Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ratna Dwi Trisnasari

NIM : 190422627688

Offering : HH

Tugas Rangkuman Bab 5 dan Tugas 5 pengukuran kinerja pusat laba

Rangkuman Bab 5

ANGGARAN FLEKSIBEL
Anggaran fleksibel atau anggaran variabel merupakan anggaran yang jumlah rupiahnya untuk
suatu masa didasarkan atas tingkat aktivitas produksi (volume). Anggaran fleksibel menyesuaikan
pendapatan, biaya dan beban dengan volume actual yang dialami serta membandingkan jumlah
tersebut dengan hasil sesungguhnya. Anggaran fleksibel memasukkan perubahan volume untuk
menyediakan dasar perbandingan yang sah dengan biaya actual” (Bastian dan Bustami Nurlela,
2009 : 91).
Anggaran fleksibel bertujuan untuk memberikan informasi yang di perlukan kepada manajemen
untuk mencapai tujuan utama, yakni
pengendalian melalui anggaran yang sebagaimana dikemukakan oleh Bastian dan Nurlela (2009 :
91) meliputi :
1. Perencanaan anggaran fleksibel
2. Sebagai alat untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas berbagai divisi perusahaan
3. Suatu dasar pengendalian biaya

Rumus : BAF = (Vs x X) BT

Keterangan:

BAF = Besarnya anggaran fleksibel

VS = Biaya variabel satuan

X = Unit (volume)

BT = Biaya tetap
anggaran fleksibel meliputi perubahan-perubahan rekening biaya yang terjadi sebagai konsekuensi
perubahan. Anggaran fleksibel menyediakan perkiraan-perkiraan berapakah biaya untuk setiap
tingkat aktivitas dalam rentang tertentu. Pada saat anggaran fleksibel digunakan dalam evaluasi
kinerja, biaya sesungguhnya dibandingkan dengan biaya yang seharusnya terjadi pada tingkat
aktivitas sesungguhnya selama periode tertentu daripada biaya yang dianggarkan dari orginal
budget.

Anggaran fleksibel mempunyai beberapa keunggulan, Kamarruddin Ahmad (2007:179)


menjelaskan manfaat utama anggaran fleksibel yaitu :

1. Untuk memudahkan persiapan anggaran fleksibel bagi Pusat Pertanggung jawaban untuk
dicantumkan dalam Rencana LabaTaktis.
2. Menyajikan sasaran yang jelas dari pengeluaran bagi para manajer di Pusat
Pertanggungjawaban selama periode yang tercakup dalam kerangka rencana laba.
3. Menyuguhkan jumlah-jumlah anggaran pengeluaran yang disesuaikan dengan aktivitas
aktual untuk perbandingan-perbandingan (terhadap pengeluaran aktual) dalam laporaran
kinerja bulanan.

Anggaran Fleksibel dapat diterapkan dalam semua fungsi. perusahaan (Produksi, Penjualan dan
Administratif) dan lebih sering digunakan dalam Pusat tanggungjawab pada fungsi produksi,
karena :

a. Operasional cenderung berulang.


b. Terdapat pengeluaran-pengeluaran heterogen yang sangat besar.
c. Keluaran atau aktivitas dapat diukur secara realisitis.

ANALISIS OVERHEAD VARIABEL

Total varian bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dibagi menjadi varian harga
dan efisiensi. Dalam sistem biaya standar, total varian overhead atau selisih biaya overhead yang
diterapkan dan overhead aktual juga dibagi menjadi beberapa komponen varian. Metode analisis
varian overhead dibagi menjadi empat. Pertama, overhead dibagi ke dalam kategori overhead tetap
dan overhead variabel. Kemudian, dua varian digunakan untuk menghitung.

• Varian overhead variabel


- Varian pengeluaran overhead variabel (variable overhead spending variance)
- Varian efisiensi overhead variabel (variable overhead efficiency variance)
• Varian overhead tetap
- Varian pengeluaran overhead tetap (fixed overhead spending variance)
- Varian efisiensi overhead tetap (fixed overhead efficiency variance)

Total Varian Overhead Variabel

Total varian overhead variabel adalah selisih antara overhead variabel aktual dan overhead
variabel yang diterapkan. Overhead variabel (VOH) ditetapkan dengan menggunakan jam yang
diperbolehkan dalam sistem biaya standar. Total varian overhead variabel dapat digabi menjadi
varian pengeluaran dan efisiensi. Varian efisiensidan pengeluaran overhead variabel dapat dibagi
dengan menggunakan pendekatan tiga kolom atau formula. Pendekatan yang terbaik di antara
keuangan hanya berkaitan dengan masalah preferensi saja. Namun, untuk pendekatan formula, kita
terlebih dahulu harus menentukan overhead variabel secara spesifik.

Persamaa overhead variabel dibentuk dalam singkatan untuk menghindari penggunaan kata
yang terlalu panjang. Berikut beberapa singkatan umun yang digunakan:

FOH = Overhead Tetap

VOH = Overhead Variabel

AH = Jam Tenaga Kerja Langsung Aktual

SH = Jam Tenaga Kerja Langsung Standar yang Seharusnya Dikeluarkan untuk Unit
yang Diproduksi Aktual

AVOR = Tarif Overhead Variabel Aktual

SVOR = Tarif Overhead Variabel Standar

Varian Pengeluaran Overhead Variabel (variable overhead spending variance)


mengukur pengaruh gabungan dari selisih antara tarif overhead aktual (AVOR) dan tarif overhead
variabel standar (SVOR). Tarif overhead variabel aktual dihitung sebagai berikut:
𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
𝐴𝑉𝑂𝑅 =
𝐽𝑎𝑚 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

Varian efisiensi overhead variabel diasumsikan berubah secara proporsional mengikuti


perubahan jam tenaga kerja langsung yang digunakan. Varian efisiensi overhead mengukur
perubahan biaya overhead variabel aktual (VOH) yang terjadi karena penggunaan yang efisien
atau tidak dari jam tenaga kerja langsung. Varian efisiensi overhead variabel dihitung dengan
menggunakan formula sebagai berikut:

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 = ሺ𝐴𝐻 − 𝑆𝐻ሻ × 𝑆𝑉𝑂𝑅

Perbandingan Varian Pengeluaran Overhead Variabel dengan Varian Harga Bahan Baku
dan Tenaga Kerja

Overhead variabel dibentuk dari sejumlah komponen seperti bahan baku tidak langsung,
tenaga kerja tidak langsung, listrik, pemeliharaan, dan sebagainya. Tarif overhead standar
mewakili biaya pertimbangan per jam tenaga kerja langsung yang seharusnya dikeluarkan untuk
semua komponen overhead variabel. Selisih antara jumlah yang seharusnya dikeluarkan per jam
dan jumlah yang secara aktual dikeluarkan per jam termasuk jenis varian harga. Varian
pengeluaran overhead variabel dan varian harga bahan baku dan tenaga kerja dibedakan
oleh pengaruh perubahan harga dari setiap komponen overhead variabel dan pernasalahan
efisiensi.

ANALISIS OVERHEAD TETAP

Biaya overhead tetap adalah biaya kapasitas yang diperoleh pada awal sebelum penggunaan.
Total varian overhead tetap adalah selisih antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang
diterapkan. Overhead tetap yang diterapkan dapat diperoleh dengan cara mengalikan antara tariff
overhead tetap standar (SFOR) dan jam standar yang diperkenankan atas output aktual (SH).
Overhead tetap yang diterapkan adalah:

𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 = 𝑆𝐻 × 𝑆𝐹𝑂𝑅


Total varian overhead tetap adalah selisih antara overhead tetap aktual dan overhead tetap
yang diterapkan.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 = 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑑𝑢𝑡𝑒𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛

Total varian overhead tetap dapat dibagi menjadi varian pengeluaran dan varian volume.
Varian pengeluaran dan volume dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom atau
formula. Perndekatan terbaik untuk digunakan hanya berkaitan dengan preferensi saja. Namun,
rumus overhead tetap (FOH) harus dinyatakan secara spesifik.

Varian pengeluaran overhead tetap merupakan selisih antara overhead tetap aktual (AFOH)
dan overhead tetap yang dianggarkan (BFOH).
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 = 𝐴𝐹𝑂𝐻 − 𝐵𝐹𝑂𝐻

Varian volume overhead tetap adalah selisih antara overhead tetap yang dianggarkan
(BFOH) dan overhead tetap yang diterapkan.

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 − 𝑂𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑦𝑎𝑛𝑔


= 𝐵𝐹𝑂𝐻 − ሺ𝑆𝐻 × 𝑆𝐹𝑂𝑅ሻ

Varian volume mengukur pengaruh dari output aktuanyang berbeda dari output yang
digunakan pada awal tahun untuk menghitung tariff overhead tetap standar yang ditentukan
sebelumnya.

Daftar Rujukan

Hansen dan Mowen. 2017. Akuntansi Manajerial terjemahan Catur Sasongko. Jakarta: Salemba
Empat.

Jusman. 2020. Analisis Penggunaan Anggaran Fleksibel Dalam Menunjang Efektivitas


Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Semen Tonasa Pangkep.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/12738-Full_Text.pdf. Diakses 25 Oktober 2021
Tugas Akuntansi Manajemen
5 pengukuran kinerja pusat laba

1. Margin Kontribusi
Margin kontribusi adalah sebesar total pendapatan dikurangi beban variabel pusat laba. Laba
ini digunakan untuk perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian jangka pendek
pusat laba. Biaya variabel meliputi biaya variabel yang dapat dikendalikan maupun biaya yang
tidak dapat dikendalikan oleh pusat laba. Namun, laba ini tidak dapat digunakan untuk
penilaian prestasi manajer dan prestasi ekonomi suatu pusat laba. Hal ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Tidak dapat digunakan untuk menilai prestasi manajer pusat laba, hal ini dikarenakan
- Tidak semua biaya variabel dapat dikendalikan oleh pusat laba. Contohnya,
biaya kebijakan yang ditentukan oleh manajer kantor pusat tidak dapat
dikendalikan oleh manajer pusat laba.
- Sebagian biaya tetap dapat dikendalikan oleh manajer pusat laba, akan tetapi
dalam konsep ini tidak memasukkan unsur biaya tetap sekalipun itu dapat
dikendalikan oleh manajer pusat laba yang bersangkutan.
b. Tidak dapat digunakan untuk menilai prestasi ekonomi suatu divisi, karena konsep
laba ini tidak memasukkan semua biaya divisi menjadi suatu kesatuan ekonomi yang
independen. Terdapat beberapa alasan mengapa kontribusi margin tidak digunakan
sebagai penilaian prestasi suatu divisi atau suatu pusat laba yaitu:
- Biaya tetap dianggapnya sebagai suatu biaya yang tidak dapat dikendalikan
oleh manajer suatu divisi atau suatu pusat laba.
- Manajer pusat laba atau divisi harus berusaha memaksimumkan selisih
pendapatan dan biaya variabel.

2. Laba Langsung

Laba langsung pusat laba adalah sebesar pendapatan dikurangi beban langsung pusat laba.
laba ini digunakan untuk perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian jangka
panjang pusat laba. Laba langsung pusat laba dihitung dengan cara mengurangi pendapatan
pusat laba dengan semua biaya langsung yang terjadi dalam pusat laba yang bersangkutan.
Selain itu, Laba langsung mencerminkan kontribusi pusat laba terhadap overhead umum dan
laba perusahaan. Ukuran ini menggabungkan seluruh pengeluaran pusat laba, baik yang
dikeluarkan oleh atau dapat ditelusuri langsung ke pusat laba tersebut tanpa memperdulikan
apakah pos-pos ini ada dalam kendali manajer pusat laba atau tidak. Konsep ini cocok untuk
menilai profitabilitas suatu divisi dalam jangka panjang. Dalam jangka waktu yang panjang
divisi dapat menghasilkan laba langsung sebagai bentuk kontribusi suatu divisi kepada
perusahaan secara keseluruhan. Laba yang diukur dengan konsep ini tidak mencerminkan
prestasi manajer divisi dan prestasi ekonomi divisi. Kelemahan dari pengukuran laba langsung
adalah bahwa ia tidak memasukkan unsur manfaat dari biaya-biaya kantor pusat.

3. Laba Terkontrol

Laba terkontrol atau laba dikendalikan pusat laba adalah pendapatan dikurangi beban biaya
terkendali pusat laba. Laba ini digunakan untuk menilai kinerja manajer pusat laba. Biaya
terkendali pusat laba meliputi biaya variabel terkendali dan biaya tetap terkendali. Laba
dihasilkan setelah dikurangi seluruh biaya yang tidak langsung dapat dibandingkan dengan
laba rata-rata industri (biaya perusahaan yang dikendalikan). Biaya terkendalikan divisi ini
terdiri dari biaya variabel terkendali dan juga biaya tetap terkendali oleh divisi. Konsep laba
terkendali ini menunjukkan pada laba yang dapat dikendalikan oleh pusat laba dengan
mempertimbangkan baik biaya langsung maupun tidak langsung (yang dialokasikan oleh
kantor pusat).

Laba terkontrol atau laba yang dapat dikendalikan bermanfaat untuk menilai prestasi manajer
divisi, hal ini dikarenakan karena laba terkendali menggambarkan kemampuan manajer divisi
untuk menggunakan sumber-sumber yang berada di bawah wewenangnya untuk memperoleh
pendapatan. Konsep laba ini tidak dapat digunakan untuk menilai prestasi ekonomi suatu
divisi, karena tidak semua biaya divisi yang independen dimasukkan ke dalam perhitungan
laba. Laba terkontrol belum mencerminkan laba langsung divisi, karena biaya langsung yang
sifatnya tidak terkendali baik tetap maupun variabel belum diperhitungkan ke dalam laporan
rugi-laba.
4. Laba Sebelum Pajak

Laba bersih pusat laba adalah sebesar pendapatan dikurangi semua biaya pusat laba. Laba ini
digunakan untuk menilai kinerja ekonomi pusat laba. Konsep laba ini mencerminkan prestasi
ekonomi divisi sebagai suatu kesatuan ekonomi, divisi menikmati jasa yang diberikan oleh
kator pusat, oleh karena itu biaya jasa dari kantor pusat tersebut perlu dialokasikan ke divisi.
Konsep pengukuran ini dapat diperbandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis dan
sebagai dasar analisis ekonomi tentang profitabilitas divisi atau pusat laba. Terdapat beberapa
alasan lain atas penggunaan konsep laba ini sebagai penilaian prestasi ekonomi antara lain:

- Apabila biaya kantor pusat tidak dialokasikan. Hal ini menyebabkan laba divisi tidak
dapat menggambarkan kemampuan divisi sebagai suatu kesatuan ekonomi.
- Pengukuran laba bersih setelah pajak tidak bertujuan menilai prestasi manajer divisi.
Namun hal ini untuk mengukur prestasi ekonomi.
- Apabila biaya kantor pusat dialokasikan kepada setiap divisi, Hal ini menyebabkan
manajer divisi semakin dapat menyadari pengaruh biaya tersebut sehingga akan
berusaha menekan biaya kantor pusat.

5. Laba Bersih Sesudah Pajak

Laba bersih setelah pajak adalah sebesar laba bersih pusat laba setelah dikurangi pajak
penghasilan pusat laba. Konsep laba ini digunakan untuk menilai prestasi ekonomi pusat
labaKonsep ini digunakan untuk menilai prestasi ekonomi divisi. Divisi dapat dikenai pajak
apabila merupakan kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri. Informasi yang diperoleh dari
konsep laba bersih sesudah pajak antara lain:

- Pada persentase pajak setiap divisi besarnya berbeda, hal ini dikarenakan penetapan
besarnya pajak didasarkan pada strata tertentu sebagaimana yang berlaku di Indonesia.
- Pada divisi yang beroperasi di negara yang berbeda biasanya menghadapi peraturan
pajak yang berbeda pula.

Namun demikian konsep laba ini jarang digunakan, karena:


- Apabila persentase pajak setiap divisi besarnya sama, hal ini menyebabkan laba divisi
sesudah pajak merupakan persentase tetap dari laba divisi sebelum pajak.
- Keputusan yang berhubungan dengan pajak hal ini biasanya dilakukan di kantor pusat.

Alasan mengapa terdapat 5 pengukuran kinerja pusat laba

Hal ini dikarena pada kinerja ekonomis suatu pusat laba diukur dari laba bersih sedangkan kinerja
manajer pusat laba dapat diukur berdasarkan lima ukuran profitabilitas guna untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan

Anda mungkin juga menyukai