Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

“PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI”

Oleh
KELOMPOK 3
( D / 2020 )

ANGGOTA
1. Miftahul Nabighoh K. (052011133213)
2. Avif Muhammad Zaki Hidayat (052011133214)
3. Kirana Sekar Laras (052011133215)
4. Tashaufa Annisa Haq (052011133216)
5. Sitya Fibriani (052011133217)
6. Reza Fahlevy Firmansyah Putra (052011133218)
7. Gladyza Nanda Mega Silvana (052011133219)
8. Sofiah Salsabilla (052011133220)
9. Rafiif Athilla Rahman (052011133221)
10. Thalia Vanessa Hartono (052011133222)
11. Alya Az Zahro (052011133223)
12. Aurellia Chance Wijaya (052011133225)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
Laporan harus memuat hal-hal berikut: alat dan bahan, metode, hasil, dan pembahasan

1. Alat dan Bahan


● Alat
A. Seperangkat Alat Stahl : Labu bulat 1000 mL, Pendingin, dan Buret 0,5 mL dengan
skala 0,01 mL

B. Gelas Ukur 500 mL

C. Gelas beker 50 mL

D. Mikropipet 1 mL

E. Labu alas bulat 1000 mL


F. Cawan Porselen

G. Spatel/ sendok

H. Batu didih

I. Corong serbuk

J. Kawat

● Bahan
A. Serbuk bahan baku herbal Curcumae Xanthorrhizae Rhizome
B. Air suling

C. Toluen/xylene

2. Metode
1. Persiapan
a. Menggunakan jas lab, sarung tangan lateks, dan masker.
b. Menyiapkan alat dan bahan praktikum yang akan digunakan.
c. Mencuci alat-alat yang akan digunakan dengan air mengalir sampai bersih,
kemudian dikeringkan.

2. Penimbangan Simplisia
a. Nyalakan neraca analitik dan “nol” kan terlebih dahulu.
b. Letakkan cawan porselen di dalam neraca analitik, catat berat cawan porselen.
c. Kemudian tekan tombol “tare” sehingga berat cawan porselen terbaca nol.
d. Masukkan bahan serbuk simplisia Curcumae Xanthorrhizae Rhizome secara
perlahan ke dalam cawan porselen dengan menggunakan spatel.
e. Timbang bahan serbuk simplisia Curcumae Xanthorrhizae Rhizome sebanyak
25 mg, yang diperkirakan mengandung 0,3 mL minyak atsiri.
f. Catat berat (gram) yang tertera pada neraca analitik hingga 4 digit di belakang
koma.
g. Lakukan replikasi sebanyak 3 kali (jumlah yang ditimbang tidak boleh kurang
dari 90% serta tidak boleh lebih dari 110% jumlah yg tertera).
3. Penetapan Kadar
a. Memasukan batu didih ke dalam labu alas bulat 1000 mL dengan memiringkan
labu alas bulat.
b. Siapkan corong serbuk pada labu alas bulat lalu, bahan yang sudah ditimbang
dimasukan menggunakan spatel.
c. Masukkan air suling sebanyak 275 mL ke dalam labu alas bulat (dengan
membilas sisa serbuk pada corong serbuk).
d. Rangkai labu alas bulat, pendingin dan buret seperti rangkaian alat Stahl
berikut:

e. Masukkan 25 mL air suling melalui tabung (air dimasukkan secara perlahan).


f. Jika ada gelembung udara pada tabung, gelembung dapat dihilangkan dengan
menggunakan kawat.
g. Diambil sebanyak 0,2 mL toluen/xylene dengan mikropipet lalu masukkan ke
dalam buret.
h. Menyalakan alat pemanas dan biarkan mendidih selama 45 menit (proses
penyulingan berlangsung lambat tetapi teratur).
i. Matikan alat pemanas setelah mendidih 45 menit (biarkan selama tidak kurang
dari 15 menit).
j. Minyak atsiri yang terdestilasi diturunkan ke dalam buret dengan memutar kran
(lakukan secara perlahan hingga skala buret “NOL”).
k. Catat volume minyak atsiri pada buret.
l. Hitung kadar dalam satuan %v/b.

3. Hasil

Replikasi Berat Ekstrak Vol Toluen Vol Toluen


(gram) Awal (mL) Akhir (mL)

1 25,0168 0,22 0,53


2 25,0213 0,21 0,53

3 25,0183 0,21 0,51

a. Rumus perhitungan
Penentuan kadar minyak atsiri dapat dihitung dengan % v/b.
Untuk rumusnya :

[𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙](𝑚𝑙)


𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐴𝑡𝑠𝑖𝑟𝑖 = × 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 (𝑔)

b. Perhitungan % kadar minyak atsiri

4. Pembahasan :
1. Menjelaskan bagaimana menentukan jumlah sampel yang harus ditimbang (merujuk
pada FHI jilid II)
Pada praktikum ini, simplisia yang digunakan adalah Curcumae Xanthorizae
Rhizoma atau Rimpang temulawak yang berasal Curcuma Xanthoriza dari suku
Zingiberacea. Menurut Farmakope Herbal Indonesia Edisi II, kadar minimal minyak
atsiri yang terkandung dalam temulawak tidak kurang dari 1,20% v/b dan mengandung
0.3 mL minyak atsiri, jika
kadar total minyak atsiri (%v/b) = (volume minyak atsiri/berat serbuk
simplisia) x 100%
maka, >1,20%v/b = (0,3 mL/berat serbuk simplisia) x 100%, sehingga diperoleh berat
serbuk simplisia yang harus ditimbang adalah >25 gram.

2. Menjelaskan tentang mekanisme proses destilasi yang terjadi


Dalam penentuan kadar minyak atsiri dengan metode destilasi uap Stahl, hal
pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan. Alat-alat yang akan
digunakan dicuci dan dikeringkan untuk mencegah adanya kontaminan yang dapat
mempengaruhi hasil percobaan. Serbuk bahan baku herbal yang sudah tersedia
kemudian ditimbang ke labu alas bulat dan ditambahkan air. Penambahan air bertujuan
agar isolasi minyak atsiri yang terkandung didalamnya dapat lebih optimal sehingga
didapat jumlah minyak atsiri yang lebih banyak.
Rangkai alat stahl, seperti labu alas, pendingin, dan biuret, kemudian isi isi
dengan air melalui tabung. Tambah 0,2 ml toluene/xylene ke dalam buret. Penambahan
toluen/xylene bertujuan untuk mengikat dan menaikkan gaya kohesi minyak atsiri agar
tidak menempel pada dinding tabung dan tidak larut dalam air. Hasil akhirnya, minyak
atsiri yang didapat lebih banyak dibandingkan destilasi tanpa penambahan
toluen/xylene. Kemudian, dilakukan pemanasan selama 45 menit dan dibiarkan selama
15 menit. melakukan pencatatan volume hasil destilasi minyak atsiri dan menghitung
kadar minyak atsiri dalam %v/b.
Pada alat stahl, penggabungan kondensor dan penampung dirancang bertujuan
untuk memperkecil minyak atsiri yang keluar terbawa oleh uap dan untuk memudahkan
mengukur volume minyak atsiri agar diperoleh hasil yang akurat. Proses destilasi pada
praktikum ini membutuhkan waktu sekitar 4-8 jam untuk menjamin isolasi minyak
yang sempurna. Dalam proses destilasi ini, jangan mendidihkan isi labu terlalu cepat
karena uap yang keluar dari sekitar kondensor akan mengakibatkan hilangnya minyak
atsiri.
Prinsip destilasi adalah pemisahan dua atau lebih komponen zat cair
berdasarkan titik didih dan berat jenis senyawa. senyawa yang memiliki titik didih
terendah akan menguap terlebih dahulu. di dalam biuret, senyawa yang memiliki berat
jenis lebih rendah/ minyak atsiri akan berada dibagian atas dan air akan berada di
bagian bawah. kelebihan proses destilasi dengan menggunakan alat stahl yaitu proses
yang dilakukan lebih mudah, alat yang digunakan mudah dicari dan volume minyak
atsiri yang dihasilkan dari pengukuran dapat langsung diukur.
3. Menjelaskan apakah hasil perhitungan memenuhi persyaratan kadar minyak atsiri atau
tidak
Berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia Edisi II, kadar minyak atsiri tidak
kurang dari 1,20% v/b. Pada pengamatan ini, hasil perhitungan kadar minyak atsiri
dalam rimpang temulawak adalah sebesar 1,24% v/b. Maka dari itu, dapat disimpulkan
bahwa kadar minyak atsiri memenuhi persyaratan.

Anda mungkin juga menyukai