Disusun oleh:
Kelompok 5
Mutmainnah 052011133182
Syavina Ade Ismayanti 052011133203
Alya Az Zahro 052011133223
Nafisah Zahrani 052011133228
2021
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang penerapan metode belajar PBL atau
Problem Based Learning dengan judul “Simplisia Papain dari Pepaya”, untuk memenuhi tugas
mata kuliah Farmakognosi. Kami sangat berterima kasih kepada Ibu Aty Widyawaruti yang
telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga kami mendapatkan pengetahuan baru dan
bisa berbagi pengetahuan ini kepada pembaca makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca mengenai problema-problema yang dibahas di makalah ini. Kami
menyadari di dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang
diharapkan, untuk itu saran yang membangun kami perlukan.
Semoga makalah ini dapat dipahami pembaca. Sekiranya makalah ini dapat memberi
manfaat tidak hanya bagi kami, tetapi juga bagi para pembaca. Kami mohon maaf apabila
terdapat kata-kata yang kurang berkenan bagi pembaca.
Penyusun
i
Daftar Isi
ii
A. Sumber Bahan Papain
Papain adalah suatu zat (enzim) yang dapat diperoleh dari getah tanaman pepaya dan
buah pepaya muda. Getah pepaya tersebut terdapat hampir di semua baian tanaman pepaya,
kecuali bagian akar dan biji. Kandungan papain paling banyak terdapat dalam buah pepaya
yang masih muda. Dalam dunia perdagangan dikenal dua macam papain, yaitu papain kasar
(crude papain) dan papain murni (crystal papain). (Winarno, 1986).
Papain murni (crystal papain) adalah hasil pemisahan dan pemurnian papain kasar
menjadi empat macam proteolitik, yaitu papain, chimopapain A, chimopapain B, dan papaya
peptidase (Warisno, 2003). Chimopapain A dan chimopapain B sifatnya agak mirip, maka
keduanya dapat disebut sebagai chimopapain saja. Keempat jenis enzim proteolitik tersebut
biasanya disebut papain saja atau papain kasara. Sifat daya enzimatis papain kasar ini sangat
tinggi karena terdiri dari gabungan keempat enzim tersebut. Papain murni banyak digunakan
dalam industri farmasi (Kalie, 1999)
Bangsa : Violales
Suku : Caricaceae
Marga : Carica
1
Secara morfologi, pepaya merupakan tanaman herba. Batangnya berongga, biasanya
tidak bercabang, dan tingginya dapat mencapai 10 m. Daunnya merupakan daun tunggal,
berukuran besar, dan bercangap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya terdiri dari
tiga jenis, yaitu bunga jantan, bunga betina, dan bunga sempurna. Bentuk buah sampai lonjong.
Batang, daun, dan buahnya mengandung getah yang memilki daya enzimatis, yaitu dapat
memecah protein. Pertumbuhan tanaman papaya termasuk cepat karena antara 10-12 bulan
setelah ditanam buahnya telah dapat dipanen. (Kalie, 1008)
Papain terdiri atas 212 asam amino yang distabilkan oleh 3 jembatan disulfida. Struktur
3 dimensinya terdiri atas 2 domain structural yang berbeda dengan celah di antaranya. Celah
itu mengandung tapak aktif, yang mengandung triade katalisis yang sudah disamakan dengan
kimotripsin. Triade katalisisnya tersusun atas 3 asam amino-sistein-25, histidine-159, dan
asparagin-158.
2
Sifat fisik enzim papain:
Karakteristik Keterangan
fisik
Penampakan Amorf/grandul
Papain terdiri atas 212 asam amino yang distabilkan oleh 3 jembatan disulfida. Struktur
3 dimensinya terdiri atas 2 domain structural yang berbeda dengan celah di antaranya. Celah
itu mengandung tapak aktif, yang mengandung triade katalisis yang sudah disamakan dengan
kimotripsin. Triade katalisisnya tersusun atas 3 asam amino-sistein-25, histidine-159, dan
asparagin-158.
Aktivitas enzim papain cukup spesifik karena papain hanya dapat mengkatalisis proses
hidrolisis dengan baik pada kondisi pH serta suhu dalam kisaran waktu tertentu. Papain
mempunyai pH optimum 7,2 pada susbtrat BAEE (benzoil arginil etil ester); pH 6,5 pada
substrat kasein; pH 7,0 pada albumin dan pH 5,0 pada gelatin (Muchatdi, 1992). Suhu optimal
papain sendiri adalah 500C hingga 600C. Papain relative terhadap suhu, dibandingkan dengan
enzim proteolitik lainnya seperti bromelin dan lisin (Winarno, 1986)
3
Papain termasuk enzim hidrolase yang mengkatalisis reaksi hidrolisis suatu substrat
dengan pertolongan molekul air. Aktivitas katalisis papain dilkukan melalui hidrolisis yang
berlangsung pada sisi-sisi aktif papain. Pemisahan gugus-gugus amida yang terdapat di dalam
protein tersebut berlangsung malelui pemutusan ikatan peptide (Budiman, 2003)
Papain cukup banyak mengandung berbagai macam enzim yang bersifat proteolitik
(pengurai protein). Adapun sifat enzim proteolitik adalah senang menyerang bahan-bahan
protein protein dalam makanan. Bila enzim ini dicampurkan ke dalam makanan maka protein
makanan akan terpecah-pecah menjadi peptide yang selanjutnya akan terpecah-pecah lagi
menjadi bentuk yang lebih sederhana yaitu asam amino (Warisno, 2003). Dalam getah papaya
terkandung enzim-enzim protease yaitu papain dan kimopapain. Lebih dari 50 asam amino
terkandung dalam getah papaya kering anatara alain asam aspartat, treonin, serin, prolin, glisin,
alanine, valin, leusin. Papain merupakan satu dari enzim paling kuat yang dihasilkan oleh
seluruh bagian tanaman pepaya. Contoh enzim proteolitik lainnya adalah bromelin dari nanas,
renin pada sapi dan babi. Pemakaiannya masih jarang lantaran sulit diekstrak dan aktivitasnya
lebih rendah dibanding papain (Muchtadi, 1992). Getah pepaya mengandung ±5% papain,
enzim ini dapat bekerja dalam suasana asam, netral maupun basa. Dapat mencerna daging 35x
beratnya. Papain terdiri dari enzim-enzim proteolitis yang mirip perptidase, daya kerjanya
mengubah protein menjadi dipeptide + polipeptida
Untuk mendapatkan papain, diproduksi dengan menggunakan bahan baku yang perlu disiapkan
adalah getah pepaya. Sementara bahan penolongnya berupa air dan sulfit. Air digunakan
sebagai pengecer getah pepaya, sedangkan sulfit digunakan sebagai pelarut bahan kimia. Hal
tersebut dapat melalui beberapa proses :
Pengambilan getah buah dilakukan pada buah yang sudah berumur 2.5-3 bulan. Buah yang
sedang dalam masa penyadapan harus tetap tergantung pada batang pokoknya. Masa
4
penyadapan buah dapat berlangsung hingga 13 kali.Namun,secara ekonomis penyadapan buah
cukup hanya tujuh kali. Oleh karena interval penyadapannya berlangsung setiap empat hari
sekali maka masa penyadapannya hanya berlangsung selama 28 hari.Waktu yang tepat untuk
melakukan penyadapan adalah pagi hari sebelum matahari terbit, sekitar pukul 05.30 - 8.00,
atau pada sore hari sebelum matahari terbenam, sekitar pukul 17.30 - 18.30.
Penyadapan dilakukan dengan cara menorehkan alat sadap pada kulit buah mulai dari pangkal
menuju ujung buah. Kedalaman torehannya antara 1-2mm. Kedalaman ini perlu diperhatikan
agar luka torehannya dapat cepat sembuh. Banyak torehan setiap buah cukup lima torehan
dengan jarak antar torehan 1 - 2 cm. Setelah ditoreh, getah yang ke luar dari buah segera
ditampung dalam alat tampah penampung getah .
Tampah diletakkan pada batang tanaman yang berupa anyaman bambu dan terdapat banyak
lubang pada tampah tersebut. Agar getah tidak banyak terbuang melalui lubang, sebaiknya alas
tampah tersebut diberi plastik.
Getah hasil penyadapan buah dapat diolah menjadi papain kasar (cured papain).Cara
pengolahannya sebagai berikut. Getah dari penyadapan dicampur larutan sulfit 0.7% sebanyak
empat kali jumlah getah, lalu diaduk hingga merata dengan alat pengaduk (mixer). Campuran
ini biasanya akan membentuk emulsi getah berwarna putih susu yang agak kental. Selanjutnya
emulsi getah dikeringkan hingga menjadi papain kasar.
Untuk mengeringkan emulsi getah menjadi papain kasar dapat dikerjakan dengan berbagai
cara, yaitu :
Cara pengeringan ini hanya mengandalkan panas matahari.Mula-mula emulsi getah dituangkan
merata dalam wadah plastik atau stainless steel setebal 1 cm.Setelah itu emulsi dijemur di
bawah terik sinar matahari. Emulsi akan mengering kalau dijemur dibawah teriknya sinar
matahari selama 8 jam.Getah yang sudah kering berupa papain kasar biasanya berbentuk
serpihan-serpihan tipis berwarna abu-abu hingga kecokelatan. Serpihan- serpihan papain kasar
ini sebaiknya segera dikemas dengan baik.
5
Untuk pengeringan yang menggunakan pengering listrik yang berbentuk kabinet ini diawali
dengan penuangan emulsi getah secara merata dengan ketebalan 1 cm dalam wadah plastik
atau stainless steel. Setelah itu, wadah tersebut dimasukkan ke dalam lemari pengering listrik
atau cabinet drier. Suhu lemari pengering ini sekitar 55℃ . Biasanya getah akan mengering
dalam waktu sekitar 6 jam.Selama pengeringan, senantiasa diatur suhunya tetap stabil sehingga
pengeringan berjalan secepat mungkin.
Papain kasar hasil pengeringan ini berupa serpihan-serpihan tipis berwarna putih sampai
keabu-abuan. Serpihan papain kasar ini segera dikemas dengan baik, setelah papain kasar ini
digiling terlebih dahulu hingga menjadi tepung.
Prosedur Kerja:
1.Persiapan Sampel
Penyadapan getah dilakukan pada buah pepaya yang berumur 2,5-3 bulan. Kulit buah ditoreh
sedalam ± 1 –2 mm dari atas ke bawah. Dari torehan akan menetes getah buah.Tetesan getah
ditampung dalam wadah.
2.Isolasi Papain
Getah yang diperoleh dicampur dengan larutan natrium bisulfit 0,7% sebanyak empat kali
jumlah getah, kemudian diaduk hingga merata sampai terbentuk emulsi berwarna putih susu
yang agak kental. Kemudian emulsi dituangkan merata dalam cawan petri, kemudian
dikeringkan dalam oven pada suhu 50 – 60 °C.
6
ammonium sulfat 20%. Supernatan kemudian ditambah dengan 5,65 g ammonium sulfat untuk
memperoleh fraksi 40%. Campuran lalu diendapkan dengan cara disentrifuge pada kecepatan
4000 rpm selama 15 menit kemudian supernatan dipisahkan dari endapannya. Endapan
dilarutkan dengan Tris-HCl 50 mM pH 7,0 dengan volume sesedikit mungkin. Larutan ini
merupakan fraksi ammonium sulfat 40%. Supernatannya kembali ditambahkan 6 g ammonium
sulfat untuk memperoleh fraksi 60%. Campuranlalu diendapkan dengan cara disentrifuge pada
kecepatan 4000 rpm selama 15 menit kemudian dipisahkan antara supernatan dan endapannya.
Endapan dilarutkan dalam Tris-HCl 50 mM pH 7,0 dengan volume sesedikit mungkin. Larutan
ini merupakan fraksi ammonium sulfat 60%. Supernatannya kembali ditambah 6,45 g amonium
sulfat untuk memperoleh fraksi 80%. Campuran lalu diendapkan dengan cara disentrifuge pada
kecepatan 4000 rpm selama 15 menit kemudian dipisahkan antara supernatan dan endapannya.
Dilarutkan dalam Tris-HCl 50 mM pH 7,0 dengan volume sesedikit mungkin. Larutan ini
merupakan fraksi ammonium sulfat 80%.
2.Dialisis
Dialisis dilakukan dengan memasukkan fraksi-fraksi enzim ke dalam kantong selofan.
Kemudian enzim dalam plastik selofan ini direndam dalam buffer Tris-HCl 50 mM. Untuk
mengetahui masih adanya garam ammonium sulfat dalam larutan enzim, dilakukan uji
kualitatif ammonium sulfat yaitu dengan menambahkan larutan BaCl21% (b/v) ke dalam
cuplikan buffer Tris-HCl.
D. Kontrol Kualitas
Kualitas papain sangat ditentukan oleh kekuatan atau kemampuan papain untuk
memecah protein. Kemampuan papain ini disebut aktivitas proteolitik (Proteolytic activity)
yang sering dinyatakan dengan satuan unit.
Sehubungan dengan metode analisisnya maka dikenal beberapa macam satuan unit
diantaranya:
7
ingredient), seperti sukrosa, dan minyak atsiri, yang sering dijumpai pada
sumber-sumber standar bahan tambahan pangan lainnya.
4. SU (Soxhlet Unit).
8
komponen lainnya yang tidak tahan panas karena pemanasan ekstrak yang
dilakukan secara terus menerus (Tiwari et al., 2011).
Kualitas enzim papain ditentukan juga oleh beberapa faktor. Adapun faktor – faktor
yang mempengaruhi kualitas enzim papain adalah :
1. Suhu
Suhu sangat mempengaruhi terhadap kualitas papain. Jika suhu terlalu rendah
papain yang dihasilkan kualitasnya rendah, jika terlalu tinggi papain menjadi gosong
dan kualitasnya turun. Suhu yang baik antara 55 – 60 derajat celsius. (Sinar Tani, 1988
).
2. Waktu Pengeringan
3. Penambahan Sulfit
Untuk membuat enzim papain, bahan baku yang perlu disiapkan adalah getah
pepaya. Sementara bahan penolongnya air dan sulfit. Sulfit yang dapat digunakan
antara lain natrium bisufit,natrium metabisulfit. Air digunakan sebagai pengencer.
Sulfit digunakan sebagai bahan pengawet (Dudung Muhidin, 2001).
Papain adalah zat yang mudah rusak karena oksidasi udara baik yang terjadi
selama pembuatan maupun penyimpanan. Untuk menghindari kerusakan papain perlu
ditambahkan zat pengawet didalam pembuatan papain. Misalnya dapat dipakai natrium
bisulfit yang dapat dicampurkan pada getah baik sebelum atau sesudah pengeringan.
Konsentrasi yang baik adalah 0,7 % natrium bisulfit (Gema penyuluhan pertanian,
1982).
E. Manfaat Papain
9
Papain dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam preparat farmasi seperfi
untuk obat gangguan pencemaan protein, dispesia, gastritis, serta obat cacing.
Papain juga dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam pembuatan krim
pembersih kulit, terutama muka. Ini disebabkan papain dapat melarutkan sel-sel
mati yang melekat pada kulit dan sukar teriepas dengan cara fisik. Selain itu,
papain pun - sering dijadikan bahan aktif dalam pembuatanPasta gigi. Papain
dalam pasta gigi dapat membenihkan sisa protein yang melekat pada gigi. Sisa
protein ini sering menimbulkan bau busuk bila terlalu lama dibiarkan.
• Manfaat papain di bidang industry
Papain dapat digunakan dalam industri pengolahan daging. Daging dari hewan
tua pun dapat menjadi lunak kalau menggunakan papain. Biasanya daging
hewan tua bertekstur sangat keras (alot). Dengan demikian hadimya papain
dapat menaikkan ekspor atau impor hewan tua yang sebelumnya tidak laku di
pasaran. Papain sebagai pelunak daging (meat tenderizee) banyak
diperdagangkan dalam kemasan kecil sesuai kebutuhan rumah tangga. Papain
ini sudah dicampur bahan lain seperti gula dan garam agar kandungan
papainnya tidak terlalu kuat.
Selain beberapa manfaat di atas, papain pun dapat digunakan untuk beberapa kebutuhan, baik
untuk industri maupun untuk keperluan rumah tangga. Adapun beberapa manfaat lain dari
papain tenebut antara lain:
a. Bahan pencucian kain sutera (deterjen) untuk membuang serat yang berlebihan
b. Bahan pencuci lensa sehingga menjadi lembut.
c. Bahan pelarut gelatin dalam proses perolehan kembali (recovery) perak dari
film yang sudah tidak terpakai.
d. Bahan perenyah pada pembuatan kue kering seperti cracker.
e. Bahan penjemih pada pembuatan minuman teh, serta
f. Bahan penggumpal susu pada pembuatan keju sehingga menghilangkan
keraguan sebagian konsumen tentang pemakaian renin dari usus babi untuk
mengumpalkan susu.
F. Daftar Pustaka
10
• Budiman, A. 2003. Kajian Terhadap Pengaruh Etanol Sebagai Bahan Pengendap dan
Pengaruh Air, Buffer Fosfat serta Etanol pada EKstraksi Papain. [skripsi]. Bogor.
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
• Febriyanto, M.A. 2017. Studi Ekstraksi dengan Metode Soxhletasi pada Bahan Organik
Umbi Sarang Semut (Myrmecodia pendans) sebagai Inhibitor Organik. Skripsi. Jurusan
Teknik dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya.
• Hargyanti, Febryna. 2008. Pengaruh Konsentrasi NH4C1 terhadap Produksi Enzim
Proteolitik Termostabil. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Surabaya.
• Ismaya, Devina. 2013. Proses Pemisahan Enzim Papain Dari Buah Pepaya Dengan
Ekstraksi Padat-Cair. [Skripsi], Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, Jakarta
• Kalie, M. 1999. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swa
• Kalie, M. 2008. Bertanam Pepaya. Jakarta: Penebar Swadaya
• Muchtadi, (1992), Pengolahan Hasil Pertanian II Nabati, Jurusan THP, IPB, Bogor.
• Sani. 2008. Penambahan Natrium, Bisulfit pada Kualitas Enzim Papain dari Getah
Pepaya secara MCU. Surabaya:Unesa University Press.
• Warisno. 2003. Budidaya Tanaman Pepaya. Yogyakarta: Kanisius.
• Winarno, F. G. 1986. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
• Institut Pertanian Bogor. Enzim Papain dari Papaya, Tortilla, Bawang Gorang
Kemasan, Produk Awetan Tempe, Produk Awetan Tahu. Jurusan Teknologi Pangan
dan Gizi
.(https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/26975/1/Pusbangtepa_Enzim
%20papain%20dari%20pepaya.pdf).
• Res,Ind.J.Chem.Res.2015.Indonesian Journal of Chemical Research vol.2 no.2.
Ambon: Pattimura University.
11