(EBA503)
MODUL 14
RISET TEORI AKUNTANSI MULTIPARADIGMA
DISUSUN OLEH
Wulandari Agustiningsih, S.E., M,Sc
1. Paradigma Fungsionalis
Paradigma fungsionalis sering disebut juga dengan fungsionalis struktural
atau kontijensi rasional. Paradigma ini merupakan paradigma yang umum
dan bahkan sangat dominan digunakan dalam riset akuntansi dibandingkan
dengan paradigma yang lain, sehingga disebut juga dengan paradigma
utama.
Menurut paradigma ini ilmu pengetahuan akuntansi dapat diukur
dengan rasio dan secara empiris. Metodologi riset yang digunakan oleh
para fungsionalis mengikuti metodologi yang digunakan dalam ilmu
alam. Penganut aliran ini melakukan deskripsi atas variabel, membangun
dan menyatakan hipotesis, mengumpulkan data kuantitatif, dan melakukan
analisa secara statistika (Macintosh, 1994). Beberapa riset empiris dalam
akuntansi keperilakuan juga menggunakan pendekatan paradigma
fungsionalis yaitu menggunakan pengumpulan data survei/kuisioner dan
analisa statistik.
Masalah yang timbul dari pemikiran akuntansi utama adalah
pertanyaan dari peneliti akuntansi tentang relevansi filosofi ilmu alam
(natural science) sebagai dasar metodologi riset akuntansi. Padahal
seharusnya lebih banyak mendekati ilmu sosial. Kelemahan metode utama
tersebut, menyebabkan para pemikir akuntansi mulai mencari metode
alternatif yang dapat secara tepat digunakan oleh akuntansi dalam
memecahkan masalah-masalah sosial.
2. Paradigma Interpretif
Paradigma ini juga disebut dengan interaksionis subjektif (subjective
interactionist). Pendekatan alternatif ini berasal dari filsof Jerman yang
5. Paradigma Postmodernisme
Foucault terkenal dengan metode arkeologis (archeological) dan geneologis
(genealogical). Menurut Foucault istilah arkeologis dimaksudkan untuk
mencari asal usul pengetahuan dan digunakan untuk menunjukkan suatu
usaha arkeologis yaitu ciri khas pemikirannya yang menyangkut tujuan,
metode, dan bidang penerapannya. Foucault mengadakan studi tentang
periode-periode sejarah pemikiran untuk menemukan epistemologi yang
mendasari disiplin ilmu tertentu dan ciri pengetahuan yang menentukan di
setiap periode.
Tujuan metode arkeologis ini adalah untuk menetapkan serangkaian
diskusi, yaitu sistim wacana, dan untuk menentukan suatu rangkaian dari
awal hingga akhir. Bagi pemikiran Foucault, wacana global dan universal
yang dibentuk oleh paradigma modern merupakan bentuk logosentrisme
yang memiliki kuasa yang dapat menciptakan kegagalan dalam kehidupan