HALAMAN SAMPUL
Oleh :
16080193
2019
PENGARUH BASIS MINYAK KELAPA, MINYAK ZAITUN,
HALAMAN JUDUL
Oleh :
16080193
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Hargailah usahamu dan yakinlah dibalik kesuksesanmu ada setitik doa dari
Kegagalan dan kesalahan mengajari kita untuk mengambil pelajaran dan menjadi
lebih baik.
Karunia Allah yang paling lengkap adalah kehidupan yang didasarkan pada ilmu
Seorang yang bertindak tanpa ilmu ibarat bepergian tanpa petunjuk. Dan sudah
banyak yang taahu kalau orang seperti itu sekuranya akan hancur, buakan
Kupersembahkan Buat:
Allah SWT
Kedua orang tuaku
Keluarga besarku di Tegal
Sahabat-sahabat ku
Teman-teman satu angkatan
Dosen pembimbingku
Keluarga kecil DIII Farmasi
Almamaterku
vii
PRAKATA
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi persyaratan
dalam menempuh ujian akhir Pendidikan Diploma III Farmasi Politeknik Harapan
Bersama Tegal.
bimbingan, pengarahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada
1. Ir. MC. Chambali, B.Eng. EE, M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan
Bersama Tegal.
2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm, M. Sc., Apt selaku Ka. Prodi DIII Farmasi
3. Bapak Aldi Budi Riyanta, S.Si., M.T selaku dosen pembimbing I yang telah
4. Ibu Rizki Febriyanti, M.Farm., Apt selaku dosen pembimbing II yang telah
viii
5. Seluruh Staf dan Dosen Politeknik Harapan Bersama Tegal.
6. Orang tua tercinta yang telah banyak memberikan dorongan moril maupun
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam pelaksanaan
Karya Tulis ilmiah ini, maka penulis berharap kritik dan saran pembaca untuk
Penulis
ix
Intisari
Imami, Fany Rizza., Riyanta, Aldi Budi., Febriyanti, Rizki., 2019. Pengaruh
Basis Minyak Kelapa, Minyak Zaitun, Dan Minyak Jarak Tehadap Sifat Fisik
Sediaan Sabun Padat Ekstrak Kulit Durian (Durio zibethinus Murr).
Kulit durian (Durio zibethinus Murr) merupakan salah satu tanaman yang
mengandung senyawa tanin, alkaloid, triterpenoid, flavononoid dan saponin.
Kandungan senyawa aktif pada ekstrak pangsa kulit buah durian mampu
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada keringat penyebab
bau badan, sehingga untuk memudahkan penggunaan maka dibuat menjadi sediaan
sabun padat. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan basis
terhadap sifat fisik sediaan sabun padat ekstrak kulit durian (Durio zibethinus
Murr).
Dalam penelitian ini dibuat 3 formula dengan basis minyak kelapa, minyak
zaitun, dan minyak jarak dengan konsentrasi 15%. Metode pembuatan ekstrak kulit
durian adalah metode maserasi. Sediaan sabun padat yang telah jadi dilakukan
pengujian sifat fisiknya yang meliputi uji organoleptis, uji tinggi busa, uji kadar air,
uji asam lemak, dan uji alkali bebas. Hasil uji kemudian dianalisis menggunakan
uji ANOVA satu arah yang terdiri dari deskriptive anova.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perbedaan basis minyak
kelapa, minyak jarak, dan minyak zaitun terhadap sifat fisik sediaan sabun padat
ekstrak kulit durian (Durio zibethinus Murr) dengan minyak kelapa memberikan
pengaruh paling baik dilihat dari uji asam lemak dan uji alkali bebas.
Kata kunci : kulit durian, sabun padat, basis minyak, uji sifat fisik.
x
Abstract
Imami, Fany Rizza., Riyanta, Aldi Budi., Febriyanti, Rizki., 2019. The effect of
Coconut Oil Base, Olive Oil, and Tea Castor Oil on Physical Properties of Solid
Soap Preparation of Durian Skin Extract (Durio zibethinus Murr).
Keywords: durian skin, solid soap, oil base, physical properties test.
xi
DAFTAR ISI
xii
3.4.2. Alat dan Bahan ................................................................................ 30
3.4.3. Cara kerja ........................................................................................ 30
3.5 Cara Analisis ............................................................................................... 44
3.5.1. Pendekatan teoritis .......................................................................... 44
3.5.2. Pendekatan Statistik ........................................................................ 44
BAB IV ................................................................................................................. 45
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 45
1. Uji Organoleptis ........................................................................................ 49
2. Uji pH ........................................................................................................ 50
3. Uji Tinggi Busa dan Stabilitas Busa ......................................................... 51
4. Uji Kadar Air............................................................................................. 53
5. Uji Asam Lemak ....................................................................................... 55
6. Uji Alkali Bebas ........................................................................................ 57
BAB V................................................................................................................... 60
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 60
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 60
5.2 Saran ............................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 61
LAMPIRAN .......................................................................................................... 64
CURRICULUM VITAE ....................................................................................... 94
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit yang timbul karena bakteri dan kuman.Sabun merupakan salah satu
sarana untuk membersihkan diri dari kotoran, kuman dan hal-hal lain yang
membuat tubuh menjadi kotor. Bahkan di zaman sekarang ini sabun bukan
hanya digunakan untuk membersihkan diri, tetapi juga ada beberapa sabun yang
Berdasarkan bentuknya, sabun yang dikenal pada saat ini ada bermacam-
macam diantaranya berupa sabun cair (liquid soap), sabun padat opaque (sabun
padat biasa), dan juga sabun padat transparan. Di pasaran, sabun padat lebih
ekonomis dibandingkan dengan sabun mandi jenis lain, sabun mandi padat
menggunakan sabun padat untuk membersihkan badan. Hal ini karena sabun
pembuatan sabun yang berupa asam lemak. Dua komponen utama penyusun
sabun adalah asam lemak dan alkali. Pemilihan jenis asam lemak menentukan
karakteristik sabun yang dihasilkan, karena setiap jenis asam lemak akan
1
2
memberikan sifat yang berbeda pada sabun. Asam lemak merupakan komponen
utama penyusun lemak dan minyak, sehingga pemilihan jenis minyak yang akan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun merupakan hal yang sangat
penting (Widyasanti dkk., 2018). Bahan baku minyak yang digunakan dalam
penelitian ini adalah minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak jarak. Minyak
kelapa dipilih karena harganya yang murah dan mudah untuk didapat. Minyak
zaitun memiliki manfaat sangat baik bagi kesehatan tubuh, kecantikan wajah,
Minyak zaitun yang sudah diolah menjadi sabun dianggap sebagai obat terbaik
untuk kulit kering karena membantu mengangkat sel kulit mati dan
kategori superlatting oil. Minyak yang termasuk golongan ini memiiki nilai
Produk sabun khususnya sabun mandi berbahan baku alam masih jarang
sebagai bahan aktifnya. Penggunaan bahan sintetik sebagai bahan aktif pada
menimbulkan iritasi (Ulia dkk, 2014). Potensi bahaya tersebut dapat diatasi
Durian (Durio zibhetinus Murr) merupakan buah yang memiliki aroma yang
sangat khas, buah ini juga merupakan buah yang banyak diminati masyarakat
karena rasa enak dan aromanya yang harum. Pada saat musim buah durian,
3
maka masalah lingkungan pun terjadi akibat dari limbah kulit itu sendiri yang
merupakan limbah rumah tangga yang di buang sebagai sampah dan tidak
memiliki nilai ekonomi. Selama ini masyarakat yang tinggal di perkotaan hanya
Menurut riset badan statistik pada tahun 2011, Indonesia mampu mencapai
1.818.949 ton untuk produksi durian. Dari segi struktur, bagian terbesar durian
Staphylococcus aureus pada keringat penyebab bau badan. Ekstrak etanol kulit
zibethinus Murr)”.
4
sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh basis minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak
jarak terhadap sifat fisik sabun padat ekstrak kulit durian (Durio zibethinus
Murr) ?
2. Basis minyak manakah yang memiliki pengaruh paling baik terhadap sifat
mikroskopis.
6. Pengujian sabun padat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji
organoleptis, uji pH, uji tinggi dan stabilitas busa dalam air suling, uji
penetapan kadar air, uji jumlah asam lemak dan uji alkali bebas.
zaitun, dan minyak jarakterhadap sifat fisik sabun padat ekstrak kulit durian
terhadap sifat fisik sabun padat ekstrak kulit durian (Durio zibethinus
Murr).
zibethinus Murr).
Tegal.
6
1. Klasifikasi tanaman
Ordo : Malvales
Famili : Bombacaceae
Genus : Durio
7
8
2. Morfologi tanaman
ada juga yang rata ataupun halus. Permukaan bawah daun tanaman
jelas dan tidak jelas. Lipatan daunnya sangat beragam ada daun yang
yang terlepas satu sama lain dan memiliki benang sari 3-12 helai
pangkal buah. Panjangnya bisa sampai 15 cm, buah terdiri atas kulit,
dan tekstur daging buah juga tergantung pada jenis dan variasi
(Irawati, 2014).
3. Kandungan kimia
demam yaitu dengan cara diletakkan di atas dahi. Bagi orang yang
Selain Itu kandungan senyawa aktif pada ekstrak pangsa kulit buah
2.1.2 Simplisia
spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya
dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari tanamannya dengan
cara tertentu ang belum berupa zat kimia murni (Depkes RI, 1979).
2.1.3 Ekstrak
diuapkan kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat. Bentuk dari
ekstrak yang dihasilkan dapat berupa ekstrak kental atau ekstrak kering
2.1.4 Maserasi
mentah obat dan daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi.
melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut
(Ansel, 2005).
nabati dalam pelarut yang sesuai selama beberapa hari pada suhu
penuh dengan zat aktif. Pertemuan antara zat aktif dan pelarut akan
zat aktif sementara pelarut berada di luar sel belum terisi zat aktif,
2016).
13
b. Pengerjaan maserasi
dalam waktu selama 3 hari sampai zat aktif yang dikehendaki larut.
digunakan karena metode ini sesuai dan baik untuk skala kecil
2.1.5 Flavonoid
(Redha, 2010).
2.1.6 Sabun
basa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau
1994).
15
1. Komponen Sabun
a. Basis
lemak hewan
b. Bahan alkali
c. Bahan pendukung
b. Metode Dingin
2016).
17
(Novitasari, 2016).
(Zafirah, 2018).
dari bahan berlemak dan partikel padat. Lemak dapat berupa sebum
dengan air saja tidak cukup. Dibutuhkan zat lain untuk menurunkan
tegangan antar muka antara minyak dengan air. Dengan adanya sifat
yang polar (hidrofilik) berikatan dengan air dan bagian non polar
4. Reaksi Penyabunan
dengan alkali, baik asam lemak yang terdapat dalam keadaan bebas
atau asam lemak yang terikat sebagai minyak atau lemak (gliserida)
19
2016).
minyak dan lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak
(Novitasari, 2016).
20
3 Alkali bebas
NaOH
a. Uji Organoleptis
b. Uji pH sabun
karena bila lebih tinggi, warna sabun akan menjadi lebih gelap
d. Kadar Air
waktu tertentu. Maksimal kadar air pada sabun adalah 15%, hal ini
efisien dalam pemakaian dan sabun tidak mudah larut dalam air.
lemak pada sabun yang telah atau pun yang belum bereaksi dengan
f. Alkali Bebas
lebih dari 0,1% untuk sabun Na, dan 0,14% untuk sabun KOH
jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas, tidak tengik.
lebih dari 0,8%. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak
dan tidak stabil pada suhu tinggi. Minyak kelapa termasuk dalam
minyak dengan asam lemak jenuh yang bersifat stabil dan tidak
.......(3)
2. Minyak Jarak
termasuk dalam minyak tidak mengering dan sedikit larut dalam air.
24
.............(4)
kuning pucat atau kuning kehijauan, bau lemah, tidak tengik, rasa
....................(5)
25
4. NaOH
berwarna putih dengan berat molekul 40,1, titik leleh 318,4oC, titik
didih 1390oC dan merupakan basa kuat yang larut air (Widiyanti,
2009).
hablur, putih mudah melelh basah, sangat alkalis dan korosif, segera
5. Asam stearat
lemak dan minyak yang sebagian besar terdiri atas asam oktadekonat
lilin, praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol (95%), dalam
bagian kloroform dan tiga bagian eter p suhu lebur tidak kurang dari
6. Gliserin
pada suhu rendah dapat memadat masa hablur tidak berwarna yang
7. NaCl
8. Aquadest
1979).
27
2.1 Hipotesis
dan minyak jarak terhadap sifat fisik sediaan sabun padat kulit durian
2. Basis minyak yang memiliki pengaruh paling baik terhadap sifat fisik
minyak kelapa.
BAB III
METODE PENELITIAN
Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh basis minyak
kelapa, minyak zaitun, dan minyak jarak terhadap sifat fisik sabun padat ekstrak
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sabun padat ekstrak
kulit durian dengan perbedaan basis minyak nabati. Kulit durian yang
digunakan diambil dari pedagang di Jalan Setia Budi Kota Tegal, sedangkan
Bersama Tegal.
pertimbangan. Pertimbangan yang diambil pada penelitian ini yaitu kulit durian
yang masih segar, tidak busuk, dan kulit durian yang sudah matang buahnya.
Variabel adalah suatu konsep yang nilainya bervariasi atau suatu konsep
28
29
adalah sifat fisik sabun padat ekstrak kulit durian (Durio zibethinus).
a. Alat
glass, gelas ukur, oven, timbangan analitik, cawan petri, kertas pH,
batang pengaduk, kaki tiga, lampu spirtus, asbes, dan cetakan sabun.
b. Bahan
30% , asam klorida 0,1 N, kalium hidroksida 0,1 N, asam sulfat 20%,
1. Persiapan Bahan
Kulit buah durian diambil dari Jalan Setia Budi Kota Tegal.
dan jasad renik lainnya. Pengeringan kulit buah durian dengan cara
serbuk.
mikroskop.
ekstrak cair
pereaksi H2SO4 pekat dan asam asetat dengan cara dua tetes ekstrak
H2SO4 pekat dan 2 tetes asam asetat (ester) maka ekstrak masih
belum terbebas dari alkohol, dan perlu diuapkan kembali hingga bau
7. Formula
formula.
menyiapkan alat dan bahan lalu menimbang semua bahan yang akan
atur suhu 70-80oC. Lalu menambahkan larutan NaOH 30% sedikit demi
kulit durian dan sisa aquadest, aduk sampai homogen, angkat dan
a. Organoleptis
?
Mengamati Bentuk Warna Bau
Gambar 3. 9 Ilustrasi Uji Organoleptis (Zafirah, 2018)
1994).
Menimbang sabun 10 g
Tinggi
Aquadest Busa
Sabun
Gambar 3.11 Ilustrasi Uji Tinggi dan Stabilitas Busa Dalam Air Suling
c. Ukuran pH Sabun
1994).
Kertas pH
Aquadest
Sabun
Menimbang sabun 4 g
kedalam gelas piala 250 ml, lalu menambahkan air 100 ml dan
didalam mortir yang berisi air dingin, dan batang pengaduk berada
Perhitungan :
Jumlah asam lemak = x 100 %
Kaca arloji
Lampu
Mortir
spirtus
pendingin tegak dan panasi agar cepat larut di atas penangas air,
Perhitungan :
,
Kadar alkali bebas (NaOH) = X 100%
Keterangan :
W = Bobot sampel
Alkohol Sabun
pustaka lainnya.
Data stabilitas fisik sabun meliputi uji tinggi busa dalam air suling,
uji penetapan kadar air, uji jumlah asam lemak dan uji alkali bebas
deskriptive anova.
BAB IV
zaitun terhadap sifat fisik sabun padat ekstrak kulit durian (Durio zibethinus)
bertujuan untuk mengetahui apakah minyak kelapa, minyak jarak, dan minyak
zaitun mempengaruhi karakteristik sifat fisik sabun padat ekstrak kulit durian.
Dengan demikian dapat diketahui minyak manakah yang paling paling baik dalam
sediaan sabun padat ekstrak kulit durian dilihat dari sifat fisiknya. Penelitian
sediaan sabun padat ini diuji meliputi uji organoleptis, tinggi dan stabilitas busa
dalam air suling, pH, kadar air, asam lemak, dan alkali bebas.
Kulit durian diperoleh dari pedagang durian di Jalan Setia Budi Kota Tegal.
beberapa pertimbangan. Pertimbangan yang diambil pada penelitian ini yaitu kulit
durian yang masih segar, tidak busuk, dan kulit durian yang sudah matang buahnya.
kulit durian dari kotoran dan bahan yang tidak diperlukan kemudian mencuci bersih
kulit durian dengan air mengalir, langkah berikutnya merajang kulit durian menjadi
45
46
masuk kedalam sel dan sel akan terlarut oleh pelarut yang digunakan pada proses
ekstraksi.
mikroskop. Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan fragmen dari
simplisia secara jelas. Hasil uji kebenaran sampel disajikan pada tabel 4.1. Dimana
1 DepkesRI Hablur
(1989) kalsium
oksalat
2 DepkesRI Rambut
(1989) penutup
3 DepkesRI Epidermis
(1989) bawah
47
4 DepkesRI
(1989) Sklerenkim
5 DepkesRI Mesofil
(1989) dengan
hablur
kalsium
oksalat
maserasi dipilih karena metode ini merupakan metode yang sederhana, metode
maserasi tidak melibatkan panas sehingga tidak ada faktor temperatur yang dapat
dilakukan. Bahan yang digunakan adalah serbuk kulit durian sebanyak 200 gram
dan sebagai penyari digunakan penyari etanol 70% sebanyak 1500 ml.
selama 5 hari dengan disertai pengadukan setiap hari. Setelah itu disaring menjadi
bahwa ekstrak kulit yang digunakan dalam pembuatan sabun padat sudah bebas dari
48
etanol yang digunakan sebagai pelarut pada proses maserasi, selain itu juga untuk
ditambahkan 5 tetes HCl pekat. Jika masing-masing larutan terbentuk warna kuning
jingga sampai merah, maka positif mengandung flavonoid. Hasil uji kualitatif dapat
sabun. Langkah pertama yang dilakukan adalah meleburkan asam stearat diatas
lampu spirtus dan menambahkan basis minyak yang digunakan atur pada suhu 70-
80oC karena pada suhu tersebut asam stearat dapat meleleh dengan sempurna.
sabun ekstrak kulit durian meliputi uji organoleptis, uji pH, uji tinggi busa, uji kadar
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptis meliputi bentuk, warna, dan bau pada sediaan sabun padat
ekstrak kulit durian. Berikut adalah hasil uji organoleptis sabun padat ekstrak
kulit durian :
Keterangan :
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan basis sabun yang
berbeda dapat berpengaruh dalam bentuk sediaan. Pada tabel di atas, formula I
dengan minyak kelapa menghasilkan sabun dengan bentuk yang agak keras.
dan sifat pembusaan yang baik, hasil sabun berwarna coklat muda karena dari
warna ekstrak dan karakterstik warna minyak kelapa yang berwarna bening
sampai kuning dan berbau khas minyak. Sedangkan pada formula II dengan
minyak jarak menghasilkan sabun dengan bentuk yang lunak. Minyak jarak
50
busa yang stabil dan lembut, hasil sabun berwarna coklat tua karena dari warna
ekstrak dan karakteristik warna minyak jarak yang berwarna jernih sampai
kuning kecoklatan. Kemudian pada formula III dengan basis minyak zaitun
mengandung asam oleat yang mampu melembabkan kulit, hasil sabun berwarna
coklat karena dari warna ekstrak dan karakteristik warna minyak zaitun jernih
sampai kuning kecoklatan dan berbau khas minyak. Dari hasil yang diperoleh
dalam penggunaan minyak jarak sebagai basis kurang tepat digunakan dalam
pembuatan sabun padat karena bentuk sabun yang dihasilkan berbentuk lunak.
Hal ini karena minyak jarak termasuk dalam golongan soft oil dan banya
termasuk kecil (0,05%) dan kandungan asam lemak essensial yang sangat
2. Uji pH
basa, atau netral. Standar pH untuk sabun mandi berkisar 9-11. Sabun dengan
sediaan yang stabil dan dapat digunakan pada kulit karena tidak menyebabkan
yang sesuai dengan standar pH sabun padat yaitu 9-11 (Hernani et al, 2010).
Uji tinggi stabilitas busa bertujuan untuk mengukur kestabilan sabun dalam
ketinggian busa yang terbentuk dalam gelas ukur. Nilai standar stabilitas busa
pada literatur disebutkan bahwa untuk memenuhi syarat tinggi busa 1,3 – 22 cm
Hasil uji tinggi busa dan stabilitas busa adalah seperti yang terlampir pada
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata pada formula I sebesar 3,26
cm, formula II sebesar 1,5 cm dan formula III sebesar 5,43 cm. Dari hasil uji
yang dilakukan nilai rata-rata uji tinggi busa formula yang paling baik adalah
formula III (minyak zaitun) yaitu 5,43 cm. Akan tetapi pada ketiga formula
tersebut sudah memenuhi standar tinggi uji busa yaitu 1,3-22 cm.
Karakteristik busa yang dihasilkan dipengaruhi oleh jenis asam lemak yang
digunakan. Asam Laurat dari minyak kelapa menghasilkan busa yang banyak
dan lembut, asam risinoleat dari minyak jarak menghasilkan busa yang lembut
dan stabil, dan asam oleat dari minyak zaitun menghasilkan busa yang banyak,
Anova :
53
ANOVA
Uji_tinggi_busa_dan_stabilitas_busa
Total 23,540 8
Dari analisis tersebut menunjukkan nilai F hitung lebih besar dari nilai f
Tabel (F hitung > F tabel) sebesar 275,763 > 5,14 berarti menyatakan bahwa
Adanya pengaruh minyak kelapa, minyak jarak, dan minyak zaitun terhadap
sifat fisik sediaan sabun padat ekstrak kulit durian (Durio zibethinus).
kelarutan sabun. Semakin banyak air yang terkandung dalam sabun maka sabun
kadar air maksimal 15%. Apabila kandungan air pada sabun terlalu tinggi maka
mutu sabun yang dihasilkan akan lembek dan mudah larut dalam air.
Hasil uji kadar air adalah seperti yang terlampir pada tabel berikut ini :
54
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata pada formula I sebesar 16,67
persyaratan standar uji kadar air menurut SNI, maka untuk ketiga formula tidak
memenuhi standar.
gliserin saat proses saponifikasi yang berguna sebagai pelembab pada sabun.
uap air dari udara dalam jumlah tertentu. Sehingga gliserin pada formula perlu
dikurangi konsentrasinya supaya kadar air yang dihasilkan tidak terlalu tinggi.
Widiyanti (2009) juga menyatakan kadar air dalam sabun, selain berasal
dari banyak air yang ditambahkan sewaktu proses pembuatan sabun, juga
bereaksi dengan NaOH akan membentuk sabun (RCOONa) dan air (H2O).
55
Anova :
ANOVA
Uji_kadar_air
Total 322.681 8
Dari analisis tersebut menunjukkan nilai F hitung lebih besar dari nilai f
Tabel (F hitung > F tabel) sebesar 51.924 > 5.14 berarti menyatakan bahwa
Adanya pengaruh minyak kelapa, minyak jarak, dan minyak zaitun terhadap
sifat fisik sediaan sabun padat ekstrak kulit durian (Durio zibethinus).
Jumlah asam lemak adalah keseluruhan asam lemak baik asam lemak yang
terikat dengan natrium atau asam lemak bebas ditambahkan lemak netral
(trigliserida atau lemak tak tersabunkan). Prinsip penetapan jumlah asam lemak
adalah pemisahan jumlah asam lemak dari ikatan sabun natrium dengan
campuran parrafin padat, asam lemak bebas, lemak netral dan minyak mineral
Hasil uji asam lemak adalah seperti yang terlampir pada tabel berikut ini :
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata pada formula I sebesar 84,36
persyaratan standar jumlah asam lemak menurut SNI, maka untuk ketiga
formula telah memenuhi standar dan yang memiliki jumlah asam lemak paling
Asam lemak yang terkandung dalam sabun yang dihasilkan berasal dari
asam stearat pada formula dan asam lemak yang terkandung pada minyak
kelapa, minyak jarak, dan minyak zaitun. Pada formula I (minyak kelapa)
memiliki jumlah asam lemak terbanyak, antara lain asam laurat, miristat,
jarak) memiliki jumlah asam lemak paling sedikit, antara lain asam stearat,
risinoleat, oleat, dan linoleat, sehingga kadar asam lemaknya paling sedikit.
57
Anova :
ANOVA
Uji_asam_lemak
Total 295,940 8
Dari analisis tersebut menunjukkan nilai F hitung lebih besar dari nilai f
Tabel (F hitung > F tabel) sebesar 52,213 > 5,1 berarti menyatakan bahwa
Adanya pengaruh minyak kelapa, minyak jarak, dan minyak zaitun terhadap
sifat fisik sediaan sabun padat ekstrak kulit durian (Durio zibethinus).
Uji alkali bebas ini dilakukan untuk mengetahui jumlah alkali dalam sabun
yang tidak terikat sebagai senyawa sabun. Yang dilakukan setelah proses titrasi.
Syarat berdasarkan SNI 06 – 3532 – 1994 alkali bebas sabun padat maksimal
0,1 %.
Hasil uji alkali bebas adalah seperti yang terlampir pada tabel berikut ini :
58
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata pada formula I sebesar
0,045% formula II sebesar 0,096 % dan formula III sebesar 0,064%. Dari hasil
uji yang dilakukan nilai rata-rata uji alkali bebas untuk formula yang paling baik
adalah pada formula I yaitu sebesar 0,045 %. Dari ketiga formula tersebut sudah
memenuhi standar alkali bebas yang ditetapkan SNI yaitu maksimal 0,1%.
Sabun dikatakan baik apabila memiliki nilai alkali bebas yang paling sedikit
Alkali bebas yang ada dalam sabun merupakan alkali (NaOH) yang tidak
dapat bereaksi dengan asan lemak pada saat pembentukan stok sabun. Adanya
alkali dalam bentuk bebas menandakan kurangnya jumlah asam lemak dalam
formula sabun (Villela, 1996). Artinya, kadar alkali bebas dalam sabun
dipengaruhi oleh kadar asam lemak yang dihasilkan. Semakin tinggi kadar asam
lemak maka kadar alkali bebas akan semakin rendah. Begitu juga sebaliknya,
semakin rendah kadar asam lemak maka kadar alkali bebas akan semakin tinggi.
Ini sesuai dengan hasil penelitian, yaitu pada formula I asam lemak yang
59
asam lemak yang dihasilkan terendah sehingga kadar alkali bebasnya tertinggi.
Anova :
ANOVA
uji_alkali_bebas
Total ,004 8
Dari analisis tersebut menunjukkan nilai F hitung lebih besar dari nilai f
Tabel (F hitung > F tabel) sebesar 39,571 > 5,14 berarti menyatakan bahwa
Adanya pengaruh minyak kelapa, minyak jarak, dan minyak zaitun terhadap
sifat fisik sediaan sabun padat ekstrak kulit durian (Durio zibethinus).
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Ada pengaruh penggunaan basis minyak kelapa, minyak jarak, dan minyak
zaitun terhadap sifat fisik sediaan sabun padat ekstrak kulit durian (Durio
zibethinus).
terhadap sifat fisik sabun padat ekstrak kulit durian (Durio zibethinus)
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian yang berbeda terhadap ekstrak kulit durian yang
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh basis terhadap sifat
60
61
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Jakarta : UI Press.
Arlofa, Nina. 2015. Uji Kandungan Senyawa Fitokimia Kulit Durian sebagai Bahan
Aktif Pembuatan Sabun. Jurnal. Serang : Universitas Serang Jaya.
Badan Standarisasi Nasional, 1994. Standar Mutu Sabun Mandi, SNI 06-3552-
1994. Jakarta : Dewan Sandarisasi Nasional
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). 1979. Farmokope
Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depkes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). 1986. Sediaan Galenika.
Jakarta : Depkes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI). 1989. Materia medika
Indoneisa. Jilid IV. Jakarta : Depkes RI
Faizah, Lu’lu’ Hanif. 2015. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Durian
(Durio zibethinus Murr.) Terhadap Klebsiella Pneumoniae dan
Streptococcus Pyogenes Serta Bioautografinya. Skripsi. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hasrianti, Sukarti, Arwansyah, dan Suhaeni. 2018. Efektivitas Ekstrak Pangsa Kulit
Buah Durian Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bau Badan. Jurnal. Bogor :
Institut Pertanian Bogor
Hernani, Tatit K. Bunasor, dan Fitriati. 2010. Formula Sabun Transparan Antijamur
Dengan Bahan Aktif Ekstrak Lengkuas (Alpinia galanga L.Swartz.). jurnal.
Palopo : Universitas Cokroaminoto Palopo.
Irawati. 2014. “Karakterisasi Morfologi Daun Durian Lokal (Durio zibethinus
Murr.) DI Kecamatan Kerumutan Kabupaten Pelalawan.” Jurnal.
Pekanbaru : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasi Riau.
Langingi, Raymon, Lidya I. Momuat, dan Maureen G.Kumaunang. 2012.
Pembuatan Sabun Mandi Padat dari VCO yang Mengandung Karotenoid
Wortel.Jurnal. Manado: Universitas Sam Ratuangi.
Maradona, Doni. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian
(Durio zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus longan Lour), Dan
Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L) Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus ATCC 25925 dan Escherichia coli ATCC 25922.
Skripsi. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.
Maripa, Baiq Risni, Yeti Kurniasih, dan Ahmadi. 2014. Pengaruh Konsentrasi Naoh
Terhadap Kualitas Sabun Padat Dari Minyak Kelapa (Cocos nucifera) Yang
Ditambahkan Sari Bunga Mawar (Rosa L.). Jurnal. Mataram : IKIP
Mataram.
Marjoni, Mhd. Riza. 2016. Dasar-Dasar Fitokimia. Jakarta : Trans Info Media
(TIM)
Mauliana. 2016. Formulasi Sabun Padat Bentonit Dengan Variasi Konsentrasi
Asam Stearat dan Natrium Lauril Sulfat. Skripsi. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah.
62
Mulyani, Sri. 2018. Pengaruh Penggunaan Minyak Sawit Dan Minyak Jelantah
Sebagai Sumber Asam Lemak Sediaan Sabun Padat Dengan Ekstrak
Lengkuas Merah (Alpinia galanga, Linn.). Karya Tulis Ilmiah. Tegal : DIII
Farmasi Politeknik Harapan Bersama.
Ningrum, Amelia Hardika. 2011. Pemanfaatan Fraksi Etanol Infusa Daun Beluntas
(Pluchea indica Less.) Menggunakan 3 Basis Minyak Nabati Berbeda Untuk
Pembuatan Sabun Mandi Cair Antiseptik. Skripsi. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret.
Novitasari. 2016. Formula Pembuatan Sabun Transparan dengan penambahan Kulit
Pisang Ambon (Musa paradisiacavar. sapientum (L.) Kunt.) dan
sumbangsihnya Pada Materi Pemanfaatan Limbah Organik di Kelas X
SMA/MA. Skripsi. Palembang : UIN Raden Fatah.
Nugraha, Dwiyan. 2017. Pembuatan Sabun Padat Transparan Berbahan Baku
Bahan Minyak Jarak (Castor oi) dengan Penambahan Bahan Aktif Teh
Putih (Camelia sinensis). Skripsi. Jatinangor : Universitas Padjadjaran
Nururrahmah dan Rosnita. 2018. Uji Efektivitas Limbah Kulit Durian Sebagai
Adsorben Tumpahan Minyak Pelumas. Jurnal. Universitas Cokroaminoto
Palopo.
Pujiati, Fatimah. 2018. Pengaruh Penggunaan Minyak Kelapa, Minyak Jagung, Dan
Minak Zaitun Sebagai Basis Terhadap Sifat Fisik Sabun Padat Minyak
Atsiri Bunga Melati (Jasminum sambac Linn). Karya Tulis Ilmiah. Tegal :
DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama.
Qisti, Rachmiati. 2009. Sifat Kimia Sabun Padat Transparan Dengan Penambahan
Madu Pada Konsentrasi yang berbeda. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.
Redha, Abdi. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif Dan Peranannya Dalam
Sistem Biologis. Jurnal. Pontianak : Politeknik Negeri Pontianak.
Rowe, Raymond C, Paul J Sheskey, dan Siân C Owen. 2009. Handbook of
Pharmaceutical Excipients. Sixth Edition. London : Pharmaceutical Press
and American Assosiation.
Sobir, dan Napitupulu, R. M. 2010. Bertanam Durian Unggul. jurnal. Jakarta:
Penebar Swadaya
Ulia, Hasnah. 2014. Pengaruh Kadar Minyak Atsiri Kencur dan Temulawak
Terhadap Aktivitas Antibakteri dalam Sabun Padat. Jurnal. Cimahi :
Universitas Jendral Ahchmad Yani.
Widiyanti, Yunita. 2009. Kajian Pengaruh Jenis Minyak Terhadap Mutu Sabun
Transaparan. Skripsi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Widyasanti, Asri, dan Jayanti Mega Rohani. 2017. Pembuatan Sabun Padat
Transparan Bebasis Minyak Zaitun dengan Penambahan Ekstrak Teh Putih.
Jurnal.Bandung : Universitas Padjadjaran.
Widyasanti, Asri, Chintya Listiarsi Farddani, dan Dadan Rohdiana. 2018.
Pembuatan Sabun Padat Transparan Menggunakan Minyak Kelapa Sawit
(Palm Oil) Dengan Penambahan Bahan Aktif Ekstrak Teh Putih (Camellia
sinensis). Jurnal. Bandung : Universitas Padjadjaran.
Zafirah, Nida Raffa. 2018. “Pengaruh Kombinasi Minyak Jarak, Minyak Zaitun,
Dan Minyak Kelapa Sebagai Basis Basis Sabun Terhadap Sifat Fisik Sabun
63
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN
,
= x 100%
= 9,44 %
65
LAMPIRAN 2
= 260,37 g – 83,78 g
= 176,59 g
% Rendemen = x 100%
!
" , #
= x 100%
= 88,29%
66
LAMPIRAN 3
NaOH yang digunakan untuk membuat larutan merupakan NaOH padat yang
berbentuk kepingan yang kering, keras, dan rapuh. Sehingga untuk membuat
M NaOH = x 100 ml
LAMPIRAN 4
Massa atom K = 39
Massa atom O = 16
Massa atom H =1
Mr KOH = 56
Untuk membuat larutan KOH 0,1 N dalam etannol sebanyak 100 ml dilakukan
$
0,1 N = x
, $
m =
= 0,56 g
Untuk membuat larutan KOH 0,05 N dalam etanol dengan melarutkan KOH Kristal
dalam labu ukur 100 ml utnuk selanjutnya ditambahkan dengan etanol 96% sampai
tanda batas
68
LAMPIRAN 5
Massa atom H =1
Massa atom Cl = 35
Mr HCl = 36
HCl 0,1 N langkah pertama mencari konsentrasi HCl 32 % yaitu sebagai berikut :
& % (
N = %
)
, %
*+
= , /$
= 10,16 N
Maka perhitungan pembuatan larutan HCl 0,1 N sebanyak 100 ml adalah sebagai
berikut :
V1 x N1 = V2 x N2
$ ,
V1 =
,
= 0,98 ml ≈ 1 ml
Untuk membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 100 ml adalah dengan mengencerkan
LAMPIRAN 6
V1 x N1 = V2 x N2
$ %
V1 = #.%
= 20,40 ml
Untuk membuat larutan H2SO4 20% sebanyak 100 ml adalah dengan mengencerkan
H2SO4 98% sebanyak 20,40 ml kedalam labu ukur 100 ml kemudian tambahkan
LAMPIRAN 7
Penimbangan Bahan
= 49,5 gram
= 49,5 gram
71
= 49,5 gram
72
LAMPIRAN 8
Keterangan :
LAMPIRAN 9
Hasil Uji pH
1 9 9 9 9-11
2 9 9 9 (Hernani et al
3 9 9 9 2010)
Rata-rata 9 9 9
Keterangan :
LAMPIRAN 10
Keterangan :
LAMPIRAN 11
Keterangan :
Perhitungan :
$ , $
= $
x 100%
= 14,75%
76
$ , . $
= $
x 100%
= 18 %
$ , $
= x 100 %
$
= 17,25%
$ ,". $
= $
= 30,5 %
$ ,. $
= $
= 29,25 %
$ , # $
=
$
= 32,75 %
$ , . $
= $
77
= 20,5 %
$ , $
= $
= 23,75 %
$ , # $
= $
= 22,75 %
78
LAMPIRAN 12
Keterangan :
Perhitungan :
.,
= x 100%
= 82,3 %
79
.,
= x 100%
=84,5 %
.,
= x 100%
= 86,3 %
",
Jumlah asam lemak = x 100%
",
= x 100%
= 70,5%
80
,#
= x 100%
= 69,2 %
",
= x 100%
= 72,6 %
","
= x 100%
= 77,3 %
81
", .
= x 100%
= 76,8 %
",
= x 100%
= 75,3 %
82
LAMPIRAN 13
Keterangan :
N = Normalitas HCl
W = Bobot sabun
Perhitungan :
N = 0,1 N
W = 5 gram
83
, $ , ,
Jumlah Alkali bebas = x 100 %
= 0,048 %
N = 0,1 N
W = 5 gram
, $ , ,
Jumlah Alkali bebas = x 100 %
= 0,04 %
N = 0,1 N
W = 5 gram
, $ , ,
Jumlah Alkali bebas = x 100 %
= 0,048 %
N = 0,1 N
W = 5 gram
, $ , ,
Jumlah Alkali bebas = x 100 %
= 0,096 %
N = 0,1 N
W = 5 gram
84
, $ , ,
Jumlah Alkali bebas = x 100 %
= 0,104 %
N = 0,1 N
W = 5 gram
, $ , ,
Jumlah Alkali bebas = x 100 %
= 0,088 %
N = 0,1 N
W = 5 gram
,# $ , ,
Jumlah Alkali bebas = x 100 %
= 0,072 %
N = 0,1 N
W = 5 gram
,. $ , ,
Jumlah Alkali bebas = x 100 %
= 0,064 %
N = 0,1 N
W = 5 gram
85
," $ , ,
Jumlah Alkali bebas = x 100 %
= 0,056 %
86
LAMPIRAN 14
Dokumentasi Penelitian
No Gambar Keterangan
1 Kulit durian
LAMPIRAN 15
No Gambar Keterangan
1 Peleburan asam stearat
3 Penambahan NaOH
89
LAMPIRAN 16
No Gambar Keterangan
1 Uji organoleptis Formula I
PENDIDIKAN
SD : SDN 03 Bongkok
SMP : SMP N 3 Tegal
SMA : SMA N 4 Tegal
D3 : Politeknik Harapan Bersama Tegal
Judul KTI : Pengaruh Minyak Kelapa, Minyak Jarak, Dan Minyak Zaitun
Terhadap Sifat Fisik Sediaan Sabun Padat Ekstrak Kulit Durian
(Durio zibethinus Murr).