2016
KATA PENGANTAR
Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan
program pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi.
Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna . Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar
tujuan dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita
dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan
pelatihan di lembaga pelatihan kerja .
Direktur
Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………............................................................................................ 2
LAMPIRAN
1. BUKU INFORMASI
2. BUKU KERJA
3. BUKU PENILAIAN
Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja
Pelaksana Bangunan Irigasi yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi
Membuat Program Kerja Mingguan, berdasarkan Program Proyek,
sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan
kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu:
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini
adalah “Membuat Program Kerja Mingguan, berdasarkan Program Proyek”.
KOMPETENSI KUNCI
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 2
Judul Unit Kompetensi : Membuat Program Kerja Mingguan Berdasarkan Program Proyek
Kode Unit Kompetensi : INA 5223.213.02.02.16
Deskripsi Unit Kompetensi : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
untuk membuat program kerja mingguan, berdasarkan program proyek.
Perkiraaan Waktu Pelatihan : 360 menit terdiri dari teori 180 menit, praktek 180 menit
Waktu
Elemen Kompetensi Indikator Unjuk Kerja (IUK) Metode/ Media
Silabus Pembelajaran
/ Kriteria Unjuk Kerja Persyaratan Kompetensi Pembelajaran
T P Jml
Survai lokasi
pekerjaan untuk
1. Melakukan survai lokasi pekerjaan untuk quarry, sumber bahan,
quarry, sumber bahan, 100 80 180
jalan masuk dan sosial budaya
jalan masuk dan sosial
budaya
1.1. Peta situasi dan gambar- 1.1.1. Dapat menjelaskan pengertian • Ceramah 15 15 30
gambar kontrak dipelajari untuk dan fungsi peta situasi pada • Diskusi
mencari alternatif jalan masuk pelaksanaan pekerjaan • Demonstrasi
proyek 1.1.2. Dapat menjelaskan fungsi jalan
masuk proyek
1.1.3. Dapat menjelaskan kriteria jalan
masuk proyek yang
memperlancar pekerjaan
pelaksanaan bangunan irigasi
1.1.4. Mampu mencari alternatif jalan
masuk proyek yang paling efektif
dan efisien
1.3. Daerah-daerah permukiman, 1.3.1 Dapat menjelaskan fungsi Pendataan Pemukiman, • Ceramah
persawahan/perladangan milik pendataan daerah-daerah persawahan dan • Diskusi
masyarakat didata untuk permukiman, perladangan untuk • Demonstrasi
sedapat mungkin tidak persawahan/perladangan milik kepentingan pelaksanaan
terganggu masyarakat pekerjaan bangunan
1.3.2 Mampu mendata daerah-daerah irigasi
permukiman,
persawahan/perladangan milik
masyarakat
1.3.3 Harus mampu dengan cermat dan
teliti mendata daerah-daerah
permukiman,
persawahan/perladangan milik
masyarakat
1.4. Pendekatan kepada masyarakat 1.4.1 Dapat menjelaskan pentingnya • Ceramah
disekitar lingkungan proyek pendekatan masyarakat di • Diskusi
2.2. Rencana kerja harian dan 2.2.1. Dapat menjelaskan fungsi • Ceramah 30 15 45
mingguan diajukan kepada pengesahan rencana kerja harian • Diskusi
kepala lapangan untuk maupun mingguan • Demonstrasi
disyahkan 2.2.2. Mampu merencanakan kerja
harian maupun mingguan yang
disetujui atasan
2.2.3. Harus mampu secara cermat dan
tepat merencanakan kerja harian
maupun mingguan yang disetujui
atasan
2016
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mempelajari peta situasi untuk mencari alternatif jalan masuk proyek yang
paling efektif dan efisien
2. Menghitung perkiraan jumlah bahan yang ada di quarry
3. Mendata daerah-daerah permukiman, persawahan/perladangan milik
masyarakat
4. Melakukan pendekatan kepada masyarakat disekitar lingkungan proyek untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan
BAB II
MELAKUKAN SURVAI LOKASI PEKERJAAN UNTUK QUARRY, SUMBER BAHAN,
JALAN MASUK DAN SOSIAL BUDAYA
1. Survai lokasi pekerjaan untuk quarry, sumber bahan, jalan masuk dan
sosial budaya
Survei lapangan merupakan langkah penting pada rencana pelaksanaan proyek
khususnya memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya merupakan data
untuk pengendalian biaya, mutu dan waktu. Adapun langkah-langkah survei
sebagai berikut:
1. Sumber Air Kerja
▪ Disediakan atau tidak
▪ Membuat sumur
▪ Menggunakan air sungai
▪ Menggunakan PAM
▪ Jarak sumber air kerja
2. Listrik
▪ Menggunakan fasilitas PLN
▪ Mengusahakan sendiri (genset)
3. Tenaga Kerja
▪ Didapat dari daerah sekitar job site
▪ Mendatangkan dari luar
▪ Akomodasi yang diperlukan
▪ Perlu ijin khusus atau tidak
▪ Perlu baiaya khusus atau tidak
4. Keadaan Cuaca
▪ Terang/kadang-kadang hujan/terus menerus
▪ Diperlukan data curah hujan dari Badan Meteorologi dan Geofisika
2. Survei Pendahuluan
Pada awal pelaksanaan proyek, pengukuran awal yang baik termasuk survey lokasi
dan pematokan awal menentukan kelancaran pelaksanaan pekerjaan berikutnya.
Hal-hal yang sebaiknya diperhatikan dalam pengukuran awal, survey lokasi dan
pematokan awal antara lain diuraikan secara singkat pada bagian ini.
• pastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan sesuai
dengan data Badan Pertanahan Nasional — jika belum ada patok dari BPN,
sebaiknya diminta pihak BPN atau pengelola kawasan untuk memasang
patok-patok batas lahan yang sesuai dengan data mereka
• jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi
dengan baik, sebaiknya dibuat patok beton dengan cor dan memasang
titik batas dengan tanda paku tertanam di tiap patok dan lindungilah
patok-patok tersebut dengan perimeter yang baik dan mudah dipantau
(dari bambu atau kaso dan diberi tanda warna atau bendera atau tanda
lain yang mudah dilihat)
• setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint
Survey yang sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan
Pengawas atau Owner harus disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh
pengukuran berikutnya
• titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan
cross check apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar
desain atau gambar konstruksi — jika terjadi perbedaan maka harus
dilaporkan kepada Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain
• periksa luas lahan apakah sesuai dengan luasan pada sertifikat tanah yang
dimiliki Owner
• buatlah patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan
seluruh titik sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama
pelaksanaan proyek dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta
menjadi acuan awal pelaksanaan pematokan (stacking out) pada
bangunan-bangunan yang akan dilaksanakan
• jika diperlukan, dapat dibuat patok-patok pinjaman untuk mempermudah
pelaksanaan pengukuran dan pematokan berikutnya.
digunakan untuk perhitungan pekerjaan cut and fill serta galian/urugan yang
diperlukan Tanda atau marking level di lapangan untuk level acuan seluruh
bangunan yang akan dikerjakan, dapat berupa tanda segitiga terbalik
berwarna merah dan angka level acuan, yang dapat dibuat pada patok BM
utama atau pada bangunan atau infrastruktur eksisting yang dipastikan tidak
akan berubah dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal selama
pelaksanaan proyek. Lakukan pengukuran kontur tanah eksisting, termasuk
level jalan raya, saluran, pedestrian, dsb, termasuk seluruh kondisi eksisting
pada area di sekitar lokasi proyek jika memungkinkan (sekitar 5 m' di luar
batas lahan). Pastikan data dipelihara dengan baik dan jika tanda yang dibuat
di lapangan terhapus atau rusak segera lakukan perbaikan atau pembuatan
tanda yang baru.
3. PENGUKURAN
Dalam proses ini sebagai penentu dalam pengambilan data, perlu dilakukan
beberapa hal sebagai berikut:
B.1 Pengecekan Patok BM dan pemasangan patok CP
1. Memastikan bahwa patok batas lahan, pada tiap sudut perimeter lahan
sesuai dengan data Badan Pertanahan Nasional
2. Jika patok yang ada belum permanen (tidak dicor) atau tidak terlindungi
dengan baik, dibuat patok beton dengan cor dan memasang titik batas
dengan tanda paku tertanam di tiap patok dan melindungi patok-patok
tersebut dengan perimeter yang baik dan mudah dipantau (dari bambu
atau kaso dan diberi tanda warna atau bendera atau tanda lain yang
mudah dilihat).
3. Setelah dipastikan seluruh patok perimeter sesuai, Berita Acara Joint
Survey yang sudah disahkan bersama instansi terkait dan Konsultan
Pengawas disimpan dan menjadi dasar acuan seluruh pengukuran
berikutnya.
4. Titik batas lahan dan garis perimeternya diplot ke gambar dan dilakukan
cross check apakah sesuai dengan batas yang diberikan dalam gambar
desain atau gambar konstruksi —jika terjadi perbedaan maka akan
dilaporkan kepada Konsultan untuk dilakukan penyesuaian gambar desain.
5. Memastikan patok-patok benchmark utama (BM) yang terhubung dengan
seluruh titik sudut perimeter lahan di lokasi yang tidak terganggu selama
pelaksanaan proyek dan diplotkan pada gambar pelaksanaan, serta
menjadi acuan awal pelaksanaan pematokan (stacking out) pada
bangunan-bangunan yang akan dilaksanakan.
6. Membuat patok-patok Control Point (CP) untuk mempermudah pelaksanaan
pengukuran dan pematokan berikutnya
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat
sudut horizontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth. Bacaan ini
merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di titik P1, putar pesawat 180º searah jarum
jam, kemudian putar teropong 180º arah vertikal dan arahkan teropong ke
titik P2.
7. Melakukan pembacaan sudut horizontal. Bacaan ini merupakan bacaan
luar biasa untuk bacaan muka.
8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan
pembacaan sudut horizontal pada bacaan biasa dan luar biasa. Bacaan ini
merupakan bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, dilakukan pada titik-titik poligon berikutnya
hingga kembali lagi ke titik P1.
10. Melakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Melakukan perhitungan sudut pengambilan, sudut azimuth dan koordinat
masing-masing titik.
12. Menggambar hasil pengukuran dan perhitungan.
Harga satuan dasar dikumpulkan untuk proses perhitungan harga satuan dalam
mata pembayaran pada perhitungan perkiraan harga sendiri yaitu perkiraan biaya
yang harus disiapkan oleh pemilik untuk membangun jembatan tersebut. Jadi harga
satuan dasar ini harus akurat dan sesuai dengan harga di lapangan dan yang
mungkin akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
f. Baja tulangan
g. Kawat pengikat
h. Kawat las
i. Oksigen
j. Tenaga kerja tidak trampil
k. Tenaga kerja trampil
l. Mandor
m. BBM
n. Sewa alat (molen, alat pancang, vibrator, mesin las, las potong, crane, genset,
alat bantu lainnya)
o. Kayu
p. Kayu Perancah,
q. Kayu untuk acuan (multipleks)
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung diambil dari lapangan, pada
umumnya data tersebut adalah data yang sudah ada dan merupakan hasil
pengumpulan data oleh pihak lain. Dalam hal ini data sekunder tidak kalah
pentingnya terhadap data primer yang secara langsung diambil dari lapangan.
Peta Geologi
Peta geologi adalah peta lokasi yang mencantumkan kondisi jenis tanah atau
batuan yang berada pada lokasi jembatan yang akan dibangun atau struktur
lainnya, juga selain itu akan dapat diketahui perkiraan jenis penyelidikan tanah
yang harus dilakukan sebelum proyek tersebut dibangun.
Dalam peta geologi selain tercatat data kondisi tanah, juga tercantum kondisi
patahan (apabila pada daerah gempa) dan sejarah terbentuknya serta waktu
pernah terjadinya gempa dengan skala Richter (kekuatan gempa). Dengan
diketahuinya kondisi tanah di sekitar jembatan, maka akan dapat diperkirakan jenis
pondasi dan jenis penyelidikan tanah yang harus dilakukan oleh perencana dengan
lebih akurat.
Peta Topografi
Peta topografi ini adalah peta yang dilengkapi dengan garis kontur dengan skala
1:25.000 atau 1:50.000 sesuai kebutuhan. Peta ini diperlukan dalam menentukan
lokasi jembatan dan untuk menentukan detail pengukuran topografi yang harus
dilakukan secara langsung di lapangan.
Peta Quarry
Peta quarry adalah peta yang mencantumkan lokasi-lokasi bahan bangunan yang
dapat digunakan oleh pelaksana dalam pembangunan. Data lokasi tersebut untuk
menentukan jarak antara quarry dengan jembatan guna perhitungan analisa harga.
Data curah hujan adalah data tentang frekuensi ketinggian curah hujan pada suatu
daerah dalam periode tertentu. Data curah hujan ini pada suatu daerah tangkapan
(catchment area) digunakan untuk menghitung besarnya debit air (banjir) yang
Survai Topografi
PENYELIDIKAN
Penyelidikan adalah suatu proses awal perancangan irigasi yang memerlukan suatu
penelitian yang cukup detail tentang sifat-sifat atau karakteristik tanah atau aliran
sungai yang menjadi dasar penentuan jenis struktur atau konstruksi yang
memenuhi syarat.
Penyelidikan Tanah
• Kegiatan di Laboratorium.
PENGENALAN
Pemeriksaan Visual
Foto Udara
Konstruksi Lama
PENYELIDIKAN
Survai Seimik
Pengeboran / contoh
danpengujian
Tes Penetrasi
Tes Vane
Muka Air
Tes Beban
PENGUJIAN/TES LABORATORIUM
Kadar Air
Batas Cair
Batas Plastis
Berat Jenis
Konsolidasi
KATEGORI
LEGENDA DESKRIPSI
JEMBATAN
Jembatan
Tahapan / tes yang perlu 1
Sementara
Tidak perlu 2
Jembatan Tetap
Tidak ada 3
Jembatan Penting
Tes penetrasi sondir menggunakan alat yang bekerja secara hidrolik dilengkapi
dengan biconus dan manometer untuk mengetahui tekanan ujung (cone
resistance) dan gesekan (friction). Pembacaan tekanan ujung (konus) dilakukan
setiap 20 cm dengan menekan pipa (stang sondir) yang masuk sedalam 20 cm.
Pembacaan yang diperoleh dari percobaan sondir adalah tekanan ujung (qc) dan
total resistance (tekanan ujung dan gesekan).
Hasil dari percobaan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi tanah terutama
daya dukungnya dengan formula empiris dari Meyerhof:
Dimana :
qc D + B qall = daya dukung
qall = + . kd (kpa)
0,33 B qc = tekanan conus
B = lebar pondasi
kd = 1 + 0,33 * (D/B) < 1,33
D = kedalaman
Tes penetrasi standar adalah yang paling banyak digunakan untuk tes dinamik
lubang bor. Pengujian ini berfungsi ganda yaitu pengujian penetrasi dan
pengambilan contoh. Dengan demikian ini memungkinkan untuk identifikasi
perubahan dalam tanah dengan dua cara yang tidak saling tergantung dan karena
alasan ini tes tersebut sangat bermanfaat dalam eksplorasi.
Tes penetrasi konus dinamik adalah jenis lain dari tes dinamik bukan lubang bor
yang umum digunakan. Pengujian ini hanya kadang-kadang digunakan sebagai
pengganti tes penetrasi standar khususnya dalam susunan lapisan batuan keras
bila pengambilan contoh ‘split spoon’ dapat mengalami kerusakan. Bila digunakan
untuk jenis tanah lain, penetrometer harus dikorelasi terhadap tes penetrasi
standar bila hendak diambil manfaat penuh dari hasilnya.
Penyelidikan Hidrologi
Penyelidikan Hidrolika
2. Cemat dan teliti dalam menghitung perkiraan jumlah bahan yang ada di quarry
3. Cemat dan teliti dalam mendata daerah-daerah permukiman,
persawahan/perladangan milik masyarakat
4. Cemat dan teliti dalam melakukan pendekatan kepada masyarakat disekitar
lingkungan proyek untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan
BAB III
MEMBUAT RENCANA KERJA HARIAN DAN MINGGUAN
Laporan diisi dengan tulisan tangan bukan diketik sehingga diharapkan pelaksana
selalu tertib mengumpulkan laporan harian ke bagian teknik
Contoh rencana harian antara lain :
1.1 Laporan Pitty Cash Harian
Merupakan laporan yang diperlukan untuk mencatat transaksi harian proyek.
Laporan mingguan berbeda dengan laporan harian karena isi yang dilaporkan tentu
lebih lengkap. Laporan mingguan ini dibuat oleh teknik berdasarkan kondisi
lapangan saat itu. Pada proyek dengan sistem kontraktor yang dilaporkan hanya
progress saja kepada owner. Format laporan mingguan ini biasanya mengikuti
format RAB untuk item-item pekerjaan. Isi dari laporan ini antara lain
• Volume RAB dan bobot dimasing-masing pekerjaan
• Volume yang sudah dikerjakan (Minggu lalu, minggu ini dan total)
• Bobot dalam persen di masing-masing item pekerjaan (Minggu lalu, minggu
ini dan total)
C. Sikap Kerja yang diperlukan dalam Membuat rencana kerja harian dan
mingguan
1. Cermat dan teliti dalam merencanakan pekerjaan harian dan mingguan secara
rinci yang mengacu kepada gambar kerja dan hasil survai
2. Cermat dan teliti dalam merencanakan kerja harian maupun mingguan
BAB IV
MENYUSUN RENCANA KEBUTUHAN SUMBER DAYA DAN DIKONSULTASIKAN
KE KEPALA LAPANGAN
Juga penentuan ketersediaan tenaga kerja adalah penting. Adalah perlu untuk
selalu “memagang” mandor-mandor yang cakap dan mempunyai jaringan-
jaringan pekerja dengan jumlah yang cukup besar dengan keahlian yang cukup
baik. Apabila kontraktor mendapat proyek tertentu, mandor-mandor langganan
selalu harus dipanggil, dengan demikian ketersediaan tenaga kerja yang
terampil dan jumlahnya mencukupi akan selalu tersedia.
Setelah kita mendapatkan jumlah pekerjan untuk menyelesaikan suatu detail
item pekerjaan maka kita harus membuat jadwal kebutuhan tenaga kerja.
Jadwal tersebut antara lain:
- Rincian item pekerjaan secara detail
- Rencana waktu pelaksanaan proyek
- Rincian waktu pelaksanaan pekerjaan per item pekerjaan
- Rincian jumlah pekerja (mandor dan tenaga terampil) untuk melaksanakan
suatu item pekerjaan pada waktu tertentu.
Dalam penyelenggaraan pekerjaan bangunan irigasi, manusia sebagai sumber
daya utama diartikan sebagai tenaga kerja baik yang terlibat langsung dengan
proyek maupun yang tidak terlibat langsung dengan proyek. Yang terlibat
langsung dengan proyek adalah tenaga kerja yang berada dikelompok pemberi
pekerjaan (pengguna jasa), dikelompok Kontraktor (penyedia jasa) dan
dikelompok Konsultan (penyedia jasa).
Dari kualifikasinya para tenaga kerja tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
tenaga hali dan “tenaga terampil”.
Tenaga kerja yang terlibat langsung dengan penyelenggaraan proyek disajikan
pada Tabel 2 :
• gergaji
• pahat
• molen
• vibrator
• gergajai mesin, dll
Sedangkan Jenis peralatan yang digunakan untuk pekerjaan bangunan air secara
mekanis adalah :
• Crane
• Jack hammer
• Bulldozer
• Exavator
• Genset, dll
Peralatan yang terdiri dari alat-alat berat, peralatan laboratorium, peralatan
kantor (computer, kalkulator), dan peralatan jenis-jenis lainnya merupakan
penunjang utama dalam penyelenggaraan proyek. oleh karena itu, peralatan
tersebut merupakan bagian dari sumber daya proyek. Dengan menggunakan
peralatan maka sasaran pekerjaan dapat dicapai dalam waktu yang relative lebih
cepat serta dapat memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan.
Alat-alat berat
Berbagai macam jenis peralatan dengan kapasitas yang berbeda-beda telah
banyak diproduksi untuk digunakan dalam pekerjaan konstruksi jalan maupun
jembatan sesuai dengan fungsinya. Dari berbagai macam jenis peralatan dan
fungsinya tersebut, dikaitkan dengan jenis-jenis pelaksanaan pekerjaan yang
harus dilakukan, dapat disusun pengelompokan peralatan untuk setiap jenis
penanganan pekerjaan sebagai berikut:
Earth moving Equipment
➢ Bulldozer (crawler, wheel)
➢ Loader (crawler, wheel)
➢ Motor Grader
➢ Excavator (crawler, wheel)
Companting Equipment
➢ Tandem Roller
➢ Pedesterian Roller
➢ Vibrating Tamper
➢ Vibrating Rammer
➢ Three Wheel Roller
➢ Tyre (Pneumatic Roller)
➢ Combination Roller
➢ Sheepfood Roller
Hauting Equipment
➢ Motor Scraper
➢ Dump Truck
Plant Equipment
➢ Stone Crushing Plant
➢ Asphalt Mixing Plant
➢ Concrete Plant/Mixer
Drilling/Boring Equipment
➢ Percusion Drill
➢ Bore Pile
➢ Hammer Drill
Pilling Equipment
➢ Pile Hammer (Diesel, Vibro)
Lifting Equipment
➢ Crane
➢ Lift Platform
➢ Forklift
Transportation Equipment
➢ Trucker
➢ Trailer
➢ Jeep
➢ Pick Up
➢ Bus
Supporting Equipment
➢ Water Tank Truck
• Pekerjaan Mekanis
Telah disepakati bahwa peralatan untuk pekerjaan secara mekanis di bidang
SDA diantaranya seperti Bulldozer dan Excavator atau juga pada proses
pembuatan bahan olahan (seperti stone crusher, dll).
HSD peralatan ini dapat dihitung sebagai rental basis (umumnya sewa-jam)
ataupun hitungan berbasis kinerja (performance based) yaitu dengan cara
menghitung biaya operasi peralatan per-jam dan produktivitas alat per-jam.
Perhitungan kebutuhan peralatan mekanis ini berdasarkan produktifitas alat
tersebut.
2. Kebutuhan Bahan
Sebelum kita menghitung kebutuhan banah, setelah kita mempelajari spesifikasi
dan metode yang dipakai, maka kita perlu mengadakan survei dan penelitian bahan
local yang cocok untuk dipergunakan. Bila didalam perencanaan, kondisi setempat
belum dipahami secara mendalam, adalah sangat mungkin kita mendapat bahan
yang jauh lebih murah yang sesuai dengan spesifikasi dan metode yang akan
dipakai.
Juga yang sangat penting adalah waktu pengadaan bahan. Berdasarkan
pengalaman yang ada, meskipun bahan local volumenya berlimpah tetapi karena
banyakny aproyek pembangunan di daerah tersebut menyebabkan waktu
pengadaan bahan menjadi tersendat bahkan bisa terlambat dari jadwa.
Setelah kita mendapatkan jumlah bahan untuk menyelesaikan suatu item pekerjaan
dengan spesifikasi tertentu, maka kita harus membuat jadwal kebutuhan bahan.
Jadwal tersebut berisi antara lain:
• Rincian item pekerjaan secara detail
• Rencana waktu pelaksanaan proyek
• Rincian waktu pelaksanaan per item pekerjaan
Rincian jumlah/volume bahan dengan spesifikasi tertentu untuk melaksanakan item
pekerjaan tersebut pada waktu tertentu.
Konstruksi bangunan irigasi umumnya adalah pasangan batu kali, batu bata, dan
beton.
• Untuk bendung dipakai pasangan batu kali/gunung dan atau beton
Keteguhan tekan batu-batu keras berkisar antara 2000 dan 3000 kg/cm2,
sedangkan untuk batu-batu lembik angka-angka ini sering kurang dari 50
kg/cm2. Kebaikan batu-batuan lembik dengan butir halus terhadap yang
keras dengan butir kasar, ialah kemungkinan membuat profil-profil halus
padanya.
Contoh-contoh ialah pualam dan beberapa batu pasir.
Keawetan
Keawetan ialah ketahanannya terhadap zat-zat kimia dan air. Pada batu-
batuan berpori, air yang diserap oleh pori-pori dan saluran-saluran dapat
membeku dan merusak batunya karena perbesaran volumenya.
Gas-gas bakar dan uap-uap kimia dapat menyerang berbagai macam batu
alam, jika batu-batu itu mengandung bahan-bahan pelekat yang
termakan oleh asam mengandung belerang. Granit dan basalt tahan
serangan ini. Untuk menambah keteguhan iklim, maka permukaan batu-
batu dapat dilumuri dengan silikat atau fluat-fluat, sehingga tertutuplah
pori-porinya.
Keteguhan Aus
Batu-batuan dengan butir halus, jadi umumnya batu-batuan yang mudah
diupan, akan lekas aus jadi licin. Batu-batuan kasar umpamanya granit
dan kwartsit, yang untuk sebagian besar tersusun dari butir-butir kwarts,
mempunyai tahanan lebih besar terhadap keausan. Tetapi jika butir-butir
kwarts dihubungkan sesamanya dengan bahan perekat lembik, maka
keteguhan aus akan sangat berkurang. Dalam daerah-daerah yang
banyak berpasir, dimana pasir yang terhalau oleh angina akan mengasah
batu alam, tidak boleh dipergunakan jenis batu alam lembik atau profil-
profil halus, profil-profil itu akan cepat aus.
Tahan Api
Kebanyakan jenis batu alam tidak dapat dipercayai jika terjadi kebakaran.
Batu-batuan yang mengandung kapur asam arang seperti batu keras,
b. Beton
Sifat Material Beton
Beton merupakan campuran dari bahan-bahan : semen, agregat dan air.
Kekuatan beton tergantung dari beberapa faktor antara lain : proporsi
campuran, kondisi temperatur dan kelembaban tempat dimana beton akan
mengeras. Untuk memperoleh beton dengan kekuatan seperti yang
diinginkan, maka beton yang masih muda perlu dilakukan
perawatan/curing, dengan tujuan agar proses hidrasi pada semen berjalan
dengan sempurna. Pada proses hidrasi semen dibutuhkan kondisi dengan
kelembaban tertentu agar air di dalam adukan beton tidak menguap.
Apabila beton terlalu cepat mongering, maka akan timbul retak-retak pada
permukaannya yang menyebabkan
kekuatan beton turun. Retak ini juga akibat kegagalan mencapai reaksi
hidrasi kimiawi penuh pada semen.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk perawatan beton, antara
lain :
1. Beton dibasahi air secara terus menerus
2. Beton direndam dalam air
3. Beton ditutup dengan karung basah
4. Perawatan uap untuk beton yang dihasilkan dari pabrik, seperti beton
pracetak, beton prategang, tiang, girder pratekan, dll. Temperatur
perawatan sekitar 150°F. (Gambar 12). Lamanya perawatan biasanya
(2) Pengujian tarik belah (pengujian tarik beton tak langsung) dengan
menggunakan “Split cylinder test” (Gambar 14a).
Gambar 14. (a) Pengujian Kuat Tarik Belah (b) Pengujian Kuat Lentur Beton
(Foto : Amalia)
2500 kg/m3. Untuk beton normal dengan massa jenis 2400 kg/m3,
modulus elastisitas beton dapat diambil sebesar Ec = 4700 f ' c . Cara
• Poisson’s Ratio
c. Baja Tulangan
Beton kuat di dalam menahan tekan tetapi lemah di dalam menahan tarik.
Oleh karena itu untuk menahan gaya tarik, diperlukan suatu baja tulangan.
Bentuk-bentuk baja tulangan untuk beton adalah :
1. Besi/baja, terdiri dari
a. Baja tulangan polos. Tegangan leleh minimum pada baja tulangan
polos biasanya sebesar 240 MPa. Diameter tulangan polos di
pasaran umumnya adalah Ø6, Ø8, Ø10, Ø12, Ø14 dan Ø16.
(Gambar 19a dan b)
b. Baja tulangan deform (ulir= BJTD). Tegangan leleh minimum pada
baja tulangan deform biasanya sebesar 400MPa. Diameter tulangan
deform di pasaran umumnya adalah Ø10, Ø13, Ø16, Ø19, Ø22
Ø25, Ø28, Ø32, Ø36. (Gambar 19c dan d)
2. Kabel/tendon. Biasanya digunakan untuk beton prategang. (Gambar
19e)
3. Jaring kawat baja (wiremash), merupakan sekumpulan tulangan polos
atau ulir yang dilas satu sama lain sehingga membentuk grid. Biasanya
digunakan pada lantai/slab dan dinding. (Gambar 19f)
Gambar 19a. Ukuran tulangan polos (sumber : brosur PT. Gunung Garuda)
Gambar 19c. Ukuran tulangan ulir (sumber : brosur PT. Gunun g Garuda)
Tabel 2.1. Sifat kimia dan Mekanik Baja Tulangan (sumber: brosur PT.
Gunung Garuda)
Tegangan
σ
fu
fy
fs
σ
Regangan ε
HSD bahan sesuai kebutuhannya dapat berupa HSD bahan baku, HSD bahan
olahan, dan HSD bahan jadi. HSD bahan yang diambil dari quarry antara lain
berupa:
• Bahan olahan (misalnya agregat kasar dan halus hasil produksi mesin
pemecah batu dan lain sebagainya) Harga bahan di quarry berbeda dengan
harga bahan jadi yang dikirim sampai kebase camp atau ke tempat/lokasi
pekerjaan, karena perlu biaya tambahan berupa biaya pengangkutan
material dari quarry ke base camp atau tempat pekerjaan dan biaya-biaya
• Tabelkan dan beri kode setiap bahan baku yang sudah dicatat
harga dan jarak dari quarrynya.
DAFTAR PUSTAKA
6. Ilmu Bahan, Ir. Bagio Sutadi, Dipl. HE, Proyek PPMI – Direktorat Irigasi,
Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum
1. Peralatan Pertukangan