Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


S3 ILMU MANAJEMEN
FILOSOFI ILMU MANAJEMEN

Dosen Pengampuh : Prof. Dr. Anis Eliyana, SE., M.Si.


Nama Mahasiswa : Dewi Putri Anjar Wulan
NIM : 342221007

METHODOLOGY: PHILOSOPHICAL UNDERPINNINGS AND


THEIR IMPLICATIONS

Metodologi didefinisikan sebagai seperangkat metode atau aturan untuk melakukan penelitian
dengan menggunakan "prinsip" dan pendekatan penelitian tertentu. Didefinisikan oleh (Somekh
dan Lewin, 2005: 36), sedangkan Walter (2006: 35) berpendapat bahwa metodologi adalah
kerangka penelitian yang dipengaruhi oleh “paradigma” di mana perspektif teoretis ditempatkan
atau dikembangkan.
Di negara kita sendiri, negara Indonesia, terdapat pengertian landasan teori dalam Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011, yang meliputi “Landasan filosofis adalah aspek atau alasan yang
menunjukkan bahwa peraturan yang dibuat memperhatikan sikap hidup, kesadaran dan cita-cita
hukum yang meliputi suasana kebatinan dan falsafah rakyat Indonesia yang bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”
Berdasarkan metode yang telah ditetapkan seperti yang didefinisikan oleh Somekh dan Lewin di
atas, Dasar filsafat adalah acuan bagaimana seharusnya kita melakukan penelitian secara benar.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang secara filosofis dapat diukur secara positif karena
prinsip penelitian itu adalah logico hypothetico verificative. Dengan demikian, penelitian ini
beroperasi dalam ruang rasional dan empiris yang terikat oleh hipotesis. Metode kualitatif
didasarkan pada positivisme atau kewirausahaan. Menurut filosofi ini, gejala bersifat menyeluruh,
belum tentu dapat diamati dan diukur, hubungan antar gejala bersifat timbal balik, data bersifat
dinamis dan berkaitan dengan nilai. Metode penelitian gabungan adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filosofi pragmatisme (perpaduan antara positivitas dan positivisme).
Ketika menghadapi suatu masalah, seseorang biasanya menanggapi dengan kritis. Contoh aplikasi
ini misalnya semut. Otak manusia memikirkan mengapa ada semut, apakah semut dapat berbicara,
atau apakah mereka juga dapat memikirkan berapa banyak semut yang ada. Dalam kehidupan kita
sehari-hari, seringkali kita dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Orang harus memikirkan
sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Selain itu, juga harus disesuaikan dengan
kemampuannya. Sehingga tidak ada kendala di tengah jalan. Dalam hidup, Anda juga harus
berpikir logis dan rasional untuk menemukan solusi yang tepat. Jika ada masalah se-absurd
mungkin, tetap akan diselesaikan secara logis. Misalnya, jika Anda sakit parah, jangan dikaitkan
langsung dengan okultisme. Sebaliknya, temui dokter terlebih dahulu dan cari tahu penyebab yang
masuk akal. Ketika Anda meneliti menggunakan metode tertentu, Anda harus membuat konsep
terlebih dahulu. Jadi secara implisit, pemikiran kita membutuhkan pemikiran konseptual,
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
S3 ILMU MANAJEMEN
FILOSOFI ILMU MANAJEMEN

Dosen Pengampuh : Prof. Dr. Anis Eliyana, SE., M.Si.


Nama Mahasiswa : Dewi Putri Anjar Wulan
NIM : 342221007

memikirkan terlebih dahulu kerangka penelitiannya seperti apa, metode apa yang akan digunakan,
apakah cocok untuk penelitian kita atau tidak, dll.
Refrensi :
Somekh, B. and Lewin, C. (2005). Research Methods in the Social Sciences. London: Sage.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.
Walter, M. (2006). Social Science Methods: an Australian perspective. Oxford; New York: Oxford
University Press
PLAGIARISM SCAN REPORT

Date 2023-03-11

0%
100%

Words 440
Plagiarised Unique

Characters 3456

Content Checked For Plagiarism

UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS

S3 ILMU MANAJEMEN

FILOSOFI ILMU MANAJEMEN


Dosen Pengampuh : Prof. Dr. Anis Eliyana, SE., M.Si.


Nama Mahasiswa : Dewi Putri Anjar Wulan


NIM : 342221007

METHODOLOGY: PHILOSOPHICAL UNDERPINNINGS AND THEIR IMPLICATIONS


Metodologi didefinisikan sebagai seperangkat metode atau aturan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan
"prinsip" dan pendekatan penelitian tertentu. Didefinisikan oleh (Somekh dan Lewin, 2005: 36), sedangkan Walter (2006:
35) berpendapat bahwa metodologi adalah kerangka penelitian yang dipengaruhi oleh “paradigma” di mana perspektif
teoretis ditempatkan atau dikembangkan.

Di negara kita sendiri, negara Indonesia, terdapat pengertian landasan teori dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011,
yang meliputi “Landasan filosofis adalah aspek atau alasan yang menunjukkan bahwa peraturan yang dibuat
memperhatikan sikap hidup, kesadaran dan cita-cita hukum yang meliputi suasana kebatinan dan falsafah rakyat Indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

Berdasarkan metode yang telah ditetapkan seperti yang didefinisikan oleh Somekh dan Lewin di atas, Dasar filsafat adalah
acuan bagaimana seharusnya kita melakukan penelitian secara benar. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang secara
filosofis dapat diukur secara positif karena prinsip penelitian itu adalah logico hypothetico verificative. Dengan demikian,
penelitian ini beroperasi dalam ruang rasional dan empiris yang terikat oleh hipotesis. Metode kualitatif didasarkan pada
positivisme atau kewirausahaan. Menurut filosofi ini, gejala bersifat menyeluruh, belum tentu dapat diamati dan diukur,
hubungan antar gejala bersifat timbal balik, data bersifat dinamis dan berkaitan dengan nilai. Metode penelitian gabungan
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filosofi pragmatisme (perpaduan antara positivitas dan positivisme).

Ketika menghadapi suatu masalah, seseorang biasanya menanggapi dengan kritis. Contoh aplikasi ini misalnya semut. Otak
manusia memikirkan mengapa ada semut, apakah semut dapat berbicara, atau apakah mereka juga dapat memikirkan
berapa banyak semut yang ada. Dalam kehidupan kita sehari-hari, seringkali kita dihadapkan pada dua pilihan yang sulit.
Orang harus memikirkan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Selain itu, juga harus disesuaikan dengan
kemampuannya. Sehingga tidak ada kendala di tengah jalan. Dalam hidup, Anda juga harus berpikir logis dan rasional
untuk menemukan solusi yang tepat. Jika ada masalah se-absurd mungkin, tetap akan diselesaikan secara logis. Misalnya,
jika Anda sakit parah, jangan dikaitkan langsung dengan okultisme. Sebaliknya, temui dokter terlebih dahulu dan cari tahu
penyebab yang masuk akal. Ketika Anda meneliti menggunakan metode tertentu, Anda harus membuat konsep terlebih
dahulu. Jadi secara implisit, pemikiran kita membutuhkan pemikiran konseptual, memikirkan terlebih dahulu kerangka
penelitiannya seperti apa, metode apa yang akan digunakan, apakah cocok untuk penelitian kita atau tidak, dll.

Page 1 of 2
Refrensi :
Somekh, B. and Lewin, C. (2005). Research Methods in the Social Sciences. London: Sage.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.


Walter, M. (2006). Social Science Methods: an Australian perspective. Oxford; New York: Oxford University Press

Matched Source

No plagiarism found

Page 2 of 2

Anda mungkin juga menyukai