Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Penggunaan teknologi dalam peningkatan keselamatan pasien Peran kerja


tim untuk keselamatan pasien Peran pasien dan keluarga sebagai partner
di pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya bahaya dan adverse
events

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5


1. DENIANUS YANTO BULU
2. ESTI SARI SAPUTRI
3. PRITIN SINTA DEWI
4. AFRA NADILA
5. NURUL RIZA WAHYUNI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)MATARAM


PRODI S1 KEPERAWATAN TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas,atas berkat dan
karunia-Nya sehingga peyusunan makalah dengan judul PENGGUNAAN TEKNOLOGI
DALAM PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN PERAN KERJA TIM UNTUK
KESELAMATAN PASIEN PERAN PASIEN DAN KELUARGA SEBAGAI PARTNER DI
PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA BAHAYA DAN
ADVERSE EVENTS
Dapat terselesaikan dengan jadwal.Terdorong oleh rasa ingin tahu , kemauan,kerja sama dan
kerja keras,kami serahkan segala upaya demi menyelesaikan maklah ini.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk melengkapi
dan menyempurnakan suatu mata kuliah.penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan baik dalam cara penulisan ataupun peyusunanya.Oleh karna itu
kami,mohon maaf dan sangat mengarapkan masukan yang sifatnya membangun demi untuk
kesempurna makalah ini.
Penulis menyadari pula,bahwa selesainya makah ini tidak lepas dari dukungan serta
bantuan baik berupa moral maupun matetria dari semua pihak terkait(khususnya anggota
kelompok (Dua).oleh karna dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih
kepda Dosen pembimbing dan rekan mahasiswa yang memberikan masukan dan petunjuk
serta saran-saran yang baik.

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR…………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Lata Belakang……..…………………………………………………………………1
1.2. Rumusa Masalah……………………………………………………………………..2
1.3. TujuaPenulisan………………………………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN

A. Penggunaan teknologi dalam peningkatan keselamatan pasien


1. Pengertian Keselamatan Pasien Keselamatan....................................................4
2. Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan..............................5
3. Penerapan Sistem Informasi Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan..........6
4. Telenursing.........................................................................................................7

B. Peran kerja tim untuk keselamatan pasien


1. Definisi Keselamatan Pasien..............................................................................8
2. Tujuan Keselamatan Pasien................................................................................9
3. Sasaran Keselamatan Pasien............................................................................10
C. Peran pasien dan keluarga sebagai partner di pelayanan kesehatan untuk
mencegah terjadinya bahaya dan adverse events
1. Menerapkan prosedur cuci tangan yang benar................................................11
2. Membatasi pengunjung pasien.........................................................................12
3. Menerapkan etika batuk yang benar.................................................................13
4. Adapun peran keluarga sebagai partner pasien untuk mencegah terjadinya
bahaya...............................................................................................................14

BAB III PENUTUP


1. Saran…………………..………………………………………………..........16
2. Kesimpulan……………………………………………………………...........17
3. Daftar
pustaka……………………………………………………………………....18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat menyebabkan pengetahuan


masyarakat tentang kesehatan juga semakin berkembang. Perkembangan pengetahuan
masyarakat, membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan
dapat dipertanggung jawabkan. Kebutuhan layanan kesehatan termasuk keperawatan yang
cepat, efisien dan efektif menjadi tuntutan masyarakat saat ini. Hal tersebut telah membuat
dunia keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan kualitas
pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi (Rini, 2009) Perawat sebagai salah
satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai
peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan
mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu
mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi berikut dengan dokumentasi Kualitas atau
mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit bergantung kepada kecepatan, kemudahan, dan
ketepatan dalam melakukan tindakan keperawatan. Dalam hal ini perawat berada dalam
posisi kunci untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui strategi dan intervensi
yang mendukung keselamatan pasien.

merupakan salah satu isu utama dalam pelayanan kesehatan. Para pengambil kebijakan,
pemberi pelayanan kesehatan, dan konsumen menempatkan keamanan sebagai prioritas
pertama pelayanan. Patient safety merupakan sesuatu yang jauh lebih penting daripada
sekedar efisiensi pelayanan. Berbagai risiko akibat tindakan medik dapat terjadi sebagai
bagian dari pelayanan kepada pasien. Identifikasi dan pemecahan

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana Penggunaan teknologi dalam peningkatan keselamatan pasien?
2) Apa penyebab Peran kerja tim untuk keselamatan pasien?
3) Apa Peran pasien dan keluarga sebagai partner di pelayanan kesehatan untuk
mencegah terjadinya bahaya dan adverse events?
1.3 Manfaat Penulisan
1) Untuk mengetahui penggunaan teknologi dalam peningkatan keselamatan
pasien.
2) Untuk mengetahui apa penyebab Peran kerja tim untuk keselamatan pasien.
3) Untuk menetahui apa peran pasien dan keluarga sebagai partner di pelayanan
kesehatan untuk mencegah terjadinya bahaya dan adverese events.

BAB II
PEMBAHASAN

1) PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN KESELAMATAN


A. Pengertian Keselamatan Pasien

Keselamatan pasien kesehatan telah menjadi isu global termasuk juga untukrumah sakit. Ada
5 (lima) isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) dirumah sakit yaitu :
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja ataupetugas kesehatan, keselamatan
bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisaberdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan (greenproductivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan“bisnis” rumah sakit yang terkait kelangsungan hidup rumah
sakit. Namun harusdiakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien.
Karena itukeselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal
tersebutterkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan (Depkes RI, 2008).The Institute of
Medicine (IOM) mendefinisikan keselamatan sebagai freedomfrom accidental injury.
Keselamatan dinyatakan sebagai ranah pertama dari mutu dandefinisi dari keselamatan ini
merupakan pernyataan dari perspektif pasien (Kohn,dkk, 2000 dalam Sutanto,
2014).Pengertian lain menurut Hughes (2008) dalam Sutanto (2014), menyatakanbahwa
keselamatan pasien merupakan pencegahan cedera terhadap pasien.Pencegahan cedera
didefinisikan sebagai bebas dari bahaya yang terjadi dengan tidaksengaja atau dapat dicegah
sebagai hasil perawatan medis. Sedangkan praktekkeselamatan pasien diartikan sebagai
menurunkan risiko kejadian yang tidakdiinginkan yang berhubungan dengan paparan
terhadap lingkup diagnosis ataukondisi perawatan medis

B. Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan

Penggunaan teknologi informasi juga diterapkan di berbagai belahan negara lain, seper di
Inggris. Pada salah satu studi yang dilakukan di Inggris ditemukan bahwa rumah sakit yang
menggunakan sistem Electronic Health Record (EHR) dan Electronic Medical Record (EMR)
memiliki

 Angka mortalitas yang rendah dibandingkan dengan rumah sakit yang dak
menggunakan sistem tersebut. EHR sendiri diyakini dapat membantu mengurangi
kesalahan penginputan peresepan dan menyediakan akses untuk mendukung
pengambilan keputusan klinis dalam alur kerja, serta memberikan kewaspadaan
terhadap terjadinyamedica
 Salah satu komponen penting dalam penerapan EHR di Inggris adalah tersedianya
Atur Clinical Decision Support (CDS) termasuk didalam nyasafety screening otomais
dan notifkasi untuk mengingatkan klinisi terhadap kesalahan potensial ataupun
kontrakdiksi sebelum mereka menuliskan perawatan dan pengobatan bagi pasien.
Penggunaan CDS disampaikan dapat memberikan output:
 Peningkatan dan kualitas pelayanan klinis meningkatnya kepatuhan petugas layanan
kesehatan terhadapb guideline
 Mengurangi terjadinya medical error yang seriusPenerapan teknologi informasi yang
tepat dan sesuai di bidang kesehatan jelas dapat memberikan yang nyata bagi upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, dak hanya di Indonesia namun juga di
berbagai negara lain.
 Keuntungan Menggunakan Sistem Informasi Keperawatan
 Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan
 Penghematan ruangan karena dak dibutuhkan tempat yang besar dalam
penyimpanan arsip.
 Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama.
 Pendokumentasian keperawatan berbasis komputer yang dirancang dengan baik akan
mendukung otonomi yang dapat dipertanggung jawabkan.
 Membantu dalam mencari informasi yang cepat sehingga dapat membantu
pengambilan keputusan secara cepat
 Meningkatkan produktvitas kerja.
 Mengurangi kesalahan dalam menginterppretasikan pencatatan Sedangkan menurut
Holmes (2003,dalam Sitorus 2006), terdapat keuntungan utama dari dokumentasi
berbasis komputer yaitu:
 Standarisisasi: terdapat pelaporan data klinik yang standar, mudah dan cepat
diketahui.
 Kualitas: meningkatkan kualitas informasi klinik dan sekaligus meningkatkan waktu
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
 Accessebelity legibility, mudah membaca dan mendapat informasi klinik dari pasien
dalam satu lokasi.
C. Penerapan Sistem Informasi Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan

okumentasi perawatan merupakan bagian penng dari dokumentasi klinis. Namun,


dokumentasi proses keperawatan sering kurang berkualitas. Untuk meningkatkan
dokumentasi asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat maka perlu diterapkan sistem
infomasi keperawatan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Ada harapan nggi
bahwa komputer dapat mendukung dalam dokumentasi keperawatan akan membantu
meningkatkan kualitas dokumentasi. Namun dengan diterapkannya komputerisasi di rumah
sakit juga perlu diimbangi oleh kemampuan perawat dalam mengoperasionalkan
komputer.Untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam penggunaan komputer maka
perawat telah menyorokebutuhan untuk pelahan dalam penggunaan teknologi informasi,
dan penilaian kris penng untuk profesional perawat. (Docker, et all.,2003)

D. Telenursing

Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan


keperawatandalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan
beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis selediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi oleh perawat untuk
meningkatkan perawatan pasien. Telenursing menggunakan channel elektromagneik (wire,
radio, opscal) untuk mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga
didefinisikan sebagai komunikasi jarak  jauh menggunakan transmisi elektrik atau opc
antara manusia dan atau computer
Telenursing
 diarkkan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan informasi dan pelayanan
keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk
menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan memakai
peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari
telemedicine atau telehealth.
Menurut Briton et all (1999), ada beberapa keuntungan telenursing yaitu :
1.Efektif dan evsien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi
kunjungan kepelayanan kesehatan ( dokter praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan
nursing home)
2.Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
keperawatan tanpa batas
3.Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit
4.Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring
yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan
pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan
teknologi
5.berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk
perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber.

2) Peran kerja tim untuk keselamatan pasien

A.Definisi Keselamatan Pasien


Keselamatan pasien merupakan suatu upaya dalam mencegah terjadinyakesalahan dan
kejadian yang tidak diharapkan terhadap pasien yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan (Panesar, Carson-Stevens, Salvilla,& Sheikh, 2017). Menurut (WHO, 2011)
keselamatan pasien merupakan pengurangan risiko bahaya yang tidak perlu terkait dengan
perawatan kesehatan seminimal mungkin.International of Medicine (IOM) mengartikan
konsep keselamatan pasien(patient safety) sebagai freedom from accidental injury. Accidental
injury disebabkan karena error yang terdiri dari kegagalan dalam suatu perencanaan ketika
ingin mencapai tujuan, melakukan tindakan yang salah (commission) dan/atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission) (Hadi, 2017). Sejalan dengan
pernyataan tersebut, Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) menjelaskan tentang
keselamatan pasien yang bebas dari cedera yang seharusnya tidak terjadi atau potensial
cedera akibat dari pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh error (Wardhani, 2017). Penulis
menyimpulkan bahwa keselamatan pasien merupakan bagian yang penting dari sistem
pelayanan kesehatan, jika tidak diterapkan keselamatanyang baik maka pelayanan tersebut
dianggap kurang bermutu. Maka dari itu untuk mendapatkan pelayanan bermutu perlu
diterapkan sistem keselamatan pasien yang mampu mengurangi hasil dari kejadian tidak
diharapkan dalam proses pelayanan kesehatan.
B. Tujuan Keselamatan Pasien
Keselamatan pasien bertujuan dalam terciptanya budaya keselamatanpasien,
meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya angka
insiden keselamatan pasien di rumah sakit,dan terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan (Kementerian Kesehatan RI,
2015).Menurut Institute of Medicine (2008), tujuan keselamatan pasien terdiri dari
meningkatnya keamanan pasien dari cedera, meningkatnya pelayanan yang efektif yang
disesuaikan dengan kebutuhan terapi pasien, mengurangi waktu tunggu pasien dalam
menerima pelayanan dan meningkatnya efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber yang ada
(Hadi, 2017).Penulis menyimpulkan keselamatan pasien bertujuan untuk mencegah dan
mengurangi resiko pada kesalahan dan bahaya yang terjadi pada pasien selama pemberian
pelayanan kesehatan.
C. Sasaran Keselamatan Pasien
Setiap rumah sakit wajib melakukan upaya pemenuhan sasaran keselamatan
pasien. Menurut (Joint Commission, 2020) sasaran keselamatan pasien terdiri
dari:
1. Identifikasi pasien dengan benar
Menggunakan setidaknya dua cara untuk mengidentifikasi pasien.Misalnya, gunakan nama
pasien dan tanggal lahir. Hal ini dilakukan untuk memastikan setiap pasien mendapatkan obat
dan pengobatan yang tepat.
2. Meningkatkan komunikasi staf
Meningkatkan komunikasi efektif antar staf untuk menghindari miscommunication dan
kesalahan tindakan.
3. Gunakan obat-obatan dengan aman
a) Sebelum prosedur, beri label obat yang tidak berlabel. Misalnya, obat-obatan di spuit,
gelas, dan baskom. Lakukan ini di area tempat obat-obatan dan persediaan yang telah
disiapkan.
b) Berhati-hatilah dengan pasien yang minum obat untuk mengencerkandarah.
c) Mencatat dan menyampaikan informasi yang benar tentang obat-obatan pasien, mencari
tahu obat apa yang diminum pasien,membandingkan obat tersebut dengan obat yang baru
diberikan pasien,memberikan informasi tertulis kepada pasien tentang obat-obatan yangperlu
mereka minum dan memberi tahu pasien bahwa penting untuk membawa daftar obat terbaru
mereka setiap kali mengunjungi dokter.
4. Menggunakan alarm dengan aman
Melakukan perbaikan untuk memastikan bahwa alarm pada peralatanmedis terdengar dan
direspon tepat waktu.
5 Identifikasi risiko keselamatan pasienMengurangi risiko bunuh diri dengan
mengidentifikasi setiap pasien yan berisiko.
6. Mencegah kesalahan dalam pembedahan
a) Memastikan bahwa pembedahan yang benar dilakukan pada pasieyang benar dan di tempat
yang benar pada tubuh pasien.
b) Tandai tempat yang benar pada tubuh pasien pada lokasi pembedahan yang akan
dilakukan.
c) Jeda sebelum operasi untuk memastikan bahwa kesalahan tidak dilakukan.
International Patient Safety Goals 6th (IPSGs) (JCI, 2017) menjelaskan sasaran keselamatan
pasien meliputi:
1. Identifikasi Pasien dengan Benar
Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk meningkatkan akurasi
identifikasi pasien. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan dua tanda pengenal pasien.
2. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
a) Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi verbal dan/atau telepon di antara para perawat.
b) Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk melaporkan hasil kritis dari
tes diagnostik.
c) Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses komunikasi serah terima.
3. Meningkatkan Keamanan Pengobatan dengan Waspada Tinggi
a) Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk meningkatkan keamanan
pengobatan dengan kewaspadaan tinggi.
b) Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk mengelola penggunaan
elektrolit pekat yang aman.
4. Pastikan Operasi Aman
a) Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk verifikasi pra operasi dan
penandaan lokasi prosedur bedah/invasif.
b) Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan proses untuk waktu istirahat yang
dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur pembedahan/invasif dan penandatanganan
yang dilakukan setelah prosedur.
5.Mengurangi Risiko Infeksi Terkait Perawatan Kesehatan
Rumah sakit mengadopsi dan menerapkan pedoman kebersihan tangan berbasis bukti untuk
mengurangi risiko infeksi terkait perawatan kesehatan.
6. Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Terjatuh Rumah sakit mengembangkan dan
menerapkan proses untuk mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh pada populasi pasien
rawat inap.
C. Peran pasien dan keluarga sebagai partner di pelayanan
kesehatan untuk mencegah terjadinya bahaya dan adverse events

1. Menerapkan prosedur cuci tangan yang benar


Keluarga memiliki kemungkinan sering kontak dengan pasien, maka untuk
melindungi diri sendiri dan melindungi pasien dari perpindahan kuman disarankan
keluarga menerapkan prosedur cuci tangan yang benar pada 5 (lima) momen yaitu saat
sebelum kontak dengan pasien, sesudah kontak pasien, sesudah ke toilet, sebelum dan
sesudah makan. Perlu diperhatikan juga bahwa lingkungan sekitar pasien berisiko
terpapar kuman maka disarankan mencuci tangan sesudah kontak dengan lingkungan pasien
(meja, alat tenun, tempat tidur dsb), Guna memperoleh hasil cuci tangan yang optimal Pasien
dan keluarga disarankan mencermati dan mengikuti petunjuk 6 (enam)langkah mencuci
tangan yang diberikan oleh petugas atau panduan cuci tangan yang ada di rumahsakit.
2. Membatasi pengunjung pasien
Selama pasien dirawat di rumah sakit seyogyanya pasien tidak berinteraksi dengan banyak
orang karena berisiko terpapar kuman dari pengunjung dalam keadaan pertahanan
diri yang relatif rendah dengan demikian peran keluarga diperlukan untuk membatasi
pengunjung yang kontak dengan pasien.
3. Menerapkan etika batuk yang benar
Keluarga dan pengunjung yang batuk berisiko menyebarkan kuman melalui partikel halus di
udara dengan demikian bila sedang mengalami batuk keluarga perlu menggunakan
masker atau menerapkan tehnik perlindungan yang benar saat batuk yaitu menutup mulut dan
hidung menggunakan linen.
4. Adapun peran keluarga sebagai partner pasien untuk mencegah
terjadinya bahaya
1.Keluarga berperan secara aktif dalam menjaga keselamatan pasien di pelayanan
kesehatan yaitu memberikan informasi pasien yang benar, jelas, lengkap dan
jujur,mengetahui dan melaksanakan kewajiban serta tanggung jawab pasien maupun
keluarga,keluarga dapat mengajukan pertanyaanpertanyaan untuk hal yang tidak
dimengerti,keluarga memahami dan menerima konsekuensi pelayanan, keluarga
harus dapat memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa dalam proses bersama
tim medis untuk mengelola pasien, serta keluarga memenuhi kewajiban finansial yang
disepakati.
2.Penerapan enam sasaran keselamatan pasien dan peran keluarga dalam menjaga
keselamatan pasien
a.Ketepatan identifikasi pasien
Untuk pasien dalam keadaan tidak sadar, gelisah, mengalami gangguan penglihatan,
pendengaran, gangguan proses berpikir dan lain sebagainya yang tidak mampu
melakukan identifikasi diri dengan benar maka peran keluarga adalah memberikan data
Diri pasien sesuai dokumen data diri pasien, pasien dan keluarga harus memahami fungsi
gelang dan patuh menggunakan gelang identitas tersebut selama rawat inap karna
gelangtersebut dipakai oleh tim kesehatan untuk memastikan kebenaran identitas dan
faktorresiko pasien saat memberikan pelayanan, pasien dan keluarga kooeratif saat dilakukan
verifikasi identitas oleh petugas saat akan melakukan tindakan, memberikan
obat,mengambl prepart untuk pemeriksaan laboratorium dan sebagainya.
b.Peran keluarga dalam menjembatani komunikasi yang efektif antar pasien dan tenaga medis
yaitu :menunjuk atau menetapkan anggota keluarga yang diberi kewenangan
untukberkomunikasi dengan tenaga medis. Ini bertujuan untuk memastikan
komunikasiberlaksung efektif dan berkesinambungan, tidak mengalami ranttai komunikasi
yangpanjang dan kompleks yang berisiko menyebabkan perubahan makna isi informasi.
c.peran keluarga dalam pemberian obat yang aman
Memberikan informasi dan data terkait kondisi pasien kepada tenaga medis dengan benar dan
jelas.Memberikan informasi kepada petugas medis bila ada kejadian tidak Memberikan
informasi yang lengkap tentang riwayat obat yang pernah pasien pergunakan sebelum datang
ke rumah sakit.Keluarga memberikan informasi tentang riwayat alergi atau reaksi yang
dialami saat pasien menggunakan obat tertentu.Keluarga mendukung pengawasan pemberian
obat selama rawat inap dengan cara memastikan identitas pasien dengan benar, menanyakan
jenis obat yang diberikan,tujuan pemberian, dosis dan waktu pemberian.
d.Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi.
Tindakan operasi merupakan salah satu prosedur yang mungkin dilakukan pada pasien untuk
mengatasi masalah kesehatannya. Salah satu prosedur sebelum operasi adalah proses
verifikasi. Sehingga peran pasien dan keluarga adalah memberikan informasi yang benar dan
bekerja sama secara kooperatif dengan tenaga medis.
e.Peran keluarga dalam mengurangi resiko infeksi di pelayanan kesehatan.Rumah sakit
merupakan tempat berkumpulnya berbagai jenis kuman sedang pasien yang di rawat di
pelayanan kesehatan memiliki daya tahan tubuh yang lemah maka dari itu diperlukan suatu
proses bersama untuk mencegah timbulnya infeksi lain yang tidak berhubungan dengan
penyakit utama pasien. Peran keluarga dalam mengurangi risiko tersebut adalah.Menerapkan
prosedur cuci tangan yang benar. Keluarga memilki kemungkinan kontak langsung dengan
pasien sehingga untuk melindungi diri sendiri dan pasien dari perpindahan kuman dianjurkan
kepada keluarga untuk menerapkan prosedur mencuci tangan yang baik dan benar pada 5
momen yaitu sebelum kontak dengan pasien, sesudah kontak dengan pasien, sesudah ke
toilet, sebelum dan sesudah makan. Perlu diketahui bahwa lingkunga sekitar pasien juga
beresiko terpapar dengan kuman maka dianjurkan untuk mencuci tangan saat kontak dengan
benda-
benda di sekitar pasien.Membatasi keluarga yang mengunjungi pasien. Selama berada di
pelayanan kesehatan seharusnya pasien tidak terlalu berinteraksi dengan banyak orang
karenaberisiko terpapar kuman dari pengunjung lain dalam kedaan pertahan tubuh yang
relatif lemah.Pasien dan keluarga menerapkan etika batuk baik dan benar. Hal ini dikarenakan
keluarga, pasien, dan pengunjung yang batuk beresiko menyebarkan kuman dan virus melalui
partikel halus di udara. Oleh karena itu, baik pasien, keluarga atapengunjung harus
menerapan etika batuk yang baik dan benar.
f.Keluarga berperan dalam mengurangi tingkat resiko pasien jatuh.Setiap pasien memilki
kemampuan dan keterbatasannya selama berada di fasilitas kesehatan. Sehingga pasien
sangatlah membutuhkan keluarga sebagai pendamping. Sehingga rumah sakit mengambil
tindakan untuk mengurangi resiko pasien jatuh dengan melakukan pengkajian faktor-faktor
yang dapat menyebabkan jatuh seperti, penggunaan obat, gaya jalan dan keseimbangan, alat
bantu berjalan atau saat istirahat berbaring di tempat tidur. Sehingga adapun peran keluarrga
yaitu Memastikan penanda pasien beresiko jatuh berupa gelang kuning selalu dipakai oleh
pasien Pasien dan keluarga tidak boleh memindahkan atau melepas kartu kuning yang
dipasang petugas di dekat tempat tifur pasien atau di depan kamar pasien karena kartu
tersebut merupakan penanda untuk mewaspadai pasien beresiko jatuh.Pasien dan keluarga
harus memastikan diri untuk memahami informasi yang diberikan oleh tenaga medis agar
dapat mendukung pencegahan pasien jatuh. Informasi yang perlu diketahui oleh pasien
maupun keluarga adalah faktor resiko jatuh yang teridentifikasi seperti obat yang digunakan,
kesadaran pasien, keseimbangan saat berjalan, tindakan pencegahan jatuh yang perlu
dilakukan, cara untuk meminta bantuan, cara menggunaka bel atau sarana komunikasi di
ruangan, cara mengatur pengamanan tempat tidur pasien,penggunaan tali pengaman dan lain
sebagainya.Hal-hal di atas merupakan peran keluarga sebagai partner pasien untuk mencegah
kejadiantidak diharapkan dapat terjadi kepada pasien. Sangatlah penting setiap keluarga
memahami dengan baik peranannya dalam menjaga keselamatan padiharapkan
(KTD).Keluarga dapat meminta informasi yang diperlukan kepada tenaga medis.
BAB III
PENUTUP
D. KESIMPULAN
Pengelolaan pasien rawat inap tidak hanya mejadi tanggung jawab tim kesehatan tetapi
melibatkan juga pribadi pasien sendiri dan keluarga, maka setiap bagian perlu menjalankan
peran masing-masing sesuai tugasnya. Terutama keluarga, yang berperan aktif dalam menjaga
keselamatan pasien dari berbagai bahaya karena hampir setiap tindakan medis menyimpan
potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien
dan staf rumah sakit yang cukup besar,merupakan hal yang potensial bagi terjadinya bahaya
dan adverse events Disinilah peran keluarga sebagai partner pelayanan kesehatan sangat
penting untuk mencegah terjadinya bahaya atau adverse events. Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) / Adverse Event Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan
pada pasien karena suatu tindakan (“commission”) atau karena tidak bertindak (“omission”),
bukan karena “underlying disease” atau kondisi pasien. Dengan pengetahuan keluarga
tentang keselamatan pasien maka akan mengurangi resiko terjadinya kejadian yang tidak
diinginkan (bahaya bagi pasien). Karena juga merupakan tugas dan tanggung jawab keluarga
untuk tetap menjaga pasien tetap dalam keadaan yang aman, apalagi tugas dan tanggung
jawab perawat tidak hanya berfokus pada satu pasien saja tetapi masih banyak pasien yang
harus ditangani.
Untuk mengetahui teknologi keselamatan pasien dan cara kerja tim yang baik dan benar di
rumahsakit demi keselamatan pasien tersebut.
E. SARAN
Sebagai tenaga kesehatan kita harus mempelajari penggunaan teknologi keselamatan pasien
dan cara kerja tim dalam keselamatan pasien dan tentang Peran pasien dan keluarga sebagai
partner di pelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya bahaya dan adverse events agar
dapat melakukan tindakan dengan baik dan benar sesuai standarpelayanan kesehatan pada
pasien supaya terjaminnya keselamatan pasien dari semua tindakan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar Nabillah, Neffrety Nilamsari. (2017). Pengetahuan dan Sikap Keluarga Pasien
Rawat
Inap Rumah Sakit Haji Surabaya . Jurnal manajemen kesehatan universitas Airlangga
3(1), 49-61.Bostwick, A. D and Beesley, S. J. (2018). Family Role in Patient Safety in the
Intensive CareUnit:
A Guide to Understanding, Engaging, and Supporting at the Bedside.
FamiliesintheIntensiveCareUnit.277-287
Collier, A., Sorensen, A., and Idema, R. (2016). Patients' and families' perspectives of patient
safety at the end of life: a video-reflexive ethnography study. International Journal for
QualityinHealthCare.28(1),66-73
Fitrawati, Pabuty Putra. (2012). Pelaksanaan Program Keselamatan Pasien di RSUD
Solok.JurnalKesehatanMasyarakat6(2),73-79.
Fitriana Yuni, Kurniasari Pratiwi. (2018). Pelaksanaan Patient Safety Di Rumah Sakit Umum
Daerah Dan Rumah Sakit Umum Swasta Bantul Berdasarkan Ketentuan Undang-Undang
nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Jurnal akademi kebidanan Yogyakarta,
7(1),28-39.Ismainar, H. (2019). Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Yogyakarta: Deepublish
Juniarti Nanda Hani, Ahmad Agid Mudayana (2018).Penerapan Standar Keselamatan Pasien
DiRumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal kesehatan poltekes
Ternate,11(2),93-108.Putri. P. (2016). Peran Keluarga Menjaga Keselamatan Pasien Rawat
InapdiRumahSakit.Pantiwilasa.com.
Rivai, F.,dkk. (2016).
Faktor Yang Berhubungan Dengan Implementasi Keselamatan Pasien Di
Rsud Ajjappannge Soppeng Tahun 2015. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia . 5(4).
155-156 Simamora, R.H. (2019). Buku ajar pelaksanaan identifikasi pasien. Uwais Inspirasi
IndonesiaTriwibowo, C.,dkk. (2016). Handover Sebagai Upaya Peningkatan Keselamatan
Pasien (Patient Safety) Di Rumah Sakit.
Jurnal Keperawatan Soedirman.11 (2). 77-79.
Tutiany, Lindawati, Paula Krisanti. (2017).Manajemen Keselamatan Pasien.Jakarta:
KementrianKesehatanRepublikIndonesia.
Yusuf Muhammad. (2017). Penerapan Patient Safety Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin. Jurnal keperawatan universitas Syiah Kuala Banda A

LAMPIRAN SOAL
A. Menggunakan sistem infromasi keperawatan kecuali?
a. Peningkatan dan kualitas pelanganan klinik meningkatkan kepatuhan petugas
langanan kesehatan terhadap guideline
b. Penghematan biaya dari penggunaan kertas untuk pencatatan
c. Penyimpanan data pasien menjadi lebih lama
d. Mudah mendapat infromasi klinik dari pasien dalam satu lokasi
e. Mengurangi produktivitas kerja
B. Pencerapan sasaran keselamatan pasien dan pearan keluarga dalam menjaga
keselamatan pasien meliputi?
a. Mengurangi risiko infeksi
b. Tingkat berisiko jatuh
c. Ketatapan identitas pasien
d. Tindakan keperawatan
e. Alat bantu berjalan atau beristrahat
C. Kerja tim dalam peningkatan keselamatan pasien?
a. Mempercepat proses pelegunaan kesehatan
b. Menurunkan biaya perawat pasien
c. Memastikan keputusan pasien dalam pengabaikan keputusan medis
d. Mengebaikan keputusan pasien dalam kputusan medis
e. Mengabaiakan pertanyaan pasien
D. Setiap rumah sakit wajib melakukan upaya penerapan sasaran keselamatan
pasien.dibahwa ini yang bukan merupakan sasaran keselamatan pasien adalah?
a. Indentifikasi pasien dengan benar
b. Mencegah keselahan pembedah
c. Meningkatnya risiko jatuh
d. Meningkatkan komunikasi staf
e. Mengunakan obat-obatan dengan aman
E. Teknologi yang dapat membantu meningkatkan keselamatan pasien?
a. Barkot pada obat dan identifikasi pasien
b. Penggunaan obat tradodisonal
c. Pemberian obat tanpa resep dokter
d. Pengobatan dengan tanaman herbal
e. Memberiakan obat tanpa dosis
Kunci Jawaban
No. Soal Jawaban yang
tepat
1 e
2 d
3 c
4 c
5 a

Anda mungkin juga menyukai