara jelas menunjukkan kemajuan Pekerjaan. Foto harus
diambil pada permulaan, selama pelaksanaan dan setelah selesai
dari setiap unsur pokok Pekerjaan dan pada waktu lain dan
tempat seperti diperintahkan Direksi. Foto diserahkan kepada
Direksi sebagai lampiran dari laporan kemajuan bulanan
sebagaimana disyaratkan dalam A.12 (3) Spesifikasi Umum.

Uraian singkat mengenai obyek foto dan tanggal pengambilan


ditambahkan pada setiap foto. Cetakan tambahan harus dikirim
bila diperlukan oleh Direksi atau Pemberi Kerja. Klise foto menjadi

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 41 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

milik Pemberi Kerja dan tidak satupun cetakan dari klise ini
diberikan kepada setiap orang, kecuali yang mendapat hak dari
Pemberi Kerja.

Selanjutnya, Kontraktor harus menyediakan 2 (dua) rekaman film


16 mm mengenai kemajuan pelaksanaan pekerjaan; produksi,
pemeriksaan, pengujian di pabrik, pemasangan dan pengujian di
lapangan.

Biaya pemotretan tidak dibayar secara terpisah, dan sudah


termasuk di dalam harga satuan yang bersangkutan di Bill of
Quantity.

Setelah penyelesaian pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan


semua klise kepada Pemberi Kerja dengan urutan klise secara
kronologis dan ditandai untuk identifikasi. Kontraktor harus
mengirim 2 (dua) set foto berwarna yang telah diatur dan
diarsipkan secukupnya yang menunjukkan semua urutan
pekerjaan sampai selesai.

5. Jadwal Pekerjaan Mingguan

Setiap Jum’at, Kontraktor harus mengirim 2 (dua) rekaman jadwal


mingguan dari pekerjaan pokok yang diselesaikan dalam minggu
tersebut. Jadwal tersebut harus dibuat dalam format yang
disetujui Direksi dan berisikan keterangan secukupnya mengenai
pekerjaan pokok yang dilaksanakan seperti kistdam, pekerjaan
tanah, timbunan, pembetonan, drainase, pembangunan jembatan,
pekerjaan mekanikal.

6. Rapat Kemajuan Pekerjaan

Rapat rutin antara Direksi dan Kontraktor dilaksanakan sekali


seminggu atau dua mingguan pada waktu yang disetujui oleh
kedua belah pihak. Kegunaan rapat ini adalah untuk
membicarakan kemajuan pekerjaan yang telah dibuat, pekerjaan
yang diusulkan untuk dilaksanakan pada minggu mendatang dan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 42 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

setiap persoalan yang mempunyai pengaruh langsung pada


kegiatan pekerjaan lain. Pemberi Kerja dapat hadir pada rapat ini
atau mengadakan rapat terpisah bila diperlukan.

A.13 Ketentuan Umum

1. Pengukuran Pekerjaan

a. Sistem Pengendalian Pengukuran

Tanda dasar Benck Mark untuk mengendalokan ketinggian


adalah ….. dan …….seperti terlihat pada Gambar dengan
ketinggian masing-masing ……m dan ……m. Stasiun Dasar
untuk mengatur kedataran adalah ……….yang letaknya seperti
terlihat pada Gambar. Koordinat stasiun ini adalah garis bujur
….. dan garis lintang ….. yang ditentukan berdasarkan
koordinat yang diberikan oleh Direksi.

Kontraktor akan memasang bench mark dan patok ukur


referensi di lapangan seperti terlihat pada gambar. Kontraktor
harus melakukan pengukuran dan pemeriksaan sebelum
menggunakan tanda-tada ukur di atas untuk menetapkan
perletakan Pekerjaan. Kontraktor dapat memetapkan tambahan
patok ukur sementara untuk keperluannya, namun setiap patok
ukur sementara tersebut letaknya harus disetujui Direksi, dan
ketelitiannya harus diikatkan ke bench mark yang telah ada.
Kontraktor harus bekerja sama dengan Direksi dalam
melakukan pemeriksaan pengukuran atau dalam melakukan
survei dan pengukuran untuk keperluan pencatatan dan
pembayaran.

b. Pengukuran Rinci

Kontraktor harus melakukan pengukuran rinci tambahan untuk


memperluas jaringan pengukuran di lapangan dan membuat,

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 43 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

memelihara dan menjaga patok-patok tetap dan semua bench


mark, stasiun refernsi dan sebagainya.

Biaya upah dan material yang diperlukan oleh Direksi untuk


keperluan tersebut di atas dan didapat dari pemeriksaan dan
survei rinci Kontraktor untuk memperluas jaringan pengukuran
di lapangan, dianggap sudah termasuk di dalam harga satuan
berbagai macam pekerjaan di Bill of Quantity. Tidak ada
pembayaran terpisah dan perpanjangan waktu yang disetujui
pada setiap pekerjaan atau kelambatan yang disebabkan akibat
survei dan pengukuran Pekerjaan.

Garis permukaan tanah dan garis kontur yang terlihat di


Gambar dianggap benar sesuai Kontrak. Tetapi, bila Kontraktor
ragu-ragu atas kebenaran permukaan tanah dan garis kontur
tersebut, Kontraktor paling tidak ……hari sebelum bekerja di
lapangan, harus memberitahu Direksi secara tertulis
keinginannya untuk melakukan pengukuran kembali permukaan
tanah tersebut di bawah pengawasan Wakil Direksi, dan
tampang melintang yang didapat pada waktu itu akan
digunakan dalam perhitungan volume pekerjaan tanah bila
disetujui Direksi. Direksi mempunyai hak untuk mengganti atau
merubah garis permukaan tanah atau kontur dengan
melakukan pengukuran sendiri, sebelum permukaan tanah asli
diubah oleh Kontraktor.

2. Standar, Pemeriksan dan Pengemasan Barang

a. Standar dan Satuan Pengukuran

Material dan cara pengujian harus disediakan dan diuji sesuai


dengan Standar Indonesia atau bila tidak terdapat Standar
Indonesia yang sesuai, material dan cara pengujian tersebut
dapat dilakukan sesuai dengan standar AASHTO atau ASTM,
seperti dinyatakan dibawah ini:

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 44 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

➢ Pekerjaan Beton dan Jembatan

➢ SNI (Standar Nasional Indonesia)

➢ PBI (Peraturan Beton Bertulang Indonesia) 1971 NI-2

➢ Pekerjaan Logam, Pekerjaan Jalan dan lain-lain

➢ AASHTO (The American Association of State Highway and


Transportation Officials)

➢ PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia)

Kontraktor dapat mengusulkan kepada Direksi selama masa


Kontrak, standar yang berbeda dengan ketentuan di dalam
Kontrak, ia harus menyediakan dan mengirimkan terjemahan
Bahasa Indonesia dari standar yang diusulkan dan semua
keterangan lain yang berhubungan dan degan bukti tertulis
bahwa standar yang diusulkan tersebut di dalam segala aspek
sama dan sesuai dengan standar yang ditentukan di dalam
Kontrak.

Pengiriman tersebut harus segera dan kegagalan dlaam


melakukan atau pembelian setiap material dan peralatan lain
yang sesuai sebelum disetujui Direksi akan menjadi resiko
Kontraktor. Dalam semua korespondensi, jadwal, Spesifikasi
dan Gambar yang sesuai dengan Kontrak, semata-mata akan
dipergunakan sistem metrik dalam pengukuran kecuali bila
terdapat ketentuan lain. Bila sistem pengukuran lain yang
dipergunakan, pengukuran metrik yang ekuivalen harus
disertakan.

b. Pemeriksaan Material dan Peralatan

Material dan peralatan yang disiapkan sesuai dengan Kontrak


harus diperiksa, dinilai dan diuji pada setiap waktu dan setiap
situasi di luar lapangan dan/atau di lapangan. Hanya material

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 45 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

dan peralatan yang sudah disetujui oleh Direksi yang dapat


dipergunakan.

Direksi akan memerintahkan kontraktor untuk menggunakan


material buatan segera tanpa tambahan biaya, semua fasilitas,
tenaga dan material yang sangat dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan, penilaian dan pengujian tersebut bila diperlukan
oleh Direksi. Penerimaan material dan peralatan atau
pembebasan pemeriksaan terhadapnya tidak akan
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk
menyediakan material dan peralatan yang sesuai dengan
kebutuhan Kontrak.

c. Pengemasan

Semua material dan peralatan harus dikemas dengan baik


untuk pengiriman ke lapangan, sehingga mereka dilindungi dari
pengaruh cuaca yang akan dialaminya selama pengiriman dan
penyimpanan di lapangan.

Setiap peti kemas harus berisi daftar kemas (Packing List)


dalam sampul yang kedap air. Semua peti, kemasan dan
sebagainya ditandai di luarnya secara rapi dengan nama
penerima barang seperti: “…………..(Nama Kontraktor), dan
alamat lengkap”

Persediaan Material

Kontraktor diharuskan untuk memelihara dalam segala waktu


persediaan material dan peralatan konstruksi, yang cukup untuk
kegiatan material dan peralatan konstruksi, yang cukup untuk
kegiatan pelaksanaan.

Kegagalan dalam melakukan hal tersebut di atas akan menjadi


resiko Kontraktor. Setiap tuntutan atau permohonan
perpanjangan waktu Pekerjaan akibat kesulitan pengadaan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 46 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

material dan peralatan yang berada di luar pengendalian


Kontraktor tidak akan dipertimbangkan oleh Direksi.

A.14 Tindakan Pencegahan untuk Keselamatan dan Keamanan

Kontraktor harus melakukan segala tindakan pencegahan terhadap


resiko, kehilangan nyawa atau luka-luka yang dialami oleh setiap
personil yang dipekerjakan di pekerjaan atau pegawai Pemberi Kerja
dan Direksi atau tamu atau orang yang mempunyai alasan yang kuat
dan cukup untuk berada di lapangan dan harus melindungi
pekerjaan dengan baik sehingga memuaskan Direksi.

Dimana dan bila angat diperlukan, Kontraktor harus menyediakan


penerangan, pagar, tanda dan penjaga, dan fasilitas dan jasa
keselamatan lainnya.

Selanjutnya Kontraktor harus mengambil segala tindakan


pencegahan terhadap kerusakan barang milik Pemberi Kerja atau
orang lain yang terletak di atau di dekat Lapangan. Kontraktor harus
dalam segala waktu tunduk dengan peraturan pencegahan setiap
kecelakaan dan setiap peraturan keselamatan dari pemerintah
daerah dan pemerintah pusat Indonesia.

Kontraktor harus menunjuk seorang Manajer Keselamatan dan


menyelenggarakan rapat keselamatan kerja dengan Direksi dan
dengan pengawas dan mandornya. Kontraktor harus melaporkan
secara tertulis dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam kepada
Direksi segala kecelakaan yang menyebabkan kematian dan/atau
luka-luka setiap orang, akibat kegiatan Kontraktor.

Kontraktor harus mengambil setiap tindakan pencegahan untuk


mencegah kebakaran yang terjadi di atau di sekitar Lapangan dan
harus menyediakan peralatan pencegah kebakaran yang ssuai dan
cukup menurut pendapat Direksi untuk semua struktur, bangunan
dan bangunan pendukung miliknya. Kontraktor harus memelihara
peralatan dan peralatan pencegah kebakaran tambahan yang

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 47 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

mungkin dibutuhkan tersebut dalam kondisi bekerja baik sampai


Pekerjaan diterima oleh Pemberi Kerja.

Kontraktor harus dengan sungguh-sungguh memadamkan


kebakaran yang terjadi di lapangan, dari manapun api berasal.
Dalam hal ini, ia harus mempekerjakan segala kebutuhan peralatan
dan tenaga kerja sampai dengan semua peralatan dan tenaga kerja
yang dipekerjakan di lapangan, termasuk peralatan dan tenaga kerja
Sub Kontraktor.

Perhatian Kontraktor harus diberikan kepada struktur belum selesai


yang membentuk bagian Pekerjaan, yang mungkin kebanjiran
selama bajir atau terendam. Kontraktor harus menjamin struktu
belum selesai tersebut dengan keamanan yang cukup terhadap
kebajiran.

Kontraktor harus menyediakan PPPK dengan obat yang cukup dan


menyediakannya bagi semua orang yang dipekerjakannya dan oleh
setiap Sub Kontraktor dalam Pekerjaan dengan PPPK yang sesuai
dengan ketentuan di dalam paragraph ini, Peraturan Pemerintah dan
peraturan-peraturan dan segala undang-undang lain dari Pemberi
Kerja.

Semua biaya yang terjadi dalam menyediakan keselamatan dan


keamanan seperti ditetapkan di dalam paragraph ini harus sudah
termasuk di dalam harga satuan dan harga lumpsum dari berbagai
macam pekerjaan di Bill of Quatity.

A.15 Pekerjaan Sementara

1. Umum

Semua Pekerjaan Sementara termasuk, tetapi tidak terbatas


pada, peralatan konstruksi, sistem penyediaan air, sistem
jaringan listrik, sistem komunikasi, bangunan, jalan masuk dan
jalan angkut sementara, pengeringan dan sistem drainase dan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 48 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

fasilitas konstruksi lain yang akan dipasang, dioperasikan,


dipelihara dan kemudian dibongkar oleh Kontraktor, kecuali
ditentukan lain di Kontrak.

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi untuk disetujui,


dalam waktu ….hari dari penerimaan Surat Perintah Mulai Kerja,
rincian termasuk skala kapasitas, Lay Out, program dan jadwal
pemasangan Pekerjaan Sementara. Direksi berhak meminta
Kontraktor untuk mengubah atau mengganti usulan Kontraktor
bila diperlukan menurut

pendapat Direksi. Perintah Direksi tersebut tidak membebaskan


Kontraktor dari kewajibannya dan tanggung jawabnya sesuai
Kontrak.

Bila Kontraktor bermaksud menempatkan beberapa Pekerjaan


Sementara di luar batas Lapangan seperti terlihat pada Gambar,
usulan tersebut merupakan pilihannya, tetapi semua biaya yang
dibutuhkan untuk mengerjakannya, termasuk ha katas lahan,
sewa lahan dan sebagainya, harus ditanggung oleh Kontraktor
dan harus termasuk dalam harga lumpsum di Bill of Quantity, dan
setiap kelambatan atau halangan yang disebabkan oleh hal itu
tidak membebaskan Kontraktor dari kewajibannya dalam Kontrak.
Tidak ada perpanjangan waktu yang di ijinkan untuk kelambatan
akibat hal ini.

Kecuali bia disediakan, tidak ada pembayaran terpisah dilakukan


untuk usulan tersebut dan/atau tunduk dengan ketentuan pada
paragraph ini dan semua biaya akan dianggap termasuk harga
lumpsum di Bill of Quantity dengan cara sebagai berikut:

Sampai dengan …..persen dari harga lumpsum di Bill of Quantity


akan dibayarkan pada saat Direksi mengesahkan pembebasan
tanah dan tapak yang dibutuhkan untuk keperluan Pekerjaan
telah dibereskan oleh Kontraktor sesuai dengan usulannya

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 49 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

terdapat di paragraph ini dan telah tersedia untuk pelaksanaan


Pekerjaan.

Sisanya …..persen dari harga lumpsum akan dibayar berdasar


kemajuan pekerjaan dari Pekerjaan Permanen yang disahkan
oleh Direksi.

2. Lapangan

a. Ruang Kerja

Pemberi kerja bertanggung jawab terhadap tersedianya lahan


untuk Pekerjaan seperti dinyatakan di dalam Kontrak.

Kontraktor tidak boleh melebihi batas lapangan seperti yang


terlihat dalam Gambar. Namun, dalam kondisi tertentu
dengan persetujuan Direksi sebelumnya, Kontraktor harus
bertanggung jawab untuk mendapat ijin dari pemilik,
penghuni atau pemerintah atas lahan yang terletak di luar
batas Lapangan untuk jalan masuk sementara atau

untuk keperluan sementara lain, dan harus ditegaskan secara


tertulis kepada Wakil Direksi bahwa ia telah mendapatkan ijin.

Kontraktor harus membayar semua biaya, pengeluaran,


kompensasi atau pembayaran lain yang terjadi akibat
pembebasan ruang kerja kepada pemilik, penghuni ata
pemerintah. Semua biaya harus dianggap sudah termasuk di
dalam harga lumpsum dari Pekerjaan Persiapan di Bill of
Quantity.

Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan cara


yang sama seperti pada A.15 (1) dalam Bab ini dan tidak akan
melebihi jumlah harga lumpsum Pekerjaan Persiapan di Bill of
Quantity.

Tidak ada pembayaran terpisah kepada Kontraktor akan


dilakukan untuk setiap biaya yang dibayar Kontraktor untuk

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 50 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

ruang kerja lain yang ditambahkan dalam usulannya yang


telah disetujui oleh Direksi.

b. Perispan Lahan untuk Bangunan dan Fasilitas Sementara

Sebelum pembangunan bangunan dan fasilitas sementara


oleh Kontraktor, semua lahan dan ruang harus dikembangkan
oleh Kontraktor dengan pembersihan, pengupasan,
bongkaran, timbunan, pemadatan dan pembentukan sesuai
dengan usulan yang telah disetujui Direksi, kecuali lahan dan
ruang yang diperoleh oleh Kontraktor.

Semua biaya yang terjadi akibat persiapan lahan dan ruang


tersebut harus sudah termasuk di dalam harga lumpsum
untuk Pekerjaan Persiapan di Bill of Quantity.

Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan cara


yang sama seperti dinyatakan pada A.15 (1) di depan.

c. Larangan Masuk Tanpa Ijin

Dalam melaksanakan Pekerjaan, Kontraktor harus


memperhatikan jalan kereta api dan tanah milik yang
berdekatan atau tanah milik atau kepentingan pemilik atau
penghuni di luar batas Lapangan. Kontraktor harus
membangun dan memelihara pagar sementara untuk
mencegah pelanggaran oleh pegawai dan pegawai Sub
Kontraktronya dan harus

sepenuhnya bertanggung jawab untuk memperbaiki sebaik-


baiknya pada setiap kehilangan atau kerusakan yang
disebabkan oleh pelanggaran masuk tanpa ijin tersebut.

Biaya yang terjadi akibat pembangunan dan pemeliharaan


pagar sementara dianggap sudah dimasukkan di dalam harga
satuan dan harga lumpsum untuk item pekerjaan yang
bersangkutan di Bill of Quantity.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 51 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan dasar


harga satuan dan harga lumpsum untuk item pekerjaan yang
bersangkutan di Bill of Quantity dengan cara sebagai berikut:

Biaya pagar bila termasuk di dalam harga satuan item


pekerjaan yang bersangkutan, pembayaran kepada
Kontraktor akan dilakukan dengan Pembayaran Bulanan
Sementara sesuai dengan kemajuan pekerjaan bulanan yang
disahkan oleh Direksi.

Biaya pagar bila termasuk di dalam harga lumpsum item


pekerjaan yang bersangkutan, pembayaran kepada
Kontraktor akan dilakukan dengan harga lumpsum untuk item
pekerjaanyang bersangkutan dengan cara seperti ditentukan
di A.15 (1) di Bab ini.

3. Mobilisasi dan Demobilisasi

a. Pengangkutan Peralatan dan Materia

Kontraktor harus menjamin pengangkutan peralatan alat,


material dan barang lain yang diperlukan untuk kebutuhan
Pekerjaan Permanen dan Sementara sesuai dengan Kontrak
yang akan dibawa ke dan dibongkar dari Lapangan.

Ketentuan harga satuan dan lumpsum untuk berbagai item


pekerjana di Bill of Quantity harus sudah termasuk biaya
tersebut seperti asuransi pengangkutan dan lain-lain yang
ditumbulkan dari pengangkutan peralatan dan material
tersebut di atas yang akan diimpor masuk dan kemudian
direekspor keluar Indonesia.

Semua biaya yang timbul dari pengangkutan darat dari semua


peralatan dan material yang akan dibawa ked an kemudian
dibongkar dari Lapangan harus dianggap juga sudah
termasuk harga satuan dan harga lumpsum untuk berbagai
item pekerjaan di Bill of Quantity.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 52 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

b. Bangunan Semantara

Kontraktor harus menyediakan, memelihara, memperbaiki dan


kemudian membongkar bila diperintahkan, segala bangunan
sementara seperti kantor Kontraktor, mess, barak pekerja,
gudang dan bangunan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan Pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan denah
dan penjelasan umum dari bangunan sementara kepada
Direksi untuk disetujui.

Kontraktor harus memilih dan mengatur dengan laboratorium


yang tepat di Jakarta dalam pengujian beton, pengujian tanah
dan lainnya yang diperlukan untuk Pekerjaan. Kontraktor
harus bertanggung jawab atas ketelitian peralatan dan
catatan pengujian laboratorium yang akan diserahkan kepada
Direksi dalam waktu yang layak. Laboratorium dan
peralatannya harus tersedia dan dapat didatangi Direksi setiap
waktu.

Pembangunan bangunan sementara tidak boleh dimlai tanpa


persetujuan Direksi sebelumnya. Pemberi Kerja berhak untuk
minta Kontraktor meningkalkan seluruh atau sebagian dari
bangunan sementara di Lapangan untuk keperluannya dalam
waktu Operasi dan Pemeliharaan.

Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan harga


lumpsum dalam Bill of Quantity dengan cara sebagai berikut:

Biaya pagar bila termasuk di dalam harga satuan item


pekerjaan yang bersangkutan, pembayaran kepada
Kontraktor akan dilakukan dengan Pembayaran Bulanan
Sementara sesuai dengan kemajuan pekerjaan bulanan yang
disahkan oleh Direksi.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 53 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

c. Kantor Lapangan Direksi

Kontraktor harus menyediakan, memelihara, memperbaiki dan


kemudian membongkar, bila diperintahkan, Kantor Lapangan
Direksi dengan luas sekitar ……m2 yang dilengkapi meubel
dan alat-alat kantor termasuk …..set telepon, ……set AC dan
fasilitas kamar Mandi sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.

Kontraktor harus menyerahkan rencana rinci dan keterangan


umum mengenai Kantor Lapangan Direksi untuk disetujui.

Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan harga


lumpsum di Bill of Quantity.

Pembayaran kepada Kontraktor untuk pengadaan AC, meubel


dan perlengkapan kantor lainnya untuk melengkapi Kantor
Lapangan Direksi akan dilakukan terpisah dengan harga
lumpsum di Bill of Quantity yang diurakan dalam Syarat-
syarat Kontrak yang bersangkutan. Jumlah biaya yang telah
dibayar oleh Kontraktor sesuai dengan bukti yang ada seperti
faktur, kwitansi dan sebagainya akan dilampirkan dalam
pembayaran bulanan kemudian setelah pemasangan,
pengadan dan pengujian barang-barang tersebut di atas telah
disahkan oleh Direksi.

d. Peralatan Konstruksi

Kontraktor harus memasang, memelihara, memperbaiki dan


kemudian membongkar semua peralatan konstruksi yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan Pekerjaan secara tepat guna.

Peralatan Konstruksi tidak boleh dikeluarkan dari Lapangan


kecuali dengan persetujuan tertulis Direksi.

Direksi dapat, bila ia berpendapat hal tersebut perlu untuk


pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Kontrak,
memerintahkan Kontraktor untuk mengadakan tambahan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 54 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Peralatan Konstruksi atau memperpanjang waktu pemakaian


Peralatna Konstruksi. Kontraktor harus mengadakan dan
menyimpan semua suku cadang Peralatan Konstruksi untuk
menjamin pelaksanaan Pekerjaan yang tepat guna.

Kontraktor harus menyerahkan Laporan Bulanan Peralatan


yang termasuk keterangan mengenai Peralatan Konstruksi
sebagai berikut:

➢ Jadwal pemeriksaan, perbaikan dan pemeliharaan

➢ Jadwal dan pelaksanaan nyata overhaul

Daftar peralatan yang belum disediakan di luar tanggal jatuh


tempo dan tindakan yang diambil untuk pengadaan dan/atau
beroperasi kembali. Biaya operasi, pemeliharaan,

perbaikan dan penyusutan dari Peralatan Konstruksi harus


termasuk di dalam harga satuan atau harga lumpsum dari
item pekerjaan yang bersangkutan di Bill of Quantity.

Pemberi Kerja berhan untuk minta Kontraktor meninggalkan


Peralatan Konstruksi di lapangan untuk ia gunakan selama
masa pemeliharaan, bila dianggap perlu.

e. Fasiltas Sementara

Kontraktor harus menjamin fasilitas sementara termasuk


sistem tenaga listrik, air bersih dan komunikasi yang
diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan Permanen atau
Pekerjaan Sementara sesuai dengan Kontrak. Kontraktor
harus menyerahkan rencana denah lapangan dan keterangan
umum tentang fasiltias sementara kepada Direksi untuk
disetujui.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengadakan


semua ijin dan sebagainya dari pihak yang berwenang
dan/atau perusahaan nasional/lokal mengenai hubungannya

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 55 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

dengan pekerjaan untuk fasilitas sementara dan


melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan peraturan,
hukum, perintah dan undang-undang lain yang dibutuhkan
untuk memuaskan pihak yang berwenang, perusahaan yang
bersangkutan dan Pemberi Kerja.

Pembangunan fasilitas sementara tidak boleh dimulai tanpa


ijin sebelumnya dari pihak yang berwenang dan perusahaan
yang bersangkutan dan persetujuan sebelumnya dari Direksi.

f. Sistem penyediaan Tenaga Listrik Sementara

Sistem penyediaan tenaga listrik sementara harus dirancang,


dipasang, dioperasikan, dipelihara, diperbaiki dan kemudian
dibongkar Kontraktor untuk pelaksanaan yang tepat guna baik
untuk Pekerjaan Permanen maupun Pekerjaan Sementara.

Tenaga listrik mungkin diperoleh dari jaringan distribusi


tenaga dan/atau kabel pembawa listrik yang ada yang
dioperasikan oleh PLN, 20 kVA, 3 fase dan 50 Hertz dengan
transformator penurunan tegangan untuk memberi tenaga
pada peralatan konstruksi, lampu, tanda, penerangan,
pendingin dan sebagainya.

Sumber tenaga darurat dengan kapasitas cukup dapat


disediakan jiga oleh Kontraktor pada tempat dengan
penyediaan tenaga listrik terjamin pada setiap waktu bila
penyediaan tenaga listrik yang ada mengalami kegagalan.
Pemakai tenaga listrik dari jaringan kabel tenaga yang ada
dari PLN harus dibayar Kontraktor kepada PLN dengan harga
satuan dalam Rupiah per KWH yang diukur di sisi tegangan
tertinggi dari transformator penurun tegangan.

Biaya pemakaian tenaga listrik oleh Kontraktor termasuk di


dalam harga lumpsum di Bill of Quantity. Pemakaian tenaga
listrik di Kantor Lapangan Direksi harus dihitung secara

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 56 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

terpisah dan pembayaran Kontraktor kepada PLN akan


ditambahkan pada pembayaran bulanan yang akan dating
dari Pemberi Kerja kepada Kontraktor.

Semua biaya yang timbul dari sistem penyediaan listrik


sementara termasuk pemasangan, operasi, pemeliharaan,
perbaikan, penyusutan dan kemudian pembongkaran harus
termasuk di dalam harga lumpsum di Bill of Quantity.

Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan harga


lumpsum di Bill of Quantity dengan cara sebagai berikut:

Sampai dengan …..persen dari harga lumpsum akan


dibayarkan pada saat Direksi mengesahkan sistem
penyediaan tenaga listrik sementara telah diterima
pemasangannya dan dapat beroperasi, dan Sisanya ….persen
dari harga lumpsum akan dibayar berdasar kemajuan
pekerjaan dari Pekerjaan Permanen sampai terbitnya Berita
Acara Penyerahan seluruh Pekerjaan Permanen.

Pemberi Kerja berhak untuk minta Kontraktor meninggalkan


sistem penyediaan tenaga listrik sementara pada tempatnya
untuk digunakan dalam Masa Operasi dan Pemeliharaan.

g. Sistem Penyediaan Air Sementara

Kontraktor harus memasang, mengoperasikan, memelihara,


memperbaiki dan kemudian membongkar sistem penyediaan
air sementara untuk bangunan sementara Kontraktor,
peralatan konstruksi, Kantor Lapangan Direksi dan tempat lain
Pekerjaan di lapangan sesuai dengan kebutuhan Kontraktor
sendiri.

Kecuali diijinkan oleh pihak yang berwenang yang


bersangkutan dan/atau diperintahkan oleh Direksi, jaringan
air minum yang ada dapat dipakai untuk seluruh atau
sebagian pekerjaan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 57 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Kontraktor dapat memperoleh aiar dari sungai, pembuang


atau sumur yang berdekatan dengan mempa atau cara lain
untuk penyediaan timbunan air yang cukup di tempat yang
dipilih di Lapangan.

Kontraktor harus menyediakan sistem yang cukup dapat


menyediakan air olahan untuk minum, mencuci, sanitasi dan
lain-lain yang diperlukan untuk Pekerjaan.

Kontraktor harus merancang sistem penyediaan air sementara


tersebut sesuai dengan kebutuhan lapangan kejeraan dan
bangunan sementara dan harus memasang sistem yang
sesuai dengan rencana dan rancangannya. Rencana rinci dan
gambar harus disiapkan Kontraktor dan harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.

Dalam hal air didapat sistem penyediaan air umum yang ada,
tagihan pemakaian air yang dipakai di luar Kantor Lapangan
Direksi harus dibayar Kontraktor ke Perusahaan Air Minum
secara langsung.

Biaya yang dibayar Kontraktor harus sudah termasuk dalam


harga lumpsum di Bill of Quantity.

Tagihan pemakaian air untuk Kantor Lapangan Direksi akan


dibayar secara terpisah oleh Kontraktor langsung ke
Perusahaan Air Minum dan biaya yang dibayarkan oleh
Kontraktor pada pembayaran bulanan kemudian.

Semua biaya yang timbul dari sistem penyediaan air


sementara termasuk pemasangan, operasi, pemeliharaan,
perbaikan, penyusutan dan kemudian pembongkaran harus
sudah termasuk dalam harga lumpsum di Bill of Quantity.

Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan harga


lumpsum dari Bill of Quantity.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 58 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

h. Sistem Komunikasi Sementara

Kontraktor akan mengatur di bawah pengawasan pihak


berwenang yang tepat dalam pemasangan sejumlah telepon
yang dibutuhkan, dengan kemampuan sejumlah nomor
tambahan, yang dihubungkan ke sistem jarignan telepon
umum.

Semua biaya yang timbul dari pengaturan, pemasangan,


pemeliharaan, perbaikan, dan kemudian pembongkaran,
termasuk tagihan telepon harus sudah termasuk di dalam
harga lumpsum di Bill of Quantity.

Tagihan telepon untuk Kantor Lapangan Direksi dibayar


terpisah oleh Kontraktor langsung ke TELKOM yang akan
ditambahkan ke pembayaran bulanan kemudian.

Sistem komunikasi sementara harus dapat digunakan secara


bebas oleh Pemberi Kerja, Direksi, pegawainya dan
pekerjanya, atau setiap personil yang ditugaskan di Lapangan
oleh Pemberi Kerja atau Direksi dan akan menjadi milik
Pemberi Kerja setelah penerbitan Berita Acara Penyerahan
Pekerjaan.

Tidak ada pembayaran terpisah kepada Kontraktor untuk


biaya yang timbul dari sistem telekomunikasinya sendiri
seperti teleks, faksimili, dan/atau sejenisnya.

i. Penyediaan Bahan Bakar Sementara

Kontraktor harus mendirikan, mengoperasikan, memelihara,


memperbaiki dan kemudian membongkar sistem penyediaan
bahan bakar dan pelumas sementara pada suatu tempat atau
tempat-tempat di lapangan untuk menjamin operasi peralatan
konstruksi dalam Kontrak.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 59 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan rencana rinci


dan khusus kepada Direksi untuk disetujui. Kontraktor harus
bertanggung jawab untuk menyediakan dan menyalurkan
bahan bakar, pelumas dan minyak lain untuk semua peralatan
konstruksi dan kendaraan selama masa Kontrak.
Pembangunan sistem penyediaan bahan bakar sementara
tidak boleh dilaksanakan tanpa persetujuan tertulis Direksi.
Semua biaya yang timbul dari sistem penyediaan bahan bakar
sementara tersebut pemasangan, operasi, pemeliharaan,
perbaikan, penyusutan dan kemudian pembongkaran harus
sudah termasuk di Bill of Quantity. Biaya bahan bakar bensin
termasuk pengadaan, pengangkutan dan pengisian harus
sudah termasuk di harga satuan untuk berbagai jenis
pekerjaan di Bill of Quantity. Pembayaran kepada Kontraktor
akan dilakukan dengan harga lumpsum dari Bill of Quantity.

Pemberi Kerja berhak untuk minta Kontraktor meninggalkan


sistem ini untuk digunakan selama masa Operasi dan
Pemeliharaan. Kontraktor akan menyediakan bahan bakar dan
pelumas secara gratis untuk Pemberi Kerja, Direksi,
pegawainya, pekerja dan setiap orang yang diberi wewenang
untuk berada di lapangan oleh

Pemberi Kerja atau Direksi. Bahan bakar dan pelumas yang


tersisa setelah peneribtan Berita Acara Penyelesaian
Pekerjaan akan menjadi milik Pemberi Kerja.

j. Jalan Putar, Jalan Masuk dan Jalan Angkut Sementara

Kontraktor diperkenankan untuk menggunakan jalan umum


yang ada dan membangun jalan putar, jalan masuk dan jalan
ankut untuk keperluan pelaksanaan Pekerjaan.

Jalan putar sementara dibangun bila perlu untuk menjamin


lalu-lintas dan perlintasan yang ada. Pemasangan jembatan
dan jalan angkut sementara, untuk mengangkut buangan dan
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,
Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 60 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

material galian, harus dibangun, dipelihara, diperbaiki dan


kemudian dibongkar oleh Kontraktor sesuai kebutuhan untuk
pelaksanaan Pekerjaan.

Kontraktor harus menyerahkan rencana dan gambar yang


menunjukkan tempat, pelurusan dan struktur jalan di luar
jalan putar kepada Direksi untuk disetujui dan tidak
melaksanakan jalan sementara tanpa persetujuan Direksi.

Biaya untuk membangun, memelihara, memperbaiki,


pengendalian lalu-lintas dan kemudian membongkar jalan
angkut yang terletak di tanggul harus sudah termasuk dalam
harga lumpsum di Bill of Quantity.

Biaya untuk membangun, memelihara, memperbaiki,


pengendalian lalu-lintas dan kemudian membongkar jalan
putar harus sudah termasuk dalam harga lumpsum di Bill of
Quantity.

Biaya untuk jalan masuk sementara lain menuju tempat


bangunan sementara, peralatan, fasilitas lain dan menuju
lapangan Pekerjaan Permanen harus sudah termasuk dalam
harga satuan dan/atau harga lumpsum untuk jenis pekerjaan
yang berhubungan di Bill of Quantity.

Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan harga


lumpsum di Bill of Quantity dengan cara sebagai berikut:

………..persen dari harga lumpsum akan dibayarkan ketika


Direksi mengesahkan bahwa jalan tersebut telah dibangun
dan mulai dioperasikan, ………..persen dari harga lumpsum
sisanya akan dibayarkan dengan dasar kemajuan pekerjaan
Pekerjaan Pokok yang berhubungan yang disahkan oleh
Direksi.

Pembayaran jalan masuk yang dibangun untuk menuju ke


tempat dan lapangan Pekerjaan Sementara dan Pekerjaan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 61 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Permanen akan dilakukan dengan harga satuan atau harga


lumpsum untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan di Bill of
Quantity dengan cara seperti yang ditentukan di dalam
Kontrak.

k. Jembatan dan Oprit Sementara

Kontraktor harus membangun, memelihara, memperbaiki dan


kemudian membongkar jembatan dan oprit sementara.

Kontraktor harus menyerahkan disain dan gambar rinci


kepada Direksi mendapat persetujuan dan tidak
melaksanakan pembangunan jembatan dan oprit sementara
tanpa persetujuan tertulis Direksi.

Semua biaya yang timbul dari disain, pembangunan,


pemeliharaan dan kemudian pembongkaran jembatan dan
oprit sementara harus sudah termasuk dalam harga lumpsum
di Bill of Quantity.

Pembayaran kepada Kontraktor akan dilakukan dengan harga


lumpsum di Bill of Quantity dengan cara sebagai berikut:

……persen dari harga lumpsum akan dibayarkan ketika Direksi


mengesahkan bahwa jembatan dan oprit sementara tersebut
telah dibangun dan mulai dioperasikan.

……persen dari harga lumpsum sisanya akan dibayarkan


dengan dasar kemajuan pekerjaan Jembatan Pahlawan
Revolusi Permanen yang disahkan oleh Direksi.

l. Sistem Pengeringan dan Pembuangan Air Limbah

Kontraktor harus menyediakan, memelihara, memperbaiki dan


kemudian membongkar sistem pengeringan untuk
pelaksanaan Pekerjaan Sementara dan Pekerjaan Permanen,
termasuk pemasangan, operasi, pemeliharaan, perbaikan dan
kemudian pembongkaran kistdam, saluran elak, saluran

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 62 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

pembuang, lubang pengumpul (Sump Pit) kolam dan lain-lain


keperluan untuk menjaga tapak struktur, peralatan, bangunan
dan lain-lain di Lapangan bersih dan kering selama
pelaksanaan.

Kontraktor harus merancang dan menyiapkan rencana dan


gambarnya dan menyerahkan ke Direksi untuk mendapat
persetujuan. Pengeringan dan pembuangan air limbah tidak
boleh dikerjakan tanpa persetujuan Direksi.

Semua yang timbul dari disain, pemasangan, operasi,


pemeliharaan, perbaikan, penyusutan dan kemudian
pembongkaran sistem pengeringan dan pembuangan air
limbah akan termasuk di dalam harga lumpsum untuk item
yang bersangkutan di Bill of Quantity. Pembayaran kepada
Kontraktor akan dilakukan dengan harga lumpsum untuk jenis
pekerjaan masing-masing di Bill of Quantity dengan cara
sebagai berikut:

………….persen dari harga lumpsum akan dibayarkan ketika


Direksi mengesahkan bahwa sistem pengenangan dan
pembuangan yang dipasang telah diterima dan telah
beroperasi dan

Sisanya ………..persen dari harga lumpsum akan dibayarkan


dengan dasar kemajuan pekerjaan pekerjaan yang
berhubungan yang disahkan Direksi.

Meskipun rencana dan gambar Kontraktor telah disetujui


Direksi, Kontraktor harus bertanggung jawab dalam
pengeringan dan pembuangan air dari ruang pekerjaan dan
bertanggung jawab pada setiap kerusakan akibat banjir,
terendam, rembesan air tanah dan sebagainya.

Tidak ada tambahan pembayaran kepada Kontraktor untuk


kerusakan tersebut dan tidak ada perpanjangan waktu akan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 63 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

diberikan. Kerusakan dan kehilangan waktu karena banjir,


terendam dan/atau rembesan air tanah tidak termasuk dalam
“Perkecualian Resiko” sesuai ketentuan yang terdapat di
Syarat-Syarat Kontrak.

4. Pengamanan Tanah Milik Umum dan Pribadi

Kontraktor harus bertanggung jawab pada pengamanan semua


pipa dan saluran air bersih, kabel jaringan listrik, kabel telepon,
jalan raya, jalan kereta api, saluran pembuang, bangunan, lahan,
halaman dan segala utilitas, fasilitas dan tanah milik yang dimiliki
dan/atau dikendalikan oleh pihak umum yang berwenang,
perusahaan, perorangan dan tidak berhak untuk turut campur
biarpun dengan alasan pelaksanaan Kontrak.

Semua utilitas, fasilitas dan tanah milik di atas yang rusak dan
hancur akibat kegagalam Kontraktor tanpa ijin dan/atau
persetujuan pemilik lebih dulu harus diperbaiki, dilindungi
dan/atau diganti sesuai persetujuan atau memuaskan pemilik,
kecuali bila ditentukan dan diperintahkan dalam Kontrak.

Tidak ada pembayaran kepada Kontraktor untuk biaya yang


timbul akibat kerusakan dan perbaikan tersebut dapat
dipertimbangkan.

5. Perjalanan dan Perlintasan di Jalan Umum

Kontraktor dapat menggunakan jalan umum dan jalan masuk


yang ada untuk keperluan mobilisasi dan kemudian
mendemobilisasikan fasilitas atau peralatan untuk pelaksanaan
Kontrak. Namun Kontraktor harus mempelajari sendiri Hukum,
peraturan dan pelaksanaan pembatasan pada lalu-lintas,
perlintasan, batas struktur dan muatan dan lain-lain oleh pihak
nasional dan regional yang berwenang.

Semua kendaraan, peralatan dan mesin dengan jenis penggerak


rantai dilarang berjalan dan melintasi permukaan jalan umum

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 64 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

dengan perkerasan fleksibel seperti lapisan aspal dan sekat


bitumen, kecuali metaling atau lapisan kerikil.

Kontraktor harus menguasai peraturan dan pembatasan tersebut


dalam berjalan, melintasi dan batas muatan, dan harus tidak
melakukannya untuk pengangkutan tanpa penegasan dan
persetujuan sebelumnya dari pihak berwenang yang
bersangkutan.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas pemeliharaan,


perbaikan dan restorasi jalan umum dan jalan masuk yang
digunakan Kontraktor selama waktu Kontrak dan harus
membantu dalam:

Selalu memelihara semua struktur jalan, jembatan, gorong-


gorong, pembuang dan saluran air yang ada.

Menimbun lekukan, lubang dan rongga dengan material yang


disetujui dan memperbaiki kemiringan permukaan sesuai
petunjuk.

Memelihara semua tiang dan pilar seperti pengarah jalan,


pelindung dan lain-lain, dan struktur sisi jalan, seperti guard rail,
pagar, tanda dan sebagainya.

2.2 Spesifikasi Teknis

Spesifikasi teknis pada pekerjaan bangunan irigasi, bisanya berisi hal-hal


sebagai berikut :

A.1. UMUM

- Penyedia Jasa harus melindungi Pengguna Angaran dari tuntutan atas


Hak paten, lisensi serta hak cipta yang melekat pada barang, bahan
dan jasa yang digunakan atau disediakan oleh Penyedia Jasa untuk dan
selama pelaksanaan Pekerjaan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 65 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

- Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan


bahwa, semua barang dan bahan yang akan dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan adalah baru, belum dipergunakan.

- Standar satuan yang dipergunakan pada dasarnya adalah MKS,


sedangkan penggunaan standar satuan lain dapat dipergunakan
sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.

A.2. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup spesifikasi terdiri dari tetapi tidak terbatas pada :

1. Pekerjaan Persiapan

2. Pekerjaan Rehabilitasi/pemeliharaan jaringan Irigasi Desa

PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan adalah semua kegiatan yang kontrak Item pekerjaannya


termasuk/dimasukan dalam pekerjaan persiapan ini yang perlu dilaksanakan
baik sebelum, selama berlangsungnya kontrak dan setelah berakhirnya
pekerjaan detail disajikan berikut ini.

A.3.1. Mobilisasi dan Demobilisasi

Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah semua kegiatan


yang berhubungan dengan transportasi peralatan yang akan dipergunakan
dalam melaksanakan paket pekerjaan. Penyedia Jasa harus sudah bisa
memperhitungkan semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan
untuk mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan
telah selesai. Mata pembayaran yang diterapkan dalam kegiatan mobilisasi dan
demobilisasi adalah Lumpsum.

A.3.2. Pembuatan Jalan Sementara dan Pemeliharaan Jalan Desa

Penyedia Jasa diperbolehkan membuat jalan kerja ke dan melalui daerah yang
menggunakan jalan-jalan setempat yang sudah ada yang berhubungan dengan
Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah proyek dimana segala resiko yang
mungkin akan timbul karena adanya jalan kerja tersebut termasuk pembuatan
dan pemeliharaannya sudah merupakan resiko bagi Penyedia Jasa untuk

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 66 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

melakukan perbaikan dan pemeliharaannya selama pelaksanaan kontrak dan


tidak ada mata pembayaran dan pembayaran tambahan karena pembuatan
dan pemeliharaan jalan kerja sudah menjadi bagian dari kebutuhan Penyedia
Jasa dan sudah harus diperhitungkan dalam

harga satuan kontrakpekerjaan yang dikontrakkan. Bila Jalan kerja yang dipakai
Penyedia Jasa merupakan jalan-jalan yang sudah ada terlebih dahulu harus
mendapat

izin penggunaan dari aparat/pemilik jalan tersebut. Penyedia Jasa hendaknya


berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan
dengan penggunaan jalan dan arah angkutan umum. Penyedia Jasa harus
memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada dan memperkuat jembatan
beton bila ada sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan, sejauh yang
dibutuhkan untuk pekerjaannya dan harus direncana sedemikian rupa,
sehingga tidak mengganggu lalulintas dan harus mendapat persetujuan Direksi
dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Pemerintah setempat dan Badan
Swasta bila diperlukan. Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang ada
atas bebannya sendiri dan biaya yang mungkin akan timbul akibat pekerjaan
tersebut sudah termasuk dalam harga penawaran dalam Harga Kontrak
pekerjaan yang dikontrakkan. Penggunaan tanah tersebut sepengetahuan
pemberi Tugas, dalam hal ini Penyedia Jasa diminta membuat permohonan
tertulis kepada Direksi jauh sebelumnya, sehingga rencana kompensasi tanah
jika ada dapat dilakukan dan segala resikonya sudah diperhitungkan oleh

Penyedia Jasa. Tidak ada mata pembayaran dan pembayaran tambahan


berkenaan dengan kebutuhan jalan kerja tersebut dimana Pemberi Tugas tidak
bertanggung jawab terhadap segala resiko yang mungkin akan timbul termasuk
pemeliharaan jalan kerja atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa
selama pelaksanaan pekerjaan.

A.3.3. Base Camp

Yang dimaksud Base Camp adalah suatu lokasi atau sejenisnya yang diadakan
oleh Penyedia Jasa untuk keperluannya sendiri guna menjamin keamanan
peralatan dan material lainnya serta akan memperlancar pekerjaannya. Base
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,
Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 67 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Camp tersebut boleh dilengkapi dengan fasilitas penerangan yang cukup dan
air bersih dan tidak mengganggu lingkungan disekitarnya jika berada dilokasi
perkampungan atau dekat perkampungan penduduk. Lokasi/tanah dan
bangunan untuk keperluan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa dengan mengajukan permohonan jauh sebelumnya kepada Direksi untuk
menentukan lokasi yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam perijinannya
kepada pihak perorangan, aparat atau Pemerintah Daerah setempat.

Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan


(base camp) secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada
waktu yang ditetapkan. kegiatan tersebut tidak boleh dimulai sebelum
mendapat persetujuan Direksi, Tidak ada mata pembayaran dan atau
pembayaran khusus atau tambahan akibat dari pengadaan base camp dan
segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang
sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

A.3.4. Survey Pengukuran dan Penggambaran

Dalam memulai, mengevaluasi dan mengerjakan pekerjaan baik untuk saluran,


bangunan air dan pekerjaan lainnya harus berdasarkan data ketinggian dan
posisi yang pasti sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk ini Penyedia Jasa
harus melaksanakan serangkaian kegiatan survey dan pengukuran berikut
penggambarannya untuk mendapat persetujuan dari pihak Direksi sebelum
melaksanaakan semua kegiatannya.

Gambar-gambar yang harus disiapkan Penyedia Jasa adalah:

A.3.4.1. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap

a. Umum

Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-


gambar yang telah ditanda tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan
harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
program pelaksanaan dimulai.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 68 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

b. Gambar-gambar Pelaksanaan

Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar untuk


mempersiapkan Gambar Pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan dapat memperlihatkan penampang melintang dan
memanjang dari konstruksi beton, pasangan batu, pengaturan batang
pembesian termasuk rencana konstruksi, pemotongan dan daftar besi beton,
tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.

c. Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar


lengkap di lapangan

Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah


menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas
kebenaran gambar tersebut. Mata pembayaran yang diterapkan dalam kegiatan
survey dan penggambaran adalah Lumpsum .

A.3.4.2. Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara

a. Umum

Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau dalam
waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak. Gambar-gambar harus
menunjukan detail dari pekerjaan sementara seperti pengalihan aliran
(kistdam) dan sebagainya. Gambar Perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa
yang dipakai dalam Pelaksanaan Konstruksi (sah) juga harus diserahkan
kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap.

b. Gambar–gambar untuk Pekerjaan Sementara yang ditinggalkan oleh


Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan
dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi
untuk mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya
pelaksanaan. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 69 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga kegiatan
survey dan penggambaran yang dikontrakkan.

A.3.4.3. Gambar-Gambar Purna laksana / As Built Drawing

Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar
konstruksi terpasang yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan.
Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai
dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar
kemudian dicap “sudah dilaksanakan”. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan
diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Direksi

dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila ditemukan hal-hal yang
tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus diperiksa
kembali selama 6 (enam) hari kerja.

Gambar purna laksana (As Built Drawing) harus dibuat di atas kertas kalkir
yang berkualitas baik minimal kalkir 80 gram bila pekerjaan telah diselesaikan
100 %. Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima ke
I (PHO), Penyedia Jasa harus sudah menyerahkan gambar purna laksana (As
Built Drawing) yang terdiri dari satu set gambar lengkap dengan ukuran
minimal A3 , beserta 1 (satu) set copy blue print jika penggambaran dengan
cara manual dan soft copy apabila penggambaran menggunakan program
computer. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus
atautambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam
harga kegiatan survey dan penggambaran yang dikontrakkan.

A.3.4.4. Permukaan Tanah Asli Untuk Tujuan Pengukuran

Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan
Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka
tanah, sekurang-kurangnya 30 (tigapuluh) hari sebelum mulai bekerja Penyedia
Jasa memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk menyelesaikan dan
melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut. Dalam
segala hal sebelum memulai pekerjaan tanah, Penyedia Jasa akan mengukur

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 70 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki, dengan


menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui oleh Direksi.
Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan Direksi.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang
disetujui. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran
yang dikontrakkan.

A.3.5. Laporan Dan Dokumentasi

A.3.5.1. Program Pelaksanaan

Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan


Syarat-syarat Kontrak. Program tersebut harus dibuat dalam bentuk yaitu Bar-
Chart. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran
yang dikontrakkan.

A.3.5.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan

Setiap tanggal 25 (dua puluh lima) bulan berjalan atau pada suatu waktu yang
ditentukan Direksi, Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) salinan laporan
Kemajuan Bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang
terdahulu.

Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :

i) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada


bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.

ii) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 71 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

iii) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan. Tidak
ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang
dikontrakkan.

A.3.5.3. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan

Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang


sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Mingguan dan untuk Minggu
berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah,
pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan, pengadaan bahan, pengangkutan dan peralatan dan lain-lain yang
diminta Direksi. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana
kerja harian secara tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi
setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup
pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi dan kegiatan lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan. Tidak ada mata pembayaran dan atau
pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala
resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah
termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

A.3.5.4. Rapat Bersama Untuk membicarakan Kemajuan Pekerjaan

Rapat tetap antara Direksi dengan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali
pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.

Maksud dari rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang


dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas
permasalahan yang timbul agar dapat segera diperoleh solusinya untuk
diselesaikan. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga Penawaran
yang dikontrakkan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 72 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

A.3.5.5. Dokumentasi

Semua kegiatan di lapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan


dibuatkan album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto,
lokasi dan penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri
foto yaitu sebelum pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai
dilaksanakan, dimana arah pengambilan melalui satu titik yang sama. Penyedia
Jasa harus menyerahkan kepada Direksi fotofoto yang dibuat oleh ahli foto
yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan/
pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu
bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi.

Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus
dari titik dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Bilamana mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu
tanda khusus (initial bangunan dan lokasinya) untuk memudahkan mengenali
lokasi tersebut. Foto negatif/soft copy dan cetakannya tidak boleh diubah atau
ditambah apapun. Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat
rencana/denah yang menunjukkan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan
yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui. Tiap foto berukuran
3R dan diberi catatan sebagai berikut :
- Nama Daerah Irigasi
- Detail Kontrak
- Nama Bangunan atau Lokasi Ruas Saluran
- Tanggal Pengambilan
- Tahap Pelaksanaan

Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi
dalam albumalbum. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan
menurut progres kemajuan pekerjaan dan lokasinya masingmasing. Tiap obyek
harus lengkap tahapnya yakni 0%, 50% dan 100% dan ditempelkan pada satu
halaman. Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu)

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 73 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

ganda album negatifnya/soft copynya. Tiap album dan juga yang berisi negatif
harus diberi keterangan atau tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi
negatif/soft copy dan cetakannya. Semua album menjadi milik Pemberi Tugas
dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan/ dipinjamkan kepada siapapun. Tidak
ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang
dikontrakkan.

A.3.6. Tansportasi Lapangan

Pengguna Jasa memerlukan fasilitas transportasi lapangan untuk kelancaran


tugas direksi lapangan. Penyedia jasa harus mempersiapkan fasilitas
transportasi termasuk operasi dan pemeliharaannya untuk dipinjamkan kepada
Direksi selama masa kontrak. Fasilitas transportasi tersebut terdiri 1 (satu )
buah sepeda motor, dalam kondisi baik. Penyedia Jasa akan mengatur sendiri
kebutuhan transportasi lapangan/proyek yang akan diperlukan oleh Penyedia
Jasa dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Tidak ada pembayaran khusus
untuk pengadaan dan operasionil transportasi lapangan dan sudah termasuk
dalam harga kontrak.

A.3.7. Peralatan dan Perlengkapan Proyek

Untuk menunjang kelancaran pekerjaan Direksi sebagai Pengguna Jasa maka


diperlukan peralatan dan perlengkapan serta kantor Direksi. Penyedia jasa
menyediakan fasilitas tersebut atas biaya Penyedia Jasa, dan tidak ada
pembayaran khusus untuk ini.

A.3.8. Lain-Lain

A.3.9.1. Asuransi

Semua kegiatan dan peralatan serta tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan paket pekerjaan ini sebaiknya diasuransikan pada Lembaga
Asuransi yang bonafid yang sebelumnya mendapat persetujuan dari Direksi.
Biaya yang diperlukan Penyedia Jasa dalam penyediaan asuransi ini dan segala
resiko yang mungkin timbul harus sudah termasuk dalam harga kontrak yang

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 74 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

dikontrakkan. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran
yang dikontrakkan.

A.3.9.2. Standar

Semua bahan dan mutu pekerjaan harus mempergunakan dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dari Normalisasi Standar Indonesia dari edisi/revisi
terakhir atau standar internasional yang secara substantial setara atau lebih
tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Semua bahan dan mutu
pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau dicakup oleh Standar
Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama. Direksi akan
menetapkan apakah semua atau sebagian yang dipesan atau diantarkan untuk
penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan tersebut, dan keputusan
Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.

Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa harus menjelaskan secara
tertulis kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuan, sekurang-
kurangnya 28 hari sebelum Direksi Pekerjaan menetapkan setuju atau tidak
terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan. Standar satuan ukuran yang
dipergunakan pada dasarnya MKS, sedangkan penggunaan standar satuan lain
dapat dipergunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan dan dapat
dipertanggung jawabkan.

A.3.9.3. Bahan dan Perlengkapan Yang Harus Disediakan Oleh


Penyedia Jasa

a. Umum

Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang


diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang tercantum dalam kontrak,
semua bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
baru dan sesuai dengan standar yang diberikan dalam spesifikasi atau standar
dalam Spesifikasi Umum.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 75 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan


tidak sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas, Penyedia Jasa harus
segera memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi.

b. Perlengkapan konstruksi

Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang


diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi
memandang belum sesuai dengan kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera
memenuhi kekurangannya, dalam penyediaan semua perlengkapan dan
peralatan harus lengkap dengan spare partnya yang cukup dan memeliharanya
agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan lancar dab baik.

c. Bahan Pengganti

Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan


tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan pengganti
dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume
pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara
bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.

d. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan

Perlengkapan dan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan


pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak pada salah satu atau
lebih tepat ditentukan Direksi.
- Tempat produksi dan pembuatan
- Tempat pengapalan
- Lapangan / Lokasi Proyek.

Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut


perlengkapan dan bahan kepada Pengguna Jasa sesuai yang dimintanya untuk
tujuan pemeriksaan, tetapi tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia Jasa
untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan Spesifikasi.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 76 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

e. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia


Jasa.

Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang
lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat
persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan kontrak dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan kontrak.

A.3.9.4. Pengukuran Untuk Pembayaran

Penyedia Jasa bersama- sama dengan Direksi dalam pemeriksaan setting-out


dan dalam melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan
pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran. Setting out/pengukuran
harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam pemasangan patok
yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga, cetakan profil dan lain-lain
yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan pengukuran kemajuan pekerjaan
harus sesuai dengan petunjuk Direksi. Semua biaya untuk bahan dan buruh
untuk maksud tersebut diatas merupakan beban Penyedia Jasa karena tidak
ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari
kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh
Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran yang
dikontrakkan.

A.3.9.5. Pekerjaan Sementara

a. Umum

Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi,


pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan pekerjaan dilapangan, pertama-
tama diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sesuai dengan
prosedur dalam Spesifikasi Umum. Apabila Penyedia Jasa bermaksud
mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan/kerja

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 77 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

seperti ditunjukkan pada gambar kerja, semua biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan
sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan semua biaya yang mungkin
timbul sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan
yang dikontrakkan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa
terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam
hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan dan
akan mendapat sanksi sesuai dengan peraturan yang diberlakukan.

b. Lapangan Kerja

Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar kerja yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas dari biaya
pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada tanah seperti pada gambar kerja atau seperti petunjuk Direksi.
Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya
pada tanah yang sudah diijinkan/disediakan, termasuk arah jalan masuk yang
disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan lahan dan
kerusakan tanah. Bekas yang dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum
diterimanya pekerjaan oleh Pemberi Tugas tanah harus dikembalikan ke
keadaan setidaknya seperti semula. Penyedia Jasa bertanggung jawab
langsung kepada Pemberi Tugas untuk semua kerusakan misalnya kerusakan
tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pemberi Tugas atau orang lain.
Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan
karena kerusakan tersebut akibat kelalaian Penyedia Jasa dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

c. Pengalihan Sementara

Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan yang ada baik
permanen atau semi permanen selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi akan
meminta Penyedia Jasa untuk mengerjakan pekerjaan pengalihan aliran
sementara pada saluran irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan
saluran serta bangunan yang berhubungan. Penyedia Jasa supaya
menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 78 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Direksi. Setelah rencana itu disetujui/diubah atas petunjuk Direksi pelaksanaan


pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah
disetujui. Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara hanya untuk
pekerjaan Bendung dan supaya dicantumkan dalam volume pekerjaan sesuai
dengan kemajuan pekerjaan dan perintah Direksi yang akan dimasukkan
kedalam butir/ mata pembayaran pekerjaan Dewatering adalah Lump Sump
(Ls) seperti yang telah termasuk dalam kontrak pekerjaan atau jika ditentukan
lain oleh Direksi. Sedangkan pengalihan sementara atau kistdam-kistdam pada
pekerjaan jaringan/ saluran irigasi dan pembuang tidak ada mata pembayaran
dan atau pembayaran khusus atau tambahan akibat dari kegiatan ini dan
segala resikonya sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang
sudah termasuk dalam harga penawaran yang dikontrakkan.

A.3.9.6. Kantor Penyedia Jasa, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh,


Dsb.

Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara mengerjakan dan


memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan dan
menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh Penyedia Jasa untuk mengembalikan
lokasi bangunan-bangunan sementara setidaknya seperti semula sehingga tidak
menimbulkan permasalahan lingkungan dan kenyamanan. Penyedia Jasa
supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan sementara secara
umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada waktu yang
ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum mendapat
persetujuan Direksi.

Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi


dengan semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan
jalan, air bersih, MCK, gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang
masak, pencegahan kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan
batas yang ditentukan dalam kontrak. Penyedia Jasa supaya juga melengkapi
keperluan air bersih dan penerangan yang cukup untuk kantor Penyedia Jasa,
perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan tempat lainnya di
daerah kerja. Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran khusus atau

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 79 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran
yang dikontrakkan.

A.3.9.7. Pekerjaan Pengeringan Selama Pelaksanaan.

Pembuangan genangan air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti


kisdam, saluran, drainase dari genangan atau bangunan sementara yang lain.
Pada saat pembuangan air dilaksanakan. Penyedia Jasa harus memasang,
mengerjakan, mengoperasikan dan memelihara semua pipa, pompa dan
peralatanlain yang diperlukan untuk membuang air bermacammacam pekerjaan
dan untuk memelihara dasar pondasi serta bagian pekerjaan yang lain agar
bebas dari air dan pekerjaan konstruksi sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia
Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir/luapan air
atau kegagalan pembuangan air atau pekerjaan pangamanan atas biaya
Penyedia Jasa. Semua sistim pengeringan sementara seperti kisdam,
tanggultanggul atau pembuangan air sementara yang lain harus segera
dibongkar atau diratakan pada saat pekerjaan telah selesai atau jika ditentukan
lain sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran pekerjaan
saluran dan bangunanbangunan yang berhubungan dengan pembuangan atau
parit alam, dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Cara pembuangan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi, kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh
Direksi untuk pekerjaan pembuangan air tidak akan mengganggu jalanannya
air yang dibutuhkan untuk pengairan yang ada baik permanen atau semi
permanen selama masih diperlukan. Apabila peleksanaan pekerjaan berada
dibawah muka air tanah, air tersebut supaya dipompa dahulu sebelum
dilakukan penggalian. Pembuangan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga
dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga
semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering. Apabila
diadakan pengeringan saluran irigasi yang ada maka Penyedia Jasa harus
mengajukan jadual waktu dan periode pengeringan kepada Direksi untuk
dibahas dengan Instansi terkait/ketua masyarakat sehingga mendapatkan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 80 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

persetujuan bersama dari pihak-pihak yang berwenang. Penyedia Jasa tidak


diperkenankan menutup aliran air sebelum ada jadual pengeringan yang telah
disetujui bersama. Tidak ada mata pembayaran / pembayaran khusus atau
tambahan akibat dari kegiatan ini dan segala resikonya sudah diperhitungkan
sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam harga penawaran
yang dikontrakkan.

A.3.9.8. Keamanan

Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa, harus bertanggung jawab terhadap
segi keamanan dan menyerahkan tertib peraturan dan organisasi untuk
mendapatkan persetujuan Direksi. Tidak ada pembayaran tambahan dalam hal
ini semua biaya sudah termasuk dalam harga Kontrak. bersangkutan maupun
Direksi. Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan
program yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di
Indonesia.

A.3.9.9. Penanganan Bahan-Bahan Mudah Terbakar

Penyedia Jasa hendaknya membuat peraturan untuk mengangkut dan


menyimpan/ mengendalikan bahan-bahan mudah terbakar seaman mungkin
untuk melindungi masyarakat sesuai dengan hukum dan peraturan keamanan
yang berlaku.

Penyedia Jasa harus memiliki semua Surat Keterangan yang diperlukan,


koordinasi dengan pejabat yang berwewenang, membayar semua biaya yang
diperlukan untuk pemindahan/penyimpanan bahanbahan mudah terbakar dari
suatu tempat ke tempat lainnya. Penyedia Jasa supaya menyediakan dan
memasang rambu tanda bahaya yang cukup dan memberikan peringatan
kepada masyarakat mengenai bahaya yang mungkin timbul sehubungan
dengan bahan-bahan mudah terbakar. Tempat gudang bahan-bahan mudah
terbakar harus disetujui oleh Direksi. Gasolin diatas tanah dan tangki gas
minyak tanah tidak diperbolehkan diletakkan pada batas perkampungan atau
lebih dekat 100 m dari bangunan yang ada di lapangan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 81 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

A.3.9.10. Pencegahan Kebakaran

Penyedia Jasa harus melakukan pencegahan dan melindungi api yang terjadi
pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/ peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap
digunakan pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan
yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal,
pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan
memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan
dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Pemberi Tugas. Penyedia
Jasa akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di
lapangan kerja, dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang
mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dipekerjakan di lapangan termasuk
peralatan dan tenaga Sub-Penyedia Jasa.

A.3.9.11. Hari Kerja dan Jam Kerja


a. Hari kerja adalah hari kalender, Bulan adalah bulan kalender
b. Dayworks adalah berbagai input pekerjaan yang pembayarannya
tergantung kepada waktu untuk kegiatan Penyedia Jasa yang inputnya
tergantung pada peralatan dan tenaga kerja, sebagai tambahan terhadap
pembayaran yang terkait pada material dan bahan.
c. Hari-hari libur
Dalam pengaturan orang-orang yang dipekerjakannya, Penyedia Jasa harus
menghormati perayaan resmi, hari-hari libur dan upacara keagamaan atau
lainnya sesuai dengan penetapan hari libur nasional oleh Menteri Agama
dan yang ditentukan oleh Pemerintah setempat. Penyedia Jasa harus
membuat pengaturan khusus dengan persetujuan Direksi Pekerjaan bila
terjadi keadaan yang mendesak, sehingga rencana kerja mengharuskan
pekerjaan berlangsung terus selama perayaan atau hari libur tersebut.

d. Pekerjaan malam hari atau hari Minggu


Pekerjaan permanen tidak diperbolehkan dilakukan pada malam hari, pada
hari Minggu, atau hari libur resmi tanpa ijin tertulis dari Direksi Pekerjaan,
kecuali:

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 82 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

i. Pekerjaan itu tidak dapat dihindari


ii. Mutlak perlu demi keamanan jiwa atau harta benda atau demi
keamanan pekerjaan
iii. Apabila ada ketentuan-ketentuan yang sebaliknya, tercantum dalam
Kontrak, atau
iv. Sebagaimana yang selanjutnya ditetapkan disini.

Dalam hal demikian, Penyedia Jasa harus dengan segera memberitahu


Direksi Pekerjaan, dengan ketentuan bahwa Pasal ini tidak berlaku untuk
pekerjaan yang menurut kebiasaan dilakukan secara bergilir atau dengan
penggiliran ganda.

A.3.9.12. Gangguan dan Keadaan Darurat

a. Selama berlangsungnya pekerjaan, Direksi sewaktu-waktu berwenang untuk


memerintahkan secara tertulis :
i. Penyingkiran bahan dari lapangan yang menurut Direksi tidak sesuai
dengan pekerjaan/ Kontrak,
ii. Penggantian bahan dengan bahan yang tepat dan sesuai,
iii. Penyingkiran dan pelaksanaan ulang suatu pekerjaan atau bagian dari
padanya, yang bahan atau mutu pekerjaannya menurut pendapat
Direksi Pekerjaan tidak sesuai dengan Kontrak, meskipun sebelumnya
telah dilakukan pengujian, atau telah dilakukan pembayaran angsuran,
untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tersebut. Apabila dalam
pengujian akhir membuktikan atau menunjukkan adanya kesalahan
b. Dalam hal terjadi kelalaian Penyedia Jasa dalam melaksanakan hal tersebut
diatas, maka Pengguna Jasa berhak mempekerjakan orang lain untuk
melaksanakan perintah tersebut. Semua pengeluaran sebagai
konsekuensinya atau pertabahan biayanya harus ditanggung oleh Penyedia
Jasa, dan Pemilik dapat menahan pembayaran uang yang menjadi hak
Penyedia Jasa, sampai Penyedia Jasa membayar pengeluaran tersebut.

c. Perbaikan Mendesak
Apabila sebagai akibat dari kecelakaan, atau kegagalan, atau peristiwa lain
yang timbul sehubungan dengan pekerjaan, atau bagian dari pekerjaan,

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 83 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun selama masa Pemeliharaan,


menurut pendapat Direksi Pekerjaan, segera diperlukan penanggulangan,
atau pembuatan pekerjaan lain atau perbaikan yang mendesak untuk
pengamanan, dan Penyedia Jasa tidak sanggup atau tidak bersedia dengan
segera melaksanakan pekerjaan atau perbaikan tersebut, Pengguna Jasa
dapat mempekerjakan atau membayar pihak ketiga atau pekerja-
pekerjanya sendiri. Apabila pekerjaan atau perbaikan itu seharusnya
dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan biaya Penyedia Jasa sendiri sesuai
dengan ketentuan dalam Kontrak, maka semua biaya dan ongkos yang
wajar sebagaimana dikeluarkan oleh Pengguna Jasa dalam melakukan
perbaikan tersebut, jika diminta, harus dibayar kembali oleh Penyedia Jasa
kepada Pengguna Jasa, atau dapat dipotong oleh Pemilik dari uang yang
merupakan hak atau menjadi hak Penyedia Jasa. Dengan ketentuan bahwa
Direksi Pekerjaan segera setelah terjadinya keadaan mendesak tersebut,
dalam kesempatan pertama memberitahukan perihal tersebut secara
tertulis kepada Penyedia Jasa.

d. Tidak ada Tanggung Jawab Atas Resiko Khusus.

i. Penyedia Jasa tidak bertanggung-jawab atas akibat apapun yang


timbul dari resiko khusus yang dirujuk dalam ayat Ayat b) Pasal ini,
baik dengan cara pembayaran ganti rugi atau cara lain, untuk atau
mengenai :

- Kehancuran atau kerusakan pekerjaan, kecuali pekerjaan yang


dinyatakan salah berdasarkan ketentuan Pasal sebelumnya
(Pembersihan pekerjaan yang tidak baik dan bahan yang
memenuhi syarat) sebelum terjadinya resiko khusus tersebut.

- Kehancuran atau kerusakan harta benda, baik milik Pemilik atau


milik Pihak Ketiga, atau

- Cedera atau meninggalnya seseorang.

ii. Resiko Khusus

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 84 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

- Perang, Perang terbatas (baik perang yang dinyatakan ataupun


tidak), penyerbuan, tindakan musuh asing.

- Radiasi yang mengakibatkan ionisasi atau radioaktif dari bahan


bakar nuklir, limbah nuklir atau komponen nuklir lain yang
berbahaya.

- Gelombang tekanan yang disebabkan oleh pesawat terbang atau


alat penerbangan yang bergerak dengan kecepatan suara atau
diatas kecepatan suara.

- Keributan, kekacauan, huru-hara, kecuali yang sematamata terjadi


pada pekerja Penyedia Jasa atau sub- Penyedia Jasanya dan timbul
sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan.

- Pemberontakan, revolusi, kebangkitan atau perebutan kekuasaan


militer atau perebutan kekuasaan atau perang saudara.

iii. Kerusakan pekerjaan dan sebagainya karena resiko khusus apabila:

- Pekerjaan atau bahan atau barang lain yang diperuntukkan menjadi


bagian pekerjaan permanen, berada di lapangan atau di dekat
lapangan atau dalam pengangkutan ke lapangan, atau

- Peralatan Penyedia Jasa yang dipergunakan dipekerjaan atau


penggunaannya bagi keperluan pekerjaan. Menderita kehancuran
atau kerusakan disebabkan oleh resiko khusus tersebut, maka
Penyedia Jasa berhak memperoleh pembayaran sesuai Kontrak
bagi pekerjaan permanen yang telah dilaksanakan dengan benar,
dan bagi bahan atau barang lain yang diperuntukkan menjadi
bagian pekerjaan permanen yang hancur atau rusak karena
penyebab tersebut, dan sejauh diwajibkan oleh Direksi Pekerjaan
atau yang diperlukan untuk penyelesaian, berhak atas pembayaran
untuk :

• Memperbaiki kehancuran atau kerusakan pekerjaan, dan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 85 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

• Mengganti atau memperbaiki bahan atau peralatan Penyedia


Jasa tersebut Dan Direksi Pekerjaan harus menentukan suatu
penambahan pada Harga Kontrak sesuai wewenang Direksi
Pekerjaan menetapkan harga, yang dalam hal biaya
penggantian peralatan Penyedia Jasa haruslah memperhatikan
harga pasar yang pantas bagi peralatan konstruksi
sebagaimana ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, dan
memberitahukan hal itu kepada Penyedia Jasa dengan
tembusan kepada Pengguna Jasa.

iv. Proyektil, peluru, dan lain-lain.

Kehancuran, kerusakan, kecelakaan atau kehilangan jiwa yang


diakibatkan oleh peledakan atau benturan dimanapun dan kapanpun
yang terjadi akibat ranjau, bom, meriam, granat, atau proyektil lain,
peluru mesiu atau bahan peledak peperangan, harus dianggap
sebagai konsekuensi dari resiko khusus tersebut.

v. Biaya tambahan yang timbul karena resiko khusus

Pengguna Jasa harus membayar kembali kepada Penyedia Jasa biaya


pelaksanaan pekerjaan, yang ditimbulkan oleh atau sebagai
konsekuensi dari resiko khusus, atau akibat yang bersangkut-paut
dengan resiko khusus tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut :

- Secepat mungkin setelah Penyedia Jasa mengetahui adanya biaya


tersebut, harus segera memberitahukan hal itu kepada Direksi
Pekerjaan.

- Harus tetap tunduk kepada ketentuan berkenaan dengan pecah


perang yang tercantum dalam ayat f) dibawah ini. Maka setelah
berkonsultasi dengan Pemilik dan Penyedia Jasa, Direksi Pekerjaan
menentukan besarnya biaya yang harus ditambahkan kepada
Harga Kontrak, kecuali jika :

• Penyedia Jasa berhak memperoleh pembayaran berdasarkan


ketentuan lain dalam Kontrak, dan atau

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 86 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

• Biaya tambahan yang diakibatkan oleh biaya pembangunan


kembali pekerjaan yang dinyatakan salah berdasarkan
ketentuan Pasal sebelumnya (Pembersihan pekerjaan yang
tidak baik dan bahan yang tidak memenuhi syarat Direksi
pekerjaan harus memberitahukan hasil perhitungan biaya
tambahan tersebut kepada Penyedia Jasa dengan tembusan
kepada Pemilik.

vi. Pecah Perang

Jika selama masa berlakunya Kontrak terjadi pecah perang, baik


perang yang dinyatakan atau tidak, di bagian dunia manapun yang
nyata-nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan, baik
secara finansial atau lainnya, maka Penyedia Jasa harus tetap
berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan pelaksanaan
pekerjaan, sampai Kontrak diputus berdasarkan ketentuan dalam
Pasal ini. Pemilik berhak memutus Kontrak sewaktu-waktu setelah
pecahnya perang, dengan pemberitahuan secara tertulis kepada
Penyedia Jasa. Begitu pemberitahuan secara tertulis tersebut
diberikan, maka Kontrak berakhir, kecuali mengenai hak kedua pihak
berdasarkan Pasal ini dan mengenai berlakunya Syarat Kontrak perihal
Penyelesaian Perselisihan, namun tanpa menghilangkan hak salah
satu pihak, karena tidak dipenuhinya Syarat Kontrak yang dilakukan
oleh pihak yang lain sebelumnya.

vii. Penyingkiran peralatan pada waktu Kontrak diputus.

Jika Kontrak diputus sesuai dengan ketentuan ayat f) di atas Penyedia


Jasa harus secepatnya menyingkirkan semua peralatan Penyedia Jasa
dari lapangan dan harus memberikan fasilitas yang sama kepada sub-
Penyedia Jasanya untuk melakukan hal tersebut.

A.3.9.13. Lain-Lain

Pekerjaan dibawah ini merupakan pekerjaan yang menjadi kewajiban Penyedia


Jasa untuk melaksanakan atau mengerjakan :

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 87 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

a. Papan Tanda Proyek

i) Penyedia Jasa harus membuat, memasang dan memelihara minimal 2


(dua) papan tanda proyek. Papan tanda proyek harus menunjukkan
dan memuat nama Pemilik Pekerjaan/Proyek dan nama Penyedia
Jasanya, judul nama proyek disertai perkiraan jumlah hari pelaksanaan.

ii) Lokasi Pemasangan ditunjukkan oleh Direksi/Engineer Konsultan dalam


jangka waktu 30 (tiga-puluh) hari sebelum mulai pelaksanaan
pekerjaan. Jika pekerjaan telah selesai dan telah diserahterimakan,
maka papan nama proyek harus dicabut oleh Penyedia Jasa.

b. Jamuan Tamu

Jamuan tamu yang meninjau atau memeriksa pekerjaan dalam batas yang
wajar.

c. Semua pekerjaan yang telah disebutkan dalam spesifikasi, tetapi tidak


termasuk dalam daftar harga satuan pekerjaan (unit price) dalam Daftar
Kuantitas (Bill of Quantities), maka harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
Pembayaran pekerjaan hanya akan diberikan kepada jenis pekerjaan yang
tercantum di dalam mata pembayaran seperti disebutkan didalam daftar
harga satuan pekerjaan yang tercantum di dalam Daftar Kuantitas (Bill of
Quantities) pekerjaan yang dikontrakkan.

d. Kontrol kualitas.

Semua material baik tanah, agregat, semen, air dan campuran beton yang
akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus yang mempunyai kualitas
yang baik. Untuk keperluan ini maka harus dilaksanakan pengujian-
pengujian. Kegiatan pengujian bisa dilaksanakan di Bagian Pengujian Dinas
Pekerjaan Umum di Palu Tidak ada mata pembayaran dan atau pembayaran
khusus atau tambahan akibat dari kegiaatan ini dan segala resikonya sudah
diperhitungkan sebelumnya oleh Penyedia Jasa yang sudah termasuk dalam
harga penawaran yang dikontrakkan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 88 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

B. PEKERJAAN BANGUNAN
B.1. UMUM
B.1.1. Pembersihan

Selama pelaksanaan pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan untuk bendung,


tanggul, saluran dan bangunan dari semua tumbuhan harus dikerjakan oleh
Penyedia Jasa setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Penyedia
Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubanglubangnya dengan tanah
dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan semula bahan-bahan
hasil pembersihan lapangan. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak
harus dibersihkan/ tidak harus ditebang dan tetap berada ditempatnya, maka
Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.

Semua bahan yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapih dan apabila
keadaan mengijinkan harus dibakar sampai habis. Penumpukan untuk
pembakaran harus dikerjakan dengan cara dan pada tempat-tempat tertentu
agar tidak menimbulkan resiko terhadap bahaya kebakaran. Semua pembakaran
harus sesempurna mungkin sehingga bahan yang dibakar akan menjadi abu.
Penyedia Jasa setiap saat harus mengambil langkah-langkah pencegahan secara
khusus untuk mencegah penyebaran api dan harus mempunyai peralatan sesuai
untuk digunakan dalam pencegahan dan pemadaman.

Pembersihan lokasi pekerjaan termasuk penebangan pohon dan semak belukar,


dimana lokasi tersebut akan dipakai untuk alur sungai baru sesuai perintah
Direksi pekerjaan.

Volume untuk dasar pembayaran pekerjaan perintisan dan pembersihan adalah


harga satuan meter persegi (m2) dari total volume lokasi pekerjaan yang
dikerjakan atau kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Mata pembayaran dalam
pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi (m2) berdasar kemajuan
pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.
B.1.2. Galian
B.1.2.1 Umum

Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut


ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,
Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 89 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang
berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan
harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam
spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan tanah dimulai.

B.1.2.2 Galian Tanah Biasa

Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang


ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar
kerja atau sesuai dengan yang diarahkan/ditunjukkan oleh Direksi. Bila ada
galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke Direksi untuk
ditinjau. Tidak ada galian yang langsung/ ditutupi dengan tanah/beton tanpa
diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi. Seluruh proses pekerjaan menjadi
tanggung-jawab Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak atau berubah, karena
kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan
diameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat
Excavator, maka penyedia jasa melapor kepada direksi pekerjaan untuk
menindak lanjuti pekerjaan tersebut atas keputusan bersama. Pengukuran untuk
pembayaran pada galian tanah biasa akan dibuat dalam meter kubik dimana
tanah galian dari permukaan tanah sampai yang sesuai ditunjukan dalam garis-
garis bidang yang sesuai dalam gambar.

Pembayaran untuk galian tanah biasa dibuat dalam meter kubik untuk item
dalam BOQ. Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan
dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/
bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak
selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali,
sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah
irigasi atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan
fungsi jaringan, seperti yang dijelaskan pada pasal B.1.6. Penyedia Jasa harus
menguasai medan kerja sehingga penumpukan material yang bisa dipakai untuk

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 90 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekat-dekatnya dengan lokasi yang


memerlukan timbunan. Harga satuan termasuk upah buruh, bahan dan
peralatan yang diperlukan untuk penggalian, perapihan dan kemiringan talud
temasuk usaha pencegahan biaya longsor, pembuatan tanggul kecil pada bahu
galian dan timbunan kecil apabila dianggap perlu oleh Direksi. Pengaturan,
pembuangan tanah yang tak terpakai ataupun yang berlebihan kecuali
ditetapkan lain dalam bagian yang terpisah dalam daftar volume dan biaya
pekerjaan misalnya item pemompaan atau pembuatan dan pemeliharaan
penampungan air yang dilaksanakan dengan baik selama pelaksanaan
pekerjaan. Khusus untuk jaringan tersier yang dimensinya relatif kecil dan
berada didaerah persawahan, agar diperhitungkan terhadap tingkat kesukaran
peggalian atau alternatif lain berupa galian secara manual. Mata pembayaran
dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter kubik (m3) berdasar
kemajuan pekerjaan yang dicapai di lapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.

B.1.3. Pekerjaan Galian Tanah Yang Tidak Akan Ditimbun Kembali

Semua pekerjaan galian tanah yang tidak akan ditimbun kembali akan
dilaksanakan sesuai pasal ini, harus dilaksanakan hingga mencapai elevasi
dengan tingkatan dan dimensi yang ditunjukkan dalam gambargambar atau
ditentukan oleh Direksi. Selama dalam pekerjaan ini mungkin akan dijumpai dan
diperlukan untuk merubah kemiringan (slope) atau dimensi dari penggalian dari
yang ditentukan. Setiap penambahan atau pengurangan dari volume pekerjaan
galian tanah sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut akan
diperhitungkan sesuai petunjuk dan persetujuan Direksi.

Semua tindakan pencegahan yang perlu dilakukan guna melindungi material


yang ada dibawah galian dalam keadaan yang memungkinkan, kerusakan pada
pekerjaan yang disebabkan oleh Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan,
termasuk hancurnya material dibawah batas penggalian yang diperlukan, harus
diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa. Dengan tujuan atau alasan tertentu, kecuali
diperintahkan secara tertulis oleh Direksi pekerjaan dan apabila disebabkan
dengan atau tanpa kesalahan Penyedia Jasa, maka biayanya akan menjadi

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 91 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

tanggung jawab Penyedia Jasa, apabila diperlukan untuk menyelesaikan


pekerjaan tersebut semua galian harus diisi kembali dengan material yang
disediakan dan dilaksanakan atas biaya Penyedia Jasa. Kemiringan yang rusak
atau berubah karena hal harus diperbaiki oleh dan atas biaya Penyedia Jasa.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price
dalam meter kubik (m3) berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan
dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

B.1.4. Galian Untuk Bangunan / Pasangan

Penggalian tanah untuk bangunan termasuk pekerjaan galian dari semua tanah,
kerikil, dan batuan kasar. Penggalian untuk bangunan harus dilaksanakan
dengan cara yang paling aman hingga mencapai elevasi yang disetujui Direksi.
Kecuali ditunjukan dengan jelas pada gambar atau telah ditetapkan oleh Direksi.
Pekerjaan galian tanah untuk bangunan harus dilaksanakan dengan kemiringan
dan dimensi sebagai berikut :
Uraian Bangunan di atas tanah biasa
Kemiringan Galian 1 V : 0.5 H
Jarak datar dari tepi pondasi 0.50 m
Lebar berm pada saat ketinggian 3 meter, 0.50 m,

Selama pelaksanaan pekerjaan ada kemungkinan oleh Direksi pekerjaan


bilamana dianggap perlu atau diinginkan untuk mengubah kemiringan galian
atau dimensi galian dari ketentuan yang telah ditetapkan, setiap penambahan
ataupun pengurangan dari total volume galian sebagai akibat dari perubahan
tersebut akan diperhitungkan dalam pembayaran dasar dan kemiringan tepi
galian dimana konstruksi akan ditempatkan/harus diselesaikan dengan rapih dan
teliti dengan ukuran-ukuran yang tepat seperti yang ditetapkan dalam gambar
atau ditetapkan Direksi, dan permukaan dasar galian disiapkan sedemikian rupa,
dibasahi dan dipadatkan atau digilas dengan alat yang cocok untuk menjamin
pondasi yang kuat. Apabila terdapat material alam pada lokasi galian pondasi
yang mengganggu selama pelaksanaan penggalian, maka hal tersebut harus
dipadatkan ditempat atau disingkirkan atau diganti dengan tanah timbunan yang
sesuai atau beton atas biaya Penyedia Jasa. Pekerjaan galian tanah untuk

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 92 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

bangunan akan diukur sebagai dasar pembayaran hingga mencapai elevasi yang
diperlihatkan dalam gambar atau bila tidak diperlihatkan dalam gambar sampai
mencapai garis elevasi sesuai dengan syarat-syarat yang disebutkan disini,
dengan tidak mengindahkan banyaknya galian yang sesungguhnya dilaksanakan.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price
dalam meter kubik (m3) berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan
dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

B.1.5. Luasnya Penggalian

Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut Direksi, untuk pekerjaan


bangunan. Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus mengambil lebar
yang cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi. Perbaikan/
pembangunan saluran terbuka dan saluran tertutup (pipa) harus dibatasi
panjangnya dan harus mendapat persetujuan Direksi lebih dahulu secara tertulis.
Kecuali persetujuan secara nyata dari Direksi Pekerjaan pada setiap panjang
yang sudah disetujui harus diselesaikan dan memuaskan Direksi, sebelum
pekerjaan selanjutnya dimulai.

B.1.6. Pekerjaan Timbunan

Sejauh diatas pertimbangan praktis, sebagaimana ditentukan oleh Direksi,


semua material hasil galian yang sesuai dari hasil pekerjaan galian dasar
bangunan bendung, saluran-saluran dan saluran pembuang dan bangunan-
bangunan lain dapat digunakan sebagai tanah timbunan kembali pada tanggul
dan bangunan permanen yang memerlukan seperti yang tercantum dalam
spesifikasi. Apabila secara praktis tanah yang sesuai untuk tanggul harus digali
secara terpisah dari bahan atau material yang akan dibuang, maka tanah galian
yang cocok/sesuai tersebut harus dipisahkan selama pelaksanaan pekerjaan
penggalian tersebut dan langsung ditempatkan dahulu pada tempat-tempat
sementara untuk selanjutnya ditempatkan di lokasi-lokasi yang ditunjuk
sebagaimana yang ditetapkan Direksi. Tanah galian yang cocok untuk tanggul
setelah cukup kering kecuali terlalu basah untuk segera dipadatkan setelah
penggalian, harus diletakkan dahulu di tempat penimbunan sementara yang
disetujui oleh Direksi agar kadar airnya berkurang hingga mencapai batas yang

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 93 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

diijinkan untuk tanah timbunan pada tanggul atau dengan persetujuan khusus
dari Direksi Pekerjaan. Tanah tersebut diijinkan untuk diletakkan pada tanggul
apabila ditentukan oleh Direksi Pekerjaan lebih praktis untuk mengeringkan
tanah yang basah tersebut ditempat/lokasi tanggul hingga kadar airnya
berkurang dan cukup dipadatkan. Timbunan tanah dalam pekerjaan ini
dipisahkan kedalam 2 (dua) satuan pembayaran yaitu :

a. Timbunan Kembali

Yang dikelompokkan kedalam item pekerjaan timbunan kembali adalah


pekerjaan timbunan pada lokasi dengan material dari hasil galian yang
memenuhi syarat spesifikasi untuk tanah timbunan atas persetujuan Direksi.

b. Timbunan Biasa

Yang dikelompokkan kedalam item pekerjaan timbunan tanah biasa adalah


pekerjaan timbunan yang pada areal tersebut ada tanah asli sebelum digali
untuk keperluan bangunan sebagai ruang kerja untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan bangunan tersebut. Volume untuk dasar mata pembayaran dalam
pekerjaan ini adalah unit price dalam meter kubik (m3) berdasar kemajuan
pekerjaan yang dicapai di lapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.

C. PEKERJAAN BETON

C.1. UMUM

Semua pekerjaan beton yang akan dilaksanakan akan mengacu pada Spesifikasi
Teknis ini, Dokumen Kendali Mutu, dan Gambar Kerja yang disetujui oleh Direksi.
Semua pekerjaan beton harus melalui persetujuan dari Direksi. Tidak lebih dari 2
(dua) bulan setelah pengadaan peralatan untuk pelaksanaan beton, Penyedia
Jasa harus mengirim Diagram Alir, Gambar dan Rencana Kerja untuk pekerjaan
dan penempatan beton/mortar dengan mengacu pada Dokumen ini. Apabila
spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di
lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi, maka Penyedia Jasa
harus memberikan alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 94 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

menghasilkan produk yang setara dengan yang diusulkan oleh pihak Direksi.
Penyedia Jasa harus memberi perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin
timbul karena pengaruh pencucian material yang bisa mengakibatkan
tercemarnya air di Sungai di wilayah tersebut dengan membangun kolam-kolam
tampungan atau bangunan lainnya. Penyedia Jasa tidak akan menuntut biaya
tambahan lebih yang diakibatkan oleh kegiatan pelaksanaan pencampuran,
transportasi dan penempatan beton sebagai dikehendaki oleh Spesifikasi ini.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price
dalam meter kubik (m3) berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan
dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

C.2. BAHAN-BAHAN

1) Semen

a. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus mempunyai mutu


setara Semen Portland, atau type lain yang disetujui oleh Direksi.
Semen yang dipakai harus produksi dalam negeri dan sesuai dengan
SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi.

b. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merk


semen portland yang dapat dipergunakan didalam Proyek.

2) Air

Air yang digunakan dalam campuran, dalam peralatan atau pemakaian


lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan
harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air yang diketahui dapat
diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-
raguraguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti diatas
tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat
tekan mortal semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan dan
dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat
digunakan bilamana kuat tekan mortal dengan air tersebut pada umur 7

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 95 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortal dengan air suling atau
air air minum pada periode perawatan yang sama.

3) Ketentuan Gradasi Agregat.

a. Gradasi agregat kasar dan halus memenuhi ketentuan yang diberikan


dala tabel C. 2 (1), tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan
gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila Kontraktor dapat menunjukan
dengan pengujian bahwa beton yang dihasilkan memenuhi sifat-sifat
campuran yang disyaratkan dalam pasal C. 3 (3).

b. Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel


terbesar tidak lebih dari ¾ jarak minimum antara baja tulangan atau

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 96 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

antara baja tulangan dengan acuan atau celah-celah lainnya dimana


beton harus dicor.

4) Sifat-sifat Agregat

a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih,
keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock) atau
berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu)
dari kerikil dan pasir sungai.

b. Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukan oleh
pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya
yang diberikan dalam Tabel C. 2 (2) bila contoh-contoh diambil dan diuji
sesuai dengan prosedur SNI/ AASHTO yang berhubungan.

5) Batu Untuk Beton Siklop.

Batu untuk beton siklop harus terdiri dari batu yang disetujui mutunya,
keras dan awet bebas dari retak dan rongga serta tidak rusak oleh
pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak
dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatan dengan beton.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 97 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

C.3 PENCAMPURAN DAN PENAKARAN

1) Rancangan Campuran

Proporsi bahan dan berat panakaran harus ditentukan dengan menggunakan


metode yang disyaratkan dalam SNI beton dan sesuai dengan batas-batas
yang diberikan dalam Tabel C. 2 (3).

2) Campuran Percobaan

Kontraktor harus menetukan proporsi campuran serta bahan yang diusulkan


dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan disaksikan oleh
Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis istalasi dan peralatan yang sama
seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan.

Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi ketentuan


sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Pasal C.2 (3) dibawah.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 98 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

3) Ketentuan Sifat-sifat Campuran

a. Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat


tekan dan “Slump” yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam Tabel
C. 3 (2), atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila pengambilan
contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-1990
(AASHTO T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991
(AASHTO T126), SNI 03-2458- 1991 (AASHTO T141).

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 99 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

b. Beton yang tidak memenuhi ketentuan “Slump” umumnya tidak boleh


digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam
beberapa hal menyetujui penggunaannya dalam kuantitas kecil untuk
bagian tertentu dengan pembebanan ringan. Kelecakan (workability) dan
tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga atau celah atau gelembung udara
atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat
pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.

c. Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton


dibawah kekuatan y disyaratkan dalam Tabel C. 3 (2), maka Kontraktor
tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari
hasil yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah
diambil tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 100 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi. Kuat tekan


beton berumur 28 hari yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan
harus dipandang tidak sebagai pekerjaan yang tidak dapat diterima dan
pekerjaan tersebut harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan. Kekuatan
beton dianggap lebih kecil dari yang disyaratkan bilamana hasil pengujian
serangkaian benda uji dari suatu bagian pekerjaan yang dipertanyakan
lebih kecil dari kuat tekan karakteristik beton.

d. Direksi Pekerjaan dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau


memerintahkan Kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk
meningkatkan mutu campuran atas dasar pengujian kuat tekan beton
berumur 3 hari. Dalam keadaan demikian, kontraktor harus segera
menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat
memilih menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton berumur 7
hari diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu
tersebut Direksi Pekerjaan akan menelaah kedua hasil pengujian yang
berumur 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan tindakan
perbaikan yang dipandng perlu.

e. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat


mencakup pembongkaran atau penggantian seluruh beton tidak boleh
berdasarkan pada hasil pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari saja,
terkecuali bila kontraktor dan Direksi Pekerjaan keduanya sepakat dengan
perbaikan tersbut.

4) Penyesuaian Campuran

a) Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proposal yang


semula dirancang oleh Direksi Pekerjaan, maka kontraktor akan
melakukan perubahan pada berat Agregat sebagaimana diperlukan,
asalkan dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak
berubaha, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan
pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi,
tidak dinaikan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan
cara menambah air atau oleh cara lain tidak akan diperkenankan. Bahan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 101 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat kelacakan hanya diijinkan bila


secara khusus telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

b) Penyesuaian Kekuatan

Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui,


kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana dierintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.

c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru

Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan


tanpa pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan dan bahan baru
tidak boleh digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut
secara tertulis dan menetapkan proposal baru berdasarkan atas hasil
pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh kontraktor.

5) Penakaran Agregat

a) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan


semen keemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunaka adalah setara dengan satu
satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur
beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi
kepasitas alat pencampur.

b) Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan


dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati
keadaan jenuh kering permukaan, dengan menyemprot tumpukan
agregat dengan air secara berkala. Pada saat penakaran, agregat harus
telah dibasahi paling sedikit 12 jam sebelumnya untuk menjamin
pangaliran yang memadai dari tumpukan agregat.

6) Pencampuran

a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari
jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang
merata dari seluruh bahan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 102 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

b) Pencampuran harus dilengkapi dengan tangki aor yeng memadai dan alat
ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan.

c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen


yang telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum
air ditambah.

d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukan kedalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan
sebelumwaktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian.
Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang
haruslah 1,5 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.

e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin campur, Direksi Pekerjaan


dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat
mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan campuran beton
dengan cara manual harus dibatasi pada beton non-struktural.

7) Mengangkut, Menempatkan, Dan Memadatkan Beton

Hasil campuran beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di


tempat penuangan, beton masih merupakan mutu yang ditentukan dan
kekentalan yang memenuhi, dan tidak terjadi penambahan atau
pengurangan apapun sejak meninggalkan tempat adukan. Penyedia Jasa
harus mendapat persetujuan Direksi atas pengaturan yang direncanakan,
sebelum pekerjaan pembetonan dimulai. Beton tidak diperbolehkan untuk
dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1.50 m, ketebalan beton dalam tuangan
tidak boleh lebih dari 1,0 m untuk satu kali pengecoran. Pengecoran harus
dilaksanakan terus menerus sampai ketempat sambungan cor yang
direncanakan sebelumnya. Penyedia Jasa harus mengingat pemadatan dari
beton adalah pekerjaan yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan
beton rapat air dengan kepadatan maximum.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 103 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin penggetar dari jenis


tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan bergetarnya tulangan dan acuan.
Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa
pembetonan, harus dengan persetujuan Direksi.

8) Sambungan Cor

Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus


diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum mulai
dengan pengecoran. Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga pengaruh dari penyusutan dan suhu sangat diperkecil.
Dimana pekerjaan beton panjang atau luas dan menurut Direksi
pelaksanaannya lebih praktis, maka Penyedia Jasa harus mengatur rencana
pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga sebelum beton baru dicorkan
menyambung yang lama, beton sudah berumur 4 minggu.

Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus
dengan acuan yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh
mungkin dapat dilaksanakan, pada tempat gaya lintang/ geser yang terkecil.
Sambungan itu merupakan jenis pertemuan biasa, kecuali jika jenis lain
dikehendaki oleh Direksi. Sebelum yang baru dicor disamping beton yang
sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan diatas
seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar yang bersih
serta bebas dari buih semen. Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan
pada satu kali pengecoran harus tidak lebih dari 1,0 m dan ukuran mendatar
harus tidak lebih dari 7 m, meskipun tanpa adanya persetujuan lebih dahulu
dari Direksi.

9) Pembetonan Diatas Permukaan Yang Tidak Kedap Air

Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran pada permukaan yang


tidak kedap air sebelum permukaan itu ditutup dengan kulit/ membran kedap
air atau kedap lainnya yang disetujui oleh Direksi.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 104 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

10) Pembetonan Dalam Yang Tidak Menguntungkan

Penyedia Jasa tidak boleh mengecor pada waktu hujan deras tanpa
perlindungan, Penyedia Jasa harus meyiapkan alat pelindung beton
terhadap hujan dan terik matahari sebelum pengecoran. Apabila suhu
udara melebihi 35 derajat celcius Penyedia Jasa tidak boleh mengecor
tanpa persetujuan Direksi dan tanpa mengambil tindakan pencegahan
seperlunya untuk menjaga supaya suhu beton pada waktu pencampuran
dan penuangan kurang dari 35 derajat celcius misalnya dengan menjaga
bahan-bahan beton dan acuan agar terlindung dari matahari, atau
menyemprot air pada bahan batuan dan acauan.

C.4 TULANGAN BAJA

C.4.1. Daftar Bengkokan

Penyedia Jasa harus memahami sendiri semua penjelasan yang diberikan dalam
gambar dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan yang tepat untuk dipakai
dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada
Penyedia Jasa harus diperiksa dan diteliti. Tulangan baja harus dipotong dari
batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokan atau kerusakan
lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang
berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus
dibengkokkan dengan mesin pembengkok yang direncanakan untuk itu dan
disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkok harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain, atau
diperintahkan oleh Direksi. Bentukbentuk tulangan baja harus dipotong sesuai
dengan gambar, tidak boleh menyambung tulang tanpa persetujuan Direksi.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price
dalam Kilogram (Kg) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran pembesian
atau tulangan berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 105 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

C.4.2. Pemasangan

Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat
pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan
bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran
beton. Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat
diijinkan untuk menyambung tulangan-tulangan yang saling tegak lurus, tetapi
cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan. Penggunaan ganjal, alat perenggang
dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi. Perenggang dari beton
harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton yang akan
dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan
bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.

C.4.3. Pengukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran dan penempatan tulangan dibuat dalam


perencanaan berat jadi/terpasang sesuai dengan gambar atau atas petunjuk
Direksi. Satuan berat jadi, kecuali ditentukan lain selama pelaksanaan, maka
standard berat besi adalah sebagai berikut :

Besi stagger, besi penstabil plastic cone, kawat pengikat, paku atau bahan
lainnya yang digunakan untuk menyambung pada pelaksanaan pembesian yang
merupakan bagian dari metode pelaksanaan tidak diukur untuk dibayar, sesuai
dengan gambar atau petunjuk dari Direksi. Volume untuk dasar mata
pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam Kilogram (Kg) yang
akan dimasukkan dalam mata pembayaran pembesian atau tulangan berdasar
kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 106 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

C.5 LINING BETON

Pekerjaan lining pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada
gambar. Bahan yang dipakai dan mutu pekerjaannya harus memenuhi C.3.1. –
C.3.10 dari Bab ini. Lining beton dikerjakan dengan cor ditempat (insitu)
ketebalan 10 cm dari beton K.175 untuk pondasi lining beton dan sela antara
lantai dengan dinding tegak , sedang untuk lantai dan dinding talud dikerjakan
dengan beton precast ketebalan 8 cm ukuran 30 cm x 50 cm dipasang zig zag
dan pada jarak setiap 4 (empat) tegel diberi weephole/pipa drainase yang diberi
ijuk diujung dalam dengan ketinggian 2/3 h saluran dari lantai dan sambungan
harus diisi bitument atau meet joint dari campuran kedap air 1 Pc : 2 Ps .
Sebelum pemasangan lantai beton pre cast dasar lantai saluran harus bersih dari
lumpur dan genangan air setelah bersih baru diberi pasir (lihat gambar).
Pengecoran pre cast dilaksanakan ditempat yang beratap untuk melindungi
kualitas beton pre cast. Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan
ini adalah unit price dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukkan dalam mata
pembayaran pekerjaan beton untuk lining berdasar kemajuan pekerjaan yang
dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

C.6 ACUAN DAN PEKERJAAN PENYELESAIAN

C.6.1. Acuan

Acuan harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari
beton dan untuk memperoleh bentuk permukaan yang diperlukan. Penyedia Jasa
harus menyerahkan rencana dan penjelasan tentangacuan dan harus membuat
contoh-contoh acuan untuk mendapat pengesahan Direksi. Acuan harus
dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang
benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam gambar. Cara pendukungan
yang akan menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang membentang
pada seluruh lebar dari permukaan beton tidak dibenarkan. Acuan penutup
harus dibuat pada permukaan beton, dimana kemiringannya lebih curam dari 1 :
3. Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 107 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton


yang padat. Jika dibutuhkan oleh Direksi acuan untuk permukaan beton yang
kelihatan harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan yang halus
tanpa adanya garis atau kelihatan terputus. Tiap kali sebelum pembetonan
dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan dibersihkan. Pembetonan hanya
boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi per-setujuan acuan
yang telah dipasang. Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, Penyedia
Jasa harus membuat rencana acuan dan membukanya, sehingga permukaan-
permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin.
Acuan hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dibawah pengawasan seorang
mandor yang berwewenang. Harus diberi perhatian yang besar pada waktu
pembukaan acuan untuk menghindari kegoncangan atau pembalikan tegangan
beton. Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul Penyedia Jasa untuk
membuka acuan belum pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau
dengan alasan lainnya, maka Direksi dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk
menunda pembukaan acuan dan Penyedia Jasa tidak boleh menuntut kerugian
atas penundaan tersebut.

Untuk beton dengan semen Portland biasa, waktu paling sedikit untuk
pembukaan acuan harus menurut daftar dibawah ini :
• Muka sisi balok, lantai dan dinding 2 hari
• Bagian bawah bersteger 21 hari

Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi
(m2) yang dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan bekesting (form
work) berdasar kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

C.6.2. Perancah

Tiap-tiap cetakan harus dipasang di atas papan kayu yang kokoh dan harus
mudah distel. Tiang perancah boleh mempunyai paling banyak satu sambungan
yang tidak disokong kearah samping. Bambu juga boleh digunakan untuk tiang
perancah, asalkan dipikirkan terhadap stabilitas terutama terhadap berat sendiri

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 108 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

beton, serta beban-beban lain yang timbul selama pengecoran seperti akibat
getaran alat penggetar, berat pekerja

dll. Mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi
(M2) yang dimasukkan kedalam mata pembayaran pekerjaan bekesting (form
work) berdasar kemajuan pekerjaan yang telah dicapai dilapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

C.6.3. Toleransi

Pemasangan acuan dan perancah harus dipasang sedemikian rupa, sehingga


memenuhi batas-batas toleransi pergeseran acuan/perancah yang diijinkan
seperti tercantum berikut atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Bagian /
Partisi Toleransi

Apabila terjadi kondisi, dimana setelah pelaksanaan pengecoran untuk bagian


exposed mengakibatkan pergeseran lebih dari batas toleransi atau yang
diperintahkan oleh Direksi, maka segala biaya perbaikan akan menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.

C.6.4. Pekerjaan Permukaan

Untuk penyelesaian permukaan beton dibedakan dua jenis, sebagaimana


diuraikan sebagai berikut :

a. Penyelesaian Kasar

Penyelesaian kasar dari beton adalah penyelesaian permukaan yang dicakar-


cakar. Permukaan beton yang diaci dengan penyelesaian kasar, harus teratur
bebas dari tonjolan tapi tetap agak kasar. Permukaan beton yang tanpa
acuan dan ditentukan dengan penyelesaian kasar, harus digaruk rata dengan
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,
Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 109 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

lis tetapi dengan mutu yang sama seperti muka beton yang diacu dan
dengan penyelesaian kasar.

b. Penyelesaian Halus

Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakaian


papan kayu rata plywood atau pelat baja untuk acuan. Muka beton
diselesaikan dengan halus harus bebas dari tanda-tanda kayu; lekuk-lekuk
dan lain-lain kesalahan pemotongan. Pola dari papan cetak harus teratur,
muka beton yang diacu dengan penyelesaian halus harus digaruk kemudian
digosok halus dengan penggosok kayu atau baja sampai rata dan dengan
mutu yang sama seperti yang diacu. Kecuali ditentukan lain maka
penyelesaian halus harus dituntut untuk permukaan beton yang tetap
kelihatan. Muka beton yang terbuka, kedap air harus digosok halus dengan
cetok baja sampai halus. Muka beton yang tampak lainnya harus digosok
dengan penggosok/lepa kayu sampai halus. Pekerjaan menggosok harus
dilakukan setelah beton cukup keras agar tidak terjadi timbulnya air dengan
butiran halus dipermukaan. Muka beton tidak boleh diperbaiki tanpa ijin
Direksi sesudah dibongkar cetakannya. Kecuali ditunjukkan pada gambar,
maka sudut-sudut tajam harus dibuat umpul dengan ukuran 2 cm x 2 cm.

C.6.5. Melindungi Dan Merawat Beton

Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu tidak kurang dari 7 hari,
Penyedia Jasa harus melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari,
suhu tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat suhu, pembebanan
sebelum waktunya lendutan atau tumbukan dan air tanah yang merusak. Jika
ditentukan lain oleh Direksi, Permukaan beton yang kelihatan harus dijaga terus
basah sesudah dicor, tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen
Portland, atau 3 hari untuk beton dengan semen yang cepat mengeras.
Permukaan seperti itu segera setelah dibuka acuannya maka harus segera
ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau pasir atau lain-lain bahan yang
mungkin disetujui Direksi. Penyedia Jasa harus membuat perlengkapan khusus
atas permintaan Direksi untuk perawatan dan pembasahan yang dimaksud
sepanjang masa dari 6 sampai 24 jam sesudah pengecoran beton.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 110 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

D. PASANGAN BATU

D.1. BAHAN-BAHAN

D.1.1 Batu

Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar


seperti pasangan batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih dan
keras, tahan lama dan sejenis menurut persetujuan Direksi dan bersih dari
campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, pasir, cacat atau tidak sempurna
lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi. Volume
untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam
meter kubik (m3) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran pasangan
batu kali berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

D.1.2 Adukan

Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan batu harusdibuat
dari semen portland dan pasir dengan perbandingan isi 1 : 4 atau seperti
ditentukan dalam gambar untuk tiap jenis pekerjaan. (Selanjutnya dipakai
singkatan PC untuk semen portland, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil, dalam kode
perbandingan suatu adukan). Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk
pekerjaan beton pasal C.2.3 Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan
kekasaran yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik. Semen
haruslah Portland semen seperti yang dimaksud pada pasal C.2.1 dari spesifikasi
ini. Air harus diberikan dalam jumlah cukup/ sesuai untuk menghasilkan adukan
yang baik.

Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa
sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara
tepat sesuai persetujuan Direksi. Apabila mesin yang dipakai, bahan adukan
kecuali air harus dicampur lebih dahulu di dalam mesin selama paling tidak 2
menit. Bila pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur
di dalam semacam kotak diaduk dua kali secara kering dan akhirnya tiga kali
setelah diberi air sampai adukan sewarna semua dan merata. Adukan harus

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 111 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, dan adukan yang tidak
dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali adukan tersebut
tidak diperkenankan. Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir hari
kerja. Pekerjaan adukan tidak ada mata pembayaran tersendiri karena sudah
menjadi satu kesatuan dengan pekerjaan pasangan batu kali yang dicapai
dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

D.1.3 Penyimpanan Dari Bahan-Bahan

Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan ditempat yang terlindung yang
bisa mempengaruhi sifat-sifat mekanik dan sifat fisik material. Dan juga harus
dilindungi dengan atap atau penutup lain yang tahan air.

D.2. PASANGAN BATU

D.2.1. Ukuran Batu

Pasangan batu terdiri dari batu sungai atau gunung dan setiap batu harus
mempunyai berat antara 6 kg sampai 25 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil
dapat dipakai atas persetujuan Direksi. Ukuran maksimum harus memperhatikan
tebal dinding, tetapi harus memperhatikan batasan berat seperti tercantum
diatas. Sebagai contoh : sebuah batu berukuran 0.20 x 0.20 x 0.25 m3 akan
mempunyai berat kira-kira 25 kg. Pasangan batu kali menggunakan adukan 1 :
4. Satuan pembayaran adalah m3 yang harga satuannya dibedakan antara
pekerjaan pasangan batu kali pada umumnya dan pasangan batu kali khusus
untuk bangunan-bangunan tersier yang memerlukan tenaga kerja lebih besar
untuk mengangkut material karena lokasinya umumnya berada di tengah sawah
dan tidak bisa dimasuki kendaraan/mobil. Volume untuk dasar mata pembayaran
dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter kubik (m3) yang akan
dimasukkan dalam mata pembayaran pasangan batu kali berdasar kemajuan
pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

D.2.2. Alas Dan Sambungan

Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum
dipasang dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah
tegangan utama. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 112 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak
lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berimpit satu sama
lainnya. Batu pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.

D.2.3. Siaran

Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi. Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara
batu muka harus dikorek sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk
pasangan lama). Pekerjaan siar tenggelam (masuk kedalaman ± 1 cm dari
permukaan batu). Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini
adalah unit price dalam meter persegi (m2) yang akan dimasukkan dalam mata
pembayaran pasangan batu kali berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai
dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

D.2.4. Pipa Peresapan (Suling-Suling)

Tembok-tembok penahan, melebihi dari 1.50 m pasangan miring dan tembok-


tembok kepala harus dilengkapi dengan suling-suling harus dibuat dari pipa PVC
dengan diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2.0 m2 luas
permukaan. Setiap ujung pemasukan suling-suling harus dilengkapi dengan
saringan. Suling-suling dipasang bersamaan dengan pasangan batu dan
disisakan 0.20 m keluar sisi belakang pasangan batu guna pasangan saringan
sebelum diurug. Pada pasangan miring saringan kerikil juga dibuat bersama
dengan pasangan batu. Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada
ujung pipa menonjol keluar pasangan, dibungkus dengan kerikil atau batu pecah
sekeliling pipa setebal 15 cm. Saringan krikil tersebut dibungkus lagi dengan ijuk
untuk membatasi saringan dari tanah asli atau tanah urug. Volume untuk dasar
mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam set yang akan
dimasukkan dalam mata pembayaran pekerjaan PVC Weephole berdasar
kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 113 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

D.2.5. Sambungan Gerak Sederhana

Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar, perlu diadakan sambungan


gerak sederhana pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk
menahan air. Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana
terdapat satu penyambungan dengan bangunan lama dan bangunan baru serta
bangunan lama akan mempunyai nilai penurunan (settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana dapat dibentuk dengan memasang susunan batuan
yang terdiri dari batuan bergradasi (saringan kerikil atau filter) di belakang
pasangan batu pada bagian sambungan setinggi sambungan tadi. Saringan ini
harus terdiri dari batu dan krikil terpilih dan baik. Untuk menahan longsornya
saringan ini harus diberi lapisan penutup ijuk setebal 3 cm atau geotextile
mebrane. Sambungan gerak sederhana tidak ada mata pembayaran tersendiri
karena sudah menjadi satu kesatuan dengan pekerjaan pasangan batu berdasar
kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.

D.2.6. Contoh Pekerjaan

Untuk pekerjaan pasangan batu yang besar seperti pekerjaan lining yang
panjang, Penyedia Jasa harus membangun contoh tampang tembok, sehingga
mutu dan wujudnya disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan berikutnya harus
sederajat dengan atau lebih baik dari contoh yang disetujui.

D.2.7. Perlindungan Dan Perawatan

Dalam membangun pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak


menguntungkan dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah
selesai, Penyedia Jasa harus memenuhi persyaratan yang sama seperti yang
ditentukan untuk beton. Pekerjaan pasangan tidak boleh dilaksanakan pada saat
hujan deras atau hujan yang cukup lama yang dapat mengakibatkan adukan
larut. Adukan yang telah dipasang dan larut karena hujan harus dibuang dan
diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak boleh
berdiri diatas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 114 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

D.2.8. Urugan Kembali

Sebelum melaksanakan "Urugan Kembali" pada muka pasangan batu yang tak
kelihatan, pasangan batunya harus diplester kasar dengan adukan 1PC:4Psr
setebal 2 cm (berapen) pekerjaan ini sudah termasuk pasangan batu. Urugan
tidak boleh dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan Direksi dan bahan
urugan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air. Kerikil yang teratur
ukurannya sehingga dapat mencegah kehilangan pasir harus dipasang pada
akhir lubang pembuang air. Volume untuk dasar mata pembayaran dalam
pekerjaan ini adalah unit price dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukkan
dalam mata pembayaran timbunan kembali dipadatkan berdasar kemajuan
pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

D.3. PEKERJAAN PERLINDUNGAN

D.3.1. Bronjong Dan Matras

Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus membuat


bronjong kawat (galvanis) dan menempatkannya dalam keadaan seperti
diuraikan dibawah ini. Batu-batu untuk bronjong harus seperti yang ditentukan
dalam pasal D.1.1 dengan ukuran tidak kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari
25 cm. Batu yang dipakai dipilih berbentuk bulat. Bronjong kotak dan bersusun
harus mempunyai batas pemisah bagian dalam dengan bahan kawat dan bentuk
anyaman yang sama. Batas pemisah ditempatkan sedemikian sehingga
membentuk matras berukuran 2.00 m x 0.50 m. Hubungan antara bronjong atau
matras harus terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya sehingga menjadi
satu kesatuan. Bronjong untuk penahan tanah harus ditempatkan bagian yang
bersinggungan dengan tanah diberi lapisan filter ijuk. Pengerjaan bronjong harus
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia PBUI 1982. Apabila bronjong
ditempatkan pada lapisan saringan maka harus dikerjakan dengan hati-hati
untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat kawat dengan erat-
erat pada bronjong yang berdampingan sepanjang tepinya. Ukuran dari
bronjong seperti ditunjukkan didalam gambar atau diperintahkan oleh Direksi,
dengan anyaman bentuk segi 6 beraturan yang jarak sisi-sisinya 13 ~ 15 cm,
serta sisi anyaman yang dililit harus terdiri dari tiga lilitan. Kecuali ditentukan lain

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 115 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

oleh Direksi, maka ukuran kawat galvanis yang digunakan adalah berdiameter 4
mm. Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit
price dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran
bronjong berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai di lapangan dengan
pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

D.3.2. Pekerjaan Plesteran

Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada
maupun yang baru harus diplester dengan adukan 1 PC : 3 Psr. Pekerjaan
plasteran dikerjakan secara 2 lapis sampai ketebalan 2 cm. Apabila tidak
diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding,
ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m dibawah tepi atas atau sesuai
dengan yang tertera pada gambar Pertemuan pasangan (Plesteran sudut)
selebar 8 - 10 cm untuk bangunan kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar
sedang pada samping rangka pintu sorong, diplester tegak selebar 10 cm.
Plesteran juga dilakukan pada alur skot balk. Sebelum pekerjaan plesteran
dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran
harus rata, lurus dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian
harus dipelihara dengan siraman air secara rutin. Volume untuk dasar mata
pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price dalam meter persegi (m2)
yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran pekerjaan plesteran berdasar
kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi
Pekerjaan.

D.4. LINING BATU KALI

Pekerjaan lining pasangan batu kali harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan

pada Gambar Kerja. Lining pasangan batu kali akan memakai spesi campuran 1
PC : 4 Psr dengan ukuran batu minimum 15 ~ 30 cm. Pengerjaan lining diatur
per - 5.0 (lima) meter dalam arah memanjang dan dibatasi dengan alur tegak
dinding.

Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah unit price
dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukkan dalam mata pembayaran

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 116 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

pekerjaan beton untuk lining berdasar kemajuan pekerjaan yang dicapai


dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

E. PEKERJAAN PEMUGARAN / MODIFIKASI BANGUNAN LAMA

Е.1 UMUM

Modifikasi bangunan lama meliputi pekerjaan rehabilitasi, upgrading, atau


perbaikan pada pekerjaa lama. Kecuali ditentukan lain, pekerjaan modifikasi
bangunan yang ada harus dikerjakan sesuai dengan Bagian A sampai Bagian E.

E.2 PENUTUPAN SALURAN

Pekerjaan yang membutuhkan penutupan saluran harus dikerjakan selama


jangka waktu penutupan saluran untuk perbaikan sistem saluran. Dengan
persetujuan Direksi, Penyedia Jasa harus memanfaatkan sebaik-baiknya masa
penutupan saluran untuk menyelesaikan dengan cepat pekerjaan dan
memperkecil perlunya pekerjaan sementara.

E.3 PERBAIKAN PEKERJAAN PASANGAN BATU

Bila diperintahkan, permukaan dari pasangan lama harus disiar kembali. Pada
sambungan antara batu harus digaruk dengan kedalaman paling tidak 2 cm dan
disiar kembali dengan adukan 1 PC : 3 pasir.

F.3 PEMBONGKARAN

Apabila bagian dari bangunan pasangan batu atau beton lama akan dibongkar,
Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan tersebut sedemikian rupa
sehingga tidak memberi pengaruh buruk kepada keadaan bangunan yang
tertinggal. Tiap kerusakan, atau terjadi lubang atau pecah pada bagian
bangunan yang masih tinggal sebagai akibat dari pembongkaran tersebut, harus
diperbaiki dan dikembalikan ke kondisi semula atas persetujuan Direksi. Hasil
bongkaran harus dibuang dengan persetujuan Direksi dan permukaan tanah
atau tampang lintang saluran harus diselesaikan dan dirapikan sampai
memuaskan Direksi.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 117 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

G.3 IKATAN SAMBUNGAN

Bila pasangan batu akan disambung ke pasangan batu lama, maka permukaan
dari batu lama harus dibersihkan dan dipersiapkan sehingga sambungan kokoh
sesuai dengan spesifikasi atau atas petunjuk Direksi.

H.3 PINTU AIR LAMA

Istilah pintu air lama harus dianggap meliputi semua bagian kayu dan logam,
daun pintu, pesawat pengangkut, bagian kayu yang mendukung, balok penahan,
dan jalur balok penahan. Bila diperintahkan, Penyedia Jasa harus mengeringkan
air dan membuang endapan pada semua pintu dan rumah pintu, pasang pintu
sementara dan ambil pintu yang ada serta bongkar bila perlu, sehingga cukup
untuk pemeriksaan dan pengukuran yang teliti oleh Direksi dan Stafnya. Jika
diperintahkan oleh Direksi, Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang
bagian kayu dan logam yang baru dan menyusunnya dan harus melaksanakan
semua pekerjaan yang diperlukan untuk memperbaiki semua pintu air yang
masih berguna atau harus menyediakan secara tertulis oleh Direksi termasuk
pengecatannya. Jika sesudah pemeriksaan dan penyelidikan, pintu air menurut
pandangan Direksi masih dalam keadaan baik, Penyedia Jasa harus memasang
kembali pintu air itu. Setelah pemasangan kembali, pengecatan dan pelumasan,
serta sebelum pembongkaran kistdam atau balok sekot, setiap pintu harus diuji
kembali dengan kehadiran dan persetujuan Direksi. Setelah diuji dengan dihadiri
Direksi sampai mendapat persetujuannya.

I.3 MENAIKKAN TANGGUL LAMA

Apabila tanggul saluran lama perlu dinaikkan dengan tambahan timbunan pada
bagian atas dan samping, tanggul itu harus disiapkan sesuai dengan ketentuan
dalam pelaksanaan pekerjaan timbunan . Volume untuk dasar mata pembayaran
dalam pekerjaan ini adalah init price dalam meter kubik (m3) yang akan
dimasukan dalam mata pembayaran pekerjaan Timbunan berdasarkan kemajuan
pekerjaan yang dicapai dilapangan dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 118 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

J.3 PEMERIKSAAN BANGUNAN LAMA

Setiap bangunan lama yang akan dipugar atau diperbaiki harus dibersihkan guna
pemeriksaan Direksi. Endapan harus dibuang sampai lantai yang ada atau dasar
asli atau sampai menurut perintah Direksi. Semua tumbuhan, segala lumut yang
tumbuh harus dibuang. Semua pasir, tanam-tanaman, dan kotoran harus
dibuang dari tempat sekitar bangunan sehingga cukup siap untuk diperiksa.
Volume untuk dasar mata pembayaran dalam pekerjaan ini adalah init price
dalam meter kubik (m3) yang akan dimasukan dalam mata pembayaran
pekerjaan Endapan berdasarkan kemajuan pekerjaan yang dicapai dilapangan
dengan pengesahan dari Direksi Pekerjaan.

K.3 PEMBERSIHAN SALURAN

Semua saluran harus dibersihkan dari batu-batu yang lepas, tanaman yang
tumbuh di bawah muka air dan kotoran. Terlepas dari pekerjaan pokok,
perbaikan tebing tanggul dan dasar saluran juga harus dirapikan dan ditimbun
pada bagian yang berlubang agar saluran teratur dalam bentuk rapi.

L.3 BANGUNAN BESI LAMA

Semua bagian besi yang masih dipakai harus dibersihkan dari endapan guna
pemeriksaan oleh Direksi. Bila diperintahkan tes kekuatan/muatan harus
dilaksakan pada bangunan itu. Setelah pemeriksaan, bangunan harus diperbaiki
atau diganti seperti yang diperintahkan dan harus dicat menurut E2.

F. MASA PEMELIHARAAN

F.1 MASA PEMELIHARAAN

a. Masa pemeliharaan untuk setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus


persen), dan Penyedia Jasa mengajukan permintaan secara tertulis
kepada Pengguna Anggaran untuk penyerahan pertama pekerjaan yang
akan diperiksa oleh Tim Panitia Penerima Pekerjaan. Apabila dilapangan
terdapat kekurangan dan / cacat hasil pekerjaan, Penyedia Jasa wajib
menyelesaikan/memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan ketentuan
kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan dan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 119 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Penyedia Jasa harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5 %


(lima persen) dari Nilai Kontrak.

b. Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa


pemeliharaan yaitu 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sehingga
kondisi tetap berada seperti pada saat Penyerahan Pertama Pekerjaan.
Sudah selesai pada saat prosentase phisik pekerjaan 100 % (seratus
persen) dan dilakukan serah terima pekerjaan selesai.

c. Apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan


pekerjaan sesuai kontrak, maka Pengguna Anggaran berhak mencairkan
Jaminan Pemeliharaan untuk membiayai pemeliharaan pekerjaan dan
mencairkan Jaminan Pelaksanaan dan disetor ke Kas Negara, Penyedia
Jasa dikenakan sanksi masuk Daftar Hitam selama 2 (dua) tahun.

d. Setelah penyerahan akhir pekerjaan atau penyerahan kedua pekerjaan.


Pengguna Anggaran wajib mengembalikan Jaminan Pemeliharaan dan
Jaminan Pelaksanaan.

G. GAMBAR-GAMBAR DAN DOKUMENTASI

G.1 PENGUKURAN DAN PERLENGKAPANNYA

Untuk memulai pekerjaannya Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara


peralatan pengukuran dan perlengkapannya di kantor Penyedia Jasa untuk
sewaktu waktu diperlukan untuk dipakai oleh Direksi dan Penyedia Jasa dalam
kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan. Alat dan perlengkapannya sebaiknya
baru/layak dan akurat dan telah dikalibrasi dan harus menurut persetujuan
Direksi, serta dijaga supaya tetap dalam keadaan baik dan lengkap untuk
sewaktu-waktu diperlukan dan jika ada kehilangan atau rusak diganti/ dilengkapi
segera. Semua alat dan perlengkapan itu tetap menjadi milik Penyedia Jasa yang
sebelumnya sudah diperhitungkan pengadaannya dalam kontrak penawaran dan
diajukan brosur atau sampel untuk memudahkan Direksi menilai mutu alat-alat
dan perlengkapan yang akan disediakan Penyedia Jasa, alat-alat dan
perlengkapan tidak boleh ditukar dan harus sesuai brosur/sample yang telah

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 120 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

disetujui Direksi dan juga berlaku untuk dalam waktu pelaksanaan pekerjaan,
kecuali ditentukan lain dengan ijin atau perintah dari Direksi. Mata pembayaran
dalam pekerjaan ini Lump Sum masuk dipekerjaan persiapan.

G.2 FOTO-FOTO

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh ahli
yang berpengalaman. Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan/
pencatatan tentang pelaksanaan yaitu pada awal, pertengahan dan akhir suatu
bagian tertentu dari pekerjaan yang diperintahkan Direksi. Pada setiap tahap
pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari titik dan arah
yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya. Bilamana mungkin maka
pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda khusus untuk
mudah mengenali lokasi. Foto negatif/soft copy dan cetakannya tidak boleh
diubah dan ditambah apapun. Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka
harus dibuat rencana/ denah yang menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga
arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui. Tiap foto
berukuran 3R (120 mm x 90 mm) dan diberi catatan sebagai berikut :
- Nama Daerah Irigasi
- Detail Kontrak
- Nama Bangunan atau Lokasi Saluran
- Tanggal Pengambilan
- Tahap Pelaksanaan

Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan metode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan pada Direksi dalam
album. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasi
masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0%, 50%, dan 100%
dan ditempel pada satu halaman. Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam)
ganda bersama 1 (satu) ganda album negatifnya/soft copynya. Tiap album dan
juga berisi negatif/soft copy harus diberi keterangan atau tanda sama untuk
memudahkan mengindentifikasi negatif/soft copy dan cetakannya. Semua album
menjadi milik Pengguna Jasa dan tanpa ijinnya tidak boleh

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 121 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

diberikan/dipinjamkan kepada siapapun. Tidak ada mata pembayaran dalam


pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan dengan harga penawaran
yang dikontrakkan dan segala resiko yang mungkin akan timbul akibat dari
kegiatan ini akan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

G.3 GAMBAR KERJA

Direksi mungkin memerlukan gambar kerja untuk memberikan penjelasan bagian


dari pekerjaan pokok, termasuk semua pekerjaan sementara yang perlu.
Penyedia Jasa harus menyediakan gambar kerja berdasarkan desain, gambar
standar, permukaan tanah asli, ketinggian akhir yang diperintahkan dan lain-lain
dari Direksi.
- Nama Bangunan atau Lokasi Saluran
- Tanggal Pengambilan
- Tahap Pelaksanaan

Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu
set pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan metode tersebut. Juga pada
akhir pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan pada Direksi dalam
album.

Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasi masing-


masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0%, 50%, dan 100% dan
ditempel pada satu halaman. Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda
bersama 1 (satu) ganda album negatifnya/softcopynya. Tiap album dan juga
berisi negatif/softcopy harus diberi keterangan atau tanda sama untuk
memudahkan mengindentiufikasi negatif/softcopy dan cetakannya. Semua
album menjadi milik Pengguna Jasa dan tanpa ijinnya tidak boleh
diberikan/dipinjamkan kepada siapapun. Tidak ada mata pembayaran dalam
pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan dengan harga penawaran
yang dikontrakkan dan segala resiko yang mungkin akan timbul akibat dari
kegiatan ini akan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 122 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

G.4 GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)

Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan pekerjaan


yang dilaksanakan. Cetakan dari gambar-gambar harus diserahkan kepada
Direksi untuk disetujui. Semua gambar-gambar harus berukuran standar seperti
gambar-gambar standar dari kontrak. Gambar-gambar harus menunjukkan
semua penjelasan dari pekerjaan yang dilaksanakan. Tidak ada pembayaran
tersendiri akibat adanya pembuatan gambar-gambar diatas karena sudah
termasuk didalam harga satuan pembayaran untuk semua butir pekerjaan yang
dikontrakkan.

H. PERLENGKAPAN OPERASIONAL

H.1 UMUM

Perlengkapan yang disyaratkan pada pasal-pasal G.1 sampai G.4 harus


disediakan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan yang tertera dalam daftar
banyaknya pekerjaan, untuk tiap jenis baik ditunjukkan dalam detail atau tidak
dalam gambar yang satuan pembayarannya sudah meliputi untuk masing-
masing butir pekerjaan yang tercantum dalam kontrak pekerjaan atau seperti
ditunjukkan dalam daftar kuantitas pekerjaan yang dikontrakkan. Ukuran bahan
dan warna yang harus dipakai dan penjelasan secara umum dinyatakan dalam
Album Standar Perencanaan Irigasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pengairan, Desember 1986 seperti diterangkan dibawah. Detail lain yang sesuai
akan ditunjukkan dalam gambar kontrak. Penyedia Jasa tidak boleh
menggunakan bentuk konstruksi atau detail tanpa pemberitahuan secara tertulis
terlebih dahulu. Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah
menjadi satu kesatuan dengan harga penawaran yang dikontrakkan dan segala
resiko yang mungkin akan timbul akibat dari kegiatan ini akan menjadi
tanggungan Penyedia Jasa.

H.2 BENCH MARK

Tiap patok bench mark (BM) tambahan yang dipasang Penyedia Jasa untuk
memenuhi pasal B.IV.5 harus dibuat dari beton bertulang klas K-175, dengan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 123 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

ukuran 0.20 x 0.20 x 1.00 m sesuai dengan gambar dari album Standar
Perencanaan Irigasi, atau menurut petunjuk lain dalam gambar. Tiap BM harus
dilengkapi dengan paku kuningan tanda elevasi dan plat nama dari batu marmer
ukuran 0.12 x 0.12 m pada satu sisi. Patok-patok BM harus dipasang vertikal
dalam galian, kemudian dengan hati-hati diurug kembali sampai tinggal 0.20 m
diatas permukaan tanah. Penempatan patok-patok BM dilaksanakan Penyedia
Jasa sesuai dengan petunjuk Direksi. Tidak ada mata pembayaran dalam
pekerjaan ini karena sudah menjadi satu kesatuan dengan harga penawaran
yang dikontrakkan dan segala resiko yang mungkin akan timbul akibat dari
kegiatan ini akan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

H.3 TANDA DUGA MUKA AIR SALURAN

Suatu tanda duga muka air harus dipasang pada sisi hulu dari semua bangunan
pengambilan dan bangunan pembagi dalam saluran dan terbuat dari ubin
dengan ukuran 0.20 x 0.20 m dipasang dengan adukan 1 PC : 3 Ps seperti
ditunjukkan pada gambar. Garis tanda muka air dan huruf dinyatakan dengan
membuat alur. Tidak ada mata pembayaran dalam pekerjaan ini karena sudah
menjadi satu kesatuan dengan pekerjaan utamanya yakni pekerjaan pasangan
batu kali.

3. Metode Konstruksi Pelaksanaan Bangunan Irigasi

Metode konstruksi pada haketatnya adalah penjabaran tata cara dan teknik-
teknik pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam
sistem manajemen konstruksi. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan
kunci untuk dapat mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan
fisik. Pada dasarnya metode konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa
berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan,
keadaan teknis dan ekonomis yang ada dilapangan dan seluruh sumber daya
termasuk pengalaman kontraktor. Kombinasi dan keterkaitan ketiga elemen
secara interaktif membentuk kerangka gagasan dan konsep metode optimal
yang diterapkan dalam pelaksanaan kerangka gagasan dan konsep metode
optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan konstruksi dalam bentuk bagan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 124 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

diberikan pada gambar 1.1. konsep metode pelaksanaan mencakup pemilihan


dan penetapan yang berkaitan dengan prasarana yang bersifat sementara
sekalipun.

Banyak faktor yang mempengaruhi pembuatan metode pelaksanaan konstruksi


(Construction Method), antara lain keadaan lokasi pekerjaan, jenis pekerjaan,
ketersediaan sumber daya yaitu bahan, tenaga dan peralatan. Oleh karena itu
metode konstruksi adalah sangat bervariasi tergantung dari keahlian dan
pengalaman seorang. Dari beberapa alternative metode tersebut dipakai
alternatif terbaik yaitu yang ekonomis dan mudah dilaksanakan.

Kontrak
(Surat Perintah Kerja)

Dokumen Kontrak

Gambar Rencana Daftar Volume Jadwal Waktu Keadaan Teknis dan


dan Spesifikasi Pekerjaan (BoQ) Induk Ekonomis Lapangan

METODE Sumber Daya


KONSTRUKSI Kontraktor

Kemampuan
Gambar 1.1. Konsep Metode Pelaksanaan
kontraktorKontraktor

4. Tindakan Pencegahan untuk Keselamatan dan Keamanan

Dalam pelaksanaan proses pekerjaan konstruksi dituntut penggunaantenaga


kerja yang sangat dominan. Pada kenyataannya, tingkat pendidikan pekerja
dalam sector konstruksi relative rendah bila dibandingkan sector lain, misalnya
sector manufaktur.

Keadaan ini terjadi di Indonesia pada khususnya, maupun di negara-negara lain


pada umumnya. Tenaga kerja ini perlu untuk dilindungi bukan hanya karena
peraturan yang mengharuskan, akan tetapi karena tenaga kerja adalah modal

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 125 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

usaha yang perlu dijaga dan dibina agar dapat memberi manfaat dan
keuntungan perusahaan.

Setiap pelaksanaan tugas yang menuntut hasilnya (produknya) sesuai standar


kinerja tentunya memerlkukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
dan dinamis. Karena SDM adalah salah satu unsur sumber daya mempunyai arti
tersendiri, yaitu SDM itu hidup ada akal pikiran dan kemauan. Sedangkan
sumber daya lainnya uang, material, peralatan/mesin adalah barang mati yang
akan ada artinya serta berfungsi sebagaimana mestinya apabila ada campur
tangan manusia.

Penggunaan tenaga kerja dalam jumlah besar dengan tingkat pendidikan


relative rendah telah membuktikan bahwa sector ini mempunyai andil yang
cukup dominan dalam hal timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja tersebut pada umumnya disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya tingkat pengetahuan pekerja yang kurang,
kebiasaan buruk yang melekat pada diri pekerja, kurang disiplin, kondisi tempat
kerja yang kurang terawatt dengan baik. Hal ini bisa dicegah, dikendalikan,
diminimalisir dan tindak lanjut dengan baik bila perusahaan menggunakan
suatu sistem tertentu, berpa Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

4.1. Sistem Manajemen K3

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Manajemen K3) merupakan


rangakaian proses pekerjaan yang mempunyai siklus yang dimulai dari suatu
perencanaan, dilanjuti dengan aplikasi, pemantauan terhadap aplikasi dan
peninjauan kembali terhadap perencanaan yang telah dibuat.

Rangkaian tersebut merupakan rangkaian tertutup dan mempunyai semangat


adanya perbaikan berkesinambungan. Bila proses tersebut diperhatikan dengan
lebih seksama, maka akan terlihat adanya perpaduan yang serasi antara
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan pekerjaan administrasi di ates
meja.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 126 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Pihak-pihak yang berkompeten dalam bidan K3 telah menyusun Manajemen K3


secara sistematis menjadi suatu Sistem Manajemen K3. Ada beberapa Sistem
Manajemen K3 telah diperkenalkan kepada masyarakat secara luas,
diantaranya:

1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Permenaker No.5/1996.

2. Occupational Health And Safety Assessment Series 18001 : 1999


(OHSAS) 18001 : 1999).

3. Construction Industry Occupational Health and Safety Management


System (COHSMS).

4.2. Pembuatan Program

Program yang dimaksudkan disini adalah, program umum didalmnya memuat


strategi pencapaian penerapan SMK3, secara detail program dapat di
aplikasikan dalam bentuk prosedur dan petunjuk kerja, semia ini ditujukan
untuk memudahkan dalam menerapkan dan mengembangkan sistem dan
prosedur K3 untuk setiap kegiatan operasi sebagai pedoman keselamatna
kerja, bekerja secara aman dan yang akan berpengaruh meningatnya
produktivitas kerja, penyusunan elemen K3 disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing perusahaan berdasarkan hasil telaah awal dan penetapan
tujuan dan objektif yang ingin dicapai.

Penyusunan elemen-elemen K3 dalam program disesuaikan dengan sistem


SMK3 yang hendak dijalankan, dapat menggunakan atau memilih acuan berikut
ini sebagai referensi yang hendak ditetapkan, diantaranya:

- PERMENAKER NO. PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja

- OHSS 18001:1999, Occupational Health And Safety Assessment Series

- ILO, Guideline on Occupational Safety and Health Management System,


2001.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 127 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

- COHSMS, Construction Industry Occupational Health and Safety


Management Systems.

- Guidelines for the Development and Application of Health, Safety and


Environmental Management Systems.

Telah disebutkan di atas bahwa didalam penyusunan program K3 sangat


tergantung dari pemilihan sistem manajemen K3 yang hendak dijalankan, hal
ini disesuaikan dengan tingkat kebutuhan Organisasi, sehingga program
pelaksanaan K3 telah benar-benar sesuai dengan kebutuhan
organisasi/perusahaan, ambil saja contoh misalnya menggunakan SMKI sesuai
dengan Permenaker RI No.05/MEN/1996, maka sistem yang dijalankan harus
memenuhi 5 prinsip elemen Dasar SMK3 dan 12 elemen K3 Operasional,
diantaranya adalah:

1. Prinsip Dasar SMK3

a. Penetapan Kebijakan dan Penjaminan Komitmen K3

b. Perencanaan Pemenuhan Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Penerapan K3

c. Penerapan Rencana K3 secara Efektif dengan mengembangkan


kemampuan dan mekanisme Pendukung yang diperlukan untuk
mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran K3.

d. Pengukuran, Pemantauan dan Pengevaluasian Kinerja K3.

e. Peninjauan secara teratur dan peningkatan penerapan SMK3 secara


berkesinambungan.

2. Elemen SMK3

a. Pengembangan dan Pemeliharaan Komitmen

b. Pendokumentasian Strategi

c. Peninjauan Ulang Perancangan (Desain) dan Kontrak

d. Pengendalian Dokumen dan Data K3

e. Pembelian

f. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 128 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

g. Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan

h. Komunikasi dan Pelaporan

i. Pengelolaan Material

j. Standar Pemantauan

k. Audit Internal SMK3

l. Tinjauan Manajemen.

Dari ke 12 elemen K3 operasional itulah dasar penyusunan program


dilaksanakan yang dimulai dari perencanaan penerapan K3 melalui
identifikasi bahaya sampai dengan penerapan dan pengendalian operasi
yang harus dijalankan.

3. Penerapan (implementasi) dan Operasi K3

Sistem dan prosedur termasuk petunjuk kerja meliputi seluruh aspek


kegiatan sesuai dengan tingkatan kegiatan yang ada dilapangan, misalnya
diantaranya:
- Prosedur Kerja Aman (Safe Working Practices)
- Prosedur kebersihan dan penyelamatan lingkungan
- Prosedur penyelamatan keadaan darurat
- Prosedur Kesehatan Kerja
- Prosedur penanggulangan Kebakaran
- Prosedur pemenuhan Sarana dan Fasilitas
- Petunjuk kerja ijin kerja ruang terbatas dan tertutup
- Prosedur Pembinaan dan Pelatihan (Safety Training & Education)
- Petunjuk Kerja Evaluasi Keselamatan Proyek (Project Safety Review)
- Petunjuk penggunaan Alat Keselamatan (Safety Equipment)
- Prosedur Pengelolaan Keselamatan Lalu Lintas Jalan (Traffic Safety)
- Petunjuk Kerja Inspeksi K3 (Safety Inspection)
- Prosedur Penyelidikan Kecelakaan (Incident Investigation)
- Prosedur Pengelolaan Limbah (Waste Management)
- Petunjuk Kerja Sistem Pelaporan K3 (Safety Reporting Systems)
- Prosedur Audit K3 (Safety Audit).

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 129 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

4.3. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian, dan Pengendalian Resiko

Identifikasi bahaya sebagaimana ditetapkan dalam bagian/elemen harus dinilai


tingkat resikonya, yang merupakan tolok ukur mengetahui adanya
kemungkinan terjadinya bahaya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang selanjutnya akan dapat dikendalikan tingkat resikonya.

1) Identifikasi Sumber Bahaya

Identifikasi potensi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. Kondisi atau kejadian yang dapat menimbulkan bahaya

b. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi

2) Penilaian

Penilaian resiko harus dilakukan setelah diketahui identifikasi potensi


sumber bayaha Penilaian resiko didasarkan pada:

a. Tingkat kekerapan (Frekuensi) terjadinya insiden/kecelakaan kerja.

b. Tingkat keparahan (Consequences) yang terjadi akibat insiden/


kecelakaan kerja.

Penilaian resiko ini untuk memastikan dan menentukan adanya prioritas


pengendalian resiko insiden, kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

3) Tindakan Pengendalian

Organisasi harus mengontrol seluruh aktivitas-aktivitas sesuai dengan


identifikasi resikoyang telah disusun, hal ini bisa ditempuh dengan jalan:

a. Penerapan dan pemeliharaan prosedur, sehingga akan bisa melihat


adanya deviasi terhadap policy dan tujuan dan sasaran K3,

b. Menyusun kriteria-kriteria operasi dalam prosedur,

c. Penerapan dan pemeliharaan prosedur yang berhubungan dengan resiko


material, peralatan kerja dan tenaga kerja dan mengkomunikasikan
prosedur-prosedur tersebut kepada pihak terkait lainnya,

d. Penerapan dan pemeliharaan prosedur dalam perencanaan areal kerja,


proses, instalasi lainnya.
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,
Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 130 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan juga


melalui metode:

• Pendidikan, pelatihan,

• Pembangunan kesadaran dan motivasi dengan pemberian penghargaan


dapat berupa insentif/bonus, surat penghargaan dan lain-lainya,

• Evaluasi terhadap hasil inspeksi, audit, analisa insiden dan kecelakaan,

• Penegakan hukum dan peraturan-peraturan K3,

• Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi eliminasi, subtitusi bahaya,


isolasi, ventilasi, higene dan sanitasi.

Ada suatu contoh siklus aplikasi K3 yang dibuat oleh Japan Construction
Safety and Health Association (JCSH), terdiri dari:

a. Siklus harian K3 (Daily Safety Works Cycle

b. Siklus mingguan K3 (Weekly Safety Works Cycle

c. Siklus bulanan K3 (Monthly Safety Works Cycle

Ketiga siklus K3 (lihat Bab 5) diatas penting sekali untuk secara konsisten
dilakukan oleh organisasi proyek, mengingat pelaksanaan proyek konstruksi
mempunyai item-item pekerjaan yang berbeda dan dinamis, berganti dari
waktu ke waktu. Satu jenis proyek konstruksi juga berbeda dari jenis proyek
lainnya, sehingga mempunyai strategi penanganan yang berbeda pula.

Contoh LAPORAN ADMINISTRASI K3 KONSTRUKSI

DATA PROYEK

1. Nama Proyek :

2. Lokasi :

3. Pemberi Tugas :

4. Perencana Konstruksi :

5. Pengawas Konstruksi :

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 131 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

6. Pelaksana Konstruksi :

7. Luas Lahan :

8. Luas Bangunan :

9. Subkontraktor :

(dapat ditambah pada

lembar tersendiri)

10. Mulai Pekerjaan :

11. Jumlah Tenaga Kerja :

a. Tetap : WNA Orang

: WNI Orang

b. Borongan/harian lepas : Orang

12. Selesai Pekerjaan :

13. Wajib Lapor Per 10/08 : ada/tidak ada

Dibuat Oleh:

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 132 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

CHECKLIST UNTUK PENGAWASAN

TEMPAT KERJA KEGIATAN KONSTRUKSI BANGUNAN

1. Nama Proyek :

2. Lokasi/Alamat :

3. Pelaksana Konstruksi (Kontraktor) :

4. Item yang diperiksa/diamati sbb :

No. ITEM YANG DIPERIKSA/DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN

1 2 3 4 5

A. Umum

1. Apakah kontraktor telah melapor


kapada Depnaket sesuai pasal 2
Per.01/Men/80

2. Apakah kontraktor telah memiliki Wajib


Lapor sesuai UU No.7/1981

3. Apakah semua pekerjaan harian lepas


dan atau borongan dari subkon telah
mendapat perlindungan Jamsostek

4. Apakah kontraktor/subkon mempunyai


ijin penyimpangan waktu kerja

5. Apakah memiliki Poliklinik dilokasi


proyek, bila ada beberapa petugas
kesehatan yang aktif

6. Apakah Proyek mempunyai petugas


K3/ Construction Safety Officer yang
telah bersertifikat

7. Apakah Proyek memiliki organisasi K3

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 133 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

No. ITEM YANG DIPERIKSA/DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN


(Unit K3/P2K3) atau Safety Comitee

8. Apakah Safety Officer atau Safety


Comitee memiliki program K3 untuk
pelaksanaan proyek

9. Apakah Safety Officer atau Safety


Comiteet memiliki kegiatan-kegiatan
antara lain:
a. Safety talk
b. Rapat-rapat K3
- Harian
- Mingguan
- Bulanan
c. Prosedur kerja setiap tahapan
pekerjaan
d. Supervisi dan inspeksi
e. Tersedia checklist/safety patrol
f. Petugas pikat
g. Kegiatan kampanye K3: lomba
K3, kebersihan, disiplin, dll.
h. Tindakan sanksi

10.Apakah cukup disiapkan, alat-alat


perlengkapan dan alat pelindung diri
(PPE) serta jumlahnya:
a. Helm
b. Sepati kerja
c. Tali pengaman
d. Masker las
e. Penutup mulut
f. Sarung tangan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 134 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

No. ITEM YANG DIPERIKSA/DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN


g. Pakaian kerja
h. Kaca mata las
i. Jaring pengaman
j. Terali pengaman

11.Apakah ada dipasang rambu-rambu


dan poster:
a. Papan pengumuman untuk tata
tertib
b. Poster-poster K3
c. Rambu-rambu atau papan-
papan peringatan seperti tanda:
awas bahaya, tanda bahan
mudah terbakar
d. Tanda Kode petunjuk arah
- MCK
- Tandu
- Musholla
- Kantin
- Bak sampah induk
- Kotak P3K
- Tempat istirahat
- Air minum
- Klinik
- Ruang Safety Committee

12.Adakah kesiapan kontraktor dalam


pencegahan dan penanggulangan bila
terjadi kebakaran dan sarana
penanggulangan kebakaran antara lain
APAR apakah sudah dipasang pada
tempat/lokasi yang rawan kebakaran>

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 135 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

No. ITEM YANG DIPERIKSA/DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN

B. Tempat Kerja dan Tata Ruang

1. Apakah lokasi/tempat kerja kegiatan


konstruksi telah dilengkapi dengan
pagar pengaman dengan keadaan baik

2. Lokasi proyek konstruksi:


- Luas tanah : m2
- Bangunan : m2
- Jumlah lantai : lantai
- Jumlah basemen : lantai

3. Apakah penempatan peralatan dan


bahan cukup teratur

4. Apakah keadaan lingkungan kerja


cukup baik/rapi:
a. Penerangan
b. Ventilasi
c. Kebersihan

5. Apakah semua struktur bangunan dan


peralatan kerja, mesin-mesin, pesawat
dan peralatan kerja telah mendapat ijin
pemakaian dari Depnaker:
a. Motor diesel genset
b. Tower crane
c. Mobil crane
d. Fork lift
e. Passangerhoist
f. Dll.

6. Apakah operator-operator alat-alat/


pesawat angkat telah memiliki

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 136 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

No. ITEM YANG DIPERIKSA/DIAMATI YA TIDAK KETERANGAN


sertifikat atau SIO sesuai
Per.01/MEN/1989:
a. Jumlah : Orang
b. Nama : Klas:
Nama : Klas:
Nama : Klas:

7. Lain-lain

8. Diperiksa pada tanggal :

Diterima oleh : ……………………. Diperiksa tgl, …………….

Pihak Kontraktor : Diperiksa oleh :

Nama : …………………… Nama : …………………

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 137 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

5. Jadwal Pelaksanaan (Construction Schedule)

Fungsi Construction Schedule dimaksudkan sebagai dasar bagi pemilik proyek,


Kontraktor dan Konsultan untuk :

• Memantau kemajuan pekerjaan kontraktor dilapangan

• Menjadi rujukan pembayaran Eskalasi/De-Eskalasi harga,

• Mendukung pengalokasian anggaran biaya

• Mempertimbangkan permintaan tambahan biaya akibat perubahan


pekerjaan

• Mendukung permintaan perpanjangan waktu

Jadwal pelaksanaan yang dibuat Kontraktor dimaksudkan sebagai bagian dari


penawaran pada waktu pelelangan dengan mempertimbangkan aspek
perencanaan, analisa dan pemilihan jenis/ cara penjadwalan. Pertimbangan
aspek perencanaan meliputi:

• APA yang harus dikerjakan?

• KAPAN harus dikerjakan?

• BAGAIMAN cara mengerjakan?

• SIAPA yang harus mengerjakan?

• BERAPA biaya yang harus dikeluarkan?

Analisis dari pertanyaan diatas menghasilkan komponen dan jumlah kegiatan


yang berurutan, mudah dikenali sebagai item pekerjaan dan indikasi kesulitan
dan resiko dalam menyelesaikannya, analisis juga menghasilkan waktu dan
periode pekerjaan, metode pelaksanaan, pelaksanaan pekerjaan dan dana yang
harus disiapkan. Langkah dalam menyusun jadwal pelaksanaan dapat dilihat
pada table 5.1.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 138 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Tabel 5.1. Tahap Dan Kendali Mutu

No. Tahap Kegiatan

1. Persiapan • Kajian dokumen: - dokumen kontrak, -


gambar rencana, - daftar kuantitas
• Persyaratan pekerjaan: - spesifikasi dan
syarat, - biaya pekerjaan, - analisis dan urutan
pekerjaan
• Pengkajian lokasi: - lokasi sumber daya
tersedia, - tingkat kesullitan pekerjaan

2. Tahap Analisis • Waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan


• Waktu untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
• Urutan setiap kegiatan
• Metode kerja untuk menyelesaikan setiap
kegiatan
• Nilai pekerjaan yang diselesaikan
• Sumber daya yang diperlukan
• Resiko yang terkait
• Biaya yang sebenarnya guna menyelesaikan
setiap kegiatan

3. Penjadwal • Jadwal kegiatan (waktu untuk setiap jenis

Pekerjaan pekerjaan)
• Jadwal sumber daya, rencana ketersediaan
tenaga kerja, peralatan dan bahan
• Jadwal kemajuan keuagan (Kurva S) recana
kemajuan pekerjaan dan keuangan proyek
• Jadwal Cash Flow keuangan, keadaan
pemasukan dan pengeluaran uang

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 139 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal pelaksanaan


proyek:

• Kebutuhan dan fungi proyek tersebut dengan selesainya proyek tersebut


diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan

• Keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek


sebelumnya.

• Alasan sosial politik lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah

• Kondisi alam dan lokasi proyek

• Keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya

• Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan dan material


pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek yang bersangkutan

• Kapasitas/daya tamping area kerja proyek terhadap sumber daya yang


dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung

• Produktivitas sumber daya, peralatan proyek, dan tenaga kerja proyek,


selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang
memenuhi aturan teknis

• Cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan, dan lain-lain

• Refernsi haris kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hasi


libur resmi nasional, daerah, dan hari-hasi keagamaan, serta adat setempat
dimana proyek berada

• Kesiapan sponsor proyek atau sumber daya finansial proyek atau ketersediaan
dana proyek yang bersangkutan.

Dengan faktor-faktor yang telah diperhitungkan dan dipertimbangkan


sedemikian lengkap, maka jadwal proyek yang diterima kontraktor pemenang
tender yang harus melaksankan proyek tersebut adalah jadwal yang telah
matang. Artinya pemenang tender sangat mungkin untuk memenuhi jadwal
penyelsaian tersebut, kecuali proyek-proyek tertentu yang memang kondisi
“penunjukan” kontraktor, persiapan desain, dan perencanaannya sambal jalan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 140 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Maka jadwal proyek masih perlu dimatangkan lagi bersama pemilik proyek dan
konsultan proyek tersebut.

Kalau terjadi ketidak konsistenan waktu penyelesaian atas bagian-bagian


pekerjaan proyek, hal ini wajar, yang penting “Key Date” pekerjaan tertentu
harus dipenuhi, termasuk batas waktu penyelesaian akhir proyek tersebut.

Dengan demikian bila ada kontraktor yang terlambat menyelesaikan proyek dari
jadwal yang telah ditentukan maka ada dua kemungkinan penyebabnya, yaitu:

• Adanya halangan atau kejadian yang memang diluar perhitungan dan


pertimbangan dalam perencanaan waktu proyek

• Program kerja dan pengendalian pelaksanaan proyek oleh kontraktor tersebut


tidak berjalan sebagaimana mestinya.

B. Keterampilan yang diperlukan dalam Mempelajari dan menguasai isi


pedoman pelaksanaan, dokumen kontrak dan lingkungan
1. Memeriksa gambar kerja dan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Menganalisa dimensi dan elevasi bangunan irigasi sesuai gambar kerja untuk
menentukan langkah-langkah pelaksanaan
3. mengidentifikasi item pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen
kontrak
4. Mengidentifikasi persyaratan mutu pekerjaan sesuai rencana untuk diterapkan
dalam pelaksanaan
5. Menerapkan metode kerja yang benar dilapangan agar tercapai hasil yang
diharapkan.
6. Menerapkan SMK3, RKL, RPL, dan AMDAL, dalam pelaksanaan pekerjaan.
7. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual pelaksanaan.
8. Mencari upaya penyelesaian jika terjadi keterlambatan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 141 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Mengikuti prosedur kerja dan


memberikan laporan tentang pelaksanaan K3 dan lingkungan
1. Cermat dan teliti dalam memeriksa gambar kerja dan lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
2. Cermat dan teliti dalam menganalisa dimensi dan elevasi bangunan irigasi
sesuai gambar kerja untuk menentukan langkah-langkah pelaksanaan
3. Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi item pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi dalam dokumen kontrak
4. Cermat dan teliti dalam mengidentifikasi persyaratan mutu pekerjaan sesuai
rencana untuk diterapkan dalam pelaksanaan
5. Cermat dan teliti dalam menerapkan metode kerja yang benar dilapangan agar
tercapai hasil yang diharapkan.
6. Cermat dan teliti dalam menerapkan SMK3, RKL, RPL, dan AMDAL, dalam
pelaksanaan pekerjaan.
7. Cermat dan teliti dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual
pelaksanaan.
8. Cermat dan teliti dalam mencari upaya penyelesaian jika terjadi keterlambatan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 142 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

BAB IV
MERINCI KEBUTUHAN BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA KERJA

A. Pengetahuan yang diperlukan dalam Merinci kebutuhan bahan, peralatan


dan tenaga kerja
1. Kebutuhan Bahan Pada Pekerjaan Bangunan Irigasi
Berdasarkan fungsi saluran, maka saluran dibagi menjadi saluran pembawa
atau saluran irigasi dan saluran pembuang. Saluran irigasi digunakan untuk
membawa air dari bendung ke sawah yang dialiri. Menurut bahan
konstruksinya, saluran dibagi menjadi saluran tanah dan saluran yang dilining
dengan beton atau pasangan batu untuk mencegah kebocoran air. Sedangkan
menurut letaknya saluran dibagi menjadi saluran induk (saluran primer),
saluran sekunder, saluran tertier dan saluran quarter.
a. Saluran Induk Atau Saluran Primer
Saluran induk adalah saluran yang paling hulu berasal dari bendung, saluran
ini biasa disebut saluran primer. Sebelum saluran induk biasanya terdapat
kantong lumpur yang bersungsi sebagai pengendap lumpur yang dibawa air
irigasi yang berasal dari sungai. Kecepatan air pada saluran induk
diusahakan agar supaya tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat. Apabila
kecepatan air di saluran terlalu lambat, maka akan terjadi pengendapan di
saluran, sedangkan kalua terlalu cepat akan menimbulkan erosi pada dasar
dan sisi saluran.
Jenis Saluran Induk
Jenis saluran induk terdiri dari saluran tanah dan saluran tanah yang
dilining. Lining terdiri dari bahan beton atau pasangan batu kali. Apabila
saluran terdiri dari tanah yang kedap air, maka saluran tidak perlu dilining,
namun apabila saluran terdiri dari tanah yang mudah dilalui aiar (poreus)
maka sebaiknya dilining untuk mengurangi kebocoran air. Batas ujung
saluran induk adalah bangunan bagi, yang membagi air irigasi ke saluran
sekunder atau saluaran pembawa lain.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 143 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

b. Saluran Sekunder
Saluran Sekunder adalah cabang saluran induk. Kecepatan air pada saluran
sekunder diusahakan agar supaya tidak terlalu lambat dan tidak terlalu
cepat. Apabila kecepatan air di saluran terlalu lambat, maka akan terjadi
pengendapan di saluran, sedangkan kalau terlalu cepat akan menimbulkan
erosi pada dasar dan sisi saluran.
Jenis Saluran Sekunder
Jenis saluran sekunder terdiri dari saluran tanah dan saluran tanah yang
dilining. Lining terdiri dari bahan beton atau pasangan batu kali. Apabila
saluran sekunder terdiri dari tanah yang kedap air, maka saluran sekunder
tidak perlu dilining, namun apabila saluran terdiri dari tanah yang mudah
dilalui air (poreus), maka sebaiknya dilining untuk mengurangi kebocoran
air. Batas ujung saluran sekunder adalah bangunan sadap, yang membagi
air irigasi ke saluran tersier atau saluran quarter.
c. Saluran Tersier
Saluran tersier adalah cabang saluran sekunder. Kecepatan air pada saluran
tersier juga diusahakan agar supaya tidak terlalu lambat dan tidak terlalu
cepat. Apabila kecepatan air di saluran terlalu lambat, maka akan terjadi
pengendapan di saluran, sedangkan kalau terlalu cepat akan menimbulkan
erosi pada dasar dan sisi saluran.
Jenis Saluran Tersier
Jenis saluran tersier biasanya terdiri dari saluran tanah, karena saluran
tersier biasanya diserahkan pengelolaannya kepada petani atau P3A. Pada
keadaan tertentu saja saluran tersier boleh dilining. Batas ujung saluran
tersier adalah bangunan Box tersier yang membagi air irigasi ke saluran
quarter yang langsung menuju ke sawah.
d. Saluran Quarter
Saluran Quarter adalah cabang saluran tersier. Kecepatan air pada saluran
quarter juga diusahakan agar supaya tidak terlalu lambat dan tidak terlalu
cepat. Apabila kecepatan air di saluran terlalu lambat, maka akan terjadi

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 144 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

pengendapan di saluran, sedangkan kalau terlalu cepat akan menimbulkan


erosi pada dasar dan sisi saluran.
Jenis Saluran Quarter
Jenis saluran quarter biasanya terdiri dari saluran tanah, karena saluran
quarter biasanya diserahkan pengelolaanya kepada petani atau P3A. Batas
ujung saluran Quarter adalah bangunan box quarter yang membagi air
irigasi ke saluran sub quarter yang langsung menuju ke sawah.
e. Saluran Sub Quarter (Saluran Cacing)
Saluran Sub Quarter adalah cabang saluran quarter. Kecepatan air pada
saluran sub quarter sudah lambat, karena terdiri dari saluran tanah yang
dibuat oleh petani sendiri.
Jenis Saluran Sub Quarter
Jenis saluran sub quarter biasanya terdiri dari saluran tanah, karena saluran
sub quarter biasanya dibuat dan dikelola oleh petani atau P3A. Batas ujung
saluran sub quarter adalah saluran pembuang.
f. Saluran Pembuang
Saluran pembuang adalah saluran yang menampung air pembuangan irigasi
dari sawah. Kecepatan air pada saluran pembuang biasanya sudah lambat,
karena terdiri dari saluran tanah.
Jenis Saluran Pembuang
Jenis saluran pembuang biasanya terdiri dari saluran pembuang quarter,
pembuang tersier, saluran pembuang dan saluran pembuang induk atau
saluran pembuang kolektor, yang menampung air buangan ke saluran
pembuang alam atau sungai.
g. Saluran Pembuang Quarter
Saluran pembuang quarter adalah saluran pembuang yang menampung air
pembuangan irigasi dari sawah pada petak tersier. Kecepatan air pada
saluran pembuang biasanya sudah lambat, karena terdiri dari saluran tanah.
Jenis Saluran Pembuang
Jenis saluran pembuang quarter biasanya terdiri dari saluran tanah yang
dibuat oleh petani sendiri.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 145 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

h. Saluran Pembuang Tersier


Saluran pembuang tersier adalah saluran pembuang yang menampung air
pembuangan irigasi dari sawah pada petak tersier. Kecepatan air pada
saluran pembuang biasanya sudah lambat, karena terdiri dari saluran tanah.
Jenis Saluran Pembuang Tersier
Jenis saluran pembuang tersier biasanya terdiri dari saluran tanah yang
dibuat oleh petani sendiri.
i. Saluran Pembuang Sekunder
Saluran pembuang sekunder adalah saluran pembuang yang menampung
air pembuangan irigasi dari sawah pada petak tersier. Kecepatan air pada
saluran pembuang biasanya sudah lambat, karena terdiri dari saluran tanah.
Jenis Saluran Pembuang Tersier
Jenis saluran pembuang sekunder biasanya terdiri dari saluran tanah yang
dibuat oleh pemerintah.
j. Saluran Pembuang Primer
Saluran pembuang primer adalah saluran pembuang yang menampung air
pembuangan irigasi dari sawah pada beberapa petak tersier. Kecepatan air
pada saluran pembuang biasanya sudah lambat, karena terdiri dari saluran
tanah. Saluran pembuang ini biasa juga disebut saluran pembuang kolektor.
Jenis Saluran Pembuang Tersier
Jenis saluran pembuang primer biasanya terdiri dari saluran tanah yang
dibuat oleh pemerintah. Saluran pembuang primer ini mengalirkan air
buangan ke saluran pembuang alam, sungai atau ke laut.

1.1 Bahan Galian Dan Timbunan Saluran Irigasi


Pekerjaan galian untuk saluran irigasi umumnya adalah galian tanah.
Tanah tersebut bisa lunak sedang ataupun keras. Untuk pembuatan
tanggul ataupun jalan, dipakai dari bekas galian. Dalam hal tertentu
saluran dibuat dari saluran pasangan batu atau beton. Berikut diuraikan
sifat dan karakteristik tanah baik sebagai bahan galian maupun untuk
timbunan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 146 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

a. Tanah
Istilah tanah dalam bidang mekanika tanah dipakai untuk mencakup
semua bahan seperti lempung, pasir, kerikil dan batu-batu yang besar.
Klasifikasi yang dipakai dalam ilmu mekanika tanah berbeda dengan yang
dipakai dalam ilmu geologi atau ilmu tanah.
Batu Kerikil dan Pasir
Golongan ini terdiri dari pecahan-pecahan batu dengan berbagai ukuran
dan bentuk. Kerikil kadang-kadang terdiri dari satu macam mineral
tertentu, misalnya kwartz atau flint. Butir-butir pasir terutama terdiri dari
kwartz. Bila terdiri hanya dari satu macam ukuran disebut “seragam”. Bila
terdiri atas bermacam-macam ukuran disebut bergradasi baik.
Lempung
Lempung terdiri dari butir-butir yang sangat kecil dan menunjukkan sifat-
sifat plastisitas dan cohesi. Cohesi menunjukkan kenyataan bahwa bagian-
bagian itu melekat satu sama lainnya, sedangkan plastisitas adalah sifat
yang memungkinkan bentuk bahan itu dirubah-rubah tanpa perubahan isi
atau tanpa kembali kebentuk aslinya dan tanpa terjadi retakan atau
terpecah-pecah.
Lanau
Lanau adalah bahan yang merupakan peralihan antara lempung dan pasir
halus. Kurang plastis dan lebih mudah ditembus air daripada lempung dan
memperlihatkan sifat dilatansi yang tidak terdapat pada lempung.
Dilatansi ini menunjukan gejala perubahan isi apabila lanau dirubah
bentuknya. Juga lanau akan menunjukkan gejala untuk menjadi ‘quick”
(hidup apabila diguncang atau digetarkan.
Klasifikasi Tanah Berdasarkan Ukuran Butir
Macam Tanah Batas-batas Ukuran
Berangkal (Boulder) > 20 cm
Kerakal (Cobblestone) 8 – 20 cm
Batu Kerikil (Gravel) 2 mm – 8 cm
Pasir Kasar (Course Sand) 0,6 mm – 2 mm
Pasir Sedang (Medium Sand) 0,2 – 0,6 mm

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 147 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Pasir Halus (Fine Sand) 0,06 – 0,2 mm


Lanau (Silt) 0,002 – 0,06 mm
Lempung (Clay) < 0,002 mm

Sifat-sifat tanah yang berbutir kasar sangat tergantung pada ukuran butir-
butirnya, jadi karena itu ukuran butir-butir itu adalah satu satunya sifat
yang dipakai untuk mengklasifikasikan tanah-tanah tersebut. Tidak
demikian dengan tanah yang berbutir halus.
Ada perbedaan antara istilah “lempung” dan “fraksi lempung”. Lempung
adalah satu istilah yang dipakai untuk menyatakan tanah yang berbutir
halus yang bersifat seperti lempung, yaitu memiliki sifat cohesi,
plastisitas, tidak memperlihatkan sifat dilatasi dan tidak mengandung
jumlah bahan kasar yang berarti. Fraksi lempung menunjukkan bagian
berat butir-butir dari tanah yang lebih halus dari 0,002 mm. Demikian
pula perbedaan antara istilah lanau dan fraksi lanau.
Sifat-sifat tanah yang berbutir campuran terutama tergantung pada
komponen yang butirarnnya paling kecil. Jadi sesuatu tanah yang
mengandung 30% pasir, 40% butiran-butiran ukuran lanau dan 30%
butiran-butiran ukuran lempung, [ada kebanyakan kemungkinan akan
bersifat sebagai lempung dan diberi istilah lempung. Banyak lempung
yang hanya mengandung 15% sampai 20% “Fraksi lempung”.
Istilah kerikil kepasiran digunakan untuk campuran yang terutama terdiri
dari batu kerikil, tetapi ada mengandung sejumlah pasir. Demikian pula
istilah pasir kelanauan atau pasir kelempungan.

b. Sifat-sifat Umum Tanah


Istilah-istilah
Berat isi tanah (unit weight atau density)
 : Perbandingan antara berat tanah seluruhnya denga nisi tanah
seluruhnya.
- Berat isi butir (unit weight of practices) (s) = perbandingan antara
berat butir dengan isi butir.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 148 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

- Berat isi kering (dry density) (s) = perbandingan antara berat butir
denga nisi tanah seluruhnya
- Kadar air (water content atau moisture content) (w) = perbandingan
antara berat air dengan berat butir tanah.
- Angka pori (void ratio) (e) = perbandingan antara isi pori denga nisi
butir tanah
- Porositas (porosity) (n) = perbandingan antara isi pori denga nisi
tanah seluruhnya
- Berat jenis (specific gravity) (g) = perbandingan antara berat isi butir
tanah dengan berat isi air
- Derajat kejenuhan (degree of saturatim) (Sr) = perbandingan antara
berat air dengan isi air
- Berat isi air (unit weight of water) (w) = perbandingan antara berat
air dengan isi air.

Berat Volume
Udara
(w)(G+eS) eSr w Air eSr e
1+e
G w Butir 1 (satu)

Kadar air

Berat isi

Jadi: (1 + e)  = w G (1 + w)

Berat isi kering :


Porositas: n = e / (1 +e)

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 149 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Batas-batas Atteberg
Basah-------------------------Makin Kering--------------------------Kering
Keadaan cair Keadaan plastis Keadaan semi plastis Keadaan beku
(liquid) (plastic) (semi plastic) (solid)
Batas Air (liquid Batas plastis (plastic Batas pengerutan
limit) limit) (shrinkage limit)
----------------------------------------Kadar air ---------------------------------------
Index plastis (plasticity index) = P.I. = L.L – P.L
Index kecairan (liquid index) = L.I. = (w – P.L)/(L.L.-P.L)
= (w – P.L)/(P.I)
w = kadar air asli tanah
L.I. pada umumnya berkisar antara 0 sampai 1. Jika L.I. kecil, yaitu
mendekati nol, maka tanah itu kemungkinan besar adalah tanah yang
agak keras. Kalau L.I. besar yaitu mendekati satu, maka tanah itu
kemungkinan besar adalah tanah lembek.
Tanah yang batas cairnya tinggi biasanya mempunyai sifat teknik yang
buruk, yaitu kekuatannya rendah “Compressibility” nya tinggi dan sulit
memadatkannya. Untuk pembuatan jalan misalnya untuk macam-macam
tanah tertentu batas-batas Atteberg dapat dihubungkan secara empiris
dengan sifat-sifat lainnya, misalnya dengan kekuatan geser atau
“comprassion index”, dan sebagainya. Index plastis biasanya dipakai
sebagai salah satu syarat untuk bahan yang akan dipakai untuk
pembuatan jalan.

Kepadatan Relatif pada Pasir dan Kerikil


Definisi adalah:

Dr = Kepadatan relative contoh yang bersangkutan


e = Angka pori contoh yang bersangkutan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 150 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

e max =Angka pori terbesar yang dapat di capai di laboratorium


dengan bahan tersebut (yaitu angka pori tanah dalam
keadaan paling tidak padat)
e min =Angka pori terkecil yang dapat di capai di laboratorium
dengan bahan tersebut (yaitu angka pori tanah dalam
keadaan paling padat)
Istilah yang biasa dipakai untuk kepadatan pasir atau kerikil adalah:
Kepadatan relatif
Lepas (loose) 0 – 0,33
Sedang (medium) 0,33 – 0,67
Padat (dense) 0,67 – 1,00

Untuk pasir dan kerikil kepadatan relative adalah salah satu sifat yang
sangat penting artinya. Kekuatan geser serta “Compressibility” tergantung
kepada kepadatan relative, juga daya tahan pasir terhadap gempa bumi
atau getaran mesin tergantung terutama kepada kepadatan relatifnya.
Pasir yang kepadatan

relatifnya rendah, mungkin akan mengalami “liquification” (yaitu akan


menjadi air), jika kena gempa bumi atau getaran mesin.

c. Sensitivity pada Lempung


Apabila kita meremas (remould) contoh lempung yang asli tanpa
mengubah kadar airnya, maka kekuatan contoh tersebut akan turun.
Perbandingan kekuatan asli dengan kekuatan setelah diremas disebut
“Sensitivity”. Makin besar kekuatan yang hilang berarti makin tingg
Sensitivity tanah yang bersangkutan.

Lempung dapat digolongkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut:


Nilai S t
Normal 2 sampai 4

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 151 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Sensitive 4 sampai 8
Extra sensitive 8 sampai 16
Quick Lebih dari 16

Kebanyakan lapisan lempung di Indonesia, terutama yang termasuk


golongan “residual” mempunyai “sensitivity” yang rendah. Biasanya tanah
yang mengalami kehilangan kekuatan setelah diremas, kemudian akan
mendapat kembali sebagian dari pada kekuatan yang hilang itu. Jadi
apabila kita menyimpan contoh yang telah diremas, dengan
mempertahankan tetap kadar airnya, maka lama kelamaan kekuatannya
akan meningkat kembali walaupun tidak akan mencapai kekuatan semula
pada keadaan aslinya. Proses ini disebut “Thixotropy”.

d. Pemadatan Tanah
Tanah yang dipakai untuk pembuatan tanggul, bendungan tanah atau
dasar jalan harus dipadatkan untuk:
1) Menaikkan kekuatannya
2) Memperkecil “Compressibility” nya dan daya rembesan airnya
3) Memperkecil pangaruh air terhadap tanah tersebut.

Makin besar kepadatan berarti makin besar pula berat isi keringnya.
Kepadatan yang diperoleh tergantung pada:
1) Tingkat usaha pemadatan
2) Kadar airnya
Perhatikan gambar grafik berikutnya
Grafik 1 menunjukkan hubungan antara kadar air dan berat isi kering
pada suatu tingkat usaha pemadatan standar.
Grafik 2 menunjukkan hal yang pada tingkat usaha pemadatan yang lebih
tinggi yaitu modified.
Grafik 3 menunjukkan hubungan antara kadar air dimana pada suatu
tingkat usaha pemadatan, kepadatannya ada maksimum disebut kadar air
optimum pada tingkat usaha pemadatan tersebut.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 152 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Titik A menunjukkan kepadatan max dan kadar air optimum pada


percobaan pemadatan standar (standard compactionted).

Titik B menunjukkan hal yang sama pada percobaan perpadatan modified


(modified compaction test). Kepadatan kering yang dicapai setelah
pemadatan lapangan yang dinyatakan sebagai prosentase dari kepadatan
max kering dalam suatu percobaan laboratorium didefinisikan sebagai
kepadatan relatif. Standar kepadatan lapangan yang diminta dapat
dinyatakan dalam kepadatan relative. Sebagai contoh suatu spesifikasi
dapat mencatumkan bahwa kepdatan kering harus tidak kurang dari 95%
kepadatan kering max dalam percobaan pemadatan standar. Selanjutnya
batas-batas kadar air harus ditentukan. Pemadatan hanya diperbolehkan
bila kadar air alam dari tanah berada dalam batas-batas tersebut.

1.2 Bahan Konstruksi Bangunan Irigasi


Konstruksi bangunan irigasi umumnya adalah pasangan batu kali, batu bata,
dan beton.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 153 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

• Untuk bendung dipakai pasangan batu kali/gunung dan atau beton


Kebanyakan konstruksi bendung dibuat dari pasangan batu kali/gunung,
karena bahan-bahan ini terdapat disekitar lokasi pekerjaan. Pekerjaan
konstruksi beton jarang dipakai karena umumnya lebih mahal jauh lebih
mahal dari konsturksi pasangan batu.
• Bangunan bagi/sadap dibuat dari pasangan batu kali/gunung atau
pasangan batu bata, karena bangunan ini tidak terlalu besar disbanding
dengan bendung.
• Gorong-gorong bulat terbuat dari beton. Gorong-gorong persegi terbuat
dari pasangan batu dan pelat penutup dari beton bertulang.
• Sipon terbuat dari pasangan batu atau beton.
• Talang terbuat dari beton atau baja.
Sifat dan karakteristik bahan-bahan yang dipakai untuk konstruksi bangunan
diatas seperti batu kali, batu bata, pasir dan semen untuk bahan adukan
maupun beton, diuraikan dibawah ini.
a. Batu
Batu sebagaimana bata, adalah salah satu dari bahan-bahan bangunan
yang tertua yang diketahui. Sejak permulaan dari sejarah yang tercatat,
batu dianggap sebagai bahan yang lebih disukai dalam konstruksi
bangunan permanen. Dan sesungguhnya sampai menjelang abad ke 20
batu merupakan bahan yang utama dalam konstruksi bangunan. Sejak
abad ke 20 mendapat peranan yang baru. Batu itu kemudian
dikembangkan sebagai bahan pelapis permukaan, digunakan dalam lapis
yang relative tipis, melapisi kerangka dari baja atau beton. Maka sifat-sifat
batu, keindahan, ketetapan, sifat dapat disesuaikan, ekonomi telah
digunakan, sedang bangunan batu yang berat telah banyak dikurangi.
Pembagian Jenis Batu
Asal geolgis
Batu dapat dibagi dalam 3 golongan, tergantung pada asal geologis:
1) Batuan pembekuan (igneons rock)
2) Batuan sedimen (pengendapan)
3) Batuan metamofr (perubahan)

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 154 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Batuan pembekuan adalah hasil dari pembekuan bahan cair (magma).


Batuan sedimen adalah hasil pengendapan. Batuan metamorf adalah hasil
perubahan dari bentuk semula karena pengaruh tekanan yang besar,
panas lengas atau gabungan dari padanya.
Komposisi
Batuan dapat dibagi-bagi pula berdasarkan komposisinya. Biarpun banyak
jenis mineral terdapat dalam formasi batuan batu yang digunakan untuk
bangunan berasal dari batuan yang termasuk dalam tiga golongan:
1) Batuan yang terutama mengandung silica
2) Batuan yang terutama mengandung silicate
3) Batuan yang terutama mineral yang mengandung kapur (calcareus
minerl).
Mineral silica yang terutama ialah quartz, mineral yang banyak terdapat
dipermukaan bumi. Ini adalah unsur yang utama dari pasir dan terdapat
dikebanyakan tanah liat dan disementara batu-batu bangunan.
Mineral silicate termasuk feldspar, homblende, serpentine dan mica.
Feldspar adalah silikat dari aluminium dalam kombinasi dengan kapur
(lime) atau kalium karbonat tergantung pada kombinasinya warnya dapat
merah, merah muda atau terang.
Homblende adalah silikat dari aluminium dengan kapur atau besi. Ini
adalah mineral yang kuat, ulet, terdapat sebagai Kristal yang hijau, abu-
abu atau hitam.
Mica terutama adalah silikat dari aluminium dengan kombinasi mineral
yang lain sebagai besi atau kalium karbonat. Ini tampak sebagai Kristal
yang lunak, umumnya bening yang mudah terbelah menjadi lapis-lapis
yang datar. Serpentine adalah silikat dari magnesia, terdapat sering dalam
kombinasi dengan kapur. Ini warna hijau muda atau kuning dan mudah
terbelah dalam bidang yang tidak tertentu.
Minaral kapur (calcareus mineral) termasuk kalsit, yang terutama adalah
karbonat dari kapur dan dolomit, yaitu karbonat kapur dengan kombinasi
magnesia dalam jumlah yang berbeda-beda.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 155 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Syarat-syarat Batuan untuk Bangunan


Syarat-syarat yang utama ialah:
1. Kekuatan
2. Kekerasan
3. Mudah dikerjakan
4. Ketahanan
5. Warna dan butiran
6. Porositas dan texture
7. Kemudahan pengambilan
8. Mudah dicapai
Banyak batu yang memenuhi syarat kekuatan untuk banyak tujuan dalam
bangunan, kekuatan tekan 380 kg/cm2 adalah cukup. Dalam beberapa hal
kekuatan geser adalah penting, Kekerasan hanya perlu bila batu
digunakan sebagai lantai, tangga jalan, dan sebagainya, tetapi kekerasan
mengurangi kemudahan dapat dikerjakan. Yang terlunak ialah batu pasir
lunak yang dapat mudah digores sampai batu yang lebih keras dari baja.
Kemudian dapat dikerjakan adalah penting, karena kemudahan
menghasilkan bentuk dan ukuran yang dikehendaki, berakibat pada
kecilnya biaya ketahanan, kemampuannya untuk bertahan terhadap
pengaruh fisika dan kimia, menentukan umur dari bangunan batu yang
tidak dipelihara. Ini berkisar antara 10 sampai 200 tahun. Warna penting
dari segi keindahan, selera dan mode (kebiasaan).
Sifat-sifat Batu alam Untuk Bahan Bangunan
Keteguhan
Keteguhan batu alam ialah perlawanan yang dapat diberikan sebelum
runtuh, terhadap bermacam-macam gaya luar, seperti gaya tekan, gaya
tarik dan gaya geser. Batu alam tidak atau hanya sedikit saja memberi
perlawanan terhadap gaya-gaya geser dan tarik. Keteguhan tidak hanya
tergantung pada bagian-bagian tetapi tergantung pula pada jenis, bahan
pelekat. Keteguhan tekan terbesar didapat pada batuan-batuan keras,
seperti granit, dimana strukturnya rapat dan teratur.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 156 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Keteguhan tekan batu-batu keras berkisar antara 2000 dan 3000 kg/cm2,
sedangkan untuk batu-batu lembik angka-angka ini sering kurang dari 50
kg/cm2. Kebaikan batu-batuan lembik dengan butir halus terhadap yang
keras dengan butir kasar, ialah kemungkinan membuat profil-profil halus
padanya.
Contoh-contoh ialah pualam dan beberapa batu pasir.
Keawetan
Keawetan ialah ketahanannya terhadap zat-zat kimia dan air. Pada batu-
batuan berpori, air yang diserap oleh pori-pori dan saluran-saluran dapat
membeku dan merusak batunya karena perbesaran volumenya.
Gas-gas bakar dan uap-uap kimia dapat menyerang berbagai macam batu
alam, jika batu-batu itu mengandung bahan-bahan pelekat yang termakan
oleh asam mengandung belerang. Granit dan basalt tahan serangan ini.
Untuk menambah keteguhan iklim, maka permukaan batu-batu dapat
dilumuri dengan silikat atau fluat-fluat, sehingga tertutuplah pori-porinya.
Keteguhan Aus
Batu-batuan dengan butir halus, jadi umumnya batu-batuan yang mudah
diupan, akan lekas aus jadi licin. Batu-batuan kasar umpamanya granit
dan kwartsit, yang untuk sebagian besar tersusun dari butir-butir kwarts,
mempunyai tahanan lebih besar terhadap keausan. Tetapi jika butir-butir
kwarts dihubungkan sesamanya dengan bahan perekat lembik, maka
keteguhan aus akan sangat berkurang. Dalam daerah-daerah yang banyak
berpasir, dimana pasir yang terhalau oleh angina akan mengasah batu
alam, tidak boleh dipergunakan jenis batu alam lembik atau profil-profil
halus, profil-profil itu akan cepat aus.
Tahan Api
Kebanyakan jenis batu alam tidak dapat dipercayai jika terjadi kebakaran.
Batu-batuan yang mengandung kapur asam arang seperti batu keras,
dalam kebakaran hebat akan berubah menjadi kapur tak terpadamkan.
Jika disemprot air, kapur tak terpadamkan ini sama sekali tak terurai dan
batu-batuan rusak. Batu-batuan yang tersusun dari beberapa mineral akan
menunjukan rekah-rekah pada kebakaran yang disebabkan oleh

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 157 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

pemuaian-pemuaian mineral yang tidak sama, karena angka muai yang


berbeda-beda.
Contoh ialah granit. Batu-batuan yang mengandung kwarts, dimana butir-
butir saling dihubungkan dengan tanah liat seperti batu pasir tanah liat,
batu pasir kresik dan kwartsit mempunyai tahanan api yang terbesar.

b. Beton
Sifat Material Beton
Beton merupakan campuran dari bahan-bahan : semen, agregat dan air.
Kekuatan beton tergantung dari beberapa faktor antara lain : proporsi
campuran, kondisi temperatur dan kelembaban tempat dimana beton akan
mengeras. Untuk memperoleh beton dengan kekuatan seperti yang
diinginkan, maka beton yang masih muda perlu dilakukan
perawatan/curing, dengan tujuan agar proses hidrasi pada semen berjalan
dengan sempurna. Pada proses hidrasi semen dibutuhkan kondisi dengan
kelembaban tertentu agar air di dalam adukan beton tidak menguap.
Apabila beton terlalu cepat mongering, maka akan timbul retak-retak pada
permukaannya yang menyebabkan
kekuatan beton turun. Retak ini juga akibat kegagalan mencapai reaksi
hidrasi kimiawi penuh pada semen.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk perawatan beton, antara
lain :Beton dibasahi air secara terus menerus
1. Beton direndam dalam air
2. Beton ditutup dengan karung basah
3. Perawatan uap untuk beton yang dihasilkan dari pabrik, seperti beton
pracetak, beton prategang, tiang, girder pratekan, dll. Temperatur
perawatan sekitar 150°F. (Gambar 12). Lamanya perawatan biasanya
dilakukan selama 1 hari untuk cara ke 4, dan 5 sampai 7 hari untuk
cara perawatan yang lain.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 158 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Gambar 12. Metode Perawatan Beton dengan Uap (foto : amalia)

Sifat-Sifat Beton Segar


Beton segar adalah beton dalam kondisi plastis (sebelum mengeras), dan
akan segera mengeras dalam beberapa jam setelah beton diaduk. Beton
segar harus mempunyai kinerja tinggi yaitu: kelecakan atau kemudahan
dikerjakan, kohesivitas dan kemudahan pemompaan ke tempat yang
tinggi, panas hidrasi rendah, susut yang relative rendah pada proses
pengerasan dan percepatan maupun penundaan waktu ikat awal. Sifat-
sifat yang perlu diperhatikan pada beton segar adalah:
• Sifat Kemudahan dikerjakan (Workability)
Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan beton
untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan. Sifat kemudahan
dikerjakan pada beton segar dipengaruhi oleh: (1) Jumlah air yang
dipakai dalam campuran adukan beton. Semakin banyak air yang
dipakai, semakin mudah beton segar dikerjakan tetapi jumlah air yang
banyak dapat menurunkan kuat tekan beton. (2) Penambahan semen
ke dalam adukan. Makin banyak jumlah semen, maka beton segar
makin mudah dikerjakan. (3) Gradasi agregat halus dan kasar. Apabila
agregat yang digunakan mempunyai gradasi sesuai dengan
persyaratan, maka adukan beton akan mudah dikerjakan. (4) Bentuk
Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,
Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 159 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

butiran agregat. Bentuk butiran agregat bulat akan lebih


mempermudah pengerjaan beton. (5) Penggunaan admixture dan
bahan tambah mineral.
Tingkat kemudahan pengerjaan berkaitan erat dengan kelecakan
beton. Semakin besar nilai slump berarti adukan beton encer dan ini
berarti beton semakin mudah dikerjakan. Nilai slump berkisar antara 5
– 120 cm. Untuk mengukur kelecakan beton dilakukan pengujian
slump dengan menggunakan alat uji kerucut abrams, bola kelly atau
meja alir. Proses pengujian slump disajikan pada Gambar 13.
Pada beton segar harus dihindari terjadinya segregasi dan
ketidakkohesifan campuran. Segregrasi terjadi disebabkan karena
beton kekurangan butiran halus, butir semen kasar dan adukan sangat
encer. Ketidakkohesifan beton disebabkan oleh: kekurangan semen,
kekurangan pasir, kekurangan air dan susunan besar butir agregat
tidak baik. Untuk menghindari terjadinya segregasi dan
ketidakkohesifan campuran dilakukan dengan cara memperbaiki
susunan campuran beton yaitu : memperbaiki kadar air, kadar pasir,
ukuran maksimum butir agregat dan penambahan jumlah butiran
halus/filler.

Gambar 13. Pengujian Slump Pada Beton Segar (foto : Amalia)

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 160 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

• Waktu Ikat (setting time)


Waktu ikat beton merupakan waktu yang dibutuhkan oleh beton untuk
mengeras, mulai dari keadaan plastis yang mudah dikerjakan menjadi
bentuk yang kaku (keras). Waktu ikat beton ada dua, yaitu waktu ikat
awal dan waktu ikat akhir. Waktu ikat beton diuji dengan alat
penetrometer, dimana waktu ikat tercapai apabila beton segar dapat
menahan beban 500 psi. Waktu ikat beton biasanya ± 1 jam.
Waktu ikat berfungsi untuk mengetahui kapan saat yang tepat untuk
membuka cetakan (bekesting) beton sehingga beton tidak mengalami
perubahan bentuk, tetapi beton tersebut belum diperbolehkan
menerima beban, baik berat sendiri maupun beban yang berasal dari
luar.

Sifat –Sifat Mekanik Beton Keras


• Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton diukur dengan silinder beton berdiameter 150 mm
dan tinggi 300 mm atau dengan kubus beton berukuran 150 mm x 150
mm x 150 mm. Berdasarkan kuat tekannya, mutu beton dibedakan
menjadi :
- Beton mutu rendah, yaitu beton dengan kuat tekan (fc’) 10 Mpa
sampai 20 Mpa
- Beton mutu sedang/beton normal, yaitu beton dengan kuat tekan
(fc’) 20 Mpa sampai 40 Mpa
- Beton mutu tinggi, yaitu beton dengan kuat tekan (fc’) 50 Mpa
sampai 70 Mpa.
- Beton mutu sangat tinggi, yaitu beton dengan kuat tekan (fc’) di
atas 70 Mpa. Biasanya digunakan untuk kolom-kolom di tingkat
bawah pada bangunan tinggi.
Beton yang digunakan pada struktur jembatan harus memenuhi
persyaratan Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan (RSNI T-12-

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 161 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

2004 ps. 4.6.2.2), yaitu untuk bagian beton yang diperkirakan akan
mengalami abrasi (keausan) akibat lalu lintas disyaratkan harus
memiliki kekuatan tekan fc’ yang tidak kurang dari nilai yang
sebagaimana disyaratkan dalam Tabel 4.6 – 2 RSNI.

Kuat tekan beton dipengaruhi oleh :


(1) Faktor air semen (water cement ratio = w/c), semakin kecil nilai
faktor air semennya maka jumlah airnya sedikit akan dihasilkan
kuat tekan beton yang besar. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Amalia dan Murdiyoto (2010) yang menyebutkan bahwa
semakin kecil nilai faktor air semen, maka kuat tekan beton
semakin tinggi.
(2) Sifat dan jenis agregat yang digunakan, semakin tinggi tingkat
kekerasan agregat yang digunakan maka akan dihasilkan kuat
tekan beton yang tinggi.
(3) Jenis campuran
(4) Kelecakan (workability), untuk mengukur tingkat
kelecakan/workability adukan dilakukan dengan menggunakan
percobaan slump. Semakin kecil nilai slump, maka beton lebih
kaku dan workability beton rendah. Slump yang baik untuk
pengerjakan beton adalah 70 – 80 mm. Slump > 100 mm adukan
dianggap terlalu encer.
(5) Perawatan (curing) beton, setelah 1 jam beton dituang/ dicor
maka di sekeliling beton perlu di tutup dengan karung goni basah,

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 162 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

agar air dalam adukan beton tidak cepat menguap. Apabila tidak
dilakukan perawatan ini, maka kuat tekan beton akan turun.
• Kuat Tarik Beton
Kuat tarik beton sangat kecil, yaitu 10 – 15 % f’c. Kekuatan tarik beton
dapat diketahui dengan cara :
(1) Pengujian tarik langsung, dalam RSNI T-12-2004 ps. 4.4.1.1.2
hubungan kuat tarik langsung (fcr) terhadap kuat tekan beton
adalah : fcr = 0,33 f ' c pada beton umur 28 hari.

(2) Pengujian tarik belah (pengujian tarik beton tak langsung) dengan
menggunakan “Split cylinder test” (Gambar 14a).
P Beban garis dengan resultan P

2P
Kuat tarik beton dihitung dengan rumus, fct = ,
 .l.d
dimana : P = merupakan resultan dari beban garis,
l = panjang silinder beton dan
d = diameter silinder beton.

(3) Pengujian tarik lentur (pengujian tarik beton tak langsung =


flexure/modulus of rupture). Kuat tarik lentur beton dihitung
My
berdasarkan rumus fr = . Di dalam RSNI T-12-2004 ps.
I
4.4.1.1.3, hubungan antara modulus runtuh (fr) dengan
kuat tekan beton adalah fr = 0,6 f 'c MPa (untuk

perhitungan defleksi) pada umur beton 28 hari. Pengujian


kuat lentur beton disajikan pada Gambar 14b.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 163 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Gambar 14. (a) Pengujian Kuat Tarik Belah (b) Pengujian Kuat Lentur Beton
(Foto : Amalia)

• Modulus elastisitas beton


Modulus elastisitas beton didefinisikan sebagai kemiringan garis
singgung (slope dari garis lurus yang ditarik) dari kondisi tegangan nol
ke kondisi tegangan 0, 45 f’c pada kurva tegangan-regangan beton.
Modulus elastisitas beton, Ec , nilainya tergantung pada mutu beton,
yang terutama dipengaruhi oleh material dan proporsi campuran
beton. Namun untuk analisis perencanaan struktur beton yang
menggunakan beton normal dengan kuat tekan yang tidak melampaui
60MPa, atau beton ringan dengan berat jenis yang tidak kurang dari
2000 kg/m3 dan kuat tekan yang tidak melampaui 40 MPa, (RSNI T-
12-2004 ps. 4.4.1.5), nilai modulus elastisitas beton (Ec) dihitung
berdasarkan rumus : Ec = 0,043(wc) . f ' c , dimana nilai Wc = 1500 –
1,5

2500 kg/m3. Untuk beton normal dengan massa jenis 2400 kg/m3,
modulus elastisitas beton dapat diambil sebesar Ec = 4700 f ' c . Cara

Pengujian modulus elastisitas beton disajikan pada Gambar 15.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 164 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Gambar 15. Pengujian Modulus elastisitas Beton (Foto : Amalia)

• Tegangan-Regangan Beton Normal

Hubungan tegangan-regangan beton perlu diketahui untuk


menurunkan persamaan dalam analisis maupun desain struktur beton.
Untuk mengetahui perilaku hubungan tegangan-regangan beton
didapat dari hasil pengujian tekan terhadap silinder beton. Adapun
bentuk diagram tegangan regangan beton normal ditunjukkan pada
Gambar 16. Pada Gambar 17. merupakan diagram tegangan-regangan
beton untuk berbagai jenis mutu beton (Nawy, 1998). Dari diagram
tersebut terlihat bahwa beton yang berkekuatan lebih rendah
mempunyai kemampuan deformasi (daktilitas) lebih tinggi
dibandingkan beton dengan kekuatan yang tinggi. Hal ini juga terlihat
dari pola keruntuhan beton terhadap beban tekan uniaksial (Amalia
dan Murdiyoto,2010), dimana pada beton mutu dengan kuat tekan
lebih tinggi pola keruntuhan beton bersifat getas yang ditandai dengan
pecahnya benda uji (Gambar 18a), sedangkan pada beton dengan
kuat tekan lebih rendah keruntuhan beton ditandai dengan retak-retak
kecil yang menyebar pada seluruh bagian benda uji (Gambar 18b).
Tegangan maksimum beton dicapai pada regangan tekan 0,002-
0,0025. Regangan ultimit pada saat beton hancur 0,003 – 0,008.
Untuk perencanaan, ACI dan RSNI T-12-2004 menggunakan

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 165 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

regangan tekan maksimum beton sebesar 0,003, sedangkan PBI ’71


sebesar 0,0035.

fc’ : Kuat tekan beton benda uji silinder pada umur 28 hari (Mpa)
fct : Kuat Tarik Beton (Mpa)
εcu : Regangan beton maksimum

Gambar 16. Bentuk Diagram Tegangan Regangan Beton Normal

Gambar 17. Bentuk Diagram Tegangan Regangan Beton Normal Pada


Berbagai Mutu (Sumber : Nawy, 1998)

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 166 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

(a) (b)
Gambar 18 (a) Pola Keruntuhan Beton 35 MPa (b) Pola Keruntuhan Beton 22
Mpa (Foto : Amalia 2010)

• Poisson’s Ratio

Poisson’s ratio merupakan perbandingan regangan arah lateral dengan


regangan aksial akibat pembebanan aksial dalam kondisi batas elastis.
Nilai poisson ratio beton normal berkisar antara 0,15 - 0,20. Hasil
penelitian Amalia (2010) menghasilkan nilai poisson’s ratio untuk beton
normal adalah 0,20-0,23. Untuk perencanaan, nilai poison’s ratio
diambil 0,20.

c. Baja Tulangan
Beton kuat di dalam menahan tekan tetapi lemah di dalam menahan tarik.
Oleh karena itu untuk menahan gaya tarik, diperlukan suatu baja tulangan.
Bentuk-bentuk baja tulangan untuk beton adalah :
1. Besi/baja, terdiri dari
a. Baja tulangan polos. Tegangan leleh minimum pada baja tulangan
polos biasanya sebesar 240 MPa. Diameter tulangan polos di
pasaran umumnya adalah Ø6, Ø8, Ø10, Ø12, Ø14 dan Ø16.
(Gambar 19a dan b)
b. Baja tulangan deform (ulir= BJTD). Tegangan leleh minimum pada
baja tulangan deform biasanya sebesar 400MPa. Diameter tulangan
deform di pasaran umumnya adalah Ø10, Ø13, Ø16, Ø19, Ø22
Ø25, Ø28, Ø32, Ø36. (Gambar 19c dan d)

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 167 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

2. Kabel/tendon. Biasanya digunakan untuk beton prategang. (Gambar


19e)
3. Jaring kawat baja (wiremash), merupakan sekumpulan tulangan polos
atau ulir yang dilas satu sama lain sehingga membentuk grid. Biasanya
digunakan pada lantai/slab dan dinding. (Gambar 19f)

Gambar 19a. Ukuran tulangan polos (sumber : brosur PT. Gunung Garuda)

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 168 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Gambar 19 (b) Tulangan Polos

Gambar 19c. Ukuran tulangan ulir (sumber : brosur PT. Gunun g Garuda)

Gambar 19 (d) Tulangan ulir (deform)

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 169 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Tabel 2.1. Sifat kimia dan Mekanik Baja Tulangan


(sumber : brosur PT. Gunun g Garuda)

Gambar 19 (e) Tendon dan strand (Kabel) Beton Prategang

Gambar 19 (f) Jaring Kawat Baja (Wire mesh)

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 170 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Sifat-sifat penting pada baja tulangan adalah :


1. Modulus young/modulus elastisitas, Es pada baja tulangan non
pratekan sebesar 200.000 MPa.
2. Kekuatan leleh, fy. Mutu baja yang digunakan biasanya dinyatakan
dengan kuat lelehnya. Kuat leleh/tegangan leleh baja pada umumnya
adalah fy = 240 MPa, fy = 300 MPa dan fy = 400 Mpa. Untuk
perencanaan, tegangan leleh tidak boleh melebihi 550 Mpa (RSNI T-12-
2004 ps. 4.4.2.1.2 ).
3. Lemah terhadap tekan
4. Lentur/ductile
5. Ukuran/diameter baja tulangan.
Perilaku tegangan regangan baja disajikan pada Gambar 20 dan 21.

Tegangan
σ

fu

fy

fs
σ

Regangan ε

Gambar 20. Diagram Tegangan-Regangan Baja

Keterangan Gambar : Fy : Tegangan leleh baja,


Fu : Tegangan Ultimate,
Fs : Tegangan tarik baja sebelum leleh,
εs : regangan tulangan.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 171 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Gambar 21. Diagram Tegangan-Regangan Baja pada Berbagai Mutu


(sumber: EG Nawy, 1998)

1.3 Cara Menghitung Kebutuhan Bahan Bangunan Irigasi

Sebelum dilakukan perhitungan kebutuhan bahan, perlu dilakukan


perhitungan volume pekerjaan bangunan irigasi. Perhitungan volume
pekerjaan sangat tergantung dari jenis-jenis bangunan irigasi dan bentuknya
sesuai dengan gambar kerja.

Perhitungan kebutuhan bahan bangunan irigasi sangat tergantung dari


kebutuhan mutu yang disesuaikan dengan spesifikasi teknis pekerjaan
dan berbagai aspek lainnya seperti K3 dan dampak lingkungan yang
harus dicapai. Hal ini akan berimbas pada harga satuan bahan.

Untuk pekerjaan irigasi, pada umumnya bahan atau material dihitung


berdasarkan harga pasar bahan per satuan ukuran baku (misal volume dalam
m³). Analisis Harga Satuan Dasar (HSD) bahan memerlukan data harga bahan
baku (dari toko material dan/atau quarry/borrow area) serta biaya
transportasi dan biaya produksi bahan baku menjadi bahan olahan atau bahan
jadi.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 172 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Kegiatan pembangunan SDA pada umumnya menggunakan material/bahan


jadi, tetapi untuk volume yang besar seperti pembangunan bendungan
diperlukan proses bahan olahan. Untuk bahan olahan, produksi bahan
memerlukan peralatan yang mungkin lebih dari satu peralatan yang dihitung
berdasarkan kapasitas produksinya dalam satuan pengukuran per jam atau
per hari, dengan caramemasukkandata kapasitas peralatan, faktor efisiensi
peralatan, faktor lain dan waktu siklus masing-masing.

HSD bahan sesuai kebutuhannya dapat berupa HSD bahan baku, HSD bahan
olahan, dan HSD bahan jadi. HSD bahan yang diambil dari quarry antara lain
berupa:

• Bahan jadi (batu kali/gunung, pasir sungai/gunung dll).

• Bahan olahan (misalnya agregat kasar dan halus hasil produksi mesin
pemecah batu dan lain sebagainya) Harga bahan di quarry berbeda
dengan harga bahan jadi yang dikirim sampai kebase camp atau ke
tempat/lokasi pekerjaan, karena perlu biaya tambahan berupa biaya
pengangkutan material dari quarry ke base camp atau tempat pekerjaan
dan biaya-biaya lainnya seperti retribusi penambangan Galian C dan biaya
operasional peralatan/alat berat.

a. Langkah perhitungan HSD bahan jadi

• Tentukan tempat dan harga setempat bahan tersebut di borrow


area/quarry, pabrik atau di toko material atau juga di pelabuhan.

• Hitung biaya memuat bahan jadi, transportasi dan membongkar


bahan jadi, per satuan baku bahan jadi. Tabelkan dan beri kode setiap
bahan jadi yang sudah dicatat harganya, harga di terima di lokasi
pekerjaan atau di base camp.

b. Langkah perhitungan HSD bahan olahan

• Tentukan tempat dan harga setempat bahan tersebut di quarry,


di pabrik atau di pelabuhan,di toko material ataupun di
tempat/lokasi pekerjaan Penyediaan bahan baku

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 173 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

• Tabelkan dan beri kode setiap bahan baku yang sudah dicatat
harga dan jarak dari quarrynya.

2. Peralatan Pekerjaan Bangunan Irigasi

2.1 Jenis Peralatan Pekerjaan Bangunan Irigasi

Pekerjaan bangunan irigasi terdiri dari pekerjaan secara manual dan pekerjaan
secara mekanis. Jenis pekerjaan ini sangat tergantung dari peralatan yang
digunakan. Salah satu faktor yang mempengaruhi waktu pelaksanaan
pekerjaan bangunan irigasi adalah jenis peralatan yang digunakan,
produktifitas peralatan, jumlah dan kondisi peralatan tersebut.

Adapun jenis-jenis peralatan yang digunakan untuk pekerjaan manual adalah:


• Cangkul
• Linggis
• Sendok semen
• Sekop
• Gerobak
• gergaji
• pahat
• molen
• vibrator
• gergajai mesin, dll

Sedangkan Jenis peralatan yang digunakan untuk pekerjaan bangunan air secara
mekanis adalah :
• Crane
• Jack hammer
• Bulldozer
• Exavator
• Genset, dll

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 174 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Peralatan yang terdiri dari alat-alat berat, peralatan laboratorium, peralatan


kantor (computer, kalkulator), dan peralatan jenis-jenis lainnya merupakan
penunjang utama dalam penyelenggaraan proyek. oleh karena itu, peralatan
tersebut merupakan bagian dari sumber daya proyek. Dengan menggunakan
peralatan maka sasaran pekerjaan dapat dicapai dalam waktu yang relative
lebih cepat serta dapat memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan.

Alat-alat berat

Berabgai macam jenis peralatan dengan kapasitas yang berbeda-beda telah


banyak diproduksi untuk digunakan dalam pekerjaan konstruksi jalan maupun
jembatan sesuai dengan fungsinya. Dari berbagai macam jenis peralatan dan
fungsinya tersebut, dikaitkan dengan jenis-jenis pelaksanaan pekerjaan yang
harus dilakukan, dapat disusun pengelompokan peralatan untuk setiap jenis
penanganan pekerjaan sebagai berikut:

Earth moving Equipment


➢ Bulldozer (crawler, wheel)
➢ Loader (crawler, wheel)
➢ Motor Grader
➢ Excavator (crawler, wheel)

Companting Equipment
➢ Tandem Roller
➢ Pedesterian Roller
➢ Vibrating Tamper
➢ Vibrating Rammer
➢ Three Wheel Roller
➢ Tyre (Pneumatic Roller)
➢ Combination Roller
➢ Sheepfood Roller

Hauting Equipment
➢ Motor Scraper
➢ Dump Truck

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 175 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

Plant Equipment
➢ Stone Crushing Plant
➢ Asphalt Mixing Plant
➢ Concrete Plant/Mixer

Drilling/Boring Equipment
➢ Percusion Drill
➢ Bore Pile
➢ Hammer Drill

Pilling Equipment
➢ Pile Hammer (Diesel, Vibro)

Lifting Equipment
➢ Crane
➢ Lift Platform
➢ Forklift

Transportation Equipment
➢ Trucker
➢ Trailer
➢ Jeep
➢ Pick Up
➢ Bus

Supporting Equipment
➢ Water Tank Truck
➢ Fule Tank Truck
➢ Generating Set
➢ Air Compressor
➢ Water Pump

Dalam manajemen penyelenggaraan proyek Sumber Daya Air, penyediaan


peralatan (Kontraktor) harus sesuai dengan kebutuhannya ditinjau dari jenis,
jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedir. Cara menggunakannya harus
mengikuti prosedur pengoperasian, sesuai dengan fungsi masing-masing

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 176 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

peralatan, setelah itu peralatan harus disimpan ditempat yang bisa


melindunginya dari kemungkinan hilang atau rusak.

Peralatan Laboratorium

Peralatan laboratorium diperlukan dalam rangka melakukan pengawasan dan


pengendalian mutu atas pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor.

Peralatan-peralatan laboratorium untuk pengujian-pengujian merupakan


keomponen dari sumber daya yang difungsikan dalam rangka pengendalian
mutu. Jenis, jumlah dan waktu diperlukannya peralatan-peralatan laboratorium
tersebut tentunya tergantung pada ruang lingkup kegiatan pengawasan atas
pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan.

2.2 Cara perhitungan Kebutuhan peralatan

• Pekerjaan Manual

Untuk pekerjaan SDA yang manual, komponen peralatan penunjang yang kecil
seperti: sendok tembok, linggis, gergaji, pahat biasa dan pengki diasumsikan
sebagai peralatan wajib yang harus dipunyai oleh setiap pekerja/tukang
sehingga tidak dihitung, sedangkan peralatan seperti beton mollen, vibrator,
gergaji mesin, crane, Jack Hammer dan lainnya dihitung sebagai sewa harian
dengan unit sewa-hari. HSD peralatan ini merupakan HSD peralatan siap pakai di
lokasi pekerjaan yaitu harga satuan sewa alat berserta lainya seperti Jack
Hammer termasuk dengan genset beserta bahan bakar dan operatornya,
sehingga untuk peralatan lainnya pun seperti demikian.

• Pekerjaan Mekanis

Telah disepakati bahwa peralatan untuk pekerjaan secara mekanis di bidang SDA
diantaranya seperti Bulldozer dan Excavator atau juga pada proses pembuatan
bahan olahan (seperti stone crusher, dll). HSD peralatan ini dapat dihitung
sebagai rental basis (umumnya sewa-jam) ataupun hitungan berbasis kinerja
(performance based) yaitu dengan cara menghitung biaya operasi peralatan per-
jam dan produktivitas alat per-jam. Perhitungan kebutuhan peralatan mekanis ini
berdasarkan produktifitas alat tersebut.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 177 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

3. Tenaga Kerja/Sumber Daya Manusia Pada Pekerjaan Bangunan


Irigasi

3.1 Tenaga Kerja

Dalam penyelenggaraan pekerjaan bangunan irigasi, manusia sebagai sumber


daya utama diartikan sebagai tenaga kerja baik yang terlibat langsung dengan
proyek maupun yang tidak terlibat langsung dengan proyek. Yang terlibat
langsung dengan proyek adalah tenaga kerja yang berada dikelompok pemberi
pekerjaan (pengguna jasa), dikelompok Kontraktor (penyedia jasa) dan
dikelompok Konsultan (penyedia jasa).

Dari kualifikasinya para tenaga kerja tersebut dapat dikelompokkan ke dalam


tenaga hali dan “tenaga terampil”.

Tenaga kerja yang terlibat langsung dengan penyelenggaraan proyek disajikan


pada Tabel 2 :

Tabel 2. Tenaga Kerja Pada Proyek Bangunan Irigasi

Kelompok Pemberi Kelompok Kontraktor Kelompok Konsultan


Pekerjaan

Pim-Pro Kepala Proyek Team Leader

Pim-Bag-Pro Kepala Lapangan Co-Team Leader

Asisten Pim-Pro Manajer Teknik Irrigation Engineer

Asisten Pim-Bag-Pro Manajer Administrasi/ Dam Engineer


Keuangan

Bendahara Proyek Manajer Peralatan Quality Engineer

Bendahara Bag. Proyek Manajer Logistik Quantity Engineer

Urusan Tata Usaha Quality Controller Inspector

Urusan Pergudangan Pelaksana Laboratory Technician

Dan sebagainya Draftman Draftman

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 178 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

3.2 Cara Perhitungan tenaga kerja pada pekerjaan bangunan irigasi

• Tentukan jenis keterampilan tenaga kerja, misal pekerja (L01), tukang


(L02), kepala tukang (L03) atau mandor (L04).

• Kumpulkan data upah hasil survai serta peraturan upah setempat yang
ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota yang berlaku di lokasi yang
berdekatan untuk daerah tempat lokasi pelaksanaan pekerjaan

• Pertimbangkan tenaga kerja yang didatangkan dari luar daerah dengan


memperhitungkan biaya akomodasi seperti: makan, menginap dan
transport.

• Jumlah jam kerja perhari selama 8 jam per hari dan diperhitungkan efektif
selama 7 jam dengan waktu istirahat maksimum 1 jam.

• Tentukan masing-masing biaya upah per orang-hari (OH) atau per orang-
jam (OJ) sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.

• Hitung biaya untuk keperluan K3 dengan menyusun peralatan yang


diperlukan seperti helm, rompi, sepatu, masker, jas hujan, topi, sarung
tangan, kaca mata pelindung dan lain-lain sesuai dengan harga yang
berlaku untuk setiap jenis tenaga kerja yang digunakan.

• Jumlahkan biaya K3 dalam satuan rupiah, dan hitung biaya pemakaian


peralatan K3 per hari, dengan membagi biaya K3 dengan lama periode
konstruksi atau lama (hari) pemakaian, sebagai biaya K3 per hari atau juga
biaya K3 per-jam.

• Biaya upah tenaga per hari atau per jam adalah upah (e) di tambah dengan
biaya K3 (g)

B. Keterampilan yang diperlukan dalam menjaga perilaku kerja Sesuai


prosedur
1. Menghitung volume bagian-bagian pekerjaan bangunan irigasi berdasarkan
gambar kerja.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 179 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

2. Menghitung kebutuhan peralatan yang digunakan sesuai jenis pekerjaan pada


bangunan irigasi
3. Menghitung kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan jenis item pekerjaan pada
bangunan irigasi

C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Mengikuti prosedur kerja dan


memberikan laporan tentang pelaksanaan K3 dan lingkungan
1. Cermat dan teliti dalam menghitung volume bagian-bagian pekerjaan bangunan
irigasi berdasarkan gambar kerja.
2. Cermat dan teliti dalam menghitung kebutuhan peralatan yang digunakan sesuai
jenis pekerjaan pada bangunan irigasi
3. Cermat dan teliti dalam menghitung kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan jenis
item pekerjaan pada bangunan irigasi

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 180 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

DAFTAR PUSTAKA

1. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama (KP-


02), Desember 1986. Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan
Umum
2. Standar Perencanaan Irigasi
3. Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan (KP-04), Desember 1986.
4. Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum
5. Standar Perencanaan Irigasi, Tipe Bangunan Irigasi (BI-02), Desember 1986.
Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum
6. Ilmu Bahan, Ir. Bagio Sutadi, Dipl. HE, Proyek PPMI – Direktorat Irigasi,
Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum
7. Pelatihan Pengendalian Mutu Pekerjaan (Quality Controller of Road Construction),
serie Judul: QCE 06/Sifat dan Karakteristik Material Jalan dan Jembatan, Proyek
Pengembangan dan Pembinaan Konstruksi Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi
(Puslajakons), Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah.

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 181 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Pelaksana Bangunan Irigasi INA 5223.213.02.01.16

DAFTAR PERALATAN DAN BAHAN

A. Peralatan Yang Digunakan :

1. Peralatan Pertukangan

2. Peralatan dan Perlengkapan K3


B. Bahan-bahan :

Kertas, Tinta, Bahan-bahan P3K

Judul Modul : Menganalisis Gambar Desain, Spesifikasi, Rencana Mutu,


Metode Kerja, Schedulle, Dan Mempelajari Lingkungan
Untuk Bangunan Irgasi Halaman: 182 dari 182
Buku Informasi Edisi : 2016

Anda mungkin juga menyukai