Anda di halaman 1dari 24

ISI PENDIDIKAN

Kelompok 4
01 02 03
Tegar Rahmanuaji Raditya
Imam Hadi Razak
Noval
21518244012
Ihsan
21518244019 Akhrizi
21518244026

04
Abdullah Syafiq
05
Alifta Mutiara 06
Raikhan Alfannas
21518244028
Yasmin
21518244031 21518244034

07 08
Bagas Rahmad Salsabila Bintang
Aji
09
Septian
Rahmawan
21518244036 Sya’bania
21518244044 21518244046
POKOK
PEMBAHASAN
1. Pengertian Isi Pendidikan
2. Isi Pendidikan dan Pandangan Hidup
3. Macam-macam Isi Pendidikan
4. Macam-macam Pendidikan menurut Isi Pendidikannya
5. Kurikulum
6. Isu Mengenai Isi Pendidikan
Pengertian 01.
Isi Pendidikan
Pengertian Isi Pendidikan
Isi pendidikan adalah materi didik yang mampu mengantar anak didik
dewasa yang susila
atau manusia utuh yang berbudaya. Isi pendidikan tersebut berupa nilai-
nilai yang tersusun sebagai sistem nilai. Yang disebut nilai adalah sesuatu
yang berharga, yang berguna, yang diinginkan; singkatnya, yang baik.

Pendidikan dapat disebut sebagai proses transfer (pemindahan) nila-nilai,


dari orang dewasa yang susila atau manusia dewasa yang utuh dan
berbudaya kepada anak didik, yaitu manusia muda yang belum dewasa
dan perkembangan menuju manusia yang utuh dan berbudaya. Transfer
nilai dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu transmisi dan transformasi.

Isi pendidikan dapat dibedakan sesuai pengertian umum dan pengertian


khusus. Dalam pengertian umum, isi pendidikan adalah nilai-nilai yang
telah dipaparkan di atas. Dalam pengertian khusus, yaitu pengajaran, isi
pendidikan adalah informasi atau ilmu atau pengetahuan yang ditransfer
oleh pengajar kepada si pembelajar. Sesungguhnya, informasi, ilmu, dan
Isi Pendidikan
dan
Pandangan 02.
Hidup
Isi Pendidikan dan Pandangan Hidup

Isi pendidikan itu selalu sesuai dengan


pandanagn hidup, falsafah dan ideologi
masyarakat (keluarga, bangsa, negara)
dimana proses mendidik dan di didik itu terjadi.
Untuk masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia pandangan hidup, falsafah, ideologi
atau nilai-nilai yang dicita-citakan, yang
diinginkan bersama itu adalah pancasila.
Pancasila adalah dasar dan tujuan bagi
masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
Macam- 03.
macam
Isi Pendidikan
Isi Pendidikan dan Pandangan Hidup
Pandangan tentang kebutuhan manusia secara umum dapat ditelusuri dari
pendapat ahli filsafat yang terkait, diantaranya :
1. Abraham Maslow
Maslow menyusun kebutuhan manusia secara hierarkhis dari yang paling
bawah :
a) Kebutuhan fisiologis atau biologis (physiological need, biological need),
seperti makan, minum, dan tidur.
b) Kebutuhan rasa aman (security, safety), seperti tubuh yang sehat,
pakaian, rumah untuk berlindung.
c) Kebutuhan sosial (belonging), saling mencintai dan menerima, seperti
berteman, berkeluarga, berkelompok atau bermasyarakat.
d) Kebutuhan penghargaan atau harga diri (self-respect, esteem).
e) Kebutuhan pengakuan atau aktualisasi diri (self-fulfillment), seperti
2. Drijarkara
Drijarkara, menyusun nilai-nilai pendidikan menurut rumusan tujuan dalam
Sisdiknas 2003 dari yang rendah ke yang tinggi, yaitu :
a) Nilai vital (jasmani), seperti makan, minum, pakaian, perumahan; berkonotasi
dengan "sehat".
b) Nilai seni (keindahan), seperti rasa bahagia dengan barang-barang yang halus,
bagus, indah; berkonotasi dengan "kreatif, indah".
c) Nilai kebenaran, seperti ilmu pengetahuan, pengartian, pemahaman;
berkonotasi dengan "cerdas, berilmu, cakap".
d) Nilai kesusilaan (moral, etika), seperti cinta sesama, saling menghormati,
bekerjasama, inklusif, pluralisme; berkonotasi dengan
berakhlaq mulia dan berbudi luhur, warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab".
e) Nilai religius (jiwa keagamaan) yaitu pengakuan dan tunduk kepada Tuhan
Macam-macam
Pendidikan
menurut Isi 04.
Pendidikannya
Macam-macam Pendidikan menurut Isi
Pendidikannya
a. Pendidikan jasmani dan keterampilan
Pendidikan ini bertujuan untuk menumbuhkan potensi-potensi
tubuh atau fisik menjadi lebih tinggi atau lebih besar dan lebih
kuat hingga matang untuk menunaikan tugas atau fungsi
perkembangan fisik dan kesehatannya termasuk tugas
perkembangan seksual untuk memberikan keturunan.
Pendidikan ini dimulai di keluarga secara informal, diteruskan
atau dibantu dalam masyarakat umum secara nonformal, dan di
sekolah-sekolah secara formal dalam bidang pelajaran olahraga
dan kesehatan. Pendidikan jasmani dan keterampilan ini
memenuhi kebutuhan tingkat dasar / rendah, yaitu kebutuhan
fisiologis / biologis dan kebutuhan rasa aman, termasuk
pertumbuhan ranah psikomotorik.
b. Pendidikan seni

Pendidikan seni mengutamakan perkembangan rasa seni pada anak didik. Dengan
pendidikan seni pada diri anak didik ditanamkan nilai-nilai keindahan, keteraturan,
keselarasan, keseimbangan, dan keharmonisan. Khusus untuk anak yang berbakat,
pendidikan seni dapat menggembangkan bakat seni tersebut menjadi seorang
seniman, tetapi tidak setiap peserta didik di didik menjadi seniman. Sesunguhnya
sampai taraf tertentu setiap orang adalah seniman karena sifat kodratnya yang unik.
Pendidikan seni dapat dibiasakan mulai dari lingkungan keluarga, dengan mengatur
dan merawat rumah, kamar dan kebun; dilanjutkan di lingkungan masyarakat umum
dan juga di sekolah-sekolah. Ditinjau dari taksonomi Bloom, pendidikan seni dapat
dimasukkan dalam pengembangan ranah afektif, utamanya pada aspek emotif.

c. Pendidikan moral

Pendidikan moral utamanya mengembangkan kesadaran diri agar mampu memahami


dirinya di tengah-tengah pergaulan dengan orang lain dan lingkungannya, sebagai
anggota keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, bahkan juga sebagai warga dunia
secara global. Pendidikan moral berarti proses menanamkan nilai-nilai kebaiakn untuk
dapat diinternalisai (dibatinkan) dalam diri anak didik hingga memahami mana yang
baik untuk dilaksanakan dan amana yang buruk untuk dihindarkan. Dilihat dari
kebutuhan manusia, pendidikan moral telah masuk dalam kebutuhan tingkat tinggi
d. Pendidikan agama
Pendidikan agama menanamkan nilai-nilai keagamaan atau jiwa dan
semangat agama yang disebut religiusitas. Pendidikan agama
dimaksudkan untuk membantu anak didik membentuk kecerdasan
beragama, yaitu mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa, taat
menjalankan ibadah agama, mengakui dan menghargai keberadaan
agama dan umat beragama yang berbeda. Pendidikan agama menjadi
hak asasi dan otoritas mutlak dari orangtua, maka pendidikan agama
utamanya dilaksanakan dikeluarga. Dari segi kebutuhan manusia,
pendidikan agama memenuhi kebutuhan tingkat tinggi, yaitu pengakuan
diri atau harga diri dan aktualisasi diri, sementara dari taksonomi Bloom
merupakan pengembangan ranah afektif.
e. Pendidikan intelektual
Pendidikan intelektual mengembangkan potensi, kemampuan,
kecerdasan intelektual anak didik dalam menghadapi dan memecahkan
Kurikulu 05.
m
Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum Sebagai Isi Pendidikan


Ada beberapa Terpilih
kriteria yang digunakan untuk memilih
pengetahuan sebagai kurikulum dalam pendidikan, antara lain :
a) Kesesuaian dengan falsafah, pandangan hidup, ideologi,
keyakinan, dan sikap masyarakat.
b) Kesesuaian dengan waktu yang tersedia.
c) Manfaat bagi anak didik.
Teori Kurikulum Pendidikan

Kurikulum terkait erat dengan pendidikan arti khusus, yaitu pengajaran di


sekolah. Moore mengemukakan tiga teori kurikulum, yaitu :

a. Kurikulum Utilitarian
Kata "utilitarian" secara kasar dapat dimaknai dalam dua arti yang berbeda
tetapi terkait, yaitu " bermanfaat" dan "kondusif bagi kebahagiaan umat
manusia". Para ahli filsafat Utilitarian berpendapat bahwa aktifitas manusia
hendaknya meningkatkan kebahagiaan sebagian besar umat manusia.
James Mill, salah seorang pemimpin Utilitarian, menyatakan bahwa tugas
pendidikan adalah membuat pikiran manusia sebagai sumber kebahagiaan,
baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Pendidikan merupakan
suatu acara mempersiapkan anak didik hidup bahagia di dunia ini.
b. Kurikulum Rasionalitas
Kurikulum rasionalitas adalah isi pendidikan yang dipilih dan ditetapkan
untuk menghasilkan pemikiran yang rasional. Dalam buku "The Republic"
kurikulum dirancang untuk menghasilkan manusia yang mampu memahami
bentuk-bentuk realitas (kenyataan hidup) yang berada di balik penampilan
dunia keseharian. Rasionalitas merupakan masalah tindakan yang berdasar
pada alasan yang baik, dan alasan yang baik itu akhirnya tergantung pada
pengetahuan. Tanpa pengetahuan tentang pengalaman manusia tidak akan
mampu bertindak berdasarkan alasan yang baik. Dengan demikian,
pengetahuan akan menjadi paling bermanfaat, yang menyiapkan anak
untuk kehidupan yang rasional, dengan memberikan kepada mereka
landasan intelektual bagi tindakan rasional.

c. Kurikulum Warisan
Inti dari pendidikan adalah menghantarkan anak-anak ke dalam tradisi
publik yang ada melalui pengetahuan. Tradisi publik dapat dipandang
sebagai suatu jenis warisan, suatu tingkat kehidupan dalam hal mana
Isu Mengenai 06.
Isi Pendidikan
Isu Mengenai Isi Pendidikan
1. Radikalisme
Salah satu tantangan utama yang dihadapi bangsa Indonesia berkaitan dengan perkembangan gerakan radikal
adalah berkembangnya ideologi radikal di dalam lingkungan perguruan tinggi dengan menjadikan mahasiswa sebagai
target. Kampus memiliki pengaruh yang besar dan signifikan bagi paham radikal jika tidak dicegah sejak dini.
Bagaimana pengaruhnya jika seorang yang terpelajar, dianggap sebagai tokoh panutan di masyarakat namun
menyebarkan paham radikal? Bisa saja ia memiliki pengikut berpuluh-puluh kali lipat dibandingkan jika yang
menyebarkan paham radikal adalah orang biasa (tanpa latar belakang pendidikan dan ketokohan dimasyarakat). Oleh
karenanya, kampus berpotensi menjadi ladang yang basah bagi pertumbuhan dan penyebaran radikalisme. Sekalipun
pendidikan bukanlah faktor langsung yang dapat menyebabkan munculnya gerakan radikal yang berujung pada
perilaku teror, akan tetapi dampak yang dihasilkan dari suatu pendidikan yang keliru juga sangat berbahaya.
Banyaknya sekolah-sekolah agama dipaksa untuk memasukkan kurikulum-kurikulum umum, sementara sekolah umum
“alergi” memasukan kurikulum agama, dan tidak sedikit orang-orang yang terlibat dalam aksi terorisme justru dari
kalangan yang berlatar pendidikan umum, seperti dokter, insinyur, ahli teknik, ahli sains, namun hanya mempelajari
agama sedikit dari luar sekolah, yang kebenaran pemahamananya belum tentu dapat dipertanggungjawabkan, atau
dididik oleh kelompok aliran agama yang keras dan memiliki pemahaman agama yang serabutan. Pahaman ini tidak
boleh masuk sedikitpun ke dalam lingkungan kampus, karena kampus harus menjadi pilar pemersatu bangsa melalui
para lulusan/alumni di berbagai bidang.

Oleh karena itu, pentingnya pendidikan agama yang harus diperhatikan dalam kehidupan. Ajaran agama yang
mengajarkan toleransi, kesantunan, keramahan, membenci pengrusakan, dan menganjurkan persatuan harus sering
didengungkan. Retorika pendidikan yang disuguhkan kepada ummat lebih sering bernada mengajak bukan mengejek,
lebih sering merangkul bukan memukul, lebih sering mendidik bukan menghardik. Dengan masuknya pemahaman-
pemahaman seperti itu, akan dapat mencegah masuknya pemahaman yang salah dari berbagai pihak yang coba
memberikan pemahaman radikalisme.
2. Problematik Pelajaran Matematika
Matematika itu susah merupakan pernyataan klasik, bagi siswa yang kurang suka, mereka merasa bahwa
belajar matematika menguras pikiran, membosankan, tegang dan membutuhkan konsentrasi penuh, sehingga
merekapun jadi malas belajar matematika.Tidak sedikit guru matematika merasakan kesulitan dalam membelajarkan
siswa bagaimana menyelesaikan problem matematika, banyak peserta didik yang nilainya di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) dan melakukan remedial.Kesulitan ini lebih disebabkan karena adanya suatu faktor. Ada
beberapa faktor penyebab kesulitan dalam belajar, diantaranya :

a) Faktor Fisiologis, yaitu kurang berfunginya dan susunan syaraf. Kesiapan otak dan system syaraf dalam menerima,
memproses, menyimpan ataupun memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan akan menghambat
kegiatan
belajar peserta didik.
b) Faktor kejiwaan, yaitu berkaitan dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) peserta didik untuk belajar
dengan sungguh-sungguh.
c) Faktor Intelektual, yaitu berkaitan dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan peserta
didik.
d) Faktor Kependidikan, yaitu berkaitan dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Dengan
demikian
perlu kita sadari tidak semua siswa mempunyai tingkat intelektual yang tinggi. Kemampuan dan penalaran setiap
siswa dalam menangkap materi pelajaran yang disampaikan berbeda-beda.
- Solusi
Dalam pembelajaran matematika, stategi atau cara sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan kemampuan
matematika seperti yang diharapkan. Untuk melaksanakan pembelajaran matematika secara bertahap, diperlukan
beberapa kecakapan guru untuk memilih suatu cara yang tepat, baik untuk materi ataupun situasi dan kondisi
pembelajaran saat itu, sehingga pembelajaran tersebut dapat merangsang siswa untuk memperoleh kompetensi
yang diharapkan.
Cara yang dapat diterapkan para tenaga pendidik agar peserta didik dapat menyukai pelajaran matematika :
(-) Jangan paksa siswa untuk bisa menguasai matematika meskipun sudah berusaha mengoptimalkan proses belajar
mengajar secara maksimal, tetapi pasti ada beberapa peserta didik yang sulit memahami matematika. Jangan
memaksa
mereka, justru beri motivasi untuk mengasah pelajaran yang mereka bisa.
(-) Ciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan. Menciptakan penyajian materi yang bervariatif dan menarik.
Penyajian materi dalam bentuk permainan, diskusi atau kegiatan outdoor. Hal ini untuk mencegah siswa merasa
bosan
dengan pelajaran matematika. Padukan matematika dengan dunia nyata.
(-) Menyampaikan materi pelajaran matematika dengan bercerita dan member contoh. Memahami matematika bukan
dengan menghafal rumus matematika semata, melainkan dengan berfikir logis dalam memecahkan masalah
matematis.
(-) Gunakan media dan metode yang relevan untuk membantu daya serap anak didik dalam memahami materi, perlu
menggunakan media dan metode, misalkan cara atau rumus cepat, menggunakan alat-alat peraga, dan beberapa
metode lainnya. Tetapi media dan metode harus sesuai dengan materi dan kebutuhan anak didik.
3. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan suatu kebijakan baru pemerintah dalam bidang pendidikan yang diharapkan mampu
untuk menjawab tantangan dan persoalan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia ke depan. Kurikulum 2013 juga
menuntut agar dalam pelaksanaan pembelajaran siswa diberi kebebasan berpikir memahami masalah, membangun
strategi penyelesaian masalah, mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka. Kegiatan guru dalam pembelajaran
adalah melatih dan membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Guru harus
berupaya untuk mengorganisasikan kerjasama dalam kelompok belajar, melatih siswa berkomunikasi menggunakan
grafik, diagram, skema, dan variabel. Diharapkan seluruh hasil kerja selalu dipresentasikan di depan kelas untuk
menemukan berbagai konsep, hasil penyelesaian masalah, aturan serta prinsip yang ditemukan melalui proses
pembelajaran
Kriteria dalam pendekatan ini menekankan beberapa aspek antara lain:
1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran
tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata;
2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis;
3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu
berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran;
4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang
rasional
dan objektif dalam merespon materi pembelajaran;
5) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan;
6) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik dalam sistem penyajiannya.
Terima
Kasih
“Question And Answer”

Anda mungkin juga menyukai